IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo memiliki letak yang strategis. Kabupaten Sukoharjo berjarak sekitar 20 km dari kota Surakarta. Kecamatan Kartasura sendiri dikelilingi oleh jalan-jalan raya yang ramai dan padat, sehingga dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk mencari penghasilan. Kecamatan Kartasura juga merupakan salah satu kecamatan yang memiliki jumlah penduduk yang paling banyak diantara kecamatan lainnya yang ada di Sukoharjo. Menurut BPS Kabupaten Sukoharjo (2015), jumlah penduduk kecamatan Kartasura berjumlah 95.810 jiwa pada tahun 2014. Pemenuhan kebutuhan akan pangan terutama protein hewani merupakan hal yang mutlak harus dipenuhi oleh manusia, seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dari waktu ke waktu. Menu olahan bebek goreng di warung makan Sari Rasa Pak Ndut yang bervariasi diharapkan dapat memuaskan keinginan para penikmat bebek goreng. Warung Makan Bebek dan Ayam goreng Sari Rasa Pak Ndut didirikan pada tahun 1997 oleh bapak Mahmudi beserta istri. Usaha ini bermaksud untuk menambah penghasilan Pak Mahmudi yang bekerja sebagai pegawai negeri. Pada tahun 1997, beliau membuka warung makan ayam dan bebek goreng, untuk tempat warung makan bapak Mahmudi menyewa warung kecil di sebelah rumahnya. Warung makan tersebut diberi nama Bebek dan Ayam Goreng Pak Ndut. Jumlah bebek yang dipotong pada awalnya hanya beberapa ekor saja setiap hari karena sistem penjualan yang digunakan masih dari pintu ke pintu. Namun seiring dengan semakin berkembangnya usaha tersebut, beliau harus menjadikan rumahnya sebagai warung makan. Warung Makan Bebek dan Ayam Sari Rasa Pak Ndut memiliki visi “ To Be an International Company That Served Halal an Healthy Food to People Arraound The World”. Saat ini Warung Makan Bebek dan Ayam Pak Ndut memiliki 35 outlet yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia dan telah membuka 1 outlet di Singapura. Warung makan ini menyediakan menu olahan
30
31
bebek yang bervariasi diantaranya bebek lada hitam,bebek sangan, bebek ijo, bebek remuk bebek utuh, bebek asam manis ditambah dengan berbagai macam sambal dan lalapan. Upaya Warung Makan Bebek dan Ayam Sari Rasa Pak Ndut untuk mewujudkan visi di atas adalah dengan menetapkan beberapa misi diantaranya adalah menjaga kebersihan dan higienitas di semua area, meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan semua karyawan warung makan, mengamankan supply bahan baku, dan membangun sistem yang terintegrasi dari hulu sampai hilir. Jam operasional Warung Makan Bebek dan Ayam Goreng Sari Rasa Pak Ndut setiap hari mulai jam 09.00 WIB sampai dengan jam 21.00 WIB. Jam kerja karyawan sekitar 7 jam, sehingga sistem kerja dibagi menjadi dua shift (giliran), yaitu pada jam 09.00 WIB sampai 15.30 WIB dan jam 15.30 sampai dengan jam 21.00 WIB. Struktur organisasi Warung Makan Bebek dan Ayam Goreng Sari Rasa Pak Ndut dapat dilihat pada Gambar 1. Direktur
Franchise Acquisition Manager
Sales
Finance Admin Manager
Fullfillment Manager
Accounting
Admin
Human Resource Departmen t
Research and Development
Marketing
Gambar 1. Struktur Organisasi Warung Makan Bebek dan Ayam Goreng Sari Rasa Pak Ndut Berdasarkan Gambar 1 struktur organisasi Warung Makan Bebek Goreng Sari Rasa Pak Ndut saat ini Pak Mahmudi sebagai pemilik outlet, dan untuk bagian kantor ada direktur yang membawahi bagian
Franchise Acquisition
Manager, bagian sales dan marketing, Finance Admin Manager bagian accounting, Fulfillment manager bagian admin, Human Resources Departement dan Research and Development.
32
Daftar outlet warung makan bebek goreng Sari Rasa Pak Ndut di seluruh Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Daftar outlet warung makan bebek goreng Sari Rasa Pak Ndut No Lokasi Outlet/Cabang Alamat 1 Solo Jl. Abdul Muis no 324 Kepatihan Kulon, Jebres 2 Ungaran Jl. Diponegoro no 273 3 Rembang Jl. Diponegoro Komplek Taman Kartini 4 Bogor Jl. Pajajaran Indah 5 no 7 Bogor Timur 5 Depok Jl. Siliwangi no 11 Pancoran Mas 6 Bandung Jl, Sumatera no 31 7 Magelang Jl. Diponegoro no 273 8 Cikarang Jl Raya Industri no 183 B Pasir Gombong 9 Karawaci Jl. Florite No 56 Sumarecon, Serpong 10 Karawang Jl. AR. Hakim/Niaga blok A no 7 11 Cilegon Komplek Perumahan GM KS Blok F2 no 24 12 Lampung Jl. Jendral Gatot Subroto no 32 Pahoman 13 Jambi Jl. Empu Gandring no 74 Kebun Jeruk 14 Medan Jl. KH. Wahid Hasyim no78 Medan Baru 15 Tanjung Tabalong Jl. Mabuun Raya no 99 Kaliantan Selatan 16 Palangkaraya Jl. Pelita Raya Buntok, Barito Selatan 17 Pontianak Jl. Sultan Abdurahman no 118 18 Makassar Jl. Dr. Samratulangi Vigi no 72 19 Banjarmasin Jl. S. Parman, Banjarmasin, Kalimantan Selatan 20 Samarinda Jl. Teuku Umar no 8 Loa Bakung 21 Kebumen Jl. HM Sarbini no 101 Kebumen 22 Sidoarjo JL. Jati, Pondok Mutiara Blok L 21 23 Probolinggo Jl. Raya Banjarsari KM 89,2 24 Lamongan Jn. Jaksa Agung Suprapto no 47 A Lamongan 25 Surabaya Villa Bukit Mas RO 08 26 Purwokerto Jl. Suparno no771, Utara Perum Bumi Arca Indah 27 Singapura Lucky Plaza 304, Orchad Road 28 Bali Jl. Raya Puputan 80 Renon, Denpasar 29 Yogyakarta Jl. Damai 55 B Krikilan Sariharjo, Ngaglik 30 Malang Jl. Panglima Sudirman no 2 Kepanjen Malang 31 Bekasi Jl. Pekayon raya no 38 Bekasi Barat 32 Gresik Jl. Kalimantan no 70 GKB Gresik 33 Jakarta Jl. Kelapa Nias no 5A Kelapa Gading 34 Balikpapan Jl. Syarifuddin Yoes no 253 Sepinggan Baru 35 Pekanbaru Jl. Sisingamangaraja 103 Pekanbaru Sumber: Data sekunder, 2016
33
B. Karakteristik Responden 1. Usia Usia responden yang berkunjung pada warung makan bebek dan ayam goreng Sari Rasa Pak Ndut Kartasura dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Usia responden yang berkunjung di warung makan bebek dan ayam goreng Sari Rasa Pak Ndut Kartasura Rentang usia responden Jumlah (Orang) Persentase (%) (Tahun) 13-20 8 13,3 21-30 32 53,3 31-40 9 15 41-50 10 16,7 >50 1 1,7 Jumlah 60 100 Sumber: Data primer terolah, 2016 Usia merupakan salah satu faktor yang mampu mempengaruhi proses pembelian terhadap suatu produk, karakteristik ini penting diketahui oleh penjual untuk digunakan sebagai dasar menentukan segmentasi produk yang ditawarkan oleh warung makan. Berdasarkan Tabel 1, mayoritas pengunjung yang datang yaitu berusia 21-30 tahun. Hal ini disebabkan di sekitar wilayah warung makan banyak terdapat kantor sehingga pengunjung yang datang lebih banyak pada rentang usia 21-30 sebesar 53,3 persen. Menurut ( Hartono, 2011) kelompok usia 21-30 tahun tergolong usia produktif sehingga memerlukan kandungan nutrisi yang cukup bagi tubuh dan perlunya menjaga kesehatan. Usia responden di atas 45 tahun lebih sedikit dikarenakan pada usia ini seseorang lebih berhati-hati dalam memilih dan mengkonsumsi makanan yaitu lebih memilih makanan yang terbuat dari sayur-mayur. Salah satu upaya yang dilakukan Warung Makan Bebek dan Ayam Goreng Sari Rasa Pak Ndut menarik pengunjung terutama anak muda untuk datang antara lain dengan pilihan menu bebek dan sambal yang bervariasi 2. Jenis Kelamin Jumlah pengunjung pada warung makan bebek Sari Rasa Pak Ndut Kartasura dapat dilihat pada Tabel 3.
dan ayam goreng
34
Tabel 3. Jenis kelamin responden yang berkunjung di warung makan bebek dan ayam goreng Sari Rasa Pak Ndut Kartasura Jenis kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%) Laki-laki 33 55 Perempuan 27 45 Jumlah 60 100 Sumber: Data primer terolah, 2016 Berdasarkan jenis kelamin, responden yang cenderung lebih sering berkunjung ke warung makan Bebek dan Ayam Sari Rasa Pak Ndut yaitu responden berjenis kelamin laki-laki dengan prosentase sebesar 55 persen. Pengunjung perempuan yang datang ke warung makan Pak Ndut sebesar 45 persen. Menurut (Haliana, 2009 cit Melly, 2013) pola pikir antara laki-laki dan perempuan adalah berbeda, pada umumnya laki-laki lebih suka keluar dan
berkumpul
dengan
teman-temannya.
Laki-laki
mempunyai
kecenderungan untuk mengkonsumsi makanan dengan porsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan perempuan, hal ini terkait dengan perbedaan biologis di antara keduanya. Pengunjung laki-laki biasanya datang ke warung makan Pak Ndut secara berkelompok bersama teman maupun rekan kerjanya. 3. Pekerjaan Tabel 4 menunjukkan pekerjaan reponden yang datang di warung makan Sari Rasa Pak Ndut Kartasura. Tabel 4. Pekerjaan responden yang berkunjung di warung makan bebek dan ayam goreng Sari Rasa Pak Ndut Kartasura Pekerjaan Jumlah(orang) Persentase (%) Pelajar/mahasiswa 10 16,67 Ibu rumah tangga 2 3,33 Pegawai Negeri Sipil 6 10 Pegawai swasta 30 50 Wiraswasta 6 10 Buruh 2 3,33 Tenaga kesehatan 4 6,67 Jumlah 60 100 Sumber: Data primer terolah, 2016
35
Berdasarkan karakteristik pekerjaan responden, sebagian besar pekerjaan responden yang datang ke Warung Makan Pak Ndut adalah pegawai swasta yaitu sebesar 50 persen. Orang yang memiliki pekerjaan cenderung keadaan ekonominya lebih baik sehingga tidak kesulitan dalam melakukan pembelian. Sesuai dengan Kotler and Amstrong (2006) menyatakan keadaan ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan dan keputusan pembelian pada produk yang akan dibeli. Wilayah di sekitar lokasi warung makan terdapat banyak perkantoran sehingga pengunjung warung makan yang banyak datang adalah dari pegawai. Sebagian besar konsumen datang ke Warung Makan Pak Ndut pada saat jam makan, baik jam makan siang maupun jam makan malam. 4. Pendidikan Terakhir Tabel 5 menunjukkan pendidikan terakhir reponden yang datang di warung makan Sari Rasa Pak Ndut Kartasura. Tabel 5. Pendidikan terakhir responden yang berkunjung di warung Makan bebek dan ayam goreng Sari Rasa Pak Ndut Kartasura Pendidikan terakhir Jumlah (Orang) Persentase (%) SD 1 1,67 SMP 3 5 SMA 23 38,33 Diploma/akademi 2 3,33 S1 26 43,33 S2/S3 5 8,33 Jumlah 60 100 Sumber: Data primer terolah, 2016 Karakteristik konsumen berdasarkan pendidikan terakhir, diketahui bahwa sebagian besar konsumen yang datang ke Warung Makan Pak Ndut berpendidikan terakhir Sarjana dengan persentase 43,33 persen. Lulusan sarjana merupakan mayoritas responden di Warung Makan Pak Ndut. Pendidikan menentukan pola pikir konsumen tentang makanan. Hal ini sesuai dengan keadaan lokasi warung kantor-kantor.
Suhardjo
(1989)
makan yang berdekatan dengan
menyatakan
bahwa
orang
yang
berpendidikan tinggi biasanya akan memilih untuk mengkonsumsi makanan yang bernilai gizi tinggi sesuai dengan pangan yang tersedia dan kebiasaan
36
makan sejak kecil, sehingga kebutuhan gizinya tetap terpenuhi. Atmarita dan Fallah (2004)
menyatakan bahwa tingkat
pendidikan sangat
berpengaruh terhadap perubahan sikap dan perilaku hidup sehat. Tingkat pendidikan yang semakin tinggi akan memudahkan seseorang atau masyarakat untuk menyerap informasi dan mengimplementasikannya dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari, khususnya dalam kesehatan dan gizi. C. Analisis Data 1. Pengujian Instrumen Penelitian a. Uji Validitas Suatu instrumen penelitian dikatakan berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan jika sudah terbukti validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas digunakan untuk menguji apakah suatu alat ukur instrumen penelitian yaitu berupa kuisioner benar-benar mengukur apa yang sebenarnya yang ingin diukur. Pengambilan keputusan valid atau tidaknya suatu instrumen dilihat dari koefisien validitas yang tinggi sekitar ≥0,5 akan lebih diterima dan diangap memuaskan dan koefisien validitas kurang dari 0,3 biasanya dianggap tidak memuaskan (Azwar 1995). Pengujian validitas terhadap kuesioner, dibedakan menjadi 2 yaitu validitas faktor dan validitas item. Validitas faktor diukur apabila item yang disusun menggunakan lebih dari satu faktor (antara faktor satu dengan yang lain ada kesamaan). Pengukuran validitas faktor ini menggunakan cara mengkorelasikan antara skor faktor (penjumlahan item dalam satu faktor) dengan skor total faktor (total keseluruhan faktor). Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total (skor total), perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item. Pengujian validitas item apabila menggunakan lebih dari satu faktor dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor faktor,
kemudian dilanjutkan mengkorelasikan antara skor item dengan skor total faktor (penjumlahan dari beberapa faktor). Secara rinci hasil uji validitas dapat dilihat pada Tabel 6.
37
Tabel 6. Hasil Uji Validitas Variabel Butir pernyataan Produk 1 2 3 4 5 Harga 6 7 8 9 Tempat 10 11 12 13 Promosi 14 15 16 17 Sarana Fisik 18 19 20 21 Proses 22 23 24 25 Orang 26 27 28 29 Keputusan 30 pembelian 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Sumber: Data primer terolah, 2016
Jumlah r hitung 0,672 0,571 0,511 0,469 0,620 0,523 0,685 0,590 0,730 0,610 0,450 0,315 0,439 0,413 0,525 0,667 0,730 0,610 0,450 0,315 0,685 0,626 0,499 0,790 0,613 0,711 0,510 0,711 0,324 0,283 0,341 0,386 0,344 0,399 0,359 0,433 0,349 0,399 0,364
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
38
Berdasarkan tabel di atas untuk uji validitas dengan melakukan korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk semua variabel independen (produk, harga, tempat, promosi, sarana fisik, proses, dan orang) dan variabel dependen (keputusan pembelian) terlihat bahwa masing-masing indikator pertanyaan adalah valid dan memiliki nilai r lebih dari 0,3. b. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari suatu variabel. Suatu kuesioner
dikatakan
reliabel atau handal jika jawaban pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006). Hasil perhitungannya diukur dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha (α) > 0,6. Tabel 7 berikut menunjukkan hasil uji reliabilitas semua variabel. Tabel 7. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Koefisien Alpha Produk 0,688 Harga 0,718 Promosi 0,701 Tempat 0,773 Sarana Fisik 0,673 Proses 0,749 Orang 0,739 Keputusan pembelian 0,610 Sumber: Data primer terolah, 2016
Critical Value Keterangan 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6
Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menunjukkan hasil yang reliabel, dapat dilihat dari 39 pernyataan yang dibagi menjadi 8 kelompok yaitu produk, harga, promosi, tempat, sarana fisik, proses, orang dan keputusan pembelian. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 16.0 hasil menunjukkan bahwa reliabilitas masingmasing variabel menunjukkan angka yang lebih besar dari 0,6 maka kuesioner dinyatakan reliabel.
39
2. Analisis Kuantitatif a. Uji Normalitas Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik Kolmogrov-Smirnov (K-S) (Ghozali, 2005). Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis : 1. Ho : Data residual berdistribusi normal 2. Ha : Data residual tidak berdistribusi normal Nilai signifikansi > 0,05 dengan α = 5%, berarti distribusi data normal (Ho diterima), sebaliknya bila signifikansi < 0,05 dengan α = 5%, berarti distribusi data tidak normal (Ha diterima). Hasil uji normalitas terhadap nilai residual masing-masing model persamaan dengan program SPSS 16.0 diperoleh nilai probabilitas di atas 0,05 hal ini menunjukkan bahwa data berharga secara normal (p > 0,05). Secara rinci hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Variabel Signfikansi Residual
0,964
Kesimpulan Normal
Sumber: Data primer terolah, 2016 b. Analisis Regresi Berganda Analisis regresi linear berganda digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Perhitungan statistik dalam analisis regresi linear berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS for Windows versi 16.0. Ringkasan hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS dapat dilihat pada Tabel 9.
40
Tabel 9. Hasil Uji Regresi Berganda bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian Variabel Koefisien Std Error Pvalue Regresi Konstanta 20,120 4,051 0,000 Produk -0,351 0,237 0,146 Harga -0,086 0,215 0,692 Tempat -0,072 0,287 0,804 Promosi 0,691 0,319 0,035 Sarana Fisik 0,375 0,232 0,112 Proses 0,196 0,235 0,408 Orang 0,782 0,268 0,005 R 0,697 R-Squared 0,486 Adj. R-Squared 0,417 F-Hitung 7,033 Probabilitas 0,000 Sumber: Data primer terolah, 2016 Berdasarkan tabel tersebut dapat disusun persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y=20,122-0,351X1-0,086X2-0,072X3+0,691X4+0,375X5+0,196X6+0,782X7
Berdasarkan persamaan regresi linier berganda di atas dapat diuraikan sebagai berikut : a) Nilai konstanta bernilai positif, hal ini menunjukkan bahwa apabila variabel produk, harga, promosi, tempat, sarana fisik, proses dan orang
adalah nol maka besarnya Y (keputusan pembelian) sama
dengan konstantanya yaitu 20,120. b) Variabel produk (X1) berpengaruh negatif terhadap keputusan pembelian (Y) dengan nilai koefisien sebesar -0,351 artinya setiap kenaikan satu satuan produk maka pembelian akan turun sebesar -0,351 satuan dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap. c) Variabel harga (X2) berpengaruh negatif terhadap keputusan pembelian (Y) dengan nilai koefisien sebesar -0,086 artinya setiap kenaikan satu satuan harga maka pembelian akan turun sebesar
41
-0,086 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap. d) Variabel tempat (X3) berpengaruh negatif terhadap keputusan pembelian (Y) dengan nilai koefisien sebesar -0,072 artinya setiap kenaikan satu satuan tempat maka pembelian akan turun sebesar -0,072 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap. e) Variabel promosi (X4) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian (Y) dengan nilai koefisien sebesar 0,691 artinya setiap kenaikan satu satuan promosi maka
pembelian akan naik sebesar
0,691 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap. f) Variabel sarana fisik (X5) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian (Y) dengan nilai koefisien sebesar 0,375 artinya setiap kenaikan satu satuan sarana fisik maka pembelian akan naik sebesar 0,375 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap. g) Variabel proses (X6) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian (Y) dengan nilai koefisien sebesar 0,916 artinya setiap kenaikan satu satuan proses maka pembelian akan naik sebesar 0,916 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap. h) Variabel orang (X7) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian (Y) dengan nilai koefisien sebesar 0,782 artinya setiap kenaikan satu satuan orang maka pembelian akan naik sebesar 0,782 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap. c. Uji Asumsi Klasik 1)
Uji Multikolineritas Multikolinearitas merupakan pengujian apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen, jika
42
terjadi korelasi maka terdapat problem multikolinearitas. Model regresi yang baik tidak terjadi korelasi diantara variabel. Adanya multikolinearitas dapat dilihat pada nilai
Tolerance Value atau
Variance Inflation Factor (VIF). Tingkat korelasi <0,90 dapat dikatakan bahwa model yang diuji tidak mengindikasi terjadinya multikolonieritas (Ghozali, 2000). Hasil pengujian multikolinearitas pada penelitian ini adalah semua variabel bebas dari multikolineritas. Nilai tolerance pada produk, harga tempat, promosi, sarana fisik, proses dan orang secara berurutan menunjukkan nilai bebas dari multikolineritas yaitu 0,6994 ;0,633; 0,297; 0,000; 0,374; 0,300 dan 0,104. Sementara variabel promosi dianggap sebagai excluded variable dan secara otomatis tidak dimasukkan didalam pengujian oleh program SPSS pada uji multikolonearitas ini karena dianggap variabel tersebut dapat merusak model regresi yang ada atau variabel tersebut sudah diwakili oleh variabel independen lainnya. 2)
Uji Heteroskedasitas Ada tidaknya heteroskedastisitas di dalam suatu penelitian dapat menggunakan uji grafik Scatterplot (Ghozali, 2006). Hasil pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pada Gambar 2 G a m b a r 1 . Gambar 2. Hasil Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan grafik scatterplots di atas terlihat titik-titik menyebar secara acak (random) baik di atas maupun di bawah
43
angka 0 pada sumbu Y sehingga disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. 3) Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t–1 (sebelumnya). Nilai Nilai Durbin Watson dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Hasil Uji Autokorelasi DurbinDl Du 4-du
Kesimpulan
Watson 1,831
1,335
1,850
2,15
Tidak terjadi autokorelasi
Sumber: Data primer terolah, 2016 Berdasarkan Tabel 18 diketahui bahwa nilai Durbin Watson sebesar 1,831 berada diantara -2 dan +2 maka dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi. 4)
Uji Hipotesis 1) Uji F Pengujian F atau pengujian model digunakan untuk mengetahui apakah hasil dari analisis regresi signifikan atau tidak. H0 ditolak dan Ha diterima jika F hitung > F tabel dan H0 diterima dan Ha ditolak jika F hitung < F tabel. Hipotesis nol (H0) adalah semua parameter sama dengan nol sedangkan hipotesis alternatif (Ha) adalah tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol. Nilai uji statistik F dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Hasil Uji F/serempak bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian Model Sum of Df Mean F Sig. Squares Square Regression 176,521 7 25,217 7,033 ,000a Residual 186,462 52 3,586 Total 362,983 59 Sumber: Data primer terolah, 2016
44
Berdasarkan Tabel 10, nilai Fhitung sebesar 7,033. Nilai Ftabel (α=0,05; db regresi =7; db residual 52) adalah 2,29. Nilai Fhitung > Ftabel yaitu 7,033 > 2,99, maka model analisis regresi adalah signifikan. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel terikat (keputusan pembelian) dapat dipengaruhi secara signifikan oleh variabel bebas yaitu produk (X1), harga (X2), tempat (X3), promosi (X4), orang (X5), bukti fisik (X6) dan proses (X7). 2) Uji t Pengaruh masing-masing variabel independen (produk, harga, promosi, tempat, sarana fisik, proses, dan orang) terhadap keputusan pembelian konsumen dianalisis menggunakan uji t. Nilai uji t dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Hasil Uji t/parsial bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian Variabel thitung P value Nilai Keterangan ttabel Produk -1,477 0,146 2,001 Tidak signifikan Harga -0,398 0,692 2,001 Tidak signifikan Tempat -0,249 0,804 2,001 Tidak signifikan Promosi 2,165 0,035 2,001 Signifikan Sarana fisik 1,615 0,112 2,001 Tidak signifikan Proses 0,834 0,408 2,001 Tidak signifikan Orang 2,922 0,005 2,001 Signifikan Sumber: Data primer terolah, 2016 Berdasarkan Tabel 11 pengaruh dari setiap variabel independen dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Variabel Produk Variabel produk pada bebek goreng Sari Rasa Pak Ndut terhadap keputusan pembelian menunjukkan hasil yang tidak signifikan (P>0,05) yaitu 0,146, diartikan bahwa variabel produk tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Hal ini dikarenakan konsumen tidak terlalu mementingkan merek, kemasan dan rasa untuk menentukan pilihan makan di warung makan Sari Rasa Pak Ndut. Menurut Boyd et al., (2000),
45
keterlibatan konsumen dalam keputusan pembelian ada yang bersifat rendah. Sebagian konsumen menganggap produk atau jasa yang akan dibeli tidak perlu dikenali, sehingga konsumen tidak banyak melakukan pencarian informasi untuk melakukan pembelian. Informasi yang didapatkan tidak dinilai lebih lanjut dan dievaluasi, tetapi hanya dilihat sekilas dan akan selalu diingat. Produk bebek goreng Pak Ndut sudah mampu membangun citra
yang positif
bagi konsumen dengan
menciptakan kualitas dan rasa yang baik. Upaya yang dilakukan warung makan Pak Ndut untuk menciptakan citra positif bagi konsumen antara lain dengan menyediakan menu yang bervariasi dan menghidangkan bebek goreng secara higienis dan halal. b) Variabel Harga Variabel harga pada bebek goreng Sari Rasa Pak Ndut terhadap keputusan pembelian menunjukkan hasil yang tidak signifikan (P>0,05) yaitu 0,692 diartikan bahwa variabel harga tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Hal ini menunjukkan bebek goreng Sari Rasa Pak Ndut meskipun dipasarkan dengan harga cukup bersaing dengan bebek goreng lainnya, tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Unsur harga memberikan pengaruh yang relatif. Ada sebagian konsumen yang sensitif terhadap harga, akan tetapi ada juga yang tidak mempertimbangkan harga dalam pengambilan keputusan pembelian produk (Sangadji dan Sophiah, 2013). Kesesuaian harga dengan kualitas rasa masakan dan kualitas pelayanan merupakan salah satu kunci untuk memberikan kepuasaan bagi konsumen.
46
c) Variabel Tempat Variabel tempat pada bebek goreng Sari Rasa Pak Ndut terhadap keputusan pembelian menunjukkan hasil yang tidak signifikan (P>0,05) yaitu 0,804 diartikan bahwa variabel tempat tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Hal ini disebabkan karena tempat warung makan Sari Rasa Pak Ndut kurang memiliki fasilitas yang memadai antara lain yaitu tidak tersedianya tempat parkir yang memadai. Menurut Sulistyowati, 2004 cit Hartono (2011) menyatakan bahwa tersedianya sarana parkir yang memadai dan aman merupakan faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian suatu produk, karena hal ini dapat memberikan keamanan dan kenyamanan terutama dari gangguan pencurian atau perampokan. Bangunan yang nyaman dan bersih ikut berperan untuk memberikan kepuasaan bagi konsumen dalam menikmati makanan yang akan dibeli. d) Variabel Promosi Variabel promosi pada bebek goreng Sari Rasa Pak Ndut terhadap keputusan pembelian menunjukkan hasil
yang
signifikan (P<0,05) yaitu 0,035 diartikan bahwa variabel promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Hal ini disebabkan promosi yang dilakukan oleh warung makan Bebek Goreng Sari Rasa Pak Ndut berbagai macam dan dapat menarik hati konsumen, diantaranya dengan melalui pemasangan papan reklame di pinggir jalan, radio dan facebook. Selain itu promosi penjualan dilakukan dengan memberikan potongan harga atau menu paket hemat.
Ferrinadewi, (2008) menyatakan bahwa
iklan dan kemasan memiliki dua peran penting yaitu untuk menarik perhatian dan menyampaikan pesan produk kepada konsumen. Ketika konsumen telah memiliki rasa tertarik dengan kategori produk yang ditawarkan, maka pemasar tidak akan
47
menemukan kesulitan berarti dalam rangka menarik perhatian konsumen karena pada umumnya dalam kondisi ini konsumen telah dalam kondisi mental yang siap menerima berbagai informasi yang hendak disampaikan. e) Variabel Sarana Fisik Variabel sarana fisik pada bebek goreng Sari Rasa Pak Ndut terhadap keputusan pembelian menunjukkan hasil yang tidak signifikan (P>0,05) yaitu 0,112 diartikan bahwa variabel sarana fisik tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Hal ini dikarenakan fasilitas pendukung pada warung makan kurang tersedia dengan baik seperti misalnya wastafel yang jumlahnya kurang dan tidak tersedianya toilet. Menurut Zeithaml et al., (2009) menyatakan bahwa sarana fisik merupakan suatu hal yang nyata turut mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk jasa yang ditawarkan, unsurunsur yang termasuk dalam sarana fisik antara lain lingkungan fisik,
dalam dalam
hal
ini bangunan fisik,
peralatan,
perlengkapan, logo, warna, layout dan barang-barang lainnya yang disatukan dengan pelayanan yang diberikan. f) Variabel Proses Variabel proses pada bebek goreng Sari Rasa Pak Ndut terhadap keputusan pembelian menunjukkan hasil yang tidak signifikan yaitu (P>0,05) yaitu 0,408 diartikan bahwa variabel proses tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Konsumen warung makan bebek goreng Sari Rasa Pak Ndut tidak terpengaruh oleh adanya kesalahan kecil dalam proses pemesanan sampai penyajian makanan. Menurut Lovelock et al., (2010) kesan pertama dalam suatu penyajian jasa menjadi hal yang penting, karena dapat mempengaruhi evaluasi konsumen terhadap kualitas jasa selanjutnya. Konsumen tidak akan menggunakan lagi jasa tersebut apabila ada beberapa hal
48
yang tidak berjalan dengan baik di awal. Sebaliknya, apabila langkah pertama berjalan dengan baik, tingkat toleransi pelanggan dapat meningkat sehingga mereka nantinya lebih bersedia untuk mengabaikan kesalahan kecil dalam kinerja jasa tersebut. Konsumen akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menikmati suatu jasa apabila terjadi suatu kesalahan kecil pada proses penyajian jasa tersebut. g) Variabel Orang Variabel orang pada bebek goreng Sari Rasa Pak Ndut terhadap keputusan pembelian menunjukkan hasil
yang
signifikan (P<0,05) yaitu 0,005 diartikan bahwa variabel orang berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Warung Makan Bebek Goreng Sari Rasa Pak Ndut
menerapkan
seleksi,
pelatihan dan motivasi kepada karyawan secara baik sehingga mendapatkan karyawan yang dapat memuaskan keinginan konsumen bebek goreng serta berkinerja baik. Kerapihan pakaian, keramahan dan kecekatan karyawan merupakan beberapa hal yang diperhatikan oleh konsumen untuk meilai apakah karyawan tersebut berkinerja baik atau tidak. Menurut Yazid (2001), orang (people) adalah semua pelaku yang memainkan
sebagian
penyajian
jasa
sehingga
dapat
mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen orang ini mencakup personel perusahaan, konsumen, dan konsumen lain dalam lingkungan jasa. Lupiyoadi (2001), menyatakan bahwa dalam hubungannya dengan pemasaran jasa, maka people berfungsi sebagai service provider sangat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Keputusan dalam people ini berarti sehubungan dengan seleksi, training, motivasi, dan manajemen sumber daya manusia.
49
3) Uji Koefisien Determinasi (R2) Besar kontribusi variabel bebas produk (X1), harga (X2), tempat (X3), promosi (X4), bukti fisik (X5), proses (X6), orang (X7) terhadap variabel terikat (keputusan pembelian) dapat dilihat pada nilai R2 seperti dalam Tabel 11. Tabel 11. Hasil Uji R Square Adjusted R Model R R Square Square a 1 ,697 ,486 ,417 Sumber: Data primer terolah, 2016
Std. Error of the Estimate 1,894
Berdasarkan analisis pada Tabel 20 diperoleh hasil R2 (koefisien determinasi) sebesar 0,486. Artinya bahwa 48,6% variabel keputusan pembelian
akan dipengaruhi oleh variabel
bauran pemasaran (produk, harga, tempat, promosi, sarana fisik, proses dan orang) sedangkan sisanya 51,4% variabel keputusan pembelian akan dipengaruhi oleh variabel-variabel yang lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Selain koefisien determinasi juga didapat koefisien korelasi yang menunjukkan besarnya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Nilai R sebesar 0,697 nilai korelasi ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat termasuk kategori kuat karena berada pada rentang 0,6 – 0,8 dan bersifat positif, artinya jika variabel bauran pemasaran semakin ditingkatkan kualitasnya maka keputusan pembelian juga akan mengalami peningkatan.