30
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum PB. Sugih Mukti 4.1.1 Sejarah Perkembangan PB. Sugih Mukti Perusahaan Beras Sugih Mukti merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan beras Cianjur. Aktivitasnya yaitu mengolah gabah kering menjadi beras yang siap untuk menjadi panganan pokok. Usaha jual dan beli beras sudah dijalani Bapak H. Yayan sebagai seorang pendiri perusahaan ini sejak 30 tahun yang lalu. Awal dirintisnya usaha ini, pendiri belum memiliki pabrik pengolahan pribadi. Produksi dilakukan dengan cara membayar jasa penggilingan pada pabrik beras milik orang lain. Hasilnya kemudian dijual kepada pengecer dan konsumen akhir. Seiring dengan berkembangnya usaha dan permintaan konsumen semakin meningkat, serta mengingat biaya penggilingan yang semakin mahal. Maka untuk memperkecil biaya produksi Bapak H. Yayan berinisiatif untuk mendirikan pabrik penggilingan beras sendiri kemudian pada tahun 1995 berdirilah sebuah pabrik beras yang diberi nama Perusahaan Beras Sugih Mukti dengan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dari Departemen Perdagangan dan Koperasi dengan nomor SIUP: 3537/3452/PK/10/7/E/82. Di tengah banyaknya perusahaan yang sejenis di bidang ini, berkat kerja keras pemiliknya perusahaan sampai saat ini masih berproduksi dengan baik. Omset yang diperoleh dalam satu bulan mencapai Rp 250.000.000,- sampai dengan Rp 340.000.000,- atau setara dengan 40.000 kilogram beras dalam setiap bulannya. 4.1.2 Visi dan Misi PB. Sugih Mukti Visi PB. Sugih Mukti yaitu memproduksi beras yang bermutu dan berkualitas tinggi. Sedangkan Misi perusahaan adalah: 1) Menjadi pemimpin pasar dalam industri beras Cianjur. 2) Mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk.
31
4.1.3 Lokasi Perusahaan Perusahaan Beras Sugih Mukti berlokasi di Desa Cikondang, Kecamatan Cibeber, Kabupten Cianjur. Kecamatan Cibeber adalah salah satu kawasan di Kabupaten Cianjur yang sebagian besar lahannya dipergunakan untuk pesawahan. Luas lahan persawahannya sekitar 3.198 ha, kedua terbesar adalah Kecamatan Warung Kondang 2.985 ha (www.cianjurkab.go.id. 07 Januari 2010). Keadaan seperti ini sangat mendukung perusahaan dalam mendapatkan gabah yang diperlukan sebagai bahan utama untuk diolah menjadi beras. Letak perusahaan yang berlokasi tidak jauh dari pusat kota Cianjur akan mempermudah perusahaan dalam menditsribusikan berasnya dan mudah dijangkau oleh konsmuen yang tidak tahu di mana perusahaan ini berada. 4.1.4 Struktur Organisasi Perusahan Beras Sugih Mukti tidak memiliki struktur organisasi secara baku dan resmi. Pembagian tugasnya belum jelas, karyawan bekerja sesuai perintah pemilik perusahaan atau supervisor. Jika digambarkan struktur organisasinya dapat dilihat pada Gambar 3 di bawah ini. Pemilik Perusahaan
Supervisor
Bagian Pengeringan
Bagian Penggilingan
Grading dan Pembersihan
Bagian Pengepakan
Pembelian & Penjualan
Keuangan
Gambar 3. Strkutur Oganisasi (Sumber PB. Sugih Mukti, 2010) Jika dilihat dari struktur organisasi di atas, kekuasaan tertinggi dipegang oleh pemilik perusahaan. Pemilik perusahaan melakukan beberapa tugas yang penting dalam perusahaan, seperti memutuskan keputusan yang penting bagi perusahaan, pencatatan keuangan mengenai
Pengirirman
32
pemasukan dan pengeluaran perusahaan, melakukan pembelian padi kepada para tengkulak padi dan petani, transaksi penjualan dengan para pengecer, sampai kegiatan pemasaran yang masih dilakukan secara sederhana. Dalam mengelola perusahaan, pemilik dibantu oleh seorang supervisor yang bertugas untuk mengawasi dan mengontrol jalannya atau aktivitas perusahaan PB Sugih Mukti memiliki 10 orang karyawan yang keseluruhannya merupakan karyawan tetap, yang terdiri dari 4 orang karyawan perempuan dan 6 orang karyawan laki-laki. Pengeringan dilakukan oleh 4 orang tugasnya yaitu mengeringkan gabah yang akan digiling. Penggilingan biasanya dilakukan oleh 3 orang, kegiatan yang dilakukunnya adalah perontokan padi, pembersihan gabah kotor, pemecahan kulit, pemisahan pesak, pemisahan gabah dan penyosohan. Semua kegiatan tersebut dilakukan dengan alat. Grading dilakukan oleh satu orang, memisahkan beras kepala, beras patah dan menir dengan menggunakan alat ayakan. Setelah itu beras dipilih kembali untuk dibersihkan dari kotoran-kotoran yang masuk ke dalam beras.kegiatan ini dilakukan secara manual oleh karyawan perempuan. Setelah beras bersih kemudian beras dikemas dan didistribusikan hingga sampai ditangan konsumen. Spesialisasi kerja belum ada sehingga para karyawan bekerja sesuai dengan perintah pemilik perusahaan. 4.1.5 Produk Perusahaan Beras Sugih Mukti Perusahaan beras Sugih Mukti menggiling beberapa jenis gabah yang akan menghasilkan beberapa varietas beras yang berbeda pula. Dalam Tabel 8 dijelaskan jenis gabah dan beras yang dihasilkan PB. Sugih Mukti. Tabel 8. Jenis-jenis gabah dan beras yang dihasilkan Jenis Gabah
Padi Bulu Padi Segon
Beras yang Dihasilkan
Pandan Wangi Setra Ramos
Sumber : PB. Sugih Mukti, 2010.
Kapasitas Produksi Perusahaan (ton per bulan) 10 30
33
Kualitas gabah sangat menentukan kualitas beras yang dihasilkan dari proses penggilingan. Gabah yang kering dan berkualitas akan menghasilkan beras yang berkualitas dan menguntungkan perusahaan. Gabah yang berkualitas baik untuk setiap 100 kilogram gabah akan menghasilkan sebanyak 65 kilogram beras. Sedangkan gabah yang kurang baik untuk setiap 100 kilogram gabah akan hanya menghasilkan 50 kilogram beras bahkan kurang. Oleh karena itu perusahaan harus teliti dalam memilih gabah yang dibeli dari para tengkulak dan petani. Setelah gabah melalui beberapa proses produksi, maka akan menghasilkan jenis-jenis beras yang akan dijual ke para pengecer dan konsumen langsung. Diantara beras yang dihasilkan PB. Sugih Mukti terdapat pada Tabel 9. Tabel 9. Jenis-jenis beras yang diproduksi PB. Sugih Mukti Kualitas No.
Nama Beras
1
Kepala Pandan Wangi Asli
2
Super Pandan Wangi Asli
3
Kepala Pandan Wangi Campur
4
Super Pandan Wangi Campur
5
Kepala Setra Ramos
6
Super Setra Ramos
7
Gitai/menir
Sumber: PB. Sugih Mukti, 2010. 4.1.6 Proses Produksi Untuk menghasilkan beras yang diinginkan dan berkualitas, gabah harus melalui beberapa proses produksi. Setelah melalui beberapa proses produksi seperti di bawah ini maka beras siap untuk dijual dan didistribusikan. Pada Gambar 4 di jelaskan tahapan-tahapan dalam pengolahan beras.
34
Proses
Keterangan
Pengeringan
Proses mengurangi kadar gabah hasil panen untuk keperluan simpan atau giling. Pengeringan dilakukan di pelataran pabrik selama 1 sampai 2 hari.
Perontokan padi
Alat yang digunakan adalah rontogan; bahannya gabah, padi gedengan, “hencak”; sehingga dihasilkan gabah kotor (kotoran: potongan merang, kerikil, bubuk jenteng, pasir, paku/logam, dan lain-lain).
Pembersihan gabah kotor
Alat yang digunakan adalah ayakan goyang (paddy cleaner/ hongkwl gabah), saringan kasar (batu, kerkil, paku, dan lain-lain), saringan halus (pasir) serta penarik logam; bahannya gabah kotor; sehingga dihasilkan gabah bersih.
Pemecahan kulit (husking)
Alat yang digunakan adalah pemecah kulit tipe silinder; bahannya gabah; sehingga dihasilkan beras pecah kulit, sebagian kecil gabah utuh yang lolos, lolosan (pesak halus bercampur dedak dan menir), serta sekam.
Pemisahan pesak
Alat yang digunakan adalah husk separator (hongkwl pesak), saringan pesak, dan saringan lolosan; bahannya beras pecah kulit, sekam, lolosan; sehingga dihasilkan beras pecah kulit bersih, dan gabah.
Pemisahan gabah (paddy separation).
Alat yang digunakan adalah paddy separator atau disebut gedongan; prinsipnya adalah perbedaan bobot jenis antara beras pecah kulit dan gabah, serta kehalusan permukaan gabah dan beras pecah kulit. Pada permukaan miring, beras pecah kulit akan cepat turun, sementara gabah terdesak ke atas; dibuat kamar-kamar.
Penyosohan
Alatnya adalah mesin penyosoh (rice polisher), mesin I (penyosohan I), mesin II (penyosohan II), alat terdiri dari batu penyosoh (batu amaril) dan lempengan karet, karena ada gesekan antara beras dengan batu, lempengan karet, dan antara sesama beras maka beras akan tersosoh; bahannya adalah beras pecah kulit; sehingga dihasilkan beras sosoh, dedak (mesin sosoh I),bekatul (mesin sosoh II); dedak dan bekatul langsung dipisahkan dengan aspirator.
Grading
Alat yang digunakan adalah ayakan beras (honkwl beras); untuk memisahkan beras kepala, beras patah dan menir.
Pembersihan
Setelah proses pengayakan (grading) beras dibersihkan dari berbagai kotoran seperti batu, kutu, dan gabah yang tidak tergiling. Proses ini dilakukan secara manual.
Pengepakan
setelah beras dibersihkan dari berbabagai kotoran beras dimasukan kedalam kemasan yang berlogo. Ada tiga pilihan kemasan yaitu, 5 kg, 25 kg, dan 50 kg.
Gambar 4. Tahap-tahap Pengolahan Beras (Sumber: PB. Sugih Mukti, 2010)
35
4.1.7 Pemanfaatan Limbah Limbah yang dihasilkan dari proses produksi terdri dari dua jenis yakni sekam dan dedak. Limbah ini dapat dimanfaatkan untuk industri lain. Perusahaan biasanya menjual kedua limbah ini kepada peternakan ayam yang sudah menjalin kerjasama. Sekam
digunakan sebagai
pelindung agar telur dalam peti tidak mudah pecah. Sedangkan dedak digunakan untuk pakan ayam. 4.2. Segmentation, Targetting, Poositioning PB. Sugih Mukti 4.2.1 Segmentasi (Segmetation) Perusahaan Untuk
menciptakan
dan
bersaingnya, perusahaan perlu memilih
mempertahankan
keunggulan
pasar sasaran
yang akan
dilayaninya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki perusahaan. Dalam memasarkan produknya PB. Sugih Mukti memilih segmen pemasarannya yaitu mayarakat dari kalangan menengah ke atas dengan penghasilan minimal Rp 1-2 juta ke atas. Mengingat kualitas dan harga beras yang dijual di atas harga beras curah. 4.2.2 Sasaran (Targetting) Perusahaan Setelah perusahaan mengidentifikasi peluang segmen pasarnya, tahap selanjutnya adalah mengevaluasi beragam segmen dan memutuskan berapa banyak yang akan dibidik. Sasaran perusahaan dalam memasarkan produknya yaitu konsumen langsung yaitu untuk konsumsi rumah tangga dan perusahaan penggecer beras. 4.2.3 Posisi (Potioning) Perusahaan Setelah dilakukan penetuan pasar sasaran, langkah selanjutnya adalah penetuan pasar. Penetuan posisi (positioning) merupakan tindakan untuk merancang penawaran dan citra perusahaan agar menempati suatu posisi kompetitif yang berarti dan berbeda dalam benak pelanggan dan sasarannya. Penentuan posisi pasar menunjukan bagaimana produk atau merek dibedakan dari para pesaingnya. Saat ini positioning perusahaan yaitu sebagai perusahaan beras yang memproduksi beras berkualitas, tanpa bahan kimia tambahan dan bersih dari berbagai kotoran.
36
4.3. Analisis Lingkungan Perusahaan Analisis lingkungan perusahaan bertujuan untuk mengidentifikasi lingkungan perusahaan baik secara internal maupunn secara eksternal. Hasil dari analisis lingkungan perusahaan ini akan menghasilkan faktorfaktor lingkungan internal dan eksternal yang berpengaruh dalam perumusan strategi. 4.3.1 Analisis Lingkungan Internal Lingkungan internal meliputi faktor-faktor di dalam perusahaan yang dapat memberikan informasi mengenai kekuatan dan kelemahan perusahaan. Adapun faktor-faktor internal yang dianalisis meliputi aspek pemasaran, keuangan dan akuntansi, produksi dan operasi, dan sumber daya manusia. 4.3.1.1 Pemasaran Aspek pemasaran terkait dengan bauran pemasaran, yaitu aspek produk, harga, distribusi, dan promosi. Berikut merupakan analisis bauran pemasaran Perusahaan Beras Sugih Mukti: a) Produk Produk beras yang dihasilkan PB. Sugih Mukti pada dasarnya terdiri dari dua jenis beras yakni jenis beras pandanwangi dan setra ramos. Kedua jenis beras ini menjadi beras andalan dan khas dari Cianjur. Kedua jenis beras ini memiliki ciri-ciri yang berbeda. Beras pandanwangi memiliki ciri, berbau wangi pandan yang menyengat, serta bentuknya agak bulat lonjong. Sedangkan beras setra ramos mempunyai ciri, bau wanginya tidak begitu menyengat dan bentuk panjang agak pipih. Kualitas beras yang baik dapat dilihat dari, beras bersih dari berbagai kotoran (batu, cangkang gabah, dan beras yang berwarna hitam), bentuknya tidak patah-patah, tidak menggunakan bahan kimia yang berbahaya. PB. Sugih Mukti berusaha agar produk yang dihasilkannya berkualitas baik dan tidak menggunakan bahan tambahan kimia yang berbahaya. Hal ini dilakukan perusahaan agar mampu memberikan kepuasan bagi pelanggannya dan mampu bersaing dengan para pesaingnya.
37
b) Harga Penetapan harga yang dilakukan perusahaan berdasarkan penetapan harga sesuai harga berlaku di pasar beras. Hal ini dilakukan karena harga beras mengikuti harga pasar yang berlaku yang cukup bersaing. Sistem pembayaran yang digunakan adalah dengan dua cara yakni, pertama pembayaran secara langsung tunai. Dibayar bersamaan ketika barang dikirim. Kedua pembayaran secara kredit yaitu pembayaran yang hanya dilakukan pada pelanggan
tertentu yang mempunyai
hubungan kerabat yang dekat dengan pemilik perusahaan. Pada Tabel 10 di bawah ini adalah penetapan harga beras pada PB. Sugih Mukti. Tabel 10. Daftar harga produk beras PB. Sugih Mukti 2010 Kualitas No. 1 2 3 4 5 6
Jenis Beras Kepala Pandan Wangi Asli Super Pandan Wangi Asli Kepala Pandan Wangi Campur Super Pandan Wangi Campur Kepala Setra Ramos Super Setra Ramos
Harga/kg Rp 11.000,Rp 10.000,Rp 9.000,Rp 8.500,Rp 5.800,Rp 5.600,-
Sumber: PB. Sugih Mukti, Desember 2009. c) Distribusi Distribusi merupakan kegiatan untuk menyalurkan, mengirimkan, serta menyampaikan beras kepada konsumen. Saluran distribusi yang dilakukan perusahaan ditempuh dengan cara dua saluran distribusi. Pertama, saluran nol-tingkat di mana beras yang dihasilkan oleh perusahaan langsung dijual kepada konsumen akhir. Kedua, saluran satu tingkat di mana beras yang dihasilkan dijual kepada pengecer untuk dijual kembali kepada konsumen akhir. Teknik distribusi yang dilakukan adalah dengan mengantarkan beras yang telah dipesan oleh konsumen atau perusahaan pemesan. Sampai saat ini beras yang diproduksi telah didistribusikan ke beberapa kota besar yakni Jakarta dan sekitarnya, Bogor, Bandung dan pernah menerima pesanan dari Bangka Belitung. Untuk distribusi produk tersebut perusahaan memiliki dua armada transportasi yaitu mobil pick up L300 untuk pengiriman di bawah 2 ton dan truk untuk pengriman di atas 2,5 ton. Adapun resiko pengiriman ditanggung oleh perusahaan. Letak perusahaan
38
yang berada di lintasan Kota Jakarta dan Bandung memberikan kemudahan dalam mendistribusikan produknya. d) Promosi Sampai saat ini perusahaan belum melakukan suatu kegiatan promosi yang signifikan. Selama ini perusahaan dikenal hanya melalui mulut ke mulut Hal ini dikarenakan keterbatasan anggaran perusahaan untuk alokasi promosi. Kegiatan promosi yang dilakukan hanya sebatas menggunakan logo pada kemasan beras seperti pada Gambar 5.
Gambar 5. Logo Kemasan Beras PB. Sugih Mukti 4.3.1.2 Keuangan dan Akuntansi Dalam menjalankan suatu perusahaan, masalah permodalan sangat penting. Usaha pengolahan beras ini memerlukan biaya yang cukup tinggi baik untuk pendirian, pembelian barang modal, maupun biaya operasional sehingga diperlukan biaya yang cukup besar. Investasi awal perusahaan untuk mendirikan pabrik adalah sebesar Rp 335.000.000 sedangkan dana yang berasal dari pemilik, yakni sebesar Rp 235.000.000. Sehingga untuk menutupi kekurangan tersebut perusahaan melakukan pinjaman sebesar Rp 150.000.000 dari Bank Jabar setempat. Daftar investasi persahaan dapat dilihat pada Tabel 11.
39
Tabel 11. Investasi awal PB. Sugih Mukti Tahun 1995 No 1. 2. 3. 4. 4. 5. 6. 7. 8.
Jenis Investasi Penggerak mesin Rontogan Mesin pemecah kulit padi (husking) Mesin pemisah pesak Mesin penyosoh padi (rice polisher) Mesin Grading Alat-alat pembantu Tanah dan Bangunan Alat transportasi (truk dan pick-up) TOTAL
Harga (Rp) Rp 9.700.000,Rp 4.500.000,Rp 1.750.000,Rp 500.000,Rp 1.750.000,Rp 500.000,Rp 3.000.000,Rp 83.300.000,Rp 230.000.000,Rp 335.000.000,-
Sumber: PB Sugih Mukti, 1995. Untuk
memantau
keuangan
maka
perusahaan
melakukan
pencatatan akuntansi mengenai laporan keuangan PB. Sugih Mukti. pencatatan dilakukan langsung oleh pemilik perusahaan dan dilakukan dengan sangat sederhana. Pencatatan dengan menggunakan komputer belum dilakukan perusahaan. Adapun alat-alat yang digunakan dalam proses pencatatan ini berupa buku keuangan yang berisi data pengeluaran dan pemasukan perusahaan, faktur penjualan, dan kalkulator. Dari data keuangan perusahaan pada Tabel 12 dapat dilihat bahwa pada umumnya keadaan keuangan perusahaan stabil. Pada bulan Agustus 2009 terjadi peningkatan permintaan yang sangat drastis yakni sebanyak 57 ton, dikarenakan pada bulan tersebut perusahaan menerima pesanan dari salah satu Badan Amil Zakat. Kemudian pada bulan Desember 2009 dan Januari 2010 terjadi lonjakan harga beras. Hal ini disebabkan harga gabah yang terus melonjak. Lonjakan harga beras ini disebabkan beberapa faktor, diantaranya: gagal panen, meningkatnya harga benih, harga pupuk, dan pestisida. Ketika harga gabah meningkat maka permintaan akan beraspun meningkat. Karena pasokan beras menjadi berkurang.
40
Tabel 12. Data keuangan PB. Sugih Mukti bulan April 2009 – Februari 2010 Bulan
Penerimaan (Rp)
April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari
248.800.000 248.800.000 248.800.000 248.800.000 340.000.000 248.800.000 248.800.000 248.800.000 255.200.000 292.800.000 292.800.000
Kuantitas Beras (ton) 40 40 40 40 57 40 40 40 40 40 40
Pembelian Gabah (Rp) 192.000.000 192.000.000 192.000.000 192.000.000 309.000.000 206.920.000 206.920.000 206.920.000 214.920.000 248.000.000 248.000.000
Kuantitas Gabah (ton) 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
Biaya Operasional (Rp) 6.920.000 6.920.000 6.920.000 6.920.000 6.920.000 6.920.000 6.920.000 6.920.000 6.920.000 7.920.000 7.920.000
Sumber: PB. Sugih Mukti, 2009-2010. 4.3.1.3 Produksi dan Operasi Kegiatan produksi dan operasi berjalan efektif dan efisien sehingga dapat menciptakan dan menambah kegunaan barang dan jasa yang dikonsumsi serta untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan perusahaan. Adapun proses produksi untuk mengolah gabah menjadi beras yang berkualitas ada beberapa tahap yakni proses pengeringan, perontokan padi, pembersihan gabah kotor, pemecahan kulit (husking), pemisahan gabah (paddy separation), penyosohan, grading, pembersihan dan pengepakan. Tempat untuk kegiatan operasi telah ditata dengan baik sehingga proses produksi dari satu tahap ke tahap selanjutnya lebih efisien. Perusahaan telah memiliki mesin dan peralatan yang menunjang kegiatan operasionalnya yakni berupa mesin rontogan, sosohan, grading, dan sebagainya. Semua mesin tersebut beroperasi dengan menggunakan Bahan Bakar Minyak Solar. Perusahaan melakukan berbagai perawatan secara rutin setiap satu bulan sekali. Sehingga walaupun sudah berusia belasan tahun, mesin masih dapat bekerja dengan baik. Saat ini kapasitas produksi perusahaan mencapai 2000 kg beras perhari. 4.3.1.4 Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan komponen yang sangat penting bagi kemajuan perusahaan. Saat ini perusahaan memiliki 10 orang
41
karyawan dan 1 orang supervisor. Karyawan ini umumnya adalah warga di sekitar lokasi perusahaan. Perekrutan karyawan tidak memerlukan syarat yang sulit, meskipun demikian sebagian besar karyawan sudah berpengalaman minimal 20 tahun bekerja dalam bidang pengolahan beras. Jam kerja karyawan adalah mulai dari pukul 07.00 sampai dengan pukul 16.30 dengan hari kerja 6 hari dalam satu minggu, libur pada hari Jum’at. Dalam menjalankan tugas seorang karyawan, perusahaan belum melakukan pembagian kerja yang jelas. Setiap pekerjaan dapat dilakukan oleh karyawan mana saja sesuai dengan perintah pemilik perusahaan. Upah untuk seluruh karyawan dibayarkan setiap satu minggu sekali yakni pada hari Kamis dengan tingkat upah Rp 50.000,-/hari untuk seorang supervisor dan
Rp 25.000,-/ hari untuk karyawan laki-laki dan
Rp 16.000,-/hari untuk karyawan perempuan. Disamping itu karyawan diberikan biaya transport sebesar Rp 4.000,-/hari serta pemberian makan siang dari perusahaan. Selain upah karyawan yang rutin perusahaan pun memberikan beberapa bonus tambahan, diantaranya: THR pada hari raya Idul Fitri dan berwisata bersama pemilik perusahaan setiap satu tahun sekali.kegiatan ini dilakukan agar tercipta hubungan yang baik antara pemilik perusahaan dan karyawan. Berdasarkan analisis internal dapat disimpulkan beberapa poin penting yang menjadi faktor sukses untuk dianalisis dalam matriks IFE. Seperti yang terdapat dalam Tabel 13 di bawah ini. Tabel 13. Analisis IFE PB. Sugih Mukti Faktor Internal Pemasaran
Keuangan akuntansi
Kekuatan Lokasi yang strategis. Kualitas beras terjaga.
dan
Produksi dan Operasi Sumber Manusia
1. 2.
Daya
1. Teknologi yang digunakan sudah canggih. 1. Hubungan yang terjalin baik antara seluruh pihak yang berkepentingan.
Sumber: PB. Sugih Mukti, 2010.
kelemahan 1. Tidak terdapat papan nama yang jelas. 2. Sistem promosi masih kurang. 1. Sistem keuangan masih dilakukan secara manual.
1. Belum tedapat pembagian kerja
42
4.3.2 Analisis Lingkungan Eksternal Lingkungan eksternal meliputi faktor didalam perusahaan yang dapat memberikan informasi mengenai peluang dan ancaman bagi perusahaan. Adapun faktor-faktor eksternal yang dianalisis meliputi lingkungan jauh dan lingkungan industri. a. Lingkungan Jauh Lingkungan jauh merupakan situasi dan kondisi yang berada di luar perusahaan secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi perusahaan. 1) Lingkungan Politik Dalam menjalankan suatu bisnis, tidak lepas dari suatu intervensi pemerintah sebagai pembuat peraturan, undang-undang dan kebijakan lainnya. Aturan tersebut dibuat untuk mendisiplinkan cara pelaku bisnis agar tidak bertentangan dengan kepentingan dan kesejahteraan umum. Sedangkan situasi yang kondusif diharapkan oleh suatu perusahaan untuk kelancaran usaha mereka. Peraturan pemerintah menerapkan bahwa setiap perusahaan yang didirikan harus memiliki izin pendirian usaha atau disebut dengan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP). PB. Sugih Mukti telah memiliki izin mendirikan usahanya dari Departemen Perdagangan dan Koperasi dengan nomor SIUP: 3537/3452/PK/10/7/E/82 sehingga dengan demikian setiap tahunnya perusahaan harus membayar pajak sebesar yang telah ditentukan. 2) Lingkungan Ekonomi Lapangan pekerjaan penduduk Kabupaten Cianjur di sektor pertanian yaitu sekitar 62.99 %. Sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yaitu sekitar 42,80 persen. Sektor lainnya yang cukup banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor perdagangan dan jasa yaitu sekitar 14,60 persen. dan pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) 30 persen. Luas persawahan secara keseluruhan di Kabupaten Cianjur mencapai 63.299 hektar, dengan produksi 688.749 ton untuk padi unggul nasional, dan 28.307 ton untuk padi Pandan Wangi. Menjadikan Kabupaten Cianjur sebagai pemasok
43
penting komoditi beras untuk kota-kota besar di kawasan tersebut. Oleh karena itu Cianjur dikenal sebagai salah satu kota lumbung padi di Jawa barat. Disamping itu keadaan ekonomi nasional pun berpengaruh terhadap perusahaan. Keadaan ekonomi yang baik akan mendorong perkembangan suatu industri, sementara keadaan ekonomi yang kacau akan berimbas pada kenaikan BBM. Jika hal itu terjadi maka akan berpengaruh terhadap kenaikan biaya operasional perusahaan dan biaya transportasi. Mengingat semua mesin yang digunakan perusahaan menggunakan BBM solar sebagai energi penggerak. 3) Lingkungan Teknologi Teknologi merupakan faktor yang terpenting untuk kemajuan perusahaan. Hal ini harus didukung dengan pengetahuan yang mendalam mengenai penggunaan teknologi yang dipakai. Perkembangan teknologi yang dilakukan oleh PB. Sugih Mukti ini antara lain dibidang komunikasi. Perkembangan komunikasi yang telah digunakan perusahaan adalah penggunaan telepon. Telepon dimanfaatkan dengan baik oleh perusahaan dalam melakukan transaksi, khususnya pembelian dan pemesanan. Perkembangan teknologi lainnya yang telah dilakukan perusahaan dalam hal produksi antara lain dengan menggunakan mesin rontogan, paddy separator, policher, dan mesin grading. Diharapkan dengan adanya beberapa mesin tersebut dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi beras perusahaan. Selain itu, kemajuan teknologi cyber yang semakin mudah untuk diakses memberikan peluang dan kemudahan bagi perusahaan untuk kegiatan promosi dengan biaya murah. Akan tetapi teknologi ini masih dalam tahap dipelajari belum dapat direalisasikan oleh perusahaan. 4) Lingkungan Sosial dan Demografi •
Lingkungan Sosial
Menteri Pertanian (Mentan) Suswono dalam Harian Media Indonesia pada hari Senin, 01 Februari 2010 yang bertajuk ”Konsumsi beras Indonesia terbesar di ASEAN”. Menyatakan bahwa Indonesia masih
44
menjadi negara terbesar dalam mengonsumsi beras di ASEAN dengan angka 132 kilogram (Kg) perkapita pertahun. Ia mengatakan jumlah penduduk saat ini mencapai 229 juta jiwa. Dengan tingkat konsumsi beras sebanyak itu, Indonesia menempati urutan pertama mengonsumsi beras terbanyak
setidaknya
di
negara-negara
ASEAN
(www.mediaindonesia.com.01 Februari 2010). •
Demografi
Kabupaten Cianjur, menurut sensus 2000, berpenduduk 1.931.480 jiwa, terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 982.164 jiwa dan perempuan 949.676 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 2,23 persen. Sedangkan jika ditinjau dari angkatan kerja, Kabupaten Cianjur memiliki jumlah angkatan kerja yang sangat tinggi. Menurut Kepala Seksi Penempatan dan Perluasan Kerja Dinas Sosial Tenaga Kerja Kependudukan dan Catatan Sipil mengatakan,” Jumlah angkatan kerja di Kabupaten Cianjur selama tahun 2005 tecatat hampir 903.334 orang.” Keadaan seperti ini sangat mempermudah perusahaan dalam mendapatkan karyawan, jika suatu saat PB. Sugih Mukti memperbesar skala usahanya (www.cianjurkab.go.id. 07 Januari 2010). b. Lingkungan Industri Lingkungan industri adalah lingkungan yang berpengaruh secara langsung terhadap operasional perusahaan. 1) Ancaman Pendatang Baru Kondisi ekonomi Indonesia yang semakin membaik dan tingginya persaingan, membuka persaingan bagi produsen untuk menciptakan suatu bisnis. Didukung dengan tingginya jumlah padi yang dihasilkan akan mendorong pendatang baru dengan mudah memasuki bisnis pengolahan dan penjualan beras. Hal ini terbukti dengan banyak berdirinya penggilingan beras berskala kecil. Namun demikian hanya produsen yang mempunyai modal dan mengikuti perkembangan teknologi dengan cepat yang dapat menguasai pasar.
45
2) Ancaman Produk Substitusi Terdapat ancaman produk substitusi pada bisnis pengolahan beras namun tidak besar. Hal ini disebabkan karena sebagian dari masyarakat Indonesia telah mengalami pergeseran pola konsumsi, misalnya saat ini sebagian masyarakat Indonesia sudah menggemari roti, sereal dari gandum, dan pasta sebagai makanan pokok. Sehingga jika kebiasaan ini semakin meluas akan menyebabkan pengurangan permintaan beras. 3) Persaingan Sesama Perusahaan Dalam Industri Persaingan dalam suatu bisnis merupakan hal yang wajar, sejauh persaingan itu dilakukan secara sehat. Setiap perusahaan menempuh berbagai cara untuk mendapatkan perhatian konsumen, salah satunya dengan menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. Pada Tabel 14 terdapat beberapa perusahaan yang menjadi pesaing bagi PB. Sugih Mukti. Tabel 14. Perusahaan-perusahaan pesaing PB. Sugih Mukti No
Nama Perusahaan
Alamat
1.
PB. Sukamulya
2.
PB. Cibinong
3.
PB. Pusaka
4.
PB. Wangun
5.
PB. Burung Nuri
Kp. Cisurupan Ds. Sukamulya Warungkondang Kp. Cibinong RT. 03/07 Ds.Ciwalen Warungkondang Ds. Bunikasih RT. 26/07 Warungkondang RT. 09/03 Ds. Bunikasih Warungkondang Jl. Raya Sadamaya No.160 Cibeber (0263)334343
6.
PB. Hikmah
7.
PB. Saluyu
8.
PB. Joglo
9.
PB. Sd. Asih
10.
PB. OKH
Jl. Raya Cibeber km.13 (0263)334177 Kp. Bojong Gintung No.01. Campaka Cibinong Rancagoong (0263)265602 Jl. Babakan Pandan (0263) 266789 Jl. Raya Sukabumi, Bayubud
Kapasitas Produksi Ton/Bulan 15
Merk Dagang
5
Pandanwangi
6
Karya tirta
6
Karya Tirta
60
Burung Nuri
5
Elit Super Hikmah
40
Saluyu
60
Istana Joglo kepala
Citra Sawargi Xiang Mi
60 60 -
Sumber: Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Cianjur, 2005-2009.
46
4) Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Kekuatan tawar menawar pembeli dalam industri pengolahan beras ini dapat dikatakan kuat. Hal ini dikarenakan pembeli yang umumnya perusahaan pengecer beras adalah perusahaan yang memiliki kapasitas yang besar. Mereka juga membeli dalm jumlah besar. Selain itu produk beras yang dibelinya tidak terlalu terdapat diferensiasi produk dan perusahaan pengecer ini memiliki biaya peralihan yang kecil karena pembeli dengan mudah berpindah ke pemasok lain 5) Kekuatan Tawar Menawar Pemasok Kekuatan tawar menawar pemasok dalam industri pengolahan beras ini relatif kecil, hal ini karena jumlah pasokan GKG untuk Kecamatan Cibeber saat ini jumlahnya
mencukupi untuk memasok
sejumlah penggilingan yang ada di daerah ini seperti yang tercantum pada Tabel 15. Luas sawah di Kecamatan Cibeber adalah 3.198 Ha dengan luas panen 7.748 Ha/tahun 2009. Produktivitasnya mencapai 5,0803 ton/Ha sehingga
produksi totalnya 44.961 ton/tahun. Kebutuhan GKG untuk
keseluruhan pengggilingan dengan skala kecil dan besar mencapai 23.800 ton/tahun, kelebihan GKG sebanyak 21.161 ton/tahun untuk dijual ke penggilingan yang berada di luar Kecamatan Cibeber. Banyaknya pemasok gabah akan mempermudah perusahaan dalam mendapatkan bahan baku dan dapat dengan mudah memilih pemasok mana yang paling menguntungkan untuk bermitra dengan perusahaan. Tabel 15. Produktivitas dan kebutuhan gabah kering giling Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur 2009. Luas Panen Ha
Produktivitas GKG (Ton/Ha)
Produksi GKG Total/tahun (Ton)
7.748
5,803
44.961
Jmlh
151
SKALA KECIL Kpsts Kebutuhan Prdks gabah (ton/ (ton/ thn) Ttn) 3.624 7.248
PENGGILINGAN SKALA BESAR Kpsts Kebutuhan Jmlh Prdks gabah (ton/ (ton/ thn) Ttn) 20 8.276 16.552
Total Kebutuhan GKG (ton/thn) 23.800
Sumber: Subdive Bina Program Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur, 2009 Tabel 16 merupakan analisis lingkungan eksternal perusahaan untuk dianalisis dalam matriks EFE.
47
Tabel 16. Analisis faktor eksternal PB. Sugih Mukti Faktor Eksternal Ekonomi Teknologi Sosial budaya
Pemasok
Peluang 1. Cianjur sebagai salah satu kota Lumbung Padi. 1. Kemajuan teknologi cyber
Ancaman 1.
Kenaikan BBM
1. Sebagian besar masyarakat Indonesia mengonsumsi beras sebagai bahan pangan yang pokok. 2. Tersedianya angkatan kerja. 1. Bahan baku mudah diperoleh.
Pesaing
1. Persaingan perusahaan yang sejenis.
Produk subtitusi
1.
Banyaknya subtitusi
produk
Sumber: Data Primer PB. Sugih Mukti, 2010. 4.4. Alternatif Strategi Pemasaran PB. Sugih Mukti 4.4.1 Analisis Matriks IFE Setelah diperoleh faktor-faktor strategi internal perusahaan yang meliputi kekuatan dan kelemahan, maka dilakukan pemberian kuesioner mengenai pemberian peringkat (ratting)
terhadap variabel-variabel
kekuatan dan kelemahan selanjutnya pembobotan dengan menggunakan metode paired comparison matrix. Setelah diperoleh hasil peringkat dan pembobotan oleh para responden, maka tahapan selanjutnya yakni mencari nilai rata-rata peringkat dan pembobotann dari masing-masing variabel tersebut dengan cara menjumlahkan seluruh hasil peringakatan dan pembobotan
dari
seluruh responden untuk masing-masing variabel kemudian dibagi dengan jumlah responden. Hasil peringkat dan pembobotan tersebut dapat dilihat pada Lampiran 3. Dilanjutkan dengan mencari nilai bobot skor rata-rata dari masing-masing variabel. Tabel 17 merupakan hasil analisis matriks IFE pada PB. Sugih Mukti.
48
Tabel 17. Analisis Matriks IFE PB. Sugih Mukti Rating Ratarata
Faktor-Faktor Strategis Internal
Bobot rata-rata
Skor Bobot
0.1204 0.1389
0.3972 0.5555
0.1134
0.3743
0.1389
0.4583
0.1111
0.4111
0.0995 0.1042 0.0926
0.1692 0.1042 0.1851
0.0810 1
0.1621
Kekuatan Letak perusahaan yang strategis.
3.3
Kualitas beras terjaga. Tidak menggunakan bahan tambahan kimia yang berbahaya (pewangi dan pewarna). Hubungan yang terjalin baik antara seluruh pihak yang berkepentingan. Teknologi yang digunakan sudah canggih.
4 3.3 3.3 3.7
Kelemahan Tidak terdapat papan nama perusahaan yang jelas. Sistem promosi yang masih kurang . Belum terdapat pembagian pekerjaan. Sistem keuangan masih dilakukan secara manual, terutama dalam hal pembukuan. Total
1.7 1 2 2
2.8169
Sumber: Data Primer PB. Sugih Mukti, 2010. Kekuatan dan kelemahan PB. Sugih Mukti digambarkan pada Tabel 17. Kekuatan utama perusahaan adalah variabel kekuatan yang memiliki nilai skor bobot rata-rata terbesar, yakni variabel kualitas beras yang terjaga. Dengan nilai bobot skor rata-rata terbesar yakni 0,5555. Variabel kualitas terjaga menjadi kekuatan utama bagi PB. Sugih Mukti karena jika perusahan memproduksi beras dengan kualitas yang baik maka konsumenpun akan merasa puas terhadap produk yang telah dibeli dari perusahaan. Sehingga konsumenpun akan melakukan pembelian ulang terhadap produk perusahaan.
Sekaligus konsumen tersebut akan
merekomendasikan produk kepada rekannya yang lain Hal ini merupakan peluang yang mungkin dapat ditangkap oleh perusahaan untuk mengembangkan usahanya. Sedangkan kelemahan perusahaan adalah variabel kelemahan yang memiliki nilai bobot skor rata-rata terendah, yakni sistem promosi yang masih kurang dengan nilai bobot skor rata-rata 0,1042. Padahal sistem promosi merupakan salah satu faktor yang penting untuk memperkenalkan produk perusahaan pada calon konsumen secara lebih luas yang dampaknya kegiatan promosi ini akan dapat meningkatkan volume
49
permintaan terhadap produk perusahaan. Kurangnya kegiatan promosi dikarenakan perusahan lebih fokus terhadap kualitas dan kuatitas produk, serta kurangnya anggaran untuk kegiatan promosi. Sehingga kegiatan promosi kurang menjadi perhatian perusahaan. 4.4.2 Analisis Matriks EFE Matriks EFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor eksternal perusahaan berkaitan dengan ancaman dan peluang yang dianggap penting. Setelah diperoleh faktor-faktor strategi eksternal perusahaan yang meliputi peluang dan ancaman, tahap selanjutnya seperti tahapan dalam analisis IFE. Adapun hasil perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 4. Setelah itu dicari nilai bobot skor rata-rata untuk masing-masing variabel peluang dan ancaman. Tabel 18 merupakan hasil analisis dari matriks EFE pada PB. Sugih Mukti. Tabel 18 Analisis matriks EFE PB. Sugih Mukti Faktor Eksternal Peluang Sebagian besar masyarakat Indonesia mengkonsumsi beras sebagai bahan pangan yang pokok. Cianjur sebagai salah satu Kota Lumbung padi di Jawa Barat. Bahan baku yang mudah diperoleh. Tersedianya angkatan kerja. Kemajuan teknologi cyber. Ancaman Persaingan perusahaan yang sejenis. Banyaknya produk subtitusi (roti, gandum, dll). Kenaikan biaya produksi dan operasi yang dipengaruhi oleh kenaikan BBM. Total
Rating Rata-rata
Bobot Ratarata
Skor Bobot
4 0.1166
0.4664
0.1314 0.1582 0.0955 0.0776
0.5257 0.5852 0.3153 0.1551
0.1521 0.1241
0.6085 0.3724
0.1462 1
0.4385 3.4672
4 3.7 3.3 2 4 3 3
Sumber: Data Primer PB.Sugih Mukti, 2010. Faktor-faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perusahaan ditunjukan pada Tabel 18. Peluang utama bagi PB. Sugih Mukti adalah bahan baku yang mudah diperoleh dengan skor nilai 0,5852. Cianjur memiliki persawahan yang cukup luas sehingga banyak penduduknya yang bermata pencaharian sebagai petani padi yang setiap kali musim panen para petani tersebut menjual padi-padinya Selain itu
kepada perusahaan.
Perusahaan memiliki mitra kerjasama yang baik dengan
50
beberapa
tengkulak
padi.
Sehingga
dalam
keadaan
sulit
untuk
mendapatkan pasokan padi, perusahaan masih memperoleh pasokan padi dari para tengkulak tersebut. Hal ini menrupakan peluang yang dapat menjadi pendukung bagi perusahaan untuk mengembangkan usahanya. Sedangkan ancaman utama bagi perusahaan, yakni semakin tingginya persaingan perusahaan yang sejenis dengan nilai skor bobot rata-rata yakni 0,6085 Hal ini merupakan ancaman utama bagi perusahaan, karena jika semakin tingginya persaingan dalam perusahaan yang sejenis, perusahaan akan semakin sulit untuk memasuki pangsa pasar.oleh karena itu, perusahaan harus dapat bersaing kompetitif agar dapat bertahan di industri. Secara keseluruhan, nilai rata-rta tertimbang dari matrik EFE adalah 3,4672 yang berarti kondisi eksternal lebih besar dari rata-rata (sebesar 2,5) di mana posisi perusahaan adalah kuat secara eksternal. 4.4.3 Analisis Matriks IE Setelah diperoleh total skor dari matriks IFE sebesar 2,8169 dan nilai skor dari matriks EFE sebesar 3,4613, hasil skor tersebut dapat menunjukan posisi perusahaan melalui matriks IE. Adapun matriks IE untuk PB. Sugih Mukti ditunjukan pada Gambar 6. Gambar tersebut menunjukan bahwa posisi PB. Sugih Mukti berada pada Kuadran II (grow and build) yaitu memiliki kemampuan internal yang sedang dan eksternal yang kuat. Perusahaan yang masuk kedalam kuadran ini sebaiknya dikelola dengan strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi kebelakang, integrasi ke depan, dan integrasi horisontal).
51
Total Nilai IFE Yang Diberi Bobot Kuat 3,0-4,0 4,0
3,0
Tinggi 3,0-4,0
Total Nilai Bobot EFE
Rataan 2,0-2,99
I
Lemah 1,0-1,99
2,0 Tumbuh dan berkembang 2,8169 3,4672 II
1,0
III
3,0 Sedang 2,0-3,0
IV
V
VI
VII
VIII
IX
2,0 Rendah 1,0-2,0 1,0
Gambar 6. Anaisis Matriks IE (Sumber:PB. Sugih Mukti,2010) 4.5. Analisis Strategi Pengembangan Usaha PB. Sugih Mukti 4.5.1 Analisis Matriks SWOT Matriks SWOT menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman untuk menghasilkan alternatif strategi yang akan dijalankan oleh perusahaan. Analisis SWOT merupakan perumusan strategi konvensional yang mendasari terbentuknya strategi-strategi
yang dapat disesuaikan
dengan posisi perusahaan. Berdasarkan analisis matriks IE PB. Sugih Mukti merupakan perusahaan
pada posisi tumbuh dan berkembang
(growth and build) . Maka, strategi yang cocok diterapkan untuk mengembangkan usaha perusahaan adalah Strategi intensif atau strategi integrasi seperti di bawah ini. 1) Strategi S-O (strength and opportunities). Strategi SO adalah strategi yang memanfaatkan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Adapun strategi yang dapat ditawarkan untuk pengembangan usaha PB. Sugih Mukti adalah : a) Membangun kemitraan dengan para petani padi. Kekuatan utama PB. Sugih Mukti adalah
kualitas beras yang
terjaga dan salah satu faktor penting untuk menjaga kualitas beras tersebut yakni memilih padi yang berkualitas pula. Untuk mendapatkan kualitas padi yang baik salah satu strategi yang bisa dilakukan perusahaan adalah dengan membangun kemitraan
52
dengan para petani padi. Hubungan kemitraan dengan petani padi ini misalnya dengan pemberian benih padi dan pupuk kepada para petani dengan harapan agar petani nantinya menjual hasil panen ke perusahaan. Hubungan kemitraan dengan petani ini merupakan langkah strategi backward integration bagi PB. Sugih Mukti. b) Pemanfaatan teknologi secara optimal untuk menaikan kualitas produk dengan standar nasional. Memanfaatkan teknologi yang tersedia secara optimal agar tidak ada bahan baku yang terbuang ataupun mengalami kekurangan bahan baku. Selain itu dapat berupa pelatihan mengenai pengolahan beras
yang diberikan kepada karyawan Hal ini
dilakukan untuk menghasilkan beras dengan kualitas yang berstandar nasional, sehingga beras produk PB. Sugih Mukti dapat diterima
oleh
seluruh
masyarakat
Indonesia.
Pemanfaatan
teknologi secara optimal untuk menaikan kualitas produk berstandar nasional merupakan langkah strategi development product. c) Memanfaatkan sarana internet untuk memasarkan produk ke luar Pulau Jawa. Kemajuan akan Teknologi Informatika akan banyak memberikan keuntungan bagi pihak perusahaan. Salah satunya adalah sebagai alat untuk memasarkan produk ke luar Pulau Jawa. Contoh yang paling sederhana dan mudah untuk dilakukan adalah dengan meng upload tentang perusahaan pada situs jejaring sosial seperti Face Book. 2) Stategi W-O (weakness-opprtunities) Strategi
WO
merupakan
strategi
yang
bertujuan
untuk
memperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan peluang eksternal. Adapun strategi yang dapat ditawarkan untuk pengembangan usaha PB. Sugih Mukti adalah:
53
a) Meningkatkan kegiatan promosi perusahaan dengan membuat desain kemasan yang menarik serta mencantumkan sertifikasi dari BPOM. Dengan kemasan yang menarik akan menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen untuk membeli produk perusahaan sedangkan pencantuman sertifikasi dari BPOM akan meyakinkan konsumen bahwa produk yang dibelinya memiliki kualitas yang terjamin. b) Pembuatan Website perusahaan Pembuatan website perusahaan juga dapat dijadikan sebagai identitas perusahaan sehingga masyarakat dapat mengetahui lebih jauh mengenai perusahaan, bahkan tidak menutup kemungkinan juga kalau pembelian dapat dilakukan dengan cara online yang saat ini sudah sangat familiar di masyarakat. Strategi ini termasuk ke dalam strategi penetrasi pasar. 3).
Strategi S-T (strength-threats) Strategi ST merupakan strategi yang menggunakan kekuatan
perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman eksternal. Strategi yang dapat ditawarkan untuk mengembangkan perusahaan adalah dengan melakukan inovasi baru dalam produk, contohnya dengan memproduksi beras organik. Beras organik ini dikonsumsi oleh konsumen yang melakukan diet dan pola hidup sehat. Sehingga jika perusahaan dapat mengembangkan strategi ini, perusahaan dapat mennguasai pangsa pasar beras organik. Strategi ini termasuk kedalam strategi development product. 4.
Starategi W-T (weakness-threats) Strategi WT merupakan strategi yang diarahkan untuk mengurangi
kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Kelemahan yang dapat menghambat persaingan. Kurangnya sistem promosi merupakan kelemahan terbesar bagi perusahaan disaat persaingan perusahaan sejenis dan produk subtitusi beredar luas di pasaran. Jika hal tersebut dibiarkan maka perusahaan tidak akan bertahan dalam persaingan. Strategi yang dilakukan adalah Menghadiri dan mengikuti pameran-pameran hasil
54
tanaman pangan, yang dapat memperkenalkan produk kepada masyarakat secara lebih luas. Strategi ini termasuk ke dalam strategi penetrasi pasar. Pada Tabel 19 digambarkan perumusan Analisis Strategi Pengembangan Usaha PB. Sugih Mukti dengan menggunakan matriks SWOT. Tabel 19. Hasil analisis matriks SWOT Faktor
Internal
Faktor Eksternal
Kekuatan (Strength) 1. Letak perusahaan yang strategis. 2. Kualitas beras terjaga. 3. Tidak menggunakan bahan tambahan kimia yang berbahaya (pewangi dan pewarna). 4. Hubungan yang terjalin baik antara seluruh pihak yang berkepentingan. 5.Teknologi yang digunakan sudah canggih.
Strategi S-O Peluang(Opportunity) 1. Sebagian besar masyarakat 1. Membangun hubungan kemitraan Indonesia mengkonsumsi dengan petani padi. (S2,S4,O2,03) beras sebagai bahan pangan 2. Pemanfaatan teknologi pengolahan yang pokok. beras secara optimal untuk menaikan 2. Cianjur sebagai salah satu kualitas produk dengan standar Kota Lumbung padi di Jawa nasional. (S2,S5,O1,O2,O3) Barat. 3. Memanfaatkan sarana internet untuk 3. Bahan baku yang mudah memasarkan produk ke luar Pulau diperoleh. Jawa. (S2,S5,O1,O3,O5) 4. Tersedianya angkatan kerja. 5. Kemajuan teknologi cyber. Strategi S-T Ancaman (threats) 1. Persaingan perusahaan yang 1. Melakukan inovasi baru dalam sejenis. produk, misalnya dengan 2. Banyaknya produk subtitusi memproduksi beras organik. (roti, gandum, dll). (S2,S3,S5, T1,T2). 3. Kenaikan biaya produksi dan operasi yang dipengaruhi oleh kenaikan BBM.
Kelemahan (Weakness) 1. Tidak terdapat papan nama perusahaan yang jelas. 2. Sistem promosi yang masih kurang . 3. Tenaga kerja tidak terspesialisasi 4. Sistem keuangan masih dilakukan secara manual, terutama dalam hal pembukuan. Strategi W-O 1. Meningkatkan kegiatan promosi perusahaan dengan mendesain kemasan yang menarik dan mencantumkan sertifikasi dari BPOM (W1,W2,O1) 2. Membuat website perusahaan. (W2,O1,05)
Strategi W-T 1. Menghadiri dan mengikuti pameran-pameran hasil tanaman pangan, yang dapat memperkenalkan produk kepada masyarakat secara lebih luas. (W1, W2,T1,T2)
Sumber: Data Primer PB. Sugih Mukti, 2010. 4.6. Analisis Matriks QSPM Setelah dilakukan tahap input analisis lingkungan internal dan eksternal melalui matriks IFE dan EFE. Serta tahap pencocokan dengan matriks IE dan SWOT maka tahap selanjutnya yakni tahap keputusan dengan menggunakan QSPM. Teknik ini secara objektif mengindikasikan alternatif strategi mana yang terbaik. QSPM menggunakan input dari tahap pertama dan pencocokan dari tahap kedua untuk menentukan secara objektif diantara alternatif strategi.
55
Dalam pengembangan QSPM, dibuat daftar kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang serta nilai bobot rata-rata sesuai matrik IFE dan EFE. Kemudian dari masing-masing variabel ini dicari Attractiveness Score (AS). Nilai AS menunjukan daya tarik masing-masing strategi terhadap faktor kunci internal dan eksternal perusahaan. Nilai AS diperoleh melalui kuesioner yang ditunujukan kepada responden yakni pemilik peusahaan, supervisor dari PB. Sugih Mukti, serta staf pelaksana Perum Bulog Kabupaten Cianjur. Nilai AS dari masing-masing responden tersebut kemudian dikalikan dengan nilai bobot skor rata-rata dari masingmasing variabel sehingga diperoleh nilai TAS (Total Attractiveness Score). Perhitungan analisis QSPM
dapat dilihat pada Lampiran
6.
Beberapa alternatif strategi yang dianalisis dengan menggunakan QSPM adalah sebagai berikut: 1) Membangun hubungan kemitraan dengan petani padi. 2) Pemanfaatan teknologi pengolahan beras secara optimal untuk menaikan kualitas produk dengan standar nasional. 3) Memanfaatkan sarana internet untuk memasarkan produk ke luar Pulau Jawa. 4) Meningkatkan kegiatan promosi perusahaan dengan mendesain kemasan yang menarik dan mencantumkan sertifakasi dari BPOM. 5) Membuat website perusahaan. 6) Melakukan inovasi baru dalam produk, misalnya dengan memproduksi beras organik. 7) Menghadiri dan mengikuti pameran-pameran hasil tanaman pangan, yang dapat memperkenalkan produk kepada masyarakat secara lebih luas. Berdasarkan hasil penilaian QSPM, maka diperoleh urutan dari nilai TAS paling tinggi hingga paling rendah. Dari urutan tersebut dapat dihasilkan strategi-strategi prioritas yang dapat diimplementasikan oleh PB. Sugih Mukti dengan berdasarkan keputusan pemilik perusahaan. Dari hasil analisis QSPM (Lampiran 6), maka diperoleh prioritas alternatif sebagai berikut :
56
1) Meningkatkan kegiatan promosi perusahaan dengan mendesain kemasan yang menarik dan mencantumkan sertifakasi dari BPOM. Strategi ini memiliki nilai tertinggi yakni 6,8235 karena dengan melakukan kegiatan promosi perusahaan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap produk sehingga dapat meningkatkan volume permintaan. 2) Menghadiri dan mengikuti pameran-pameran hasil tanaman pangan, yang dapat memperkenalkan produk kepada masyarakat secara lebih luas strategi ini berada dalam prioritas kedua dengan skor sebesar 6,7908. 3) Memanfaatkan sarana internet untuk memasarkan produk ke luar Pulau Jawa.. Strategi ini memiliki nilai tertinggi ketiga setelah mengikuti pameran dengan nilai 6,6282. 4) Membuat website perusahaan. Strategi ini memiliki nilai sebesar 6, 4901 dengan melakukan strategi ini perusahaan dapat melayani konsumen dengan cara online. Sehingga akan mempermudah konsumen dalam memesan beras dan dapat menjangkau wilayah yang lebih luas. 5) Pemanfaatan teknologi pengolahan beras secara optimal untuk menaikan kualitas produk dengan standar nasional. Strategi ini dapat dilakukan dengan cara penggunaan mesin lebih optimal maupun memberikan pelatihan kepada karyawan agar bekerja lebih produktif. Strategi ini memiliki nilai skor sebesar 6,3821. 6) Membangun hubungan kemitraan dengan petani padi. Strategi ini dilakukan untuk mendapatkan pasokan gabah yang berkualitas juga untuk membatasi perusahaan pesaing dalam memperoleh bahan baku. Strategi ini memiliki nilai sebesar 5,7352. 7) Melakukan
inovasi
baru
dalam
produk,
misalnya
dengan
memproduksi beras organik. Strategi ini memiliki jumlah skor yang paling kecil sehingga memiliki prioritas terakhir yaitu sebesar 5,6128. strategi ini dilakukan oleh perusahaan untuk menguasai segmen tertentu.
57
4.7. Implikasi Manajerial Guna mewujudkan harapan dan cita-cita yang diinginkan oleh pemilik perusahaan, beberapa kegiatan disusun untuk menjawab tuntunan perusahaan dalam mewujudkan targetnya di masa yang akan datang. Kegiatan-kegiatan ini berdasarkan hasil analisis QSPM serta merupakan hasil diskusi bersama antara responden dari pihak perusahaan yang merupakan pakar dengan penulis. Berikut merupakan penjelasannya. 1) Menjaga dan meningkatkan kualitas beras yang dihasilkan. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang harus
terus menerus dilakukan
perusahaan untuk menjaga kepuasan dan loyalitas konsumen. 2) Mengoptimalkan pemanfaatan sarana internet untuk memasarkan produk perusahaan. kegiatan ini harus dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan volume penjualan karena jangkauannya luas, selain itu penggunaan sarana internet ini tidak memerlukan biaya yang mahal. 3) Memperbaiki sistem pencatatan keuangan Salah satu indikator perusahaan yang sehat adalah keadaan keuangan perusahaan yang stabil. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai keadaan tersebut adalah dengan melakukan sistem pencatatan keuangan dengan lebih baik yakni sisitem pencatatan dengan menggunakan komputerisasi. Dengan pencatatan yang lebih baik perusahaan dapat mengefisiensikan pengeluaran keuangan. Langkah inipun merupakan upaya untuk mengatasi persaingan karena dengan menggunakan sistem yang modern perusahaan akan semakin unggul dalam persaingan. 4) Memberikan bonus harga kepada pemasok yang loyal Hal ini terkait dengan semakin banyaknya perusahaan pengolahan padi
dan lahan persawahan yang tetap, sehingga dengan adanya
pemasok
yang
loyal
perusahaan
dapat
memastikan
untuk
mendapatkan pasokan padi yang dibutuhkan. Pemberian bonus ini berupa memberikan tambahan harga 2 sampai 3 persen dari harga yang ada di pasaran.
58
5) Memberikan bonus penjualan kepada pelanggan yang loyal Pelanggan yang loyal yakni perusahaan pelanggan yang tepat dalam melakukan pembayaran, membeli dalam kontinyu merupakan asset
bagi
jumlah yang besar dan perusahaan yang harus
dipertahankan. Dan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mempertahankan pelanggan tersebut adalah dengan memberikan bonus penjualan berupa potongan harga pada pelanggan
tersebut
dengan syarat telah memenuhi ketentuan perusahaan. Kegiatan ini dilakukan agar terjalin keadaan yang saling menguntungkan antara perusahaan dan pelanggan. 4.8. Rencana Lima Tahun PB. Sugih Mukti Agar perusahaan dapat mencapai harapan dan cita-cita yang seiring dengan visi dan misi perusahaan menyususun rencana perusahaan untuk jangka waktu lima tahun ke depan. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pemilik perusahaan, terdapat tiga rencana perusahaan dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Tiga rencana lima tahun perusahaan itu, diantaranya: 1) Menjadi perusahaan yang berproduksi dan beroperasi sesuai dengan standar nasional. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas perusahaan baik dari segi produk maupun proses kerja sehingga perusahaan layak menjadi perusahaan yang sesuai dengan SNI. Di samping itu dengan mencantumkan sertifikasi SNI pada produk akan meningkatkan kepercayaan dan loyalitas konsumen terhadap produk PB. Sugih Mukti. 2) Menjadi perusahaan yang memiliki citra yang kuat di mata konsumen. Dengan mengunggulkan kualitas beras Cianjur yang lebih baik dari perusahaan pesaing, maka ketika konsumen mengambil keputusan untuk membeli beras Cianjur. Beras Cianjur hasil olahan PB. Sugih Mukti yang menjadi pilihan konsumen. 3) Menjadi perusahaan beras yang tidak sekedar membeli gabah dari para pemasok, tapi juga menjalin kemitraan dengan para pemasok gabah.