Un
iver sity
INFO MURIA e tur Cul
Media Komunikasi Antar Sivitas Akademika UMK
www.umk.ac.id
Cerdas dan Santun
ISSN: 2088-2920
n Tekad Fakultas Psikologi
Menginternasionalkan Psikologi Lokal
U
Mahasiswa Fakultas Psikoloogi Kuliah Lapangan Psikologi Pendidikan di Sekolah Alam Bandung.
Dok. Info Muria
sia Program Studi Psikologi Universitas Muria Kudus berdiri mendekati sepuluh tahun. Progdi Psikologi yang dirintis sejak 2002, sejak 2007 lalu, berganti menjadi Fakultas Psikologi sebagaimana Keputusan Rektor Universitas Muria Kudus (UMK) Nomor: 08/R.UMK/Sekt/ Kep/D.09.04/VIII/2007 Tanggal 31 Agustus 2007. Kini, kiprah fakultas terakreditasi ini telah banyak dirasakan masyarakat. Fakultas Psikologi termotivasi menjadi komunitas akademik yang unggul dalam menyelenggarakan, mengembangkan dan menerapkan ilmu psikologi berdasarkan nilai-nilai profesionalitas, moral dan kearifan lokal (local wisdom)
Psikologi Lokal Berbagai kegiatan dirintis untuk memperkaya teori dan pemahaman Psikologi Lokal sebagai keunikan Ilmu Psikologi di UMK. Diantaranya, mendirikan Laboratorium Sosial di Desa Colo, Dawe, Kudus. Perintisan kerjasama berlangsung hampir dua tahun, diawali aktivitas penelitian dan pengabdian dosen di Desa Colo. Untuk pengayaan mata kuliah, mahasiswa juga diajak langsung studi di lapangan. Pada Mata Kuliah Psikologi Klinis di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Malang, Magelang, Semarang dan Bali. Psikologi Kriminologi di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Batu, Nusakambangan dan Mata Kuliah Psikologi Sosial di Sunan Kuning Semarang, Lokalisasi Dolly Surabaya dan Gang Sadar Baturaden Purwokerto. Psikologi Indonesia pada Suku Sasak di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Sedulur Sikep (Samin) Blora, dan Suku Tengger di Bromo, Jawa Timur.
Psikologi Perkembangan dan Pendidikan di Sekolah Alam Bandung, Sekolah Alam Ar-Ridho Semarang dan Pendidikan alternatif Qoryah Thoyyibah Salatiga. Sementara Psikologi Industri di PR Nojorono Kudus, PT Coca-Cola Ungaran dan PT Sari Husada Klaten dan PT Sido Muncul Ungaran. Penelitian dan pengabdian berbasis kebutuhan lokal telah digalakkan. Bidang penelitian beberapa diantaranya misalnya, Identifikasi Perilaku Bullying Siswa di Kudus oleh Lat ifah Nur Ahyani, SPsi, MA, Identifikasi Learning Disability pada Anak Sekolah Dasar di Kudus oleh Trubus Raharjo, SPsi, MSi, Minat Entrepreneur pada Siswa SMK di Kudus oleh Iranita Hervi, SPsi, MPsi. Sementara pengabdian, antara lain melalui Pelatihan Guru-Guru SD dan TK dalam Identifikasi Kesulitan Belajar pada Siswa se-Kecamatan Bae Kudus oleh Trubus Raharjo, Pendampingan mengatasi keterlambatan perkembangan anak di TK oleh Latifah Nur Ahyani dan Pembuatan Peta Risiko Bencana di Desa Rahtawu yang sering mengalami longsor oleh M. Widjanarko, SPsi, MSi Selain itu juga kerjasama dengan Radio Suara Kudus dengan mengisi Konsultasi Psikologi setiap Jumat, pukul 20.00 WIB dalam acara BIBIR (Bincang-Bincang Remaja) dan Rubrik Konsultasi Psikologi di Radar Kudus-Jawa Pos setiap Selasa.
Kenalkan Berbagai kajian tentang Psikologi Lokal tersebut kemudian dipublikasikan melalui berbagai cara. Diantaranya Jurnal Psikologi “PITUTUR” yang sudah online, media massa serta presentasi dosen pada seminar tingkat nasional maupun internasional. Beberapa presentasi telah dilakukan. Pada Konferensi Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi (APIO) ke-IV di Universitas Airlangga Surabaya, Fakultas Psikologi diwakili oleh Dhini Rama Dhania, SPsi, MSi. Dua hari ikut acara, Dhini mengenalkan Kudus melalui hasil penelitiannya mengenai “Stres Kerja Buruh Rokok di Kudus”. Juli 2011 lalu, pada Konferensi Internasional Revisited Asian Society yang digelar oleh Ikatan Psikologi Sosial Indonesia, Fakultas Psikologi Universitas Sanata Darma dan Universitas Kyoto di Jogyakarta, M. Widjanarko mempresentasikan penelitiannya di kawasan Muria berjudul The Community’s Role in Preserving the Environmental Wisdom in Muria Mountain Area, Kudus Regency. Juga dalam ajang The Second International
Info Muria / Edisi VIII/ Februari-April 2012
Fokus Conference of Indigenous and Cultural Psychology, Desember 2011 di Denpasar Bali yang digelar Universitas Udayana dan Universitas Gadjah Mada, penelitian bertema kearifan lokal masyarakat menghadapi banjir di Desa Setrokalangan Kudus, hasil penelitian kolaborasi dosen dan mahasiswa turut andil dalam presentasi.
“Semuanya bermuara pada penguatan sumber daya manusia (SDM) untuk menghasilkan sarjana psikologi, baik sebagai tenaga pendidik, peneliti juga pekerja sosial untuk memetakan kasus, analisis dan rekayasa sosial. Juga konsultan pengembangan SDM dan terapis,” kata Dekan Fakultas Psikologi, Drs M. Suharsono, MSi. (Anik-Kholidin/Info Muria)
Beragam Prestasi Mahasiswa Fakultas Psikologi
M
Dok. Info Muria
ahasiswa Fakultas Psikologi terlibat dalam berbagai kegiatan intra kampus berupa pelatihan outbound, garis tangan (palmistri), enumerator penelitian dan pengabdian dosen, asisten laboran, pelayaran kebangsaan, aktif menulis di media cetak. Melalui sebuah tim relawan Psikolososial bentukan Fakultas Psikologi UMK, mereka juga terlibat dalam penanganan korban gempa di Yogyakarta 2006 dan bencana Merapi 2010 di Kecamatan Mungkid, Magelang. Sejak 2009, BEM Fakultas Psikologi UMK terlibat dalam jaringan LMPI (Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia) yang terdiri dari BEM Fakultas Psikologi Se-Jawa Tengah dan Nasional. Pada 24–26 Januari 2010 BEM periode 2009/2010 memulai kiprahnya mengadakan LKMM (Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Mahasiswa) di Colo. Di tahun yang sama, 23 Mei, mereka juga menggelar Psikologi Expo di Taman Krida. Pada Maret 2010 melalui seleksi ketat, salah seorang mahasiswa Fakultas Psikologi, Nebi Natan berhasil meraih juara ketiga mahasiswa berprestasi UMK 2010. Kembali terulang, Maret 2011, mahasiswa Fakultas Psikologi, Fauzi Arizal berhasil menjadi juara ketiga mahasiswa berprestasi UMK 2011. Di level Jawa Tengah, prestasi membanggakan diraih oleh M. Abdul Aziz dalam lomba penghijauan dan
konservasi alam lestari tingkat Provinsi Jawa Tengah. Aziz menjadi juara dua pada kompetisi yang diselenggarakan oleh Dinas Kehutanan Jawa Tengah pada Mei 2010 lalu. Divisi kesenian BEM Fakultas Psikologi, Teater AURA berhasil mementaskan lakon “Malam Jahanam” pada 9 Agustus 2009. Pada 28 Juni 2011, AURA kembali menggelar pentas ke dua, ”Kisah Kehidupan Asih”. Pentas kedua bercerita mengenai suka duka pekerja seks komersial dalam berinteraksi dengan keluarga dan tetangganya. “Aktif di kegiatan mahasiswa memiliki banyak manfaat,” Sulistiyanto, mantan Presiden BEM Psikologi yang aktif juga di Teater Aura. Selain dapat belajar berorganisasi, mengekspresikan ide-ide serta pengalaman di luar mata kuliah, keuntungan minimal adalah mendapatkan banyak teman. Level nasional, prestasi mahasiswa dapat dilihat melalui partisipasi aktifnya dalam ajang Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DP2M) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti). Mulai 2008 hingga 2011, banyak program kreatif mahasiswa Fakultas Psikologi yang diterima. Programnya mendapat pendanaan dari penyelenggara. Pada 2008, PKM bidang pengabdian masyarakat (PKMM) karya Fitriana Puspitha Sari berjudul Pendampingan Remaja Kritis Lingkungan terhadap Kerusakan Hutan Muria di Kabupaten Kudus. Berikutnya, 2009, PKM Penelitian (PKMP) buatan Marera Silmi Kaffah berjudul Stereotipe antara Etnis Jawa dan Etnis Keturunan Tionghoa di Kabupaten Kudus. Pada 2010, PKM Kewirausahaan (PKMK) yang menyoroti batik khas Kudus berjudul Ku Kenalkan Kudusmu dengan Kuputik Ku karya Fitri Arfiana Ningsih. Terakhir, 2011, dua judul PKM bidang pengabdian berhasil lolos. Diantaranya Pemetaan Potensi Sosial dan Ekonomi di Kawasan Wisata Colo dengan GIS (Global Information System) karya Nor Kholidin dan Pendampingan Belajar untuk Anak Disleksia Bersama Bimbingan Belajar SMS (Smart Moslem Student) karya Fitri Arfiana Ningsih. (AnikKholidin/Info Muria)
Susunan Redaksi Info Muria Penanggung Jawab: Rektor UMK, Pengarah: Pembantu Rektor I, Pembantu Rektor II, Pembantu Rektor III, Pimpinan Redaksi: Zamhuri, Redaktur Pelaksana: M Widjanarko, Sekretaris Redaksi: Noor Athiyah, Staf Redaksi: Farih Lidinnillah, Much Harun. Diterbitkan oleh Humas Universitas Muria Kudus. Alamat: Gondangmanis PO. Box 53 Bae Kudus 59352 (0291) 438229. Redaksi menerima artikel, foto dan tulisan lainnya dilampiri kartu identitas melalui email:
[email protected]. atau humas@umk. ac.id. Info Muria bisa diunduh di www.umk.ac.id
Info Muria / Edisi VII/ November 2011-Januari 2012
Fokus
KPT “Insight” Bantu Kembangkan Potensi Diri UMK – Sebagai lembaga layanan bidang psikologi di bawah naungan Fakultas Psikologi, Kajian Psikologi Terapan (KPT) Insight menjadi wadah untuk membantu individu atau kelompok yang memiliki permasalahan dan juga mengembangkan potensi dan kemampuan diri. Layanan ini diilhami oleh fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang butuh peran orang lain untuk menyemangati atau mendorong seseorang untuk tidak menyerah dan terus maju dalam mengarungi tantangan kehidupan.”Masukan dari ahli penting untuk mengatasi atau membantu mengurangi permasalahan seseorang,” ujar salah seorang pengelola KPT, Iranita Hervi Mahardayani, S.Psi, M,Psi. Oleh karenanya, KPT didukung staf pengajar dan praktisi profesional di bidang pengembangan sumber daya manusia (SDM). Lembaga ini memberikan pelayanan dalam empat ranah, yakni Konsultasi Psikologi, Asesmen Psikologi, Pendidikan dan Pelatihan, dan Penelitian SDM. Konsultasi psikologi merupakan layanan konseling agar individu dapat mengatasi masalah seputar kehidupan. Asesmen dimanfaatkan untuk mengetahui gambaran seseorang secara
n Profil Lulusan Fakultas Psikologi
komprehensif melalui tes psikologi. Pendidikan dan pelatihan merupakan layanan untuk meningkatkan dan mengembangkan SDM. Sementara penelitian SDM merupakan kajian ilmiah atas penelitian dari suatu permasalahan. Sejak 2003, KPT telah menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga dan instansi/ perusahaan, baik instansi pendidikan, pemerintahan dan juga perindustrian. Beberapa instansi yang pernah mendapatkan layanan misalnya SMA 1 Demak, SMA Muhammadiyyah Pati, Dinas Pendidikan Kudus, PT Nojorono, PDAM Rembang, PT StarOne Mitra Telekomunikasi, PT Askes Kudus, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Kudus, PD.BPR Bank Pasar Kudus dan berbagai instansi sejenis lainnya. KPT, jelas Hervi, selalu memberikan layanan yang terbaik, didasari dengan komitmen teratasinya atau terkuranginya beban permasalahan tersebut. Melalui layanan yang diberikan, individu akan memiliki wawasan lebih luas dalam menyelesaikan permasalahan dengan semangat. Mereka juga dapat belajar memandang dan menganalisa permasalahan dari berbagai sudut pandang. (Anik/Info Muria)
“
Lulusan Psikologi Jadi “HRD Perusahaan“ UMK - Sarjana jebolan Fakultas Psikologi dapat masuk di berbagai bidang lapangan kerja. Kesimpulan tersebut diutarakan oleh Alumni Fakultas Psikologi, Fitriana Puspitha Sari. Menurutnya, lulusan psikologi tidak harus bekerja di bagian personalia (Human resource development/HRD). Hal itu merujuk pengalaman wisudawan terbaik Fakultas Psikologi Oktober 2009 ini. Pendekatan ilmu psikologinya bermanfaat pada berbagai tugas yang dilakoninya. Bagaimana tidak, Ia yang diterima pada bagian personalia di sebuah usaha percetakan di Kudus, juga berhasil menjalankan tugas lain yang terkadang dipercayakan kepadanya, yakni administrasi serta kalkulasi.
Di kampus, banyak waktu luang yang dapat digunakan untuk mengembangkan bakat dan minat melalui organisasi.
Ilmu psikologi, menurut Fitri, begitu wanita kelahiran 1987 ini dipanggil, merupakan ilmu umum sehingga dapat bermanfaat pada berbagai bidang kerja. Secara tidak langsung, seorang pengusaha bekerja menggunakan ilmu psikologi. Tanpa pemahaman karakter calon konsumen, seorang penjual produk tidak akan mendapatkan pelanggan. Dalam hal ini, mereka harus menguasai ilmu psikologi kepribadian atau psikologi industri. Selain penguasaan secara ilmu psikologi, pengalaman aktif dalam berbagai organisasi dinilai Fitri juga sangat mendukung. Diantaranya, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas
Psikologi (Semester 1 sampai 4), Beswan Djarum (Semester 5 sampai 6) dan Muria Research Center (MRC) Indonesia (Semester 4 sampai Mei 2010). Sarjana yang begitu lulus langsung mendapatkan pekerjaan ini berpesan kepada mahasiswa Universitas Muria Kudus (UMK), agar memaksimalkan waktu dengan berbagai aktivitas. Pasalnya, di kampus, banyak waktu luang yang dapat digunakan untuk mengembangkan bakat dan minat melalui organisasi. “Jangan cuma kuliah, tongkrong, langsung pulang,” ujarnya berpesan. (Anik/Info Muria) Info Muria / Edisi VIII/ Februari-April 2012
Pakar Perlunya Psikologi Lokal
Pola Tanam Antisipasi Anomali Iklim
Oleh Latifah Nur Ahyani, SPsi, MA
Oleh Drs. RM Hendy Hendro HS, MS & Ir Untung Sudjianto, MS
erkembangan ilmu psikologi sangat mengagumkan. Banyak penemuan baru hasil penelitian ahli dapat dibaca dari jurnal. Hal ini seiring dengan meningkat dan kompleksnya problematika di masyarakat. Ragam problem kehidupan menuntut penyelesaian cepat dan tepat. Peran ilmu kejiwaan, psikologi, penting dalam membantu penyelesaiannya. Nyatanya, saat ini, pendekatan psikologi barat menjadi kendala. Terkadang berakibat pada gagalnya mengatasi masalah masyarakat penganut budaya timur.
Iklim telah berubah oleh naiknya suhu bumi sebagai dampak pemanasan global. Pengaruhnya, periodesasi musim hujan dan musim kemarau semakin kacau. Periode musim penghujan (November-Maret) dan kemarau (April-Oktober) lama berlaku telah berubah. Kini, musim kemarau bisa lebih panjang atau sebaliknya. Ketidakteraturan (anomali) iklim ini menyebabkan terjadinya variasi, abnormalitas dan inkonsistensi.
P
Historisitas budaya barat dan timur berbeda. Hal ini nampak secara eksplisit pada sistem nilai dalam menghayati hidup dengan kelebihan masing-masing. Budaya Barat lebih individualis, sementara Budaya Timur cenderung kolektif. Diri sendiri lebih penting dari kelompok. Kompetisi dan pencapaian pribadi menjadi hal penting bagi Barat. Berlawanan dengan budaya Timur, kepentingan kelompok lebih dijunjung tinggi daripada individu. (Craig & Baucum, 2002). Terlepas dari kekuatan setiap budaya, bagi orang timur, membantu, menciptakan dan menopang hubungan ketergantungan sangat bernilai. Dalam memandang hidup, orang Jawa berprinsip, ”Urip Iku Urup (hidup itu nyala)”. Hidup bernilai jika memiliki manfaat bagi orang lain. Hal ini menuntut perlu dikembangkannya psikologi yang lebih menitikberatkan pada nilai-nilai budaya timur dan berwawasan lokal karena permasalahan lokal memang seharusnya diselesaikan dengan menggunakan pendekatan lokal pula. Seperti yang dilakukan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus (UMK), belum lama ini, dengan menggelar kunjungan ke Komunitas Samin atau Sedulur Sikep di Desa Tanduran, Kecamatan Kedungtuban Blora. Banyak hal diperoleh. Sebelumnya, mahasiswa pernah berkunjung ke masyarakat Sasak di Mataram. Melalui kunjungan ke berbagai ragam komunitas adat, mahasiswa diharapkan mampu memahami pluralisme, serta nilai luhur yang harus dipertahankan dan dikembangkan di setiap budaya. Masyarakat berkualitas hanya akan muncul apabila individu dan lingkungannya berkembang dengan kekuatan karakter (Character Strength). Oleh karenanya, pendekatan psikologi lokal dengan menggali potensi budaya lokal (Timur) dan membangun kekuatan karakter harus mendapat perhatian besar. Karakter kuat penting untuk menangkal munculnya stres dan berkembangnya patologi sosial. Latifah Nur Ahyani, SPsi, MA Dosen Fakultas Psikologi
Info Muria / Edisi VIII/ Februari-April 2012
Anomali iklim berdampak pada petani. Mereka tidak mampu memprediksi kapan waktu yang tepat untuk memulai menanam. Mereka menanam sebagaimana pola tanam biasanya meski resikonya rugi atau gagal panen. Pola tanam dan estimasi produksi sulit diprediksi. Perubahan iklim harus diantisipasi melalui adaptasi dan mitigasi untuk mencegah akibat yang lebih buruk bagi pertanian. Anomali iklim harus disikapi sebagai tantangan untuk menemukan pensiasatan agar berbuah nilai tambah, bukan kerugian. Pola pikir yang mendasari penyusunan Konsep Pranatamangsa dapat dijadikan pertimbangan pemerintah dalam mengambil kebijakan. Cara bertani yang menentang alam harus segera ditinggalkan. Galakkan pertanian berkelanjutan. Demikian pula konsep wanatani (agroforestry) dalam upaya mengurangi pemanasan global, mitigasi perubahan iklim dan meningkatkan pendapatan petani. Pola tanam sebagai usaha mengatur tata urutan tanaman selama periode tertentu dapat dilakukan. Petani dapat merubahnya berdasarkan pengalaman bertani. Prinsip perubahan pola tanam dapat dilakukan dengan tujuan memilih alternatif tanaman-tanaman yang akan dibudidayakan untuk memperoleh hasil yang tinggi dan memperoleh pendapatan yang maksimal. Walaupun perubahan pola tanam tersebut dipengaruhi oleh fluktuasi harga dan jenis tanaman yang dibudidayakan. Pemilihan tanaman hortikultura memiliki resiko lebih besar dibandingkan tanaman palawija. Sebab tanaman hortikultura memiliki nilai ekonomi lebih tinggi dari pada tanaman palawija namun resiko kegagalannya lebih tinggi dari pada tanaman palawija, misalnya pemilihan antara tanaman cabai dan kedelai. Ada pola tanam monokultur tumpang gilir dan polikultur/ multiple cropping/tumpangsari. Pola tanam yang menghasilkan pendapatan tinggi memiliki resiko kegagalan yang tinggi pula. Pola tanam dengan selingan padi-palawija tingkat kesuburan tanahnya lebih tinggi dari pada pola tanaman sejenis secara terus menerus.
Drs. RM Hendy Hendro HS, MS dan Ir Untung Sudjianto, MS
Keduanya Dosen Fakultas Pertanian
Tajuk
D
Tajuk
nBuku
Tubuh Lokal Bergema Global
Mudah Pahami
alam interaksi komunikasi jaringan virtual, sekat antar wilayah yang dibatasi oleh ideologi, ruang dan batas administrasi antar Negara sudah tidak memiliki korelasi. Semua sudah menyatu seperti global village. Praktis tidak ada yang bisa membatasi komunikasi antara orang per orang dari berbagai penjuru dunia. Yang menjadi penghambat justru diri sendiri, apakah memiliki mental dan bekal komunikasi yang baik dalam mengaktualisasikan ide dan gagasan. Bagi lembaga pendidikan, aktualisasi para insan akademisnya dalam bentuk karya dan produk knowledge lainnya merupakan keniscayaan dalam rangka menggali dan mengembangkan dunia ilmu pengetahuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Tidak dipungkiri, tanpa penggalian, pengembangan ide dan gagasan baru, ilmu pengetahuan menjadi usang (out of date). Keberadannya mungkin bisa diaplikasikan tetapi bisa jadi sudah tidak dapat mengikuti perkembangan lingkungan, terutama dalam konteks kompetisi antar masyarakat yang menempati wilayah, ruang, dimensi berbeda. Ilmu pengetahuan seyogyanya selalu dapat menemukan konteksnya dalam beragam aktualisasi tuntutan dan kebutuhan lingkungan. Paling tidak, dalam konteks lokal, perangkat dan metodologi keilmuan yang dimiliki oleh Perguruan Tinggi (PT) mampu memberi jawaban dan menemukan solusi atau bahkan menjadi laboratorium penemuanpenemuan baru untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Jawaban, solusi, dan penemuan baru yang diberikan oleh PT tersebut akan menjadi instrument perekat komunikasi antara PT dan lingkungannya. Bahkan, bisa menjadi asset yang sangat berharga yang menjadi hak kekayaan intelektual yang bisa menghasilakn nilai tambah, baik secara materi maupun immateri. Memberi jawaban, mencarikan solusi dan menemukan hal baru sepertinya sudah menjadi tugas melekat yang wajib diemban oleh PT. Tanpa itu, keberadaan PT tidak memiliki relevansinya di tengah eskalasi beragam problem dan kebutuhan masyarakat. Dalam hal ini, lingkungan lokal menjadi amat relevan sebagai bahan dan medan penelitian dan pengabdian PT di masyarakat. Dari konteks lokal inilah muncul keunikan dan kekhasan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) sehingga menjadi keunggulan dan daya tarik. Bukankah daya tarik lokal dan keunikan daerah menjadi magnet dan penarik perhatian dunia. Bukankan nilai-nilai internasional bermula dari keunggulan dan dan daya tarik nilai lokalitas tertentu yang memenangi wacana. Justru dari lokal inilah, ada hal baru, penemuan baru, nilai baru, unik dan khas yang menjadi pengalih perhatian. Dalam konteks inilah, keberadaan program studi, terutama Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus (UMK) ditempatkan. Keberadaan kedua program studi tersebut yang saat ini sedang mengembangkan nilai kelokalan patut didukung oleh semua stakeholders UMK. Dengan wajah dan tubuh lokal, kedua progdi tersebut akan memberi informasi dan penemuan baru yang dapat dipakai dunia ilmu pengetahuan di berbagai forum, terutama di forum internasional. Semoga. ■
Relasi Manusia-Lingkungan
W
alaupun bukan pertama kalinya, tetapi pembuatan buku ini merupakan hasil aktivitas akademik yang patut dijadikan contoh oleh kawan-kawan penulis khususnya dan umumnya para pengajar di lembaga pendidikan tinggi, karena penulis sudah meluangkan waktu disela-sela rutinitas mengajar untuk melakukan penelitian dan penyebarkan hasilnya dalam bentuk buku ini. Kehadiran buku ini bukan semata-mata untuk memperluas wawasan pengetahuan dan mempermudah aktivitas belajar mengajar melainkan juga memberikan inspirasi berdasarkan data-data empiris yang muncul di lapangan. Judul : Psikologi Lingkungan : Teori dan Praktek Penulis : Mochamad Widjanarko Penerbit : Badan Penerbit Universitas Muria Kudus Cetakan: Pertama, Februari 2012 ISBN: 978-602-99614-1-6
Pembaca buku ini akan termudahkan untuk membaca dan menyerap isi buku ini karena buku ini bukan saja teoritas tetapi juga pelaksanaan implementatif di lapangan dengan data-data hasil penelitian yang mudah dipahami. Buku ini sangat diperlukan untuk menjadi panduan bagi mahasiswa dan memperkaya kajian psikologi sosial umumnya dan pengembangan psikologi lingkungan serta mengisi kekurangan buku psikologi lingkungan yang berdasar pada kajian lokal berbasis kebutuhan masyarakat. Bisa jadi buku ini juga perlu penyempurnaan, yang nantinya bermanfaat buat pengembangan psikologi terapan, khususnya psikologi lingkungan dalam merespon perilaku manusia dalam beradaptasi dengan lingkungan di sekitarnya. n M Suharsono, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus
Info Muria / Edisi VIII/ Februari-April 2012
Kampus Perpustakaan Dilengkapi Koleksi Online UMK - Perpustakaan UMK (Universitas Muria Kudus) telah menerapkan sistem otomasi sejak 2009. Meskipun belum sempurna di tahun 2012 ini ada banyak penambahan fasilitas guna memaksimalkan penerapan sistem ini. Diantaranya absen dengan barcode serta mencari referensi dan ketersediaan buku secara online. “Sistem administrasi otomasi adalah layanan terintregasi dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi,” ujar salah seorang UMK, Noor Athiyah, SS, MHum. Dulu, sebelum menggunakan pelayanan sistem otomasi, perpustakaan ini memakai sistem administrasi manual, yang proses pekerjaannya memakan waktu lama dan kurang efisien. Sekarang dengan sistem baru ini proses administrasi perpustakaan diharapkan lebih cepat dan efisien. Sistem otomasi yang sudah mulai dirintis sejak 2009 ini akan mengakomodasi keseluruhan layanan yang ada di perpustakaan termasuk peminjaman, pengambailan, denda, fotokopi, absen, daftar anggota dan lainnya. Adanya sistem ini akan membuka peluang bagi siapa saja yang ingin mengakses informasi dan mencari referensi buku yang tersedia di perpustakaan ini secara online dengan membuka www.digilib. umk.ac.id. Selain buku-buku, perpustakaan UMK juga menyediakan referensi skripsi dan penelitian dosen di www.eprints.umk.
ac.id. Naskah penelitian dapat diunduh secara gratis sebagai bahan referensi mahasiswa. Selain itu, mulai November lalu perpustakaan UMK secara resmi juga telah menjadi kontributor referensi skripsi, laporan penelitian, serta karya umum disebuah portal yang dikelola oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti – kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas). Portal tersebut bisa diakses melalui www.garuda.dikti.go.id. Sayangnya, sistem otomasi ini dalam penerapannya mengalami keterlambatan. Proses penyempurnaan sistem otomasi di perpustakaan ini terkendala beberapa hal diantaranya terbatasnya tenaga entri data buku, kurangnya komputer, dan ketidakstabilan jaringan komputer. Namun, hambatan tersebut terbantu oleh adanya bantuan 20 komputer dari PT. Djarum dan 3 komputer dari PHKI. “Dengan adanya bantuan ini, semoga sistem otomasi dapat berjalan maksimal,” tutur Kepala UPT Perpustakaan UMK, Dra. Sutarti SE, MM berharap. Pihak perpustakaan menargetkan, tahun ajaran 2012/2013, sistem otomasi skirpsi, multimedia dan tandon terimplementasi. “Tahun 2012 ini, di perpus akan ditambah satu lantai lagi untuk membuat ruang buku dan ruang diskusi untuk mahasiswa,” pungkasnya. (Syaifuddin/Info Muria)
UMK Latih Pembuatan Pupuk Se-Kecamatan Dawe UMK - Lembaga Pengabdian Masyarakat Universitas Muria Kudus (LPM UMK) mengadakan pelatihan pembuatan pupuk untuk warga masyarakat se-Kecamatan Dawe. Kegiatan dilaksanakan pada Sabtu (4/1) di Aula Kecamatan Dawe Kudus. Kegiatan merupakan sinergisitas program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan universitas. “Setiap desa mewakilkan dua warganya untuk mengikuti program ini, “ terang Masturi, Kepala LPM UMK. Pelatihan ini dipandu oleh dosen Fakultas Pertanian UMK, Ir. Shodiq, EA, MP. Ada empat alat yang dibutuhkan untuk membuat kompos ini yakni Tong (drum plastik), Kran Air, Selang, Pipa Paralon dan Kain Kasa. Pelatihan olehnya dinilai sangat bermanfaat. Pasalnya, masyarakat dapat menggunakan sampah rumah tangga untuk pembuatan pupuk ini. Proses pembuatan pupuk organik tidak rumit. Setelah pembuatan tempat pupuk selesai, wadah diberi kompos stater sekitar 5 kilogram yang telah tercampur dengan rajangan sayur. Selanjutnya, setelah 1-2 hari akan keluar air lindi. Air, kata Sodik, adalah pupuk cair. Pupuk organik sangat bermanfaat bagi tumbuhan baik tamanan hias atau sayuran. Pupuk hasil olah sendiri tersebut juga tidak menimbulkan bau. “Bila airnya bau itu bukan pupuk,
Info Muria / Edisi VIII/ Februari-April 2012
Foto Harun/Info Muria
namun cuma efek dari pembusukan,“ kata Shodiq. Pada kesempatan KKN kali ini, UMK juga akan memberikan tong pengolah sampah menjadi pupuk organik. Setiap tong dapat dimanfaatkan untuk 1 sampai 2 rumah dengan masa pakai selama setahun. “Mahasiswa KKN seharusnya bisa memberikan memberikan contoh sampai program KKN selesai,“ ujar Shodiq berharap pada mahasiswa peserta KKN. Setelah pelatihan, panitia memberikan tong kepada peserta agar dapat dimanfaatkan di desa. “Tong pemberian ini sebatas embrio untuk memberikan pengetahuan lebih kepada masyarakat. Sehingga, ke depannya, lingkungan bersih dan sampah bermanfaat,“ tuturnya. (Harun/Info Muria)
Kampus
Mahasiswa Psikologi Pelajari Sedulur Sikep
Foto Ros/Info Muria
Mahasiswa Psikologi UMK saat bertamu di kediaman sesepuh Komunitas Samin Blora. Tuan rumah menyambut dengan ramah.
UMK – Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus (UMK) melakukan studi atas ajaran Komunitas Samin Blora. Mereka telah melakukan kunjungan ke sesepuh komunitas tersebut, Sariman, pada Desember 2011 lalu. Di kediaman buyut mantu dari Ki Samin Surosentiko itu, bersama puluhan Sedulur Sikep atau Samin lain di Desa Tanduran, Kecamatan Kedungtuban, para mahasiswa memulai studi mengenai ajaran Samin. Setelah terjalin kedekatan antara mahasiswa dan komunitas Samin, Sariman, suami dari buyut Ki Samin Surosentiko, mengawali penjelasan terlebih dahulu. ‘’Di arani Samin, mergo sing takon yo wong, sing jawab yo wong. Dadi
pada-pada. Sami-sami,’’ katanya. Sariman mengungkapkan, penganut Samin selalu memegang prinsip hidup yang selalu di-ugemi (pegang) hingga saat ini. Yakni larangan drengki, srei, panasten, dawen, kemeren, lan nyiyo-nyiyo marang sepodo. Selain itu, juga tidak boleh bedok, colong, pethil, jumput, nemu wae ora kena, lan Kudu weruh the-e dhewe. Bukan mendengar penuturan Sariman, Jariman, dan Sedulur Sikep lain juga mengungkap ajaran dan kisah seputar Komunitas Samin yang bertahan dari zaman penjajahan hingga kini. Terjadi proses diskusi (dialog) antara mereka dan mahasiswa.
Psikologi Lokal Mochammad Widjanarko, dosen pembimbing yang mendampingi mahasiswa berkunjung ke Komunitas Samin di Tanduran mengemukakan, kunjungan tersebut merupakan bagian dari perkuliahan di luar kelas yang seringkali digelar. ‘’Ini untuk lebih memberi pemahaman terhadap mahasiswa terhadap materi kuliah Psikologi Indonesia,’’ katanya. Dengan berkunjung ke berbagai komunitas adat dan komunitas lain yang beragam, mahasiswa diharapkan mampu memahami tentang pluralisme yang merupakan fakta yang tidak bisa dipungkiri. Dengan begitu, diharapkan ada pemahaman tentang psikologi lokal pada diri mahasiswa. ‘’Sebelum ke Komunitas Samin, mahasiswa juga sudah kami ajak ke masyarakat Sasak di Mataram,’’ jelasnya. (Ros/Info Muria)
Djarum Bantu Sarpras Lebih dari Rp 5 Miliar UMK - Djarum Bhakti Pendidikan, pada tahun ajaran 2011/2013 ini, memberikan bantuan sarana-prasarana perkuliahan dan administrasi di Universitas Muria Kudus (UMK). Bantuan dalam bentuk gedung empat lantai beserta isinya untuk Fakultas Pertanian dan Fakultas Psikologi. Gedung seluas 2.600 m2 ini diresmikan pada 11 April 2012 ini. Selain gedung, bantuan lebih dari Rp. 5 Miliar itu juga untuk melengkapi fasilitas kantor, perkuliahan serta sarana meningkatkan layanan sistim informasi di UMK. Bantuan berupa sarana perkuliahan dan perlengkapan kantor, diantaranya berupa komputer (234 unit), UPS (85), LCD (10), AC (25), Kipas angin (10), Mesin Fotokopi (1), Kursi Mahasiswa (400), Kursi lipat (500), TV LCD (10), Kamera CCTV (2), Kulkas (10), Dispenser (15), Server HP built-in (2). Rektor Universitas Muria Kudus (UMK), Prof Dr dr Sarjadi, Sp PA mengungkapkan, peningkatan kualitas perguruan tinggi tidak lepas dari pengadaan sarana-prasarana yang layak untuk mendukung proses pembelajaran dan penelitian. Hal itu akan memberatkan jika harus dibebankan kepada mahasiswa.
Tampilan desain gedung baru Fakultas Psikologi dan Fakultas Pertanian terlihat dari sisi depan. Dok. Info Muria
Oleh karenanya, bantuan dari pihak swasta dinilainya cukup membantu untuk meningkatkan kualitas pendidikan, terutama di Kudus. “Harapannya berkelanjutan,“ ujar Prof Sarjadi mengenai kerjasama baik yang telah terjalin. (Farih/Info Muria) Info Muria / Edisi VIII/ Februari-April 2012
Kampus n Profil Lulusan Fakultas Pertanian
Kerja Dinas dan Kembangkan Pertanian Organik UMK – Banyak peluang kerja bagi sarjana Fakultas Pertanian, bukan hanya di lingkup formal tetapi juga informal. Pendapat tersebut terlontar dari salah seorang alumni Fakultas Pertanian Universitas Muria Kudus (UMK), Faiq Yusron. Saat ini, selain bekerja di Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Pati, Faiq juga aktif mengembangkan pertanian organik. Ia didaulat menjadi konsultan pada Aliansi Petani Mandiri Pantura Timur (APMPT) Jawa Tengah. Selain produksi tanaman pertanian organik, lembaga ini juga menangani distribusinya. Latar belakangnya aktif di organisasi Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) “Arga Dahana” UMK berperan membentuk kesadarannya melestarikan lingkungan. Sementara bekal pendidikannya di Fakultas Pertanian mempermudahnya dalam membentuk dunia kerja yang arif terhadap alam. Bekal kemampuan telah dipersiapkan matang oleh sarjana lulusan 2004 ini. Kala berstatus mahasiswa dulu, Ia pernah meraih juara 3 Kader Konservasi Tingkat Jateng. Di ajang Pekan Ilmiah nasional (Pimnas) Padang, salah satu peserta wakil dari Jateng adalah dirinya. Selain itu, Faiq juga pernah menjabat sebagai Presiden
Faiq Yusron sedang merawat tanaman yang dikembangkan dengan cara pertanian organik.
Dok. Info Muria
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian dan dipercaya sebagai koordinator Ikatan Senat Mahasiswa Fakultas Pertanian se-Jateng DIY. Faiq juga terlibat dalam upaya penanganan HIV-Aids melalui wadah Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat (PIKM) Kudus. Di lembaga yang juga bekerjasama dengan salah satu rumah sakit di Jogjakarta ini, posisi direktur dijabatnya. Peran sarjana ilmu pertanian sangat dibutuhkan. Peluang kerja banyak. Namun untuk mengisinya, harus didukung bekal keilmuan. Perkembangan teknologi pertanian, utamanya mutakhir, penting dikuasai sejak berstatus sebagai mahasiswa. “Mahasiswa juga jangan terkungkung di kampus tetapi juga aktif di luar kampus,” ujarnya berpesan. (Farih/Info Muria)
Dua PKM Lolos Seleksi Dikti UMK – Dua kelompok mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Muria Kudus (UMK) masuk dalam pengumuman dari 13 mahasiswa UMK yang lolos dalam ajang Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Kompetisi merupakan ajang bergengsi tingkat nasional yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti). Kedua kelompok masing-masing dikomandoi oleh Eko Andi Marwanto bimbingan Ir Untung Sudjianto MS dan Erick Musprada Narto bimbingan Drs RM Hendy Hendro HS, MSi. Kelompok Eko mengambil judul Pemberdayaan Kelompok Tani Dalam Mengolah Berbagai Potensi Lokal sebagai Langkah Mengurangi Ketergantungan Terhadap Pupuk Kimia di Desa Tengguli Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara. Sementara program Erick berjudul Pengembangan Kemandirian Karang Taruna Ratukalinyamat Desa Tengguli Kabupaten Jepara dalam mengolah Sampah Rumah Tangga Menjadi Pupuk Organik. Kedua program termasuk dalam PKM bidang pengabdian kepada masyarakat (PKM-M).
Pemberdayaan Program Eko mengenai pemanfaatan pupuk organik dimaksudkan untuk memberdayakan masyarakat. “Di Desa Tengguli Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara hampir 70 % warganya adalah petani yang memiliki peternakan,“ ungkap Eko mengenai alasan pemilihan judul programnya.
Info Muria / Edisi VIII/ Februari-April 2012
Mulai Maret depan, mahasiswa semester tujuh ini akan melakukan penyuluhan kepada kelompok tani di desanya untuk masa lima bulan. Pupuk organik dinilai Eko, lebih bagus dari pada pupuk kimia. “Pupuk organik akan membuat tanah lebih bagus dan bisa digunakan seterusnya tidak seperti pupuk kimia yang hanya bisa digunakan satu kali,“ terang Eko. Melalui program ini peneliti akan bisa mendapatkan beberapa manfaat seperti mendorong mahasiswa lebih peduli dengan masyarakat sekitar, serta sebagai salah satu bentuk pengabdian Tri Dharma pendidikan. “Terlebih mahasiswa bisa mengembangkan mental dan kepribadian mahasiswa,” tambah Eko. Selain untuk mahasiswa, program ini juga sangat bermanfaat bagi petani. “Petani bisa memanfatkan banyak kotoran hewan di desa menjadi pupuk kandang,“ terang Eko. Ketergantungan petani atas pupuk kimia dapat diminimalisir melalui meningkatkan kesadaran akan manfaat pupuk organik. Sebab itulah, dirinya mengusulkan program untuk melatih petani agar dapat beralih dari pupuk kimia ke pupuk buatan sendiri. “Hingga mereka bisa mandiri mengembangkan pertaniannya,” katanya. Ke depan, Eko berharap, lahan mereka menjadi subur sehingga tanaman petani tumbuh dengan baik. (Harun/Info Muria)
Kudusan
Kretek dalam Sejarah Kudus
P
erempuan berjajar rapi dengan cekatan mereka membentangkan campuran cengkeh dan tembakau di atas kain, lalu membubuhi kertas dengan sedikit lem dan mengerakkan tuil logam yang menghasilkan sebatang kretek. Inilah gambaran pekerjaan sebagian besar perempuan di Kudus saat berada di pabrik rokok. “Pada tahun 2009 tercatat 84.988 orang bekerja di 209 unit pabrik kretek di Kudus, “ ungkap Mahesa Anggi, editor buku berjudul Kudus Kota Kretek. Disebut Kudus Kota Kretek tidak terlepas dari banyaknya perusahaan rokok yang menyerap ribuan masyarakat Kudus sebagai pekerja. Dimulai ketika penemu Kretek, Haji Djamhari menderita sesak asma dan sesak dada yang lama. Dia mencoba mengoleskan cengkeh di dadanya dan merasakan perubahan, lalu dia mengunyah cengkeh dengan biji-bijinya. Ternyata penyakit sesak itu mereda. Djamhari kemudian memotongmotong cengkeh dan dicampurkan ke tembakau yang biasa dia hisap. “Akhirnya malah sembuh dan dia memproduksi kretek dengan jumlah besar, “ terang Mahesa. Pada tahun 1890 Haji Djamhari meninggal dunia, Kretek tidak hilang namun malah berkembang pesat. Karena kretek menguntungkan dan digemari. Banyak orang yang kemudian menjadi pengusaha kretek dan salah satunya adalah Roesidi. “Produk yang dibuatnya adalah klobot atau biasanya disebut dengan merek Bal Tiga, “ tambah Mahesa. Baru pada tahun 1909, Roesidi mulai memproduksi kretek.
Produk kretek pertamanya dijual tanpa bungkus dengan harga 2,5 sen per satu ikatan (25 batang ukuran kecil) dan 3,0 sen per ikat (25 batang ukuran besar). Setelah cukup laris, Roesidi mulai menempel merek M Niti Semito. “Roesidi memakai nama Niti Semito sebagai produk kreteknya, “ tambah Mahesa. Antara tahun 1920-1930 perusahaan Bal Tiga telah memiliki 15.000 karyawan serta 100 armada yang terdiri dari bus untuk pengantar rokok, bus untuk promosi serta memiliki truk dan sedan. “Niti Semito juga bekerjasama dengan SPBU di Indonesia sehingga karyawan yang mengantar rokok tidak perlu membeli bensin, namun hanya menunjukkan kartu tugas dari perusahaan, “ tambah Mahesa. Pada tahu 1930-an Niti Semito membuat pabrik baru seluas enam hektar di kawasan Jati di pinggir jalan Kudus-Semarang. Sejak pemindahan itu ada suasana baru pada pagi dan sore hari. Pada pagi yang masih gelap terlihat berduyun-duyun buruh rokok dari seluruh pelosok desa-desa Kudus berjalan beriringan menuju tempat kerja (pabrik rokok). “Demikian pula pemandangan ini terlihat pada sore hari ketika buruhburuh mulai meninggalkan pabrik ke rumah masing-masing, “ papar Mahesa. Sayang sekali, kejayaan “Raja Kretek” Nitisemito akhirnya harus menyusut karena beberapa masalah, di antaranya ketika Pemerintah Hindia Belanda menyita rumah dan mobil yang digunakan untuk operasional Bal Tiga. “Kejadian serupa terjadi saat datangnya bala tentara Jepang di Indonesia. Armada-armada perusahaan Niti Semito dirampas untuk armada militer Jepang, dan gedung-gedung pabrik rokok dijadikan markas bala tentara Jepang, “ kata Mahesa. Pada 1944-1945 pemerintah Jepang memerintahkan Nitisemito untuk membuka kembali pabriknya. Namun usaha ini tidak berlangsung lama. Tahun 1947, Niti Semito mengawali lagi produksinya, usahanya kembali mengalami kemacetan. “Niti Semito meninggal pada tahun 1953. Pada tahun itu juga pabriknya ditutup, “ paparnya.
Dok. Info Muria
Diorama proses pembuatan kretek yang terdapat dalam Mueseum Kretek di Kudus.
Namun Kretek di Kudus tidak punah. Banyak pabrikan rokok mulai bermunculan, mulai dari Nojorono (1953), Gentong Gotri, Djambu Bol (1937), Sukun (1949). “Akhirnya muncul nama baru, Oei Wie Gwan membangun perusahaan yang terbesar di Kudus dengan nama Djarum,“ pungkasnya mengenai sejarah kretek di Kudus. (Harun/Info Muria)
Info Muria / Edisi VIII/ Februari-April 2012
Fokus
Memanfaatkan Jaringan Lokal Jaringan “in vitro“, PT Mascom Graphy (Suara Merdeka), PT Djarum, PR Sukun, PR Nojorono.
Salah satu realisasi program kerjasama Fakultas Pertanian dengan Perhutani Prop Jateng. Dok. Info Muria
UMK - Kewajiban perguruan tinggi (PT) akan selalu berhubungan dengan Tridharma PT yang meliputi penelitian, pendidikan dan pengabdian masyarakat. Hal ini yang dilakukan Fakultas Pertanian (FP) Universitas Muria Kudus (UMK) dengan menjalin kerjasama dengan pihak lokal di pantura timur Jateng. Kepala laboratorium Fakultas Pertanian, Zed Nahdi mengungkapkan Fakultas Pertanian telah bekerjasama dengan berbagai lembaga seperti LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional), Balai Penelitian Pencemaran Lingkungan Pertanian Jakenan Pati, Perum Perhutani, Dinas Pertanian, Laboratorium Pengamat Hama dan Penyakit Tanaman Pangan Pati, Balai Benih Kalinyamat, Universitas Sebelas Maret, Laboratorium Kultur
Kerja sama, menurut Zed, saling menguntungkan. Kampus sebagai lembaga pendidikan butuh banyak tempat untuk mengaplikasikan ilmunya. Sedangkan Balai Penelitian Pertanian misalnya, butuhkan peneliti termasuk mahasiswa. “Jadi mahasiswa/dosen dapat tempat untuk penelitian dan hasilnya bermanfaat bagi mahasiswa dan lembaga,“ tambahnya. Sampai kini, Fakultas Pertanian memberi kesempatan luas mahasiswa dan dosen untuk memanfaatkan jaringan lokal. “Karena fakultas tidak punya alat selengkap lembaga lain, jadi harus bisa memanfaatkannya sebaik mungkin agar ilmunya aplikatif ,“ kata Zed. Nanti, saat mahasiswa menghadapi petani, mahasiswa akan dituntut mampu menghasilkan sesuatu yang lebih baik daripada yang sudah ada. “Pendidikan petani kan masih rendah,“ ujarnya. Zed berharap kerjasama lokal ini dapat memberikan gambaran kepada mahasiswa untuk bekal mereka sebelum terjun langsung kepada masyarakat. “Di lembaga yang bekerjasama dengan Fakultas Pertanian, mahasiswa bisa menambah intensitas praktik karena keterbatasan ruang gerak yang di fakultas pertanian,“ harapnya. (Harun/Info Muria)
Menjawab Masalah Petani dengan Konsultasi UMK - Meski belum ada lembaga resmi yang melayani permasalahan pertanian, Fakultas Pertanian UMK, selama ini tetap menerima konsultasi mengenai permasalahan yang dihadapi petani. Hal itu dinilai sebagai wujud pengabdian dan tanggung jawab perguruan tinggi atas permasalahan yang terdapat di masyarakat. Pihak fakultas mengaku terbuka apabila ada petani datang membawa masalah pertanian. “Kami akan berusaha mencarikan solusi dengan bekal sumber daya yang ada,” kata Dekan Fakultas Pertanian, Ir. Hadi Supriyo, MS. Secara tidak langsung peran layaknya klinik pertanian coba dijalankan oleh fakultas pertanian. Untuk memaksimalkan peran tersebut, tutur Dekan, pihaknya telah menunjuk pembantu dekan III sebagai koordinator. Prosedur penanganannya, masalah diinventarisir kemudian dipetakan untuk dicarikan dosen yang sesuai antara masalah pertanian dengan bidang keilmuan dosen. Pengoperasiaan klinik tidak dilakukan secara aktif dengan cara jemput bola. Pihak fakultas masih khawatir dengan
10 Info Muria / Edisi VIII/ Februari-April 2012
tuntutan di masyarakat. “Soalnya, tuntutan dari masyarakat sering dalam wujud materiil, misalnya bibit, pupuk obat, atau alat,” katanya menambahkan. Sementara fungsi perguruan tinggi, menurutnya, sebagaimana lazimnya, memiliki titik tekan peran pada ranah keilmuan pertanian. Kopertis melarang pengabdian dalam bentuk pemberian materi. “Sudah beberapa kali petani langsung mendatangi kantor fakultas untuk mendapat jawaban seputar masalah pertanian yang dihadapi,” ujar Pembantu Dekan I Fakultas Pertanian UMK, Ir. Untung Sudjianto, MS. Untuk memaksimal peran ini, lanjutnya, selain memfungsikan dosen, pihaknya juga memanfaatkan kerjasama antara lembaga yang telah dijalin, misalnya Laboratorium Pengamat Hama dan Penyakit Wilayah Karesidenan Pati. Fungsinya, untuk melakukan uji laboratorium agar kualitas penanganan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. (Farih/Info Muria)
Fokus
Mahasiswa sedang praktik di Laboratorium Kultur Jaringan UMK. Dengan didukung praktik penelitian di laboratorium yang ada, Fakultas Pertanian Universitas Muria Kudus (UMK) bertekad membentuk sarjana yang mumpuni untuk memaksimalkan potensi lokal.
n Visi Fakultas Pertanian
Dok. Info Muria
Cetak Sarjana yang Handal Olah Potensi Lokal UMK – Melalui program unggulannya, Fakultas Pertanian Universitas Muria Kudus (UMK) berkeinginan menjadikan lulusannya mampu memanfaatkan potensi lokal. Menurut Dekan Fakultas Pertanian, Ir. Hadi Supriyo, MS, program unggulan tersebut terangkum dalam Pola Ilmiah Pokok (PIK) Fakultas Pertanian. Terdapat tiga unggulan yang telah ditetapkan, diantaranya, pertama, kawasan unggulan yang mencakup kawasan Muria dan Pantura Timur Jawa Tengah. Kedua, program unggulan yang menyangkut budidaya pertanian berkelanjutan. Ketiga, komoditas unggulan yang terkelompok dalam tanaman hortikultura, tanaman pangan, tanaman perkebunan dan industri. Fakultas juga telah mengembangkan unggulan dalam PIK tersebut. Saat ini, beberapa produk pertanian telah dikembangkan. Pada jenis tanaman hortikultura, mereka sedang mengembakan Duku Sumber, Jeruk Pamelo dan Alpukat. Untuk tenis tanaman pangan, Padi (varietas Mira dan Diah Suci), kacang Tanah dan Kedelai Varietas Raja Basda juga dalam pengembangan. Sementara tanaman Coklat, Kopi dan Tebu mengisi daftar pengembangan untuk jenis tanaman
perkebunan dan industri. Saat ini, pertanian yang ramah dengan lingkungan juga mendapat perhatian. Fakultas pertanian menerapkan pertanian organik pada tanaman jagung manis, kangkung darat dan sawi. Melalui berbagai program lokal unggulan tersebut, fakultas mengharapkan agar terbentuk sarjana dengan kemampuan mengelola pertanian lahan sawah dan lahan kering sebagai sistem produksi berkelanjutan dengan memanfaatkan kearifan lokal. Kemampuan penelitian menjadi bekal. Bukan hanya keahlian produksi, keahlian menangani pasca panen dengan bekal jiwa wirausaha juga ditanamkan. Sarjana juga diharapkan dapat menyikapi kekhasan berkehidupan pertanian sebagai method of Inquiry dirinya. Produk tenologi nano juga mulai dilirik untuk dikembangkan pada bidang pertanian. “Kami sedang meneliti kemanfaatan produk teknologi nano pada empat tanaman, padi, tebu, kedelai dan tembakau,” papar Hadi mengenai program unggulan fakultas yang dipimpinnya. (Farih/Info Muria) Info Muria / Edisi VIII/ Februari-April 2012 11
Fokus Utama
Pertanian Teliti Teknologi Nano bagi Tanaman Doktor Gretha yang juga salah satu anggota tim, kemudian, memanfaatkannya untuk penyembuhan. Selain memanfaatkan asap kretek, kliniknya juga memanfaatkan ramuan alam semisal kopi, bawang, telur dan semacamnya untuk pengobatan dengan metode balur. Air sisa balur inilah yang kemudian dikenal dengan istilah auranano. Secara keilmuan nano, pengobatan model ini dapat dibuktikan kemampuannya dalam menyembuhkan penyakit.
Manfaat
Foto Farih/Info Muria
Mahasiswa juga dilibatkan dalam penelitian mengenai manfaat teknologi nano pada tanaman tembakau, tebu, padi dan kedelai.
A
khir 2011, empat judul penelitian membahas teknologi nano mulai digarap oleh Fakultas Pertanian Universitas Muria Kudus (UMK). Penelitian fokus mengurai kemanfaatan teknologi nano terhadap produk pertanian sebagai basis ekonomi masyarakat bawah. Tebu, padi, kedelai, dan tembakau menjadi objek terplih. Pasalnya, produk pertanian tersebut secara ekonomi berperan besar dalam kehidupan wilayah karesidenan pati, utamanya Kudus.
Nanologi Babak baru sains bergulir. Fisika Newton hanya mampu mengenalkan materi atom-atom. Perkembangan terkini mengantarkan sains pada fisika kuantum. Ilmu ini mampu menelisik materi hingga ukuran supermikro atau nano atau sepersemiliar meter (10-9). Dari sudut biologi, pemahaman ilmu nano (nanologi) dapat dianalogikan dengan pengamatan tubuh. Diamati dengan skala seluler, pada tubuh manusia akan terlihat organ, jaringan, protein, sel dan semacamnya, skala atomik terdapat atom karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen dan semacamnya, skala sub-atomik (lebih kecil dari skala atom) terdapat interplay tak putus antara proton, netron dan elektron. Pada tahap ini, sains masuk pada pembicaraan nanobiologi. Terdapat dua pakar ternama, Prof. Dr. Sutiman Bambang Sumitro dan dr. Gretha Zahar, yang menghantarkan Indonesia pada produk nano teknologi berupa asap divine. Melalui studi atas asap divine (divine smoke) kretek, Alumnus Universitas Nagoya Jepang, Prof Sutiman menilai, asap kretek tidak berbahaya, bahkan bermanfaat bagi kehidupan. Pasalnya, sebelum dibakar, kretek diberi larutan divine hasil pengembangan secara nanobiologi. Sutiman melakukan studi bersama tim.
12 Info Muria / Edisi VIII/ Februari-April 2012
Berdasarkan penelitian, selain bermanfaat bagi manusia, asap divine dan auranano yang masih terus dikembangkan, diperkirakan juga berguna untuk meningkatkan ketahanan tanaman dari hama serta hasil dan kualitas produk tanaman. Fakultas Pertanian UMK sedang melakukan uji kemanfaatan produk teknologi nano tersebut pada empat produk pertanian. Dekan Fakultas Pertanian, Ir Hadi Supriyo, MS mengungkapkan, terdapat empat penelitian mengenai aplikasi atau kemanfaatan divine smoke dan auranano pada tanaman tebu, padi, kedelai dan tembakau. Keempat judul penelitian adalah Aplikasi Divine Smoke dan Aura Nano pada Tanaman Tebu oleh tim Drs Hendy HHS, Msi, Kajian Pemanfaatan Divine Smoke dan Aura Nano Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L) Merill) oleh tim Ir Veronica Krestiani, MP, Pemanfaatan Divine Smoke dan Aura Nano pada Tanaman Padi oleh tim Ir Untung Sudjianto, MS, Kajian Pemanfaatan Aura Nano dan Asap Divine pada Tanaman Tembakau (Nicotiana Tabacum L.) oleh tim Ir Hadi Supriyo, MS. Keempat objek penelitian telah ditanam di kebun riset milik fakultas sejak akhir November. Peneliti sengaja memanfaatkan tanah tidak berkualitas sebagai lahan tanam agar pengaruhnya mudah diukur. “Jika terbukti kan petani lebih mudah mempraktikkan. Sebab, lahan pertanian mereka normal,” jelas Hadi beralasan. Masa riset diperkirakan berbeda, bergantung variasi masa hidup tanaman. “Berbeda dengan padi yang masanya 110 hari, tebu memakan waktu 10 bulan,” ujarnya. Alasan pemilihan komoditas pertanian tersebut, lanjut Hadi, adalah menyangkut kelangsungan hidup masyarakat EksKaresidenan Pati. Tebu, padi dan kedelai menjadi komoditas unggulan petani. Secara nasional, kebutuhan komoditas tersebut belum mampu swasembada dan masih ditopang produk impor, baik gula, beras atau kedelai. Sementara tembakau, lanjut Hadi, meski bukan tanaman pertanian wilayah Karesidenan Pati, tanaman tersebut menjadi komoditas unggulan yang menguntungkan petani Indonesia. Warga Kudus sebagai daerah tempat mengolah tembaku menjadi kretek juga banyak diuntungkan secara ekonomi. (Farih/Info Muria)