Un
iver sity
INFO MURIA e tur Cul
Media Komunikasi Antar Sivitas Akademika UMK Cerdas dan Santun
www.umk.ac.id
Diperlukan Pengembangan Penelitian Enterpreneurship UMK- Tiga pilar yang menjadi kewajiban Perguruan Tinggi (PT) dalam menyelenggarakan pendidikan yakni Penelitian, Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat atau dikenal dengan istilah Tri Darma PT. Ketiga kegiatan ini saling berhubungan. Kegiatan penelitian di Universitas Muria Kudus (UMK) sendiri, difokuskan pada pengembangan penelitian enterpreneurship (kewirausahaan). “Kami mengarahkan para dosen (peneliti) untuk meneliti berbagai macam studi yang berkaitan dengan disiplin ilmunya untuk peningkatan enterpreneurship bagi sivitas akademika”, jelas Prof. DR. dr. Sarjadi, Sp.PA, Rektor UMK. Setiap Program Studi (Progdi) harus melakukan berbagai macam kegiatan penelitian baik yang bersumber dari internal maupun dari pihak eksternal. Setiap progdi harus bisa mencipta kan berbagai macam kemungkinan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bisa diterapkan baik secara langsung maupun tidak langsung pada kebutuhan masyarakat (pasar). “Progdi harus mempunyai ciri khas sebagai program unggulan dan dapat dikembangkan oleh para dosen dan mahasiswanya,” tambah Prof. Sarjadi. Lembaga Penelitian (Lemlit) di UMK tidak bisa memberikan arahan secara spesifik bagi progdi, namun lembaga ini hanya menjembatani antara progdi (baca; universitas) dengan lembaga di masyarakat. �������������������������������������� Karena yang lebih mengenal kompetensi dasar adalah masing-masing progdi. Menurut Prof. Sarjadi, selama ini hasil penelitian di Indonesia, hanya beberapa yang bisa diaplikasikan di lingkungan kampus dan progdilah yang lebih mengetahui bukan universitas. Dengan modal UMK yang saat ini memiliki enam fakultas; meliputi Fakultas Pertanian, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (KIP), Fakultas Hukum, Fakultas Psikologi, Fakultas Ekonomi dan Fakultas Teknik, penelitian yang dilakukan di UMK lebih diarahkan pada kegiatan enterpreneurship masyarakat. Sebagai contoh penelitian tentang DAS (daerah Aliran sungai) di Pegunungan Muria, merupakan penelitian pada tingkat hilir, dari
hasil penelitian tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitarnya. Kontribusi Fakultas KIP, Fakultas Psikologi, Fakultas Hukum, Fakultas Pertanian dalam melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kompetensi tertentu, sangat menunjang kebutuhan masyarakat sehingga dapat membantu iklim dan gairah enterpreneurship. Demikian juga dengan kontribusi Fakultas Ekonomi dan Fakultas Teknik, modal keilmuan di kedua fakultas ini dapat diaplikasikan dan sangat mendukung kegiatan enterpreneurship. “Jika dari keenam fakultas tersebut bisa mengadakan penelitian yang bersifat multidisiplin, maka hasil dari penelitian tersebut dapat menambah kontribusi bagi masyarakat, terlebih pada kegiatan enterpeneurship, ”jelas Prof. Sarjadi. Ketika Indonesia mengalami krisis pada tahun 1997, daerah Kudus relatif tidak terkena dampaknya. Hal ini tidak lepas dari daya dukung dan ketahanan sosial ekonomi masyarakat Kudus yang relatif stabil. “Ketahanan Kudus dalam menghadapi badai krisis pada tahun 1997 tersebut menjadi bukti bahwa kondisi sosial ekonomi sangat kuat, hal ini karena didukung juga oleh sektor-sektor lain di luar ekonomi yang juga relatif kuat,” jelas Prof. Sarjadi. Masih menurut Prof. Sarjadi kegiatan penelitian hendaknya tidak hanya dilakukan oleh dosen saja, tetapi juga ada peran aktif mahasiswa. Pengalaman penelitian bagi mahasiswa sangat penting untuk menambah kompetensi, agar nanti memiliki kemampuan meneliti ketika menjadi Sarjana (terjun di masyarakat). Selain untuk kepentingan pengembangan enterpreneurship, penelitian dosen juga diarahkan dapat dipublikasikan pada jurnal nasional maupun internasional. Publikasi hasil penelitian ini mempunyai nilai tambah bagi dosen maupun untuk menaikkan kapasitas progdi. (Harun/Info Muria)
Muria / Edisi III / November 2010-Januari 2011
Fokus Lemlit Tingkatkan Penelitian Dosen Lembaga Penelitian (Lemlit) Universitas Muria Kudus (UMK) bertujuan meningkatkan kegiatan penelitian di UMK. Hal ini tercermin melalui beberapa kegiatan penelitian yang telah direncanakan oleh Lemlit melalui program tahun 2010/2011. “Penelitian internal yang kami tawarkan kepada dosen bisa perorangan maupun kelompok,” jelas Drs. M. Taufik, MS, MM Kepala Lemlit UMK. Sementara jenis penelitian dibagi antara lain penelitian perorangan, penelitian kelompok, penelitian gender, penelitian kompetitif internal, penelitian institusi, dan penelitian kompetitif kerjasama dengan institusi eksternal. “Semua penelitian harus melibatkan lima mahasiswa untuk tugas akhir,” tambah Taufikw.
Untuk tahun ini Lemlit UMK melalui dana internal universitas akan menyetujui 75 judul proposal penelitian perorangan dengan besaran dana Rp. 2.500.000/judul, penelitian kelompok sebanyak 25 judul dengan dana Rp. 4.000.000/ judul, penelitian gender sebanyak 2 judul dengan dana Rp. 4.500.000/ judul, penelitian kompetitif internal sebanyak 6 judul dengan dana Rp. 7.500.000/judul, penelitian Institusi sebanyak 2 judul dengan dana Rp. 4.500.000/judul dan penelitian kompetitif kerjasama dengan institusi eksternal sebanyak 4 judul dengan dana Rp. 6.000.000/judul. “Kalau dihitung memang dana untuk penelitian masih kurang, namun ini adalah sebuah awal untuk pengembangan penelitian para dosen UMK,” jelas Taufik.
Menurut Taufiq penelitian internal UMK merupakan start bagi dosen untuk melakukan penelitian di luar UMK, terutama penelitian yang berusumber dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti). “Kami mengadakan workshop proposal penelitian untuk meningkatkan pengalaman para dosen dalam membuat proposal,” kataTaufik. Diharapkan pada Febuari semua proposal penelitian dosen bisa masuk ke Lemlit UMK. Selanjutnya Lemlit akan mengevaluasi proposal dan pada Maret akan diumumkan siapa yang memperoleh dana . “Dengan demikian, diharapkan kuantitas dan kualitas penelitian di UMK semakn meningkat,” jelas Taufik mengakhiri perbincangannya. (Harun/Info Muria)
Bagaimana Penelitian Dikembangkan? Penelitian di UMK harus bisa memfasilitasi dosen dan enam fakultas sebagai basis dosen untuk pengayaan pada bidang keilmuan. Setelah melaksanakan penelitian, dosen juga harus mempublikasikannya seperti Jurnal atau mendiskusikannya. Karena jurnal sebagai tanggungjawab pengajar pada publik. Setiap hasil penelitiannya haM Widjanarko Dosen Fakultas Psikologi rus bisa dipertanggungjawabkan Penelitian di UMK terutama pada Fakultas Hukum harus mengarah pada bidang praktik yang sesu ai dengan bidang keilmuan. Seperti masalah penafsiran teks, fakta dan kekosongan hukum menjadi hal yang perlu diteliti dan ini sesuai dengan keilmuan para dosen Subarkah Fakultas Hukum. Dosen Fakultas Hukum
Rismiyanto Dosen FKIP
Penelitian harus sesuai bidang ilmu yang dimilikinya agar bisa digunakan untuk mahasiswa. Selain itu, penelitian yang mengarah pada bidang keilmuan akan membantu pada akreditasi. Kalau penelitian itu dipublikasikan melalui jurnal contohnya maka hal itu lebih bagus. Banyak manfaat baik dari dosen, mahasiswa dan program jurusan.
Penelitian di UMK harus bisa bekersama dengan masyarakat (Baca; mitra) agar bisa bersinergi antara universitas dan masyarakat. Karena tujuan perdirinya universitas selain penelitian juga pengamdian masyarakat. Untuk itu penelitian dosen harus bisa terarah agar bisa dinikmati oleh masyarakat.
Fitri Nugraheni Dosen F. Ekonomi
Susunan Redaksi Info Muria; Penanggung Jawab: Rektor UMK, Pengarah: Pembantu Rektor I, Pembantu Rektor II, Pembantu Rektor III, Kepala Redaksi: Zamhuri, Redaktur Pelaksana: M Widjanarko, Sekretaris Redaksi: Noor Athiyah, Staf Redaksi: Much Harun, Kholidin. Diterbitkan oleh Humas Universitas Muria Kudus. Alamat: Gondangmanis PO. Box 53 Bae Kudus 59352 (0291) 438229. Redaksi Menerima artikel, foto dan tulisan lainnya dilampiri kartu identitas melalui email:
[email protected]. Info Muria bisa diunduh di www. umk.ac.id
Muria / Edisi III / November 2010-Januari 2011
Fokus
Penelitian, Mengasah Setajam Pisau UMK-Penelitian merupakan aktivitas spesifik yang membutuhkan ketrampilan dan kepekaan seorang pengajar. Jika budaya penelitian dibaratkan sebuah mata pisau, maka pisau itu harus dipakai terus menerus agar tidak tumpul. Dengan pisau tersebut ia akan nampu ”membedah” persoalan guna memperkaya dan memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Lembaga Penelitian (Lemlit) Universitas Muria Kudus (UMK), sebagai lembaga yang mengelola dan mengatur kegiatan pene litian, menyediakan dana untuk kegiatan penelitian bagi para anggota sivitas. Penelitian bisa dilakukan secara mandiri, berkelompok bahkan multidisiplin. Kemampuan Lemlit dalam menggerakkan kegiatan penelitian perlu ditingkatkan, terutama dalam mencari terobosan tambahan pendanaan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sumber pendanaan bantuan penelitian selain dari Lemlit, juga bisa diperoleh dari berbagai sumber. Sumber-sumber tersebut dapat berasal dari: 1. Perseorangan. Sumber dana perseorangan adalah bantuan pendanaan di peroleh dari seseorang individu yang menyediakan dana, baik dalam bentuk hibah atau pinjaman untuk membiayai suatu kegiatan yang diajukan oleh peneliti. Sumber pendanaan dari kelompok ini pada umumnya sangat tertutup untuk umum. 2. Lembaga non pemerintah / swasta / yayasan. Pembiayaan dari lembaga non pemerintah atau swasta adalah suatu pembiayaan yang berasal dari perusahaan swasta, BUMN dan organisasi nirlaba seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau Yayasan. Pembiayaan ini dapat mencakup pembiayaan sebagai bagian dari bisnis perusahaan atau dapat juga pembiayaan sebagai bagian dari Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan. 3. Lembaga Pemerintah. Lembaga pemerintah disini adalah lembaga pemerintah baik yang berada di pusat maupun di daerah (propinsi, kabupaten) serta berbagai program pembangunan yang dilakukan melalui pemerintah. 4. Lembaga keuangan. Definisi Lembaga Keuangan secara umum menurut Undang-undang No.14/1967 Pasal 1 ialah semua badan yang melalui kegiatan kegiatannya di bidang keuangan, menaruh uang dari dan menyalurkannya ke dalam masyarakat. Artinya kegiatan yang dilakukan oleh lembaga keuangan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. 5. Lembaga donor luar negeri. Lembaga donor luar negeri adalah lembaga internasional baik yang berkantor di Indonesia maupun di luar negeri. Lembagaw ini dapat lembaga pemerin-
tah Negara lain ataupun lembaga non-pemerintah. Dibawah Ini beberapa informasi beberapa lembaga atau instansi yang memberikan akses penelitian: 1. Ditjen Dikti Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan Nasional di bagian Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DP2M) setiap tahun memfasilitasi hibah penelitian, meliputi Penelitian Dosen Muda atau Studi Kajian Wanita, Penelitian Fundamental, Penelitian Hibah Bersaing, Penelitian Kerjasama Antar Perguruan Tinggi (PEKERTI), Penelitian Hibah Pascasarjana, Riset Andalan Perguruan Tinggi Dan Industri (RAPID) dan Hibah Kompetensi. ������������������������������ Lebih lengkap bisa diakses di www.dikti.go.id atau di dp2m.dikti.go.id . Untuk hasil penelitian bisa diakses di www.garuda.dikti.go.id 2. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) merupakan Lembaga Pemerintah Non Kementerian Republik Indonesia yang dikoordinasikan oleh Kementerian Negara Riset dan Teknologi. LIPI ������������ banyak menyelenggarakan lomba-lomba terkait penelitian dan karya tulis ilmiah untuk semua level (siswa, mahasiswa, peneliti yunior, dll). Misalnya: Lomba Karya Ilmiah Remaja – LKIR, tahunan sejak 1968. Lomba Kreatifitas Guru – LKG, tahunan sejak 1992. Pemilihan Peneliti Muda Indonesia – PPMI, tahunan sejak 1990. Perkemahan Ilmiah Remaja – PIR, tahunan sejak 2001. Lebih lengkap bisa diakses di www.lipi.go.id 3. The Asia Foundation The Asia Foundation adalah organisasi nirlaba, non pemerintah, yang bekerja untuk meningkatkan kerjasama di kawasan Asia Pasifik. The Asia Foundation didanai oleh kontribusi dari beberapa perusahaan, yayasan, perorangan dan organisasi pemerintah di Amerika Serikat, Eropa, dan Asia-Pasifik. Lebih lengkap bisa diakses di www.asiafoundation.org 4. The Ford Foundation Ford Foundation, sebuah lembaga nirlaba yang mengabdi untuk perdamaian dunia dan kesejahteraan umat manusia. Secara garis besar, tujuan-tujuan Ford Foundation adalah memperkuat nilai-nilai demokratis, mengurangi kemiskinan dan ketidakadilan, mendukung kerjasama internasional, serta meningkatkan karya manusia. Lebih lengkap bisa diakses di www.fordfoundation.org Tidak ada alasan untuk tidak melakukan penelitian karena terbentur masalah dana dan diam tidak berusaha. Jika ������������������������������������������� kita berusaha untuk menawarkan usulan ide-ide penelitian maka pasti ada jalan untuk mendapatkannya. Hal ini untuk membentuk jati diri kita sebagai akademik yang kritis (Widjanarko/Info Muria).
Muria / Edisi III / November 2010-Januari 2011
Pakar Plagiat Bertentangan Visi Culture University Oleh Suparnyo Kegiatan penelitian merupakan kewajiban seorang dosen dan mahasiswa dalam upaya menemukan kebenaran atau menyelesaikan masalah dalam ilmu pengetahuan, teknologi atau kesenian tersebut. Oleh karena itu, kegiatan penelitian harus dilakukan dengan benar dan objektif. Jika mengacu pada visi Universitas Muria Kudus (UMK) menjadi universitas kebudayaan (culture university), maka kebudayaan mengandung makna yang sangat luas dan mendalam. Kebudayaan bukan hanya kesenian saja, sebagaimana pandangan sebagian kecil orang, namun kebudayaan diartikan secara luas sebagai totalitas hasil usaha manusia di segala bidang (bidang hukum, etika, ekspresi seni, pendidikan dan sebagainya). Dari ����� segi pandangan ini ilmu merpakan bagian yang tak terpisahkan dari kebudayaan. Ilmu dapat diartikan sebagai semua pengetahuan yang dihimpun manusia lewat kegiatan-kegiatan yang menyusuri daur (siklus) hipotetik-deduktif-verifikatif, yaitu daur-daur pengimbasan (induksi), penjabaran (deduksi) dan penyahihan (verifikasi/validasi) yang terus menerus. (Liek Wilardjo: 1990, 248). Sebaliknya pengetahuan yang diperoleh manusia tanpa melewati daur hipotetik-deduktif-verifikatif tidak termasuk yang kita sebut ilmu. Perguruan tinggi adalah pusatnya para ilmuwan dan mereka adalah “musafir pencari dan pemburu kebenaran” (Satjipto Rahardjo, 2004: 13-14). Ilmuwan sudah ditakdirkan untuk mencari kebenaran dan berusaha mengungkapkannya, tetapi sekaligus ia juga menyadari risiko untuk tidak mampu mengungkap kebenaran yang mutlak atau sempurna, karena kebenaran yang mutlak dan sempurna adalah hasil karya otak semesta yang tidak lain adalah Tuhan Sang Maha Pen-
cipta alam dan manusia. Karakteristik ilmuwan seba gaimana diuraikan di atas akan sangat dilukai nilai keilmuan dan kebudayaannya jika ada jasa pembuatan skripsi, tesis ataupun tugas akhir. Jasa pembuatan skripsi, tesis atau tugas akhir ini dimanfaatkan oleh oknum mahasiswa yang malas, sehingga ia tergolong melakukan plagiat. Plagiat Plagiat bertentangan dengan pilar perguruan tinggi yaitu kejujuran dan kebenaran, karena itu plagiat sangat diharamkan. UMK yang ingin mewujudkan universitas kebudayaan perlu mempersiapkan diri mengantisipasi dan membuat aturan secara resmi guna mencegah dan menanggulangi tindakan-tindakan plagiat. Bagi siapapun saat mengembangkan ilmu melalui kegiatan penelitian atau pun penulisan karya ilmiah melakukan plagiat, sebaiknya diberikan sanksi yang tegas, karena plagiat merupakan tindak kejahatan, karena mencuri ide orang lain atau melanggar hak cipta. Jasa pembuatan skripsi semakin marak di kota-kota besar sehingga mahasiswa tidak perlu repot dalam menyelesaikan tugas kuliah. Hal ini diperparah dengan perilaku mahasiswa yang ingin cepat lulus dengan jalan pintas. Hal ini tentu sangat bertentangn dengan tanggung jawab sebagai ilmuwan. Karena itu, mental plagiat akan mereduksi kualitas kesarjanaan. Seharusnya dalam mencari kebenaran, mahasiswa sebagai calon ilmuwan harus senantiasa melengkapi dirinya dengan kebajikan, kalau ingin mempunyai peluang untuk menerobos tabir rahasia keilmuan. Kebajikan tersebut misalnya adalah kapasitas kerja keras, ketabahan atau kegigihan, ketekunan, kesetiaan pada tugas, keterbukaan untuk bekerjasama, saling menghargai rekan-rekannya sesama il-
Muria / Edisi III / November 2010-Januari 2011
muwan serta selalu berusaha untuk mendapatkan hasil-hasil yang terbaik mereka. Ilmuwan mempunyai kewajiban etis berupa tanggung jawab akademis dan tanggung jawab moral. Tanggung jawab moral ilmuwan merupakan refleksi dari kewajiban moral (moral imperative). Jadi ciri seorang ilmuwan adalah adanya integritas yang tinggi, rasa keterlibatan dan tanggung jawab yang menyeluruh terhadap pekerjaan yang digelutinya. Ciri lain adalah keuletan, kejujuran, kerendahan dan kebesaran hati dalam menghadapi hasil-hasil ilmuwan lain.(Conny R. Semiawan, 1988: 118) Perilaku Etis ����������������������������� Oleh karena itu, pedoman kerja yang disepakati dan harus diikuti oleh seorang ilmuwan adalah: bekerja dengan jujur; tidak sekalikali menunggangi data; selalu bertindak tepat, teliti dan cermat; berlaku adil terhadap pendapat orang lain yang muncul terlebih dahulu; menjauhi pandangan berbias terhadap data dan pemikiran ilmuwan lain; dan tidak berkompromi tetapi berusaha menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dengan tuntas. ���������������������������� Ilmu merupakan sarana untuk membantu manusia dalam mencapai tujuan hidupnya. Oleh karena itu, insan UMK dalam mencari dan mengembangkan ilmu harus dilakukan dengan cara-cara yang etis dan bertanggungjawab sesuai dengan kandungan kata “kebudayaan” dalam visi UMK. Melalui tanggung jawab moral diharapkan insan UMK dapat berperilaku etis dalam mengembangkan ilmu dan pengetahuan, dan jika secara moral sulit diharakan maka aturan hukum perlu ditegakkan.
Penulis: DR. Suparnyo, SH, MS Ketua Program Magister Ilmu Hukum Universitas Muria Kudus
Rembug Revitalisasi Gerakan Sesepuh Pendidikan Oleh: A. Hilal Madjdi Rakyat Indonesia sangat beruntung dengan kepedulian dan karya nyata para sesepuh (baca pahlawan) pendidikan. Sosok KH Hasyim Asy’ari, KH.Achmad Dahlan dan Ki Hajar Dewantara sangat berjasa dalam mencerahkan rakyat Indonesia. Tanpa sentuhan tangan dingin beliau-beliau itu, wajah rakyat dan bangsa Indonesia mungkin saja tidak lebih baik dibanding hari ini. Persoalannya, kondisi ideal yang pernah menjadi visi para sesepuh tersebut di atas terasa semakin menjauh. Sebagian dari anak bangsa ini menjadi “pekerja kelas bawah” dengan tanpa jaminan keselamatan dan keamanan kerja. Pelecehan, penistaan dan penyiksaaan para tenaga kerja Indonesia menjadi berita sehari-hari media massa. Kondisi ini menjadi semakin tidak menggembirakan ketika pada tahun 2009 dan 2010 UNDP merilis laporan kualitas sumber daya manusia seluruh dunia dan menempatkan Indonesia pada posisi di atas level 100. Jika melihat realitas, apa yang dirilis oleh UNDP tampaknya bisa menggambarkan apa yang sebenarnya terjadi dengan bangsa ini. Carut marut perpolitikan pada masa reformasi justru semakin menjauhkan bangsa ini dari kehidupan demokrasi yang dicita-citakan karena nilai- nilai demokrasi justru dicederai dengan “money politic”, “political crime”, pemaksaan kehendak dan lain sebagainya. Kondisi ini diperparah dengan semakin lemahnya penegakan hukum dengan berbagai versinya dan korupsi dengan berbagai modus operandinya. Pada sisi lain, perbedaan pola hidup rakyat miskin dengan mereka yang berpenghasilan tinggi sangat menyolok sehingga masih ada balita yang menderita busung lapar, sementara pada saat yang sama dari bangsa ini berpesta pora dengan gelimang kehidupan. Padahal berbagai wacana pencerahan telah banyak dikemukakan. Tampaknya permasalahan terus saja menggerogoti kehidupan rakyat dan bangsa melintas ruang dan waktu detik demi detik. Ini terjadi, bisa saja, karena kita
agak melupakan metodologi yang pernah dipakai para sesepuh dengan sukses pada masanya. Alasannya adalah, bahwa jaman telah berubah dengan segala imbasnya. Tetapi, metodologi itu sendiri juga dapat direvitalisasi sehingga berdaya guna dan berhasil guna sesuai dengan situasi dan kondisi yang berkembang saat ini. KH Hasyim Asy’ari, misalnya, memilih menggunakan pendekatan kultural untuk membina masyarakat yang saat itu dicengkeram kebodohan. Pendekatan ini menghasilkan strategi-strategi yang bijak dan bertahap sehingga berterima dan muatan pendidikan dapat dicerna oleh masyarakat. Hasilnya adalah, masyarakat sangat respek dengan budaya positif dan mampu mensikapi kehidupan dengan arif. Surau dan langgar terasa hidup dengan aktivitasaktivitas masyarakat dengan tidak saja ibadah-ibadah mahdhoh, tetapi juga dengan apresiasi-apresiasi budaya religi. KH Achmad Dahlan, dengan gaya dan pendekatan yang lain, menggunakan semangat dan filosofi surat Al Ma’un untuk mencerahkan masyarakat. Pendekatan ini menggelorakan semangat bergerak atau berkarya nyata dalam mengamalkan ajaran-ajaran agama. Pendekatan ini juga mengajarkan bahwa kehidupan sosial dan kultural, apapun bentuknya, asal tidak bertentangan dengan AlQur’an dan As Sunnah, tidaklah “haram” untuk dilakukan (lihat bagaimana KH Achmad Dahlan mengajari santrinya bermain biola yang saat itu diharamkan oleh sebagian mayarakat- lihat film “Sang pencerah”). Ki Hajar Dewantara, dengan trilogy “Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani”, berhasil menggerakkan masyarakat untuk menyadari ketertinggalannya dari bangsa lain dan belajar dengan semangat yang tinggi untuk meraih kemandirian dalam meniti kehidupan mereka. Hasilnya adalah suatu performance masyarakat yang berani menegakkan keadilan dan kebenaran tanpa harus
meninggalkan nilai- nilai kemanusiaan universal. Pendidikan yang berbasis sosial budaya dengan semangat kepedulian dan pembaharuan terbukti mampu mencetak pejuang-pejuang tangguh dan berkarakter. Keberanian yang ditunggu masyarakat saat ini adalah keberanian para pemimpin di semua tingkatan, terutama di bidang pendidikan, untuk melakukan evaluasi diri secara komprehensif. Evaluasi diri itu sudah barang tentu tidak semudah yang dibayangkan karena permasalahan kita terlanjur menggelembung dan sangat kompleks. Tetapi, jika kita “berani” menengok kinerja para sesepuh kita yang bergerak di bidang pendidikan dengan tulus dan ihklas, maka yang dibutuhkan hanyalah usaha-usaha untuk merevitalisasi metodologi yang pernah mereka pergunakan dan terbukti mampu mencetak bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat. Revitalisasi adalah upayaupaya yang meliputi penataan, pembinaan, peningkatan dan pengembangan. Dengan demikian, jika kondisi kekinian dianggap sebagai suatu variable penting yang harus dipertimbangkan, maka revitalisasi itu tidak akan pernah bertabrakan dengan gagasan pembaharuan yang dulu pernah dicanangkan dan digerakkan oleh para sesepuh tersebut. Namun tak seorangpun mampu berjalan sendiri di negara yang memliki keanekaragaman kehidupan ini. ��� Kemajemukan adalah realitas hidup yang aktual dan tidak bisa diabaikan begitu saja. Wacana �������������������������������� untuk merevitalisasi metodologi KH Hasyim Asy’ari, KH Achmad Dahlan dan Ki Hajar Dewantara tidak akan bergulir dan berkelanjutan tanpa partisipasi dari berbagai pihak. Di sinilah tantangan untuk menjadi bangsa pejuang dimulai, dan tak pernah ada kata terlambat untuk memulai gerakan pembaharuan. Penulis: DR. A. Hilal Madjdi, M.Pd. Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muria Kudus.
Muria / Edisi III / November 2010-Januari 2011
Kampus Para Peneliti PBI Menjadi Pembicara Internasional
Muh Syafi’i dan Atik Rochayati, dosen PBI FKIP UMK bersama Dr. Michael Barnow dari new zealand. (Dok. Info Muria)
UMK- Pada tahun 2010 lalu, tujuh peneliti dari Program Studi (Progdi) Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (PBI FKIP ) Universitas Muria Kudus (UMK) mendapatkan kehormatan untuk ikut menjadi presenter (pembicara) internasional di lima kegiatan Seminar Internasional yang berbeda. “Ini adalah awal yang baik untuk meningkatkan kualitas para peneliti di PBI,”jelas Fitri Budi Suryani, Kepala Progdi PBI UMK.
Mereka yang lolos adalah Mutohhar, S.Pd, M.Pd di International Seminar Padang State University, Agung Dwi Nurcahyo,SS. M.Hum di International Conference ITB, Ahdi Riyono, SS, M.Hum di Seminar Internasional IKIP PGRI Surabaya, Drs. Muh Syafei, M.Pd di International Conference of TEFLIN UPI Bandung dan International Seminar UKSW Salatiga, Junaedi , S.Pd di International Conference of TEFLIN UPI Bandung serta Rismiyanto,SS. M.Pd dan Atik Rochayati, S.Pd, M.Pd di International Seminar UKSW Salatiga. Mereka memaparkan hasil penelitian dalam bentuk call for paper yang dipresentasikan ke audiens umum. “Para peneliti harus mengirimkan abstrak dahulu untuk dipelajari panitia. Setelah abstraknya diangap memenuhi syarat, maka panitia memanggil para peneliti untuk mempresentasikan di seminar tersebut,” sambung Fitri. Terpilihnya 7 peneliti PBI yang berhasil menjadi presenter pada seminar internasional tersebut semakin mendorong peningkatan iklim akademik di PBI. “Buktinya para dosen PBI lain berlomba-lomba untuk bisa bisa menjadi presenter Internasional,” aku Fitri. Banyak yang bisa dipetik manfaat dengan banyakanya para dosen PBI menjadi presenter di tingkat internasional. Menurut Fitri salah satu yang bisa diambil manfaat bagi progdi dari dosen yang berangkat adalah sangat membantu memberi nilai tambah akreditasi. (Harun/Info Muria)
Mahasiswa Psikologi Ikuti Pelatihan PFA UMK- Psychological First Aid (PFA) atau bantuan psikologis awal merupakan respon untuk menangani reaksi-reaksi psikologis paska bencana. Memang tidak mudah memahami kondisi psikologis para penyintas dalam situasi bencana, karena kebutuhan setiap individu dan kelompok sangat beragam. Ditambah lagi, seringkali respon bencana hanya terfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dan kurang mengintegrasikan penanganan psikososial dan kesehatan jiwa. Akibatnya, para pekerja kemanusiaan di lapangan seringkali kewalahan. Keterbatasan pengetahuan, keterampilan, serta kondisi jiwa penyintas seringkali mendorong para pekerja kemanusiaan untuk menyerahkan intervensi psikososial langsung pada profesional pemberi layanan, seperti psikiater, psikolog atau perawat jiwa. Namun selama ini jumlah tenaga profesional terbatas. Karena itu, para pekerja kemanusiaan yang belum pernah bersentuhan dengan psikososial perlu dibekali dengan pengetahuan dasar PFA. Dengan kondisi tersebut, Fakultas Psikologi Uni-
Muria / Edisi III / November 2010-Januari 2011
versitas Muria Kudus mengirimkan Mohamamd khasan, mahasiswa, untuk mengikuti pelatihan JARING KAWAN (Jaringan Psikososial dan Kesehatan Jiwa dalam Penanggulangan Bencana). Pelatihan yang diberi nama “Integrasi PFA dalam Respon Bencana” diselenggarakan oleh JARING KAWAN dengan dukungan Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya, Jakarta dan Caritas Germany, pada: Senin - Kamis, 17 – 20 Januari 2011 di Gedung C lt. 8 Ruang 801-802 dan Aula D di UNIKA Atma Jaya Jakarta Jl. Jend. Sudirman kav. 51 Jakarta Selatan. Fasilitator pelatihan ini adalah anggota working group capacity building JARING KAWAN yang terdiri dari: Vini Wardhani (Church World Service), Penny Handayani (Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya) dan Grace Leksana (Sekretariat JARING KAWAN). “Saya senang mendapat kesempatan pelatihan ini, karena bisa memperkaya pengetahuan dan terutama dapat membantu saya menyelesaikan skripsi, ” kata Khasan pada Info Muria. (Kholidin/Info Muria).
Kampus Perpustakaan UMK Buka Pelayanan Online UMK- Perpustakaan adalah “jantung” Universitas. Segala informasi ada dalam perpustakaan. Berkembangnya teknologi dewasa ini juga menuntut perpustakaan untuk berbeda. Hal ini juga dilakukan oleh perpustakaan Universitas Muria Kudus (UMK). “Setiap tahun kami selalu mengadakan pembenahan baik buku baru maupun kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) perpustakaan,” kata Dra. Hj. Sutarti, MM, Kepala Unit Pelayanan Teknik Perpustakaan UMK. Pelayanannya UPT perpustakaan selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi pengunjung. Prosedur yang digunakan juga sudah mengikuti peraturan dari universitas. “Kami selalu menjalankan apa yang ada dalam peraturan di universitas, termasuk keharusan menggunakan sepatu dalam ruangan perpustakaan,” tambah Sutarti, yang Dosen Bimbingan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP UMK). Mulai tahun ini UPT perpuskaan meningkatkan pelayanan
sistem online. Mahasiswa UMK bisa mengakses daftar koleksi yang ada di perpustakaan dengan cara online. “Alamat yang bisa diakses oleh semua orang adalah digilib.umk. ac.id ,”ujar Noor Athiyah, admin perpustakaan online UMK. Untuk saat ini perpustakaan online, tambah Noor Atiyah, hanya bisa mencari database buku-buku yang ada di perpustakaan belum bisa melayanani pemesanan. “Perpustakaan online masih dalam proses pembenahan namun mahasiswa bisa mencari buku-buku yang ada di perpustakaan melalui katalog di perpustakaan online,” jelasnya. Jumlah buku di perpustakaan saat ini sudah mencapai 21.000 buku. Terdiri dari berbagai macam disiplin ilmu yang ada di UMK. Sementara ini , baru sekitar 5.000 judul buku yang sudah masuk dalam database perpustakaan online. “Setiap hari kami melakukan pembenahan di database perpustakaan online agar semua buku bisa masuk data base,” jelas Athiyah kepada Info Muria. (Harun/ Info Muria).
Agenda UMK;
Seminar Nasional Psikologi Multikulturalisme menerima paper anda untuk di presentasikan pada 9 Mei 2011. Batas akhir pengiriman abstrak 1 Maret 2011. Paper di kirim ke
[email protected].
Suara UMK Sivitas Akademik yang ingin menyampaikan saran dan usul, dapat mengirim pesan ke 085641783185. (-) Mohon parkir di benahi agar tidak semrawut. (085641783xxx) (-) mohon buku perpustakaan di lengkapi. (085287497xxx) (-) Mohon kantin di kampus di jadakan. (-) Dosen harus profesional terutama dalam memberikan nilai. (08562708xxx)
“Debu” Menebar Cinta di UMK UMK–Lantunan syair Bahtera Mustafa menjadi lagu pembuka roadshow kelompok musik religius “Debu” di Audotorium Universitas Muria Kudus Penampilan “Debu” di Auditorium UMK pada Kamis (13/01) (UMK), belum (Dok. Kholidin) lama ini. Bahtera Mustafa sendiri menceritakan tentang kehidupan bak bahtera lautan, lautnya sebagai syariat, sementara nahkodanya Nabi Muhammad, keduanya harus dimiliki setiap umat islam yang tengah berlayar mengarungi jagad raya kehidupan, agar mendapatkan ketenangan di tengah ombak dan topan sebagai cobaan selama berlayar, dan tidak pula tersesat dibuatnya. Penampilan “Debu” mampu menyihir penonton yang sebagian besar para mahasiswa UMK. Mereka ������� pun turut menirukan sang vokalis Mustafa, saat aksi
di panggung. Bagi Esti Aftina, mahasiswi FKIP-BI UMK, penampilan “Debu” bisa mengobati kerinduan pada aliran musik yang bergenre pop religius. Esti beserta mahasiswa UMK lainnya yang menyaksikan pun terhanyut oleh penampilan ”Debu”. Setelah syair ”Bahtera Mustafa” disusul penampilan ”Do’a Rakyat”, ”Dianggap Gila”, ”Malam Ini”, ”Ucapkanlah Bersama”, ”Jangan Duduk”, serta ”Biduannya Istana”. Meski hanya dengan tujuh personel yakni Mustafa (vokal), Daood (drummer), Muhammad Saleem (seruling), Luthfi (percussion), si kecil Abdullah (biola), Mujahid (bas), serta Dimas (bass) penampilan “Debu” mampu menghadirkan suguhan musik yang apik dan enak untuk ditonton. Penampilan “Debu” UMK merupakan tempat rodshow kedelapan, dari 17 universitas di Jawa Tengah yang harus “Debu” kunjungi. “Musik sama lagunya bagus penuh pesan religi, Mustofanya juga ramah sama penonton. Dari roadshow mereka saya mendapatkan pesan kekompakaan, dan kekelurgaan”, Tutur Erick mahasiswa UMK. ���� Seusai acara, para penonton kembali histeris saat sesi foto bareng bersama sang idola. (Kholidin/Info Muria).
Muria / Edisi III / November 2010-Januari 2011
Mahasiswa UMK akan mendapatkan ATM Pada tahun ajaran 2011/2012 seluruh mahasiswa Universitas Muria Kudus (UMK) akan memiliki kartu tanda mahasiswa (KTM) yang bisa digunakan sebagai Automatic teller machine (ATM). “Pada her registrasi bulan Febuari 2011, seluruh mahasiswa harus mengisi formulir pendaftaran,”ujar Zamhuri, Humas UMK. Mahasiswa yang masuk pada tahun genap seperti 2006,2008,2010 akan menggunakan Bank Syariah Mandiri (BSM) sedangkan mahasiswa yang masuk pada tahun ganjil seperti 2005, 20007, 2009 akan menggunakan Bank Jateng. “Semua mahasiswa mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan fasilitas dari universitas,”tambah Zamhuri. (Harun/Info Muria)
Muria / Edisi III / November 2010-Januari 2011