Buku Panduan
Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademika IPB
i
ii
Buku Panduan
Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademika IPB
Program I-MHERE B2.C Institut Pertanian Bogor
iii
Buku Panduan Permohonan Paten dan PVT bagi Sivitas Akademika IPB 2010, Institut Pertanian Bogor Direktorat Riset dan Kajian Strategis IPB Gedung Andi Hakim Nasoetion Lt. 5 Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680 Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Pemegang Hak Cipta. Tim Penyusun: Mhd. Hendra Wibowo Deni Noviana Adelyna Iskandar Z. Siregar Desain Sampul dan Layout Andri Alamsyah Penerbit IPB Press Kampus IPB Taman Kencana Cetakan Pertama: Februari 2010 Cetakan Kedua: Desember 2012 Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Buku Panduan Permohonan Paten dan PVT bagi Sivitas Akademika IPB Institut Pertanian Bogor Bogor, 2009 xii + 140 hlm; 15 x 23 cm ISBN 978-979-493-233-9
iv
KATA PENGANTAR
H
ak Kekayaan Intelektual (HKI) merupakan hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada seseorang atau kelompok orang, merupakan perlindungan atas penemuan, ciptaan di bidang seni & sastra, ilmu pengetahuan, teknologi dan pemakaian simbol atau lambang dagang. Sesuai dengan UU di bidang HKI, terdapat 7 jenis HKI di Indonesia, yaitu Hak Cipta, Paten, Merek, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (DTLST), Rahasia Dagang, dan Perlindungan Varietas Tanaman (PVT). Setiap jenis HKI tersebut memberikan perlindungan untuk bidang yang berbeda-beda. Hak Cipta untuk melindungi karya intelektual di bidang seni, sastra, dan ilmu pengetahuan; Paten untuk bidang teknologi; Merek untuk simbol atau nama dagang suatu barang/jasa; Desain Industri digunakan untuk melindungi tampilan 2 atau 3 dimensi suatu benda; DTLST untuk tata letak rangkaian elektronika; Rahasia Dagang untuk informasi rahasia yang bernilai ekonomis dan dipergunakan dalam kegiatan usaha/bisnis; dan PVT merupakan perlindungan yang khusus untuk varietas tanaman. Sebagai dukungan terhadap perkembangan sistem HKI di Indonesia, IPB telah mendirikan unit pengelola HKI yang berfungsi untuk mengelola Kekayaan Intelektual (KI) dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI), khususnya KI/HKI yang dihasilkan oleh sivitas akademika IPB. Subdit HKI dan Publikasi – Direktorat Riset dan Kajian Strategis (Dit. RKS) IPB sebagai unit pengelola HKI IPB mempunyai fungsi untuk melaksanakan sosialisasi, meningkatkan perolehan HKI dalam kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi dan memfasilitasi pengelolaan kekayaan intelektual bagi sivitas akademika IPB dan masyarakat. Untuk mendukung sistem pengelolaan dan penyebarluasan informasi tentang HKI baik di lingkungan IPB maupun di luar IPB, Dit. RKS IPB telah menyusun buku panduan permohonan HKI. Buku panduan permohonan HKI disusun untuk memudahkan sivitas akademika IPB khususnya, peneliti dan pihak lainnya dalam menyiapkan dokumen permohonan perlindungan HKI secara hukum. Pada edisi-edisi sebelumnya, Subdit HKI dan Publikasi - Dit. RKS IPB yang sebelumnya bernama Kantor HKI-IPB telah menerbitkan buku panduan permohonan Hak Cipta dan Paten bagi sivitas akademika IPB, serta buku panduan permohonan Perlindungan Varietas Tanaman bagi sivitas akademika IPB. Pada edisi
v
ini, Dit. RKS IPB kembali menerbitkan Buku Panduan Permohonan Paten dan PVT bagi Sivitas Akademika IPB yang merupakan edisi revisi. Kedua jenis HKI tersebut, khususnya Paten merupakan jenis HKI yang paling sering diajukan permohonan perlindungannya. Sebagai perguruan tinggi yang berbasis pada pertanian dalam arti luas yaitu pertanian tropika dan biosains, hal yang wajar apabila sebagian besar hasil penelitian IPB terkait dengan bidang pertanian dalam arti luas, khususnya varietas tanaman dan teknologi pertanian, baik berupa proses, produk, formulasi, komposisi, alat dan mesin. Edisi revisi terhadap panduan-panduan HKI untuk jenis HKI lainnya, yaitu Hak Cipta, Merek, Desain Industri, dan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu akan disediakan dalam bentuk elektronik yang dapat diakses dan diunduh melalui situs web Dit. RKS IPB (http://rks.ipb.ac.id). Secara umum, buku ini menginformasikan dan menjelaskan tentang prosedur pengajuan permohonan HKI melalui Dit. RKS IPB; sekilas pengertian HKI termasuk jenis-jenis HKI yang telah disahkan berdasarkan undang-undang di Indonoesia; pengertian Paten dan Perlindungan Varietas Tanaman (PVT); prosedur pendaftaran Paten ke Ditjen HKI-DepkumHAM dan pendaftaran PVT ke Pusat PVT-Departemen Pertanian; serta dokumen-dokumen yang perlu disiapkan untuk proses pendaftaran tersebut. Buku ini diharapkan dapat membantu sivitas akademika IPB khususnya peneliti dan pihak lainnya dalam menyiapkan dokumen permohonan perlindungan HKI. Apabila masih terdapat ketidakjelasan dan kekurangpahaman terhadap sistem HKI baik di IPB, Indonesia maupun internasional, Dit. RKS IPB dengan tangan terbuka akan berusaha membantu Anda. Sebagai penutup kata pengantar, secara khusus kami mengucapkan terima kasih kepada Program INDONESIA – Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) B2.c IPB atas dukungannya dalam penerbitan buku panduan ini. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian buku panduan ini diucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Kami menyadari bahwa buku panduan ini masih banyak kekurangan, sehingga kritik dan saran untuk perbaikan sangat kami harapkan, mudah-mudahan buku panduan ini bermanfaat bagi kita semua. Bogor, Desember 2012 Tim Penyusun
vi
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .............................................................................. DAFTAR ISI ............................................................................................. DAFTAR TABEL ..................................................................................... DAFTAR GAMBAR ................................................................................ DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. 1 A. B. C. D. E.
v vii ix x xi
SEKILAS UNIT PENGELOLA HKI IPB Pendirian Unit Pengelola HKI di IPB ................................................. Tugas Pokok dan Fungsi Dit. RKS IPB ............................................. Perlunya Menghubungi Dit. RKS IPB ................................................ Layanan di Bidang HKI ...................................................................... Prosedur Permohonan Perlindungan HKI Melalui Dit. RKS IPB ......
1 2 3 3 6
2 SEKILAS PENGERTIAN, PERAN, DAN FUNGSI HKI A. Pengertian Kekayaan Intelektual dan Hak Kekayaan Intelektual ....... B. Peran dan Fungsi HKI ........................................................................
11 13
3 A. B. C. D. E. F. G.
PATEN Pengertian dan Istilah dalam Paten ..................................................... Lingkup Paten ..................................................................................... Bentuk dan Lama Perlindungan Paten ................................................ Pelanggaran dan Sanksi dalam Pemanfaatan Paten ............................ Prosedur Permohonan Paten di Ditjen HKI-KemenhukHAM ............ Penulisan Dokumen Paten .................................................................. Pembiayaan Permohonan Paten ..........................................................
21 23 24 24 25 30 32
4 A. B. C. D. E. F. G.
PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN Pengertian dan Istilah dalam PVT ...................................................... Lingkup PVT ...................................................................................... Strategi Perlindungan dalam PVT ...................................................... Lama Perlindungan PVT .................................................................... Pelanggaran dan Sanksi dalam Pemanfaatan PVT ............................. Prosedur Perlindungan PVT ............................................................... Pembiayaan Permohonan PVT ...........................................................
35 36 38 41 41 41 48
vii
5 PENDAFTARAN DAN PENAMAAN VARIETAS TANAMAN A. Pengertian dan Istilah dalam Pendaftaran dan Penamaan Varietas Tanaman ............................................................. B. Lingkup Pendaftaran Varietas Tanaman ............................................ C. Pemberian Nama Varietas Tanaman .................................................. D. Prosedur Pendaftaran Varietas Tanaman ............................................
51 53 55 57
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... LAMPIRAN ..............................................................................................
61 63
viii
DAFTAR TABEL Tabel 1. HKI dalam Kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi .......................
17
Tabel 2. Perbedaan Paten dan Paten Sederhana ...........................................
22
Tabel 3. Perbedaan Perlindungan Varietas Tanaman dengan Pendaftaran Varietas Tanaman ......................................................
54
ix
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Prosedur Pengajuan Permohonan HKI melalui Dit. RKS IPB ..
7
Gambar 2. Pengertian KI dan HKI ...............................................................
12
Gambar 3. Siklus Implementasi HKI di dalam Kegiatan Penelitian ............
19
Gambar 4. Prosedur Permohonan Paten di Ditjen HKI-KemenhukHAM ...
29
Gambar 5. Bagan Permohonan Hak PVT ke Pusat PVT-Kementan ............
48
Gambar 6. Bagan Pendaftaran Varietas Tanaman ke Pusat PVT-Kementan
59
x
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Panduan Program Insentif Hak Kekayaan Intelektual IPB .....
64
Lampiran 2. Contoh Formulir Permintaan Paten .........................................
97
Lampiran 3. Contoh Surat Pernyataan Pengalihan Hak Atas Invensi ..........
100
Lampiran 4. Contoh Formulir Permintaan Pemeriksaan Substantif Paten ..
101
Lampiran 5. Contoh Formulir Biaya Pemeliharaan Paten ...........................
102
Lampiran 6. Contoh Formulir Biaya Pemeliharaan Paten Sederhana .........
103
Lampiran 7. Biaya Paten (Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.38 Tahun 2009) .................................................................
104
Lampiran 8. Contoh Formulir Permohonan Hak PVT .................................
108
Lampiran 9. Contoh Formulir Deskripsi Varietas Baru ...............................
120
Lampiran 10. Contoh Formulir Pendaftaran Varietas Lokal .........................
131
Lampiran 11. Contoh Formulir Pendaftaran Varietas Hasil Pemuliaan ........
135
Lampiran 12. Biaya Pengelolaan Hak PVT (Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 443/Kpts/KU.330/7/2004) ............
140
xi
xii
Sekilas Unit Pengelola HKI IPB
1
A. Pendirian Unit Pengelola HKI di IPB Sejak didirikannya pada tahun 1963, Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagai lembaga pendidikan yang secara khusus berkiprah di bidang pertanian, telah menyumbangkan pemikiran, konsep dan hasil kajian/penelitian bagi kepentingan negara, sektor swasta maupun masyarakat petani dengan menjadi pusat bagi pengembangan pertanian yang maju dan modern. IPB juga mempunyai komitmen untuk terus berkontribusi dalam membangun pertanian, khususnya menyiapkan sumberdaya manusia yang berkualitas dan menciptakan teknologi pertanian dengan didukung oleh tersedianya infrastruktur pendidikan dan penelitian yang cukup memadai. IPB telah berhasil meletakkan dasar-dasar embrio universitas berbasis riset pada masa transisi Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Fokus pertama dari 3 (tiga) aspek utama pengembangan IPB hingga tahun 2025 adalah menindaklanjuti keberhasilan selama masa transisi dengan membangun pondasi-pondasi Universitas Berbasis Riset (Research Based University) dan Enterpreneurial University. Dengan modal ini ditargetkan IPB memiliki daya saing tinggi dan berkompetisi secara sehat dengan perguruan-perguruan tinggi lainnya di dunia untuk menjadi perguruan tinggi kelas dunia berbasis riset. Untuk mendukung fokus pengembangan IPB tersebut, pengakuan terhadap Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atas hasil-hasil penelitian di IPB menjadi sangat penting. Kekayaan intelektual yang dimiliki IPB dalam bentuk apapun perlu dikelola dengan baik dan dioptimalkan pemanfaatannya. Komersialisasi dan pengalihan teknologi perlu dilakukan secara seksama agar diperoleh pola alih teknologi yang optimal dan bentuk imbal jasa berdasarkan kesepakatan yang memperhatikan kepentingan kedua belah pihak.
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
Pengelolaan kekayaan intelektual dan alih teknologi telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (UU No. 18 Tahun 2002). Dalam Pasal 16 ayat (1) UU No. 18 Tahun 2002 dinyatakan dengan tegas bahwa “Perguruan tinggi dan lembaga litbang wajib mengusahakan alih teknologi kekayaan intelektual serta hasil kegiatan penelitian dan pengembangan, yang dibiayai sepenuhnya atau sebagian oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah kepada badan usaha, pemerintah, atau masyarakat, sejauh tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan peraturan perundang-undangan”. Pasal 13 ayat (3) UU No. 18 Tahun 2002 menyatakan bahwa pelaksana tugas di atas diserahkan kepada sentra HKI yang sifatnya wajib diusahakan untuk Perguruan Tinggi dan lembaga litbang. Guna mengantisipasi desakan global melalui isu HKI dan meningkatkan suasana kondusif dalam pelaksanaan kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi serta meningkatkan kemandirian sebagai suatu lembaga pendidikan, maka IPB telah membentuk unit pengelola HKI sejak tahun 1999 akhir yang sekarang bernama Subdit HKI dan Publikasi – Direktorat Riset dan Kajian Strategis IPB (Dit. RKS IPB). Melalui lembaga ini diharapkan IPB dapat menumbuhkembangkan budaya penelitian yang berorientasi HKI dan mampu menghasilkan penelitian dan pengembangan yang inovatif, kompetitif dan berdaya saing global. B. Tugas Pokok dan Fungsi Dit. RKS IPB 1. Tugas Pokok: Melaksanakan tugas dan administrasi institut dalam pengkajian isu-isu strategis baik lokal, nasional maupun internasional dalam meningkatkan peranan dan kontribusi pemikiran institut terhadap pembangunan pertanian dalam arti luas dan pembangunan bangsa, serta pengelolaan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dan peningkatan publikasi Ilmiah 2. Fungsi: Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas, Dit RKS IPB menyelenggarakan fungsi: 1) Pengkoordinasian pengkajian isu-isu strategis bidang pertanian dalam arti luas dan pembangunan bangsa, 2) Pengembangan agenda riset dan kajian strategis, 3) Pengembangan database riset,
2
Sekilas Unit Pengelolaan HKI IPB
4) Pengkoordinasian peningkatan utilisasi kompetensi riset melalui resource sharing, 5) Pelaksanaan sosialisasi dan peningkatan perolehan HKI, dan 6) Pengkoordinasian pengelolaan dan peningkatan publikasi/jurnal ilmiah di lingkungan institut. C. Perlunya Menghubungi Dit. RKS IPB Memang tidak ada aturan waktu yang tepat untuk merahasiakan atau mengajukan perlindungan suatu karya intelektual. Namun demikian, jika suatu karya intelektual telah berkembang dan jawaban dari salah satu pertanyaan berikut adalah ya, maka penting mengajukan perlindungan terhadap karya intelektual tersebut. Apakah suatu karya intelektual akan dipublikasikan ? Apakah terdapat karya intelektual yang merupakan hasil dari kerjasama dengan pihak lain ? Apakah suatu karya intelektual akan disampaikan pada seminar, simposium, temu bisnis ataupun publikasi terbuka ? Apakah pemilik karya intelektual merasa perlu melindungi HKI-nya ? Apakah ada nilai komersial dari suatu karya intelektual? Apakah pemilik karya intelektual ingin memulai memasarkan karya intelektualnya ? D. Layanan di Bidang HKI Sebagai kantor jasa pengelolaan Hak Kekayaan Intelektual (HKI), Subdit HKI dan Publikasi – Dit. RKS IPB memberikan pelayanan tidak hanya kepada sivitas akademika IPB tetapi juga kepada masyarakat luas baik perorangan maupun institusi/perusahaan. Subdit HKI dan Publikasi – Dit. RKS IPB memberikan pelayanan berupa pengelolaan kekayaan intelektual melalui jalur hukum mulai dari pendaftaran sampai dengan komersialisasi. Layanan yang diberikan Subdit HKI dan Publikasi – Dit. RKS IPB antara lain:
3
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
1. Penentuan Strategi Perlindungan HKI Perlindungan HKI akan memberikan hak sepenuhnya kepada seseorang atau kelompok orang untuk mengambil manfaat dan keuntungan atas investasi yang telah dilakukannya dan mencegah orang lain mengambil keuntungan atas kerja keras yang telah dilakukannya. Untuk itu, gunakan strategi perlindungan yang tepat untuk kekayaan intelektual (KI) yang telah Anda hasilkan. Perlindungan HKI merupakan sesuatu hal yang tidak mahal jika strategi perlindungan Anda benar. Perlindungan terhadap Paten, Merek, Desain Industri, DTLST, dan PVT harus didaftarkan ke lembaga yang berwenang, yaitu Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual - Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Ditjen HKIKemenhukHAM) dan Pusat Perlindungan Varietas Tanaman – Kementerian Pertanian (Pusat PVT-Kementan). Hak Cipta secara otomatis terlindungi sejak suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk yang nyata. Akan tetapi, apabila suatu ciptaan mempunyai nilai atau potensi ekonomi yang sangat bagus untuk kepentingan bisnis atau usaha, maka akan lebih baik jika perlindungannya didaftarkan ke Ditjen HKIKemenhukHAM agar mempunyai kekuatan hukum yang lebih baik. Seperti halnya Hak Cipta, perlindungan Rahasia Dagang juga berlangsung secara otomatis untuk suatu informasi di bidang teknologi dan/atau bisnis yang tidak diketahui oleh umum dan terdapat upaya dari pemilik Rahasia Dagang untuk menjaga kerahasiaannya. 2. Penelusuran Dokumen Paten (Patent Searching) Paten merupakan perlindungan HKI di bidang teknologi dan di dalam dokumen atau deskripsi Paten terdapat informasi yang menjelaskan suatu penemuan di bidang teknologi yang sangat berguna untuk mengetahui perkembangan teknologi di dunia. Salah satu fungsi penting dari penelusuran dokumen Paten adalah untuk mengetahui kebaruan dari suatu invensi yang akan diajukan permohonan paten-nya. Untuk kepentingan pendaftaran/permohonan paten, selain mengandung langkah inventif dan dapat diterapkan di industri, salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk permohonan paten adalah novelty (kebaruan). Untuk mengetahui kebaruan suatu invensi yang akan didaftarkan dapat dilakukan dengan penelusuran dokumen Paten. Penelusuran dokumen Paten merupakan langkah awal yang harus dilakukan sebelum melakukan pendaftaran Paten. Banyak manfaat yang dapat diambil dengan melakukan penelusuran dokumen paten, khususnya bagi peneliti dan lembaga penelitian dan pengembangan (litbang) dalam perencanaan strategi, arah dan tujuan litbang, sehingga penelitian
4
Sekilas Unit Pengelolaan HKI IPB
yang dilakukannya tidak mengulang penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Untuk kegiatan litbang, dokumen paten dapat dijadikan sebagai rujukan untuk memperbaiki atau mengembangkan teknologi yang telah ada. Bagi dunia bisnis, penelusuran dokumen Paten juga sangat bermanfaat untuk mengetahui perkembangan teknologi dari kompetitornya dan memanfaatkan teknologi-teknologi yang paten-nya sudah kadaluwarsa (telah habis waktu perlindungannya). 3. Penulisan Dokumen Paten (Patent Drafting) Selain formulir pendaftaran dan atau kuasa/surat pengalihan hak, salah satu syarat administrasi yang harus dilengkapi untuk pendaftaran Paten adalah Deskripsi Paten. Deskripsi Paten terdiri dari Judul Invensi, Bidang Teknik Invensi, Latar Belakang Invensi, Ringkasan Invensi, Uraian Singkat Gambar (jika disertakan gambar), Uraian Lengkap Invensi, Klaim, Abstrak, dan Gambar (jika ada). Penulisan Deskripsi Paten (Patent Drafting) mempunyai aturan/format tertentu dan memerlukan keahlian tertentu terutama dalam penyusunan klaim. Patent Drafting sangat menentukan apakah suatu invensi dapat diberi atau ditolak paten-nya. Selain itu penulisan yang benar dan tepat juga menentukan lingkup perlindungan paten-nya dan mempengaruhi lamanya waktu pemeriksaan terutama pada saat pemeriksaan substantif, sehingga tidak banyak waktu terbuang hanya untuk memperbaiki dokumen permohonan. 4. Pengurusan Pengajuan Permohonan HKI Di Indonesia terdapat dua lembaga resmi yang berwenang mengurus dan mengeluarkan sertifikat HKI sesuai dengan jenis HKI yang ditanganinya, yaitu Ditjen HKI-KemenhukHAM dan Pusat PVT-Kementan. Untuk Hak Cipta, Paten, Merek, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, dan Rahasia Dagang permohonannya diajukan ke Ditjen HKI-KemenhukHAM, sedangkan Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) didaftarkan ke Pusat PVT-Kementan. 5. Pelatihan dan Seminar Subdit HKI dan Publikasi – Dit. RKS IPB secara rutin telah menyelenggarakan berbagai pelatihan/workshop di bidang HKI, antara lain Pelatihan Penelusuran Dokumen Paten dan Pelatihan Penulisan Dokumen Paten. Selain itu, beberapa staf Subdit HKI dan Publikasi – Dit. RKS IPB juga sering mengisi acara pelatihan, seminar dan studium general di bidang HKI. Subdit HKI dan Publikasi – Dit. RKS IPB juga mempunyai hubungan yang baik dengan Ditjen
5
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
HKI - KemenhukHAM dan Pusat PVT - Kementan yang dapat dijadikan sebagai nara sumber dalam setiap kegiatan pelatihan maupun seminar. E.
Prosedur Permohonan Perlindungan HKI Melalui Dit. RKS IPB
Pada Gambar 1 dapat dilihat prosedur pengajuan permohonan HKI ke Ditjen HKI-KemenhukHAM dan Pusat PVT-Kementan melalui Dit. RKS IPB. 1. Pengajuan Permohonan HKI Permohonan HKI dapat diajukan secara tertulis ke Dit. RKS IPB dengan mengirimkan proposal dalam bentuk hardcopy (3 eksemplar) dan softcopy dalam Compact Disc/CD atau dikirim melalui email dengan mengisi Formulir Pengungkapan HKI dan melampirkan karya intelektual yang akan dilindungi serta uraian singkat tentang potensi komersialisasi dari karya intelektual yang diajukan. Uraian potensi komersialisasi berisi uraian tentang aspek bisnis, penerapan di industri, cakupan pengguna yang menjadi target dan aspek pasar dari hasil penelitian yang diajukan. Apabila memungkinkan dapat membuat rencana bisnis (business plan) dari hasil penelitian tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran seberapa jauh hasil penelitian tersebut dapat mengambil peran pada kegiatan bisnis dan kemungkinan komersialisasinya sebagai penggerak ekonomi IPB pada khususnya dan/atau ekonomi daerah/nasional pada umumnya. Khusus untuk karya intelektual atau hasil penelitian di bidang teknologi (proses, produk, formulasi, komposisi, alat, mesin) dan varietas tanaman, pengajuannya mengikuti “Panduan Program Insentif Pendaftaran HKI IPB” yang terdapat pada Lampiran 1. 2. Penentuan Kepemilikan HKI Penentuan status kepemilikan dari HKI yang diajukan, apakah “Milik IPB”, “Bukan Milik IPB”, atau “Milik Bersama beberapa Pihak”. Penentuan kepemilikan HKI tersebut mengacu pada: a. UU di bidang HKI b. PP No. 20 Tahun 2005 tentang Alih Teknologi Kekayaan Intelektual Serta Hasil Penelitian dan Pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan c. Pedoman Pengelolaan KI dan HKI di Lingkungan IPB
6
Sekilas Unit Pengelolaan HKI IPB
d. e.
Pedoman Pengelolaan KI dan HKI pada SPs IPB Pedoman Pengaturan HKI dalam Kegiatan Kerjasama Tridharma Perguruan Tinggi IPB.
Gambar 1. Prosedur Pengajuan Permohonan HKI melalui Dit. RKS IPB
7
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
3. Penandatanganan Surat Perjanjian Kerja (SPK) Apabila status kepemilikan dari HKI yang diajukan merupakan “milik bersama” atau “bukan milik IPB”, maka akan dilakukan penandatanganan SPK antara pemohon dengan Direktur RKS IPB. Draft SPK akan diberikan oleh Dit. RKS IPB bersamaan dengan surat “Pemberitahuan Hasil Penentuan Kepemilikan HKI” selambat-lambatnya 14 hari sejak permohonan HKI diterima oleh Dit. RKS IPB. 4. Penilaian Kelayakan HKI HKI yang dinyatakan sebagai “milik IPB” akan langsung diproses ke tahap penilaian kelayakan perlindungan dan/atau potensi ekonomi/komersialisasi kekayaan intelektual. Untuk keperluan penilaian kelayakan HKI, apabila diperlukan, pemohon akan diminta untuk memberikan laporan lengkap hasil penelitian, dapat berupa skripsi, thesis, disertasi atau laporan penelitian lainnya. Dalam melakukan penilaian kelayakan HKI, Dit. RKS IPB dapat meminta bantuan pihak lain dan/atau jika diperlukan dapat meminta penjelasan dari pemohon terkait dengan HKI yang diajukan. 5. Pembuatan/Penyiapan Dokumen Pendaftaran HKI Apabila hasil kajian menyatakan karya intelektual yang diajukan layak untuk dilindungi dengan sistem HKI, maka Dit. RKS IPB akan membuat dan menyiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk proses pendaftaran HKI selambat-lambatnya 30 hari sejak tanggal pemberitahuan hasil penilaian kelayakan. Dalam mempersiapkan dokumen-dokumen untuk proses pendaftaran HKI, Dit. RKS IPB dapat meminta bantuan pemohon atau pihak lain. 6. Pendaftaran HKI Dokumen-dokumen pendaftaran berupa formulir, deskripsi, dan gambar (jika ada) yang telah dipersipakan selanjutnya didaftarkan ke Ditjen HKIKemenhukHAM atau Pust PVT-Kementan sesuai dengan jenis HKI-nya. 7. Pengembalian Pengajuan Permohonan HKI kepada Pemohon Apabila hasil kajian menyatakan karya intelektual yang diajukan tidak layak untuk dilindungi dengan sistem HKI, maka karya intelektual tersebut akan dikembalikan pengelolaannya kepada pemohonnya.
8
Sekilas Unit Pengelolaan HKI IPB
8. Monitoring Proses Permohonan HKI Prosedur selanjutnya mengikuti proses/tahapan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Ditjen HKI-KemenhukHAM atau Pusat PVT-Kementan. Selama proses permohonan HKI di Ditjen HKI-KemenhukHAM atau Pusat PVT-Kementan, Dit. RKS IPB akan memantau (memonitor) proses permohonan HKI tersebut, yaitu: a.
memantau setiap tahapan proses permohonan HKI yang didaftarkan ke Ditjen HKI-KemenhukHAM atau Pusat PVT-Kementan dan apabila perlu perbaikan terhadap dokumen HKI yang didaftarkan, maka Dit. RKS IPB akan berkoordinasi dengan Pemohon untuk memperbaiki dokumen tersebut
b.
memberitahukan keputusan akhir dari Ditjen HKI-KemenhukHAM atau Pusat PVT-Kementan kepada Pemohon secara tertulis bahwa permohonan HKI yang didaftarkan “Diterima”, “Dianggap Ditarik Kembali” atau “Ditolak” oleh Ditjen HKI-KemenhukHAM atau Pusat PVT-Kementan
9
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
10
Sekilas Pengertian, Peran, dan Fungsi HKI
2
A. Pengertian Kekayaan Intelektual dan Hak Kekayaan Intelektual Secara sederhana kekayaan intelektual (KI) merupakan kekayaan yang timbul atau lahir dari kemampuan intelektual manusia. Karya-karya yang timbul atau lahir dari kemampuan intelektual manusia dapat berupa karya-karya di bidang teknologi, ilmu pengetahuan, seni dan sastra. Karya-karya tersebut dilahirkan atau dihasilkan atas kemampuan intelektual manusia melalui curahan waktu, tenaga, pikiran, daya cipta, rasa dan karsanya. Hal tersebut yang membedakan kekayaan intelektual dengan jenis kekayaan lain yang juga dapat dimiliki oleh manusia tetapi tidak dihasilkan oleh intelektualitas manusia. Sebagai contoh, kekayaan alam berupa tanah dan atau tumbuhan yang ada di alam merupakan ciptaan dari sang Pencipta. Meskipun tanah dan atau tumbuhan dapat dimiliki oleh manusia tetapi tanah dan tumbuhan bukanlah hasil karya intelektual manusia. Kekayaan atau aset berupa karya-karya yang dihasilkan dari pemikiran atau kecerdasan manusia mempunyai nilai atau manfaat ekonomi bagi kehidupan manusia sehingga dapat dianggap juga sebagai aset komersial. Karya-karya yang dilahirkan atau dihasilkan atas kemampuan intelektual manusia baik melalui curahan tenaga, pikiran dan daya cipta, rasa serta karsanya sudah sewajarnya diamankan dengan menumbuhkembangkan sistem perlindungan hukum atas kekayaan tersebut yang dikenal sebagai sistem Hak Kekayaan Intelektual (HKI). HKI merupakan cara melindungi kekayaan intelektual dengan menggunakan instrumen-instrumen hukum yang ada, yakni Hak Cipta, Paten, Merek dan Indikasi Geografis, Rahasia Dagang, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (DTLST), dan Perlindungan Varietas Tanaman (PVT). Setiap jenis HKI tersebut memberikan perlindungan untuk bidang yang berbeda-beda. Hak Cipta untuk melindungi karya intelektual di bidang seni, sastra, dan ilmu pengetahuan; Paten
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
untuk bidang teknologi; Merek untuk simbol atau nama dagang suatu barang/jasa; Desain Industri digunakan untuk melindungi tampilan 2 atau 3 dimensi suatu benda; DTLST untuk tata letak rangkaian elektronika; Rahasia Dagang untuk informasi rahasia yang bernilai ekonomis dan dipergunakan dalam kegiatan usaha/bisnis; dan PVT merupakan perlindungan yang khusus untuk varietas tanaman. Pemahaman terhadap KI dan HKI secara ringkas dapat dilihat dalam Gambar 2.
Intelektual Manusia (pikiran, daya cipta, rasa dan karsa)
Karya/Kekayaan Intelektual (teknologi, ilmu pengetahuan, seni dan sastra)
Perlindungan hukum
Hak Kekayaan Intelektual
Gambar 2. Pengertian KI dan HKI Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa HKI merupakan hak yang berasal dari karya, karsa, rasa, dan daya cipta kemampuan intelektualitas manusia yang memiliki manfaat serta berguna dalam menunjang kehidupan manusia dan mempunyai nilai ekonomi. Bentuk nyata dari hasil karya, karsa, rasa, dan daya cipta intelektualitas manusia tersebut dapat berupa ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan sastra. HKI merupakan hak privat (private rights) bagi seseorang yang menghasilkan suatu karya intelektual. Di sinilah ciri khas HKI, seseorang bebas untuk mengajukan permohonan atau mendaftarkan karya intelektualnya atau tidak. Hak eksklusif yang diberikan negara kepada individu pelaku HKI (inventor, pencipta, pendesain dan sebagainya) dimaksudkan sebagai penghargaan atas hasil karya (kreativitas)nya dan agar orang lain terangsang untuk dapat lebih lanjut mengembangkannya lagi, sehingga dengan sistem HKI tersebut kepentingan masyarakat ditentukan melalui mekanisme pasar. Di samping itu, sistem HKI menunjang diadakannya sistem dokumentasi yang baik atas segala bentuk kreativitas manusia sehingga kemungkinan dihasilkannya teknologi atau hasil karya lainnya yang sama dapat dihindarkan/dicegah. Dengan dukungan dokumentasi yang baik tersebut, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkannya dengan maksimal
12
Sekilas Pengertian,Peran, dan Fungsi HKI
untuk keperluan hidupnya atau mengembangkannya lebih lanjut untuk memberikan nilai tambah yang lebih tinggi lagi. Adapun tujuan perlindungan kekayaan intelektual melalui HKI secara umum meliputi: a. Memberi kejelasan hukum mengenai hubungan antara kekayaan dengan inventor, pencipta, desainer, pemilik, pemakai, perantara yang menggunakannya, wilayah kerja pemanfaatannya dan yang menerima akibat pemanfaatan HKI untuk jangka waktu tertentu; b. Memberikan penghargaan atas suatu keberhasilan dari usaha atau upaya menciptakan suatu karya intelektual; c. Mempromosikan publikasi invensi atau ciptaan dalam bentuk dokumen HKI yang terbuka bagi masyarakat; d. Merangsang terciptanya upaya alih informasi melalui kekayaan intelektual serta alih teknologi melalui paten; e. Memberikan perlindungan terhadap kemungkinan ditiru karena adanya jaminan dari negara bahwa pelaksanaan karya intelektual hanya diberikan kepada yang berhak. Selain itu, sistem HKI juga telah menimbulkan suatu perubahan budaya dan cara pandang suatu bangsa dengan: - Mendorong dokumentasi yang baik pada kegiatan riset. - Mendorong semangat kompetisi. - Mendorong kreativitas ilmuwan melalui insentif yang membuat mereka berkonsentrasi dan menjadi sejahtera sebagai peneliti tanpa harus menjadi usahawan. - Menciptakan kepedulian dan perhatian pada sistem ekonomi global, karena HKI terkait dengan masalah perdagangan dan perindustrian. - Mendorong perlindungan hasil riset dan implementasi atau komersialisasinya. B. Peran dan Fungsi HKI Sistem HKI akan terus berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). HKI telah menjadi bagian penting bagi suatu negara untuk menjaga keunggulan industri dan perdagangannya. Menurut Munaf (2001), peran HKI pada saat ini cukup penting, antara lain:
13
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
a. Sebagai alat persaingan dagang, terutama bagi negara maju agar tetap dapat menjaga posisinya menguasai pasar internasional dengan produk barangnya; b. Alat pendorong kemajuan IPTEK dengan inovasi-inovasi baru yang dapat diindustrikan; dan c. Alat peningkatan kesejahteraan perekonomian masyarakat, khususnya para peneliti yang mempunyai temuan yang diindustrikan yaitu dengan mendapatkan imbalan berupa royalti. Pembangunan ekonomi di dunia sekarang ini tidak akan terlepas dari sistem HKI, dalam kehidupan sehari-hari, telah disadari bagaimana besarnya dampak intelektualitas manusia. Hasil dari kejeniusan manusia dengan karya intelektual yang dihasilkannya telah memberi banyak hal yang dibutuhkan untuk menjalani kehidupan dengan cara yang lebih baik. Hal tersebut dapat dilihat dari sekeliling atau dari rumah tempat kita tinggal, berbagai peralatan rumah, pakaian, elektronika, komunikasi, transportasi, peralatan kantor dan lain-lain merupakan hasil karya intelektual manusia yang sangat membantu kehidupan manusia dalam menjalankan aktivitasnya. Oleh karena itu, untuk mendorong kreasi yang berguna lebih lanjut, sangat penting untuk memberikan suatu insentif kepada pihak-pihak yang menciptakan atau menanamkan modal dalam pembuatan karya intelektual. Negaranegara maju sudah berabad-abad mengenal kebutuhan akan insentif dengan membangun suatu sistem yang membuat karya intelektual yang baru atau asli diperlakukan sebagai suatu kekayaan, yang dikenal sebagai kekayaan intelektual. Kekayaan intelektual sesungguhnya telah memperlancar roda pembangunan ekonomi suatu bangsa, dengan terciptanya perlindungan kekayaan intelektual bagi mereka yang menciptakan atau menanamkan modal pada penciptaan karya-karya intelektual tidak hanya akan mendorong kualitas kekayaan intelektual tetapi juga alih teknologi dan pengetahuan. HKI bagi negara-negara maju bukanlah sekedar perangkat hukum yang hanya digunakan untuk perlindungan terhadap hasil karya intelektual seseorang, akan tetapi juga dipakai sebagai alat strategi usaha untuk mengkomersialkan suatu penemuan. Dengan demikian, penghargaan negara yang berupa pemberian hak monopoli kepada penghasil karya intelektual memungkinkan peghasil karya intelektual untuk mengeksploitasi penemuannya secara ekonomi. Insentif yang diberikan kepada pemegang HKI dalam bentuk monopoli dimaksudkan agar penghasil karya intelektual dapat menggunakan atau memperoleh manfaat dari kekayaan intelektual mereka dalam jangka waktu tertentu. Monopoli untuk menggunakan dan memperoleh manfaat dari kekayaan intelektual
14
Sekilas Pengertian,Peran, dan Fungsi HKI
memungkinkan pemilik hak untuk menerima penghasilan dan keuntungan atas waktu, uang dan usaha yang telah mereka habiskan dalam penciptaan kekayaan intelektual. Dengan memiliki penghasilan yang cukup, pemilik hak mampu untuk menciptakan kekayaan intelektual selanjutnya yang lebih baik. Hak yang dimiliki oleh penghasil karya intelektual tidak hanya berupa hak ekonomi, tetapi juga hak moral yang mengabadikan integritasnya atas karya intelektual yang telah dihasilkannya. Selain itu, ada manfaat sosial dalam bentukbentuk penyebarluasan, pengkayaan, dan dukungan yang diberikan oleh Negara terhadap pengembangan sistem HKI. Sistem HKI diharapkan dapat berperan dalam membentuk suatu budaya yang mampu merubah masyarakat pengguna menjadi masyarakat yang mengembangkan potensi dirinya, sehingga akan terlahir pencipta, inventor, dan pendesain baru. Bagi dunia industri, memahami sistem HKI tidak hanya berhubungan dengan perlindungan kekayaan intelektual tetapi juga menjamin agar tidak melanggar HKI orang lain. Kecenderungan pasar global telah mendorong pengembangan sistem peraturan global, termasuk dalam bidang HKI. Sejak 1 Januari 1995, World Trade Organization (WTO) telah memperkenalkan perjanjian Trade-Related Aspects of Intellectual Property Rights (TRIPs) dan mewajibkan seluruh anggota WTO untuk menerapkan persyaratan minimal untuk perlindungan HKI sebagaimana yang sudah ditetapkan dalam Perjanjian TRIPs. Agar dapat kompetitif dalam pasar global, para industriawan harus tahu dan mengikuti peraturan perdagangan yang berkembang dan diterapkan di negara tujuan pasar termasuk yang berhubungan dengan HKI. Kepabeanan beberapa negara juga meminta persyaratan agar dokumen HKI dapat dilampirkan pada dokumen wajib dan tambahan. Kegagalan memahami peraturan di negara tujuan pasar dapat menyebabkan kesulitan bagi produk-produk Indonesia khususnya dalam memasuki pasar luar negeri dan jika produk-produk tersebut berhasil masuk, resiko dituntut oleh pemegang hak atas kekayaan intelektual suatu produk di pasar luar negeri sangat tinggi.
15
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
Manfaat utama yang diberikan sistem HKI bagi peneliti dan industri yaitu: a. Dapat mengetahui informasi dan melihat perkembangan sebagian besar pengetahuan dan teknologi terbaru. Informasi Paten di seluruh dunia memberikan informasi teknologi yang berguna yang sebagian besar dapat diakses melalui internet. Ketersediaan informasi tersebut memungkinkan peneliti dan industri di Indonesia untuk melaksanakan suatu pengamatan teknologi dan melihat kecenderungan perkembangan teknologi paling mutakhir. Selain itu, masyarakat juga bebas menggunakan informasi dari Paten kadaluwarsa (expired) dan bebas menggunakan informasi Paten yang tidak terdaftar di negara mereka sepanjang informasi penggunaan tersebut tidak diperluas ke negara-negara tempat Paten tersebut dimintakan. Syarat kebaruan yang diterapkan dalam sistem Paten adalah kebaruan universal (absolut), yang berarti penemuan yang dimintakan Paten-nya tersebut harus baru tidak hanya di negara tempat permohonan Paten didaftarkan tetapi juga harus baru di seluruh dunia. Konsekuensinya, kegiatan riset di Indonesia ditantang untuk dapat berkompetisi dengan kegiatan riset di seluruh dunia. Tantangan ini tidak hanya untuk menjaga patentabilitas hasil riset jika ingin memperoleh Paten, tetapi juga memastikan bahwa kegiatan riset tersebut harus selalu mengikuti kecenderungan perkembangan teknologi dan tuntutan pasar serta menghindari duplikasi dan pelanggaran penemuan-penemuan lain yang telah di-Paten-kan. b. Perlindungan pada karya intelektual terhadap penggunaan tidak sah oleh pihak ketiga. Hal ini diperlukan untuk memberikan kesempatan kepada penemu atau investor untuk mendapat manfaat/imbalan keuangan yang cukup atas upaya/investasi dalam menciptakan karya intelektual tersebut. Selain kedua manfaat utama di atas, sistem HKI juga memberikan peluang bagi suatu industri untuk melakukan monopoli pasar terhadap suatu produk tertentu dan dapat membangun entry barrier bagi kompetitor-nya. HKI sebagai aset (intangible) bisnis juga dapat menjadi income generating bagi suatu industri melalui lisensi, penjualan atau komersialisasi HKI, dan akan meningkatkan nilai suatu industri di mata investor dan lembaga keuangan.
16
Sekilas Pengertian,Peran, dan Fungsi HKI
Tidak hanya bagi industri, bagi perguruan tinggi dan lembaga penelitian dan pengembangan (litbang), sistem HKI juga akan sangat berperan. Sistem HKI melekat pada semua kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi, terutama dalam penelitian dan pengajaran. Kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi sebagai salah satu basis perolehan HKI sangat identik dengan perguruan tinggi. Oleh karena itu, suatu kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi yang dirancang dengan baik, tidak hanya sekedar melaksanakan pekerjaan dan/atau penyelesaian studi saja namun juga mengandung misi yang lebih jauh, bisa memiliki efek positif bagi masyarakat luas. Perguruan tinggi dan lembaga litbang sangat berpotensi dalam menghasilkan HKI yang bernilai ekonomi. Oleh karena itu, pengelolaan HKI yang optimal dari hasil kegiatan trdiharma perguruan tinggi maupun penelitian dan pengembangan dapat dijadikan sebagai salah satu income generating untuk keberlanjutan berbagai kegiatan tridharma perguruan tinggi maupun penelitian dan pengembangan yang berdaya saing tinggi. Beberapa produk strategis dalam kegiatan tridharma perguruan tinggi, ruang lingkup kegiatan, dan jenis HKI yang sesuai dapat dilihat pada Tabel 1. Pada Gambar 3 disajikan Siklus Implementasi HKI di dalam Kegiatan Penelitian. Tabel 1. HKI dalam Kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi Produk Strategis Perguruan Tinggi
Ruang Lingkup Kegiatan
Jenis HKI
Membuat dan menerbitkan modul/diktat/ penuntun praktikum/buku ajar yang digunakan sebagai bahan perkuliahan di semua program pendidikan (S0, S1, S2 dan S3). Membuat software dan modul untuk manajemen pendidikan dan pemanfaatan teknologi lainnya. Menyusun konsep kebijakan untuk dimanfaatkan oleh IPB, daerah, regional, dan nasional
Hak Cipta
Bidang Pendidikan/Pengajaran 1. 2. 3. 4. 5.
Modul/diktat/ penuntun praktikum Buku/textbook Software Model/simulasi Pola kebijakan/ rencana/strategi
•
•
•
17
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
Bidang Penelitian 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Prototipe peralatan Peningkatan nilai tambah produk Pemanfaatan limbah Pengembangan teknologi pengolahan sda Obat-obatan dan makanan tradisional Produk ramah lingkungan Alat-alat pemanenan produk pertanian Pemanfaatan plasma nutfah Indonesia Pengolahan pascapanen produk pertanian
• • •
• •
Penemuan teknologi baru yang orisinil Penemuan gen atau sumber plasma nutfah berpotensi ekonomi Modifikasi teknologi yang sudah ada untuk peningkatan nilai tambah (added value) Penemuan proses pembuatan produk pertanian Penemuan formulasi baru dalam bidang makanan dan obat-obatan tradisional
Paten, Hak Cipta, Rahasia Dagang, Merek, Perlindun gan Varietas Tanaman, Desain Industri
Membuat panduan sederhana yang mudah dicerna dan dipahami bagi petani kecil Menyusun kiat-kiat bisnis bagi pengembangan jiwa kewirausahaan Memanfaatkan media cetak maupun audio visual dalam rangka peningkatan pelayanan IPB kepada masyarakat Menciptakan teknologi tepat guna (sederhana) yang diperuntukkan bagi masyarakat pedesaan
Hak Cipta, Paten, Desain Industri, Rahasia Dagang
Bidang Pengabdian kepada Masyarakat 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Panduan penyuluhan dan pelayanan Alat peraga untuk masyarakat Model/simulasi Kiat bisnis bagi pengusaha kecil dan menengah Pengembangan media komunikasi Pengembangan teknologi tepat guna
•
• •
•
18
Sekilas Pengertian,Peran, dan Fungsi HKI
STRATEGI PENELITIAN
SUMBER DAYA PENELITIAN
PROGRAM DAN KEGIATAN PENELITIAN
SUMBER DAYA PENELITIAN
KEKAYAAN INTELEKTUAL
PEMANFAATAN MELALUI SKEMA LAIN
TIDAK
- LAYAK LINDUNG HKI? - LAYAK KOMERSIAL?
YA
PEMANFAATAN MELALUI ALIH TEKNOLOGI
MANFAAT FINANSIAL DAN NON-FINANSIAL
Gambar 3. Siklus Implementasi HKI di dalam Kegiatan Penelitian
19
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
20
PATEN
3
A. Pengertian dan Istilah dalam Paten Paten merupakan perlindungan hukum untuk karya intelektual di bidang teknologi. Karya intelektual tersebut dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi, yang dapat berupa proses atau produk atau penyempurnaan dan pengembangan produk dan proses. Beberapa istilah yang sering digunakan dalam Paten antara lain: Paten: adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil Invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri Invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Invensi: adalah ide Inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi dapat berupa produk atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses. Inventor: adalah seorang yang secara sendiri atau beberapa orang yang secara bersama-sama melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam kegiatan yang menghasilkan Invensi. Pemegang Paten: adalah Inventor sebagai pemilik Paten atau pihak yang menerima hak tersebut dari pemilik Paten atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak tersebut, yang terdaftar dalam Daftar Umum Paten. Paten Sederhana: adalah invensi yang memiliki nilai kegunaan lebih praktis daripada invensi sebelumnya dan bersifat kasat mata atau berwujud (tangible). Adapun invensi yang sifatnya tidak kasat mata (intangible), seperti metode atau proses, penggunaan, komposisi, dan produk yang merupakan product by process tidak dapat diberikan perlindungan sebagai Paten Sederhana. Namun demikian, sifat
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
baru dalam Paten Sederhana sama dengan Paten biasa yaitu bersifat universal. Perbedaan Paten dengan Paten Sederhana dapat dilihat pada Tabel 2. Hak Prioritas: adalah hak Pemohon untuk mengajukan permohonan yang berasal dari negara yang tergabung dalam Paris Convention for the protection of industrial property atau agreement establishing the world trade organization untuk memperoleh pengakuan bahwa tanggal penerimaan di negara asal merupakan tanggal prioritas di negara tujuan yang juga anggota salah satu dari kedua perjanjian itu selama pengajuan tersebut dilakukan dalam kurun waktu yang telah ditentukan berdasarkan Paris Convention tersebut. Tabel 2. Perbedaan Paten dan Paten Sederhana No. Keterangan Paten 1 Jumlah klaim 1 invensi atau beberapa invensi yang merupakan satu kesatuan invensi 2 Masa 20 tahun terhitung sejak perlindungan tanggal penerimaan permohonan paten 3 Pengumuman 18 bulan setelah tanggal permohonan penerimaan 4 Jangka waktu 6 bulan terhitung sejak pengajuan diumumkan keberatan 5 Pemeriksaan Kebaruan, langkah substantif inventif, dan dapat diterapkan dalam industri 6 Lama 36 bulan terhitung sejak pemeriksaan tanggal penerimaan substantif permohonan pemeriksaan substantif 7 Objek paten Proses, penggunaan, komposisi, dan produk Sumber: Buku Panduan HKI, Ditjen. HKI-KemenhukHAM, 2007
22
Paten Sederhana 1 invensi 10 tahun sejak tanggal penerimaan paten 3 bulan setelah tanggal penerimaan 3 bulan terhitung sejak diumumkan Kebaruan dan dapat diterapkan dalam industri 24 bulan terhitung sejak tanggal penerimaan permohonan pemeriksaan substantif Produk atau alat kasat mata (tangible)
Paten
B. Lingkup Paten 1. Invensi yang dapat diberi Paten Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten, invensi yang dapat dimintakan perlindungan Paten adalah invensi yang: a. Baru (novelty); Invensi dianggap baru jika pada tanggal penerimaan, invensi tersebut tidak sama dengan teknologi yang diungkapkan sebelumnya (prior art atau the state of art). Pengungkapan bisa berupa uraian lisan, melalui peragaan, atau dengan cara lain yang memungkinkan seorang ahli untuk melaksanakan invensi tersebut. b. Mengandung langkah inventif (inventive step); Yaitu invensi yang bagi seseorang dengan keahlian tertentu di bidang teknik merupakan hal yang tidak dapat diduga sebelumnya dengan memperhatikan keahlian yang ada pada saat permohonan diajukan. c. Dapat diterapkan dalam industri (industrial applicable). Yaitu invensi dapat diterapkan dalam industri sesuai dengan uraian dalam permohonan. Jika invensi tersebut dimaksudkan sebagai produk, produk tersebut harus mampu dibuat secara berulang-ulang (secara massal) dengan kualitas yang sama, sedangkan jika invensi berupa proses, proses tersebut harus mampu dijalankan atau digunakan dalam praktik. 2. Invensi yang tidak dapat di-Paten-kan Sebagai pengecualian, ada invensi-invensi yang tidak dapat dipatenkan, yakni: a. proses atau produk yang pengumuman dan penggunaan atau pelaksanaannya bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, moralitas agama, ketertiban umum atau kesusilaan b. metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan dan/atau pembedahan yang diterapkan terhadap manusia dan/atau hewan c. teori dan metode di bidang ilmu pengetahuan dan matematika d. i. semua makhluk hidup, kecuali jasad renik ii. proses biologis yang esensial untuk memproduksi tanaman atau hewan, kecuali proses non-biologis atau proses mikro-biologis.
23
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
C. Bentuk dan Lama Perlindungan Paten Bentuk perlindungan Paten adalah pemberian hak eksklusif bagi Pemegang Paten untuk: a. Dalam hal Paten produk: - membuat; - menggunakan; - menjual; - mengimpor; - menyewakan; - menyerahkan; atau - menyediakan untuk dijual; atau - disewakan; atau - diserahkan b. Dalam hal Paten proses: menggunakan proses produksi yang diberi Paten untuk membuat barang dan tindakan lainnya sebagaimana dimaksud dalam huruf a. Jangka waktu perlindungan untuk Paten adalah 20 (dua puluh) tahun tidak dapat diperpanjang, dan untuk Paten Sederhana 10 (sepuluh) tahun juga tidak dapat diperpanjang. Jangka waktu demikian dinilai cukup untuk memperoleh manfaat ekonomi yang wajar bagi pemegang Paten atau Paten Sederhana. D. Pelanggaran dan Sanksi dalam Pemanfaatan Paten Untuk kepentingan pendidikan, penelitian, percobaan, atau analisa, termasuk kegiatan untuk keperluan uji bioekivalensi atau bentuk pengujian lainnya, sepanjang tidak merugikan kepentingan yang wajar dari Pemegang Paten, dianggap bukan merupakan pelanggaran pelaksanaan Paten yang dilindungi. Ketentuan ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan bagi pihak yang betul-betul memerlukan penggunaan invensi semata-mata untuk penelitian dan pendidikan. Sedangkan yang dimaksud dengan tidak merugikan kepentingan yang wajar dari Pemegang Paten adalah agar pelaksanaan atau penggunaan invensi tersebut tidak digunakan untuk kepentingan yang mengarah kepada eksploitasi untuk kepentingan komersial sehingga dapat merugikan bahkan dapat menjadi kompetitor bagi
24
Paten
Pemegang Paten. Selain itu, ketentuan sanksi lainnya antara lain diatur sebagai berikut: - Menggunakan proses produksi yang diberi Paten, atau membuat, menggunakan, menjual, mengimpor, menyewakan, menyerahkan, atau menyediakan untuk dijual atau disewakan atau diserahkannya produk atau proses yang diberi Paten, dipidana penjara paling lama 4 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). - Membuat, menggunakan, menjual, mengimpor, menyewakan, menyerahkan, atau menyediakan untuk dijual atau disewakan atau diserahkannya produk atau alat yang diberi Paten sederhana, dipidana penjara paling lama 2 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah). - Tindak pidana dalam Paten merupakan delik aduan. E. Prosedur Permohonan Paten di Ditjen HKI-Kemenhukham 1. Permohonan Paten diajukan dengan cara mengisi formulir yang disediakan untuk itu dalam bahasa Indonesia dan diketik rangkap 4 (empat). Contoh Formulir Permintaan Paten dapat dilihat pada Lampiran 2. 2. Pemohon wajib melampirkan: a. surat kuasa khusus, apabila permohonan diajukan melalui konsultan Paten terdaftar selaku kuasa; b. surat pengalihan hak, apabila permohonan diajukan oleh pihak lain yang bukan penemu. Contoh surat pernyataan pengalihan hak dapat dilihat pada Lampiran 3; c. deskripsi permohonan Paten dibuat rangkap 3 (tiga) sesuai dengan aturan yang berlaku dan mencakup : - Judul invensi, dibuat dalam huruf kapital dan tidak digaris bawah - Bidang teknik invensi, memuat secara umum dimana invensi ini termasuk di dalam bidang teknik tersebut dengan mengemukakan kekhususannya - Latar belakang invensi, pada bagian ini harus dikemukakan teknologi yang telah ada sebelumnya yang relevan dengan invensi tersebut - Ringkasan invensi, memuat ciri teknis dari pokok invensi yaitu ciri teknis yang diungkapkan dalam klaim
25
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
d.
e. f. g. h.
i.
- Uraian singkat gambar (bila disertakan gambar), memuat keterangan gambar secara singkat - Uraian lengkap invensi, merupakan suatu pengungkapan penemuan yang selengkap-lengkapnya, tidak boleh ada yang tertinggal atau tidak diungkapkan - Klaim (dibuat pada halaman terpisah), memuat pokok invensi dan tidak boleh berisikan gambar atau grafik tetapi dapat memuat tabel rumus matematika atau reaksi kimia - Abstrak (dibuat pada halaman terpisah), berisi ringkasan dari uraian lengkap invensi dan tidak lebih dari 200 kata gambar, apabila ada dibuat rangkap 3 (tiga) : hanya memuat tanda-tanda, simbol, huruf, angka, bagan, atau diagram yang menjelaskan tentang bagian-bagian dari penemuan, tetapi tidak boleh terdapat kata-kata penjelasan; bukti prioritas asli, dan terjemahan halaman depan dalam bahasa Indonesia rangkap 4 (empat), apabila diajukan dengan hak prioritas; terjemahan uraian penemuan dalam bahasa Inggris, apabila penemuan tersebut aslinya dalam bahasa asing selain bahasa Inggris : rangkap 2 (dua); bukti pembayaran biaya permohonan Paten sebesar Rp. 575.000,- (lima ratus tujuh puluh lima ribu rupiah); bukti pembayaran biaya permohonan Paten Sederhana sebesar Rp. 125.000,- (seratus dua puluh lima ribu) dan untuk pemeriksaan substantif Paten Sederhana sebesar Rp. 350.000,- (tiga ratus lima puluh ribu rupiah); dan tambahan biaya setiap klaim, apabila lebih dari 10 klaim:Rp. 40.000,- per klaim.
3. Penulisan deskripsi, klaim, abstrak dan gambar sebagaimana dimaksud dalam butir 2 huruf c dan huruf d ditentukan sebagai berikut: a. setiap lembar kertas hanya salah satu mukanya saja yang boleh dipergunakan untuk penulisan dan gambar; b. deskripsi, klaim dan abstrak diketik dalam kertas HVS atau yang sejenis yang terpisah dengan ukuran A-4 (29,7 x 21 cm ) dengan berat minimum 80 gram dengan batas sebagai berikut : - dari pinggir atas : 2 cm (maksimal 4 cm) - dari pinggir bawah : 2 cm (maksimal 3 cm)
26
Paten
c. d. e.
f. g. h.
i. j.
- dari pinggir kiri : 2,5 cm (maksimal 4 cm) - dari pinggir kanan : 2 cm (maksimal 3 cm) kertas A-4 tersebut harus berwarna putih, rata tidak mengkilat dan pemakaiannya dilakukan dengan menempatkan sisinya yang pendek di bagian atas dan bawah (kecuali dipergunakan untuk gambar); setiap lembar deskripsi, klaim dan gambar diberi nomor urut angka Arab pada bagian tengah atas dan tidak pada batas sebagaimana yang dimaksud pada butir 3 huruf b (1); pada setiap lima baris pengetikan baris uraian dan klaim, harus diberi nomor baris dan setiap halaman baru merupakan permulaan (awal) nomor dan ditempatkan di sebelah kiri uraian atau klaim serta tidak pada batas sebagaimana yang dimaksud pada butir 3 huruf b (3); pengetikan harus dilakukan dengan menggunakan tinta (toner) warna hitam, dengan ukuran antar baris 1,5 spasi, dengan huruf tegak berukuran tinggi huruf minimum 0,21 cm; tanda-tanda dengan garis, rumus kimia, dan tanda-tanda tertentu dapat ditulis dengan tangan; gambar harus menggunakan tinta Cina hitam pada kertas gambar putih ukuran A-4 dengan berat minimum 100 gram yang tidak mengkilap dengan batas sebagai berikut: - dari pinggir atas : 2,5 cm - dari pinggir bawah : 1 cm - dari pinggir kiri : 2,5 cm - dari pinggir kanan : 1,5 cm seluruh dokumen Paten yang diajukan harus dalam lembar-lembar kertas utuh, tidak boleh dalam keadaan tersobek, terlipat, rusak atau gambar yang ditempelkan; setiap istilah yang dipergunakan dalam deskripsi, klaim, abstrak dan gambar harus konsisten satu sama lain.
4. Permohonan Pemeriksaan Substantif Permohonan pemeriksaan substantif diajukan dengan cara mengisi formulir yang telah disediakan untuk itu dalam bahasa Indonesia dengan melampirkan bukti pembayaran biaya permohonan sebesar Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah). Permohonan pemeriksaan substantif umumnya diajukan setelah tahap Publikasi A. Contoh Formulir Permintaan Pemeriksaan Substantif Paten dapat dilihat pada Lampiran 4.
27
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
5. Permohonan Pemeliharaan Paten Permohonan pemeliharaan Paten diajukan dengan cara mengisi formulir yang telah disediakan untuk itu dalam bahasa Indonesia dengan melampirkan bukti pembayaran biaya permohonan pemeliharaan Paten. Permohonan pemeliharaan Paten diajukan setelah pemberian sertifikat Paten. Contoh Formulir Biaya Pemeliharaan Paten dan Paten Sederhana dapat dilihat pada Lampiran 5 dan Lampiran 6. Biaya permohonan pemeliharaan Paten dapat dilihat pada Lampiran 7. Prosedur permohonan Paten di Ditjen. HKI-KemenhukHAM dapat dilihat pada Gambar 4.
28
Paten
PERMOHONAN
PERSYARATAN MINIMUM
TIDAK
TIDAK DILENGKAPI ?
YA DIPENUHI
≤ 30 Hari
TANGGAL PENERIMAAN (Ps. 31 UUP)
TIDAK
TIDAK PEMERIKSAAN ADMINISTRATIF 18 Bulan
LENGKAP
PENGUMUMAN SELAMA 6 BULAN (Ps. 42 UUP) UNTUK MEMBERI KESEMPATAN OPOSISI
DIANGGAP DITARIK KEMBALI
DILENGKAPI ?
YA
≤ 3 Bulan
≤ 36 Bulan PERMOHONAN PEMERIKSAAN SUBSTANTIF
YA
PEMERIKSAAN SUBSTANTIF
TIDAK ≤ 36 Bulan
TIDAK PENOLAKAN
UPAYA HUKUM LAINNYA
MEMENUHI SYARAT UNTUK DIBERI PATEN ?
YA
PEMBERIAN SERTIFIKAT PATEN
Gambar 4. Prosedur Permohonan Paten di Ditjen HKI-KemenhukHAM
29
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
F. Penulisan Dokumen Paten Secara mendasar, suatu dokumen spesifikasi paten memiliki dua aspek yaitu aspek perlindungan dan aspek informasi. Spesifikasi paten harus menjelaskan dalam bentuk kata-kata mengenai batasan perlindungan yang didefinisikan dalam klaim invensi yang dimintakan patennya dimana. Untuk mendukung batasan perlindungan sebagaimana yang dinyatakan dalam klaim, penjelasan dari invensi yang ingin dilindungi harus menjelaskan secara lengkap mengenai invensi tersebut sehingga batasan yang disebutkan dalam klaim tersebut dapat dipahami. Strategi penulisannya sangat menentukan apakah suatu invensi dapat diberi atau ditolak patennya. Selain itu, penulisan yang benar dan tepat juga menentukan lingkup perlindungan patennya, dan mempengaruhi lamanya waktu pemeriksaan terutama pada saat pemeriksaan substantif karena tidak ada waktu terbuang hanya untuk memperbaiki spesifikasi dokumen permohonan tersebut. Spesifikasi paten juga harus menjelaskan secara lengkap invensinya sehingga memungkinkan seseorang dengan keahlian biasa di bidangnya (skilled in the art) dapat memahami dan melaksanakan/mempraktekkan invensi tersebut. Prinsip dasar dari sistem paten adalah perlunya pengungkapan pada publik bagaimana suatu invensi dilaksanakan atau dipraktekkan sebagai persyaratan atas hak monopoli paten yang diperolehnya. Perlu diingat bahwa apabila spesifikasi telah didaftarkan ke Ditjend HKI, spesifikasi tersebut tidak dapat diperluas lagi atau ditambah dengan hal-hal yang baru. Jika pengungkapan atau informasi dari invensi tersebut tidak lengkap, dapat mengakibatkan hilangnya kesempatan memperoleh paten. Berkenaan dengan penilaian langkah inventif untuk suatu invensi tentang suatu senyawa baru yang digunakan baik dalam bidang pertanian, farmasi maupun proses kimia organik dan lain-lain, biasanya apabila senyawa tersebut mempunyai indikasi berguna dalam suatu bidang tertentu, invensi ini tetap dapat dianggap memiliki langkah inventif walaupun bukan merupakan perbaikan/pengembangan dari invensi sebelumnya. Struktur penyajian dokumen paten meliputi: Judul Invensi, yaitu susunan kata-kata yang dipilih untuk menjadi topik invensi. Judul harus dapat mewakili Esensi atau inti invensi, tidak menggunakan kata-kata singkatan atau menggunakan istilah merek dagang;
1.
30
Paten
2.
Bidang Teknik Invensi, yaitu pernyataan bidang teknik yang berkaitan dengan invensi. Ditulis secara ringkas inti invensi yang dimintakan perlindungan patennya;
3.
Latar Belakang Invensi, yaitu penjelasan tentang invensi sejenis terdahulu beserta kelemahannya dan bagaimana cara mengatasi kelemahan tersebut yang merupakan tujuan dari invensi;
4.
Ringkasan Invensi, yaitu uraian secara umum dari invensi yang berfungsi untuk mengindikasikan ciri-ciri penting dari invensi;
5.
Uraian Singkat Gambar (bila ada), yaitu penjelasan ringkas keadaan seluruh gambar/skema/diagram alir yang disertakan;
6.
Uraian Lengkap Invensi, yaitu uraian yang mengungkapkan isi invensi sejelas-jelasnya terutama fitur yang terdapat pada invensi dan gambar yang disertakan yang berguna untuk memperjelas invensi;
7.
Klaim, yaitu bagian dari permohonan yang menggambarkan inti invensi yang dimintakan perlindungan hukum, yang harus diuraikan secara jelas dan harus didukung oleh deskripsi. Klaim tersebut mengungkapkan tentang semua keistimewaan teknik yang terdapat dalam invensi. Penulisan klaim harus menggunakan kaidah bahasa Indonesia dan lazimnya bahasa teknik yang baik dan benar serta ditulis secara terpisah dari uraian invensi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan klaim diantaranya adalah: Gambar yang disebutkan dalam deskripsi yang diperlukan untuk memperjelas invensi (jika ada); dan Abstrak invensi; Gambar dan grafik tidak diperbolehkan, dan hindari kata-kata atau kalimat yang meragukan (multitafsir).
8.
Abstrak, yaitu bagian dari spesifikasi paten yang akan disertakan dalam lembaran pengumuman yang merupakan ringkasan uraian lengkap, ditulis secara terpisah dari uraian invensi. Abstrak tersebut ditulis tidak lebih dari 200 (dua ratus) kata, yang dimulai dengan judul invensi sesuai dengan judul yang ada pada deskripsi invensi. Isi abstrak invensi merupakan intisari dari deskripsi dan klaim-klaim invensi, paling tidak sama dengan klaim mandirinya. Rumus kimia atau matematika yang benar-benar diperlukan, dapat dimasukkan ke dalam abstrak. Dalam abstrak, tidak boleh kata-kata di luar lingkup invensi, terdapat kata-kata sanjungan, reklame atau bersifat subyektivitas orang yang mengajukan permohonan paten. Jika dalam abstrak menunjuk beberapa keterangan bagian-bagian dari gambar maka harus mencantumkan indikasi penomoran dari bagian gambar yang ditunjuk dan diberikan dalam tanda
31
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
kurung. Di samping itu, jika diperlukan gambar secara penuh disertakan dalam abstrak, maka gambar yang dimaksud harus dicantumkan nomor gambarnya. 9.
Gambar, yaitu gambar teknik dari invensi yang menggambarkan secara jelas bagian-bagian dari invensi yang dimintakan perlindungan patennya. Gambar tersebut merupakan gambar teknik tanpa skala, dan jumlahnya dapat lebih dari satu. Pada gambar invensi hanya diperbolehkan memuat tanda-tanda dengan huruf atau angka, tidak dengan tulisan kecuali kata-kata yang sederhana. Gambar invensi dapat berupa diagram atau skema;
Uraian invensi tersebut harus secara lengkap dan jelas mengungkapkan suatu invensi sehingga dapat dimengerti oleh seseorang yang ahli di bidangnya. Uraian invensi harus ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Semua kata atau kalimat dalam deskripsi harus menggunakan bahasa dan istilah yang lazim digunakan dalam bidang teknologi. G. Pembiayaan Permohonan Paten Terdapat beberapa alternatif pembiayaan yang dapat digunakan untuk mengajukan permohonan Paten, yaitu biaya dari IPB, biaya sendiri, atau mengikuti program-program insentif yang disediakan oleh Pemerintah seperti program UBER HKI Ditjen Dikti - Kemendikbud, RAIH HKI Kemenristek, dan Pendaftaran HKI Ditjen HKI - KemenhukHAM. Permohonan Paten yang diajukan dengan biaya dari IPB maupun mengikuti program insentif dari pemerintah, harus mengikuti Peraturan Pemerintah (PP) dan peraturan yang berlaku di IPB. Ditingkat nasional, kepemilikan dan pengelolaan KI/HKI diatur dalam PP No. 20 Tahun 2005 tentang Alih Teknologi Kekayaan Intelektual serta Hasil Penelitian dan Pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan, khususnya Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 10. Kepemilikan KI yang dihasilkan melalui kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang) oleh perguruan tinggi dan lembaga litbang yang dibiayai sepenuhnya oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah menjadi milik Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah, tetapi pengelolaannya dilimpahkan kepada perguruan tinggi dan lembaga litbang.
32
Paten
Kepemilikan dan pengelolaan KI/HKI di IPB diatur dalam SK Rektor IPB No. 209/K13/PG/2004 tentang Pedoman Pengelolaan KI dan HKI di Lingkungan IPB, khususnya Pasal 5 dan Pasal 7 ayat (2). Pasal 5 pedoman tersebut menyatakan bahwa: 1. KI/HKI yang dihasilkan dari kegiatan tridharma perguruan tinggi yang dibiayai sepenuhnya oleh IPB secara otomatis menjadi milik IPB. 2. KI/HKI yang dihasilkan dari kegiatan tridharma yang dilakukan oleh Sivitas Akademika dengan menggunakan fasilitas dan sumber dananya sebagian atau seluruhnya berasal dari pihak luar IPB akan menjadi milik IPB, kecuali telah diatur dalam kesepakatan kedua belah pihak dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku. Selanjutnya dalam Pasal 7 ayat (2) dinyatakan bahwa “apabila berdasarkan hasil pengkajian diputuskan suatu KI/HKI menjadi aset IPB, maka pengelolaan selanjutnya dilakukan oleh Kantor HKI-IPB yang saat ini bernama Subdit HKI dan Publikasi - Dit. RKS IPB”. KI/HKI yang dihasilkan sivitas akademika IPB dapat diajukan dengan biaya sendiri oleh Pihak yang menghasilkan apabila KI/HKI yang dihasilkan tersebut diluar ketentuan Pasal 5 Pedoman Pengelolaan KI dan HKI di Lingkungan IPB seperti disebutkan di atas. Selain itu, sivitas akademika IPB juga dapat mengajukan permohonan pendaftaran HKI dengan biaya sendiri apabila sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat (4) Pedoman Pengelolaan KI dan HKI di Lingkungan IPB yang menyatakan “Jika berdasarkan hasil pengkajian KI/HKI diputuskan untuk tidak dikelola lebih lanjut oleh IPB, maka KI/HKI tersebut dapat diserahkan pengelolaannya kepada pihak yang menghasilkan.’’
33
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
34
PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN
4
A. Pengertian dan Istilah dalam PVT Hak Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) adalah hak yang diberikan kepada pemulia dan/atau pemegang hak PVT untuk menggunakan sendiri varietas hasil pemuliaannya atau memberi persetujuan kepada orang atau badan hukum lain untuk menggunakannya selama waktu tertentu (Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman (UU No. 29/2000). Dengan demikian perlindungan diberikan terhadap varietas tanaman yang dihasilkan oleh pemulia tanaman melalui kegiatan pemuliaan tanaman. PVT ini merupakan jawaban dari alternatif perlindungan terhadap tanaman yang diberikan oleh TRIPs. Beberapa istilah yang sering digunakan dalam Perlindungan Varietas Tanaman antara lain: Perlindungan Varietas Tanaman, yang selanjutnya disingkat PVT, adalah perlindungan khusus yang diberikan negara, yang dalam hal ini diwakili oleh Pemerintah dan pelaksanaannya dilakukan oleh Kantor Perlindungan Varietas Tanaman, terhadap varietas tanaman yang dihasilkan oleh pemulia tanaman melalui kegiatan pemuliaan tanaman. Varietas tanaman, yang selanjutnya disebut varietas, adalah sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah, biji, dan ekspresi karakteristik genotipe atau kombinasi genotipe yang dapat membedakan dari jenis atau spesies yang sama oleh sekurangkurangnya satu sifat yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan.
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
Varietas Hasil Pemuliaan adalah varietas yang dihasilkan dari kegiatan pemuliaan tanaman. Pemuliaan tanaman, adalah rangkaian kegiatan penelitian dan pengujian atau kegiatan penemuan dan pengembangan suatu varietas, sesuai dengan metode baku untuk menghasilkan varietas baru dan mempertahankan kemurnian benih varietas yang dihasilkan. Pemulia tanaman yang selanjutnya disebut pemulia, adalah orang yang melaksanakan pemuliaan tanaman. Benih tanaman, yang selanjutnya disebut benih, adalah tanaman dan/atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan/atau mengembangbiakkan tanaman. Kantor Perlindungan Varietas Tanaman, yang selanjutnya disebut Pusat Perlindungan Varietas Tanaman (PPVT) adalah unit organisasi di lingkungan Kementerian Pertanian yang melaksanakan tugas dan kewenangan di bidang PVT. B. Lingkup PVT 1.
Varietas yang diberi dan tidak diberi PVT
PVT diberikan kepada varietas dari jenis atau spesies tanaman yang baru, unik, seragam, stabil, dan diberi nama. Suatu varietas dianggap baru apabila pada saat penerimaan permohonan hak PVT, bahan perbanyakan atau hasil panen dari varietas tersebut belum pernah diperdagangkan di Indonesia atau sudah diperdagangkan tetapi tidak lebih dari setahun, atau telah diperdagangkan di luar negeri tidak lebih dari empat tahun untuk tanaman semusim dan enam tahun untuk tanaman tahunan. Sedangkan kriteria varietas dianggap unik apabila varietas tersebut dapat dibedakan secara jelas dengan varietas lain yang keberadaannya sudah diketahui secara umum pada saat penerimaan permohonan hak PVT. Varietas dianggap seragam apabila sifat-sifat utama atau penting pada varietas tersebut terbukti seragam meskipun bervariasi sebagai akibat dari cara tanam dan lingkungan yang berbeda-beda. Sedangkan suatu varietas dianggap stabil apabila sifat-sifatnya tidak mengalami perubahan setelah ditanam berulang-ulang, atau untuk yang diperbanyak melalui siklus perbanyakan khusus, tidak mengalami perubahan pada
36
Perlindungan Varietas Tanaman
setiap akhir siklus tersebut. Maksud dari varietas yang apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan adalah varietas tersebut tetap stabil di dalam proses perbanyakan benih atau propagasi dengan metode tertentu, misalnya produksi benih hibrida, kultur jaringan, dan stek. Varietas yang dapat diberi PVT harus diberi penamaan yang selanjutnya menjadi nama varietas yang bersangkutan. Ketentuan pemberian nama varietas tanaman yang dapat diberi PVT dapat dilihat pada bab “Pendaftaran Varietas Tanaman”. PVT tidak diberikan untuk varietas yang penggunaannya bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, ketertiban umum, kesusilaan, norma-norma agama, kesehatan, dan kelestarian lingkungan hidup. Contoh penggunaan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, ketertiban umum, kesusilaan, kesehatan, dan kelestarian lingkungan hidup adalah tanaman penghasil psikotropika, sedangkan yang melanggar norma agama misalnya varietas yang mengandung gen dari hewan yang bertentangan dengan norma agama tertentu. 2.
Pemegang Hak PVT
Sesuai dengan Pasal 5 UU No. 29/2000, pemegang hak PVT adalah pemulia atau orang atau badan hukum, atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak PVT dari pemegang hak PVT sebelumnya. Jika suatu varietas dihasilkan berdasarkan perjanjian kerja, maka pihak yang memberi pekerjaan itu adalah pemegang hak PVT, kecuali diperjanjikan lain antara kedua pihak dengan tidak mengurangi hak pemulia. Jika suatu varietas dihasilkan berdasarkan pesanan, maka pihak yang memberi pesanan itu menjadi pemegang hak PVT, kecuali diperjanjikan lain antara kedua pihak dengan tidak mengurangi hak pemulia. 3.
Hak dan Kewajiban Pemegang Hak PVT
Hak yang diperoleh pemegang PVT adalah hak untuk menggunakan dan memberikan persetujuan kepada orang atau badan hukum lain untuk menggunakan varietas berupa benih dan hasil panen yang digunakan untuk propagasi. Ketentuan ini berlaku juga untuk varietas turunan esensial yang berasal dari suatu varietas yang dilindungi atau varietas yang telah terdaftar dan diberi nama, varietas yang tidak dapat dibedakan secara jelas dari varietas yang dilindungi, dan varietas yang diproduksi dengan selalu menggunakan varietas yang dilindungi. Hak untuk menggunakan varietas tersebut meliputi kegiatan: a. memproduksi atau memperbanyak benih;
37
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
b. c. d. e. f. g. h.
menyiapkan untuk tujuan propagasi; mengiklankan; menawarkan; menjual atau memperdagangkan; mengekspor; mengimpor; mencadangkan untuk keperluan sebagaimana dimaksud dalam butir a, b, c, d, e, f, dan g.
Selain memperoleh hak sebagaimana dijelaskan di atas, pemegang hak PVT juga mempunyai kewajiban sebagai berikut: a. melaksanakan hak PVT-nya di Indonesia; b. membayar biaya tahunan PVT; c. menyediakan dan menunjukkan contoh benih varietas yang telah mendapatkan hak PVT di Indonesia. 4.
Hak Pemulia
Pemulia yang menghasilkan varietas mempunyai dua hak, yaitu hak ekonomi dan hak moral. Secara ekonomi, sesuai dengan Pasal 8 UU PVT, pemulia yang menghasilkan varietas berhak memperoleh imbalan yang layak dengan memperhatikan manfaat ekonomi yang diperoleh dari varietas tersebut. Secara moral, pemulia yang menghasilkan varietas berhak namanya tetap dicantumkan dalam sertifikat pemberian hak PVT. C. Strategi Perlindungan dalam PVT 1.
PVT dan Paten
Seperti diketahui, untuk mengembangkan varietas tanaman baru dapat dilakukan melalui 2 cara yakni melalui pemuliaan tanaman klasik dan melalui bioteknologi, misal rekayasa genetika. Varietas tanaman yang dihasilkan dari rekayasa genetika dilindungi dengan PVT, namun proses/metode untuk menghasilkan varietas baru dapat dilindungi dengan Paten, sepanjang persyaratan dipenuhi. Seandainya diinginkan perlindungan ganda tersebut, maka kriteria untuk memenuhi Paten harus diprioritaskan, karena kriteria kebaruan (novelty) pada Paten lebih sulit untuk dicapai dibandingkan pada PVT. Bahkan suatu metode pemuliaan, apabila memiliki nilai ekonomi, masih bersifat “rahasia” dan dilakukan upaya
38
Perlindungan Varietas Tanaman
menjaga kerahasiaan, apabila diinginkan, dapat pula dilindungi dengan rezim Rahasia Dagang. 2.
Perlindungan, Pendaftaran, dan Pelepasan Varietas Tanaman
Istilah perlindungan, pendaftaran, dan pelepasan varietas tanaman merupakan tiga istilah yang mempunyai keterkaitan dalam upaya melindungi suatu varietas tanaman. Perlindungan varietas tanaman (PVT), seperti telah dijelaskan di atas, adalah hak yang diberikan kepada pemulia dan/atau pemegang hak PVT untuk menggunakan sendiri varietas hasil pemuliaannya atau memberi persetujuan kepada orang atau badan hukum lain untuk menggunakannya selama waktu tertentu (UU No. 29/2000). Pendaftaran varietas tanaman merupakan kegiatan mendaftarkan suatu varietas untuk kepentingan pengumpulan data mengenai varietas lokal, varietas yang dilepas dan varietas hasil pemuliaan yang tidak dilepas, serta data mengenai hubungan hukum antara Varietas yang bersangkutan dengan pemiliknya dan/atau penggunanya (PP No. 13/2004). Pelepasan varietas tanaman adalah pengakuan pemerintah terhadap suatu varietas baru hasil pemuliaan dan atau introduksi yang dinyatakan dalam Keputusan Menteri Pertanian bahwa varietas tersebut merupakan varietas unggul yang dapat disebarluaskan (Kepmentan No. 902/Kpts/TP.240/12/1996). Introduksi benih atau materi induk dari luar negeri yaitu pemasukan benih atau materi induk dari luar negeri untuk pertama kali (Penjelasan PP No. 44/1995). Pendaftaran varietas dan PVT dilakukan di Pusat PVT-Kementan, sedangkan pelepasan varietas dilakukan di Direktorat Perbenihan, Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, Kementerian Pertanian. PVT dengan hak-hak dan kewajibannya merupakan sutau pilihan bagi pemilik atau penghasil varietas baru untuk memanfaatkan varietas hasil pemuliaan secara ekonomi. Secara hukum, apabila suatu varietas baru dilindungi dengan PVT, maka pemilik/pemegang hak PVT mempunyai kekuatan hukum untuk melarang pihak lain menggunakan varietas tersebut tanpa seijin pemilik/pemegang hak PVT. Berbeda dengan PVT, pendaftaran varietas hanya menekankan pada kepentingan pengumpulan data dan hubungan hukum antara Varietas yang bersangkutan dengan pemiliknya, sedangkan pelepasan varietas menunjukkan bahwa suatu varietas merupakan varietas unggul dan aman untuk diperdagangkan/diperjualbelikan. Apabila terjadi pelanggaran terhadap penggunaan
39
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
suatu varietas baru oleh pihak lain, secara hukum pendaftaran dan pelepasan varietas tidak mempunyai kekuatan hukum yang lebih dibandingkan dengan PVT. Namun demikian, sesuai dengan UU No. 12/1992, pelepasan varietas merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk varietas hasil pemuliaan maupun introduksi yang akan diperjualbelikan. Berdasarkan UU tersebut, meskipun suatu varietas telah dilindungi dengan PVT atau telah didaftarkan varietasnya, apabila akan diperjualbelikan/diedarkan/diperdagangkan harus melalui prosedur pelepasan varietas terlebih dahulu. Pelepasan varietas tanaman dilakukan untuk memberikan perlindungan kepada konsumen, khususnya pengguna benih, bahwa varietas yang dilepas merupakan varietas unggul. Keunggulan tersebut meliputi: a. daya hasil tinggi b. ketahanan terhadap organisme pengganggu tumbuhan utama c. ketahanan terhadap cekaman lingkungan d. umur genjah atau kecepatan berproduksi e. mutu hasil tinggi dan atau tahan simpan f. benih toleran terhadap kerusakan mekanis g. bentuk tanaman yang ideal h. mempunyai nilai ekonomis tinggi Berdasarkan uraian di atas, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam upaya melindungi varietas tanaman hasil pemuliaan adalah: a.
Untuk perlindungan awal terhadap varietas tanaman hasil pemuliaan dapat dilakukan melalui pendaftaran varietas. Pendaftaran varietas tidak dikenakan biaya dan akan menyatakan hubungan hukum antara varietas yang bersangkutan dengan pemiliknya dan/atau penggunanya.
b.
Apabila potensi ekonomi atau bisnisnya cukup bagus, sebelum dilakukan pelepasan varietas sebaiknya didaftarkan terlebih dahulu hak PVT-nya. Hal ini diperlukan mengingat syarat kebaruan dalam PVT, dimana suatu varietas dianggap baru apabila pada saat penerimaan permohonan hak PVT, bahan perbanyakan atau hasil panen dari varietas tersebut belum pernah diperdagangkan di Indonesia atau sudah diperdagangkan tetapi tidak lebih dari setahun, atau telah diperdagangkan di luar negeri tidak lebih dari empat tahun untuk tanaman semusim dan enam tahun untuk tanaman tahunan. Selain itu, apabila suatu varietas baru dilindungi dengan PVT, maka pemilik/pemegang hak PVT mempunyai kekuatan hukum untuk melarang pihak lain menggunakan varietas tersebut tanpa seijin pemilik/pemegang hak PVT.
40
Perlindungan Varietas Tanaman
c.
Pelepasan varietas merupakan tahapan akhir yang perlu dilakukan mengingat UU No. 12/1992 yang mengharuskan suatu varietas yang akan diperjualbelikan/diedarkan/diperdagangkan harus melalui prosedur pelepasan varietas.
D. Lama Perlindungan PVT Adapun jangka waktu perlindungan yang diberikan adalah selama 20 (dua puluh) tahun untuk tanaman semusim, dan 25 (dua puluh lima) tahun untuk tanaman tahunan. Pengertian tanaman tahunan ditujukan untuk jenis pohon-pohonan dan tanaman merambat yang masa produksinya lebih dari satu tahun, sedangkan yang lainnya disebut sebagai tanaman semusim. E. Pelanggaran dan Sanksi dalam Pemanfaatan PVT Sanksi utama yang dapat diterapkan atas pelanggaran hak PVT adalah pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan denda paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah). F. Prosedur Perlindungan PVT Sama dengan kebanyakan HKI, untuk mendapatkan perlindungan, PVT pun harus didaftarkan. Namun berbeda dengan HKI lainnya yang pendaftarannya kepada Ditjen. HKI - KemenhukHAM, pendaftaran PVT dilakukan di Pusat PVT yang berada di bawah Kementerian Pertanian (Kementan). Sesuai dengan “Prosedur Permohonan Hak PVT” yang dikeluarkan oleh Pusat PVT-Kementan, ketentuan untuk mengajukan permohonan hak PVT adalah sebagai berikut: 1. Ketentuan Umum a. Permohonan hak PVT diajukan kepada Pusat PVT secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan membayar biaya. Besarnya biaya permohonan hak PVT untuk satu varietas Rp 150.000,- (Seratus Lima Puluh Ribu Rupiah). Biaya pendaftaran dibayarkan ke kas negara melalui Bank Pemerintah dengan pengisian blanko Surat Setoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (SSBP) (KPPN Jakarta V, Kode Kementerian Pertanian Pusat
41
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
Perlindungan Varietas Tanaman 1801, Uraian Penerimaan Kode MAP 423144) dan Bukti Penyetoran dikirimkan ke Pusat Perlindungan Varietas Tanaman. b.
Varietas yang dapat diberi PVT meliputi varietas dari jenis atau spesies tanaman yang baru, unik, seragam, stabil, dan diberi nama;
c.
Permohonan hak PVT dapat diajukan oleh: 1) Pemulia; 2) Orang atau badan hukum yang mempekerjakan pemulia atau yang memesan varietas dari pemulia; 3) Ahli waris; 4) Penerima lebih lanjut hak atas varietas tanaman yang bersangkutan; atau 5) Konsultan PVT.
d.
Permohonan hak PVT yang diajukan oleh: 1) Orang/badan hukum atau Konsultan PVT harus disertai surat kuasa khusus bermaterai cukup dengan mencantumkan nama dan alamat lengkap kuasa; 2) Ahli waris harus disertai dokumen bukti ahli waris; 3) Penerima lebih lanjut hak atas varietas yang bersangkutan disertai bukti penerimaan hak; 4) Pemulia, orang atau badan hukum yang mempekerjakan pemulia atau yang memesan varietas dari pemulia, penerima lebih lanjut hak atas varietas tanaman yang bersangkutan, atau ahli waris, yang pemohonnya tidak bertempat tinggal atau berkedudukan tetap di wilayah Indonesia, harus melalui konsultan PVT di Indonesia selaku kuasa;
e.
Setiap permohonan hak PVT hanya dapat diajukan untuk satu varietas.
2.
Tahapan Permohonan a.
Pemohon mengajukan secara tertulis permohonan hak PVT ke Pusat PVT dengan kelengkapan sebagai berikut: 1) Mengisi formulir hak PVT yang dibubuhi meterai secukupnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam
42
Perlindungan Varietas Tanaman
rangkap dua. Contoh formulir permohonan hak PVT dapat dilihat pada Lampiran 8. 2) Dalam setiap permohonan dilampiri deskripsi varietas baru beserta persyaratan lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk setiap jenis permohonan dalam rangkap dua. Contoh formulir deskripsi varietas baru dapat dilihat pada Lampiran 9.
Dalam hal yang dimohonkan PVT adalah varietas transgenik, maka deskripsinya harus juga mencakup uraian mengenai penjelasan molekuler varietas yang bersangkutan dan stabilitas genetik dari sifat yang diusulkan, sistem reproduksi tetuanya, keberadaan kerabat liarnya, kandungan senyawa yang dapat mengganggu lingkungan dan kesehatan manusia serta cara pemusnahannya apabila terjadi penyimpangan, dengan disertai surat pernyataan aman bagi lingkungan dan kesehatan manusia dari instansi yang berwenang.
Deskripsi disertai dengan foto untuk memperjelas deskripsinya, dicetak berwarna di atas kertas Dof yang menggambarkan dengan jelas sifat-sifat berbeda varietas yang dimohonkan hak PVT dengan varietas pembanding.
3) Foto kopi surat penugasan atau surat pemesanan kepada pemulia, apabila pemohon bukan pemulia aslinya. 4) Foto kopi surat bukti penerimaan hak lebih lanjut atas varietas yang bersangkutan, apabila varietas tersebut telah dialihkan kepemilikannya 5) Surat kuasa kepada orang/badan hukum atau Konsultan PVT di atas kertas bermaterai cukup, apabila permohonan hak PVT diajukan melalui orang/badan hukum atau Konsultan PVT. 6) Dokumen bukti ahli waris, apabila permohonan hak PVT diajukan oleh ahli waris. 7) Surat Keterangan Aman Pangan dan Hayati dari instansi berwenang, jika merupakan varietas hasil rekayasa genetik. 8) Surat perjanjian dengan pemilik varietas asal, jika merupakan varietas turunan esensial.
43
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
9) Permohonan hak PVT dengan menggunakan hak prioritas harus pula memenuhi ketentuan sebagai berikut:
44
diajukan dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal penerimaan pengajuan permohonan hak PVT yang pertama kali di luar Indonesia;
dilengkapi salinan surat permohonan hak PVT yang pertama kali dan disahkan oleh yang berwenang di negara dimaksud pada butir a paling lambat tiga bulan;
dilengkapi salinan sah dokumen permohonan hak PVT yang pertama di luar negeri;
dilengkapi salinan sah penolakan hak PVT, bila hak PVT tersebut pernah ditolak.
b.
Permohonan hak PVT dinyatakan diterima apabila persyaratannya telah lengkap dan benar;
c.
Setelah menerima permohonan, Pusat PVT akan melakukan pemeriksaan kelengkapan dokumen dan persyaratan dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja;
d.
Jawaban atas permohonan hak PVT akan diberikan secara tertulis, yaitu diterima, dikembalikan, atau ditolak;
e.
Dalam hal Pusat PVT memutuskan menerima permohonan hak PVT sebelum berakhirnya batas waktu, permohonan hak PVT dianggap diterima pada tanggal Pusat PVT menyatakan berkas permohonan telah lengkap;
f.
Apabila permohonan dikembalikan karena masih ada kekurangan dalam persyaratan, Pusat PVT akan memberitahukan kepada pemohon untuk melengkapi persyaratan dalam waktu paling lambat 3 (tiga) bulan sejak tanggal pemberitahuan;
g.
Jangka waktu 3 (tiga) bulan untuk melengkapi persyaratan dapat diperpanjang paling lama 3 (tiga) bulan berikutnya atas permintaan pemohon;
h.
Apabila dalam jangka waktu tersebut di atas pemohon belum dapat memenuhi kekurangan kelengkapan yang diminta, Pusat PVT akan
Perlindungan Varietas Tanaman
memberitahukan kepada pemohon bahwa permohonan hak PVT dianggap ditarik kembali; i.
Apabila semua persyaratan administratif telah disampaikan secara lengkap, Pusat PVT akan memberikan bukti tertulis yang merupakan bukti perlindungan sementara;
j.
Pusat PVT akan melakukan pemeriksaan persyaratan permohonan hak PVT yang telah disampaikan secara lengkap selambat-lambatnya:
6 (enam) bulan setelah tanggal penerimaan permohonan hak PVT;
12 (dua belas) bulan setelah tanggal penerimaan permohonan dengan hak Prioritas;
k.
Permohonan hak PVT yang dinyatakan diterima dapat diubah sebelum dan selama masa pemeriksaan;
l.
Perubahan sebelum dan selama masa pemeriksaan dapat berupa penambahan atau pengurangan uraian mengenai penjelasan sifat-sifat varietas yang dimohonkan hak PVT;
m. Perubahan yang dilakukan tersebut dianggap diajukan pada tanggal yang sama dengan permohonan semula;
3.
n.
Permohonan hak PVT yang telah diterima oleh Pusat PVT dapat ditarik kembali dengan mengajukan permohonan kepada Pusat PVT yang ditandatangani oleh pemohon dengan dibubuhi meterai secukupnya sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku;
o.
Akibat penarikan kembali permohonan tidak mewajibkan Pusat PVT untuk mengembalikan segala biaya yang telah disetorkan oleh pemohon.
Tahapan Pengumuman a.
Untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat luas dalam membantu memeriksa ada atau tidaknya pelanggaran atas permohonan hak PVT, maka permohonan hak PVT yang telah memenuhi ketentuan dan tidak ditarik kembali akan diumumkan oleh Pusat PVT pada papan pengumuman di Pusat PVT selama 6 (enam) bulan;
45
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
4.
b.
Selama jangka waktu pengumuman, setiap orang atau badan hukum dapat mengajukan secara tertulis pandangan atau keberatannya atas permohonan hak PVT yang bersangkutan dengan mencantumkan alasannya;
c.
Pandangan atau keberatan yang disampaikan setelah lewat jangka waktu pengumuman tidak dapat diterima;
d.
Dalam hal terdapat pandangan atau keberatan, Pusat PVT segera mengirimkan salinan surat yang berisikan pandangan atau keberatan tersebut kepada pemohon;
e.
Pemohon berhak mengajukan secara tertulis sanggahan dan penjelasan terhadap pandangan atau keberatan tersebut kepada Pusat PVT dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya surat dari Pusat PVT;
f.
Pusat PVT menggunakan pandangan, keberatan, dan sanggahan serta penjelasan, sebagai tambahan bahan pertimbangan dalam memutuskan permohonan hak PVT.
Tahapan Pemeriksaan
46
a.
Permohonan pemeriksaan substantif atas permohonan hak PVT harus diajukan kepada Pusat PVT paling lambat satu bulan setelah waktu berakhirnya masa pengumuman dengan membayar biaya pemeriksaan yang ditetapkan;
b.
Besar dan bentuk biaya pemeriksaan substantif disesuaikan dengan kebutuhan pelaksanaan pemeriksaan substantif dengan mempertimbangkan jenis tanaman yang akan diperiksa dan dituangkan dalam perjanjian antara pemohon dengan pelaksana pemeriksaan substantif;
c.
Pelaksana pemeriksaan substantif dilakukan oleh peneliti pemulia yang berada pada balai penelitian komoditas lingkup dan atau di bawah pembinaan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian;
d.
Pemeriksaan substantif dilakukan dalam waktu paling lambat 24 (dua puluh empat) bulan terhitung sejak tanggal permohonan pemeriksaan substantif;
Perlindungan Varietas Tanaman
5.
e.
Apabila diperlukan perpanjangan waktu pemeriksaan dari jangka waktu pemeriksaan, Pusat PVT akan memberitahukan kepada pemohon dengan disertai alasan dan penjelasan yang mendukung perpanjangan tersebut;
f.
Apabila laporan hasil pemeriksaan substantif menyatakan bahwa varietas yang dimohonkan hak PVT ternyata mengandung ketidakjelasan atau kekurangan kelengkapan yang dinilai penting, Pusat PVT memberitahukan secara tertulis hasil pemeriksaan tersebut kepada pemohon;
g.
Pemohon dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya pemberitahuan wajib melakukan perbaikan atau perubahan;
h.
Apabila setelah pemberitahuan dalam jangka waktu sebagaimana tersebut di atas, pemohon tidak memberikan penjelasan atau tidak memenuhi kekurangan kelengkapan termasuk tidak melakukan perbaikan atau perubahan terhadap permohonan yang telah diajukan, maka permohonan tersebut dianggap ditarik kembali oleh pemohon.
Tahapan Pemberian Hak PVT
Apabila hasil pemeriksaan substantif menyatakan bahwa suatu varietas telah memenuhi persyaratan baru, unik, seragam dan stabil, Pusat PVT akan memberikan Sertifikat Hak PVT kepada pemohon, setelah pemohon menunjukkan surat pemberitahuan penerimaan permohonan hak PVT (Perlindungan Sementara); 6.
Tahapan Penolakan Hak PVT
Apabila hasil pemeriksaan substantif menyatakan bahwa suatu varietas tidak memenuhi persyaratan baru, unik, seragam dan stabil, atau permohonan ditarik kembali, Pusat PVT menolak permohonan hak PVT disertai alasan dan pertimbangan yang menjadi dasar penolakan kepada pemohon. Bagan permohonan hak PVT ke Pusat PVT-Kementan dapat dilihat pada Gambar 5.
47
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
PERMOHONAN
PERSYARATAN • Biasa (Ps. 11 dan 12) • Hak Prioritas (Ps. 14)
TIDAK
• •
DILENGKAPI ? ≤ 3 bulan + 3 bulan (maks) (Ps. 16)
TIDAK
DIPENUHI YA
TANGGAL PENERIMAAN (Ps. 15) PEMERIKSAAN PERSYARATAN (Ps. 24) ≤ 13 bulan
DIANGGAP DITARIK KEMBALI (Ps. 18)
≤ 6 bulan (Biasa) ≤ 12 bulan (Hak Prioritas)
MEMENUHI KETENTUAN Ps. 11 DAN/ATAU Ps. 14
PERMOHONAN DAPAT DITARIK KEMBALI
≤ 19 bulan PANDANGAN DAN KEBERATAN (Ps. 28)
PENGUMUMAN 6 bulan (Ps. 25)
SANGGAHAN DAN PENJELASAN (Ps. 28)
≤ 1 bulan PERMOHONAN PEMERIKSAAN SUBSTANTSI (Ps. 29)
PEMERIKSAAN SUBSTANSI (BUSS) 24 bulan (Ps. 30) TIDAK
PENOLAKAN
TIDAK
≤ 3 bulan PERMOHONAN BANDING (Ps. 36)
TIDAK
JELAS/LENGKAP? (Ps. 32)
MEMENUHI SYARAT
YA
YA PEMBERIAN SERTIFIKAT PVT (Ps. 34)
Gambar 5. Bagan Permohonan Hak PVT ke Pusat PVT-Kementan
G. Pembiayaan Permohonan PVT Terdapat dua alternatif pembiayaan yang dapat digunakan untuk mengajukan permohonan Perlindungan Varietas Tanaman, yaitu biaya dari IPB atau biaya sendiri. Permohonan HKI, termasuk Perlindungan Varietas Tanaman, yang diajukan dengan biaya dari IPB harus mengikuti Peraturan Pemerintah (PP) dan peraturan yang berlaku di IPB. Ditingkat nasional, kepemilikan dan pengelolaan
48
Perlindungan Varietas Tanaman
KI/HKI diatur dalam PP No. 20 Tahun 2005 tentang Alih Teknologi Kekayaan Intelektual serta Hasil Penelitian dan Pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan, khususnya Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 10. Kepemilikan KI yang dihasilkan melalui kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang) oleh perguruan tinggi dan lembaga litbang yang dibiayai sepenuhnya oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah menjadi milik Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah, tetapi pengelolaannya dilimpahkan kepada perguruan tinggi dan lembaga litbang. Kepemilikan dan pengelolaan KI/HKI di IPB diatur dalam SK Rektor IPB No. 209/K13/PG/2004 tentang Pedoman Pengelolaan KI dan HKI di Lingkungan IPB, khususnya Pasal 5 dan Pasal 7 ayat (2). Pasal 5 pedoman tersebut menyatakan bahwa: 1. KI/HKI yang dihasilkan dari kegiatan tridharma perguruan tinggi yang dibiayai sepenuhnya oleh IPB secara otomatis menjadi milik IPB. 2. KI/HKI yang dihasilkan dari kegiatan tridharma yang dilakukan oleh Sivitas Akademika dengan menggunakan fasilitas dan sumber dananya sebagian atau seluruhnya berasal dari pihak luar IPB akan menjadi milik IPB, kecuali telah diatur dalam kesepakatan kedua belah pihak dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku. Selanjutnya dalam Pasal 7 ayat (2) dinyatakan bahwa “apabila berdasarkan hasil pengkajian diputuskan suatu KI/HKI menjadi aset IPB, maka pengelolaan selanjutnya dilakukan oleh Kantor HKI-IPB yang saat ini bernama Subdit HKI dan Publikasi - Dit. RKS IPB”. KI/HKI yang dihasilkan sivitas akademika IPB dapat diajukan dengan biaya sendiri oleh Pihak yang menghasilkan apabila KI/HKI yang dihasilkan tersebut diluar ketentuan Pasal 5 Pedoman Pengelolaan KI dan HKI di Lingkungan IPB seperti disebutkan di atas. Selain itu, sivitas akademika IPB juga dapat mengajukan permohonan pendaftaran HKI dengan biaya sendiri apabila sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat (4) Pedoman Pengelolaan KI dan HKI di Lingkungan IPB yang menyatakan “Jika berdasarkan hasil pengkajian KI/HKI diputuskan untuk tidak dikelola lebih lanjut oleh IPB, maka KI/HKI tersebut dapat diserahkan pengelolaannya kepada pihak yang menghasilkan.’’
49
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
50
Pendaftaran & Penamaan Varietas Tanaman
5
A. Pengertian dan Istilah dalam Pendaftaran dan Penamaan Varietas Tanaman Pendaftaran varietas tanaman merupakan kegiatan mendaftarkan suatu varietas untuk kepentingan pengumpulan data mengenai varietas lokal, varietas yang dilepas dan varietas hasil pemuliaan yang tidak dilepas, serta data mengenai hubungan hukum antara Varietas yang bersangkutan dengan pemiliknya dan/atau penggunanya. Varietas tanaman yang akan didaftarkan maupun diajukan permohonan hak PVT-nya harus diberi nama yang berguna sebagai identitas varietas yang bersangkutan dan pemenuhan persyaratan peraturan perundang-undangan untuk keperluan perolehan manfaat ekonomi bagi pemiliknya. Penamaan varietas tanaman merupakan kegiatan untuk memberi nama suatu varietas tanaman, baik varietas lokal maupun varietas hasil pemuliaan. Beberapa istilah yang sering digunakan dalam pendaftaran varietas tanaman antara lain: Varietas Asal adalah Varietas yang digunakan sebagai bahan dasar untuk pembuatan Varietas Turunan Esensial yang meliputi varietas yang mendapat PVT dan Varietas yang tidak mendapat PVT tetapi telah diberi nama dan didaftar oleh Pemerintah. Varietas Turunan Esensial adalah varietas hasil perakitan dari Varietas Asal dengan menggunakan seleksi tertentu sedemikian rupa sehingga Varietas tersebut mempertahankan ekspresi sifat-sifat Esensial dari Varietas Asalnya tetapi dapat dibedakan secara jelas dengan Varietas Asalnya dari sifat-sifat yang timbul dari tindakan penurunan itu sendiri.
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
Varietas Lokal adalah Varietas yang telah ada dan dibudidayakan secara Turun temurun oleh petani, serta menjadi milik masyarakat dan dikuasai oleh negara. Pewakilan kepentingan masyarakat pemilik varietas lokal ditentukan berdasarkan sebaran geografis varietas lokal yang bersangkutan yaitu dalam hal suatu varietas lokal berada pada suatu daerah Kabupaten/Kota maka yang mewakili kepentingan tersebut adalah Bupati/Walikota yang bersangkutan, dalam hal suatu varietas lokal berada pada lebih dari satu Kabupaten/Kota dalam satu propinsi maka yang mewakili kepentingan tersebut adalah Gubernur yang bersangkutan, sedangkan apabila keberadaan suatu varietas lokal lintas propinsi maka yang mewakili kepentingan tersebut adalah Pusat PVT. Pewakilan kepentingan masyarakat pemilik suatu varietas lokal dimulai dari pemberian nama varietas lokal. Varietas Hasil Pemuliaan adalah varietas yang dihasilkan dari kegiatan Pemuliaan tanaman. Penamaan Varietas yang diberi PVT adalah kegiatan memberi nama kepada varietas yang akan dimintakan PVT kepada Pusat PVT sebagai identitas Varietas yang bersangkutan. Penamaan Varietas yang tidak diberi PVT adalah kegiatan memberi nama kepada Varietas Lokal dan Varietas Hasil Pemuliaan yang tidak diberi PVT, sebagai identitas varietas yang bersangkutan dan pemenuhan persyaratan peraturan perundang-undangan untuk keperluan perolehan manfaat ekonomi bagi pemiliknya. Pendaftaran Varietas adalah kegiatan mendaftarkan suatu varietas untuk kepentingan pengumpulan data mengenai varietas lokal, varietas yang dilepas dan varietas hasil pemuliaan yang tidak dilepas, serta data mengenai hubungan hukum antara Varietas yang bersangkutan dengan pemiliknya dan/atau penggunanya. Deskripsi varietas adalah penjelasan tertulis mengenai proses pemuliaan tanaman sehingga dihasilkan suatu varietas tanaman baru yang mencakup asal usul atau silsilah, ciri-ciri morfologi, dan sifat-sifat penting lainnya. Deskripsi Varietas Lokal adalah penjelasan tertulis mengenai suatu varietas tanaman yang mencakup sebaran geografis, ciri-ciri morfologi, dan sifat-sifat penting lainnya.
52
Penamaan dan Pendaftaran Varietas Tanaman
Sebaran geografis adalah daerah tempat pertama kali ditemukan dan/atau daerah penyebaran suatu Varietas Lokal, dan masyarakat setempat merasa memiliki serta membudidayakan Varietas Lokal tersebut secara turun temurun. Daftar Umum Perlindungan Varietas Tanaman adalah daftar catatan resmi dari seluruh tahapan dan kegiatan pengelolaan Perlindungan Varietas Tanaman. Berita Resmi Perlindungan Varietas Tanaman adalah suatu media informasi komunikasi resmi dari kegiatan pengelolaan Perlindungan Varietas Tanaman yang diterbitkan secara berkala oleh Kantor Perlindungan Varietas Tanaman untuk kepentingan umum. B. Lingkup Pendaftaran Varietas Tanaman Pendaftaran varietas tanaman merupakan kegiatan yang terpisah/berbeda dari permohonan hak PVT. Namun demikian, pendaftaran varietas tanaman juga akan dijadikan rujukan dalam permohonan hak PVT. Beberapa perbedaan antara Perlindungan Varietas Tanaman dengan Pendaftaran Varietas Tanaman dapat dilihat pada Tabel 3.
53
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
Tabel 3. No. 1.
2.
3.
4.
Perbedaan Perlindungan Varietas Tanaman dengan Pendaftaran Varietas Tanaman
Perlindungan Varietas Tanaman Menunjukkan hubungan hukum antara pemegang hak PVT dengan varietas yang dihasilkan serta hak dan kewajiban pemegang hak PVT Hak untuk menggunakan varietas meliputi kegiatan: a. memproduksi atau memperbanyak benih; b. menyiapkan untuk tujuan propagasi; c. mengiklankan; d. menawarkan; e. menjual atau memperdagangkan; f. mengekspor; g. mengimpor; h. mencadangkan untuk keperluan sebagaimana dimaksud dalam butir a, b, c, d, e, f, dan g. Kewajiban pemegang hak PVT: a. melaksanakan hak PVT-nya di Indonesia; b. membayar biaya tahunan PVT; c. menyediakan dan menunjukkan contoh benih varietas yang telah mendapatkan hak PVT di Indonesia. Jika terjadi pelanggaran dari pihak lain, dapat melakukan tuntutan hukum dan tuntutan tersebut sudah cukup kuat. Permohonan hak PVT dikenakan biaya
Pendaftaran Varietas Tanaman Hanya menunjukkan hubungan hukum antara pemilik dan/atau penggunanya dengan varietas yang dihasilkan. Pemilik varietas tidak dikenakan kewajiban apapun dan manfaat ekonomi yang diperoleh pemilik varietas tidak seluas hak PVT, pemilik varietas mempunyai hak ekonomi jika varietasnya digunakan sebagai varietas asal.
Jika terjadi pelanggaran dari pihak lain, dapat melakukan tuntutan hukum tetapi tuntutan kurang kuat jika belum diajukan hak PVT-nya. Pendaftaran varietas tanaman tidak dikenakan biaya
Selain perbedaan seperti dijelaskan di atas, khusus untuk varietas hasil pemuliaan, ada beberapa persamaan antara Perlindungan Varietas Tanaman dengan Pendaftaran Varietas Tanaman, yaitu:
54
Penamaan dan Pendaftaran Varietas Tanaman
1. 2.
Pemulia yang menghasilkan varietas berhak memperoleh imbalan yang layak dengan memperhatikan manfaat ekonomi yang diperoleh dari varietas tersebut. Secara moral, pemulia yang menghasilkan varietas berhak namanya tetap dicantumkan dalam sertifikat pemberian hak PVT atau surat pemberitahuan penerimaan pendaftaran varietas hasil pemuliaan.
C. Pemberian Nama Varietas Tanaman Varietas asal yang akan digunakan untuk membuat varietas turunan esensial, yang berasal dari varietas lokal atau varietas hasil pemuliaan (baik yang diberi maupun tidak diberi PVT) harus diberi nama dan didaftar terlebih dahulu oleh Pusat PVT. Pada bagian Lingkup PVT bab “Permohonan Hak PVT” di atas telah dijelaskan bahwa varietas yang dapat diberi PVT harus diberi penamaan yang selanjutnya menjadi nama varietas yang bersangkutan. Ketentuan umum pemberian nama suatu varietas adalah sebagai berikut: 1. nama varietas tersebut terus dapat digunakan meskipun masa perlindungannya telah habis; 2. pemberian nama tidak boleh menimbulkan kerancuan terhadap sifat-sifat varietas; 3. penamaan varietas dilakukan oleh pemohon hak PVT dan didaftarkan pada Pusat PVT; 4. apabila penamaan tidak sesuai dengan ketentuan butir b, maka Pusat PVT berhak menolak penamaan tersebut dan meminta penamaan baru; 5. apabila nama varietas tersebut telah dipergunakan untuk varietas lain, maka pemohon wajib mengganti nama varietas tersebut; 6. nama varietas yang diajukan dapat juga diajukan sebagai merek dagang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Di dalam Pasal 4 dan Pasal 12 ayat (2) PP No. 13 Tahun 2004 tentang Penamaan, Pendaftaran dan Penggunaan Varietas Asal untuk Pembuatan Varietas Turunan Esensial, yang dinyatakan juga dalam Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 11 ayat (2) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 01/Pert/SR.120/2/2006 tentang Syarat Penamaan dan Tata Cara Pendaftaran Varietas Tanaman, dijelaskan bahwa penamaan Varietas Lokal maupun Varietas Hasil Pemuliaan harus memenuhi syarat sebagai berikut:
55
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
1. 2.
mencerminkan identitas Varietas Hasil Pemuliaan yang bersangkutan; tidak menimbulkan kerancuan karakteristik, nilai, atau identitas suatu Varietas Hasil Pemuliaan; tidak telah digunakan untuk nama Varietas yang sudah ada; tidak menggunakan nama orang terkenal; tidak menggunakan nama alam; tidak menggunakan lambang negara; dan/atau tidak menggunakan merek dagang untuk barang dan jasa yang dihasilkan dari bahan propagasi seperti benih atau bibit, atau bahan yang dihasilkan dari Varietas lain, jasa transportasi atau penyewaan tanaman.
3. 4. 5. 6. 7.
Selain memenuhi persyaratan di atas, berdasarkan Pasal 4 ayat (2) dan Pasal 11 ayat (3) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 01/Pert/SR.120/2/2006, penamaan Varietas Lokal dan Varietas Hasil Pemuliaan juga harus memenuhi syarat sebagai berikut: 1. 2.
tidak lebih dari 30 huruf. tidak ditafsirkan sebagai memperbesar nilai sesungguhnya dari varietas tersebut, misalnya: terbaik, paling enak, wangi sekali; tidak menggunakan kata-kata yang dilarang dalam penamaan, seperti: persilangan, hibrida, kelompok, bentuk, mutan, bibit, strain, varietas, atau bentuk jamak dari kata-kata tersebut seperti: “yang diperbaiki” atau “yang ditransformasi”; tidak menggunakan tanda baca apapun, seperti: titik, titik dua, koma;dan tidak menggunakan nama jenis atau spesies atau nama botani untuk penggunaan kata tunggal.
3.
4. 5.
Khusus untuk Varietas Hasil Pemuliaan, berdasarkan Pasal 11 ayat (3) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 01/Pert/SR.120/2/2006, penamaannya juga harus memenuhi syarat: 1.
tidak hanya terdiri dari kata-kata deskriptif sederhana, misalnya: merah, panjang, pendek, kerdil; apabila sebelumnya pernah diusulkan di luar Indonesia, nama tersebut dapat dipergunakan pada waktu diusulkan di Indonesia, kecuali nama tersebut sudah digunakan di Indonesia untuk jenis atau spesies yang sama.
2.
56
Penamaan dan Pendaftaran Varietas Tanaman
Penamaan suatu varietas harus mencerminkan identitas varietas yang bersangkutan. Oleh karena itu selayaknya penamaan tersebut tidak menimbulkan kerancuan atau kebingungan (misleading) sehubungan dengan karakteristik, nilai atau identitas Varietas tersebut, misalnya bentuk tanaman Varietas tersebut lebih pendek dibandingkan dengan Varietas lain dari jenis yang sama, tapi diberi nama "Si Jangkung". Penamaan seperti itu menimbulkan kerancuan, Di samping itu, bila sebelumnya telah ada nama, misalnya "Si Jangkung Putih" untuk suatu Varietas melati, kemudian ditemukan suatu Varietas melati yang lain yang ciri-cirinya hampir sama tetapi mahkota bunganya bertumpuk dan diusulkan diberi nama sama yaitu "Si Jangkung Putih", maka penamaan seperti ini tidak diperkenankan. Penamaan suatu Varietas dengan nama orang terkenal juga tidak diperkenankan, kecuali telah mendapat persetujuan dari orang yang bersangkutan atau ahli warisnya, misalnya: "Soekarno Merah" untuk suatu Varietas mawar yang bunganya berwarna merah menyala. D. Prosedur Pendaftaran Varietas Tanaman Pendaftaran varietas tanaman didaftarkan ke Pusat PVT-Kementerian Pertanian (Kementan). Pendaftaran varietas tanaman tidak dipungut biaya. Ketentuan dan prosedur untuk mengajukan pendaftaran varietas tanaman adalah sebagai berikut: 1. Pendaftaran varietas tanaman diajukan kepada Pusat PVT-Kementan dengan kelengkapan sebagai berikut: a. Pendaftaran Varietas Lokal: mengisi dan menyerahkan formulir pendaftaran varietas lokal yang telah ditandatangani oleh Bupati/Walikota/Gubernur atau lembaga/ institusi yang ditunjuk atau tim yang dibentuk (sesuai dengan sebaran geografis varietas lokal) di atas kertas bermaterai cukup. Contoh formulir pendaftaran varietas lokal dapat dilihat pada Lampiran 10. Foto varietas lokal yang akan didaftar dicetak berwarna di atas kertas Dof, yang diperlukan untuk memperjelas deskripsinya. Surat penunjukan atau surat pembentukan tim oleh Bupati/Walikota/ Gubernur (sesuai dengan sebaran geografis varietas lokal) kepada lembaga/institusi yang ditunjuk atau tim yang dibentuk, apabila
57
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
b.
pendaftaran varietas lokal diajukan oleh lembaga/institusi daerah atau tim. Pendaftaran Varietas Hasil Pemuliaan: mengisi dan menyerahkan formulir pendaftaran varietas hasil pemuliaan yang telah ditandatangani oleh pemilik varietas hasil pemuliaan di atas kertas bermaterai cukup. Contoh formulir pendaftaran varietas hasil pemuliaan dapat dilihat pada Lampiran 11. Foto varietas hasil pemuliaan yang akan didaftar dicetak berwarna di atas kertas Dof, yang diperlukan untuk memperjelas deskripsinya. Surat penugasan kepada pemulia, apabila varietas akan didaftarkan oleh lembaga/institusi yang mempekerjakan pemulia. Surat pemesanan atau perjanjian kerjasama, apabila varietas hasil pemuliaan akan didaftarkan oleh perorangan atau lembaga/institusi melalui pemesanan atau perjanjian kerjasama. Dokumen kepemilikan varietas, apabila suatu varietas hasil pemuliaan diperoleh melalui pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian dalam bentuk akta notaris, atau sebab lain yang dibenarkan undangundang. Surat penunjukan untuk mendaftarkan, apabila pendaftaran bukan oleh pemulia atau pemilik dari varietas hasil pemuliaan yang akan didaftarkan.
2. Dalam jangka waktu paling lama 30 hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya pendaftaran varietas, Pusat PVT harus sudah memberikan jawaban secara tertulis (surat) mengenai diterimanya pendaftaran varietas. Apabila dalam jangka waktu tersebut Pusat PVT belum memberikan jawaban, maka permohonan dianggap telah diterima. 3. Dalam hal pendaftaran varietas tidak sesuai dengan persyaratan penamaan dan pengisian formulir sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 01/Pert/SR.120/2/2006 Pasal 4 dan/atau Pasal 8 untuk pendaftaran varietas lokal atau Pasal 11 ayat (2) dan ayat (3) dan/atau Pasal 14 untuk pendaftaran varietas hasil pemuliaan, maka Pusat PVT akan memberikan saran perbaikan kepada pemilik varietas tersebut secara tertulis dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal pendaftaran. Apabila dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal saran perbaikan
58
Penamaan dan Pendaftaran Varietas Tanaman
nama varietas, Bupati/Walikota/Gubernur atau Pemilik varietas hasil pemuliaan tidak memberikan tanggapan, maka pendaftaran tersebut dianggap ditarik kembali. 4. Pendaftaran yang telah lengkap dan memenuhi persyaratan seperti telah dijelaskan di atas akan dicatat di dalam Daftar Umum PVT dan diumumkan dalam Berita Resmi PVT, serta diberitahukan kepada pendaftar. Bagan pendaftaran varietas tanaman ke Pusat PVT dapat dilihat pada Gambar 3.
Sumber: Pusat PVT – Kementan
Gambar 6. Bagan Pendaftaran Varietas Tanaman ke Pusat PVT-Kementan
59
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
60
DAFTAR PUSTAKA Ditjen. HKI-KemenhukHAM. 2007. Buku Panduan Hak Kekayaan Intelektual. Hilman, H. dan A. Romadoni. 2001. Pengelolaan dan Perlindungan Aset Kekayaan Intelektual: Panduan Bagi Peneliti Bioteknologi. Jakarta, The British Council. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 442/Kpts/HK.310/7/2004 tentang Syarat dan Tata Cara Permohonan dan Pemberian Hak Perlindungan Varietas Tanaman. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 443/Kpts/KU.330/7/2004 tentang Biaya Pengelolaan Hak Perlindungan Varietas Tanaman. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 01/Pert/SR.120/2/2006 tentang Syarat Penamaan dan Tata Cara Pendaftaran Varietas Tanaman. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2004 tentang Penamaan, Pendaftaran dan Penggunaan Varietas Asal untuk Pembuatan Varietas Turunan Esensial. Pusat Perlindungan Varietas Tanaman. Prosedur Permohonan Hak PVT. http://setjen.Kementan.go.id/ppvt/pelayanan/tatacara_pendaftaran.php. 8 Desember 2006. Setyowati, K., E. Lubis, E. Anggraeni, dan M. Hendra Wibowo. 2005. Hak Kekayaan Intelektual dan Tantangan Implementasinya. Kantor HKI-IPB. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.
62
LAMPIRAN
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
Lampiran 1. Panduan Program Insentif Hak Kekayaan Intelektual IPB A. Pengantar Kekayaan intelektual merupakan kekayaan yang timbul atau lahir dari kemampuan intelektual manusia. Karya-karya yang timbul atau lahir dari kemampuan intelektual manusia dapat berupa karya-karya di bidang teknologi, ilmu pengetahuan, seni dan sastra. Karya-karya tersebut dilahirkan atau dihasilkan atas kemampuan intelektual manusia melalui curahan waktu, tenaga, pikiran, daya cipta, rasa dan karsanya. Karya-karya tersebut sudah sewajarnya diamankan dengan menumbuhkembangkan sistem perlindungan hukum atas kekayaan tersebut yang dikenal sebagai sistem Hak Kekayaan Intelektual (HKI). HKI merupakan cara melindungi kekayaan intelektual dengan menggunakan instrumen-instrumen hukum yang ada, yakni Hak Cipta, Paten, Merek dan Indikasi Geografis, Rahasia Dagang, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (DTLST) dan Perlindungan Varietas Tanaman (PVT). Setiap jenis HKI tersebut memberikan perlindungan untuk bidang yang berbeda-beda. Hak cipta untuk melindungi karya intelektual di bidang seni, sastra, dan ilmu pengetahuan; paten untuk bidang teknologi; merek untuk simbol atau nama dagang suatu barang/jasa; desain industri digunakan untuk melindungi tampilan 2 atau 3 dimensi suatu benda; DTLS untuk tata letak rangkaian elektronika; rahasia dagang untuk informasi rahasia yang bernilai ekonomis dan dipergunakan dalam kegiatan usaha/bisnis; dan PVT merupakan perlindungan yang khusus untuk varietas tanaman. Mengacu pada pengertian tersebut, Direktorat Riset dan Kajian Strategis (Dit. RKS) IPB telah menganalisis potensi HKI hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dari sivitas akademika IPB yang ditindaklanjuti dengan meluncurkan Program Insentif Hak Kekayaan Intelektual Institut Pertanian Bogor. Untuk saat ini, Program Insentif HKI IPB hanya diberikan untuk pengajuan permohonan jenis HKI Paten dan PVT. Sebagai perguruan tinggi yang berbasis pada pertanian dalam arti luas yaitu pertanian tropika dan biosains, hal yang wajar apabila sebagian besar hasil penelitian IPB terkait dengan bidang pertanian dalam arti luas, khususnya varietas tanaman dan teknologi pertanian, baik berupa proses, produk, formulasi, komposisi, alat dan mesin.
64
Lampiran
Hasil penelitian di bidang teknologi dapat dilindungi dengan paten/paten sederhana. Untuk memperoleh perlindungan paten, terdapat 3 (tiga) syarat yang harus dipenuhi, yaitu, invensi atau teknologi harus baru (novelty), mempunyai langkah inventif (inventive step), dan dapat diterapkan dalam industri (industry applicable). Invensi disebut baru jika pada saat pengajuan permohonan paten, invensi tersebut tidak sama dengan teknologi yang diungkapkan sebelumnya. Langkah inventif pada paten terpenuhi jika invensi tersebut merupakan hal yang tidak dapat diduga sebelumnya bagi seseorang yang mempunyai keahlian tertentu dibidang teknik. Dapat diterapkan dalam industri berarti invensi tersebut dapat diproduksi secara massal, berulang-ulang dengan kualitas yang sama. Seperti halnya paten/paten sederhana, varietas-varietas baru yang unggul dan memiliki nilai ekonomis yang telah dihasilkan melalui kegiatan penelitian dan pengembangan di IPB juga perlu pengamanan dan dilindungi dengan sistem HKI yang tepat, yaitu PVT. PVT merupakan hak yang diberikan kepada pemulia dan/atau pemegang hak PVT untuk menggunakan sendiri varietas hasil pemuliaannya atau memberi persetujuan kepada orang atau badan hukum lain untuk menggunakannya selama waktu tertentu. PVT diberikan untuk varietas tanaman hasil pemuliaan yang baru, unik, seragam, stabil, dan diberi nama. Perlindungan dengan sistem HKI diperlukan agar varietas yang dihasilkan tidak disalahgunakan oleh pihak lain. Perlindungan ini, tentunya memerlukan dana yang cukup besar apabila dibandingkan dengan permohonan HKI lainnya karena dalam proses pemeriksaan substantifnya memerlukan uji BUSS (Baru, Unik, Seragam dan Stabil). Untuk meningkatkan jumlah aplikasi paten dan PVT IPB, Dit. RKS IPB setiap tahun menyelenggarakan Program Insentif Pendaftaran HKI IPB yang bertujuan untuk meningkatkan perolehan Paten dan PVT IPB. Tentu saja kesemuanya harus merujuk pada kualitas penelitian dan pengembangan yang dihasilkan dan berdasarkan pada assessment yang dilakukan oleh Komisi HKI dan Publikasi - Dit. RKS IPB. B. Ketentuan Umum 1.
Program Insentif HKI IPB dikompetisikan bagi seluruh sivitas akademika IPB yang penelitiannya telah selesai dilaksanakan dan siap untuk didaftarkan.
65
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
2.
Hasil penelitian yang diajukan dalam program ini merupakan hasil penelitian di bidang teknologi (teknologi proses, produk, formulasi, komposisi, alat dan mesin) dan varietas tanaman.
3.
Khusus untuk proposal yang diajukan oleh mahasiswa baik S1 maupun Pascasarjana harus mendapatkan persetujuan dari Dosen Pembimbingnya dan memasukkan Dosen Pembimbingnya sebagai salah satu anggota inventor atau peneliti.
4.
Proposal dapat diajukan secara perorangan atau kelompok.
5.
Hasil penelitian yang diajukan merupakan hasil penelitian sendiri, bukan hasil penelitian orang atau pihak lain.
6.
HKI yang diajukan akan menjadi milik IPB atau milik bersama sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam Pasal 5 SK Rektor IPB Nomor 209/K13/PG/2004 tentang Pedoman Pengelolaan Kekayaan Intelektual (KI) dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di Lingkungan IPB dan SK Rektor IPB Nomor 180/K13/PG/2005 tentang Pedoman Pengelolaan KI dan HKI pada Sekolah Pascasarjana IPB.
7.
Insentif yang diberikan oleh IPB berupa pengelolaan HKI mulai dari assessment, pendaftaran HKI sampai dengan upaya komersialisasinya. IPB akan menanggung segala biaya yang diperlukan untuk pengelolaan HKI tersebut.
C.
Proposal Program Insentif HKI IPB diajukan secara tertulis.
Permohonan HKI secara tertulis diajukan dalam bentuk hardcopy (3 eksemplar) dan softcopy dalam Compact Disc (CD) atau dikirim melalui email sesuai dengan format proposal pada butir C. Pengajuan proposal secara tertulis dikirimkan ke Direktorat Riset dan Kajian Strategis IPB, Gedung Andi Hakim Nasoetion Lantai 5, Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680.
66
Lampiran
D. Format Proposal I. Sampul muka Warna sampul muka proposal: Paten : merah PVT : Hijau Format sampul sebagai berikut: PATEN/PVT (pilih salah satu)
PROPOSAL PROGRAM INSENTIF HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL IPB JUDUL INVENSI/NAMA VARIETAS Oleh: 1. NAMA PENGUSUL (KETUA) 2. NAMA PENGUSUL (ANGGOTA) 3. NAMA PENGUSUL (ANGGOTA)
JURUSAN FAKULTAS NAMA PERGURUAN TINGGI TAHUN
67
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
II.
Halaman Pengesahan HALAMAN PENGESAHAN Judul Invensi/Nama Varietas *) Ketua Peneliti/Pemulia Nama Lengkap Jenis Kelamin Status di IPB (S1/S2/S3) *) NIP/NRP Disiplin ilmu Pangkat/Golongan Jabatan Fakultas/Jurusan Alamat Telpon/Faks/E-mail HP Anggota Peneliti/Pemulia a. Anggota I (rincian seperti butir 2) b. Anggota II (rincian seperti butir 2)
1. 2.
3.
: ................................................................ : ................................................................ : L/P *) : Dosen/Peneliti/Pegawai/Mahasiswa : ................................................................ : ................................................................ : ................................................................ : ................................................................ : ................................................................ : ................................................................ : ................................................................ : ................................................................
Bogor, ......................................... Menyetujui (jika diajukan oleh mahasiswa) Dosen Pembimbing,
Ketua Peneliti/Pemulia,
ttd
ttd
Nama NIP
Nama NIP/NRP
Keterangan: Pilih salah satu
*)
68
Lampiran
III. Formulir Pengungkapan HKI
Formulir Pengungkapan HKI I.
IDENTITAS PEMOHON 1. Ketua Tim Nama Lengkap Jenis Kelamin NIP Status di IPB
: : : :
Alamat Surat
:
Telp./Fax. : : Hand Phone e-mail : 2. Nama-nama anggota
II.
1 2
:
................................................................................ Laki-laki Perempuan ................................................................................ Staf/pegawai IPB Mahasiswa IPB (S0/S1/S2/S3) 1 Bukan sivitas akademika IPB ................................................................................ ................................................................................ ................................................................................ ................................................................................ ................................................................................ ................................................................................ ................................................................................ ................................................................................ ................................................................................ ................................................................................
IDENTITAS KARYA INTELEKTUAL 1. Judul
:
2. Kata kunci 2
:
................................................................................ ................................................................................
Coret yang tidak perlu Dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dan/atau Latin
69
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
3. Bidang karya intelektual Teknologi (proses, produk, peralatan/mesin) Karya tulis atau literatur Seni dan musik Perangkat lunak komputer Desain produk industri Tata letak sirkuit terpadu Varietas tanaman Merek barang/jasa Indikasi geografis Informasi yang dirahasiakan Lainnya, ................................................................................ III. STATUS HASIL PENELITIAN (sampai dengan saat diajukan) Dapat dipilih lebih dari satu Masih menjadi bagian dalam proyek yang sedang berjalan Sudah selesai dan siap dilindungi dengan sistem HKI Masih memerlukan penelitian lebih lanjut Sudah siap atau dapat diterapkan dalam industri Masih dalam skala laboratorium atau skala pilot Sudah dilakukan kajian/analisis terhadap aspek pasar, aspek finansial atau sudah dibuat studi kelayakannya Lainnya, ................................................................................ IV. STATUS PUBLIKASI (sampai dengan saat diajukan) Dapat dipilih lebih dari satu Jurnal internasional Jurnal nasional Jurnal institusi Pameran nasional, waktunya: Pameran internasional, waktunya: Media massa cetak maupun elektronik Presentasi terbuka yang bukan bersifat akademik seperti sidang/ujian terbuka, seminar nasional atau umum, dll Belum pernah dipublikasikan, baik dalam jurnal, pameran, presentasi terbuka maupun media massa
70
Lampiran
Lainnya, ................................................................................ V.
STATUS KEPEMILIKAN ATAS KARYA INTELEKTUAL 1. Penyandang Dana atau Sponsor (diluar IPB), jika ada Lembaga : ................................................................................ Penyandang Dana Judul Proyek : ................................................................................ ................................................................................ ................................................................................ Nomor : ................................................................................ Kontrak Waktu : ......................... sampai dengan ............................ Pelaksanaan Proyek (bulan/tahun) 2. Pemilik fasilitas penelitian yang digunakan untuk menghasilkan karya intelektual yang diajukan Dapat dipilih lebih dari satu IPB Institusi lainnya, ................................................................................
3. Apakah ada perjanjian tertulis mengenai status kepemilikan atas karya intelektual ini antara Anda atau lembaga Anda (IPB) dengan penyandang dana dan atau pemilik fasilitas penelitian tersebut? Ya Tidak Jika ada perjanjian tertulis sebagaimana dimaksud di atas, dalam perjanjian tersebut pemilik dan atau pemegang hak atas karya intelektual tersebut: Anda atau lembaga Anda Penyandang dana dan/atau pemilik fasilitas Kedua belah Pihak
71
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
Belum ditentukan/belum dibahas dalam perjanjian Lainnya, ................................................................................ 4. Lama penelitian yang diperlukan untuk menghasilkan karya intelektual yang diajukan. ......... tahun ......... bulan. IV.
STATUS PEMASARAN 1. Riset Pasar Belum pernah dilakukan Telah dilakukan secara pribadi Telah dilakukan secara profesional Jika riset pasar telah dilakukan, mohon hasil riset pasar tersebut dilampirkan. 2. Bidang Industri Calon Pengguna Dapat dipilih lebih dari satu Kimia Pertanian Pengolahan Pasca Panen Elektronik Hasil Pertanian Mekanis Peralatan Pertanian Perangkat Keras Komputer Bioteknologi Perangkat Lunak Komputer Biofarmaka Otomotif (Biomedicine) Permainan Pengobatan dan Hobi Kesehatan Makanan dan minuman Lainnya, ................................................................................
72
Lampiran
3. Identitas calon pengguna (jika ada dan dapat lebih dari satu) Nama : .......................................................................... Institusi/Perusahaan Nama Contact Person : .......................................................................... Jabatan Contact Person : .......................................................................... Alamat : .......................................................................... .......................................................................... .......................................................................... .......................................................................... Telp./Fax. : .......................................................................... Hand Phone : .......................................................................... e-mail : ..........................................................................
73
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
IV. 1.
Isi Proposal Uraian Hasil Penelusuran Paten/PVT
Berisi uraian upaya penelusuran yang telah dilakukan terhadap paten/PVT yang telah ada sebelumnya maupun pembanding lain (melalui internet, katalog, dll) sehingga diketahui bahwa invensi/varietas tanaman yang diajukan belum ada sebelumnya sekaligus untuk memastikan kebaruan invensi/varietas tanaman yang diajukan. Uraian penelusuran dokumen paten mengungkapkan perbedaan antara invensi yang diajukan dengan invensi-invensi sebelumnya dari aspek masalah yang berhasil dipecahkan/diselesaikan dan metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Selain itu, pada uraian penelusuran dokumen paten juga dijelaskan keunggulan-keunggulan invensi yang diajukan dibandingkan dengan invensi-invensi sebelumnya. Uraian penelusuran PVT mengungkapkan kebaruan dari varietas tanaman yang diajukan. Suatu varietas dianggap baru apabila pada saat penerimaan permohonan hak PVT, bahan perbanyakan atau hasil panen dari varietas tersebut belum pernah diperdagangkan di Indonesia atau sudah diperdagangkan tetapi tidak lebih dari setahun, atau telah diperdagangkan di luar negeri tidak lebih dari empat tahun untuk tanaman semusim dan enam tahun untuk tanaman tahunan. 2.
Uraian Potensi Komersialisasi Berisi uraian tentang aspek bisnis, penerapan di industri, cakupan pengguna yang menjadi target dan aspek pasar dari hasil penelitian yang diajukan. Apabila memungkinkan dapat membuat rencana bisnis (business plan) dari hasil penelitian tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran seberapa jauh hasil penelitian tersebut dapat mengambil peran pada kegiatan bisnis dan kemungkinan komersialisasinya sebagai penggerak ekonomi IPB khususnya dan ekonomi daerah/nasional pada umumnya. 3. Rancangan (Draft) Dokumen/Deskripsi 3.1. Paten Secara mendasar, suatu dokumen spesifikasi paten harus memiliki dua hal prinsip yaitu aspek perlindungan dan aspek informasi. Spesifikasi paten harus menjelaskan dalam bentuk kata-kata mengenai batasan perlindungan yang
74
Lampiran
didefinisikan dalam klaim invensi yang dimintakan patennya dimana. Untuk mendukung batasan perlindungan sebagaimana yang dinyatakan dalam klaim, penjelasan dari invensi yang ingin dilindungi harus menjelaskan secara lengkap mengenai invensi tersebut sehingga batasan yang disebutkan dalam klaim tersebut dapat dipahami. Strategi penulisannya sangat menentukan apakah suatu invensi dapat diberi atau ditolak patennya. Selain itu, penulisan yang benar dan tepat juga menentukan lingkup perlindungan patennya, dan mempengaruhi lamanya waktu pemeriksaan terutama pada saat pemeriksaan substantif karena tidak ada waktu terbuang hanya untuk memperbaiki spesifikasi dokumen permohonan tersebut. Spesifikasi paten juga harus menjelaskan secara lengkap invensinya sehingga memungkinkan seseorang dengan keahlian biasa di bidangnya (skilled in the art) dapat memahami dan melaksanakan/mempraktekkan invensi tersebut. Prinsip dasar dari sistem paten adalah perlunya pengungkapan pada publik bagaimana suatu invensi dilaksanakan atau dipraktekkan sebagai persyaratan atas hak monopoli paten yang diperolehnya. Perlu diingat bahwa apabila spesifikasi telah didaftarkan ke DitJend HKI, spesifikasi tersebut tidak dapat diperluas lagi atau ditambah dengan hal-hal yang baru. Jika pengungkapan atau informasi dari invensi tersebut tidak lengkap, dapat mengakibatkan hilangnya kesempatan memperoleh paten. Berkenaan dengan penilaian langkah inventif untuk suatu invensi tentang suatu senyawa baru yang digunakan baik dalam bidang pertanian, farmasi maupun proses kimia organik dan lain-lain, biasanya apabila senyawa tersebut mempunyai indikasi berguna dalam suatu bidang tertentu, invensi ini tetap dapat dianggap memiliki langkah inventif walaupun bukan merupakan perbaikan/pengembangan dari invensi sebelumnya. Uraian invensi harus ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Semua kata atau kalimat dalam deskripsi harus menggunakan bahasa dan istilah yang lazim digunakan dalam bidang teknologi. Struktur penyajian dokumen paten meliputi:
1. Judul Invensi, yaitu susunan kata-kata yang dipilih untuk menjadi topik invensi. Judul harus dapat mewakili esensi atau inti invensi, tidak menggunakan kata-kata singkatan, istilah merek dagang, iklan atau pujian. Judul dibuat singkat dan jelas menggambarkan bidang teknik invensi;
75
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
Contoh: SISTEM RESIRKULASI DAN SISTEM PENGHANGATAN AIR UNTUK PEMBENIHAN IKAN 2.
Bidang Teknik Invensi, yaitu pernyataan bidang teknik yang berkaitan dengan invensi. Ditulis secara ringkas inti invensi yang dimintakan perlindungan patennya; Contoh 1: Invensi ini berhubungan dengan 4-aminopikolinat baru dan turunan-turunannya, dan penggunaannya sebagai herbisida. Contoh 2: Invensi ini berhubungan dengan teknik akuakultur (aquacultural engineering) dengan menerapkan sistem resirkulasi air dan sistem penghangatan air yang terkendali untuk pembenihan ikan air tawar.
3.
Latar Belakang Invensi, yaitu penjelasan tentang invensi sejenis terdahulu beserta kelemahannya dan bagaimana cara mengatasi kelemahan tersebut yang merupakan tujuan dari invensi. Latar belakang menguraikan beberapa hal berikut: • konteks keseluruhan dari invensi yang diajukan, sehingga orang yang membacanya akan tertarik. • menerangkan hal-hal yang penting, termasuk perbedaan, persamaan, kelemahan, dan permasalahan pada invensi-invensi terdahulu, serta permasalahan yang dihadapi industri . • mengungkapkan kelebihan, keunggulan, dan solusi yang ditawarkan oleh invensi yang diajukan untuk mengatasi kelemahan dan/atau permasalahan pada invensi sebelumnya. Contoh: Selama ini, pembenihan ikan air tawar, khususnya patin masih dilakukan secara tradisional. Para pembenih, seperti dijumpai di wilayah Bogor Barat, melakukan kegiatannya di dalam ruangan, biasanya berupa rumah/kamar yang tertutup ukuran sekitar 4 m x 5 m. Di dalam ruang tersebut ditata akuarium berukuran 80-100 liter yang terbuat dari kaca, umumnya akuarium disusun dalam dua rak. Akuarium tersebut diisi air statis dimana benih ikan hasil penentasan ditebar di dalamnya dan dipelihara dengan diberi pakan artemia kemudian cacing sutera. ..................... dst
76
Lampiran
Beberapa penelitian tentang sistem resirkulasi dan penghangatan air khususnya untuk pemeliharaan ikan air tawar dalam akuarium telah dilakukan, antara lain terdapat dalam dokumen Paten Nomor US6276302 dan US4528940. .........dst. Paten US6276302 mempunyai 2 sub-sistem, yaitu 1) sub-sistem pemeliharaan ikan dan 2) sub-sistem filtrasi, sedangkan paten US4528940 mempunyai 3 sub-sistem, yaitu 1) sub-sistem pemeliharaan ikan, 2) subsistem penghangat air dan 3) sub-sistem filtrasi air. Pada prinsipnya, ................dst. Berbeda dengan paten US6276302 dan US4528940, pada invensi yang diajukan, sistem resirkulasi air dan penghangatan air digunakan untuk pembenihan ikan dengan skala yang lebih besar. Pada paten US6276302 dan US4528940 beberapa sub-sistem yang digunakan dalam satu kesatuan akuarium, sedangkan pada invensi yang diajukan terdiri dari 2 (dua) sistem ..............dst. Perbedaan lainnya, air hasil filtrasi pada invensi ini...........dst. 4.
Ringkasan Invensi, yaitu uraian secara umum dari invensi yang berfungsi untuk mengindikasikan ciri-ciri penting dari invensi. Secara umum, ringkasan invensi berisi susunan kata dalam klaim utama, atau jika klaim utama lebih dari satu, maka dapat disebutkan susunan kata yang ada pada masing-masing klaim mandiri. Ringkasan invensi dapat juga mengindikasikan keuntungan yang diberikan invensi. Contoh: Sistem resirkulasi air yang dilengkapi dengan sistem penghangatan air pada invensi ini digunakan untuk pembenihan ikan air tawar. Sistem resirkulasi air pada invensi ini terdiri dari 4 (empat) sub-sistem yang terpisahpisah secara sekuensial, yaitu: ...............dst Sistem penghangatan air pada invensi ini tersusun atas 3 (tiga) Subsistem, yaitu:...........dst.
5.
Uraian Singkat Gambar (bila ada), yaitu penjelasan ringkas keadaan seluruh gambar/skema/diagram alir yang disertakan.
77
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
Contoh: Gambar 1 menunjukkan skema bangsal pembenihan ikan air tawar. Gambar 2 memperlihatkan gambar perspektif sistem resirkulasi air pada pembenihan ikan air tawar. 6.
Uraian Lengkap Invensi, yaitu uraian yang mengungkapkan isi invensi sejelas-jelasnya terutama fitur yang terdapat pada invensi dan gambar yang disertakan yang berguna untuk memperjelas invensi. Uraian lengkap invensi merupakan bagian yang sangat penting, harus memberikan informasi yang cukup sehingga dapat dibaca dan dipraktekkan oleh orang yang ahli dibidangnya. Sebaiknya uraian lengkap invensi memuat sebanyak mungkin informasi, penjelasan gambar lebih rinci, data-data pendukung, dan penjelasan tentang penerapan invensi dalam industri.
7.
Klaim, bagian terpenting dari dokumen paten, yaitu bagian dari permohonan yang menggambarkan inti invensi yang dimintakan perlindungan hukum, yang harus diuraikan secara jelas dan harus didukung oleh deskripsi. Klaim tersebut mengungkapkan tentang semua keistimewaan teknik yang terdapat dalam invensi. Penulisan klaim harus menggunakan kaidah bahasa Indonesia dan lazimnya bahasa teknik yang baik dan benar serta ditulis secara terpisah dari uraian invensi. Klaim tidak boleh memuat gambar/grafik dan hindari kata-kata atau kalimat yang meragukan (multitafsir). Kategori klaim dapat dibagi sebagai berikut: a) Klaim produk : alat, komposisi, formula b) Klaim proses: proses pembuatan, proses penentuan, proses identifikasi dll. c) Klaim penggunaan/metode Berdasarkan jenisnya, klaim dibagi menjadi: a)
Klaim mandiri: klaim berdiri sendiri tidak tergantung pada klaim sebelumnya
b) Klaim turunan: klaim tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan penjelasan lebih lanjut dari klaim sebelumnya
78
Lampiran
Contoh 1: klaim produk dan klaim mandiri Flavor daging ayam goreng dengan kompisis utama berdasarkan berat terdiri dari 16% lemak ayam; 60% minyak sawit; 15% moromi; 3,5% daging cacah; 0,5% IMP+GMP; 0,2% glukosa; 0,2% sistein serta penambahan garam hingga 100%. Contoh 2: klaim turunan Flavor daging ayam goreng sesuai dengan klaim 1 disubstitusi dengan bahan rempah yang diukur dari berat komposisi utama yang terdiri dari 20% bawang merah; 4% bawang putif; 4% lada, 44% garam, dan 62% minyak sawit. Contoh 3: klaim proses Proses pembuatan flavor daging ayam goreng dengan tahapan: a. mencampurkan bahan yang terdiri dari: glukosa, sistein, lemak ayam, …dst… pada suhu 130oC selama 50 menit sehingga dihasilkan bahan flavor; b. mencampurkan bahan yang terdiri dari: bawang merah, bawang putih …dst… pada suhu 175 oC – 225 oC selama 5 menit sehingga dihasilkan bahan rempah; c. mencampurkan bahan flavor dan bahan rempah sehingga dihasilkan flavor daging ayam goreng berbasis minyak. Contoh 4: klaim penggunaan/metode • Suatu metode pembekuan vakum produk semi cair atau produk berkadar air tinggi sesuai dengan invensi ini meliputi tahap-tahap sebagai berikut: - meletakkan produk semi cair di dalam wadah dengan penutup berlubang; - menyalakan pompa vakum untuk menarik udara di dalam ruang pembeku vakum hingga mencapai tekanan yang ditentukan; dan - melewatkan uap air hasil penguapan produk ke dalam perangkap uap, uap air tersebut dikondensasikan oleh perangkap uap agar tidak ikut terhisap oleh pompa vakum. • Ekstrak etanol, ekstrak kloroform dan ekstrak steroid daun Jati Belanda sesuai dengan klaim 1 dan klaim 2 serta ekstrak gabungan sesuai klaim 3 dapat digunakan sebagai penurun kolesterol atau hipokolesterolemia.
79
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
8.
Abstrak, yaitu bagian dari spesifikasi paten yang akan disertakan dalam lembaran pengumuman yang merupakan ringkasan uraian lengkap, ditulis secara terpisah dari uraian invensi. Abstrak tersebut ditulis tidak lebih dari 200 (dua ratus) kata, yang dimulai dengan judul invensi sesuai dengan judul yang ada pada deskripsi invensi. Isi abstrak invensi merupakan intisari dari deskripsi dan klaim-klaim invensi, paling tidak sama dengan klaim mandirinya. Rumus kimia atau matematika yang benar-benar diperlukan, dapat dimasukkan ke dalam abstrak. Dalam abstrak, tidak boleh terdapat kata-kata di luar lingkup invensi, terdapat kata-kata sanjungan, reklame atau bersifat subyektivitas orang yang mengajukan permohonan paten. Jika dalam abstrak menunjuk beberapa keterangan bagian-bagian dari gambar maka harus mencantumkan indikasi penomoran dari bagian gambar yang ditunjuk dan diberikan dalam tanda kurung. Di samping itu, jika diperlukan gambar secara penuh disertakan dalam abstrak, maka gambar yang dimaksud harus dicantumkan nomor gambarnya.
9.
Gambar, yaitu gambar teknik dari invensi yang menggambarkan secara jelas bagian-bagian dari invensi yang dimintakan perlindungan patennya. Gambar tersebut merupakan gambar teknik tanpa skala, dan jumlahnya dapat lebih dari satu. Pada gambar invensi hanya diperbolehkan memuat tanda-tanda dengan huruf atau angka, tidak dengan tulisan kecuali kata-kata yang sederhana. Gambar invensi dapat berupa diagram atau skema;
80
Lampiran
Contoh 1:
Formulasi Bahan Pembentukan Batang Lipstik pada Titik Leleh 56 – 64 oC dengan selang 2 oC
Bahan Pewarna Minyak Jarak Presevatif Antioksidan Lanolin IPM
Malam Kandelila Malam Karnauba Malam Lebah Malam Ozokerite
Seleksi Titik Leleh Bahan Pembentukan Batang Lipstik pada Produk Lipstik
Batang Lipstik Terbaik
Contoh 3: Kadar kolesterol aorta (mg/g)
Contoh 2:
18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
A B C D
TA basah TA kering AA basah AA kering
81
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
3.2.
Perlindungan Varietas Tanaman
3.2.1. 1.
Informasi Umum Varietas
Nama Botani Genus ................................
Spesies ...................................
Author(s) .............................
2. Nama Umum Berikan nama umum dari spesies 3. Nama yang diusulkan untuk Varietas Apabila varietas ini telah dimintakan perlindungan di luar negeri maka pemohon harus menggunakan nama yang sama, kecuali apabila nama tersebut telah menjadi nama yang umum digunakan di Indonesia untuk varietas lain. Pemohon harus melengkapi Formulir Nama Varietas yang diusulkan untuk menghindari keterlambatan pemrosesan apabila ternyata nama varietas atau sinonimnya tidak dapat diterima. 4. Sinonim Sinonim adalah nama alternatif untuk suatu varietas yang telah lebih dulu diusulkan di luar negeri apabila nama yang pertama tersebut tidak diterima di Indonesia. Apabila permohonan hak PVT disetujui maka sinonim tersebut juga dilindungi oleh UU No. 29 Tahun 2000 tentang PVT. [ ] YA, sebutkan ................................... [ ] TIDAK 5. Nama Lain Sebutkan nama lainnya apabila ada, termasuk kode silsilah dari pemulia dan nama dagang untuk varietas tersebut di Indonesia atau di luar negeri. [ ] YA, sebutkan: (Kode Silsilah) (Nama Dagang) (Nama Lainnya) ..................................... ....................................... ....................................... [ ] TIDAK 6. Apakah spesies ini pernah dinyatakan sebagai gulma yang berbahaya di Indonesia ? [ ] YA, Jelaskan ...................................................................................................................... [ ] TIDAK 7. Negara Asal Varietas Pertanyaan ini berkaitan dengan negara tempat kegiatan pemuliaan varietas tersebut.
82
Lampiran
8.
Apakah pemohon sudah mendapatkan persetujuan dari pemberi/pemilik varietas asal tentang keinginannya mengajukan permohonan hak PVT (khusus untuk permohonan hak PVT Varietas Turunan Esensial) ? [ ] YA, lampirkan bukti persetujuannya. [ ] TIDAK (agar dilengkapi). 9. Apakah permohonan untuk varietas ini pernah diajukan di negara lain ? [ ] YA [ ] TIDAK Apabila YA, isi kolom di bawah ini. Apabila diperlukan keterangan tambahan, tulis pada lembar lain. Apabila TIDAK, lanjutkan mengisi nomor 11. Diajukan Tanggal Nomor Status Nama ke Negara Permohonan Permohonan Saat ini Varietas
10. Apakah permohonan ini merupakan permohonan dengan hak Prioritas yang berkaitan dengan permohonan di luar negeri seperti di atas ? [ ] YA [ ] TIDAK 11. Apakah varietas tersebut telah diperdagangkan di Indonesia atas persetujuan pemiliknya? [ ] YA [ ] TIDAK Apabila YA, sebutkan tanggal penjualan pertama kali: ............................... dengan nama: ............................................................................................ 12. Apakah varietas tersebut telah diperdagangkan di luar negeri atas persetujuan pemiliknya ? YA [ ] TIDAK [ ] Apabila YA, di negara mana: ................................................................................ Tanggal penjualan pertama kali: .......................................................................... dengan nama: ...................................................................................................... 13. Sebutkan sifat-sifat atau kombinasi sifat-sifat yang membuat varietas ini berbeda dari “varietas pembanding yang paling mirip dan sudah umum diketahui” serta tetuanya/varietas asal. Sifat-sifat harus dapat didefinisikan secara tepat untuk menyusun suatu bukti yang memadai bahwa varietas tersebut memang berbeda. Sebutkan sifat-sifat penting yang membedakan varietas yang dimohonkan hak PVT dengan tetua/varietas asal dan varietas lainnya yang mirip. Lampirkan foto varietas yang menunjukkan sifat-sifat berbeda (unik) dari varietas yang dimohonkan hak PVT.
83
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
Contoh Nama Varietas 1. Tetua Betina 2. Tetua Jantan 3. Varietas “X” 4. Varietas “Y”
Sifat-sifat Yang Berbeda Dengan Varietas Pembanding Warna Daun Tinggi Tanaman Warna Bunga Bentuk Tanaman
Penampilan Sifat Varietas yang Varietas dimohonkan hak pembanding PVT Berbecak-becak Merata Tinggi Pendek Merah Kuning Kompak Menyebar
Tetua betina Sifat-sifat Yang Berbeda Dengan Varietas Pembanding
Penampilan Sifat Varietas yang dimohonkan Varietas hak PVT pembanding
Tetua jantan. Bila tidak yakin, sebutkan kemungkinan tetua jantan dan salah satu sifatnya yang berbeda dari varietas yang dimohonkan hak PVT Penampilan Sifat Sifat-sifat Yang Berbeda Varietas Dengan Varietas Pembanding Varietas yang dimohonkan hak PVT pembanding
Sifat-sifat Yang Berbeda Dengan Varietas Pembanding
Varietas yang paling mirip Penampilan Sifat Varietas yang dimohonkan hak PVT
Varietas pembanding
Varietas lainnya Sifat-sifat Yang Berbeda Dengan Varietas Pembanding
84
Penampilan Sifat Varietas yang dimohonkan hak PVT
Varietas pembanding
Lampiran
14. Proses Perakitan Varietas, Sistem Perbanyakan dan Metode seleksi (i) Proses perakitan varietas [ ] Persilangan buatan [ ] Mutasi spontan [ ] Seleksi galur dari populasi alami [ ] Mutasi buatan [ ] Transformasi genetik [ ] Lainnya (jelaskan): (ii) Sistem perbanyakan dari spesies (bila diketahui) [ ] Generatif menyerbuk sendiri [ ] Generatif sering menyerbuk sendiri [ ] Menyerbuk Silang
[ ] Apomiksis [ ] Vegetatif [ ] Lainnya (jelaskan):
(iii) Metode seleksi [ ] Massa [ ] Lini Murni [ ] Pedigree
[ ] Bulk [ ] Silang Balik [ ] Lainnya (jelaskan):
Apabila Saudara pilih persilangan buatan teruskan ke 15a. Apabila tidak, teruskan ke 15b. Apapun pilihan Saudara, pertanyaan 15c harus dijawab. 15a. Untuk persilangan buatan: Nama varietas/aksesi plasma nutfah dari tetua betina: ............................................... Pemulia dari tetua betina: ............................................................................................ Apakah tetua betina dilindungi oleh PVT di Indonesia ? YA [ ] TIDAK [ ] Apakah tetua betina dilindungi oleh PVT di negara lain ? YA [ ] TIDAK [ ] Apabila YA, untuk pendaftaran: (Negara) (No. Permohonan) (Tanggal terdaftar) ................................ .................................... ........................................ Nama varietas /aksesi plasma nutfah dari tetua jantan: ............................................... Pemulia dari tetua jantan: ............................................................................................. Apakah tetua jantan dilindungi oleh PVT di Indonesia ? YA [ ] TIDAK [ ] Apakah tetua jantan dilindungi oleh PVT di negara lain ? YA [ ] TIDAK [ ] Apabila YA, untuk pendaftaran: (Negara) (No. Permohonan) (Tanggal terdaftar) .............................. .................................... .................................. 15 b. Untuk yang bukan persilangan buatan: Nama varietas/aksesi plasma nutfah dari tetua: ........................................................... Pemulia dari tetua: ........................................................................................................ Apakah tetua dilindungi oleh PVT di Indonesia ? YA [ ] TIDAK [ ] Apakah tetua dilindungi oleh PVT di negara lain ? YA [ ] TIDAK [ ] Apabila YA, untuk pendaftaran: (Negara) (No. Permohonan) (Tanggal terdaftar) ................................. ...................................... .....................................
85
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
15 c. Jawablah pertanyaan berikut terlepas dari proses perakitan varietas, sistem perbanyakan dan metode seleksi: Nama pemulia yang melakukan atau mengarahkan perakitan varietas ini: ....................................................................................................................................... Metode seleksi utama yang digunakan untuk mengembangkan varietas ini: ..................................................................................................................................................................... ......................................................................................................... Kepemilikan, kota dan negara tempat dilakukannya pekerjaan pemuliaan: ..................................................................................................................................................................... ..................................................................................................................................................................... .......................................... 16 a. Jelaskan prosedur pemuliaan yang digunakan untuk menghasilkan varietas baru ini. Sertakan informasi tentang kapan dan dimana kegiatan perakitan varietas yang pertama dilakukan. Sertakan juga banyaknya siklus seleksi, cara perbanyakan antar generasi, berapa generasi varietas ini sudah dipertahankan dalam keadaan seperti sekarang ini, adanya tipe simpang atau “off-type(s)” serta informasi lainnya yang ada hubungannya. Informasi ini akan membantu untuk menentukan apakah kegiatan pemulia dapat dianggap sebagai pemuliaan sesuai dengan UU. No. 29 Tahun 2000 tentang PVT. (Berikan rincian langkah-langkah mendasar secara kronologis). Apabila diperlukan keterangan lebih rinci berikan dalam lembaran tambahan. Naskah dan diagram juga diterima. 16 b. Apakah varietas ini dikembangkan dari materi genetik yang dikoleksi dari Indonesia atau negara lain ? Apabila: [ ] TIDAK, pertanyaan nomor 17 tidak perlu dijawab. [ ] YA, berikan paspor data yang sesuai dengan permohonan ini. 1) Apakah materi genetik berupa: [ ] Varietas yang masih dibudidayakan atau varietas lama ? [ ] Varietas lokal (yang telah dibudidayakan oleh petani secara tradisional untuk keperluannya) ? [ ] Berasal dari tanaman liar ? [ ] Sediaan genetik khusus (misal: galur pemuliaan) ? 2) Apakah materi genetik terikat dengan Perjanjian Pengalihan Materi ? [ ] YA, lampirkan; [ ] TIDAK 3) Apakah materi genetik terikat dengan traktat internasional mengenai sumberdaya genetik tanaman untuk pangan dan pertanian (ITPGRFA)-FAO? [ ] YA, lampirkan; [ ] TIDAK 4) Apakah masih tersedia materi genetik untuk diikutsertakan dalam uji banding ? [ ] YA [ ] TIDAK
86
Lampiran
17. Apakah varietas ini merupakan hasil rekayasa genetik ? [ ] YA, berikan Surat Bukti Aman Hayati dan atau Aman Pangan dari Komisi Keamanan Hayati dan Keamanan Pangan Produk Rekayasa Genetik. Surat Keamanan Hayati: No.: ............................................. tanggal: ........................... Surat Keamanan Pangan: No.: ........................................... tanggal: ........................... [ ] TIDAK.
3.2.2.
Deskripsi Varietas Baru
Deskripsi varietas baru adalah rincian karakteristik tanaman dari varietas yang dimohonkan hak PVT yang meliputi sifat-sifat Kebaruan, Keunikan, Keseragaman dan Kestabilan (BUSS). Perbedaan varietas dari aspek kebaruan dan keunikan harus didasarkan pada uji banding di lapang yang dilaksanakan di Indonesia. Dalam hal tertentu, perbedaan varietas dapat didasarkan pada laporan uji banding yang dilaksanakan di negara asal varietas tersebut. Dalam menyiapkan deskripsi yang didasarkan pada laporan uji banding di negara asal, sifat yang berbeda harus diamati di Indonesia dengan menggunakan varietas pembanding yang sesuai dengan kondisi Indonesia. Dalam menyusun Deskripsi Lengkap, pemohon harus menggunakan informasi yang diperoleh dari uji banding (uji BUSS) atau laporan uji banding di negara asal varietas tersebut. Penulisan laporan uji banding harus diuraikan secara lengkap dan merupakan ringkasan menyeluruh dari sifat varietas, dengan disertai informasi yang cukup tentang asal-usul dan proses perakitan varietas, serta sifatsifat pembeda yang disusun sesuai dengan formulir ini untuk melengkapi informasi dalam laporan ini. Pemohon dapat melampirkan publikasi ilmiah dan informasi yang terkait dengan deskripsi dari varietas yang dimohonkan hak PVT. Dalam penyusunan deskripsi lengkap, pemohon agar mengacu kepada petunjuk, contoh, serta format yang ada sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 442/Kpts/HK.310/7/2004 tentang Syarat dan Tata Cara Permohonan dan Pemberian Hak Perlindungan Varietas Tanaman. Struktur penyajian deskripsi lengkap meliputi:
87
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
1. Karakter • Deskripsi karakter dari varietas harus diuraikan berdasarkan urutan bagian tanaman sebagai berikut: Tanaman, Batang, Daun, Tandan bunga, Bunga, dan bagiannya, Buah dan bagiannya, Biji, Sifat lainnya (seperti: ketahanan terhadap hama atau penyakit, toleransi terhadap cekaman, kualitas, data DNA, dsb.). • Untuk karakter yang merupakan bagian tanaman agar diurut sebagai berikut: habit, tinggi, panjang, lebar, ukuran, bentuk, warna (dapat mengacu bagan warna yang telah baku), dan lain-lain. • Gunakan sistematika penulisan sifat yang ringkas, yaitu untuk setiap bagian tanaman diikuti oleh (:) dan karakter dipisahkan dengan (,). Contoh : Tanaman Batang Daun Tandan bunga Bunga
: tipe tumbuh semak sempit, tinggi sedang, masak awal. : tak ada anthocyanin, ruas buku (internodal) pendek. : panjang, ramping, berbecak-becak, warna utama helai daun hijau (RHS 137A, 1986), warna tepi daun hijau kuning pucat (RHS 1A, 1986). : corymbus (malai). : genjah, pedicel pendek, diameter kecil (rata-rata 12.5mm), helai bunga 5, warna petal ijau (RHS 12A, 1986), kelopak bunga 5, dsb.
2. Asal-usul dan Proses Perakitan Varietas • Jelaskan bagaimana proses perakitan varietas diperoleh: Persilangan buatan, seleksi galur pada populasi alami, transformasi genetik, mutasi spontan, mutasi buatan, introduksi, dan lain-lain. • Sebutkan nama tetua dan karakter tetua yang dapat dibedakan dari varietas yang dimohonkan hak PVT. Apabila varietas tersebut merupakan hasil seleksi, sebutkan banyaknya siklus pemuliaan yang digunakan. Pastikan bahwa varietas yang dimohonkan hak PVT memiliki satu atau lebih sifat yang nyata berbeda (unik) dengan tetuanya. • Uraikan dengan singkat proses dan metode seleksi yang digunakan dalam perakitan varietas ini. Sebutkan juga sistem perbanyakan yang digunakan dalam proses perakitan varietas yang dimohonkan hak PVT.
88
Lampiran
• Sertakan informasi lainnya yang berhubungan dengan proses perakitan varietas yang dimohonkan hak PVT. • Sebutkan nama pemulia, tempat, dan kapan proses perakitan varietas dilakukan. Contoh 1: Penyerbukan buatan: Tetua betina S90-502-1 x tetua jantan S90-1202-1. Tetua betina memiliki sifat berbunga awal, daun berwarna hijau tua merata dan mempunyai tipe tumbuh seperti semak yang padat. Tetua jantan berbunga lambat, daun berbecak-becak, dan mempunyai tipe tumbuh seperti semak yang sempit. Persilangan dilakukan di
, pada . Pada berdasarkan waktu pembungaan, dari persilangan ini dipilih tanaman nomor S3736. Kriteria seleksi yang digunakan: daun berbecak-becak, tipe tumbuh seperti semak yang padat dan berbunga awal. Cara perbanyakan: sejumlah tanaman sediaan dewasa yang dihasilkan dari kultur jaringan tanaman induk ternyata seragam dan stabil. Varietas ini akan diperbanyak secara komersial melalui stek. Pemulia Nama pemulia Nama kota (tempat) Negara
: : : :
, , . .......................... .......................... ..........................
Contoh 2: Introduksi dan seleksi: 5 siklus seleksi pada populasi <nomor aksesi> yang berasal dari dan diberikan kepada melalui suatu perjanjian pengalihan materi. Ketika ditanam, populasi <nomor aksesi > sangat beragam dan merupakan campuran antara tipe bertudung dan tidak bertudung, serta warna biji yang berbeda. Seleksi berulang yang dilakukan pada tipe bertudung, menghasilkan 7 (tujuh) galur (726.1 - 726.7). Evaluasi yang dilakukan pada 7 (tujuh) galur tersebut untuk potensi produksi benih dan potensi produksi hijauan pakan terpilih galur 726.2 yang seragam untuk dikembangkan menjadi varietas baru. Kriteria seleksi: vigor bibit, hasil bahan kering, bertudung seragam (tidak berbulu), warna biji (hitam).
89
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
Cara perbanyakan: dengan biji. Pemulia
: , , .
Nama pemulia Nama kota (tempat) Negara
: .......................... : .......................... : ..........................
3. Pemilihan Varietas Pembanding • Mengingat identifikasi dan penentuan varietas yang paling mirip merupakan bagian yang paling menentukan dari pengujian ini, disarankan agar pemulia/pemohon melakukan penelitian lagi sebelum melakukan seleksi akhir. Pada bagian ini sebutkan alasan pemilihan varietas pembanding yang digunakan dalam uji banding. Tentukan pengelompokan sifat yang digunakan untuk memisahkan varietas dalam uji banding. Sertakan semua varietas yang tidak mungkin lagi dibedakan dari varietas yang dimohonkan hak PVT melalui deskripsi, foto, dll. • Apabila varietas yang dimohonkan hak PVT belum dibedakan dari tetuanya, disyaratkan agar tetua dimasukkan dalam uji banding. Meskipun demikian, dapat dibebaskan dari persyaratan ini apabila tetua dapat dibedakan dari calon varietas dengan menggunakan pengelompokan sifat. Contoh 1: Pengelompokan sifat yang digunakan dalam mengidentifikasi varietas yang paling mirip, adalah: Batang : tidak terdapat warna anthocyanin; Daun : ada bercak-bercak; Bunga : warna kuning. Berdasarkan pengelompokan sifat tersebut, maka varietas pembanding berikut ini dimasukkan dalam pengujian: ‘Pembanding 1’, ‘Pembanding 2’, ‘Pembanding 3’, dst. Contoh 2: Pengelompokan sifat yang digunakan dalam mengidentifikasi varietas yang paling mirip, adalah: Biji: warna.
90
Lampiran
Berdasarkan pengelompokan sifat tersebut, maka varietas pembanding berikut ini dimasukkan dalam pengujian: ‘Pembanding 1’, ‘Pembanding 2’, ’Pembanding 3’, dst. Bahan asal dimana varietas tersebut diseleksi juga disertakan, dengan maksud untuk memberikan bukti pemuliaan. Contoh 3: ‘Pembanding 1’ merupakan satu-satunya varietas lain yang ada pada saat pengajuan permohonan. Tidak teridentifikasi varietas lain yang umum diketahui. 4. Uji Banding • Daftar varietas atau bahan lain yang digunakan sebagai pembanding; • Sebutkan tempat dan tanggal pengujian; • Berikan rincian tentang metode perbanyakan, ukuran dan tipe pot/plot, media tumbuh, perlakuan yang diberikan (pestisida, zat kimia lainnya, dll.), penyinaran, pengairan, atau pengelolaan yang diperlukan untuk mengulang pengujian; • Sebutkan desain percobaan yang digunakan, jumlah total sampel dalam pengujian dan karakter yang diamati; • Sebutkan jumlah sampel yang diambil untuk setiap pengukuran/pengamatan. Sebutkan juga bagaimana cara pengambilan sampel dan metode apa yang digunakan. Contoh: Lokasi: Margahayu, Lembang, (Garis lintang ……, Garis Bujur ......, Tinggi tempat ….m), kemarau 1997. Varietas: 1 (satu) varietas yang dimohonkan hak PVT dan 5 (lima) varietas pembanding (pembanding 1, ..................., pembanding 5) Rancangan percobaan: masing-masing varietas ditanam di dalam 15 pot yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap. Pengukuran dilakukan terhadap warna buah dengan sampel 5 tanaman (5 pot) yang ditentukan secara acak. Kondisi: pengujian dilakukan di rumah plastik, tanaman diperbanyak dengan Stek, yang berakar ditanam di pot yang berisi bahan campuran arang sekam tanah dan kompos, dipupuk dengan 10 gram NPK/pot Pengendalian hama dan penyakit dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
91
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
5. Permohonan dan Penjualan Sebelumnya (apabila pernah dilakukan) Sebutkan permohonan sebelumnya di negara lain dengan mencantumkan Nama Negara, Tahun Pendaftaran, Status dan Nama yang diajukan sesuai dengan format berikut. Sebutkan juga tanggal dan negara dari penjualan pertama serta tanggal penjualan pertama di Indonesia. Contoh: Negara Jerman Denmark
Tahun 1994 1994
Status saat ini Diberi hak PVT Dalam proses
Nama yang diajukan ‘Varietas’ ‘arietas’
Pertama kali dijual di Jerman pada Juli 1994. Pertama kali di Indonesia: belum. 6. Nama penyusun deskripsi: Nama dan alamat penyusun deskripsi. Deskripsi disusun oleh Pemulianya. Merupakan tanggung jawab pemulia yang bersangkutan atas kebenaran rincian deskripsi. Nama Alamat
: ........................................................................................................... : ........................................................................................................... ...........................................................................................................
7. Deskripsi Varietas yang dimohonkan hak PVT Sebutkan secara sistematis sifat-sifat unik yang terdapat pada varietas yang dimohonkan hak PVT. Contoh: Tanaman Batang Daun Bunga dan bagiannya Buah dan bagiannya Biji Sifat lainnya Dan lain-lain
92
: semak sempit : pada pangkal batang terdapat anthocyanin dengan internodal pendek : sempit berbercak-bercak ungu merata : berbunga awal dengan tandan bunga bergerombol, daun mahkota 7-10 helai : daging buah berwarna ungu, berserat dan berair : kecil berbintik hitam pada hylum : tahan hama penggerek batang,
Lampiran
8. Tabel Perbandingan Penyusunan tabel perbandingan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a) Pada tabel data hasil uji BUSS, sifat varietas yang dimohonkan hak PVT selalu dicantumkan pada kolom sebelah kiri dari data sifat varietas pembanding. b) Susun sifat-sifat secara berurutan. c) Gunakan urutan sifat: Tanaman, Batang, Daun, Tandan bunga, Bunga, Bagian dari bunga, Buah, Bagian dari buah, Biji, sifat khusus, dst. d) Untuk sifat yang diukur, cantumkan: Rata-rata, Simpangan Baku, Least Significant Difference (LSD)* pada taraf P ≤ 0.01. e) Apabila menyatakan perbedaan nyata, berikan taraf beda nyata seperti: P ≤0.01, atau NS jika tidak ada perbedaan. f) Untuk sifat yang jelas bedanya jangan menggunakan skor. Sebutkan dengan kata-kata, misalnya: bulat. g) Untuk sifat yang diranking berikan nomornya, jangan menggunakan analisa statistik “normal” tetapi lebih baik gunakan non-parametrik. Contoh: Tabel nn < Sifat > <Species> Sifat Yang Diukur (kualitatif)
Sifat Yang Diukur (kuantitatif) Angka Pengukuran Standar Deviasi Beda Nyata LSD
(misalnya: Jenis kelamin tanaman seperti jantan berumah dua, dll.) Varietas Pembanding Varietas yang Dimohonkan Pembanding Pembanding Pembanding hak PVT I II III
(misalnya : Tinggi Tanaman, Panjang Daun, dll.) Varietas Pembanding Varietas yang Dimohonkan Pembanding Pembanding Pembanding hak PVT I II III XX <XX> <XX> <XX> XX
<XX>
<XX>
<XX>
XX
P ≤0.01
<XX>
<XX>
93
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
Sifat Yang Diukur (Pseudo kualitatif) - Bentuk buah
Sifat Yang Diukur (kuantitatif) - Tinggi tanaman
Catatan:
SIFAT YANG JELAS BEDANYA (misalnya: Bentuk Buah berdasarkan RHS, 1995 Varietas Pembanding Varietas yang Dimohonkan Pembanding Pembanding Pembanding hak PVT I II III <deskripsi>
<deskripsi>
<deskripsi>
<deskripsi>
SIFAT YANG JELAS DAN DINILAI DENGAN SKALA (1 = rendah, 3 = …, 5 = ……,7 = ….., 9 = tinggi) Varietas Pembanding Varietas yang Dimohonkan Pembanding Pembanding Pembanding hak PVT I II III
- Bila diperlukan, lampirkan foto berwarna yang dicetak di atas kertas dof. Foto harus menggambarkan dengan jelas sifat-sifat varietas yang dimohonkan hak PVT dengan varietas pembanding. - Uraikan dengan singkat subjek dari gambar dan beri tanda yang jelas antara varietas yang dimohonkan hak PVT dengan varietas pembanding.
94
Lampiran
9. Keseragaman a) Spesies bersari bebas Cantumkan varians morfologi dari setiap sifat kuantitatif yang menjadi pembeda antara varietas yang dimohonkan hak PVT dengan varians dari semua varietas pembanding. Hitung varians gabungan dari varietas pembanding dengan cara merata-ratakan semua varians dari varietas pembanding. Hitung rasio antara varians varietas yang dimohonkan hak PVT dengan varians gabungan dari varietas pembanding . Sifat
Varians varietas Varians Varians yang varietas varietas dimohonkan pembanding pembanding hak PVT
Varians Varians Varians Varians varietas varietas varietas varietas pembanding pembanding pembanding pembanding
Varians gabungan varietas pembanding
Rasio varians varietas yang dimohonkan hak PVT/ Varians gabungan
b) Spesies yang diperbanyak secara vegetatif, menyerbuk sendiri, dan fakultatif menyerbuk sendiri, yang dinyatakan oleh jumlah tanaman tipe simpang (off-types) Jumlah tanaman tipe simpang dalam populasi varietas yang dimohonkan hak PVT: Sifat -
Normal
Jumlah Tanaman Tipe Simpang
Tidak Normal
Warna daun Bentuk gabah Daun bendera dll.
95
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
10. Stabilitas Tanaman varietas yang dimohonkan hak PVT yang dihasilkan dari sekurangkurangnya dua generasi harus memiliki kemiripan untuk setiap sifat yang digunakan sebagai pembeda dengan varietas pembanding, sehingga tidak dapat dinyatakan berbeda.
Sifat
Rata-rata atau Rata-rata atau Keadaan untuk Keadaan untuk Generasi 1 Generasi 2
1
Catatan
2
3
Perbedaan Antar Rata-rata 4
LSD (P = 0.01) (hanya untuk karakter yang diukur) 5
6
: yang dimaksud dengan ”keadaan” adalah keadaan penampilan sifat yang jelas berbeda untuk sifat yang jelas berbeda, kolom 4 dan 5 tidak perlu diisi
E. SEKRETARIAT PANITIA Direktorat Riset dan Kajian Strategis IPB Gedung Andi Hakim Nasoetion Lantai 5 Kampus iPB Darmaga, Bogor 16680 Telp./Fax. : 0251-8624512 e-mail: [email protected], [email protected] website: http://rks.ipb.ac.id
96
Tulis S = Sama atau B = Berbeda
Lampiran
Lampiran 2. Contoh Formulir Permintaan Paten DEPARTEMEN KEHAKIMAN DAN HAM R.I. DIREKTORAT JENDERAL HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
dibuat rangkap 4
Formulir Permintaan Paten Diisi oleh petugas Tanggal pengajuan : Tanggal penerimaan : Nomor permintaan :
Diisi oleh petugas Dengan ini saya/kami 1) (71) Nama Alamat 2)
: : :
Warga Negara Telepon NPWP (jika ada)
: : :
mengajukan permintaan Paten/Paten sederhana
[ ]
permintaan Paten merupakan permintaan Paten internasional/PCT
[ ]
(74) melalui/tidak melalui *) Konsultan Paten Nama Badan Hukum 3) : Alamat Badan Hukum 2) : Nama Konsultan Paten Alamat 2)
: :
Nomor Konsultan Paten Telepon/fax
: :
[ ]
(54) Adapun judul penemuan saya/kami adalah :
[ ]
Permintaan Paten ini merupakan permintaan Paten pecahan dari :
[ ]
97
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
Diisi oleh petugas
(72)
Nama dan kewarganegaraan penemu-penemunya 4)
[ ]
........................................... , warga negara ............................................... ........................................... , warga negara ............................................... ........................................... , warga negara ............................................... ........................................... , warga negara ...............................................
(30) Permintaan Paten ini diajukan dengan/tidak dengan *) hak prioritas 4)
[ ]
Negara :
Tgl. penerimaan permintaan
Nomor prioritas
................................ ................................ ................................
................................................ ................................................ ................................................
………………. ………………. ……………….
Bersama ini saya lampirkan 5) : 1 (satu) rangkap : [ [ [ [ [ [ [ [
] surat kuasa ] surat pernyataan pengalihan hak atas penemuan ] bukti pemilikan hak atas penemuan ] bukti penunjukan negara tujuan (DO/EO) ] bukti prioritas dan terjemahannya ] dokumen (permintaan) Paten prioritas dan terjemahannya ] sertifikat penyimpanan jasad renik dan terjemahannya ] dokumen lain (sebutkan :
[ [ [ [ [ [ [ [
] ] ] ] ] ] ] ]
[ [ [ [
] ] ] ]
dan 3 (tiga) rangkap : [ [ [ [
] uraian penemuan .......................... halaman ] klaim penemuan ........................... buah ] abstrak penemuan ] gambar penemuan ........................ buah
Saya/kami usulkan, gambar penemuan .......................................... dapat menyertai abstrak pada saat dilakukan pengumuman atas permintaan Paten (UU No. 6 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 13 Tahun 1997 tentang Paten).
98
[ ]
Lampiran
Demikian permintaan Paten ini saya/kami ajukan untuk dapat diproses lebih lanjut. Yang mengajukan permintaan Paten,
(.......................................................) 6)
Keterangan : 1)
Jika lebih dari satu orang maka cukup satu saja yang dicantumkan dalam formulir ini sedangkan lainnya harap ditulis pada lampiran tambahan.
2)
Adalah alamat kedinasan/surat-menyurat
3)
Jika Konsultan Paten yang ditunjuk bekerja pada Badan Hukum tertentu yang bergerak di bidang konsultan Paten maka sebutkan nama Badan Hukum yang bersangkutan.
4)
Jika lebih dari ruang yang disediakan agar ditulis pada lampiran tambahan.
5)
Berilah tanda silang pada jenis dokumen yang Saudara lampirkan.
6)
Jika permintaan Paten diajukan oleh : - lebih dari satu orang, maka setiap orang ditunjuk oleh kelompok/group - Konsultan Paten maka berhak menandatangani adalah konsultan yang terdaftar di Kantor Paten.
*)
Coret yang tidak sesuai.
Form No. 001/P/HAKI/1999 Tidak boleh diperbanyak dengan foto copy
99
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
Lampiran 3. Contoh Surat Pernyataan Pengalihan Hak Atas Invensi SURAT PERNYATAAN PENGALIHAN HAK ATAS INVENSI Yang bertanda tangan di bawah ini: 1.
Nama Pekerjaan
: :
Alamat
:
2.
Nama Pekerjaan Alamat
: : :
3.
dst..........
.................................................. Dosen Departemen .................. Institut Pertanian Bogor .................................................. .................................................. .................................................. Dosen Departemen................... .................................................. ..................................................
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama para inventor yang bertanda tangan di bawah ini, selaku para inventor dari invensi berjudul: ”……………………………(harus sesuai dengan judul pada Deskripsi Paten……………………” dan untuk selanjutnya disebut sebagai PARA INVENTOR, bersama ini menyatakan mengalihkan hak atas invensi tersebut di atas kepada: Nama Alamat
: :
Telp./Fax.
:
Institut Pertanian Bogor Gd. Andi Hakim Nasoetion Lantai 5 Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680 0251-8624512
dalam hal ini, sesuai dengan kewenangan diwakili oleh Prof. Dr. Iskandar Z. Siregar, selaku Direktur Riset dan Kajian Strategis (Dit. RKS) IPB. Demikian Surat Pernyataan ini kami buat secara sadar dan sukarela tanpa paksaan dari pihak manapun untuk dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Bogor, ................................... UNTUK DAN ATAS NAMA IPB, Direktur Riset dan Kajian Strategis Institut Pertanian Bogor Prof. Dr. Iskandar Z. Siregar NIP. 196603201990021001
PARA INVENTOR, Materai 6000
1. ………………………………….. 2. ………………………………….. 3. …………………………………..
100
Lampiran
Lampiran 4. Contoh Formulir Permintaan Pemeriksaan Substantif Paten DEPARTEMEN KEHAKIMAN DAN HAM R.I. DIREKTORAT JENDERAL HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
dibuat rangkap 4
Formulir Permintaan Pemeriksaan Substantif Paten Diisi oleh petugas Tanggal pengajuan
Dengan ini saya/kami 1) (71) Nama Alamat 2) Warga Negara Telepon NPWP (jika ada)
:
Diisi oleh petugas
: : :
[ ]
: : :
Yang telah mengajukan permintaan Paten sendiri/melalui Konsultan Paten (74) Nama Konsultan Paten Nomor Konsultan Paten dengan : (65) Nomor Permohonan Paten (22) Tanggal penerimaan Permohonan Paten (54) Judul invensi
: : :
[ ] [ ]
:
[ ]
: :
[ ] [ ]
mengajukan pemeriksaan substantif untuk permohonan Paten tersebut di atas
[ ]
Bersama ini, saya/kami sampaikan : [ ] biaya pemeriksaan substantif Paten sebesar Rp. .............................................................................................................. ( ........................................................................................................................................................................................ ) [ ] biaya klaim yang belum dibayar ........ buah @ Rp. ......................................................................................................... Sejumlah Rp. .................................................................................................................................................................... ( ......................................................................................................................................................................................... ) [ ] kekurangan-kekurangan lain yang rincian ringkasnya tersebut dalam lampiran formulir ini.
[ ]
Yang mengajukan permintaan
(....................................................................) Form No. 017/P/HAKI/1999
101
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
Lampiran 5. Contoh Formulir Biaya Pemeliharaan Paten DEPARTEMEN KEHAKIMAN DAN HAM R.I. DIREKTORAT JENDERAL HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
Formulir Biaya Pemeliharaan Paten
Diisi oleh petugas Tanggal pembayaran :
Diisi oleh petugas Dengan ini saya/kami (71) Nama
(74)
: :
Alamat
:
Warga Negara NPWP (jika ada) Nama Konsultan Paten *) Nomor Konsultan Paten
: : : :
[ ]
[ ] [ ]
(11)
Nomor Paten
:
[ ]
(45)
Tanggal Pemberian Paten
:
[ ]
(54)
Judul Penemuan
:
[ ]
Bersama ini, saya/kami sampaikan : [ ] Biaya pemeliharaan tahunan Paten sebesar Rp. ................................................................................................................................. ( ............................................................................................................................................................................................................ ) [ ] Biaya per klaim ............................. buah @ Rp. ................................................................................................................................ Sejumlah Rp. ...................................................................................................................................................................................... ( ............................................................................................................................................................................................................ ) untuk pembayaran biaya tahunan ke .................................................................................................................................................. [ ] Denda biaya pemeliharaan tahunan Paten dikenakan 2 % per bulan dari besarnya biaya ............................................................ [ ] tahunan yang bersangkutan Rp. .......................................................................................................................................................... ( ............................................................................................................................................................................................................ ) Bendahara,
Petugas Penerima,
Yang mengajukan,
(.....................................)
(..........................................)
(..............................................)
*) Bila permintaan Paten diajukan melalui Konsultan Paten Form No. 037/P/HCPM/1993
102
[ ] [ ]
Lampiran
Lampiran 6. Contoh Formulir Biaya Pemeliharaan Paten Sederhana DEPARTEMEN KEHAKIMAN DAN HAM R.I. DIREKTORAT JENDERAL HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
Formulir Biaya Pemeliharaan Paten Sederhana
Diisi oleh petugas Tanggal pembayaran :
Diisi oleh petugas Dengan ini saya/kami (71) Nama
(74)
: :
Alamat
:
Warga Negara NPWP (jika ada) Nama Konsultan Paten *) Nomor Konsultan Paten
: : : :
[ ]
[ ] [ ]
(11)
Nomor Paten
:
[ ]
(45)
Tanggal Pemberian Paten
:
[ ]
(54)
Judul Penemuan
:
[ ]
Bersama ini, saya/kami sampaikan : [ ] Biaya pemeliharaan tahunan Paten sederhana sebesar Rp. ................................................................................................................ ( ............................................................................................................................................................................................................ ) [ ] Untuk pembayaran biaya tahunan ke .................................................................................................................................................
Bendahara,
Petugas Penerima,
Yang mengajukan,
(.....................................)
(..........................................)
(..............................................)
[ ] [ ]
*) Bila permintaan Paten diajukan melalui Konsultan Paten Form No. 037/P/HCPM/1993
103
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
Lampiran 7. Biaya Paten (Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.38 Tahun 2009) No a.
Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Permohonan 1) Permohonan paten 2) Permohonan paten sederhana
Per permohonan Per permohonan
Rp. Rp.
b.
Tambahan biaya setiap klaim
Per permohonan
Rp.
40.000,00
c.
Per permohonan
Rp.
200.000,00
Per permohonan
Rp.
200.000,00
e.
Denda terhadap keterlambatan pemenuhan persyaratan permohonan Percepatan pengumuman yang dilaksanakan segera setelah 6 bulan Permohonan perubahan data permohonan
Per permohonan
Rp.
100.000,00
f.
Permohonan surat keterangan pemakai terdahulu
Per permohonan
Rp.
3.000.000,00
g.
Permohonan surat bukti hak prioritas
Per permohonan
Rp.
250.000,00
h.
Permohonan surat keterangan resmi untuk memperoleh contoh jasad renik
Per permohonan
Rp.
100.000,00
i. j.
Pemeriksaan Substantif : 1) Permohonan Paten 2) Permohonan Paten sederhana Perubahan jenis permohonan paten
Per permohonan Per permohoan Per permohonan
Rp. Rp. Rp.
2.000.000,00 350.000,00 450.000,00
k.
Permohonan banding
Per permohonan
Rp.
3.000.000,00
l.
Per sertifikat Per sertifikat Per permohonan
Rp. Rp. Rp.
250.000,00 200.000,00 500.000,00
n.
Biaya (Jasa) Penerbitan Sertifikat : 1) Paten 2) Paten sederhana Koreksi sertifikat atas kesalahan data aplikasi yang disampaikan oleh pemohon Permohonan perubahan data paten
Per paten
Rp.
150.000,00
o.
Permohonan pencatatan pengalihan paten
Per permohonan
Rp.
500.000,00
p.
Pendaftaran pencatatan perjajian lisensi
Per permohonan
Rp.
1.000.000,00
q.
Permohonan lisensi wajib
Per permohonan
Rp.
3.000.000,00
r.
Permohonan petikan daftar umum paten
Per permohonan
Rp.
100.000,00
s.
Permohonan salinan dokumen paten
Per lembar
Rp.
5.000,00
t.
Biaya (Jasa) penelusuran : 1) Permohonan atas penelusuran paten yang diumumkan di dalam negeri 2) Permohonan atas penelusuran paten yang diumumkan di luar negeri Biaya (Jasa) tahunan pemeliharaan paten :
Per subyek
Rp.
250.000,00
Per subyek
US D
100.00
Per paten per klaim
Rp. Rp.
700.000,00 50.000,00
Per paten per klaim
Rp. Rp.
700.000,00 50.000,00
Per paten per klaim
Rp. Rp.
700.000,00 50.000,00
d.
m.
u.
1)
2)
3)
104
Tahun ke-1 (tahun pertama sejak tanggal penerimaan permohonan paten): a) Dasar b) Biaya tiap klaim Tahun ke-2 (tahun kedua sejak tanggal penerimaan permohonan paten): a) Dasar b) Biaya tiap klaim Tahun ke-3 (tahun ketiga sejak tanggal penerimaan permohonan paten): a) Dasar b) Biaya tiap klaim
Satuan
Tarif 575.000,00 125.000,00
Lampiran
No 4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Tahun ke-4 (tahun keempat sejak tanggal penerimaan permohonan paten): a) Dasar b) Biaya tiap klaim Tahun ke-5 (tahun kelima sejak tanggal penerimaan permohonan paten): a) Dasar b) Biaya tiap klaim Tahun ke-6 (tahun keenam sejak tanggal penerimaan permohonan paten): a) Dasar b) Biaya tiap klaim Tahun ke-7 (tahun ketujuh sejak tanggal penerimaan permohonan paten): a) Dasar b) Biaya tiap klaim Tahun ke-8 (tahun kedelapan sejak tanggal penerimaan permohonan paten): a) Dasar b) Biaya tiap klaim Tahun ke-9 (tahun kesembilan sejak tanggal penerimaan permohonan paten): a) Dasar b) Biaya tiap klaim Tahun ke-10 (tahun kesepuluh sejak tanggal penerimaan permohonan paten): a) Dasar b) Biaya tiap klaim Tahun ke-11 (tahun kesebelas sejak tanggal penerimaan permohonan paten): a) Dasar b) Biaya tiap klaim Tahun ke-12 (tahun kedua belas sejak tanggal penerimaan permohonan paten): a) Dasar b) Biaya tiap klaim Tahun ke-13 (tahun ketiga belas sejak tanggal penerimaan permohonan paten): a) Dasar b) Biaya tiap klaim Tahun ke-14 (tahun keempat belas sejak tanggal penerimaan permohonan paten): a) Dasar b) Biaya tiap klaim Tahun ke-15 (tahun kelima belas sejak tanggal penerimaan permohonan paten): a) Dasar b) Biaya tiap klaim Tahun ke-16 (tahun keenam belas sejak tanggal penerimaan permohonan paten): a) Dasar b) Biaya tiap klaim Tahun ke-17 (tahun ketujuh belas sejak tanggal penerimaan permohonan paten): a) Dasar b) Biaya tiap klaim
Satuan
Tarif
Per paten per klaim
Rp. Rp.
1.000.000,00 100.000,00
Per paten per klaim
Rp. Rp.
1.000.000,00 100.000,00
Per paten per klaim
Rp. Rp.
1.500.000,00 150.000,00
Per paten per klaim
Rp. Rp.
2.000.000,00 200.000,00
Per paten per klaim
Rp. Rp.
2.000.000,00 200.000,00
Per paten per klaim
Rp. Rp.
2.500.000,00 250.000,00
Per paten per klaim
Rp. Rp.
3.500.000,00 350.000,00
Per paten per klaim
Rp. Rp.
5.000.000,00 250.000,00
Per paten per klaim
Rp. Rp.
5.000.000,00 250.000,00
Per paten per klaim
Rp. Rp.
5.000.000,00 250.000,00
Per paten per klaim
Rp. Rp.
5.000.000,00 250.000,00
Per paten per klaim
Rp. Rp.
5.000.000,00 250.000,00
Per paten per klaim
Rp. Rp.
5.000.000,00 250.000,00
Per paten per klaim
Rp. Rp.
5.000.000,00 250.000,00
105
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
No
v.
w.
106
Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak 18) Tahun ke-18 (tahun kedelapan belas sejak tanggal penerimaan permohonan paten): a) Dasar b) Biaya tiap klaim 19) Tahun ke-19 (tahun kesembilan belas sejak tanggal penerimaan permohonan paten): a) Dasar b) Biaya tiap klaim 20) Tahun ke-20 (tahun kedua puluh sejak tanggal penerimaan permohonan paten): a) Dasar b) Biaya tiap klaim Biaya (Jasa) Tahunan Pemeliharaan Paten Sederhana : 1) Tahun ke-1 (tahun pertama sejak tanggal penerimaan permohonan paten): a) Dasar b) Biaya tiap klaim 2) Tahun ke-2 (tahun kedua sejak tanggal penerimaan permohonan paten): a) Dasar b) Biaya tiap klaim 3) Tahun ke-3 (tahun ketiga sejak tanggal penerimaan permohonan paten): a) Dasar b) Biaya tiap klaim 4) Tahun ke-4 (tahun keempat sejak tanggal penerimaan permohonan paten): a) Dasar b) Biaya tiap klaim 5) Tahun ke-5 (tahun kelima sejak tanggal penerimaan permohonan paten): a) Dasar b) Biaya tiap klaim 6) Tahun ke-6 (tahun keenam sejak tanggal penerimaan permohonan paten): a) Dasar b) Biaya tiap klaim 7) Tahun ke-7 (tahun ketujuh sejak tanggal penerimaan permohonan paten): a) Dasar b) Biaya tiap klaim 8) Tahun ke-8 (tahun kedelapan sejak tanggal penerimaan permohonan paten): a) Dasar b) Biaya tiap klaim 9) Tahun ke-9 (tahun kelsembilan sejak tanggal penerimaan permohonan paten): a) Dasar b) Biaya tiap klaim 10) Tahun ke-10 (tahun kesepuluh sejak tanggal penerimaan permohonan paten): a) Dasar b) Biaya tiap klaim Denda keterlambatan atas pembayaran biaya (Jasa) tahunan pemeliharaan Paten atau Paten Sederhana
Satuan
Tarif
Per paten per klaim
Rp. Rp.
5.000.000,00 250.000,00
Per paten per klaim
Rp. Rp.
5.000.000,00 250.000,00
Per paten per klaim
Rp. Rp.
5.000.000,00 250.000,00
Per paten per klaim
Rp. Rp.
550.000,00 50.000,00
Per paten per klaim
Rp. Rp.
550.000,00 50.000,00
Per paten per klaim
Rp. Rp.
550.000,00 50.000,00
Per paten per klaim
Rp. Rp.
550.000,00 50.000,00
Per paten per klaim
Rp. Rp.
1.100.000,00 50.000,00
Per paten per klaim
Rp. Rp.
1.650.000,00 50.000,00
Per paten per klaim
Rp. Rp.
2.200.000,00 50.000,00
Per paten per klaim
Rp. Rp.
2.750.000,00 50.000,00
Per paten per klaim
Rp. Rp.
3.300.000,00 50.000,00
Per paten per klaim Perpaten
3.850.000,00 Rp. 50.000,00 Rp. 2.5% per bulan dari kewajiban yang harus dibayar
Lampiran
No x. y. z.
Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Biaya (Jasa) administrasi permohonan paten melalui Paten Cooperation Treaty (PCT) Permohonan Pelaksanaan Paten Secara Regional Keterlambatan permohonan paten melalui PCT Fase Nasional dikarenakan unsure ketidaksengajaan (unintentional & do care)
Satuan Per permohonan
Rp
Tarif 1.000.000,00
Per permohonan Per permohonan
Rp. Rp.
3.000.000,00 5.000.000,00
107
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
Lampiran 8. Contoh Formulir Permohonan Hak PVT FORMULIR PERMOHONAN HAK PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN Kepada Yth.:
DIISI OLEH PETUGAS
Kepala Pusat Perlindungan Varietas Tanaman Kantor Pusat Departemen Pertanian Gedung E Lantai 3 Jln. Harsono RM No. 3 Ragunan, Jakarta Selatan 12550
Nama Varietas : No. Permohonan: Tanggal
:
Formulir ini harus dilengkapi oleh pemohon atau kuasanya atau konsultan PVT. Didalamnya terdapat 25 (dua puluh lima) pertanyaan yang dikelompokkan dalam 5 (lima) BAGIAN. Semua pertanyaan harus dijawab dan setiap lembar dan lembar tambahan (apabila ada) harus ditandatangani oleh pemohon atau kuasanya atau konsultan PVT. Pengisian formulir harus diketik (jangan dengan tulisan tangan). Setiap permohonan hak PVT harus dilengkapi dengan “DESKRIPSI VARIETAS BARU” sesuai untuk masing-masing spesies. Dalam deskripsi varietas mencakup asal-usul atau silsilah, ciri-ciri morfologi, dan sifat-sifat penting lainnya. Lampirkan juga gambar dan/atau foto yang disebut dalam deskripsi, yang diperlukan untuk memperjelas deskripsinya. Formulir ini dilengkapi juga dengan “PEDOMAN TATA CARA PENGISIAN FORMULIR PERMOHONAN HAK PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN”. Apabila diperlukan keterangan lebih lanjut, pemohon dapat menghubungi Kantor Perlindungan Varietas Tanaman. BAGIAN A: Informasi tentang Pemohon, Konsultan, dan Pemulia 1. Nama dan Alamat Lengkap Pemohon. Pemohon adalah pemulia dan/atau pemilik varietas. Apabila pemiliknya bukan pemulia aslinya, bukti kepemilikannya harus disertakan bersama formulir permohonan ini. Nama Pemohon: (Hak PVT akan diberikan dengan nama ini) Kewarganegaraan: .......................................................................... Alamat: ........................................................................................... Kode Pos: Telepon: 1. .............................................. Faksimili : ............................................... e-mail: .....................................................
108
2. ...........................................................
Lampiran
Orang Lain Yang Dapat Dihubungi: (Apabila berbeda dengan yang di atas) Alamat: ............................................................................... Kode Pos: Telepon: 1. ................................................ 2. ........................................................... Faksimili: .................................................. e-mail: ....................................................... 2. Nama dan Alamat Lengkap Konsultan PVT di Indonesia Untuk pemohon yang berdomisili di luar negeri harus menggunakan konsultan PVT Indonesia. Untuk pemohon Indonesia tidak wajib menggunakan konsultan PVT. Konsultan PVT yang berhak untuk mengajukan permohonan atas nama pemohon harus terdaftar di Kantor Perlindungan Varietas Tanaman. Nama Konsultan PVT: .............................................................. Nomor Pendaftaran Konsultan PVT: ........................................ Alamat: .....................................................................................
Kode Pos: Telepon: 1. ............................................. Faksimili: ............................................... e-mail: .................................................... 3.
2. .......................................................
Nama dan alamat Pemulia. Apabila pemulianya merupakan seorang karyawan dari institusi yang melakukan kegiatan pemuliaan, maka alamatnya adalah institusi tersebut.
Nama Pemulia: ............................................... Kewarganegaraan: .......................................... Alamat: ........................................................... Kode Pos: Telepon: 1. ................................................ Faksimili: ............................................... e-mail: .................................................... Apakah pemohon adalah pemulia ? [ ] YA
2. ......................................................
[ ] TIDAK.
Apabila TIDAK jawablah pertanyaan berikut: Nama Pemulia aslinya: ............................................... Kewarganegaraan: ............................................... Alamat: ...............................................
109
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
Ahli waris yang ditunjuk (apabila diperlukan): Apakah kepemilikan varietas dialihkan ? [ ] YA
[ ] TIDAK
Apabila YA, bagaimana kepemilikan dialihkan kepada pemohon ? [ ] melalui penugasan; [ ] melalui pemesanan; [ ] Pewarisan; [ ] dengan cara lain ............................................................................................. (Lampirkan surat bukti penugasan atau pengalihan kepemilikan) Apabila TIDAK, lanjutkan mengisi nomor 4.
BAGIAN B: Informasi tentang Varietas 4.
Nama Botani Genus ................................
Spesies ...................................
Author(s) ...................................
5. Nama Umum Berikan nama umum dari spesies 6. Nama yang diusulkan untuk Varietas Apabila varietas ini telah dimintakan perlindungan di luar negeri maka pemohon harus menggunakan nama yang sama, kecuali apabila nama tersebut telah menjadi nama yang umum digunakan di Indonesia untuk varietas lain. Pemohon harus melengkapi Formulir Nama Varietas yang diusulkan untuk menghindari keterlambatan pemrosesan apabila ternyata nama varietas atau sinonimnya tidak dapat diterima. 7. Sinonim Sinonim adalah nama alternatif untuk suatu varietas yang telah lebih dulu diusulkan di luar negeri apabila nama yang pertama tersebut tidak diterima di Indonesia. Apabila permohonan hak PVT disetujui maka sinonim tersebut juga dilindungi oleh UU No. 29 Tahun 2000 tentang PVT. [ ] YA, sebutkan ................................... [ ] TIDAK, lanjutkan mengisi nomor 8.
110
Lampiran
8. Nama Lain Sebutkan nama lainnya apabila ada, termasuk kode silsilah dari pemulia dan nama dagang untuk varietas tersebut di Indonesia atau di luar negeri. [ ] YA, sebutkan: (Kode Silsilah) .....................................
(Nama Dagang) .......................................
(Nama Lainnya) .......................................
[ ] TIDAK, lanjutkan mengisi nomor 9. 9.
Apakah spesies ini pernah dinyatakan sebagai gulma yang berbahaya di Indonesia ?
[ ] YA, Jelaskan ...................................................................................................................... [ ] TIDAK, lanjutkan mengisi nomor 10. 10. Negara Asal Varietas Pertanyaan ini berkaitan dengan negara tempat kegiatan pemuliaan varietas tersebut.
11. Apakah pemohon sudah mendapatkan persetujuan dari pemberi/pemilik varietas asal tentang keinginannya mengajukan permohonan hak PVT (khusus untuk permohonan hak PVT Varietas Turunan Esensial) ? [ ] YA, lampirkan bukti persetujuannya. [ ] TIDAK (agar dilengkapi). 12. Apakah permohonan untuk varietas ini pernah diajukan di negara lain ? [ ] YA
[ ] TIDAK
Apabila YA, isi kolom di bawah ini. Apabila diperlukan keterangan tambahan, tulis pada lembar lain. Apabila TIDAK, lanjutkan mengisi nomor 14.
111
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
Diajukan ke Negara
Tanggal Permohonan
Nomor Permohonan
Status Saat ini
Nama Varietas
13. Apakah permohonan ini merupakan permohonan dengan hak Prioritas yang berkaitan dengan permohonan di luar negeri seperti di atas ? [ ] YA
[ ] TIDAK
14. Apakah varietas tersebut telah diperdagangkan di Indonesia atas persetujuan pemiliknya? [ ] YA
[ ] TIDAK
Apabila YA, sebutkan tanggal penjualan pertama kali: ............................... dengan nama: ............................................................................................ Apakah varietas tersebut telah diperdagangkan di luar negeri atas persetujuan pemiliknya ? YA [ ]
TIDAK [ ]
Apabila YA, di negara mana: ................................................................................ Tanggal penjualan pertama kali: .......................................................................... dengan nama: ...................................................................................................... Apabila TIDAK, lanjutkan mengisi nomor 15. 15. Sebutkan sifat-sifat atau kombinasi sifat-sifat yang membuat varietas ini berbeda dari “varietas pembanding yang paling mirip dan sudah umum diketahui” serta tetuanya/varietas asal. Sifat-sifat harus dapat didefinisikan secara tepat untuk menyusun suatu bukti yang memadai bahwa varietas tersebut memang berbeda. Sebutkan sifat-sifat penting yang membedakan varietas yang dimohonkan hak PVT dengan tetua/varietas asal dan varietas lainnya yang mirip. Lampirkan foto varietas yang menunjukkan sifat-sifat berbeda (unik) dari varietas yang dimohonkan hak PVT.
112
Lampiran
Nama Varietas 1. Tetua Betina 2. Tetua Jantan 3. Varietas “X” 4. Varietas “Y”
Contoh Sifat-sifat Yang Penampilan Sifat Berbeda Dengan Varietas yang Varietas Varietas dimohonkan hak PVT pembanding Pembanding Warna Daun Berbecak-becak Merata Tinggi Tanaman Tinggi Pendek Warna Bunga Merah Kuning Bentuk Tanaman Kompak Menyebar Tetua betina
Sifat-sifat Yang Berbeda Dengan Varietas Pembanding
Penampilan Sifat Varietas yang Varietas pembanding dimohonkan hak PVT
Tetua jantan. Bila tidak yakin, sebutkan kemungkinan tetua jantan dan salah satu sifatnya yang berbeda dari varietas yang dimohonkan hak PVT Sifat-sifat Yang Berbeda Dengan Penampilan Sifat Varietas Pembanding Varietas yang Varietas pembanding dimohonkan hak PVT
Varietas yang paling mirip Sifat-sifat Yang Berbeda Dengan Penampilan Sifat Varietas Pembanding Varietas yang Varietas pembanding dimohonkan hak PVT
113
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
Varietas lainnya Sifat-sifat Yang Berbeda Dengan Varietas Pembanding
Penampilan Sifat Varietas yang dimohonkan Varietas hak PVT pembanding
BAGIAN C: Informasi tentang Kegiatan Pemuliaan untuk Menghasilkan Varietas Baru 16. Proses Perakitan Varietas, Sistem Perbanyakan dan Metode seleksi (i) Proses perakitan varietas [ ] Persilangan buatan [ ] Seleksi galur dari populasi alami [ ] Transformasi genetik
[ ] Mutasi spontan [ ] Mutasi buatan [ ] Lainnya (jelaskan):
(ii) Sistem perbanyakan dari spesies (bila diketahui) [ ] Generatif menyerbuk sendiri [ ] Generatif sering menyerbuk sendiri [ ] Menyerbuk Silang
[ ] Apomiksis [ ] Vegetatif [ ] Lainnya (jelaskan):
(iii) Metode seleksi [ ] Massa [ ] Lini Murni [ ] Pedigree
[ ] Bulk [ ] Silang Balik [ ] Lainnya (jelaskan):
Apabila Saudara pilih persilangan buatan teruskan ke 17 a. Apabila tidak, teruskan ke 17 b. Apapun pilihan Saudara, pertanyaan 17 c harus dijawab. 17 a. Untuk persilangan buatan: Nama varietas/aksesi plasma nutfah dari tetua betina: ............................................... Pemulia dari tetua betina: ............................................................................................ Apakah tetua betina dilindungi oleh PVT di Indonesia ? YA [ ] TIDAK [ ] Apakah tetua betina dilindungi oleh PVT di negara lain ? YA [ ] TIDAK [ ] Apabila YA, untuk pendaftaran: (Negara) (No. Permohonan) (Tanggal terdaftar) ................................ .................................... ........................................ Nama varietas /aksesi plasma nutfah dari tetua jantan: ............................................... Pemulia dari tetua jantan: .............................................................................................
114
Lampiran
Apakah tetua jantan dilindungi oleh PVT di Indonesia ? YA [ ] TIDAK [ ] Apakah tetua jantan dilindungi oleh PVT di negara lain ? YA [ ] TIDAK [ ] Apabila YA, untuk pendaftaran: (Negara) (No. Permohonan) (Tanggal terdaftar) .............................. .................................... .................................. 17 b. Untuk yang bukan persilangan buatan: Nama varietas/aksesi plasma nutfah dari tetua: ........................................................... Pemulia dari tetua: ........................................................................................................ Apakah tetua dilindungi oleh PVT di Indonesia ? YA [ ] TIDAK [ ] Apakah tetua dilindungi oleh PVT di negara lain ? YA [ ] TIDAK [ ] Apabila YA, untuk pendaftaran: (Negara) (No. Permohonan) (Tanggal terdaftar) ................................. ...................................... ..................................... 17 c. Jawablah pertanyaan berikut terlepas dari proses perakitan varietas, sistem perbanyakan dan metode seleksi: Nama pemulia yang melakukan atau mengarahkan perakitan varietas ini: ...................................................................................................................................... .............................................................................................................................................................. ................................................................................................................ Metode seleksi utama yang digunakan untuk mengembangkan varietas ini: .............................................................................................................................................................. .............................................................................................................................................................. ......................................................................................... Kepemilikan, kota dan negara tempat dilakukannya pekerjaan pemuliaan: ....................................................................................................................................... .............................................................................................................................................................. ................................................................................................................ 18 a. Jelaskan prosedur pemuliaan yang digunakan untuk menghasilkan varietas baru ini. Sertakan informasi tentang kapan dan dimana kegiatan perakitan varietas yang pertama dilakukan. Sertakan juga banyaknya siklus seleksi, cara perbanyakan antar generasi, berapa generasi varietas ini sudah dipertahankan dalam keadaan seperti sekarang ini, adanya tipe simpang atau “offtype(s)” serta informasi lainnya yang ada hubungannya. Informasi ini akan membantu untuk menentukan apakah kegiatan pemulia dapat dianggap sebagai pemuliaan sesuai dengan UU. No. 29 Tahun 2000 tentang PVT. (Berikan rincian langkah-langkah mendasar secara kronologis). Apabila diperlukan keterangan lebih rinci berikan dalam lembaran tambahan. Naskah dan diagram juga diterima.
115
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
18 b. Apakah varietas ini dikembangkan dari materi genetik yang dikoleksi dari Indonesia atau negara lain ? Apabila: [ ] TIDAK, lanjutkan mengisi nomor 20. [ ] YA, berikan paspor data yang sesuai dengan permohonan ini. Dilampiri data: [ ] YA
[ ] TIDAK
1) Apakah materi genetik berupa: [ ] Varietas yang masih dibudidayakan atau varietas lama ? [ ] Varietas lokal (yang telah dibudidayakan oleh petani secara tradisional untuk keperluannya) ? [ ] Berasal dari tanaman liar ? [ ] Sediaan genetik khusus (misal: galur pemuliaan) ? 2) Apakah materi genetik terikat dengan Perjanjian Pengalihan Materi ? [ ] YA, lampirkan; [ ] TIDAK 3) Apakah materi genetik terikat dengan traktat internasional mengenai sumberdaya genetik tanaman untuk pangan dan pertanian (ITPGRFA)-FAO? [ ] YA, lampirkan; [ ] TIDAK 4) Apakah masih tersedia materi genetik untuk diikutsertakan dalam uji banding ? [ ] YA [ ] TIDAK
19. Apakah varietas ini merupakan hasil rekayasa genetik ? [ ] YA, berikan Surat Bukti Aman Hayati dan atau Aman Pangan dari Komisi Keamanan Hayati dan Keamanan Pangan Produk Rekayasa Genetik. Surat Keamanan Hayati: No.: ............................................. tanggal: ........................... Surat Keamanan Pangan: No.: ........................................... tanggal: ........................... [ ] TIDAK, lanjutkan mengisi nomor 20.
116
Lampiran
BAGIAN D: Informasi tentang Bank Gen dan Uji BUSS 20. Sebutkan nama dan alamat Bank Gen dimana bahan perbanyakan akan dilestarikan. Bank Gen adalah suatu tempat yang oleh PPVT dianggap sesuai untuk menyimpan dan melestarikan materi genetik dan dapat merupakan bagian dari kebun pemeliharaan yang disiapkan untuk mempertahankan tanaman sediaan (plant stock). Apabila pemohon akan menggunakan tempat Bank Gen di luar Indonesia, terlebih dahulu meminta izin kepada PPVT secara tertulis. Nama: ................................................................ Alamat: .............................................................. 21. Berilah tanda pada satu dari kotak berikut ini, berikan informasi yang sesuai. PPVT berwenang untuk menggunakan laporan uji BUSS dari luar negeri atau menyarankan kepada pemohon hak PVT untuk melakukan uji BUSS di Indonesia. [ ] Tempat uji banding di Indonesia dengan menyertakan varietas yang bersangkutan. Bila mungkin sertakan juga materi genetik/tetua dan varietas acuan. Varietas acuan terdiri dari: a. varietas yang dekat tingkat kekerabatannya; b. kelompok kesamaan karakter; c. varietas yang paling mirip. (tanggal yang ditetapkan harus merupakan waktu yang optimum bagi pemeriksa untuk memverifikasi perbedaan sifat yang dinyatakan dalam permohonan ini). Lokasi
Jumlah Tanaman
Stadia Tumbuh
Perkiraan Tanggal Dimulai
[ ] Bila pemohon akan menggunakan laporan uji BUSS dari luar negeri, sebutkan nama negara dimana uji dilakukan, kapan uji dilakukan, kapan data akan tersedia. (Pemohon bertanggung jawab untuk mendapatkan data uji langsung dari penguji. Penguji yang terkait berhak menyerahkan salinan laporan uji BUSS yang sudah disahkan kepada PPVT. Apabila data sudah tersedia, maka salinan laporan uji BUSS yang sudah disahkan agar dilampirkan bersama dengan permohonan ini. Apabila sudah lengkap, PPVT akan mengkaji data tersebut dan memutuskan menerima atau menolak laporan uji BUSS dari luar negeri).
117
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
Negara Penguji
Tanggal Uji
Perkiraan Tanggal Kapan Data Akan Tersedia
22. Penetapan waktu pemeriksaan yang pemohon inginkan setelah selesainya masa pengumuman. Tandai kotak yang tersedia. (Pemohon dapat menentukan waktu pemeriksaan. Untuk hal tersebut pemohon dapat berkonsultasi dengan Kantor PVT). [ ] SEGERA (paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja setelah tanggal Pembayaran). [ ] PEMOHON YANG MENENTUKAN WAKTU PEMERIKSAAN (perkiraan tanggal: ...................................................................................) [ ] PEMOHON TIDAK MEMBERIKAN INFORMASI (waktu ditentukan oleh PPVT berdasarkan kesesuaian munculnya sifat unik dari varietas yang dimohonkan hak PVT)
BAGIAN E: PEMBERIAN KUASA DAN PERNYATAAN 23. Saya (Kami) memberi kuasa kepada PPVT untuk tukar menukar informasi dan bahan tanaman yang berkaitan dengan varietas yang dimohonkan hak PVT, asalkan tidak merugikan hak saya (kami). (tanda tangan) ........................................................
24. Saya (Kami) setuju untuk memberikan bahan perbanyakan sebelum pemberian hak PVT apabila diperlukan untuk uji banding atau tujuan ilmiah, selama bahan tersebut tidak digunakan untuk maksud yang lain dan semua bahan yang berkaitan dengan varietas yang dimohonkan hak PVT akan dikembalikan apabila pengujian sudah selesai. (tanda tangan) .......................................................
118
Lampiran
25. Saya (Kami) mengajukan hak PVT untuk varietas yang disebutkan dalam permohonan ini. Saya/Kami : .................................................................. (nama lengkap) Dari
: ................................................................... (alamat)
menyatakan bahwa informasi yang diberikan dalam semua bagian dan lampiran dari permohonan ini adalah benar dan sesuai.
Meterai Ttd (Tanda tangan Pemohon atau Konsultan*)
Meterai Ttd (Tanda tangan a.n Pemohon Bersama) (apabila pemohon lebih dari satu orang)
Tanggal: Nama jelas:
Jabatan dalam Perusahaan: (apabila ada) Tanggal: Nama jelas: Jabatan dalam perusahaan: (apabila ada)
* Apabila konsultan menandatangani atas nama pemohon, maka formulir “Pemberian Kuasa Kepada Konsultan” harus ditanda-tangani oleh pemohon.
119
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
Lampiran 9. Contoh Formulir Deskripsi Varietas Baru
PERMOHONAN HAK PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DESKRIPSI VARIETAS BARU Kepada Yth.: Kepala Pusat Perlindungan Varietas Tanaman Kantor Pusat Deprtemen Pertanian, Gd. E, Lt. 3 Jl. Harsono RM No. 3, Ragunan, Jakarta Selatan (12550) Yang dimaksud dengan deskripsi varietas baru adalah rincian karakteristik tanaman dari varietas yang dimohonkan hak PVT yang meliputi sifat-sifat Kebaruan, Keunikan, Keseragaman dan Kestabilan (BUSS). Bukti sifat BUSS tersebut harus diserahkan dengan menggunakan formulir yang sudah ditetapkan oleh Kantor PVT, ditulis dalam program Microsoft Word dengan huruf Times New Roman, font 12. 1. Nomor permohonan hak PVT: 2. Nama varietas baru pada saat pertama kali didaftarkan dan sinonimnya bila ada (tulis dengan jelas) 3.
Nama botani: Apabila merupakan hibrida antar spesies, sebutkan kedua nama spesies tetuanya (tulis nama botani secara lengkap dan ilmiah ) ........................................... Genus
..................................... Spesies
..........................................
4. Nama Pemulia (apabila pemohon hak PVT bukan pemulia)
5. Cara perbanyakan varietas baru (beri tanda √ pada kotak yang sesuai): Generatif : Menyerbuk silang Sebagian menyerbuk silang (persentase ....... %) Menyerbuk sendiri Apomiksis Lainnya, jelaskan .................. Vegetatif : Kultur jaringan Stek Cangkok Lainnya, jelaskan ............ 6. Kondisi varietas baru (Beri tanda √ )
Kondisi varietas pembanding (Beri tanda √ )
(beri tanda pada kolom 'n/a' untuk varietas yang harus menjalani pemeriksaan karantina pasca masuk)
120
Lampiran
Bebas hama/penyakit Tidak bebas n/a Bebas virus Tidak bebas virus n/a Bebas cekaman Tidak bebas
Bebas hama/penyakit Tidak bebas Bebas virus Tidak bebas virus Bebas cekaman Tidak bebas
Penting: Apabila terlihat ada gejala serangan hama, penyakit atau cekaman lingkungan, berikan keterangan lengkap tentang hal itu serta pengaruhnya. PERNYATAAN PEMULIA / TENAGA AHLI Informasi karakteristik varietas yang dicantumkan dalam formulir ini maupun pada lampiran, diperoleh dari: a) percobaan ilmiah yang dikumpulkan dan dianalisa di bawah pengawasan saya dan benar-benar mewakili penampilan sifat-sifat dari varietas ini; dan atau b) dari laporan pengujian yang sah di luar negeri, yaitu di ................. Selanjutnya saya menyatakan bahwa varietas ini berbeda dengan varietas yang paling mirip yang sudah umum dikenal, serta memenuhi kriteria keseragaman dan kestabilan yang sesuai untuk perbanyakan dari varietas tersebut. Tertanda
Tempat, tanggal …………………….. ……………………………..
Perbedaan Perbedaan varietas dari aspek kebaruan dan keunikan harus didasarkan pada uji banding di lapang yang dilaksanakan di Indonesia. Dalam hal tertentu, perbedaan varietas dapat didasarkan pada laporan uji banding yang dilaksanakan di negara asal varietas tersebut. Dalam menyiapkan deskripsi yang didasarkan pada laporan uji banding di negara asal, sifat yang berbeda harus diamati di Indonesia dengan menggunakan varietas pembanding yang sesuai dengan kondisi Indonesia. Dalam menyusun Deskripsi Lengkap, pemohon harus menggunakan informasi yang diperoleh dari uji banding (uji BUSS) atau laporan uji banding di negara asal varietas tersebut. Deskripsi lengkap ini harus dibuat menurut format yang sudah ditentukan, diketik dengan Microsoft Word dengan huruf Times New Roman, font 12 dan diserahkan dalam bentuk naskah tercetak. Laporan asli harus ditandatangani dan dikirim ke Kantor Perlindungan Varietas Tanaman. Penulisan laporan uji banding harus diuraikan secara lengkap dan merupakan ringkasan menyeluruh dari sifat varietas, dengan disertai informasi yang cukup tentang asal-usul dan proses perakitan varietas, serta sifat-sifat pembeda yang disusun sesuai dengan formulir ini untuk melengkapi informasi dalam laporan ini. Pemohon dapat melampirkan publikasi ilmiah dan informasi yang terkait dengan deskripsi dari varietas yang dimohonkan hak PVT.
121
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
Deskripsi Lengkap Dalam penyusunan deskripsi lengkap, pemohon agar mengacu kepada petunjuk, contoh, serta format yang ada, selanjutnya serahkan Naskah Deskripsi ke Kantor Perlindungan Varietas Tanaman. Rincian Permohonan NAMA UMUM SPESIES: Genus: ....................................................
Spesies: ................................................................
Nama Varietas dan Sinonim (apabila ada): ..................................., ......................................... No. Permohonan hak PVT: ………………………………………………................................. Diterima tanggal: …………………………………………………………………………….... Pemohon Nama Alamat
: ....................................................................................................................... : .......................................................................................................................
Konsultan (bila menggunakan konsultan) Nama Alamat
: ........................................................................................................................ : ........................................................................................................................
Karakter •
• •
Deskripsi karakter dari varietas harus diuraikan berdasarkan urutan bagian tanaman sebagai berikut: Tanaman, Batang, Daun, Tandan bunga, Bunga, dan bagiannya, Buah dan bagiannya, Biji, Sifat lainnya (seperti: ketahanan terhadap hama atau penyakit, toleransi terhadap cekaman, kualitas, data DNA, dsb.). Untuk karakter yang merupakan bagian tanaman agar diurut sebagai berikut: habit, tinggi, panjang, lebar, ukuran, bentuk, warna (dapat mengacu bagan warna yang telah baku), dan lain-lain. Gunakan sistematika penulisan sifat yang ringkas, yaitu untuk setiap bagian tanaman diikuti oleh (:) dan karakter dipisahkan dengan (,).
Contoh 1. Sifat (Tabel No., Gambar No.) Tanaman: tipe tumbuh semak sempit, tinggi sedang, masak awal. Batang: tak ada anthocyanin, ruas buku (internodal) pendek. Daun: panjang, ramping, berbecak-becak, warna utama helai daun hijau (RHS 137A, 1986), warna tepi daun hijau kuning pucat (RHS 1A, 1986). Tandan bunga: corymbus (malai). Bunga: genjah, pedicel pendek, diameter kecil (rata-rata 12.5mm), helai bunga 5, warna petal ijau (RHS 12A, 1986), kelopak bunga 5, dsb.
122
Lampiran
Asal-usul dan Proses Perakitan Varietas • •
• • •
Jelaskan bagaimana proses perakitan varietas diperoleh: Persilangan buatan, seleksi galur pada populasi alami, transformasi genetik, mutasi spontan, mutasi buatan, introduksi, dan lain-lain. Sebutkan nama tetua dan karakter tetua yang dapat dibedakan dari varietas yang dimohonkan hak PVT. Apabila varietas tersebut merupakan hasil seleksi, sebutkan banyaknya siklus pemuliaan yang digunakan. Pastikan bahwa varietas yang dimohonkan hak PVT memiliki satu atau lebih sifat yang nyata berbeda (unik) dengan tetuanya. Uraikan dengan singkat proses dan metode seleksi yang digunakan dalam perakitan varietas ini. Sebutkan juga sistem perbanyakan yang digunakan dalam proses perakitan varietas yang dimohonkan hak PVT. Sertakan informasi lainnya yang berhubungan dengan proses perakitan varietas yang dimohonkan hak PVT. Sebutkan nama pemulia, tempat, dan kapan proses perakitan varietas dilakukan.
Contoh 2. Asal-usul dan Proses Perakitan Varietas Penyerbukan buatan: Tetua betina S90-502-1 x tetua jantan S90-1202-1. Tetua betina memiliki sifat berbunga awal, daun berwarna hijau tua merata dan mempunyai tipe tumbuh seperti semak yang padat. Tetua jantan berbunga lambat, daun berbecak-becak, dan mempunyai tipe tumbuh seperti semak yang sempit. Persilangan dilakukan di , pada . Pada berdasarkan waktu pembungaan, dari persilangan ini dipilih tanaman nomor S3736. Kriteria seleksi yang digunakan: daun berbecak-becak, tipe tumbuh seperti semak yang padat dan berbunga awal. Cara perbanyakan: sejumlah tanaman sediaan dewasa yang dihasilkan dari kultur jaringan tanaman induk ternyata seragam dan stabil. Varietas ini akan diperbanyak secara komersial melalui stek. Pemulia: , , . Nama pemulia : .......................... Nama kota (tempat) : .......................... Negara : .......................... Contoh 3. Asal-usul dan Proses Perakitan Varietas Introduksi dan seleksi: 5 siklus seleksi pada populasi <nomor aksesi> yang berasal dari dan diberikan kepada melalui suatu perjanjian pengalihan materi. Ketika ditanam, populasi <nomor aksesi > sangat beragam dan merupakan campuran antara tipe bertudung dan tidak bertudung, serta warna biji yang berbeda. Seleksi berulang yang dilakukan pada tipe bertudung, menghasilkan 7 (tujuh) galur (726.1 - 726.7). Evaluasi yang dilakukan pada 7 (tujuh) galur tersebut untuk potensi produksi benih dan potensi produksi hijauan pakan terpilih galur 726.2 yang seragam untuk dikembangkan menjadi varietas baru. Kriteria seleksi: vigor bibit, hasil bahan kering, bertudung seragam (tidak berbulu), warna biji (hitam). Cara perbanyakan: dengan biji. Pemulia: , , . Nama pemulia : .......................... Nama kota (tempat) : .......................... Negara : ..........................
123
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
Pemilihan Varietas Pembanding Mengingat identifikasi dan penentuan varietas yang paling mirip merupakan bagian yang paling menentukan dari pengujian ini, disarankan agar pemulia/pemohon melakukan penelitian lagi sebelum melakukan seleksi akhir. Pada bagian ini sebutkan alasan pemilihan varietas pembanding yang digunakan dalam uji banding. Tentukan pengelompokan sifat yang digunakan untuk memisahkan varietas dalam uji banding. Sertakan semua varietas yang tidak mungkin lagi dibedakan dari varietas yang dimohonkan hak PVT melalui deskripsi, foto, dll. Apabila varietas yang dimohonkan hak PVT belum dibedakan dari tetuanya, disyaratkan agar tetua dimasukkan dalam uji banding. Meskipun demikian, dapat dibebaskan dari persyaratan ini apabila tetua dapat dibedakan dari calon varietas dengan menggunakan pengelompokan sifat.
Contoh 4. Pemilihan Varietas Pembanding Pengelompokan sifat yang digunakan dalam mengidentifikasi varietas yang paling mirip, adalah: Batang: tidak terdapat warna anthocyanin; Daun: ada bercak-bercak; Bunga: warna kuning. Berdasarkan pengelompokan sifat tersebut, maka varietas pembanding berikut ini dimasukkan dalam pengujian: ‘Pembanding 1’, ‘Pembanding 2’, ‘Pembanding 3’, dst. Contoh 5. Pemilihan Varietas Pembanding Pengelompokan sifat yang digunakan dalam mengidentifikasi varietas yang paling mirip, adalah: Biji: warna. Berdasarkan pengelompokan sifat tersebut, maka varietas pembanding berikut ini dimasukkan dalam pengujian: ‘Pembanding 1’, ‘Pembanding 2’, ’Pembanding 3’, dst. Bahan asal dimana varietas tersebut diseleksi juga disertakan, dengan maksud untuk memberikan bukti pemuliaan. Contoh 6. Pemilihan Varietas Pembanding ‘Pembanding 1’ merupakan satu-satunya varietas lain yang ada pada saat pengajuan permohonan. Tidak teridentifikasi varietas lain yang umum diketahui.
Uji Banding • • •
• •
124
Daftar varietas atau bahan lain yang digunakan sebagai pembanding; Sebutkan tempat dan tanggal pengujian; Berikan rincian tentang metode perbanyakan, ukuran dan tipe pot/plot, media tumbuh, perlakuan yang diberikan (pestisida, zat kimia lainnya, dll.), penyinaran, pengairan, atau pengelolaan yang diperlukan untuk mengulang pengujian; Sebutkan desain percobaan yang digunakan, jumlah total sampel dalam pengujian dan karakter yang diamati; Sebutkan jumlah sampel yang diambil untuk setiap pengukuran/pengamatan. Sebutkan juga bagaimana cara pengambilan sampel dan metode apa yang digunakan.
Lampiran
Contoh 7. Uji Banding Lokasi: Margahayu, Lembang, (Garis lintang ……, Garis Bujur ......, Tinggi tempat ….m), kemarau 1997. Varietas: 1 (satu) varietas yang dimohonkan hak PVT dan 5 (lima) varietas pembanding (pembanding 1, ..................., pembanding 5) Rancangan percobaan: masing-masing varietas ditanam di dalam 15 pot yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap. Pengukuran dilakukan terhadap warna buah dengan sampel 5 tanaman (5 pot) yang ditentukan secara acak. Kondisi: pengujian dilakukan di rumah plastik, tanaman diperbanyak dengan Stek, yang berakar ditanam di pot yang berisi bahan campuran arang sekam tanah dan kompos, dipupuk dengan 10 gram NPK/pot Pengendalian hama dan penyakit dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
Permohonan dan Penjualan Sebelumnya Sebutkan permohonan sebelumnya di negara lain dengan mencantumkan Nama Negara, Tahun Pendaftaran, Status dan Nama yang diajukan sesuai dengan format berikut. Sebutkan juga tanggal dan negara dari penjualan pertama serta tanggal penjualan pertama di Indonesia. Contoh 8. Permohonan dan Penjualan Sebelumnya Negara Tahun Status saat ini Jerman 1994 Diberi hak PVT Denmark 1994 Dalam proses
Nama yg diajukan ‘Varietas’ ‘arietas’
Pertama kali dijual di Jerman pada Juli 1994. Pertama kali di Indonesia: belum.
Nama penyusun deskripsi: Nama dan alamat penyusun deskripsi. Deskripsi disusun oleh Pemulianya. Merupakan tanggung jawab pemulia yang bersangkutan atas kebenaran rincian deskripsi. Nama Alamat
: ....................................................................................................................... : .......................................................................................................................
Deskripsi Varietas yang dimohonkan hak PVT Sebutkan secara sistematis sifat-sifat unik yang terdapat pada varietas yang dimohonkan hak PVT. Contoh 9. Deskripsi Varietas yang dimohonkan hak PVT Tanaman: semak sempit Batang:pada pangkal batang terdapat anthocyanin dengan internodal pendek Daun: sempit berbercak-bercak ungu merata Bunga dan bagiannya: berbunga awal dengan tandan bunga bergerombol, daun mahkota 7-10 helai Buah dan bagiannya: daging buah berwarna ungu, berserat dan berair Biji: kecil berbintik hitam pada hylum Sifat lainnya: tahan hama penggerek batang, Dan lain-lain
125
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
Tabel Perbandingan, dalam penyusunannya perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a)
Pada tabel data hasil uji BUSS, sifat varietas yang dimohonkan hak PVT selalu dicantumkan pada kolom sebelah kiri dari data sifat varietas pembanding. Susun sifat-sifat secara berurutan. Gunakan urutan sifat: Tanaman, Batang, Daun, Tandan bunga, Bunga, Bagian dari bunga, Buah, Bagian dari buah, Biji, sifat khusus, dst. Untuk sifat yang diukur, cantumkan: Rata-rata, Simpangan Baku, Least Significant Difference (LSD)* pada taraf P ≤ 0.01. Apabila menyatakan perbedaan nyata, berikan taraf beda nyata seperti: P ≤0.01, atau NS jika tidak ada perbedaan. Untuk sifat yang jelas bedanya jangan menggunakan skor. Sebutkan dengan kata-kata, misalnya: bulat. Untuk sifat yang diranking berikan nomornya, jangan menggunakan analisa statistik “normal” tetapi lebih baik gunakan non-parametrik.
b) c) d) e) f) g)
Contoh 10. Tabel nn < Sifat > <Species> Sifat Yang Diukur (kualitatif)
(misalnya: Jenis kelamin tanaman seperti jantan berumah dua, dll.) Varietas yang Varietas Pembanding Dimohonkan hak PVT Pembanding I Pembanding II Pembanding II
Sifat Yang Diukur (kuantitatif)
(misalnya : Tinggi Tanaman, Panjang Daun, dll.) Varietas yang Varietas Pembanding Dimohonkan hak PVT Pembanding Pembanding Pembanding II I II <XX> <XX> <XX> XX
Angka Pengukuran Standar Deviasi Beda Nyata LSD
Sifat Yang Diukur (Pseudo kualitatif) -
126
Bentuk buah
XX XX
<XX> P ≤0.01
<XX> <XX>
<XX> <XX>
SIFAT YANG JELAS BEDANYA (misalnya: Bentuk Buah berdasarkan RHS, 1995 Varietas yang Varietas Pembanding Dimohonkan hak PVT Pembanding I Pembanding II Pembanding II <deskripsi>
<deskripsi>
<deskripsi>
<deskripsi>
Lampiran
Sifat Yang Diukur (kuantitatif) -
Tinggi tanaman
SIFAT YANG JELAS DAN DINILAI DENGAN SKALA (1 = rendah, 3 = …, 5 = ……,7 = ….., 9 = tinggi) Varietas yang Varietas Pembanding Dimohonkan hak Pembanding I Pembanding II Pembanding II PVT
Catatan: Bila diperlukan, lampirkan foto berwarna yang dicetak di atas kertas dof. Foto harus menggambarkan dengan jelas sifat-sifat varietas yang dimohonkan hak PVT dengan varietas pembanding. Uraikan dengan singkat subjek dari gambar dan beri tanda yang jelas antara varietas yang dimohonkan hak PVT dengan varietas pembanding.
127
128 Keseragaman: Spesies Bersari Bebas
Sifat
Varians varietas yang dimohonkan hak PVT
Varians varietas pembanding
Varians varietas pembanding
Varians varietas pembanding
Varians varietas pembanding
Varians varietas pembanding
Varians varietas pembanding
Varians gabungan varietas pembanding
Rasio varians varietas yang dimohonkan hak PVT/ Varians gabungan
Varians yang dilaporkan sebagai bukti keseragaman: Cantumkan varians morfologi dari setiap sifat kuantitatif yang menjadi pembeda antara varietas yang dimohonkan hak PVT dengan varians dari semua varietas pembanding. Hitung varians gabungan dari varietas pembanding dengan cara merata-ratakan semua varians dari varietas pembanding. Hitung rasio antara varians varietas yang dimohonkan hak PVT dengan varians gabungan dari varietas pembanding .
No Permohonan: Nama Varietas:
Lampiran
Nama Varietas: No Permohonan: Keseragaman (Untuk spesies yang diperbanyak secara vegetatif, menyerbuk sendiri, dan fakultatif menyerbuk sendiri, yang dinyatakan oleh jumlah tanaman tipe simpang (off-types)) Jumlah tanaman tipe simpang dalam populasi varietas yang dimohonkan hak PVT: Sifat -
Warna daun Bentuk gabah Daun bendera dll.
Normal 1420
Jumlah Tanaman Tipe Simpang 30
Tidak Normal 50
129
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
Nama Varietas: No Permohonan: Stabilitas Tanaman varietas yang dimohonkan hak PVT yang dihasilkan dari sekurang-kurangnya dua generasi harus memiliki kemiripan untuk setiap sifat yang digunakan sebagai pembeda dengan varietas pembanding, sehingga tidak dapat dinyatakan berbeda. Yang dimaksud dengan ”keadaan” adalah keadaan penampilan sifat yang jelas berbeda untuk sifat yang jelas berbeda, kolom 4 dan 5 tidak perlu diisi
Sifat
Rata-rata atau Keadaan untuk Generasi 1
Rata-rata atau Keadaan untuk Generasi 2
1
2
3
130
Perbedaan Antar Rata-rata 4
LSD (P = 0.01) (hanya untuk karakter yang diukur). 5
Tulis S = Sama atau B = Berbeda 6
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
Lampiran 10. Contoh Formulir Pendaftaran Varietas Lokal
DIISI OLEH PETUGAS PPVT
Kepada Yth.: Kepala Pusat Perlindungan Varietas Tanaman di Jakarta
Tanggal penerimaan pendaftaran: ............................................................. Nomor: ..............................................................
Formulir ini harus dilengkapi oleh pendaftar. Didalamnya terdapat 2 (dua) kelompok pertanyaan yang perlu dijawab oleh pendaftar. Pengisian formulir diketik dengan menggunakan huruf Times New Roman Font 12. Formulir ini dilengkapi dengan “PEDOMAN PENGISIAN FORMULIR PENDAFTARAN VARIETAS TANAMAN (Varietas Lokal atau Varietas Hasil Pemuliaan)”. Apabila diperlukan keterangan lebih lanjut, pendaftar dapat menghubungi Pusat Perlindungan Varietas Tanaman. Lampirkan gambar dan/atau foto yang disebut dalam deskripsi di atas kertas dof, yang diperlukan untuk memperjelas deskripsinya.
1.
Nama Genus, Spesies, dan Author(s)
2.
Nama umum
3.
Nama lokal
BAGIAN A: Informasi Umum : Pengisian pada formulir Pendaftaran Varietas Tanaman harus mencantumkan nama genus, spesies dan author(s)/penemu spesies secara benar. Contoh: Oryza sativa L. : Setiap pendaftaran harus mencantumkan nama umum spesies yang bersangkutan dalam bahasa Indonesia. Apabila belum terdapat nama umum dalam bahasa Indonesia untuk suatu spesies dari Varietas Lokal yang akan didaftar, dapat menggunakan nama umum yang paling populer di daerah penyebaran Varietas Lokal yang bersangkutan. Misalnya: Matoa (Pometia spp.) sejenis tanaman buah yang ada di Papua. : Nama lokal adalah nama varietas yang akan didaftarkan dan sudah dikenal secara luas oleh masyarakat tempat dilaksanakannya pendataan. Untuk varietas yang tersebar di beberapa daerah, mungkin terdapat lebih dari satu nama lokal, tetapi gunakanlah nama lokal yang paling umum dan banyak dikenal oleh masyarakat. Misalnya: Benalu (Henslowia frutescens Champ). - Sumatera: Dalu-dalu, Mendalu; - Jawa Barat: Mangandeuh; - Jawa Tengah: Kemladehan; - Indonesia: Benalu.
131
Lampiran
4.
Nama varietas a. Nama pertama b. Nama kedua c. Nama ketiga
: : :
Lokasi Pendataan: - Desa/Kelurahan - Kecamatan - Kabupaten/Kota - Propinsi
: : : :
6.
Berkembang/dikenal sejak tahun (jika diketahui)
:
7.
Sebaran geografis
:
5.
132
Untuk mempercepat proses pendaftaran, Bupati/Walikota atau Gubernur dapat memberikan 3 (tiga) alternatif nama varietas. Apabila nama pertama tidak memenuhi persyaratan, Pusat PVT akan menggunakan nama kedua, dan apabila nama kedua juga tidak memenuhi persyaratan, maka Pusat PVT akan menggunakan nama ketiga. Contoh 3 (tiga) alternatif nama varietas untuk suatu tanaman hias (mawar), sebagai berikut: a. Nama pertama : Jelita Lembayung; b. Nama kedua : Cantik Lembayung; c. Nama ketiga : Molek Lembayung. Lokasi pendataan adalah informasi tentang lokasi tumbuhnya tanaman yang digunakan dalam rangka penyusunan deskripsi varietas yang akan didaftar. Rincian informasi lokasi dimulai dari Desa/Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/Kota, sampai Propinsi. Contoh: Lokasi pendataan Durian Sitokong, pohon induknya berlokasi di: Kelurahan : Ragunan Kecamatan : Pasar Minggu Kota : Jakarta Selatan Propinsi : DKI Jakarta Apabila diketahui, sebutkan sejak kapan Varietas Lokal yang akan didaftarkan tersebut telah berkembang/dikenal oleh masyarakat setempat. Contoh: Belimbing varietas Dewa Baru yang pohon induknya berada di Jakarta Selatan telah dikenal dan dikembangkan oleh para penangkar benih sejak tahun 1980-an. Apabila tidak diketahui, maka kolom ini tidak perlu diisi. Sebaran geografis suatu Varietas Lokal adalah daerah asal atau tempat pertama kali suatu Varietas Lokal ditemukan dan masyarakat setempat merasa memiliki serta membudidayakan Varietas Lokal tersebut secara turun temurun. Dalam menyebutkan sebaran geografis suatu Varietas Lokal yang terdapat di suatu kabupaten/kota, dimulai dari wilayah administratif kecamatan, sedangkan untuk Varietas Lokal yang sebaran geografisnya meliputi beberapa kabupaten/kota tetapi ada di dalam satu propinsi, maka dalam penyebutannya dimulai dari wilayah administratif kabupaten/kota. Apabila dimungkinkan, sebutkan luas penyebaran (untuk tanaman semusim) dan/atau populasi tanaman (untuk tanaman tahunan).
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
8.
Pendeskripsi varietas (nama dan asal instansi)
9.
Pendaftar (nama, jabatan, dan asal instansi)
:
:
Contoh : Padi Lokal Varietas Pandanwangi dari Kabupaten Cianjur. Sebaran Geografisnya ada di 6 (enam) kecamatan, yaitu: Kecamatan Warung Kondang, Cianjur, Cilaku, Cibeber, Cugenang, Sukaresmi, dengan rata-rata luas penyebaran 6.744 ha/tahun. Penyusun deskripsi varietas adalah seseorang atau sekelompok orang yang telah memiliki pengetahuan, kemampuan dan keterampilan serta ditunjuk oleh Bupati/Walikota atau Gubernur untuk menentukan sebaran geografis, ciri-ciri morfologi dan sifat-sifat penting lainnya dari varietas yang akan didaftar. Cantumkan nama dan lembaga/institusi tempat bekerja. Yang dimaksud dengan Pendaftar adalah Bupati/Walikota, atau Gubernur, atau seseorang yang ditunjuk oleh Bupati/Walikota atau Gubernur untuk mengajukan pendaftaran Varietas Lokal sesuai dengan sebaran geografis dari varietas lokal yang bersangkutan. Pendaftar dapat merupakan salah seorang yang melakukan penyusunan deskripsi Varietas Lokal yang akan didaftar, tetapi dapat juga bukan. Seseorang yang bertindak sebagai Pendaftar harus mencantumkan nama, jabatan dan lembaga/institusi tempat bekerja.
Bagian B: Informasi Teknis *) *) Diisi sesuai dengan Pedoman Pengisian Formulir untuk masing-masing jenis/spesies tanaman yang akan didaftarkan. Angka 1. Tanaman Data dan informasi mengenai tanaman, antara lain meliputi: Tipe tumbuh (tegak, semi tegak, rebah, dan lainlain.), kebiasaan tumbuh (semak, menjalar, dan lain-lain.), tipe lingkungan tumbuh (lahan darat, lahan rawa, lahan sawah, dan lain-lain.), tinggi tanaman (cm atau m), bentuk tanaman, percabangan, kerapatan kanopi, umur tanaman, dan lain-lain. Angka 2. Batang Data dan informasi mengenai batang, antara lain meliputi: Bentuk batang, panjang batang (cm atau m), diameter/lingkar batang (cm), jumlah ruas buku (internoda), warna batang, dan lain-lain. Angka 3. Daun Data dan informasi mengenai daun, antara lain meliputi: Panjang daun, panjang tangkai daun, lebar daun, rasio panjang/lebar daun, ukuran daun, bentuk daun, keadaan permukaan daun, warna daun, dan lain-lain. Angka 4. Bunga Data dan informasi mengenai bunga, antara lain meliputi: Ukuran bunga, panjang tangkai bunga, jumlah bunga pertanaman, warna mahkota, warna kelopak, warna putik, dan lain-lain.
133
Lampiran
Angka 5. Buah Data dan informasi mengenai buah, antara lain meliputi: Bentuk buah, ukuran buah, warna buah muda, warna buah tua/matang, aroma buah matang, tekstur permukaan buah, ketebalan daging buah, warna daging buah, tebal kulit buah, kandungan nutrisi, dan lain-lain. Angka 6. Biji Data dan informasi mengenai biji, antara lain meliputi: Bentuk biji, ukuran biji (panjang dan/atau lebar), warna biji, dan lain-lain. Angka 7. Sifat-sifat khusus Sifat-sifat khusus merupakan sifat-sifat tertentu yang dimiliki oleh varietas tanaman yang akan didaftar, seperti: kadar amilose, kadar protein, kadar gula, kadar minyak, ketahanan terhadap hama dan/atau penyakit tanaman, ketahanan terhadap cekaman biotik dan/atau abiotik, dan lain-lain.
bulan-tahun
Tempat, tanggal(Meterai) Nama
134
Lampiran
Lampiran 11. Contoh Formulir Pendaftaran Varietas Hasil Pemuliaan
Kepada Yth.: Kepala Pusat Perlindungan Varietas Tanaman di Jakarta
DIISI OLEH PETUGAS PPVT Tanggal Pendaftaran: ........................................................ Nomor: ........................................................
Formulir ini harus dilengkapi oleh pendaftar. Didalamnya terdapat 2 (dua) kelompok pertanyaan yang perlu dijawab oleh pendaftar. Pengisian formulir diketik dengan menggunakan huruf Times New Roman Font 12. Formulir ini dilengkapi dengan “PEDOMAN PENGISIAN FORMULIR PENDAFTARAN VARIETAS TANAMAN (Varietas Lokal atau Varietas Hasil Pemuliaan)”. Apabila diperlukan keterangan lebih lanjut, pendaftar dapat menghubungi Pusat Perlindungan Varietas Tanaman. Lampirkan gambar dan/atau foto yang disebut dalam deskripsi di atas kertas dof, yang diperlukan untuk memperjelas deskripsinya.
1.
2.
BAGIAN A: Informasi Umum Nama Genus, Spesies, dan Author(s) : Pengisian pada formulir Pendaftaran Varietas Tanaman harus mencantumkan nama genus, spesies dan author(s)/penemu spesies secara benar. Untuk Varietas Hasil Pemuliaan yang merupakan hasil persilangan antara dua spesies, gunakan kata hibrida setelah nama genus. Contoh: Glycine max (L.) Merrill Nama umum : Setiap permohonan harus mencantumkan nama umum spesies yang bersangkutan dalam bahasa Indonesia. Apabila belum terdapat nama umum dalam bahasa Indonesia untuk suatu spesies dari varietas hasil pemuliaan yang akan didaftar, dapat menggunakan nama umum yang paling populer. Misalnya: Kembang Wungu (Pharbitis nil (L) Choisy), sejenis tanaman obatobatan berbentuk perdu yang berkhasiat sebagai anti radang dan populer di Jawa).
135
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
3.
Nama/Nomor aksesi
:
4.
Nama varietas a. Nama pertama b. Nama kedua c. Nama ketiga
: : :
5.
Silsilah atau asal usul
:
6.
Metode pemuliaan
:
136
Nama/nomor aksesi merupakan kode yang diberikan oleh pemulia atau institusi penyelenggara pemuliaan tanaman terhadap galur-galur hasil persilangan yang belum diberi nama. Contoh: Pada tahun 2005 suatu perusahaan benih melakukan persilangan tanaman jagung. Dari hasil persilangan diperoleh 100 galur. Ke-100 galur tersebut diberi kode dengan nomor J.2005.001 s.d J.2005.100. Dari ke-100 galur terpilih satu galur yang menunjukkan potensi untuk dipelihara dan akan didaftarkan, yaitu nomor J.2005.099. Untuk mempercepat proses pendaftaran, pemilik Varietas Hasil Pemuliaan dapat memberikan 3 (tiga) alternatif nama varietas. Apabila nama pertama tidak memenuhi persyaratan, Pusat PVT akan menggunakan nama kedua, dan apabila nama kedua juga tidak memenuhi persyaratan, maka Pusat PVT akan menggunakan nama ketiga. Contoh 3 (tiga) alternatif nama varietas untuk suatu tanaman buah (melon), sebagai berikut: a. Nama pertama : Maroni b. Nama kedua : Aladipa c. Nama ketiga : Kasandra Gunakan lembar tambahan Uraikan secara ringkas tentang silsilah atau asal usul yang memberi gambaran tentang tetua persilangan pembentuk varietas yang akan didaftar. Gunakan lembar tambahan Jelaskan secara ringkas tentang metoda pemuliaan yang digunakan untuk menghasilkan varietas yang akan didaftar, yang meliputi: (a) proses perakitan varietas, (b) sistem perbanyakan dari spesies, (c) metode seleksi, (d) lainnya yang dianggap perlu. (a) proses perakitan varietas terdiri dari: persilangan buatan, seleksi galur pada populasi alami, transformasi genetik, mutasi spontan, mutasi buatan, introduksi, lainnya (jelaskan).
Lampiran
7.
Waktu dan tempat dilaksanakannya kegiatan pemuliaan
:
8.
Nama pemulia, kewarganegaraan, dan alamat
:
(b) sistem perbanyakan dari spesies terdiri dari: generatif menyerbuk sendiri: generatif sering menyerbuk sendiri, menyerbuk silang, apomiksis, vegetatif, atau lainnya (jelaskan). (c) metode seleksi yang digunakan dalam perakitan varietas ini: massa, lini murni, pedigree, bulk, silang balik, atau lainnya (jelaskan). (d) yang perlu diuraikan pada bagian ini, misalnya: varietas yang didaftar merupakan hasil seleksi, maka sebutkan banyaknya siklus pemuliaan yang digunakan, cara perbanyakan antar generasi, berapa generasi varietas ini sudah dipertahankan dalam keadaan seperti sekarang ini, serta informasi lainnya yang ada hubungannya. Sebutkan waktu (mulai s.d selesai) dan tempat dimana kegiatan pemuliaan dari varietas yang akan didaftar dilakukan. Apabila kegiatan pemuliaan dilakukan di beberapa tempat, sebutkan secara rinci tahapan pelaksanaan pada setiap lokasi. Contoh: - Maret 2001 s.d Nopember 2001, persilangan di lakukan di Pangalengan, Kabupaten Bandung; - Januari 2002 s.d September 2003, Pedigree dilaksanakan di Desa Margahayu, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Pemulia tanaman adalah orang yang melaksanakan pemuliaan tanaman. Dalam kegiatan pemuliaan tanaman, pemulia dapat bekerja sendiri, atau bersama-sama dengan orang lain, atau bekerja dalam rangka pesanan atau perjanjian kerja sama dengan perorangan atau suatu lembaga/institusi. Jika Pendaftar bukan pemulia tanaman dari varietas yang didaftarkan, maka nama, kewarganegaraan, dan alamat pemulia harus dicantumkan. Jika pemulianya lebih dari satu orang, sebutkan masing-masing secara lengkap nama, kewarganegaraan, dan alamat pemulianya.
137
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
9.
Pendeskripsi varietas
:
10.
Pemilik varietas
:
11.
Cara pengalihan kepemilikan varietas
:
12.
Pendaftar (nama dan jabatan)
:
138
Contoh: 1. Nama pemulia : Delima Putri Kewarganegaraan : Indonesia Alamat : PT. Bibit Bernama Indonesia Jl. MT Haryono No. 3, Ragunan, Jakarta Selatan 2. Nama pemulia : Purnama Bintang Kerwarganegaraan : Indonesia Alamat : PT. Bibit Bernama Indonesia Jl. MT Haryono No. 3, Ragunan, Jakarta Selatan 3. dst. Jika pemulianya tidak mengatas-namakan suatu lembaga/institusi, maka alamat yang digunakan adalah alamat rumah dari pemulia yang bersangkutan. Penyusun deskripsi varietas adalah pemulia yang melakukan kegiatan perakitan varietas yang akan didaftar; atau seseorang atau sekelompok orang yang telah memiliki pengetahuan, kemampuan dan keterampilan serta ditunjuk oleh pemulia tanaman atau pemilik varietas yang bersangkutan untuk menjelaskan tentang asalusul atau silsilah, metode pemuliaan, ciri-ciri morfologi dan sifat-sifat penting lainnya dari varietas yang akan didaftar. Cantumkan nama dan lembaga/institusi tempat bekerja. Pemilik Varietas Hasil Pemuliaan adalah perorangan atau lembaga/institusi yang mempunyai hak penuh terhadap varietas yang akan didaftar. Apabila pemilik Varietas Hasil Pemuliaan adalah perorangan, sebutkan nama, kewarganegaraan, dan alamat. Sedangkan apabila pemilik Varietas Hasil Pemuliaan adalah suatu lembaga/institusi, sebutkan nama dan alamat lembaga/institusi secara lengkap. Bila dialihkan, lampirkan buktinya Kepemilikan suatu varietas tanaman dapat diperoleh melalui: kegiatan pemuliaan tanaman, pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian dalam bentuk akta notaris, atau sebab lain yang dibenarkan Undang-undang. Jelaskan dan lampirkan dokumen kepemilikan varietas yang akan didaftar. Pendaftar adalah seorang pemulia atau pemilik dari varietas yang akan didaftar.
Lampiran
Apabila Pendaftar bukan pemulia atau pemilik dari varietas yang akan didaftar, tetapi mengatas-namakan orang atau lembaga/institusi, maka sebutkan jabatan serta bukti surat penunjukan. Apabila suatu lembaga/institusi yang mempekerjakan pemulia akan mengajukan pendaftaran varietas tanaman, maka surat penugasan kepada pemulia dari varietas yang akan didaftar agar dilampirkan. BAGIAN B: Informasi Teknis *) *) Diisi sesuai dengan Pedoman Pengisian Formulir untuk masing-masing jenis/spesies tanaman yang akan didaftarkan. Angka 1. Tanaman Data dan informasi mengenai tanaman, antara lain meliputi: Tipe tumbuh (tegak, semi tegak, rebah, dan lainlain.), kebiasaan tumbuh (semak, menjalar, dan lain-lain.), tipe lingkungan tumbuh (lahan darat, lahan rawa, lahan sawah, dan lain-lain.), tinggi tanaman (cm atau m), bentuk tanaman, percabangan, kerapatan kanopi, umur tanaman, dan lain-lain. Angka 2. Batang Data dan informasi mengenai batang, antara lain meliputi: Bentuk batang, panjang batang (cm atau m), diameter/lingkar batang (cm), jumlah ruas buku (internoda), warna batang, dan lain-lain. Angka 3. Daun Data dan informasi mengenai daun, antara lain meliputi: Panjang daun, panjang tangkai daun, lebar daun, rasio panjang/lebar daun, ukuran daun, bentuk daun, keadaan permukaan daun, warna daun, dan lain-lain. Angka 4. Bunga Data dan informasi mengenai bunga, antara lain meliputi: Ukuran bunga, panjang tangkai bunga, jumlah bunga pertanaman, warna mahkota, warna kelopak, warna putik, dan lain-lain. Angka 5. Buah Data dan informasi mengenai buah, antara lain meliputi: Bentuk buah, ukuran buah, warna buah muda, warna buah tua/matang, aroma buah matang, tekstur permukaan buah, ketebalan daging buah, warna daging buah, tebal kulit buah, kandungan nutrisi, dan lain-lain. Angka 6. Biji Data dan informasi mengenai biji, antara lain meliputi: Bentuk biji, ukuran biji (panjang dan/atau lebar), warna biji, dan lain-lain. Angka 7. Sifat-sifat khusus Sifat-sifat khusus merupakan sifat-sifat tertentu yang dimiliki oleh varietas tanaman yang akan didaftar, seperti: kadar amilose, kadar protein, kadar gula, kadar minyak, ketahanan terhadap hama dan/atau penyakit tanaman, ketahanan terhadap cekaman biotik dan/atau abiotik, dan lain-lain.
Tempat, tanggal-bulan-tahun (Meterai) Nama
139
Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademik IPB
Lampiran 12.
No. 1. 2. 3. 4.
Biaya Pengelolaan Hak PVT (Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 443/Kpts/KU.330/7/2004)
Jenis Biaya Permohonan Pendaftaran Hak PVT Biaya Pencatatan Pengalihan Hak PVT a. Biaya Pencatatan Perjanjian Lisensi b. Biaya Pencatatan Perjanjian Lisensi Wajib a. Biaya Tahunan b. Biaya Petikan Daftar Umum PVT c. Biaya Salinan Sertifikat PVT d. Biaya Salinan Dokumen PVT e. Permohonan Surat Bukti Hak Prioritas f. Perbaikan/PerubahanPermohonan Hak PVT g. Permohonan Banding h. Pendaftaran Konsultan PVT
Satuan Varietas Varietas Perjanjian Lisensi Perjanjian Lisensi Wajib Varietas/tahun Varietas Varietas Lembar Varietas Varietas Varietas Konsultan
Tarif (Rp.) 150.000,150.000,1.000.000,1.000.000,1.500.000,60.000,60.000,5.000,75.000,100.000,3.000.000,5.000.000,-
Selain tarif seperti disebutkan di atas, pemohon berkewajiban menanggung segala biaya yang berhubungan dengan pemeriksaan substantif yang besar dan bentuknya disesuaikan dengan kebutuhan pelaksanaan pemeriksaan substantif dengan mempertimbangkan jenis tanaman yang akan diperiksa dan dituangkan dalam perjanjian antara pemohon dengan pelaksana pemeriksaan substantif.
140