Panduan Paten Bagi Peneliti LIPI
BAB IV PANDUAN PATEN BAGI PENELITI LIPI
I.
CARA MENGAJUKAN PATEN DI LIPI
Paten atas suatu invensi diperoleh dengan terlebih dahulu mengajukan permohonan kepada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, Departemen Kehakiman dan HAM. Permohonan dapat diajukan oleh inventor atau pemohon lain atau dapat juga oleh kuasanya. Permintaan paten atas temuan karyawan LIPI atau hasil kegiatan yang dilakukan di LIPI, harus diajukan secara tertulis dan harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan Ditjen HKI. Permintaan tersebut diajukan melalui kuasa yang ditunjuk oleh LIPI.
Pusat Inovasi Selaku Kuasa LIPI Mendaftarkan Paten Sesuai dengan SK Kepala LIPI No 1151/M/2001 tanggal 5 Juni 2001 tentang Susunan Organisasi dan Tatakerja LIPI, dan Surat Kuasa No 5675/K/HK/2001 tanggal 21 Oktober 2001 tentang Surat Kuasa untuk Pengelolaan HKI LIPI. Pusat Inovasi telah ditetapkan sebagai kuasa LIPI dalam hal pendaftaran paten di lingkungan LIPI. Selain itu, Pusat Inovasi juga diberi tanggung jawab untuk mengelola dan memanfaatkan kekayaan intelektual LIPI. Seluruh biaya yang timbul untuk pengurusan HKI LIPI ditanggung oleh anggaran LIPI. Prosedur permintaan paten melalui Pusat Inovasi selaku kuasa yang ditunjuk oleh LIPI adalah sebagaimana terlihat pada gambar 4. 1. Inventor/peneliti melaporkan invensinya kepada Eselon II (Kepala Pusat) atau Ka UPT/Loka) dimana peneliti bekerja. 2. Eselon II / Ka UPT yang bersangkutan mengajukan surat permohonan secara tertulis kepada Kepala Pusat Inovasi LIPI, dengan tembusan kepada Kepala LIPI dan Deputi Bidang yang terkait (lampiran 1) . 3. Permintaan pendaftaran (pengajuan) Paten harus melengkapi persyaratan: a) Surat permintaan untuk memperoleh paten yang berbentuk formulir (lampiran A)blankonya didapat dari kantor paten. Isian formulir ini disiapkan oleh Pusat Inovasi LIPI setelah draft paten selesai disusun. Adapun informasi yang harus diisi adalah: tanggal, bulan dan tahun surat permintaan;
33
Panduan Paten Bagi Peneliti LIPI
Peneliti dan atau/ Tim Peneliti
Melaporkan invensi
Kepala Pusat / PUSLIT/ UPT
Mengajukan permintaan pemrosesan paten
Penanggung Jawab HKI Pusat/ PUSLIT/ UPT
Tim Gabungan Penyusunan Aplikasi Paten
Menugaskan Membentuk
Kepala LIPI
Kepala Pusat Inovasi
Menugaskan
Tim Identifikasi HKI
Melaporkan
Menerbitkan Surat Kuasa
Tim Registrasi HKI
Menyerahkan Aplikasi Paten
Mendaftarkan
Direktorat Paten Ditjen HKI
Gambar 4. Prosedur pengajuan permohonan paten di lingkungan LIPI
34
Panduan Paten Bagi Peneliti LIPI
nama lengkap dan alamat jelas (peneliti/orang) yang mengajukan permintan paten; nama lengkap dan kewarganegaraan inventor; nama lengkap dan alamat kuasa jika permintaan paten diajukan melalui Konsultan Paten; judul invensi; dan jenis paten yang diminta.
b) Uraian tentang permohonan (draft paten) yakni penulisan secara lengkap dan jelas dari suatu invensi sehingga dapat dimengerti oleh seorang yang ahli di bidangnya, mencakup :
judul invensi, yang dinyatakan secara singkat dan jelas serta menunjukkan bidang teknik, sesuai dengan judul dalam surat permintaan. bidang teknik temuan, merupakan penegasan dari bidang invensi. latar belakang invensi, yang menjelaskan mengenai prior art dan kelemahannya. ringkasan invensi, menjelaskan secara umum, keistimewaan invensi, keuntungan invensi, klaim. uraian singkat gambar uraian lengkap invensi, satu atau lebih klaim abstrak gambar
c) Satu atau lebih sumber yang disebut dalam uraian yang diperlukan untuk memperjelas. Inventor perlu memberitahu kuasa LIPI perihal sumber yang disertakan bersama abstrak pada saat dilakukan pengumuman abstrak. Disiapkan oleh peneliti yang bersangkutan. d) Surat kuasa dari Kepala LIPI disiapkan oleh Pusat Inovasi LIPI . e) Surat Pernyataan Invensi dari Kepala Pusat Unit Kerja / Eselon II yang menyatakan bahwa invensi atau para inventor adalah pegawai LIPI (lampiran 2). f) Surat Pengalihan Hak dari para inventor kepada LIPI (lampiran 3) 4. Pusat Inovasi akan bekerja sama dengan Penanggung Jawab HKI di setiap unit untuk menyusun dan menyiapkan draft paten. Setelah semua persyaratan dilengkapi, selanjutnya permohonan paten akan diteruskan ke Ditjen HKI di Tangerang. Selain hal-hal yang telah disebutkan di atas, peneliti juga diwajibkan untuk memiliki dan mengisi Buku Catatan Penelitian (Log book). Log book ini akan dinilai sebagai bukti bahwa inventor telah melakukan penelitian di LIPI yang menghasilkan HKI yang dimintakan perlindunganya. Cara penggunaan log book juga harus mengikuti standar yang berlaku di LIPI dan disahkan secara reguler. Formulir Persetujuan Pengajuan Paten LIPI yang juga berhubungan dengan publikasi lainnya juga harus telah disahkan di unit masing-masing (lampiran 4). Formulir Persetujuan Publikasi hendaknya digunakan untuk semua pengungkapan terhadap publik. Publikasi tidak seharusnya dilakukan, sampai semua tanda tangan yang berhak dan proses yang lain telah dilengkapi. II. KEWAJIBAN INVENTOR SETELAH PERMOHONAN PATEN DIAJUKAN Setelah permohonan paten diajukan ke Ditjen HKI selanjutnya berkas-berkas tersebut akan diperiksa oleh Pemeriksa Paten. Ada dua macam pemeriksaan yang harus ditempuh, yakni secara formal atau administratif dan substantif. Dalam pemeriksaan formal, segala kelengkapan administrasi, misalnya surat-surat harus dapat dipenuhi. Permohonan paten yang telah memenuhi persyaratan formal akan diberikan “filing date” dan diumumkan oleh Kantor Paten (Proses Pengumuman) selama enam bulan kepada masyarakat luas. Pemeriksaan substantif baru dilaksanakan setelah invensi yang diajukan dinyatakan lulus
35
Panduan Paten Bagi Peneliti LIPI
pemeriksaan formal. Pada masa pemeriksaan substansi ini, para inventor juga diwajibkan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari Pemeriksa Paten secara tertulis. Setelah lulus pemeriksaan substatif sertifikat paten akan diberikan dan diumumkan dalam Berita Resmi Paten. Gambaran proses dan lamanya waktu suatu invensi mendapatkan paten dapat dilihat pada lampiran B. Dengan memahami mekanisme pengurusan, pemeriksaan sampai ke pemberian sertifikat tersebut diharapkan para peneliti yang akan mengajukan permohonan paten dapat mempersiapkan segalanya lebih baik sehingga dapat menghemat waktu . Apa yang disebut Filing Date dan apa fungsinya ? Filing Date adalah tanggal ketika kantor Paten menerima dokumen permohonan paten secara lengkap dari pemohon paten. Filing Date penting karena :
Filing Date akan menjadi tanggal resmi ketika permohonan meng-klaim bahwa penemuan baru dan merupakan langkah inventif dibandingkan dengan prior art. Filing Date digunakan untuk menghitung tanggal permulaan dari jangka waktu 20 tahun perlindungan paten jika suatu penemuan dinyatakan dapat diberi paten.
Filing Date tidak selalu sama dengan tanggal ketika pemohon paten menyerahkan permohonan patennya. Kantor paten Indonesia hanya akan mengeluarkan Filing Date jika dokumen permohonan paten yang diserahkan oleh pemohon ke kantor paten sesuai dengan semua persyaratan formalitas. Jika pemeriksaan formalitas menyatakan bahwa pemohon paten gagal memenuhi persyaratan formalitas maka Filing Date hanya akan dikeluarkan pada tanggal ketika pemohon memperbaiki kegagalannya dan melengkapi persyaratan-persyaratan formalitas tersebut. Secara skematis, tahapan dan kerangka waktu proses pengurusam paten dapat dilihat pada gambar 5. Pemeriksaan formalitas Pemeriksaan Formalitas lebih ditekankan pada pemeriksaan administrasi. Pada tahap ini diperiksa kebenaran dan kelengkapan administratif fisik dari suatu dokumen paten yang diajukan. Apabila kelengkapan berkas dan persyaratan sudah dipenuhi, maka akan segera diberikan tanggal penerimaan permohonan paten, atau yang dikenal dengan istilah filing date. Sebaliknya, jika tidak dipenuhi pada tanggal yang telah ditetapkan, maka dokumen paten yang diajukan dianggap ditarik kembali. Pemeriksaan formalitas biasanya berlangsung paling lama 30 (tigapuluh) hari. Pemohon (pemohon paten) diberikan kesempatan untuk memperbaiki dan atau melengkapi kekurangan persyaratan dokumen paten. Jangka waktu yang diberikan biasanya sampai batas 3 (tiga) bulan. Apabila sampai batas waktu yang ditetapkan, dokumen belum diperbaiki atau dilengkapi, maka pengajuan paten tersebut dianggap ditarik kembali. Setelah dokumen paten yang diajukan memenuhi persyaratan yang ditentukan, Ditjen HKI akan mengirimkan surat tentang “Pemberitahuan Tanggal Penerimaan Permohonan Paten”. Didalam surat tersebut dinyatakan bahwa permohonan paten (tanggal pengajuan, nomor dan judul) telah melewati tahap pemeriksaan formalitas dan dinyatakan dapat diberi tanggal penerimaan (disebutkan tanggalnya). Sedangkan dokumen paten yang belum memenuhi persyaratan dan atau kelengkapan lainnya, akan diberikan surat pemberitahuan persyaratan atau kekurangan yang harus dilengkapi.
36
Panduan Paten Bagi Peneliti LIPI
Pengajuan Permohonan Paten
Periode Pemeriksaan Formalitas
Maks. 6 Bulan
Filing Date
Pengajuan Permintaan Pemeriksaan Subtantif
Keputusan
Periode Menunggu Publikasi A
Periode Publikasi A
Periode Pemeriksaan Subtantif
Maks. 18 Bulan
6 Bulan
Maks. 36 Bulan
Maks. 36 Bulan
Prosedur total tidak boleh lebih dari 72 bulan
Gambar 5. Tahapan dan kerangka waktu dalam proses pengurusan paten
37
Mulai Pubilkasi B
Panduan Paten Bagi Peneliti LIPI
Contoh PEMBERITAHUAN PERSYARATAN FORMALITAS TELAH DIPENUHI Dengan ini diberitahukan bahwa Permohonan Paten Tanggal Pengajuan
: 11 Februari 2004
(21) Nomor Permohonan (71) Pemohon
: P00200400055
: LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA (LIPI)
(54) Judul Invensi
: MATERIAL TEKNIK BERDENSITAS RENDAH DENGAN BAHAN BAKU DARI SERAT KAPOK
(32) Data Prioritas
:-
(74) Konsultan Paten
:-
Nomor Konsultan Paten (22) Tanggal Penerimaan : 11 Februari 2004 Telah
melewati tahap pemeriksaan formalitas dan semua persyaratan formalitas telah
dipenuhi. Sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang tentang paten, saudara dapat mengajukan permintaan Pemeriksaan Substantif paten selambat-lambatnya 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal penerimaan permintaan paten. Tidak Diajukannya permintaan substantif
paten
dimaksud
dalam
jangka
waktu
yang
ditentukan
tersebut
akan
mengakibatkan permintaan paten ini dianggap ditarik kembali. Publikasi Publikasi untuk permohonan paten yang belum diperiksa, dikenal dengan Publikasi A. Sedangkan publikasi bagi permohonan paten yang sudah “granted” atau diberikan sertifikatnya, disebut dengan Publikasi B. Publikasi atau yang dikenal dengan “pengumuman” terhadap permohonan paten dilakukan paling lama 18 (delapan belas) bulan sejak tanggal penerimaan, termasuk juga paten yang diajukan dengan hak prioritas. Diberikannya waktu hingga 18 (delapan belas) bulan tersebut sebenarnya memberikan kesempatan kepada pemohon paten untuk berpikir apakah permohonan patennya juga akan diajukan ke Negara lain atau tidak. Permohonan paten ke Negara lain dengan melalui hak prioritas, dihitung tanggal pengajuannya sama dengan tanggal pengajuan di Negara pertama kalinya paten tersebut diajukan. Dari segi waktu dihitung sama tanggal permohonannya, dan dari syarat paten masalah “novelty” (kebaruan) tidak melanggar. Apabila pemohon yakin bahwa perlindungan patennya hanya akan diajukan di Indonesia saja, dan tidak dimintakan perlindungannya di Negara-negara lainnya maka pemohon bisa mengajukan untuk permintaan percepatan waktu publikasi. Sedangkan untuk paten sederhana, publikasi dilakukan segera setelah 3 (tiga) bulan sejak tanggal penerimaan.
38
Panduan Paten Bagi Peneliti LIPI
Contoh PEMBERITAHUAN PERMINTAAN PATEN YANG TELAH DIUMUMKAN Dengan ini diberitahukan bahwa Permintaan Paten (21) Nomor Permintaan paten
: P00200200570
(71) Yang mengajukan Permintaan Paten: LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA (LIPI) (22) Tanggal Penerimaan Permintaan Paten : 06 September 2002 (54) Judul Invensi : SISTEM MEKATRONIKA YANG DIGERAKKAN OLEH MOTOR ARUS SEARAH BERBASIS PROSESOR DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN MEKANISME PWM QUADRAN DIAGONAL (74) Nama Konsultan
:-
(32) Tanggal Prioritas
:-
Telah diumukan di Kantor Paten pada Tanggal : 11 Maret 2004 Nomor Publikasi : 038.307 A Sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang tentang paten, saudara dapat mengajukan permintaan Pemeriksaan Substantif paten selambat-lambatnya 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal penerimaan permintaan paten. Tidak Diajukannya permintaan substantif
paten
dimaksud
dalam
jangka
waktu
yang
ditentukan
tersebut
akan
mengakibatkan permintaan paten ini dianggap ditarik kembali.
Informasi publikasi/pengumuman paten Pengumuman suatu permohonan paten dapat dilihat di Berita Resmi Paten (BRP) yang secara berkala diterbitkan oleh Ditjen HKI dan atau di sarana khusus yang disediakan oleh Ditjen HKI yang mudah dilihat oleh masyarakat. Tujuan publikasi/pengumuman adalah menginformasikan pada masyarakat bahwa sebuah permohonan paten telah diajukan sehingga diharapkan tidak ada pihak lain yang melakukan peniruan/pelanggaraan; disamping itu juga untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat yang berkepentingan apabila ada keberatan/sanggahan. Pihak ketiga dapat mengajukan keberatan atas suatu permohonan paten. Untuk permohonan paten diberikan waktu selama 6 (enam) bulan, sedangkan untuk paten sederhana selama 3 (tiga) bulan. Pemeriksaan Substantif Setelah waktu pengumuman berakhir, pemohon dapat segera mengajukan permintaan untuk pemeriksaan substantif. Permintaan untuk pemeriksaan Substantif dilakukan oleh pemohon/konsultan HKI/kuasanya dengan mengisi formulir yang telah disediakan dan membayar biaya untuk pemeriksaan substantif. Biaya untuk mengajukan pemeriksaan Substantif, sesuai ketentuan yang berlaku pada saat ini (PP No. 50 Tahun 2001) adalah sebesar Rp 2.000.000,- (dua juta rupiah) untuk paten biasa, sedangkan untuk paten sederhana sebesar Rp 350.000,- (tiga ratus lima puluh ribu), yang dibayarkan sekaligus pada saat pendaftaran.
39
Panduan Paten Bagi Peneliti LIPI
Permintaan pemeriksaan substantif diajukan dalam batas waktu paling lama 36 (tiga puluh enam) bulan setelah tanggal penerimaan. Sedangkan untuk paten sederhana, dapat diajukan sekaligus bersamaan pada waktu pengajuan atau selambatnya 6 (enam) bulan setelah tanggal penerimaan. Apabila permintaan pemeriksaan substantif tidak diajukan hingga melewati batas waktu yang ditentukan, maka permohonan paten tersebut dianggap ditarik kembali. Dalam tahap ini yang diperiksa antara lain adalah kejelasan suatu invensi, kebaruan dari invensi, langkah inventif yang terkandung dalam invensi, apakah invensi dapat diterapkan di industri? dan apakah termasuk kelompok Invensi yang tidak dapat diberi paten (pasal 7 UU Paten) Selama proses pemeriksaan substantif berlangsung, pemeriksa (patent examiner) dari Ditjen HKI akan mengirimkan surat pemberitahuan hasil pemeriksaan (sementara) atas permohonan suatu paten. Surat tersebut bisa berupa surat pemberitahuan penolakan dengan berbagai alasan. Alasan tersebut bisa berupa karena invensi yang diajukan tidak jelas atau tidak baru, tidak adanya langkah inventif, tidak dapat diterapkan dalam industri ataupun bisa juga karena termasuk kelompok invensi yang tidak dapat diberi paten. Contoh HASIL PEMERIKSAAN SUBSTANTIF Pemeriksaan substantif telah dilakukan terhadap dokumen permintaan (deskripsi, klaim, gambar) dengan nomor permohonan P XXXXXXXX Hal-hal yang harus diperhatikan :
Sebaiknya klaim 1 dibuat sebagai klaim mandiri dengan urutan proses pembuatan, yang mencakup tahap-tahap prosesnya
Klaim 2 dan seterusnya dibuat sebagai klaim turunan dari klaim 1, yang merupakan pendukung/pelengkap dari klaim 1
Masih banyak istilah asing yang perlu disesuaikan, misalnya : oxide, xylene, graphite, electode,dll yang sebaiknya ditulis oksida, grafit, ksilena, elektroda, dsb.
Istilah “penemuan” sebaiknya diganti menjadi “invensi”
Proses pembuatan pada invensi ini adalah dengan metoda “sheet casting doctor blade”, sebaiknya metoda ini diperinci lagi karena metoda ini diklaim pada klaim 1
Ada 2 kelebihan dari proses invensi ini dibandingkan dengan teknologi sebelumnya yaitu menggunakan temperature tidak begitu tinggi (135◦C) dan proses pencampuran yang lebih sederhana. Karena ini merupakan fitur inventif dari invensi sekarang ini, sebaiknya diuraikan lebih lengkap lagi dan juga perlu ditambahkan (jika ada) keunggulan lembaran elektroda yang dihasilkan dibandingkan dengan produk dari teknologi sebelumnya, sehingga disamping kebaruan dari invensi ini akan ada juga langkah inventif yang merupakan syarat pemberian Paten.
Pemohon diharapkan secepatnya memberikan tanggapan atas surat hasil pemeriksaan substantif dari pemeriksa paten. Tanggapan tersebut harus disampaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Biasanya pemeriksa paten memberikan kesempatan untuk memperbaiki kesalahan dan atau menanggapi pernyataan dari pemeriksa paten dalam waktu 2 (dua) hingga 3 (tiga) bulan. Dengan tidak disampaikannya tanggapan atau alasan keterlambatan dari pemohon, maka permohonan paten tersebut dinyatakan ditarik kembali.
40
Panduan Paten Bagi Peneliti LIPI
Keputusan Akhir Biasanya pemeriksa paten akan menyurati pemohon untuk memberikan tanggapan dan atau komentar tentang hasil pemeriksaan substantif yang telah diperiksanya, bisa sebanyak 6 (enam) hingga 10 (sepuluh) kali. Terkadang juga pemeriksa paten meminta untuk dapat bertemu dan berdiskusi secara langsung dengan Inventor untuk dapat menjelaskan invensi mereka. Setelah melewati masa-masa pemeriksaan substantif, keputusan akhir segera dijatuhkan. Hanya ada 2 (dua) macam Keputusan akhir yaitu apakah permohonan paten yang diajukan bisa diterima dengan diberikan SERTIFIKAT PATEN atau ditolak. Keputusan yang berupa penolakan, dapat diupayakan ke Komisi banding untuk dikaji kembali. Apabila hasil dari Komisi Banding tetap menolak, dapat disampaikan gugatan ke Pengadilan Niaga,dst. (seperti yang terlihat pada skema alur prosedur pendaftaran paten sesuai UUP No. 14 Tahun 2001).
41
Panduan Paten Bagi Peneliti LIPI
DAFTAR BACAAN 1. Intellectual Property Right [ Elementary] 2002 Asian Law Group 2. Buku Panduan Pertanyaan & Jawaban Hak Kekayaan Intelektual. Ditjen HKI ,Departemen Kehakiman dan HAM. 3. WIPO Patent Information services for Developing Countries. World Intellectual Property Organization.
42