No. 01/3/Th. XVIII, 2 Maret 2015
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KENDARI FEBRUARI 2015 DEFLASI -0,91 PERSEN
Inflasi Kota Kendari bulan Februari tahun 2015, tercatat sebesar -0,91 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 114,00. Secara nasional dari 82 kota yang menghitung inflasi, 70 kota tercatat deflasi, dan 12 kota tercatat inflasi, deflasi terbesar tercatat di Kota Bukittinggi (Provinsi Sumatera Barat) 2,35 persen dan Kota Padang (Provinsi Sumatera Barat) 2,07 persen. Sementara itu inlasi tertinggi tercatat di Kota Tual (Provinsi Maluku ) 3,02 persen dan Kota Ambon (Provinsi Maluku) 2,37 persen.
Inflasi negatif yang terjadi di Kota Kendari tercatat disebabkan oleh turunnya indeks harga pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 2,98 persen; bahan makanan 1,27 persen serta perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,15 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami kenaikan indeks harga yaitu, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,60 persen; makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,47 persen serta kesehatan dan sandang masing-masing 0,05 persen.
Komoditas yang memberikan sumbangan deflasi terbesar adalah angkutan dalam kota; bensin; cabai rawit; kacang panjang; cabai merah; bayam; terong panjuang; bahan bakar rumah tangga; kangkung serta layang.
Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi terbesar adalah beras; kembung/gembung; bimbingan belajar; tarip listrik; cakalang; mie kring instant; ekor kuning; tembang serta ayam hidup.
Dari sebelas kota di Pulau Sulawesi, semua kota tercatat deflasi. Deflasi terbesar tercatat di Palu (Provinsi Sulawesi Tengah) 1,84 persen dengan IHK 118,14 dan deflasi terkecil tercatat di Palopo (Provinsi Sulawesi Selatan) 0,17 persen dengan IHK 115,98.
Tingkat deflasi Kota Kendari tahun kalender (Januari-Februari) 2015 tercatat 1,86 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Februari 2015 terhadap Februari 2014) tercatat 6,10 persen.
Laju inflasi Kota Kendari tahun kalender (Januari-Februari) 2014 tercatat 0,66 dan laju inflasi year on year (Februari 2014 terhadap Februari 2013) tercatat sebesar 5,54 persen.
Deflasi Nasional Februari 2015 tercatat 0,36 persen dan laju deflasi (Januari-Februari 2015) 0,61 persen serta laju inflasi year on year (Februari 2015 terhadap Februari 2014) sebesar 6,29 persen.
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Sulawesi Tenggara No. 01/3/Th. XVIII, 2 Maret 2015
1
2
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Sulawesi Tenggara No. 01/3/Th. XVIII, 2 Maret 2015
Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Mulai Januari 2014, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan IHK tahun dasar 2012=100. Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru (2012=100) dibandingkan IHK lama (2007=100), khususnya mengenai cakupan kota, paket komoditas, dan diagram timbang. Perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan salah satu bahan dasar utama dalam penghitungan IHK. Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya. SBH 2012 dilaksanakan di 82 kota, yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 49 kota besar lainnya. Dari 82 kota tersebut, 66 kota merupakan cakupan kota SBH lama dan 16 merupakan kota baru. Survei ini hanya dilakukan di daerah perkotaan (urban area) dengan total sampel sebanyak 13.608 Blok Sensus dan total sampel rumahtangga sebanyak 136.080. SBH 2012 dilaksanakan secara triwulanan selama tahun 2012 sehingga setiap triwulan terdapat 34.020 sampel rumahtangga. Paket komoditas nasional hasil SBH 2012 terdiri dari 862 komoditas. Paket komoditas terbanyak ada di Jakarta yaitu 462 komoditas, dan yang palling sedikit di Singaraja sebanyak 225 komoditas. Berdasarkan hasil pemantauan BPS di Kota Kendari pada Februari 2015 tercatat inflasi negatif 0,91 persen, atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 115,05 pada Januari 2015 menjadi 114,00 pada Februari 2015. Tingkat Deflasi tahun kalender (Januari-Februari) 2015 tercatat 1,86 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Februari 2015 terhadap Februari 2014) sebesar 6,10 persen. Deflasi terjadi karena adanya penurunan indeks harga dibeberapa kelompok, yaitu penurunan indeks kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 2,98 persen; bahan makanan 1,27 persen serta perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,15 persen. Sedangkan kelompok yang tercatat inflasi yaitu, pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,60 persen; makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,47 persen serta sandang dan kesehatan masing-masing 0,05 persen. Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga pada Februari 2015 antara lain: cabai rawit, cabai merah, kacang panjang, baju kaos berkerah anak, gaun, daun kacang panjang muda, labu parang/manis/merah, bh katun, terong panjang serta bayam. Sedangkan komoditas yang mengalami kenaikan harga adalah wortel, blus, daun kelor, bimbingan belajar, tembang, baju kaos berkerah, semangka, ayam hidup serta jeruk. Kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi pada Februari 2015, yaitu: kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,671 persen; bahan makanan 0,290 persen serta kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar rumah tangga 0,039 persen.
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Sulawesi Tenggara No. 01/3/Th. XVIII, 2 Maret 2015
3
Tabel 1 IHK dan Tingkat Inflasi/Deflasi Kota Kendari Februari 2015, Tahun Kalender 2015, dan Tahun ke Tahun 2015, Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100) IHK Februari 2014
Desember 2014
Februari 2015
Deflasi/ Inflasi Bulan Februari 2015 1)
(2)
(3)
(4)
(5)
U m u m
107,45
116,16
114,00
-0,91
-1,86
6,10
1
Bahan Makanan
103,43
114,30
112,64
-1,27
-1,45
8,90
2
Makanan Jadi, minuman, Rokok & Tembakau
106,87
111,00
112,59
0,47
1,43
5,35
3
Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan bakar
111,02
119,80
120,76
-0,15
0,80
8,77
4
Sandang
99,51
99,22
98,36
0,05
-0,87
-1,16
5
Kesehatan
104,13
109,30
109,91
0,05
0,56
5,55
6
Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga
101,84
104,14
103,47
0,60
-0,64
1,60
7
Transpor & Komunikasi dan Jasa Keuangan
113,79
128,87
119,02
-2,98
-7,64
4,60
Kelompok Pengeluaran
(1)
1) 2) 3)
Laju Deflasi/ Inflasi Tahun Kalender 2014 2)
Inflasi/ Deflasi Tahun Ke Tahun 3)
(6)
(7)
Persentase perubahan IHK bulan Februari 2015 terhadap IHK bulan sebelumnya Persentase perubahan IHK bulan Februari 2015 terhadap IHK bulan Desember 2014 Persentase perubahan IHK bulan Februari 2015 terhadap IHK bulan Februari 2014
Gambar 1 Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Kendari (2012=100), Februari 2014 – Februari 2015
4
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Sulawesi Tenggara No. 01/3/Th. XVIII, 2 Maret 2015
Tabel 2 Perkembangan Inflasi/Deflasi dan Laju Inflasi/Deflasi Kota Kendari dan Nasional Bulan Februari 2014–Febuari 2015 (2012 = 100,00) Bulan (1)
Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari
Inflasi (%) Kota Kendari Nasional
Laju Inflasi (%) Kota Kendari Nasional
(2)
(3)
(4)
(5)
-0,97 -0,10 0,08 0,25 0,94 1,82 -0,11 -0,13 0,18 1,67 3,27 -0,96 -0,91
0,26 0,08 -0,02 0,16 0,43 0,93 0,47 0,27 0,47 1,50 2,46 -0,25 -0,36
-0,66 -0,76 -0,67 -0,43 0,51 2,34 2,23 2,10 2,28 3,99 7,40 -0,96 -1,86
1,33 1,41 1,39 1,56 1,99 1,46 3,42 3,71 4,19 5,75 8,38 -0,25 -0,61
Tabel 3 Sumbangan Kelompok Pengeluaran terhadap Deflasi di Kota Kendari Januari dan Februari 2015 (2012=100)
No.
Kelompok Pengeluaran
Januari
Februari
(2)
(3)
UMUM
-0,96
-0,91
Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan
-0,041 0,090 0,247 -0,066 0,022 -0,085 -1,126
-0,290 0,045 -0,039 0,004 0,003 0,042 -0,671
(1)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Andil Inflasi/Deflasi (%)
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Sulawesi Tenggara No. 01/3/Th. XVIII, 2 Maret 2015
5
Gambar 2 Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Deflasi Kota Kendari (2012=100) Februari 2015 (Persen)
1,00
Andil
0,50
0,00
-0,50
-1,00 Umum
Bahan Makanan Makanan Jadi
Perumahan
Sandang
Kesehatan
Transpor
Pendidikan
URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN 1. Bahan Makanan Kelompok bahan makanan pada Februari 2015 tercatat deflasi 1,27 persen atau terjadi penurunan indeks dari 114,09 pada Januari 2015 menjadi 112,64 pada Februari 2015. Dari sebelas subkelompok bahan makanan, tercatat lima subkelompok diantaranya deflasi dan enam subkelompok tercatat inflasi. Subkelompok yang tercatat deflasi adalah subkelompok bumbu-bumbuan 19,46 persen; sayur-sayuran 7,91 persen; buah-buahan 1,10 persen; telur, susu dan hasil-hasilnya 0,59 persen serta lemak dan minyak 0,21 persen. Sedangkan subkelompok yang tercatat inflasi adalah subkelompok padi-padian, uimbi-umbian dan hasilnya 2,84 persen; daging dan hasil-hasilnya 2,72 persen; kacang-kacangan 2,71 persen; bahan makanan lainnya 2,50 persen; ikan segar 1,89 persen serta ikan diawetkan 1,76 persen. Kelompok ini pada Februari 2015 memberikan sumbangan deflasi sebesar 0,2901 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi antara lain: cabai rawit 0,311 persen; kacang panjang 0,070 persen; cabai merah dan bayam masing-masing 0,048 persen; terong panjang 0,044 persen; kangkung 0,037 persen; layang 0,036 persen; tomat buah 0,025 persen serta sawi hijau dan labu parang/manis/meras masingmasing 0,015 persen. 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Kelompok ini pada Februari 2015 tercatat inflasi 0,47 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 112,02 pada Januari 2015 menjadi 112,59 pada Februari 2015. 6
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Sulawesi Tenggara No. 01/3/Th. XVIII, 2 Maret 2015
Semua subkelompok tercatat inflasi pada Februari yaitu, subkelompok tembakau dan minuman beralkohol 0,65 persen; makanan jadi 0,42 persen serta minuman yang tidak beralkohol tercatat inflasi 0,38 persen. Kelompok ini pada Februari 2015 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,045 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi, yaitu rokok kretek filter 0,012 persen; es, kopi bubuk dan wafer masing-masing 0,007 persen; air kemasan 0,006 persen; gado-gado 0,005 persen; coklat batang dan rokok putih masing-masing 0,003 persen; biskuit dan makanan ringan/snack masing-masing 0,002 persen serta selai/jam, sirop serta sop masing-masing 0,001 persen. 3.
Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Kelompok ini pada Februari 2015 mencatat deflasi sebesar 0,15 persen atau terjadi penurunan indeks
dari 120,94 pada Januari 2015 menjadi 120,76 pada Februari 2015. Tiga subkelompok tercatat deflasi masing-masing subkelompok perlengkapan rumahtangga 0,24 persen; bahan bakar, penerangan dan air 0,21 persen serta biaya tempat tinggal 0,39 persen. Sedangkan penyelenggaraan rumahrangga terjadi kenaikan 0,34 persen; Pada Februari 2015 kelompok ini secara umum memberikan sumbangan deflasi sebesar 0,039 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi yaitu: bahan bakar rumahtangga 0,043 persen; semen 0,021 persen; kompor 0,008 persen; kulkas/lemari es 0,003 persen; bantal dan kayu balokan masingmasing 0,002 persen; pembasmi nyamuk spray, meja kursi makan, kipas angin, penyegar ruangan serta oven masing-masing 0,001 persen. 4. S a n d a n g Kelompok sandang pada Februari 2015 mencatat inflasi sebesar 0,05 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 98,31 pada Januari 2015 menjadi 98,36 pada Februari 2015. Subkelompok yang mencatat inflasi pada Februari 2015 yaitu, sandang wanita 1,05 persen; barang pribadi dan sandang lainnya 0,60 persen serta sandang laki-laki 0,21 persen. Sedangkan subkelompok yang tercatat deflasi yaitu, sandang anak-anak 1,74 persen. Kelompok ini pada Februari 2015 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil deflasi sebesar 0,004 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi yaitu, blus 0,027 persen; emas perhiasan 0,011 persen; baju kaos berkerah wanita 0,009 persen; baju kaos berkerah laki-laki 0,002 persen serta kemeja pendek katun 0,001 persen. 5. K e s e h a t a n Kelompok kesehatan pada Februari 2015 tercatat inflasi 0,05 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 109,85 pada Januari 2015 menjadi 109,91 pada Februari 2015.
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Sulawesi Tenggara No. 01/3/Th. XVIII, 2 Maret 2015
7
Subkelompok yang tercatat inflasi pada Februari 2015 masing-masing subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika 0,09 persen; jasa kesehatan 0,04 persen serta obat-obatan 0,01 persen. Sedangkan jasa perawatan jasmani tidak mengalami perubahan atau relatif stabil. Kelompok ini pada Februari 2015 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,003 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan positif, yaitu: parfum 0,002 persen. 6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada Februari 2015 tercatat inflasi 0,60 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 102,85 pada Januari 2015 menjadi 103,47 pada Februari 2015. Subkelompok yang tercatat inflasi pada Februari 2015, yaitu subkelompok kursus-kursus/pelatihan 7,36 persen serta rekreasi 0,73 persen. Sedangkan subkelompok yang tercatat deflasi yaitu subkelompok perlengkapan/peralatan pedidikan 0,73 persen serta pendidikan 0,40 persen. Sedangkan subkelompok olahraga tidak mengalami perubahan atau relatif stabil. Kelompok ini pada Februari 2015 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,042 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi, yaitu: bimbinbgan belajar 0,050 persen; televisi berwarna 0,009 persen; vcd/dvd player 0,004 persen; biaya taman kanak-kanak 0,002 persen serta kelompok bermain 0,001 persen. 7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada Februari 2015 tercatat deflasi 2,98 persen atau terjadi penurunan indeks dari 122,68 pada Januari 2015menjadi 119,02 pada Februari 2015. Subkelompok yang tercatat deflasi, adalah subkelompok transpor 4,30 persen. Sedangkan subkelompok sarara dan penunjang transpor tercatat inflasi 1,23 persen. Sementara subkelompok komunikasi dan pengiriman serta jasa keuangan tidak mengalami perubahan atau relatif stabil. Secara keseluruhan kelompok ini pada Februari 2015 memberikan sumbangan defllasi 0,671 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan/andil negatif, adalah angkutan dalam kota 0,342 persen; bensin 0,332 persen; angkutan antar kota 0,016 persen serta solar 0,011 persen.
8
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Sulawesi Tenggara No. 01/3/Th. XVIII, 2 Maret 2015
Tabel 3 IHK dan Deflasi/Inflasi Kota Kendari Menurut Kelompok dan Sub Kelompok Bulan Februari 2015 (2012 = 100,00) No.
Kelompok/Sub kelompok (1)
A I
II
III
IV
V
VI
VII
UMUM BAHAN MAKANAN Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya Daging dan Hasil-hasilnya Ikan Segar Ikan Diawetkan Telur, Susu dan Hasil-hasilnya Sayur-sayuran Kacang – kacangan Buah – buahan Bumbu – bumbuan Lemak dan Minyak Bahan Makanan Lainnya MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK DAN TEMBAKAU Makanan Jadi Minuman yang Tidak Beralkohol Tembakau dan Minuman Beralkohol PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS DAN BAHAN BAKAR Biaya Tempat Tinggal Bahan Bakar, Penerangan dan Air Perlengkapan Rumahtangga Penyelenggaraan Rumahtangga SANDANG Sandang Laki-laki Sandang Wanita Sandang Anak-anak Barang Pribadi dan Sandang Lain KESEHATAN Jasa Kesehatan Obat-obatan Jasa Perawatan Jasmani Perawatan Jasmani dan Kosmetika PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA Pendidikan Kursus-kursus / Pelatihan Perlengkapan / Peralatan Pendidikan Rekreasi Olahraga TRANSPOR, KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN Transpor Komunikasi Dan Pengiriman Sarana dan Penunjang Transpor Jasa Keuangan
IHK
Deflasi %
(2)
(3)
114,00 112,64 112,81 104,54 114,89 128,12 122,76 105,06 124,64 99,85 106,91 122,70 110,91 112,59 113,68 107,62 114,93 120,76 111,30 157,80 106,18 113,72 98,36 90,75 105,57 108,28 90,94 109,91 104,57 99,56 107,70 118,90 103,47 98,86 115,84 99,81 109,47 102,75 119,02 129,43 95,45 116,15 118,69
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Sulawesi Tenggara No. 01/3/Th. XVIII, 2 Maret 2015
-0,91 -1,27 2,84 2,72 1,89 1,76 -0,59 -7,91 2,71 -1,10 -19,46 -0,21 2,50 0,47 0,42 0,38 0,65 -0,15 -0,15 -0,21 -0,24 0,34 0,05 0,21 1,05 -1,74 0,60 0,05 0,04 0,01 0,00 0,09 0,60 -0,40 7,36 -0,73 0,73 0,00 -2,98 -4,30 0,00 1,23 0,00
9
PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN Tingkat Deflasi tahun kalender (Januari-Februari) 2015 tercatat 1,86 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Februari 2015 terhadap Februari 2014) tercatat 6,10 persen. Sedangkan tingkat inflasi pada periode yang sama tahun kalender (Januari-Februari) 2014 tercatat -0,66 dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Februari 2014 terhadap Februari 2013) tercatat 5,54 persen. Tabel 4 Inflasi/Deflasi Bulanan, Tahun kalender, Tahun ke Tahun, 2013- 2015 Inflasi
2013
(1)
2014
2015
(2)
(3)
1.
Februari
0,37
-0,97
-0,91
2.
Tahun kalender (Januari-Februari)
0,50
-0,66
-1,86
3.
Februari terhadap Februari (year on year)
3,34
5,54
6,10
(tahun n)
tahun n-1)
PERBANDINGAN ANTARKOTA Pada Februari 2015 di Kota Kendari tercatat deflasi sebesar 0,91 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 114,00. Dari 82 kota IHK, tercatat 70 kota tercatat deflasi dan 12 kota tercatat inflasi. Deflasi terbesar tercatat di Kota Bukittinggi 2,35 persen dengan IHK 114,99 dan Kota Padang 2,07 persen dengan IHK 120,98. Sementara inflasi tertinggi tercatat di Kota Tual 3,20 persen dengan IHK 130,63 dan Kota Ambon 1,03 persen dengan IHK 118,98.
Perandingan Antarkota di Pulau Sumatera Kota-kota IHK diwilayah Pulau Sumatera yang berjumlah 23 kota, pada Februari 2015, tercatat semua kota deflasi. Deflasi terbesar terjadi di Kota Bukittinggi 2,35 persen dengan IHK 114,99. Sedangkan deflasi terkecil tercatat di Kota Bandar Lampung 0,29 persen dengan IHK 117,31 (lihat Tabel 5).
10
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Sulawesi Tenggara No. 01/3/Th. XVIII, 2 Maret 2015
Tabel 5 Perbandingan Indeks dan Deflasi Febuari 2015 Kota-Kota di Pulau Sumatera dengan Nasional (2012=100)
KOTA
Februari IHK
Deflasi (%)
(1)
(2)
(3)
1. 2.
BANDAR LAMPUNG
117,31
-0,29
TANJUNG PINANG
119,04
-0,43
3.
PALEMBANG
115,05
-0,48
4.
BATAM
115,94
-0,51
5.
PEKANBARU
118,02
-0,60
6.
DUMAI
118,35
-0,68
7. 8.
PANGKAL PINANG
118,32
-0,89
BANDA ACEH
113,91
-0,90
9.
TEMBILAHAN
122,65
-0,95
10.
METRO
125,45
-0,96
11.
MEULABOH
119,24
-0,97
12.
LUBUKLINGGAU
113,88
-1,12
13.
BUNGO
116,86
-1,33
14.
MEDAN
118,64
-1,36
15.
PEMATANG SIANTAR
119,56
-1,38
16.
PADANGSIDIMPUAN
116,25
-1,40
17.
BENGKULU
121,73
-1,46
18.
JAMBI
117,19
-1,50
19.
TANJUNG PANDAN
126,08
-1,94
20.
SIBOLGA
117,68
-2,04
21.
LHOKSEUMAWE
113,60
-2,07
22.
PADANG
120,98
-2,07
23.
BUKITTINGGI
114,99
-2,35
NASIONAL
118,28
-0,36
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Sulawesi Tenggara No. 01/3/Th. XVIII, 2 Maret 2015
11
Perbandingan Antarkota di Pulau Jawa Pada Februari 2015 dari 26 kota IHK di wilayah Pulau Jawa tercatat 22 kota deflasi dan 4 kota inflasi. Deflasi terbesar tercatat di Kota Banyuwangi 1,02 persen dengan IHK 116,57 dan inflsi tertinggi tercatat di Kota DKI Jakarta 0,24 persen dengan IHK 119,20 (lihat Tabel 6 Tabel 6 Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Februari 2015 Kota-Kota di Pulau Jawa dengan Nasional (2012=100) Januari
KOTA (1)
12
IHK
Inflasi/Deflasi (%)
(2)
(3)
1.
DKI JAKARTA
119,20
0,24
2.
BOGOR
117,21
0,14
3.
SUKABUMI
118,96
0,09
4.
BEKASI
117,22
-0,06
5.
CILACAP
120,73
-0,12
6.
TASIKMALAYA
116,39
-0,20
7.
TEGAL
114,22
-0,35
8.
BANDUNG
116,62
-0,37
9.
KUDUS
123,23
-0,39
10. 11. 12.
YOGYAKARTA PROBOLINGGO SURABAYA
116,52 117,98 117,79
-0,40 -0,42 -0,42
13.
TANGERANG
123,72
-0,43
14.
CIREBON
116,45
-0,44
15. 16. 17. 18.
MADIUN DEPOK JEMBER SUMENEP
116,18 117,49 116,61 116,32
-0,51 -0,54 -0,54 -0,56
19.
MALANG
118,53
-0,57
20.
PURWOKERTO
116,42
-0,67
21.
SEMARANG
117,37
-0,67
22.
KEDIRI
117,75
-0,83
23.
SURAKARTA
115,55
-0,91
24.
SERANG
121,63
-0,94
25. 26.
CILEGON BANYUWANGI
119,93 116,57
-1,00 -1,02
NASIONAL
118,28
-0,36
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Sulawesi Tenggara No. 01/3/Th. XVIII, 2 Maret 2015
Perbandingan Antarkota Wilayah Luar Pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi Pada Februari 2015 dari kota-kota IHK di wilayah luar Pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi yang berjumlah 22, tercatat 13 kota mengalami deflasi dan 9 kota inflasi. Deflasi terbesar tercatat di Kota Kupang 1,36 persen dengan IHK 119,17 dan inflasi tertinggi tercatat di Kota Tual 3,20 persen dengan IHK 130,63 (lihat Tabel 7). Tabel 7 Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Februari Kota-Kota di Luar Pulau Sumatera, Jawa dan Sulawesi dengan Nasional (2012=100) Februari
KOTA (1)
IHK
Inflasi/Deflasi (%)
(2)
(3)
1.
TUAL
130,63
3,20
2.
AMBON
118,98
1,03
3.
BALIKPAPAN
121,80
0,72
4.
PONTIANAK
124,20
0,43
5.
SINGARAJA
125,24
0,42
6.
SORONG
116,54
0,26
7.
SINGKAWANG
118,96
0,19
8.
BANJARMASIN
116,22
0,06
9.
MANOKWARI
112,50
0,04
10. 11. 12.
JAYAPURA DENPASAR SAMARINDA
119,64 116,19 120,70
-0,04 -0,14 -0,17
13.
TARAKAN
126,44
-0,50
14.
MATARAM
117,36
-0,54
15. 16. 17. 18.
SAMPIT PALANGKARAYA MAUMERE BIMA
117,11 116,26 112,91 120,01
-0,70 -0,70 -0,76 -0,80
19.
TANJUNG
116,49
-0,83
20.
TERNATE
120,62
-0,83
21.
MERAUKE
124,87
-0,93
22.
KUPANG
119,17
-1,36
NASIONAL
118,28
-0,36
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Sulawesi Tenggara No. 01/3/Th. XVIII, 2 Maret 2015
13
Perbandingan Antarkota di Pulau Sulawesi Pada Febuari 2015 kota IHK di wilayah Pulau Sulawesi tercatat semua kota deflasi. Deflasi terbesar tercatat di Kota Palu 1,84 persen dengan IHK 118,14 dan Mamuju 1,13 persen dengan IHK 115,69 (lihat Tabel 8). Tabel 8 Perbandingan Indeks dan Deflasi Februari 2015 Kota-Kota di Pulau Sulawesi dengan Nasional (2012=100) Februari (1)
14
IHK
Inflasi/Deflasi (%)
(2)
(3)
1. 2. 3.
PALOPO MAKASSAR MANADO
115,98 116,21 117,54
-0,17 -0,19 -0,20
4.
BAU-BAU
121,87
-0,34
5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
PARE-PARE GORONTALO WATAMPONE KENDARI BULUKUMBA MAMUJU PALU
116,54 113,11 115,07 114,00 124,24 115,69 118,14
-0,61 -0,61 -0,68 -0,91 -0,98 -1,13 -1,84
NASIONAL
118,28
-0,36
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Sulawesi Tenggara No. 01/3/Th. XVIII, 2 Maret 2015
Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara Informasi lebih lanjut hubungi: Wa Zalima, S. Si Telp 0401 3121751‐3135363 Fax 0401 3122355 Email:
[email protected]
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Sulawesi Tenggara No. 01/3/Th. XVIII, 2 Maret 2015
15