IMPLEMENTASI SISTEM JUST IN TIME PADA PABRIK TAHU Nama NPM Jurusan Pembimbing
: Muhammad Rahman Prabowo : 26209477 : Akuntansi : Renny., SE., MM
Latar Belakang Dalam era globalisasi seperti saat ini, perusahaan harus mampu bersaing dan berpikir dalam memproduksi. Perusahaan yang tidak dapat bersaing maka tidak akan dapat bertahan dan akan mengalami gulung tikar atau bangkrut. Untuk itu perusahaan harus memilih dengan tepat sistem apa yang tepat digunakan dalam perusahaannya, sehingga menghasilkan produk yang berkualitas dan memiliki biaya produksi yang rendah. Dengan latar belakang tersebut maka penulis bertujuan melakukan penelitian dengan mengimplementasikan sistem Just In Time pada pabrik tahu. Rumusan Dan Batasan Masalah “Apakah sistem Just In Time tepat digunakan pada Pabrik Tahu?” Tujuan Penelitian Mengetahui keuntungan dengan menerapkan sistem Just In Time dan sistem apa yang tepat diterapkan pada Pabrik Tahu?
Hasil Dan Pembahasan •
Pengertian Just In Time Suatu sistem operasi yang menghilangkan bentuk aktifitas pemborosan dalam bidang produksi, sehingga menghasilkan dan menjual produk secara tepat waktu. Perbandingan sistem tradisional dan Just In Time
Just In Time
Tradisional
Sistem pull through
Sistem push through
Persediaan tidak signifikan
Persediaan signifikan
Sel-sel pemanufakturan
Berstruktur departemen
Tenaga kerja multiskilled
Tenaga kerja terspesialisasi
Pengendalian mutu total (TQC)
Level mutu aksetabel (AQL)
Desentralisasi jasa
Sentralisasi jasa
Pabrik Tahu milik Bapak Yanto memproduksi 7.000 tahu dari 200Kg/hari dengan harga Rp. 300/tahu. Maka dapat dihitung pendapatan penjualan sehari sebesar Rp. 2.100.000 ( 7.000 X Rp. 300 ). Jika dihitung dalam satu bulan (30 hari) : 7.000 tahu/hari X 30 hari = 210.000 tahu/bulan 210.000 tahu X Rp. 300/tahu = Rp. 63.000.000/bulan Biaya Bahan Baku Keterangan: *Kacang kedelai perhari 200kg = 6000kg/bulan Bahan baku
Kuantitas
Harga
Jumlah
Kacang kedelai
6000 Kg
@ Rp. 6.500
Rp. 39.000.000
Biaya Bahan Baku perunit ; Rp. 39.000.000 : 210.000 = Rp.185, 71 Biaya Tenaga Kerja Langsung Keterangan
Kuantitas
Gaji/bulan
Pegawai 5 @ Rp. 1.050.000 Keterangan: *Gaji pegawai/hari ; Rp. 35.000/orang
Jumlah Rp. 5.250.000
Biaya Peralatan Peralatan
Kuantitas
Harga
Jumlah
2 mesin
@ Rp. 15.000.000
Rp. 30.000.000
Mesin Penggilingan
Biaya Depresiasi Peralatan (mesin) Beban Penyusutan =
harga perolehan - nilai sisa Taksiran umur ekonomis
Harga perolehan = Rp. 30.000.000 Umur ekonomis = 5 tahun Perkiraan dijual kembali = Rp. 8.000.000 Maka depresiasi peralatannya ; Rp. 30.000.000 – Rp. 8.000.000= Rp. 22.000.000 Rp. 22..000.000 : 5 Tahun = Rp. 4.400.000/Tahun Rp. 4.400.000 : 12 Bulan = Rp. 366.666/Bulan Rp. 366.666 : 30 Hari = Rp. 12.222/hari
Biaya Overhead Pabrik Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik adalah berbagai macam biaya selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung tetapi juga tetap dibutuhkan dalam proses produksi. Biaya Bahan Penolong Biaya Overhead Pabrik ( BOP ) 210.000 tahu Keterangan Tradisional Kayu Bakar Garam Cuka Total
Jumlah Rp. 40.000 Rp. 50.000 Rp. 60.000 Rp. 150.000
Keterangan Just In Time Gas 50Kg Garam Cuka Total
Jadi BOP yang dibebankan dalam satu produksi tahu adalah Pada Tradisional sebesar Rp. 42, 6 ( Rp. 8.946.666 : 210.000 ) Pada Just In Time sebesar Rp. 40, 98 ( Rp. 8.606.666 : 210.000 )
Jumlah Rp. 700.000 Rp. 50.000 Rp. 60.000 Rp. 810.000
Perhitungan Harga Pokok Produksi Keterangan Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik Total Biaya Penjualan Laba Bersih Unit yang diproduksi Biaya HPP Perunit
Metode Metode Tradisional Just In Time Rp. 39.000.000 Rp. 39.000.000 Rp. 5.250.000 Rp. 5.250.000
Selisih
%
Rp. 0 Rp. 0
0% 0%
Rp. 8.946.666 Rp. 8.606.666 Rp. 53.196.666 Rp. 52.856.666 Rp.63.000.000 Rp. 63.000.000 Rp.9.803.334 Rp.10.143.334 210.000 210.000 Rp. 253, 31 Rp. 251, 69
Rp. 340.000 Rp. 340.000 Rp. 0 Rp. 340.000 Rp. 0 Rp. 1,62
2% 2% 0% 2% 0% 2%
Perhitungan Harga Pokok Produksi perunit Keteranga
BTKL
BOP
HPP
Rp. 25
Rp. 42, 6
Rp. 253, 31
Rp. 185, 71
Rp. 25
Rp. 40, 98
Rp. 251, 69
Selisih
Rp. 0
Rp. 0
Rp. 1,62
Rp. 1, 62
Persentase
0%
0%
2%
2%
n
BBB
Tradisional Rp. 185, 71
Just In Time
Perbandingan Dua Metode Disini penulis akan membandingkan dua metode, yakni Metode Tradisional dan Metode Just Tin Time. Dengan kita membandingkannya, kita dapat dengan mudah melihat persamaan dan perbedaan kedua metode tersebut. Perbandingan HPP Metode Tradisional dan Metode Just In Time Keterangan Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik Total
Metode Tradisional
Metode Just In Time
Selisih
Persentase
Rp. 39.000.000
Rp. 39.000.000
Tidak ada
0%
Rp. 5.250.000
Rp. 5.250.000
Tidak ada
0%
Rp. 8.946.666
Rp. 8.606.666
Rp. 340.000
2%
Rp. 53.196.666
Rp. 52.856.666
Rp. 340.000
2%
Perbandingan HPP perunit Sistem Tradisional dan Sistem Just In Time Metode
BBB
BTKL
BOP
HPP
Tradisional
Rp. 185, 71
Rp. 25
Rp. 42, 6
Rp. 253, 31
Just In Time
Rp. 185, 71
Rp. 25
Rp. 40, 98
Rp. 251, 69
Selisih
Tidak ada
Tidak ada
Rp. 1, 62
Rp. 1, 62
Persentase
0%
0%
2%
2%
Kesimpulan Bahwa dengan diterapkannya sistem Just In Time pada perusahaan Bapak Yanto berdampak positif atau lebih baik daripada sistem Tradisional. Hal ini dikarenakan dengan Harga Pokok Produksi (HPP) yang lebih rendah perusahaan mendapatkan keuntungan 2% lebih banyak atau sebesar Rp 340.000/bulan Dimana, pada metode Tradisional ; • Biaya bahan penolong sebesar Rp. 150.000 • Biaya Overhead Pabrik (bahan penolong sudah termasuk) sebesar Rp. 8.946.666 Pada metode Just In Time ; • Biaya Bahan penolong sebesar Rp. 810.000 • Biaya Overhead Pabrik (bahan penolong sudah termasuk) sebesar Rp. 8.606.666
Dengan demikian sistem Just In Time lebih tepat untuk di implementasikan pada pabrik tahu milik Bapak Yanto
Saran Setelah penulis membandingkan antara sistem Just In Time dan sistem Tradisional pada perusahaan Bapak Yanto, maka penulis memberi saran kepada Bapak Yanto agar mengganti sistem Tradisional menjadi sistem Just In Time. Dengan alasan: Dimana, pada metode Tradisional ; • Biaya bahan penolong sebesar Rp. 150.000 • Biaya Overhead Pabrik (bahan penolong sudah termasuk) sebesar Rp. 8.946.666
Pada metode Just In Time ; • Biaya Bahan penolong sebesar Rp. 810.000 • Biaya Overhead Pabrik (bahan penolong sudah termasuk) sebesar Rp. 8.606.666 Dengan adanya perbedaan selisih biaya tersebut, perusahaan memperoleh Harga Pokok Produksi (HPP) yang lebih rendah. Maka perusahaan mendapatkan keuntungan bersih lebih banyak 2% atau sebesar Rp. 340.000/bulan apabila menerapkan sistem Just In Time.