PENGARUH PENERAPAN SISTEM JUST IN TIME TERHADAP BIAYA OVERHEAD PABRIK STUDI KASUS PADA PT XYZ
Nama NPM Pembimbing
: : :
Octaviana Debhora S. 21209639 B. Sundari, SE, MM
Perusahaan hidup dalam lingkungan yang berubah cepat dan dinamis. Kemajuan teknologi
dan
persaingan
merupakan
dua
faktor
lingkungan
yang
sangat
mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan untuk dapat tetap bertahan di tengah era globalisasi ini. Salah satu kemajuan teknologi terjadi dalam bidang teknologi manufaktur, seperti Just In Time (JIT).
JIT dapat diartikan sebagai filosofi tepat waktu yang terpusat pada aktivitas yang diperlukan oleh segmen-segmen internal lainnya dalam suatu organisasi.
Produksi JIT adalah sistem penjadwalan produksi dan komponen atau produk yang tepat waktu, mutu, dan jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan oleh tahap produksi berikutnya atau sesuai dengan memenuhi permintaan pelanggan. (Supriyono, 2000)
Rumusan Masalah: Masalah: Bagaimana akibat dari penerapan sistem JIT pada biaya overhead pabrik PT XYZ? Masalah tersebut akan dibatasi pada: 1. Perubahan biaya aktivitas berlevel unit, yaitu biaya listrik dan biaya operasi mesin. 2. Perubahan biaya aktivitas berlevel batch, yaitu biaya pengelolaan bahan. 3. Perubahan
biaya
aktivitas
berlevel
produk,
yaitu
biaya
penelitian
dan
pengembangan produk serta biaya pelatihan. 4. Perubahan biaya aktivitas berlevel pelanggan, yaitu biaya telepon, klaim garansi, dan perbaikan barang rusak. Tujuan Penelitian: Penelitian: Tujuan penelitian ini adalah melihat perubahan biaya overhead pabrik (BOP) pada saat sebelum dan sesudah penerapan JIT pada PT XYZ.
EMPAT KRITERIA / ASPEK JIT 1. Zero Inventory Bahan baku yang diterima segera masuk ke proses produksi kemudian diproses dan produk yang telah jadi segera dikirimkan kepada konsumen.
2. Cellular Manufacturing dan Tenaga Kerja Interdisipliner ‘Pabrik di dalam pabrik (factory within a factory)’ = menjadikan tata letak pabrik menjadi pabrik mini untuk masing-masing produk. Rancangan alur produksi dapat juga berbentuk sel, artinya seorang pekerja menangani beberapa mesin sehingga mulai dari bahan mentah sampai produk jadi diselesaikan olehnya.
Pekerja dituntut untuk memiliki kemampuan ganda dan fleksibel sehingga dapat mengoperasikan seluruh peralatan yang ada dalam jalur produksi, dan melakukan pemeliharaan dan perbaikan kecil alat-alat yang menjadi tanggung jawabnya.
3. Total Quality Control (TQC) TQC adalah usaha-usaha yang tiada akhir untuk menyempurnakan mutu, berusaha keras agar proses pemanufakturan bebas dari kerusakan. Filosofi TQC sangat berlawanan dengan doktrin tradisional yang disebut dengan Acceptable
Quality Level (AQL) yang mencadangkan terjadinya kerusakan pada tingkat tertentu.
4. Continuous Improvement Perbaikan yang berkesinambungan dalam sistem JIT juga dianggap sebagai solusi untuk pemecahan masalah peningkatan mutu. Salah satu upaya yang paling sering dilakukan perusahaan adalah memberikan pelatihan bagi karyawan untuk menghasilkan tenaga kerja yang interdisipliner dan melakukan penelitian untuk pengembangan produk.
Tabel 4.1 Perubahan Biaya Overhead Pabrik Setelah Penerapan JIT Level
Biaya
Aktivitas
Perubahan Keterangan Menurun Biaya Listrik
√
Biaya Operasi Mesin
√
Meningkat
Unit
Batch
Biaya Pengelolaan Bahan
√
Biaya Pelatihan Produk
√
Biaya Penelitian dan
√
Pengembangan Produk
Pelanggan
Biaya Telepon
√
Biaya Claim Garansi
√
Biaya Perbaikan Barang Rusak
√
BIAYA AKTIVITAS BERLEVEL UNIT
460.877.844
489.882.174
534.665.727 446.405.415
348.186.823
2006
2007
2008
2009
Gambar 4.1 Perubahan Biaya Listrik
2010
818.742.204 763.752.710
501.215.428
475.116.351
318.696.710
2006
2007
2008
2009
Gambar 4.2 Perubahan Biaya Operasi Mesin
2010
BIAYA AKTIVITAS BERLEVEL BATCH 80000000
707.929.549
70000000
614.781.647
60000000 50000000
420.652.217
390.308.872
40000000
347.815.982
30000000 20000000 10000000 0 2006
2007
2008
2009
Gambar 4.3 Perubahan Biaya Pengelolaan Bahan
2010
BIAYA AKTIVITAS BERLEVEL PRODUK 14.948.100 13.151.000 10.873.500
2006
10.970.100
2007
11.608.000
2008
2009
Gambar 4.4 Perubahan Biaya Pelatihan
2010
262.754.026
267.841.828
206.338.974 166.711.916 107.007.597
2006
2007
2008
2009
2010
Gambar 4.5 Perubahan Biaya Penelitian dan Pengembangan Produk
BIAYA AKTIVITAS BERLEVEL PELANGGAN 13000000
12.633.300
12500000 12000000
11.627.800
11.650.271 11.407.750
11500000
11.252.806
11000000 10500000 2006
2007
2008
2009
Gambar 4.6 Perubahan Biaya Telepon
2010
30000000 25000000 20000000
258.098.992 229.660.813 216.174.495 198.037.073
15000000
116.576.876
10000000 50000000 0 2006
2007
2008
2009
Gambar 4.7 Perubahan Biaya Claim Garansi
2010
100.000.000 90.000.000
98.006.248 88.725.410
87.132.224
75.670.921
80.000.000 70.000.000
56.215.118
60.000.000 50.000.000 40.000.000 30.000.000 20.000.000 10.000.000 0 2006
2007
2008
2009
Gambar 4.8 Perubahan Biaya Perbaikan Barang Rusak
2010
Tabel 4.3 Realisasi Perubahan Biaya Overhead Pabrik PT XYZ Setelah Penerapan JIT Level Biaya Aktivitas
Perubahan Keterangan Diharapkan
Realisasi
Biaya Listrik
Menurun
Berfluktuasi
Biaya Operasi Mesin
Menurun
Berfluktuasi
Menurun
Menurun
Meningkat
Meningkat
Meningkat
Meningkat
Biaya Telepon
Menurun
Menurun
Biaya Claim Garansi
Menurun
Menurun
Menurun
Menurun
Unit
Batch
Biaya Pengelolaan Bahan Biaya Pelatihan
Produk
Biaya Penelitian dan Pengembangan Produk
Pelanggan
Biaya Perbaikan Barang Rusak
900
Biaya Aktivitas Level Unit (1)
800 700
Biaya Aktivitas Level Unit (2)
600
Biaya Aktivitas Level Bacth
500
Biaya Aktivitas Level Produk (1)
400
Biaya Aktivitas Level Produk (2)
300
Biaya Aktivitas Level Pelanggan (1)
200
Biaya Aktivitas Level Pelanggan (2)
100
Biaya Aktivitas Level Pelanggan (3)
0 2006
2007
2008
2009
2010
Gambar 4.9 Rangkuman Perubahan Biaya Overhead Pabrik PT XYZ
KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa perubahan pada BOP PT XYZ setelah diterapkannya JIT adalah terjadinya penurunan pada berbagai aktivitas seperti berikut:
1. Perubahan biaya aktivitas berlevel unit belum menunjukkan hasil yang positif karena tidak sesuai dengan teori dan konsep JIT. Sebelum diterapkannya JIT besarnya biaya ini meningkat kemudian setelah diterapkannya JIT biaya ini sempat menurun, namun kembali meningkat. Hal ini terjadi karena belum diterapkannya filosofi cellular manufacturing dan tenaga kerja interdisipliner.
… kesimpulan 2. Perubahan biaya aktivitas berlevel batch dan pelanggan bersifat positif karena sejalan dengan teori dan konsep JIT. Sebelum penerapan JIT, besarnya kedua biaya ini meningkat namun setelah penerapan JIT terjadi penurunan setiap tahunnya. Hal ini terjadi sebagai hasil dari penerapan filosofi zero inventory, total quality control (TQC), dan
continuous improvement dengan baik sehingga terjadi efisiensi biaya. 3. Perubahan biaya aktivitas berlevel produk juga bersifat positif karena meskipun besarnya biaya meningkat setiap tahunnya, hal tersebut sesuai dengan teori dan konsep JIT. Baik sebelum maupun sesudah penerapan JIT, besarnya biaya ini terus meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa PT XYZ terus meningkatkan kualitas dan mutu produk melalui penelitian dan pelatihan karyawan.