“PENERAPAN SISTEM JUST IN TIME TERHADAP HARGA POKOK PRODUKSI PADA HOME INDUSTRY RIAN PUSPITA JAYA”
DISUSUN OLEH :
NAMA
: MUHAMAD HARIS
KELAS
: 3EB14
NPM
: 24210580
FAKULTAS
: EKONOMI
JURUSAN
: AKUNTANSI
UNIVERSITAS GUNADARMA 2013
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang mengolah barang mentah menjadi barang jadi/siap jual, dengan adanya proses pengolahan tersebut maka akan menimbulkan adanya biaya pemesanan dan biaya penyimpanan terhadap persediaan bahan baku. Dalam sistem pemanufakturan tradisional persediaan bahan baku ini tentu saja akan membawa dampak terhadap biaya yang akan mengurangi profit perusahaan. Sedangkan sistem pemanufakturan just in time adalah suatu cara yang menghilangkan semua aktivitas/sumbersumber yang tidak memberi nilai tambah bagi perusahaan dan dapat mengurangi/menghilangkan persediaan yang ada pada perusahaan. Sehingga dengan berkurangnya/hilangnya persediaan tersebut maka diharapkan dapat berpengaruh terhadap harga pokok produksi barang yang akan dijual.
2. Rumusan Masalah 1. Berapa Harga Pokok Produksi yang dicapai dengan menerapkan sistem pemanufakturan tradisional dan JIT?
2. Berapa selisih Harga Pokok Produksi jika menerapkan sistem pemanufakturan sistem pemanufakturan tradisional dan sistem pemanufakturan just in time?
3. Batasan Masalah Penerapan sistem Just In Time terhadap Harga Pokok Produksi pada Home Industry Rian Puspita Jaya.
4. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui berapa Harga Pokok Produksi yang dicapai dengan menerapkan sistem pemanufakturan tradisional dan JIT. 2. Mengetahui berapa selisih Harga Pokok Produksi jika menerapkan sistem pemanufakturan tradisional dan sistem pemanufakturan just in time.
PEMBAHASAN 1.1 Perhitungan harga pokok produksi dengan sistem pemanufakturan tradisional Biaya Bahan Baku No
Jenis Bahan Baku
Satuan
1
Kacang Kedelai
Kg
2
Cioko/cuka Kg Jumlah BBB Produk
Harga/satuan (Rp)
Jumlah
Total (Rp)
60.000
11.000
660.000.000
1.500
5.000
7.500.000 Rp 667.500.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung
No
Tenaga
Jumlah Upah/hari (Rp)
Upah/bulan (Rp)
Total (Rp)
1
Belanja
3
50.000
1.500.000
4.500.000
2
Pembuatan Tahu
50
50.000
1.500.000
75.000.000
3
Penimbangan/angkut Jumlah BTKL
7
50.000
1.500.000
10.500.000 Rp 90.000.000
Biaya Overhead Pabrik Jenis Biaya Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Tradisional 4.500.000
Biaya Bahan Penolong
21.295.000
Biaya Listrik Pabrik
10.000.000
Biaya Pemeliharaan Pabrik
500.000
Biaya Penyusutan Pabrik
10.000.000
Biaya Listrik Gedung
3.000.000
Biaya Pemeliharaan Gedung
1.000.000
Biaya Penyusutan Gedung
20.000.000
Biaya Penyusutan Mesin
1.010.000
Biaya Pemeliharaan Mesin
1.000.000
Biaya Penyimpanan
55.000.000
Biaya Pemesanan
1.000.000
Total
128.305.000
Tarif biaya overhead pabrik = Total biaya overhead pabrik Total jam kerja = Rp 128.305.000
180 = Rp 712.805,Produk Tahu Biaya Bahan Baku
=
Rp 667.500.000 ,-
Biaya Tenaga Kerja Langsung
=
Rp 90.000.000 ,-
=
Rp 21.384.150 ,- +
Biaya Overhead Pabrik (30*Rp 712.805,-)
Rp 778.884.150,-
Jumlah Unit Diproduksi
=
600.000
Harga Pokok Produk/Unit
=
Rp 1.298,-
1.2 Perhitungan Harga Pokok dengan Sistem Pemanufakturan Just In Time Biaya Tidak Langsung Yang Dapat Diubah Menjadi Biaya Langsung
Jenis Biaya
Total (Rp)
Biaya Penyusutan Alat dan Mesin
500.000,-
Biaya Pemeliharaan Alat dan Mesin
250.000,-
Total Biaya
Rp 750.000,-
Biaya Overhead Pabrik Yang Dapat Dieliminasi
Jenis Biaya
Total (Rp)
Biaya Penyimpanan
55.000.000
Biaya Pemesanan
1.000.000
Total
56.000.000
Biaya Overhead Pabrik Yang Terdapat Dalam Sistem Just In Time
Jenis Biaya Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Total (Rp) 4.500.000
Biaya Bahan Penolong
21.295.000
Biaya Listrik Pabrik
10.000.000
Biaya Pemeliharaan Pabrik
500.000
Biaya Penyusutan Pabrik
10.000.000
Biaya Listrik Gedung
3.000.000
Biaya Pemeliharaan Gedung
1.000.000
Biaya Penyusutan Gedung
20.000.000
Total Biaya
70.295.000
Tarif biaya overhead pabrik
=
Total biaya overhead pabrik Total jam kerja
=
Rp 70.295.000,180
=
Rp 390.527,-
Produk Tahu
•Biaya Bahan Baku
=
Rp 667.500.000,-
•Biaya Tenaga Kerja Langsung
=
Rp 90.000.000,-
•Biaya Penyusutan Alat dan Mesin
=
Rp
500.000,-
•Biaya Pemeliharaan Alat dan Mesin
=
Rp
250.000,-
=
Rp 11.715.810,- +
•Biaya Overhead Pabrik (30* Rp 390.527,-)
Rp 769.965.810 Jumlah Unit Diproduksi
=
600.000
•Harga Pokok Produk/Unit
=
Rp 1.283,-
Perbandingan Biaya Overhead Pabrik Antara Sistem Pemanufakturan Tradisional Dengan Sistem Just InTime Jenis Biaya Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Biaya Bahan Penolong Biaya Listrik Pabrik Biaya Pemeliharaan Pabrik Biaya Penyusutan Pabrik Biaya Listrik Gedung Biaya Pemeliharaan Gedung Biaya Penyusutan Gedung Biaya Penyusutan Mesin Biaya Pemeliharaan Mesin Biaya Penyimpanan Biaya Pemesanan Total
Tradisional 4.500.000 21.295.000 10.000.000 500.000 10.000.000 3.000.000 1.000.000 20.000.000 1.010.000 1.000.000 55.000.000 1.000.000 128.305.000
JIT
4.500.000 21.295.000 10.000.000 500.000 10.000.000 3.000.000 1.000.000 20.000.000 70.295.000
Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produk Antara Sistem Tradisional Dengan Sistem Just In Time Pada Produk Keterangan
Tradisional
Just In Time
Biaya Bahan Baku
667.500.000
667.500.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung
90.000.000
90.000.000
Biaya Listrik Gedung
-
-
Biaya Pemeliharaan Gedung
-
-
Biaya Penyusutan Gedung
-
-
Biaya Penyusutan Mesin
-
500.000
Biaya Pemeliharaan Mesin
-
250.000
Biaya Overhead Pabrik
21.384.150
11.715.810
Rp 778.884.150
Rp 769.965.810
600.000 unit
600.000.unit
Rp 1.298,-
Rp 1.283,-
Jumlah Biaya Jumlah Unit Diproduksi Harga Pokok Produksi/Unit
Selisih Harga Pokok Produksi Antara Sistem Tradisional Dengan Sistem Just In Time
Keterangan
Tradisional
Just In Time
Selisih/Unit
Rp 1.298,-
Rp 1.283,-
Rp 15,-
Harga Pokok Produk/Unit
Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil pembahasan sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan bahwa dengan menggunakan sistem pemanufakturan just in time, maka badan usaha RIAN PUSPITA JAYA akan mendapatkan Harga Pokok Produksi sebesar Rp 1.283/unit, sedangkan dengan menggunakan sistem pemanufakturan tradisional akan mendapatkan Harga Pokok Produksi sebesar Rp 1.298/Unit, sehingga selisih yang didapatkan yaitu sebesar Rp 15/unit.
Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis mencoba memberikan saran kepada badan usaha untuk mempertimbangkan penerapan sistem just in time dalam menjalankan usahanya demi mendapatkan keuntungan yang lebih besar jika dibandingkan dengan menggunakan cara yang konvensional.