21
III METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian dilakukan pada Bulan Maret sampai dengan Bulan April 2007. Lokasi penelitian berada di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pemangkat Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat.
3.2 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif data sekunder dengan jenis metode survei. Menurut Nazir M (1988), metode penelitian survei digunakan untuk memperoleh faktor dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan secara aktual, baik tentang institusi politik, sosial atau ekonomi dari suatu kelompok atau daerah. Metode survei membedah dan menguliti serta mengenal masalah-masalah dan mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan praktek-praktek yang sedang berlangsung. Survei digunakan untuk mengukur gejala-gejala yang ada tanpa menyelidiki kenapa gejala-gejala tersebut ada, sehingga tidak perlu memperhitungkan hubungan antara variabel-variabel, karena hanya menggunakan data yang ada untuk pemecahan masalah daripada menguji hipotesis (Umar H 2005).
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara penelusuran literatur (literatur survey) dan wawancara (interview). Penelusuran literatur dilakukan terhadap beberapa data statistik yang relevan dengan penelitian serta beberapa laporan
hasil studi lainnya yang berkaitan dengan tujuan
penelitian. Data yang dikumpulkan dalam penelitian meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung di lapangan melalui pengamatan kegiatan operasi pendaratan ikan di PPN Pemangkat dan melakukan wawancara terhadap nelayan berdasarkan kuesioner untuk mendapatkan data biaya operasional nelayan untuk tiap jenis alat penangkapan. Data sekunder yang dikumpulkan adalah data berkala (time series) hasil tangkapan, upaya
22
penangkapan dan harga rata-rata ikan selama periode 1998-2006. Data sekunder diperoleh dari Kantor PPN Pemangkat, Dinas Kelautan dan Perikanan, BPS dan BAPPEDA Kabupaten Sambas.
3.4 Metode Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik non acak atau non probabilitas sampling, yaitu pengambilan sampel tidak dilakukan secara acak,
yaitu pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling atau pemilihan responden dengan sengaja dan dengan pertimbangan bahwa responden mampu berkomunikasi dengan baik dalam pengisian kuesioner. Pengambilan sampel dilakukan terhadap nelayan yang mendaratkan hasil tangkapannya di PPN Pemangkat dan dianggap mewakili sifat-sifat dari keseluruhan nelayan Purse seine, Gill net dan Lampara dasar. Jumlah sampel nelayan yang diambil sebagai
sampel sebanyak 15, yaitu 5 sampel untuk masing-masing jenis alat tangkap.
3.5 Analisis Data 3.5.1 Hasil Tangkapan per Upaya Penangkapan (Catch per Unit Effort)
Data hasil upaya penangkapan ikan dapat dianalisis dengan menghitung nilai hasil tangkapan per upaya penangkapan (CPUE). Tujuan dari penghitungan CPUE adalah untuk mengetahui kelimpahan dan tingkat pemanfaatan perikanan
yang didasari oleh pembagian total hasil tangkapan (catch) dengan upaya penangkapan (effort). Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai CPUE adalah (Gulland JA 1983) :
CPUEit =
catchi t effort i t
i = 1,2,3 t = 1,2,3.....n
Keterangan : CPUEi = hasil tangkapan per upaya penangkapan ikan ke-i pada tahun ke-t (kg per trip) catchi = hasil tangkapan ikan ke-i pada tahun ke-t (kg) efforti = upaya penangkapan ikan ke-i pada tahun ke-t(trip).
23
3.5.2 Standardisasi Alat Tangkap
Beragamnya alat tangkap yang digunakan nelayan di Pemangkat memungkinkan ikan dapat tertangkap oleh beberapa jenis alat tangkap. Setiap alat tangkap mempunyai kemampuan yang berbeda, sehingga perlu dilakukan standardisasi alat tangkap untuk penyeragaman. Alat tangkap yang dijadikan standar adalah alat tangkap yang paling banyak atau dominan menangkap ikan yang didaratkan di PPN Pemangkat atau mempunyai nilai rata-rata CPUE terbesar pada suatu periode waktu dan memiliki nilai faktor daya tangkap (Fishing Power Indeks) sama dengan satu. Rumus yang digunakan untuk menstandardisasi upaya penangkapan adalah sebagai berikut (Gulland JA 1983) : (1) Menghitung Fishing Power Indeks FPI=
CPUEi CPUE s
…………………………………………..(1)
Keterangan : FPI = Fishing Power Indeks CPUEi = CPUE alat tangkap yang akan distandardisasi (kg per trip) CPUEs = CPUE alat tangkap standar (kg per trip).
(2) Menghitung upaya standar fs=FPIx fi ………………………………………………..(2)
Keterangan : fs fi
= upaya penangkapan hasil standardisasi (trip) = upaya penangkapan yang akan distandardisasi (trip).
3.5.3 Standarisasi Biaya per Unit Upaya
Standarisasi biaya per unit upaya dalam penelitian ini mengikuti pola standarisasi yang digunakan Anna S (2003) yang secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut: ⎡ ⎢ 1 n TC i C et = ⎢ ∑ n E ⎢ i =1 ∑ i ⎣
1 ⎤ ⎛ ⎜n ⎞ t CPI t ⎥ hit ⎟ ..................................(3) ⎜∏ ⎟ 100 ⎥ t =1 ( ) + h h ∑ i j ⎜ ⎠ ⎥ ⎝ ⎦
dimana: Cet
= biaya per unit upaya pada periode t
24
TCi Ei hit
= biaya total untuk alat tangkap i untuk i = 1,2 = total standarized effort untuk alat tangkap i = produksi alat tangkap i pada waktu t ∑ (hi + h j ) = total produksi ikan untuk seluruh alat tangkap
n CPIt
= jumlah alat tangkap = indeks harga konsumen pada periode t
3.5.4 Analisis Laju Degradasi Sumberdaya Perikanan
Sumberdaya
perikanan
merupakan
salah
satu
sumberdaya
yang
mempunyai kompleksitas tinggi dan rentan terdegradasi akibat adanya aktivitas ekonomi (penangkapan). Degradasi sumberdaya perikanan ini secara matematis dapat ditentukan laju dan prosentasenya dengan memanfaatkan hasil riset Anna (2003) tentang ”Model Embedded Dinamik Ekonomi Interaksi Perikanan– Pencemaran”. Berdasarkan hasil riset tersebut didesain suatu model penentuan koefisien atau laju degradasi (øD) untuk sumberdaya perikanan sebagai berikut:
1
φD =
1+ e
hδ h0
............................................(4)
Keterangan: hδ adalah produksi lestari, h0 adalah produksi aktual dan øD merupakan koefisien laju degradasi. Model tersebut di atas dapat menunjukkan adanya perubahan mendasar dari keadaan sumberdaya perikanan di suatu kawasan. Dalam hal ini, produksi lestari dijadikan sebagai tolak ukur penentuan laju dan prosentase degradasi sumberdaya perikanan. Oleh karena perhitungan model tersebut melibatkan perhitungan produksi lestari, maka secara sederhana tetap dapat diestimasi dengan menggunakan model Schaefer (1954).
3.5.5 Analisis Biologi
Analisis biologi digunakan untuk menduga stok atau potensi sumberdaya ikan, serta untuk mengetahui kondisi optimum dari tingkat upaya penangkapan. Metode yang digunakan adalah metode surplus produksi. Metode ini bertujuan untuk menentukan tingkat upaya optimum, yaitu suatu upaya yang dapat menghasilkan
tangkapan
maksimum
yang
lestari
tanpa
mempengaruhi
produktivitas stok secara jangka panjang, dan biasa disebut hasil tangkapan
25
maksimum lestari MSY (maksimum sustainable yield). Hasil tangkapan maksimum lestari dilakukan dengan cara menganalisis hubungan antara upaya penangkapan (E) dengan hasil tangkapan per upaya penangkapan (CPUE). Model produksi Schaefer yang menghubungkan antara upaya penangkapan (E) dengan hasil tangkapan per upaya (CPUE), diperoleh dari hubungan antara upaya penangkapan (E) dengan hasil tangkapan (h) yang kedua sisinya dibagi dengan upaya penangkapan (E). Persamaannya sebagai berikut : ⎛ q 2 .k ⎞ 2 ⎟⎟ .E h=q.k.E- ⎜⎜ r ⎝ ⎠
……………………………………….(5)
⎛ q 2 .k ⎞ h ⎟⎟.E = q.k − ⎜⎜ E ⎝ r ⎠
……………………………………....(6)
atau CPUE=a – b.E ……………………………………………(7) Keterangan : CPUE h E a b
= = = = =
hasil tangkapan per upaya penangkapan hasil tangkapan tingkat upaya penangkapan nilai intersep slope atau kemiringan dari garis regresi
Upaya penangkapan yang dilakukan untuk mencapai produksi maksimum lestari diperoleh dengan menurunkan persamaan (7) : ⎛ q 2 .k ⎞ 2 ⎟⎟ . E , atau h = q.k.E- ⎜⎜ r ⎝ ⎠
h = a.E – b.E2
……………………………………………....(8)
∂h = 0 ∂E a – 2b.E = 0 a = 2b.E EMSY =
a 2b
………………………………………………….(9)
Hasil tangkapan maksimum diperoleh dengan mensubstitusikan persamaan (9) ke dalam persamaan (8) : h = a.E – b.E2
26
⎛ a ⎞ ⎛ a ⎞ h = a⎜ ⎟ - b⎜ ⎟ ⎝ 2b ⎠ ⎝ 2b ⎠
h= h=
2
a 2 a 2b − 2b 4b 2
a2 a2 − 2b 4b
hMSY=
a2 4b
………………………………………………..(10)
Menurut Fauzi A (2006), untuk memperoleh nilai r, q dan k dilakukan dengan menggunakan teknik CYP (Clark, Yoshimoto dan Pooley), yaitu dengan cara meregresikan persamaan berikut : ln(Ut+1) =
(2 − r ) ln(U ) − q (E + E ) .(11) 2r ln (q.k ) + t (2 + r ) (2 + r ) (2 + r ) t t +1
Setelah persamaan (11) disederhanakan, maka dapat diestimasi dengan menggunakan Ordinary Lest Square (OLS) : ln(Ut+1)=α + β ln(Ut) + γ (Et + Et+1) …………….......…(12) sehingga nilai r, q dan k pada persamaan (11) dapat diperoleh 2(1 − β ) (1 + β )
……………………………………………….(13)
q= γ (2 + r )
……………………………………………….(14)
r=
α (2+ r )
k=
e
(2 r )
q
……………………………………………......(15)
3.5.6 Analisis Bio-Ekonomi
Agar dapat digunakan untuk menetapkan tingkat upaya pemanfaatan maksimum lestari secara ekonomi, dari konsep sederhana biologi di atas, Gordon menambahkan faktor ekonomi dengan memasukkan faktor harga dan biaya. Model Gordon-Schaefer dikembangkan dengan pendekatan ekonomi yang bertujuan untuk memaksimumkan keuntungan. Keuntungan yang diperoleh merupakan selisih antara total penerimaan (total revenue) dan total biaya yang digunakan (total cost). Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
27
π = TR – TC =p.h – c.E ⎛ q.E ⎞ =p.h–c. p.q.k .E ⎜1 − ⎟ − c.E ….............................. (16) r ⎠ ⎝ Keterangan : TR TC π p q k r h c E
= = = = = = = = = =
penerimaan total (Rp) biaya total (Rp) keuntungan (Rp) harga rata-rata ikan (Rp) koefisien penangkapan (catchability) daya dukung alam (carrying capacity) laju pertumbuhan alami (intrinsik) hasil tangkapan (kg) biaya penangkapan persatuan upaya (Rp) upaya penangkapan (trip)
Parameter ekonomi yang mempengaruhi model bioekonomi dalam perikanan tangkap adalah biaya (c) dan harga hasil tangkapan (p).
Biaya
penangkapan dalam kajian bioekonomi model Gordon-Schaefer didasarkan pada asumsi bahwa hanya faktor penangkapan diperhitungkan yang disesuaikan dengan tingkat discount rate tahunan. Dengan diperolehnya nilai r, q dan k, maka dapat dikatakan solusi pengelolaan sumberdaya ikan melalui pendekatan bioekonomik. Pendekatan tersebut dapat dihitung dengan pendekatan model CYP seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Formula Perhitungan Pengelolaan Ikan dengan Pendekatan Model CYP Variabel
MEY k⎛ c ⎞ ⎟ ⎜⎜1 − 2⎝ p.q.k ⎟⎠
Biomassa (x)
Kondisi MSY k 2
OPEN ACCES c p.q
Catch (h)
r.k ⎛ c ⎞⎛ c ⎞ ⎟ ⎟⎟⎜⎜1 − ⎜⎜1 + 4 ⎝ p.q.k ⎠⎝ p.q.k ⎟⎠
r.k 4
Effort (E)
r ⎛ c ⎞ ⎟ ⎜⎜1 − 2q ⎝ p.q.k ⎟⎠
r 2q
⎛ r.c ⎞⎛ c ⎞ ⎟ ⎟⎟⎜⎜1 − ⎜⎜ p.q.k ⎟⎠ ⎝ p.q ⎠⎝ r⎛ c ⎞ ⎟ ⎜⎜1 − q⎝ p.q.k ⎟⎠
Rente Ekonomi (π)
⎛ q.E ⎞ p.q.k.E ⎜1 − ⎟ − c.E r ⎠ ⎝
⎛ r ⎞ ⎛ r.k ⎞ p. ⎜ ⎟ − c.⎜⎜ ⎟⎟ ⎝ 4 ⎠ ⎝ 2q ⎠
⎛ c ⎞ ⎟ F ( x) ⎜⎜ p − q.x ⎟⎠ ⎝
Sumber : Fauzi A 2006
28
3.5.7 Estimasi Discount Rate
Discount rate dalam penilaian ekonomi-ekologi sumberdaya alam akan sangat berbeda dengan discount rate yang biasa digunakan dalam analisis finansial. Dalam hal ini nilai discount rate berbasis pasar (market discount rate), dalam penelitian ini ditentukan melalui formula yang digunakan Kula (1984), yang diacu dalam Anna S (2003) sebagai berikut: r = ρ-γg .....................................................(17) dimana ρ menggambarkan pure time preference, γ adalah elastisitas pendapatan terhadap konsumsi sumberdaya alam dan g adalah pertumbuhan ekonomi (Newel and Pizer 2001). Kula (1984) yang diacu dalam Anna S (2003) mengestimasi laju pertumbuhan dengan meregresikan : ln Ct = α 0 - α t ln t.....................................(18) dimana t adalah periode waktu dan Ct adalah konsumsi per kapita pada periode t. Hasil regresi ini menurut Anna S (2003) akan menghasilkan formula elastisitas dimana :
α1 =
∂ ln C t ∂ ln t ………………………….….(19)
Persamaan di atas secara matematis dapat disederhanakan sebagai berikut: ΔC t α 1 = g = C …………………………..(20) Δt t
Selanjutnya untuk menghasilkan nilai real discount rate dalam bentuk annual continues discount rate digunakan model δ = ln(1 + r ) ……………………….(21) 3.6 Konsep, Pengukuran dan Asumsi-asumsi 3.6.1 Konsep dan Pengukuran
Konsep dan pengukuran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1)
Harga ikan adalah harga rata-rata tahunan dari beberapa jenis ikan yang termasuk pada masing-masing sumberdaya ikan dari tahun 1998-2006.
(2)
Biaya penangkapan ikan (cost per unit effort) adalah biaya total yang dikeluarkan untuk melakukan penangkapan ikan per tahun per unit effort.
(3)
Tingkat upaya penangkapan adalah banyaknya trip penangkapan pertahun
29
yang dalam hal ini sebanding dengan jumlah trip total per tahun pada masing-masing alat tangkap yang telah distandarisasi. (4)
δ adalah real discount rate yang merupakan annual (continuous) discount rate menurut Clark CW (1985). δ dijustifikasi dengan menggunakan persamaan δ = ln(1 + r ) , r adalah tingkat diskon sebesar 17,11 persen kemudian digunakan sebagai discount rate pada perhitungan optimal sustainable yield.
(5)
Perikanan open acces adalah kondisi dimana setiap nelayan dapat ikut terlibat dalam memanfaatkan atau melakukan perburuan ikan atau mengeksploitasi ikan tanpa adanya kontrol dan pembatasan.
(6)
Pemanfaatan sumberdaya ikan berlebih (over fishing) secara biologi adalah kondisi dimana pemanfaatan sumberdaya ikan telah melebihi atau melampaui potensi maksimum lestari (maximum sustainable yield, MSY) dari sumberdaya ikan di suatu perairan, sehingga penambahan hasil tangkap ikan akan mengalami penurunan.
(7)
Pemanfaatan sumberdaya ikan berlebih secara ekonomi adalah kondisi dimana penerimaan total yang diperoleh dari hasil penangkapan ikan sama dengan biaya total penangkapan, sehingga keuntungan yang diperoleh akan sama dengan nol ( π =0).
(8)
Nilai rente adalah selisih antara total penerimaan dikurangi dengan total biaya pemanfaatan sumberdaya ikan yang dalam hal ini dinotasikan sebagai
π = TR − TC = ph − cE 3.6.2 Asumsi-asumsi
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti asumsiasumsi yang dikembangkan Clark CW (1976) dan Clark CW (1985) yang juga telah diacu dalam Adrianto (1992): (1)
Populasi ikan menyebar secara merata
(2)
Stok ikan mengalami kendala yang sama dari daya dukung lingkungan perairan.
(3)
Tidak ada kejenuhan penggunaan unit upaya penangkapan di wilayah Perairan Pemangkat.
30
(4)
Unit penangkapan purse seine untuk menangkap ikan pelagis besar dan pelagis kecil adalah homogen.
(5)
Unit penangkapan gill net untuk menangkap ikan demersal adalah homogen.
(6)
Biaya penangkapan per unit upaya penangkapan ikan adalah konstan dan proporsional terhadap upaya.
(7)
Harga ikan per satuan dalam satu tahun adalah konstan. Semua asumsi di atas berlaku apabila model dasar yang digunakan adalah
model Gordon-Schaefer (1954) dan telah disesuaikan dengan kondisi lapangan pada waktu penelitian berlangsung.