3 METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan waktu penelitian
Penelitian dilakukan di Pulau Pasi, Kabupaten Kepulauan Selayar, Provinsi Sulawesi Selatan Bulan Juni 2010. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 6 berikut ini.
Sumber : Peta Hidro-Oseanografi Dishidros TNI AL No.143, Peta Rupa Bumi Indonesia, Bakosurtanal (1993), Peta administrasi Kabupaten Selayar dikompilasi oleh Zul Januar (2010)
Gambar 6 Peta Pulau Pasi, Kabupaten Kepulauan Selayar, Provinsi Sulawesi Selatan. 3.2 Metode Pengumpulan Data
Pengamatan data ekologi terumbu karang dikumpulkan oleh peneliti lain yang melakukan penelitian di tempat yang sama, dimana data tutupan karang dengan metode Line Intercept Transect (LIT) dan data kelimpahan ikan karang dengan metode visual sensus. Pengamatan responden dilakukan melalui teknik
wawancara menggunakan purposive sampling dimana pengambilan sampel dilakukan dengan pertimbangan tertentu. Responden nelayan diambil sebanyak 35 nelayan Desa Bontolebang, sedangkan responden wisatawan diambil sebanyak 30 orang.
3.3 Jenis dan Sumber Data Data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara dengan responden melalui kuesioner sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai instansi, lembaga dan pihak lain. Pengambilan data kondisi terumbu karang dan pengamatan ikan karang menggunakan data yang diperoleh oleh pengamat lain yang melakukan penelitian di wilayah yang sama yang diolah kembali menurut kepentingan peneliti. Data perikanan tangkap diperoleh melalui data rutin yang dikumpulkan oleh motivator, sedangkan data pariwisata dalam hal ini wisata selam diperoleh dari data yang dikumpulkan sendiri (data primer) melalui teknik wawancara responden melalui media kuesioner. Adapun data yang dibutuhkan adalah sebagaimana terangkum dalam Tabel 6. Tabel 6 Jenis dan sumber data Jenis Data Data Ekologi - Data tutupan karang hidup 2007 dan 2010 - Data tutupan karang mati 2007 dan 2010 Data Perikanan Tangkap - Jumlah hasil tangkapan ikan (kg/tahun) - Harga ikan (Rp/Kg) - Jenis alat tangkap - Jenis kapal - Usia - Jenis ikan hasil tangkapan - Pendapatan (Rp/Tahun) Data Pariwisata - Jumlah pengunjung ke lokasi per tahun - Jumlah kali kunjungan - Biaya total perjalanan per pengunjung - Lama waktu perjalanan - Umur - Tingkat pendidikan - Persepsi pengunjung
Sumber Data sekunder Data sekunder Data sekunder Data sekunder Data sekunder Data sekunder Data sekunder Data sekunder Data sekunder Data sekunder Data primer Data primer Data primer Data primer Data primer Data primer
3.4 Analisis Data Untuk penelitian ini akan dilakukan analisis data yang akan dirinci sebagai berikut. 3.4.1
Indeks Mortalitas Karang Indeks Mortalitas merupakan nilai yang digunakan untuk menduga
tingkat kesehatan atau kondisi dari ekosistem terumbu karang diperoleh melalui formula (Gomez 1994 in Hoffmann 2002): IM =
tutupan karang mati tutupan karang hidup + karang mati
Keterangan : IM = Indeks Mortalitas Nilai IM menggambarkan tingkat kematian karang, apabila nilai IM mendekati 0, berarti kondisi terumbu karang dikatakan memiliki rasio kematian karang yang kecil atau tingkat kesehatan karang tinggi. Nilai IM mendekati 100% berarti kondisi terumbu karang dikatakan memiliki rasio kematian yang besar atau memiliki kesehatan yang rendah (Fachrul 2007). 3.4.2
Metode Effect on Production (EOP) Hubungan non linear yang umum digunakan dalam teori ekonomi seperti
dalam mengestimasi kurva permintaan maupun fungsi produksi Cobb-Douglas adalah
(Dougherty 2005). Secara umum langkah-langkah dalam
metode Effect on Production adalah sebagai berikut (Adrianto & Wahyudin 2007): a. Membangun fungsi permintaan terhadap penggunaan suatu sumberdaya
b. Mentransformasi funsi permintaan menjadi bentuk persamaan linear
c. Mentransformasikan kembali fungsi persamaan kedalam bentuk persamaan awal
d. Mentransformasikan fungsi permintaan menjadi bentuk persamaan harga non-linear
e. Mengestimasi total utilitas
f. Mengestimasi surplus konsumen
Keterangan : CS = consumer surplus P = harga yang dibayarkan = rata-rata jumlah sumberdaya yang dikonsumsi atau diminta
3.4.3
Travel Cost Method Tingkat kunjungan, V dari berbagai titik plot diregresikan dengan biaya
perjalanan, TC dan variabel sosial ekonomi yang berpengaruh lainnya yaitu X. Nilai dari suatu lokasi merupakan penjumlahan dari surplus konsumen yang diestimasi dari tiap titik plot yang merupakan area dibawah kurva permintaan dari harga perjalanan yang diamati. Secara matematis hal tersebut dapat dituliskan sebagai berikut (Carr & Mendelsohn 2003) :
Keterangan : V = tingkat kunjungan TC = biaya perjalanan
X = variabel berpengaruh lain (waktu trip) CS = surplus konsumen
3.4.4
Contingent Valuation Method (CVM) Sebuah kurva kesediaan membayar dapat diperkirakan untuk menyelidiki
faktor-faktor penentu tawaran WTP. Kurva tersebut akan menghubungkan hasil kesediaan membayar (WTPi) dengan pendapatan (Ii). Tidak ada bentuk teoritis yang baku dalam fungsi ini, namun apabila fungsi log yang dipilih maka koefisiennya adalah elastisitas. Secara matematis hal tersebut dapat dituliskan sebagai berikut (Bateman & Turner 1992):
Keterangan : WTPi = willingness to pay responden ke-i Ii = pendapatan responden ke-i
3.4.5
Gambaran Pengaruh DPL terhadap Nilai Manfaat Perikanan Tangkap Penggambaran pengaruh DPL dalam kurun waktu tertentu dilakukan
untuk mengetahui manfaat pengelolaan DPL dalam meningkatkan pendapatan masyarakat terutama dari manfaat langsung perikanan tangkap dengan menggunakan present value dengan rumus sebagai berikut (Salvatore 2001):
Keterangan : PV = present value FVn = future value tahun ke-n i = tingkat suku bunga diskonto (discount rate: 6%) n= tahun