3
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Ide penelitian dimulai dengan kunjungan pada 2 industri gula nasional baik swasta maupun perusahaan milik pemerintah, yaitu di PT. Gula Putih Mataram (PT GPM) dan PG Jatitujuh Cirebon. PT GPM berlokasi di Sukadana Lampung Timur adalah salah satu perusahaan gula swasta yang cukup besar dengan hasil produksi cukup baik. Sementara PG Jatitujuh adalah perusahaan gula milik pemerintah di daerah Cirebon Jawa Barat merupakan salah satu BUMN yang terbaik. Pada kunjungan lapangan ditemukan beberapa kondisi kerja baik di lahan maupun di pabrik yang kurang ergonomis ditinjau secara mikro. Persepsi pekerja bervariasi, namun sebagian besar menyatakan bahwa kondisi tersebut sebagai kondisi kerja yang normal, tidak menjadi masalah. Untuk kondisi lingkungan yang ekstrimpun misalnya kebisingan yang tinggi, pekerja enggan menggunakan alat pelindung diri (APD), kecuali jika pengawas datang ke ruang tersebut. Indikasi ergonomi lain seperti tingkat kelelahan, kecelakaan, kesehatan dan tingkat turn over cukup rendah. Hal tersebut tentu bertentangan dengan konsep ergonomi mikro tentang hubungan kenyamanan, keamanan, efektifitas dan efisiensi kerja. Berdasarkan pada temuan awal tersebut, penelitian lapangan lanjutan dilaksananakan untuk memperoleh data-data yang lebih lengkap. Penelitian lapangan lanjutan dilakukan dengan mengambil sampel pada dua pabrik gula dan kondisi sistem kerja yang diamati adalah beberapa kondisi yaitu sistem kerja tebang manual, angkut manual dan giling. Perusahaan gula yang dipilih adalah PG Jatitujuh Cirebon dan PG Bungamayang Lampung. Pemilihan dua pabrik tersebut dengan pertimbangan satu di pulau Jawa yang mewakili kriteria lahan basah, serta satu di luar pulau Jawa yang mewakili lahan kering. Waktu penelitian keseluruhan dimulai dengan penelitian pendahuluan berupa kunjungan lapangan pada bulan September 2007, pengambilan data utama September sampai November 2008, serta Juli 2011 untuk mendapatkan beberapa data tambahan yang diperlukan dalam perancangan konsep.
54
3.2 Obyek dan Alat Obyek yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah : 1. Sistem kerja di tempat pabrikasi Penelitian difokuskan pada jumlah dan komposisi karyawan, shift kerja, alat/mesin yang ditangani, lingkungan kerja (kebisingan, getaran, temperatur, pencahayaan) dan persepsi subyektif pekerja. Disamping itu salah satu stasiun kerja juga diteliti beban kerja operatornya, yaitu stasiun boiler. Pemilihan ini dilakukan sebab hanya pada stasiun ini pekerja banyak melakukan aktifitas fisik. 2. Sistem kerja di lahan budidaya pada saat pemanenan/tebang angkut Penelitian difokuskan pada kondisi lingkungan kerja, jumlah dan kondisi pekerja, serta kondisi beban fisik yang harus diterima. Analisis beban kerja untuk tebang angkut diukur dengan parameter denyut jantung yaitu membandingkan antara denyut jantung pada saat istirahat dan pada saat bekerja. Pengukuran denyut jantung dilakukan pada beberapa aktifitas yang berbeda tingkat kelelahan yang dapat ditimbulkan, yaitu: a) Pada saat melakukan penebangan b) Pada saat melakukan pengangkutan c) Pada saat pekerja beristirahat Sebelum melakukan pengukuran denyut jantung pekerja pada saat melakukan penebangan dan pengangkutan, Pengukuran denyut jantung pada saat tebang angkut dilakukan sebanyak 4 kali ulangan untuk meminimalkan kesalahan dalam pengambilan data. Responden yang diambil adalah para pekerja tebang dan angkut dengan kriteria bekerja secara wajar, tidak terlalu lambat ataupun terlalu cepat. Sebelum dilakukan pengukuran, responden diberi penjelasan tentang pengukuran yang dimaksud, dengan pesan bahwa pekerja tidak akan dinilai, tidak akan dikurangi atau ditambah gajinya, dipersilahkan bekerja dalam keadaan wajar, serta hari itu dilakukan wawancara pada pagi hari untuk memastikan dalam keadaan sehat secara fisik dan psikis. Responden dibagi menjadi 2 kelompok ytaitu kelompok pekerja berpengalaman (telah bekerja lebih dari 5,3 tahun) atau kurang berpengalaman (telah bekerja kurang dari atau sama dengan 5,3 tahun). Seluruh responden berjenis kelamin pria, hal ini karena faktor teknis kemudahan memasang alat, serta populasi terbanyak pekerja adalah pria.
55
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini terbagi dalam 4 kelompok yaitu sebagai berikut : 1) Alat untuk mengukur kondisi lingkungan fisik meliputi: a) humidity meter, adalah alat yang digunakan untuk mengukur tingkat kelembaban udara, yaitu tingkat kandungan air di udara. b) lux and light meter, adalah alat untuk mengukur tingkat pencahayaan di dalam maupun di luar ruangan. c) sound level meter, adalah alat yang digunakan untuk mengukur tingkat kebisingan suara di sebuah tempat kerja d) vibration meter, adalah alat untuk mengukur tingkat getaran mekanis tempat kerja. Alat ukur ini menggunakan sensor magnetis sehingga yang dapat diukur adalah getaran lantai atau permukaan yang memiliki sifat magnetis baik seperti logam. e) distometer digital, adalah alat ukur jarak yang digunakan untuk mengukur jarak dengan sinar laser sehingga memudahkan pengukuran posisi di pabrik dengan kontur lantai yang tidak datar. 2) Alat untuk mengukur biomekanika meliputi: a) meteran manual, untuk mengukur tinggi badan b) timbangan digital, untuk mengukur berat badan responden c) video kamera dan kamera digital, untuk mengetahui berbagai posisi/postur tubuh pekerja selama melakukan aktifitas 3) Alat untuk mengukur beban kerja fisik meliputi: a) heart rate monitor (HRM), untuk mendeteksi denyut jantung responden selama bekerja b) interface HRM ke komputer, untuk mentransfer data denyut jantung ke komputer untuk diolah 4) Alat ukur persepsi pekerja berupa kuisioner persepsi untuk mengetahui pendapat pekerja tentang kondisi kerja, tingkat kelelahan, tingkat kecelakaan, serta kebijakan perusahaan terhadap kondisi kerja.
56
3.3 Diagram Alir Penelitian Secara diagramatis diagram alir penelitian ditunjukkan pada Gambar 15. Penelitian dimulai dengan studi pendahuluan berupa studi pustaka dan kunjungan lapangan.
Gambar 15 Skema diagram alir penelitian
57
Kegiatan selanjutnya adalah identifikasi, rumusan masalah dan penetapan tujuan penelitian. Tahap berikutnya adalah pengumpulan dan pengolahan data. Pengambilan data dilakukan di sistem kerja pabrik dan sistem kerja tebang angkut manual. Data pabrik yang diambil adalah kondisi lingkungan pabrik mencakup pencahayaan, kebisingan, temperatur dan getaran, data pekerja, data kuisioner persepsi karyawan serta data denyut jantung operator boiler. Data pada pekerjaan tebang angkut meliputi data pekerja, kondisi temperatur, denyut jantung pekerja saat istirahat, tebang dan angkut, serta data absensi. Setelah data dikumpulkan, dilakukan proses pengolahan data untuk mendapatkan gambaran kondisi lingkungan kerja, persepsi karyawan serta beban kerja. Data kondisi lingkungan pabrik ditabulasikan, sementara data kuisioner persepsi dianalisis dengan biplot untuk mengetahui hubungan antar persepsi pekerja. Beban kerja boiler dihitung dengan menggunakan metode increase ratio of heart rate (IRHR) yaitu dengan membandingkan denyut jantung pekerja saat bekerja dan saat istirahat. Data IRHR tebang angkut ditabulasikan dan diuji dengan uji-t untuk mengetahui perbedaan antara masing-masing kelompok pekerja. Hasil yang sama disajikan dalam bentuk grafik IRHR sebagai fungsi pengalaman. Dari data ini dilakukan analisa bagaimana pengaruh pengalaman terhadap beban kerja yang dinyatakan dengan nilai IRHR. Data lain yang dibandingkan adalah data absensi/ketidakhadiran pekerja tebang angkut. Data ini sebagi data pendukung telah terjadi proses adaptasi pekerja selama melaksanakan pekerjaannya. Tahap akhir penelitian adalah penarikan kesimpulan dan saran. Hasil akhir dari penelitian ini adalah rumusan sebuah konsep baru dalam ranah ergonomi yang bersifat lebih luas yang dapat menjelaskan lebih banyak fenomena. Selain manfaat teoritis tersebut, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis, misalnya pengamatan tentang lamanya waktu adaptasi, rekayasa manusia, serta rekayasa sistem sehingga dapat mempercepat
waktu adaptasi
sehingga tujuan bersama dalam sistem industri tercapai. 3.4 Metode Pengembangan Konsep Autopoiesis Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengembangkan konsep ergonomi yang dapat menjelaskan berbagai fenomena kejadian lapang. Pengembangan
58
konsep dimulai dengan kajian mendalam tentang konsep ergonomi mikro dan makro. Konsep utama dlam ergonomi mikro adalah konsep man-machine model (Leamon) , konsep fit the job to the man (FJM) serta konsep fit the man to the job. (FMJ). Konsep tersebut kemudian dibandingkan dengan data temuan lapang tentang keadaan lingkungan fisik kerja, tentang kuisioner persepsi dan pengukuran beban kerja secara obyektif. Fenomena yang terjadi di lapang ternyata tidak mengikuti secara tegas ke salah satu pemahaman ergonomi khususnya ergonomi mikro yaitu FJM atau FMJ. Untuk dapat menjelaskan berbagai fenomena lapang yang dalam beberpa hal menyimpang dari konsep ergonomi, dilakukan studi mendalam dalam ranah lain yaitu ranah filsafat, dimana ditemukan beberapa konsep dan prinsip umumj yang ternyata dapat menjelaskan fenomena ergonomi sistem kerja. Tinjauan filosofis ini bersifat luas dan multi dimensi, sehingga dalam ranah ergonomi dikategorikan dalam kelompok ergonomi makro. Konsep yang dimaksud adalah konsep autopoiesis, konsep swa-atur (self organizing system). Berdasarkan pada konsep tersebut, dibuatlah diagram proses yang terjadi pada sistem kerja yang menghubungkan antara perubahan kinerja sistem (system performance), tuntutan pekerjaan (job demand) untuk memenuhi kinerja sistem, serta bagaimana manusia harus meningkatkan kemampuannya (human capacity) untuk mencapai keseimbangan dengan tuntutan pekerjaannya. Diagran tersebut dapat menjelaskan bagaimana hubungan antara proses FJM dan FMJ demikian erat dan terus menerus ketika keinginan kinerja sistem harus ditingkatkan atau dijaga dalam posisi tertentu.