10
METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada Agustus-Desember 2011, di Laboratorium Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB dan PT Tunas Inti Abadi, Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu top soil dan benih jenis tanaman kehutanan. Benih yang digunakan yaitu sengon buto (Enterolobium cyclocarpum), benih sengon (Falcataria moluccana), trembesi (Samanea saman) yang didapatkan dari Bogor dan randu (Ceiba pentandra) didapatkan dari Batulicin Kalimantan Selatan. Pupuk kandang diperoleh dari Desa Trimartani. Alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu bak kecambah, sprayer, timbangan analitik dan alat tulis. Prosedur Penelitian Penelitian dilakukan dengan 3 percobaan, Percobaan I Pengujian Mutu Fisik dan Fisiologis Benih, Percobaan II Adaptasi Benih Tanaman Kehutanan di Lahan Pasca Tambang dan Percobaan III Pengaruh Penambahan Pupuk Kandang Pada Perkecambahan dan Pertumbuhan Bibit Hasil Direct Seeding.
Percobaan I Pengujian Mutu Fisik dan Fisiologis Benih Percobaan dilaksanakan pada bulan Agustus β September 2011 di Laboratorium Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB dan rumah kaca PT Tunas Inti Abadi Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan. Pengujian mutu fisik benih dilakukan dengan metode berat 1000 butir benih menurut ISTA sedangkan mutu fisiologis benih dilakukan dengan cara mengecambahkan benih dengan metode standard. Pengujian Mutu Fisik Benih Pengujian mutu fisik benih merupakan bentuk kegiatan pengujian terhadap benih yang diuji untuk mendapatkan informasi tentang kondisi fisik benih. Pengujian mutu fisik benih dilakukan dengan cara metode 1000 butir benih hal ini dikarenakan dapat digunakan untuk mengetahui jumlah benih per kg dari suatu jenis yang dapat dijadikan standar dalam perencanaan kebutuhan benih untuk persemaian maupun penanaman. Pengujian 1000 butir benih dilakukan dengan cara: mengambil sejumlah 100 butir benih dengan 8 kali ulangan secara acak dari contoh kerja, kemudian ditimbang.
11
Pengujian Mutu Fisiologis Pengujian mutu fisiologis benih dimaksudkan sebagai penentuan kualitas dari metabolisme yang terjadi didalam benih. Pengujian mutu fisiologis benih dilakukan dengan mengecambahkan benih dengan metode standar. Tahapan tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut: Penyiapan media kecambah Media kecambah yang digunakan adalah tanah (topsoil). Media kecambah kemudian dimasukan kedalam bak-bak kecambah dengan jumlah yang disesuaikan dengan jumlah unit percobaan. Pengecambahan benih dilakukan terhadap masing-masing jenis yang dikecambahkan sebanyak 50 benih dengan ulangan 3 kali. Pematahan dormansi Pematahan dormansi dilakukan sebelum pengecambahan. Pematahan dormansi dilakukan sesuai dengan karakteristik benihnya. Pematahan dormansi benih sengon buto, trembesi dan sengon dilakukan dengan cara merendam biji dengan air yang mendidih selama 3 menit, kemudian air panas dibuang dan selanjutnya direndam dengan air dingin semalam, kurang lebih 6 jam (Mansur 2010). Pematahan dormansi randu dilakukan dengan cara direndam pada air dingin selama 1 jam. Pengamatan dan Analisis Data
Data yang diamati dalam pengujian mutu fisik benih yaitu berat 1000 butir dan jumlah benih per kg, sedangkan dalam pengujian fisiologis benih data yang diamati yaitu daya kecambah dan laju kecambah. Analisis data yang digunakan dalam pengujian mutu fisik benih dengan cara pengujian 1000 butir. Rumus yang digunakan: 2 2 n x β ( x) Standar Deviasi S = n(n β 1) Koofisien korelasi =
s 100 x
Dimana: x = berat masing-masing ulangan n = jumlah ulangan β = jumlah total Menurut peraturan ISTA jika koefisien keragaman tidak kurang lebih dari 4.0, maka analisa diterima. Sedangkan jika CV lebih dari 4, maka ulangan ditambah 8 ulangan (menjadi 16 ulangan). Daya berkecambah adalah kemampuan benih untuk berkecambah normal dalam kondisi optimum yang diukur dalam persentase kecambah normal terhadap jumlah benih yang ditanam. Daya berkecambah dapat dihitungmenggunakan rumus; π·ππ¦π π΅πππππππππβ β% =
π½π’πππβ β πππππππβ Γ 100% πππ‘ππ ππππβ β π¦πππ πππππππππβ πππ
12
Laju perkecambahan dihitung untuk mengetahui jumlah hari yang diperlukan untuk munculnya radikel atau plumula. Laju perkecambahan dapat dihitung berdasarkan rumus; πΏπππ’ ππππππππππβββ βπππ =
N1T1 + N2T2 + β― + NxTx Jumlah total benih berkecambah
Keterangan: N ; Jumlah benih yang berkecambah T ; waktu atau hari yang diperlukan untuk berkecambah.
Percobaan II Adaptasi Benih Tanaman Kehutanan Di Lahan Pasca Tambang Penanaman langsung dilakukan untuk mendapatkan teknik pembenihan langsung yang sesuai untuk rehabilitasi lahan pasca tambang. Tahapan percobaan yang dilakukan sebagai berikut: a. Persiapan Lahan Lahan yang digunakan adalah lahan yang sudah selesai proses kegiatan pertambangan, dan telah dilakukan penutupan tambang. Persiapan lahan diawali dengan membagi areal berdasarkan rancangan penelitian yang dilakukan. Setelah pembagian lahan dilakukan pembuatan lubang tanam dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm dengan jarak tanam 4 x 4 m. Ulangan setiap jenis tanaman sebanyak 50. b. Perlakuan Awal Benih Perlakukan awal benih masing β masing spesies pada Percobaan II dilakukan dengan cara yang sama seperti pada Percobaan I. c. Metode Direct Seeding Metode Direct seeding pada penelitian ini dilakukan dengan cara menaburkan benih pada lubang tanam. Setiap lubang tanam ditaburkan 5 benih dengan kedalaman 0,5 cm. d. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan dengan cara menjaga dan mengamati benih yang ditanam dari kondisi lingkungan yang tidak mendukung serta predator yang lainnya.
13
Percobaan III Pengaruh Penambahan Pupuk Kandang Pada Perkecambahan Dan Pertumbuhan Bibit Hasil Direct Seeding Penanaman langsung dilakukan untuk mendapatkan teknik pembenihan langsung yang sesuai untuk rehabilitasi lahan pasca tambang. Tahapan percobaan yang dilakukan sebagai berikut: a. Persiapan Lahan Lahan yang digunakan adalah lahan yang sudah selesai proses kegiatan pertambangan, dan telah dilakukan penutupan tambang. Persiapan lahan diawali dengan membagi areal berdasarkan rancangan penelitian yang dilakukan. Setelah pembagian lahan dilakukan pembuatan lubang tanam dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm dengan jarak tanam 4 x 4 m. Pada percobaan ini dilakukan pemberian pupuk kandang sebanyak 2 kg pada tiap lubang tanam. Ulangan setiap jenis tanaman sebanyak 50. b. Perlakuan Awal Benih Perlakukan awal benih masing β masing spesies pada Percobaan III, dilakukan dengan cara yang sama pada Percobaan I. c. Metode Direct Seeding Metode Direct seeding pada penelitian ini dilakukan dengan cara menaburkan benih pada lubang tanam yang telah diberi pupuk kandang. Setiap lubang tanam ditaburkan 5 benih dengan kedalaman 0,5 cm. d. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan dengan cara menjaga dan mengamati benih yang ditanam dari kondisi lingkungan yang tidak mendukung serta predator yang lainnya.
Pengamatan dan Pengumpulan Data Pengamatan dan pengumpulan data pada Percobaan II dan Percobaan III antara lain: a.
Daya Berkecambah Daya berkecambah adalah kemampuan benih untuk berkecambah normal dalam kondisi optimum yang diukur dalam persentase kecambah normal terhadap jumlah benih yang ditanam. Daya berkecambah dapat dihitung berdasarkan rumus; π½π’πππβ β πππππππβ β π·ππ¦π π΅πππππππππβ β% = Γ 100% πππ‘ππ ππππβ β π¦πππ πππππππππβ πππ
b. Laju Perkecambahan Jumlah hari yang diperlukan untuk munculnya radikel atau plumula. Laju perkecambahan dapat dihitung berdasarkan rumus; N1T1 + N2T2 + β― + NxTx πΏπππ’ ππππππππππβ ββββ πππ = Jumlah total benih berkecambah Keterangan: N ; Jumlah benih yang berkecambah T ; waktu atau hari yang diperlukan untuk berkecambah
14
c.
Tinggi (cm) Pengukuran tinggi dilakukan sejak satu bulan penanaman, selanjutnya pengukuran dilakukan setiap 2 minggu. Pengukuran tinggi dimulai dari kotiledon sampai pucuk tertinggi.
d. Diameter (mm) Pengukuran dilakukan diameter dilakukan diatas kotiledon, pengukuran dilakukan dengan menggunakan kaliper, pengukuran dilakukan setiap 4 minggu. e.
Pengamatan Lingkungan Pengamatan keadaan lingkungan hanya dilakukan pada lokasi penanaman metode direct seeding, selama penelitian berlangsung.
f.
Analisis Tanah Rutin Analisis tanah dilakukan untuk mengetahui tingkat kesuburan tanah, dan mengetahui kandungan unsur hara. Analisis tanah dilakukan Laboratorium Penelitian dan Uji Tanah Universitas Lambung Mangkurat.
Rancangan Percobaan Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap, dimana πππ = Β΅ + πΌπ + πππ Dimana: Yij = Respon pertumbuhan pada perlakuan ke βi, ulangan ke-j Β΅ = Nilai rata-rata umum Ξ±i = Pengaruh jenis tanaman ke-i Ξ΅ij = Galat percobaan dari ulangan ke- j pada perlakuan ke- i
Analisis Data Analisis data menggunakan ANOVA dan pengujian lanjutan menggunakan uji lanjut LSD. Pengolahan data akan menggunakan program SAS.