METODE PENELITIAN Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kabupaten Lampung Barat. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan atas pertimbangan : 1) pemerintah Kabupaten Lampung Barat memiliki peran yang sangat penting terhadap pembangunan ketahanan pangan wilayah, (2) peneliti bertugas di Bappeda Kabupaten Lampung Barat, (3) penelitian sebelumnya belum pernah dilakukan. Dengan pertimbangan tersebut penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam mengambil suatu kebijakan khususnya dalam melaksanakan programkegiatan yang berkaitan langsung terhadap pembangunan ketahanan pangan di wilayah Kabupaten Lampung Barat. Penelitian ini berlangsung selama 3 bulan, dimulai bulan Oktober sampai dengan bulan Desember 2008. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah retrospektif dengan memanfaatkan data-data yang tersedia. Penelitian ini dilakukan dengan mengolah data dari berbagai instansi yang terkait dengan ketahanan pangan di Kabupaten Lampung Barat, yang seluruhnya berupa data sekunder. Jenis, Sumber Dan Cara Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Jenis data sekunder yang dipergunakan antara lain : Peraturan Perundangan terkait ketahanan pangan, KUKP 2006 - 2009, Butir-butir Kesepakatan DKP 2007, dan Peraturan Daerah Lampung Barat tentang APBD tahun anggaran 2003 sampai 2007, seperti pada Tabel 1
Tabel 1. Jenis, sumber dan cara pengurnpulan data No
Jenis Data
Sumber Data
Cara Pengumpulan
1.
APBD
Perda APBD (PPKAD, Bagian Hukum Setdakab)
Pencatatan APBD yang terkait dengan penerimaan dan pengeluaran
2.
Ruang lingkup pembangunan ketahanan Pangan
Peraturan Perundangan, Butir-butir kesepakatan DKP & K U W dari BKP dan Bappeda
Pencatatan mang lingkup yang terkait dengan pembangunan ketahanan pangan
3.
Programfkegiatan yang yang berkaitan dengan ketahanan pangan dan jumlah anggaran
DinasAnstansi terkait ketahanan pangan
Pencatatan Programkegiatan yang berkaitan dengan ketahanan pangan tahun 2003 sampai 2007
Pengolahan dan Analisis Data Analisis data dilakukan secara diskriptif atau menggambarkan keadaan nyata yang tejadi pada sampel yang diamati dengan dasar pada pemahaman konsepsi serta pandangan atas teori yang terkait, dengan tahapan sebagai berikut :
1.
Anggaran Pendapatan dan Belania Daerah Kabupaten Lampung Barat Untuk mengetahui besarnya penerimaan dan pengeluaran APBD pada tiap-tiap programkegiatan dapat dilakukan dengan membandingkan antara pengeluaran yang dialokasikan pada anggaran pengeluaran mtin dan pengeluaran pembangunan dengan total jumlah
anggaran, dengan
menggunakan analisis Comparative Budget Statement (CBS). Di dalam mengkaji perbandingan perkembangan anggaran pengeluaran dari tahun ke tahun dalam APBD dengan menggunakan CBS horizontal dengan tiga ukuran yaitu absolut, relatif dan rasio sedangkan CBS vertikal digunakan untuk mengkaji perbandingan posisi rata-rata dari masing-masing pos belanja dalam APBD. Apabila CBS horizontal secara absolut (Ab) dan
relatif (Rl) bertanda negatif menunjukkan tejadinya penurunan dan sebaliknya, sedangkan jika CBS horizontal secara rasio (Ro) kurang dari satu menurjukkan terjadinya penurunan dan sebaliknya (Widodo, 1990). Untuk CBS horizontal disesuaikan dengan variabel yang tersedia Adapun rumus yang digunakan dalam CBS horizontal adalah sebagai berikut:
Absolut : Ab = VX- Vx-1
vx
Rasio :RO = vx-1 Keterangan : Ab adalah CBS absolut R1 adalah CBS relatif Ro adalah CBS ratio Vx adalah variabel tertentu tahun x Vx-1 adalah variabel tertentu tahun sebelumnya. Kemudian selanjutnya CBS vertikal yang digunakan untuk mengukur posisi masing-masing pos dalarn APBD dengan jumlah tertentu pada APBD dalam persentase dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan : Pr adalah proporsi pengeluaran rutin Pp adalah proporsi pengeluaran pembangunan V1 adalah pengeluaran rutin V2 adalah pengeluaran pembangumn Vt adalah variabel tertentu pengeluaran rutin atau pengeluaran pembangunan
2.
Penetapan ruang lingkup program dan kegiatan dalam rangka pembangunan ketahanan pangan dan gizi.
Pengurnpulan data dilakukan dengan mengumpulkan
berbagai
dokumen peraturan perundangan dan kebijakan terkait ketahanan pangan yang terdii dari peraturan perundangan terkait ketahanan pangan, dokumen kesepakatan Bupati/waliiota pada pertemuan regional Dewan Katahanan Pangan (DKP) tahun 2007, KUKP, Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RANPG) 2006-2010. Informasi tersebut diidentifikasi dan dianalisis
dengan metode Content Analysis untuk menetapkan ruang lingkup program dan kegiatan dalam rangka pembangunan ketahanan pangan. 3.
Analisis Anggaran program dan kegiatan untuk mengetabui besaran dan alokasi anggaran pembagunan ketahanan pangan
Data skunder yang diperoleh dari Perda APBD tahun 2003-2007 dianalisis dengan menggunakan metode Content Analysis (analisis isi). Analisis isi adalah penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis. Pelopor analisis isi adalah Harold D. Lasswell, yang mempelopori teknik simbol coding, yaitu mencatat larnbang atau pesan secara sistematis, kemudian diberi interpretasi. Analisis isi dapat digunakan untuk rnenganalisis semua bentuk komunikasi. Baik surat kabar, berita radio, iklan televisi maupun semua bahan-bahan dokumentasi yang lain. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam melakukan analisis isi untuk mengetahui anggaran programfkegiatan ketahanan pangan, rnaupun progrdegiatan yang terkait dengan ketahanan pangan adalah sebagai berikut : 1) identifkasi p r o g r d e g i a b pembangunan ketahanan pangan dan progrdegiatan terkait dengan pemban,wan
ketahanan pangan
berdasarkan data yang terdapat pada Perda APBD tahun anggaran 2003-2007, pembangunan
2) pembuatan kategori sesuai dengan pogramkegiatan ketahanan
pangan
yang
telah
ditetapkan,
4)
interpretasilpenafsiran data yang diperoleh (terkait dengan program1 kegiatan, jumlah dan alokasi anggaran).
Dari analisis isi akan diperoleh total anggaran pembangunan ketahanan pangan pada tiap tahun anggaran dari tahun 2003 sampai dengan
2007, sehingga dapat terlihat kebijakan anggaran untuk pembangunan ketahanan pangan di Kabupaten Lampung Barat. Definisi Operasional Ketahanan pangan : kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan tejangkau. Pembangunan ketahanan pangan : suatu upaya pembangunan yang bersifat lintas bidang dan lintas sektoral yang saling berkaitan, ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat secara adil merata baik jumlah maupun mutugizinya (dilihat dari bentuk program dan kegiatan) Program : serangkaian kegiatan-kegiatan atau proyek-proyek yang terorganisasi dan diarahkan untuk pencapaian suatu tujuan khusus (misalnya, program peningkatan produksi
pertanian,
program pelayanan kesehatan
masyarakat, dan program pemberantasan buta huruf). Kegiatan atau proyek : suatu pelaksanaan pekejaan yang terencana mencakup serangkaian kegiatan yang saling berkaitan terkoordinasi untuk mencapai suatu tujuan khusus, dengan sejumlah dana dan jangka waktu tertentu, (kegiatanlproyek merupakan bagian dari suatu program). Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) : rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD, yang ditetapkan dengan peraturan daerah Anggaran : rencana keuangan pemerintah dalam suatu waktu tertantu (biasanya dalam satu tahun mendatang) untuk membiayai tugas-tugas pemerintah disegala bidang. Kebijakan penganggaran : rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana atas pelaksanaan suatu pembangunan yang lebih ditekankan pada anggaran yang digunakan untuk pelaksanaan pembangunan yang mendukung ketersediaan pangan di Wilayah Lampung Barat pada periode tahun anggaran 2003 - 2007. Penerimaan Daerah : uang yang masuk ke kas daerah.
Belanja rutin : pengeluaran yang dilakukan untuk satu tahun anggaran dan tidak menambah aset atau kekayaan daerah. Belanja kegiatan rutin ini terdiri dari belanja pegawai, belanja barang, belanja perjalanan dinas, belanja pemeliharaan, dan belanja lain-lain. Belanja pembangunan : pengeluaran yang manfaatnya cenderung melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah aset atau kekayaan daerah dan selanjutnya akan menambah belanja rutin. Belanja pembangunan disusun sesuai dengan prioritas tuntutan dan kebutuhan masyarakat untuk meningkatkan peiayanan dan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Anggaran program ketahanan pangan dan gizi (program langsung) : rencana keuangan untuk membiayai serangkaian kegiatan-kegiatan atau proyekproyek yang terorganisasi dan diarahkan untuk pencapaian suatu tujuan khusus yang langsung ke ketahanan pangan dan gizi (terkait pada ruang lingkup ketahanan pangan). Anggaran
program terkait ketahanan pangan
dan gizi (tidak
langsung) : rencana keuangan untuk membiayai serangkaian kegiatan-kegiatan atau proyek-proyek yang terorganisasi dan diarahkan untuk pencapaian suatu tujuan khusus yang tidak langsung ke ketahanan pangan dan gizi namun terkait dan mendukung ketahanan pangan dan gizi (terkait dengan input dalam kerangka sistem ketahanan pangan).