METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan dengan penentuan lokasi secara purposive. Penelitian ini berlansung selama 2 bulan, dimulai pada bulan Nopember sampai dengan bulan Desember 2010. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah retrospektif dengan menggunakan data dari instansi/lembaga
yang terkait dengan ketahanan pangan dan diolah dengan
menggunakan komputer Micosoft Excell, kemudian dianalisis secara deskriptif. Fokus
penelitian
adalah
mendiskripsikan
komponen-komponen
dalam
penyediaan pangan untuk mengetahui perkembangan serta menyusun perencanaan penyediaan pangan. Jenis, Sumber dan Cara Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data sekunder. Jenis data sekunder diperoleh dari dinas/badan/instansi terkait dengan program ketahanan pangan yaitu; data Neraca Bahan Makanan (NBM) dan supply (produksi, stok pangan, ekspor dan impor pangan) dan demand data berupa data laporan konsumsi pangan oleh Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sinjai,
khususnya data-data untuk mengkaji ketersediaan
pangan dan faktor-faktor yang menentukan perencanaan penyediaan pangan Kabupaten Sinjai menjadikan PPH sebagai instrumen perencanaan pangan untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang dan jangka pendek berdasarkan kualitas data yang dipakai, seperti pada Tabel 2.
17
Tabel 2 Jenis sumber dan cara pengumpulan data No 1
Jenis Data Ketersediaan pangan
Sumber data Cara pengumpulan Badan Pelaksana Penyuluhan Data sekunder dan Ketahanan Pangan Tahun 2005 s/d 2008 [BPPKP], Dinas Kesehatan
2
Ekspor/impor pangan
BPS, BPPKP, Disperindag dan Penanaman Modal,
Data sekunder ekspor/impor pangan tahun 2005 s/d 2008
3
Stok pangan
BPS Kantor devisi Bulog
Data sekunder Stok Pangan 2005 s/d 2008
4
Data Konsumsi
BPPKP, Dinkes
Data sekunder survei konsumsi
5
Potensi agroekologi Ketersediaan lahan
BPS, Dinas Tata Ruang, Dispertan & Hortikultura
Data sekunder potensi lahan
6
Keadaan demografi Produksi Penduduk
Data sekunder Sinjai dalam angka 2008
BPS
Pengolahan dan Analisis Data Data-data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan program komputer Microsoft Excell, kemudian dianalisis secara deskriptif. Pengolahan data tersebut dibagi dalam beberapa kelompok sebagai berikut: Analisis Situasi Ketersediaan dan Konsumsi Pangan Analisis trend produksi pangan wilayah selama lima tahun terakhir, kemudian dilakukan peramalan produksi pangan pada tahun 2011 – 2020. Analisis trend dan peramalan produksi pangan menggunakan. Least Square Method. Model persamaan regresi linier tersebut adalah: Ŷn = bo + b1Xn + ℮ Keterangan: Ŷn = besarnya produksi pada tahun ke-n (tahun dasar adalah tahun ke-0) bo = nilai trend yang merefleksikan produksi pangan sejak tahun dasar b1 = nilai slope, yang menggambarkan meningkat/menurunnya produksi pangan per tahunnya Xn = kode tahun ke-n yang diramalkan 18
℮ = nilai galat (error)
Kondisi ketersediaan dan pola konsumsi penduduk Kabupaten Sinjai tahun 2008 berdasarkan PPH dengan menggunakan Software Analisis Ketersediaan Pangan Wilayah dan Analisis Pola Konsumsi Pangan Departemen GMSK IPB tahun 2005. Berdasarkan rekomendasi tersebut maka ditetapkan: a. Ketersediaan energi perkapita 2.200 kkal/kapita/hari dan protein 57 g/kapita/hari maka kondisi wilayah dikategorikan “tahan pangan”. b.
Konsumsi energi perkapita kurang dari 2.000 kkal/kapita/hari dan protein kurang dari 52 g/kapita/hari maka wilayah tersebut dikategorikan “konsumsi pangan baik”.
Rasio swasembada, analisis situasi ketersediaan pangan dilakukan berdasarkan informasi pengadaan pangan wilayah (data produksi, ekspor, impor dan cadangan pangan) dengan melihat rasio swasembada dari masing-masing jenis pangan strategis.
Untuk mengetahui besarnya rasio swasembada suatu jenis pangan
dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Rasio Swasembada =
Produksi X 100 (Produksi + Impor – Ekspor)
Perencanaan Penyediaan dan Kebutuhan Konsumsi Pangan Proyeksi produksi pangan. Proyeksi produksi menggambarkan proyeksi jumlah pangan yang harus diproduksi untuk memenuhi proyeksi ketersediaan pangan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Asumsi yang digunakan dalam
menyusun proyeksi produksi adalah perubahan stock, ekspor dan pemakaian dalam wilayah/kabupaten (bibit, pakan, industri, tercecer) pada tahun-tahun berikutnya adalah tetap sama tahun dasar. Proyeksi produksi merupakan proyeksi ketersediaan setelah dijumlah dengan perubahan stock, ekspor dan pemakaian serta dikurangi impor. Prt = Kt + PS + E – I + ( P+B+M+BM+T) Keterangan: Prt = Proyeksi produski pada tahun t (yang dicari) Kt = Proyeksi ketersediaan (ton/tahun) pada tahun t (yang dicari) PS = Perubahan stock pada tahun dasar E = Penggunaan ekspor pada tahun dasar 19
I
= Penggunaan impor pada tahun dasar
P
= Penggunaan untuk pakan pada tahun dasar
B = Penggunaan untuk bibit M
= Penggunaan untuk industri makanan dapa tahun dasar
BM = Penggunaan untuk industri non makanan pada tahun dasar T
= Pangan yang tercecer pada tahun dasar (Riadi S., 2009)
Proyeksi skor dan komposisi PPH Ketersediaan Proyeksi skor mutu dan komposisi PPH ketersediaan pangan wilayah pada waktu tertentu, diharapkan di Kabupaten Sinjai mampu untuk mencapai skor PPH 100 pada tahun 2020 dengan menggunakan interpolasi linier. Tahun awal skor adalah hasil perhitungan PPH aktual, sedangkan target akhir skor mutu adalah skor PPH 2020.
Berikut adalah proyeksi skor mutu dan komposisi PPH
ketersediaan pangan sampai tahun 2020 dengan menggunakan interpolasi sederhana dengan rumus berikut: St = So + n (S2020 – So)/dt Keterangan: St
= Skor mutu pangan (PPH) tahun yang dicari
So
= Skor mutu pangan (PPH) tahun awal
n
= selisih antara tahun yang dicari dengan tahun awal
S2020 = skor PPH tahun 2020 (ideal 100) dt
= selisih tahun 2020 dengan tahun awal
Proyeksi ketersediaan energi (kkal/kap/hari) Proyeksi ketersediaan pangan dimaksudkan untuk mengetahui jumlah pangan yang harus tersedia untuk konsumsi penduduk dalam jangka waktu tertentu, yang dinyatakan dalam bentuk energi dalam setiap kelompok pangan sesuai dengan ketersediaan
aktual masing-masing komoditas dengan satuan
kkal/kapita/tahun dan ton/tahun, dengan rumus berikut: Kt = Ko + n (K2020 – Ko)/dt Keterangan:
20
Kt
= ketersediaan energi tahun yang dicari
Ko
= ketersediaan energi tahun awal
= selisih tahun yang dicari
n
K2020 = ketersediaan energi tahun 2020 yang dicari (ideal = 100) = selisih tahun 2020 dengan tahun awal
dt
4.4. Proyeksi kebutuhan ketersediaan energi (gram/kapita/hari) Hasil perkalian antara konstribusi masing-masing komoditas dengan ketersediaan energi dari kelompok pangan dengan cara sebagai berikut. Gt = Go + n (G2020 – Go)/dt Keterangan:
Gt = ketersediaan energi (gr/kap/hari) tahun yang dicari Go = ketersediaan energi (gr/kap/hari) tahun awal n = selisih tahun yang dicari G2020 = ketersediaan energi tahun 2020 yang dicari (ideal = 100) dt = selisih tahun 2020 dengan tahun awal
Proyeksi ketersediaan setiap komoditas pangan dalam satuan ton/tahun Hasil perhitungan ini adalah jumlah kebutuhan ketersediaan energi dengan satuan kkal/kap/hari setiap komoditas dalam kelompok pangan, kemudian dikonversi dalam satuan g/kap/hari (Gi) dengan rumus: Gram/kap/hari =
Energi komoditas x BDD% x 100 gr komoditas Kandungan energi komoditas pangan acuan
Diasumsikan setahun samadengan 365 hari maka proyeksi ketersediaan komoditas dalam satuan kg/kap/tahun adalah konversi proyeksi ketersediaan dalam satuan g/kap/hari menjadi kg/kap/hari dengan rumus: Kg/tahun
= Energi komoditas dalam g/kap/hari x 365 1000
Proyeksi ketersediaan komoditas dalam satuan ton/tahun merupakan konversi proyeksi ketersediaan dalam satuan kg/kap/tahun menjadi ton/tahun Ton/tahu
= Ketersediaan komoditas dalam g/kap/hari x proyeksi penduduk 1000
Proyeksi Kebutuhan Konsumsi berdasarkan PPH Proyeksi jumlah kebutuhan konsumsi energi dalam satuan kkal/kap/hari gram/kapita/hari dikonversi proyeksi konsumsi energi dalam satuan gram/kap/hari 21
menjadi konsumsi pangan (DKBM) dengan rumus: Gram/kap/hari =
Energi komoditas x BDD% x 100 gr komoditas Kandungan energi komoditas pangan acuan
Kg/tahun
= gram kebutuhan konsumsi x 365 1000
Ton/tahun
= kg/tahun kebutuhan konsumsi x jlh penduduk 1000
Proyeksi Jumlah Penduduk Proyeksi jumlah penduduk dengan pendekatan ekstrapolasi/trend berdasarkan perkembangan pertumbuhan untuk meramalkan pada tahun t adalah: Pt = Po x (1 + L)(t-o) Keterangan : Po = jumlah penduduk tahun dasar
o = tahun dasar
L = laju pertumbuhan penduduk
t = tahun yang dicari
Kebutuhan luas lahan Proyeksi kebutuhan luas lahan yang diperlukan untuk mencapai target produksi sesuai potensi wilayah untuk memenuhi ketersediaan pangan penduduk sesuai kebutuhan gizi pada tahun 2011-2020 dengan menggunakan komoditas pangan acuan setiap kelompok pangan dengan rumus: 1 Tanaman semusim Luas Lahan = (proyeksi produksi/produktivitas)
Intentitas tanam 2 Tanaman perkebunan Luas Lahan = proyeksi produksi produktivitas 3 Hewan ruminansia Luas Lahan = (target produksi/konversi karkas X (1/% karkas) x luas kandang
Berat rata-rata 1 ekor ternak
Luas Lahan = target produksi (kg) X standar luas kandang Berat rata-rata 1 ekor unggas jlh unggas dlm kandang 4
Ikan (kolam/tambak) Luas Lahan =
target produksi (kg) Berat rata-rata 1 ekor ikan
22
X
standar luas kandang Populasi ikan dlm kolam standar
Adapun asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1
Pencapaian ketersediaan pangan ideal dan konsumsi pangan ideal berdasarkan PPH ditunjukkan dengan skor PPH 100.
2
Dalam menentukan proyeksi penyediaan pangan tahun sasaran yang diharapkan dari produksi sendiri dan impor ditetpkan dengan pertimbangan rasio swasembada masing-masing komoditas sebagai acuan tahun 2008.
3
Tren produksi pangan nabati maupun hewani selama lima tahun terakhir mengikuti tren linier, kemudian dilakukan peramalan produksi pangan pada tahun 2011-2020 dengan menggunakan least square methode dengan model persamaan linier.
4
Kebutuhan luas lahan pertanian untuk produksi pangan nabati dan hewani melalui kegiatan budidaya (on-farm) pada tahun 2011-2020, diasumsikan produktivitas masing-masing komoditas sama pada tahun 2008.
5
Perbandingan (gap) ketersediaan lahan dan kebutuhan lahan pertanian untuk kegiatan usahatani setiap komoditas (on-farm) didasarkan pada intensitas tanam, berat rata-rata untuk pangan hewani yang terjadi di Kabupaten Sinjai pada tahun 2008, kemudian memproyeksikan hingga tahun 2020, kemudian ditetapkan bila ketersediaan lahan aktual lebih rendah dari kebutuhan lahan tahun sasaran dikategorikan lahan pertanian yang tidak mampu mendukung kegiatan produksi, demikian sebaliknya ketersediaan lahan aktual lebih tinggi dari kebutuhan lahan sasaran dikategorikan mampu mendukung kegiatan produksi untuk pemenuhan penyediaan pangan wilayah.
6
Setiap kelompok pangan menggunakan pangan acuan dalam penentuan kebuthan lahan bagi kegiatan produksi pangan nabati dan hewani yang terdiri dari: Kelompok pangan padi-padian oleh padi (beras giling) dan jagung, umbi-umbian dengan ubi kayu,
kacang-kacangan dengan kacang tanah,
pangan hewani yaitu sapi, untuk telur dan daging ayang acuannya ayan ras, dan kelompok pangan sayur oleh wortel dan bunci dan buah dengan pisang.
23
Defenisi Operasional Penyediaan pangan adalah sejumlah pangan yang harus tersedia untuk konsumsi setiap penduduk Kabupaten Sinjai dalam jangka waktu tertentu, baik dalam bentuk natura maupun dalam unsur gizinya (energi, protein, lemak, vitamin dan mineral, yang diperoleh dari produksi dan impor, tanpa atau melalui jalur perdagangan. Kebutuhan konsumsi pangan aktual adalah jumlah pangan nabati dan panga hewani baik jumlah dan jenisnya yang dikonsumsi penduduk untuk memenuhi kebutuhan energi dan protein pada saat survey konsumsi dilakukan. Proyeksi kebutuhan konsumsi pangan ideal adalah estimasi jumlah pangan nabati dan hewani yang harus disediakan sesuai kaidah gizi seimbang kebutuhan konsumsi pangan penduduk baik jumlah dan keragamannya untuk hidup sehat dan aktif berdasarkan Pola Pangan Harapan (PPH) tahun 2011-2020. Neraca bahan makanan (NBM) adalah penyajian data dalam bentuk tabel yang dapat menggambarkan situasi dan kondisi ketersediaan pangan untuk konsumsi penduduk suatu wilayah (negara/provinsi/kabupaten) dalam kurun waktu tertentu. Pola Pangan Harapan (PPH) atau Desirabel Dietary Pattern adalah susunan pangan yang didasarkan pada sumbangan energi, dari sembilan kelompok pangan (baik secara absolut maupun relatif) dari suatu pola ketersediaan atau konsumsi pangan. Skor PPH adalah nilai mutu ketersediaan dan konsumsi pangan yang menunjukkan kondisi keberagaman ketersediaan dan konsumsi pangan, dengan asumsi semakin tinggi skor PPH, menunjukkan situasi ketersediaan pangan dan pola konsumsi pangan penduduk semakin beragam dan semakin baik mutu gizinya ideal (PPH=100). Perencanaan penyediaan pangan adalah suatu gambaran proyeksi jumlah dan ragam penyediaan pangan baik nabati maupun hewani untuk memenuhi target penyediaan pangan bagi konsumsi penduduk kearah ideal baik untuk jangka pendek, maupun jangka menengah sesuai potensi produksi dan ketersediaan lahan yang dimiliki. 24
Produksi pangan adalah jumlah keseluruhan hasil masing-masing bahan makanan yang dihasilkan dari sektor pertanian (tanaman pangan dan hortikultura, peternakan dan perkebunan) serta sektor perikanan, yang belum mengalami proses pengolahan maupun yang sudah mengalami proses pengolahan. Proyeksi produksi pangan adalah estimasi jumlah setiap kelompok pangan atau komoditas nabati maupun hewani yang harus diproduksi untuk memenuhi ketersediaan pangan di Kabupaten Sinjai pada Tahun 2011-2020. Proyeksi ketersediaan pangan adalah estimasi jumlah pangan nabati dan pangan hewani yang harus disediakan untuk kebutuhan konsumsi penduduk Kabupaten Sinjai tahun 2011-2020. Gap proyeksi ketersediaan pangan dan konsumsi pangan adalah estimasi selisih hasil sejumlah pangan nabati dan pangan hewani yang tersedia dan kebutuhan konsumsi penduduk Kabupaten Sinjai dengan asumsi gap bernilai positif dianggap sudah melampaui kebutuhan konsumsi penduduk atau surplus dan bila bernilai negatif dianggap kebutuhan konsumsi penduduk belum terpenuhi (defisit). Impor pangan adalah sejumlah bahan pangan baik yang belum maupun sudah mengalami pengolahan, yang didatangkan/dimasukkan dari luar ke dalam wilayah Kabupaten Sinjai. Ekspor pangan adalah sejumlah bahan pangan baik yang keluar maupun yang akan dikirim keluar dari wilayah Kabupaten Sinjai. Cadangan pangan adalah sejumlah bahan pangan yang disimpan/dikuasai oleh pemerintah sebagai cadangan pangan dan akan digunakan untuk keluarga miskin (raskin) dan bantuan sosial lainnya. Ketersediaan lahan pertanian dan perikanan adalah jumlah potensi lahan aktual yang tersedia untuk kegiatan usaha pertanian atau kegiatan budidaya (onfarm) pada tahun 2008. Proyeksi kebutuhan lahan pertanian dan perikanan adalah estimasi jumlah kebutuhan luas lahan pertanian dan perikanan untuk kegiatan usaha pertanian (on-farm) hingga tahun 2020 guna memenuhi target penyediaan dengan mempertimbangkan produktivitas, intensitas tanam untuk (palawija), ternak standar luas kandang dan berat rata-rata. 25
Intentitas Tanam adalah upaya peningkatan produksi secara intensifikasi dengan cara peningkatan Indeks Pertanaman (IP) atau jumlah intensitas penanaman dalam setahun pada lahan pertanian dan perikanan misalnya padi dua kali setahun.
26