16 pendingin di sektor retail, dari 3.96 juta unit menjadi 4.5 juta unit pada tahun 2012. Kebutuhan akan bahan pendingin juga makin bertambah dari 264 MT pada tahun 2011 menjadi 300 MT pada tahun 2012. Protokol Montreal melalui program penghapusan BPO telah mendorong tidak hanya perbaikan kualitas lingkungan tetapi juga terhadap peningkatan ekonomi yang seimbang antara ekonomi secara definitif maupun ekonomi yang seimbang dan berkelanjutan. Dari sisi ekonomi, Protokol Montreal mendorong inovasi yang terus menerus untuk melakukan alih teknologi dari BPO menjadi non-BPO, menciptakan teknologi yang lebih efisien tidak hanya dari sisi ekonomi produksi tetapi juga ekonomi secara makro melalui peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB). Dari sisi sosial, kegiatan pelatihan bagi pemangku kepentingan turut meningkatkan pengetahuan dan pendidikan tenaga kerja karena makin banyak teknologi baru yang perlu dipelajari. Dengan adanya alih teknologi maupun penghapusan BPO dapat membantu mengurangi risiko masyarakat terhadap efek sosial berupa penyakit. Dari sisi lingkungan, tentunya sudah pasti penghapusan BPO mendorong upaya konservasi dan pemulihan terhadap kualitas lingkungan atmosfer, dan mengurangi pemanasan global mengingat BPO juga merupakan GRK.
3
METODE
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Jakarta dan pengumpulan data yang diperoleh dari sumber data Unit Ozon Nasional dibawah Kementerian Lingkungan Hidup, dan industri manufaktur refrigerasi. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Maret 2013 dan memakan waktu empat bulan sampai bulan Juni 2013. Tempat penelitian di 11 lokasi industri manufaktur refrigerasi yang tersebar di Jakarta Utara; Cileungsi, Bogor; Depok, daerah Cikupa Tangerang; dan Bekasi. 3.2 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan survey dan expose facto. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini menggambarkan variabel-variabel yang diamati, gejala dan keadaan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh secara langsung dari responden, maupun data sekunder yang berasal dari pihak ketiga dari institusi terkait. Bentuk data skematik, narasi atau uraian, data numerik yang berasal dari narasumber dalam bentuk dokumen pemerintah, catatan lapangan, rekaman dan foto sebagai dokumentasi.
17 Metode pengambilan contoh dilakukan berdasarkan teknik purposive sampling atau pemilihan contoh dilakukan dengan sengaja dengan pertimbangan bahwa responden adalah pelaku baik individu atau lembaga yang dianggap mengerti permasalahan mengenai penghapusan HCFC, kegiatan manufaktur refrigerasi dan alih teknologi HCFC. Pengambilan contoh dilakukan dengan cara wawancara, observasi, kuesioner dan dokumentasi. Besaran contoh disesuaikan dengan kebutuhan data yang akan diolah. Populasi dalam penelitian ini adalah populasi pemangku kepentingan yang terkait dengan upaya perlindungan lapisan ozon dan penghapusan HCFC di Indonesia. Contoh penelitian adalah industri refrigerasi yang terkait langsung dengan tujuan penelitian, dan populasi target ini diambil population sampling. Sumber data untuk industri refrigerasi dilakukan dengan pengambilan contoh yang dianggap representatif yang dapat menggambarkan kondisi pada industri refrigerasi yang akan melakukan alih teknologi dari HCFC menjadi non-HCFC. Jumlah populasi industri yang terdata saat ini di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi mencapai 22 perusahaan. Dari jumlah populasi yang ada ditentukan jumlah besaran contoh dengan menggunakan rumus Slovin: n=
N
n = jumlah contoh
1 + Ne2
N = Jumlah populasi e =kesalahan
Jumlah populasi perusahaan diperkirakan berjumlah 22 perusahaan. Tingkat kesalahan pengambilan contoh ditentukan sebanyak 5%, dengan demikian dapat dihitung jumlah contoh yang digunakan sebanyak 20 perusahaan. n=
22 1 + 22(0,05)2
= 20
Namun dalam pelaksanaannya, ada kesulitan untuk masuk ke dalam lingkungan industri manufaktur refrigerasi yang menjadi target contoh, sehingga jumlah data yang diperoleh menjadi tidak lengkap karena dari 20 perusahaan yang dihubungi hanya 11 perusahaan yang bersedia menerima kuesioner dan kunjungan. Wawancara dan kuesioner yang dilakukan terhadap responden yang menjadi sumber data dalam bentuk pertanyaan untuk menggali informasi sesuai tujuan, check list maupun pilihan menggunakan skala Likerts (1 = tidak tahu, 2=cukup tahu, 3=tahu, 4=sangat tahu), dan skala Guttman (0=tidak, 1=ya).
18 3.3 Pelaksanaan Penelitian Penelitian diawali dengan inventarisasi data dan informasi terkait dengan lingkup penelitian melalui berbagai sumber, selanjutnya divalidasi dan dianalisis sehingga diperoleh gambaran awal mengenai lingkup dan permasalahan penelitian. Selanjutnya dilakukan penyebaran kuesioner dan wawancara untuk mendapatkan data lebih lanjut terkait dengan permasalahan. Wawancara atau kuesioner ditujuan kepada pelaku usaha pengguna HCFC mengenai konsumsi HCFC di industri manufaktur, alih teknologi yang sudah dilakukan, jumlah bahan pengganti HCFC yang digunakan, jenis alat yang digunakan, konsumsi energi dan sumber daya, kualitas produk akhir, efisiensi penggunaan teknologi, efisiensi energi dan sumber daya yang diperoleh dari proses alih teknologi, rencana alih teknologi dan kelayakan secara teknis, ekonomi dan keberlanjutannya, kendala dalam penerapan alih teknologi HCFC yang rendah karbon, tingkat pendidikan pekerja dan kondisi kesehatan, pekerja. Kisi-kisi pertanyaan dalam kuesioner yang harus diisi oleh responden adalah sebagaimana disajikan dalam Tabel 3.1. Tabel 3.1 Variabel dan indikator penelitian No. Variabel Indikator Jumlah Skala pertanyaan pengukuran 1 Tingkat a. Industri manufaktur 11 • Ordinal pemahaman refrigerasi dalam bentuk industri memahami tentang skala Likert terhadap isu penipisan ozon (1=tidak program dan pemanasan tahu/tidak perlindungan global, puas; lapisan ozon penyebabnya, dan 2=Cukuptahu dan dampak yang /sedikit puas; pengendalian ditimbulkannya 3=tahu/puas; pemanasan b. Industri manufaktur 4=sangat global refrigerasi tahu/sangat memahami puas peraturan tentang • Kategorial program (nominal) penghapusan BPO terutama HCFC 2 Tingkat Tingkat kepuasan kepuasan industri terhadap responden peraturan dan kegiatan yang dilaksanakan pemerintah dalam mendukung program penghapusan BPO
19 Lanjutan Tabel 3.1. No. Variabel
3
Sumber informasi
4
Potensi Sosial
5
Potensi Ekonomi
6
Potensi Teknis
Indikator
Responden memperoleh informasi tentang penipisan lapisan ozon dan perubahan iklim dari koran, internet, televisi, dan lain-lain.
a. Tingkat pendidikan pekerja b. Pengalaman kerja pegawai c. Jumlah jam kerja d. Kegiatan pelatihan untuk pegawai e. Program Keselamatan, Keamanan dan Kesehatan (K3) pegawai a. Jumlah pembelian dan penggunaan HCFC serta jenis HCFC yang digunakan b. Cara pembelian HCFC a. penggunaannya untuk apa b. Alasan menggunakan HCFC c. Rencana penggantian HCFC dan rencana teknologi penggantinya d. Alasan penggantian HCFC e. Kendala yang
Jumlah pertanyaan dalam Kuesioner 1
12
Skala pengukuran Kategorial
• Ordinal dengan skala Guttman (0=tidak; 1=ya) • Kategorial/n ominal • Interval
20 Lanjutan Tabel 3.1. No. Variabel
6
Potensi Lingkungan
Indikator
Jumlah Skala pertanyaan pengukuran dalam Kuesioner
dihadapi dalam alih teknologi HCFC menjadi non-HCFC a. Jumlah limbah HCFC yang dihasilkan tiap bulan b. Jenis limbah lain
5
• Skala interval • Kategorial/ Nominal
yang dihasilkan dalam produksi peralatan manufaktur yangmenggunakan HCFC d. Cara pengelolaan HCFC dan limbah lain 3.4 Alat dan Bahan Dalam penelitian ini, bahan yang digunakan berupa data primer dan sekunder yang terkait dengan tujuan penelitian. Peralatan yang digunakan dalam penelitian berupa alat tulis, kamera, komputer yang mempunyai program microsoft excel 2007 dan SPSS 21 untuk analisa data. 3.5 Prosedur Analisis Data Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan kuantitatif, dan analisis data yang dihasilkan dalam penelitian ini dilakukan menggunakan uji statistik non parametrik, hal ini mengingat data yang diperoleh berupa data kategorial atau data nominal, dan data ordinal (skala likerts dan skala guttman). Menurut Miles dan Huberman (1992) tahapan yang dilakukan dalam penelitian kualitatif mencakup (1) Pengumpulan data; (2) Reduksi data, yaitu pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan lapangan; (3) Penyajian data menjadi sebuah informasi tersusun yang digunakan dalam proses penarikan kesimpulan. Penyajian data dalam penelitian kualitatif biasanya berbentuk teks naratif yang dilengkapi dengan grafik, gambar, dan bagan; dan, Penarikan kesimpulan dari data dan informasi yang disajikan melalui hasil analisis data.
21
No 1
Tabel 3.2 Matriks metode analisis data Tujuan Penelitian Sumber Data Metode Analisis Data Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan alih teknologi nonHCFC Analisis potensi sosial
Data primer (wawancara dan kuesioner), dan data sekunder Data primer (wawancara dan kuesioner)
Principal Component Analysis (PCA) menggunakan SPSS 21
3
Analisis potensi ekonomi
Analisis deskriptif dan perhitungan biaya penggantian teknologi
4
Analisis potensi teknis
5
Analisis potensi lingkungan
Data primer (wawancara dan kuesioner), dan data sekunder Data primer (wawancara dan kuesioner), dan data sekunder Data primer (wawancara dan kuesioner), dan data sekunder
2
Analisis deskriptif dengan Microsoft Excel 2007
Analisis deskriptif dan analisis kebutuhan penggantian teknologi Analisis deskriptif dengan Microsoft Excel 2007 perhitungan reduksi emisi GRK
Proses analisis data dilakukan dengan menyusun tabulasi hasil kuesioner, dan karena jumlah contoh yang kecil, serta sifat data non parametrik maka sifat distribusi tidak terlalu diperhatikan. Untuk mengetahui faktor-faktor yang paling signifikan berpengaruh terhadap keberhasilan proses alih teknologi digunakan metoda PCA. Untuk analisis potensi dilakukan dengan statistik deskriptif yang menggambarkan secara nyata kondisi yang ada dan diperoleh di lapangan dalam bentuk tabulasi frekuensi dan prosentase serta dijelaskan dalam bentuk grafik batang. Sementara untuk potensi HCFC secara lingkungan, dilakukan analisis terhadap nilai ODP dan GWP dari HCFC yang digunakan dan bahan penggantinya. Analisis PCA dilakukan dengan program SPSS 21 sebagai berikut:
22 a.
b.
c.
d.
e.
Uji Correlation Matrix Uji ini dilakukan untuk mengetahui korelasi antar variabel yang didasarkan pada determinan, bila nilai determinan mendekati 0 maka dapat dikatakan antar variabel terdapat korelasi yang terkait satu sama lain. Uji Keiser-Meyer-Olkin (KMO) Uji KMO dilakukan untuk mengetahui indeks perbandingan antara koefisien korelasi dengan koefisien parsialnya, dengan maksud menguji apakah contoh yang digunakan cukup baik dan layak untuk dianalisis lebih lanjut. Bila nilai KMO yang dihasilkan dalam analisis sama dengan atau lebih besar dari 0.5 maka dapat disimpulkan bahwa variabel data yang digunakan baik dan layak untuk dianalisis lebih lanjut. Uji Measure Sampling Adequacy (MSA) Dilakukan untuk mengetahui data variabel yang digunakan valid dan dapat dianalisis lebih lanjut. Variabel yang memenuhi syarat kecukupan contoh harus mempunyai nilai > 0.5. Uji Communalities Uji communalitiies dilakukan untuk mengetahui jumlah varians (%) dari suatu variabel berperan dalam pembentukan sebuah faktor yang dianggap berpengaruh signifikan terhadap sebuah respon. Jumlah variabel yang dianggap dapat menjadi pembentuk faktor didasarkan pada nilai eigen yang dihasilkan harus lebih besar dari 1. Hal tersebut juga dapat dilihat pada grafik scree plot yang dihasilkan dalam proses analisis menggunaan SPSS. Uji Rotated Component Matrix Tujuan uji ini adalah untuk memperjelas distribusi variabel yang masuk ke dalam faktor tertentu yang telah terbentuk.
Untuk mengetahui sikap pemahaman dan kepuasan responden digunakan pengukuran skala likert. Analisis pembobotan pernyataan responden terhadap pemahaman dan kepuasan mereka tentang perlindungan lapisan ozon dan pemanasan global menggunakan pendekatan distribusi Z. Langkah-langkah analisis sebagai berikut: 1. Menghitung frekuensi (f) dari seluruh jawaban responden 2. Menentukan proporsi (p) dengan membagi f dengan banyaknya subyek 3. Menentukan titik tengah proporsi kumulatif (pk) dengan menambahkan p dengan proporsi kategori dipaling kiri 4. Menentukan titik tengah proporsi kumulatif (pk-t) 5. Dari pk-t dapat dicari nilai Z pada tabel normal distribusi Z 6. Mengetahui nilai skor Z dengan menambahkan nilai Z dengan nilai yang paling kiri sehingga diperoleh nilai skor yang menjadi bobot skor skala likert