7
III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Perumusan Model Pada bagian ini akan dirumuskan model pertumbuhan ekonomi yang mengoptimalkan utilitas dari konsumen dengan asumsi: 1. Terdapat tiga sektor dalam perekonomian: sektor produksi akhir, sektor produksi antara dan sektor R & D. 2. Banyaknya output yang dihasilkan pada saat t semuanya akan dikonsumsi pada saat itu juga, sehingga rumah tangga sebagai konsumen, investor, penyedia tenaga kerja dan penyedia sumber daya alam berada dalam sektor ini. 3. Persediaan tenaga kerja (L) tetap dan untuk kemudahan distandarisasikan L = 1. 4. Terdapat kemajuan teknologi sebagai akibat dari adanya inovasi. 5. Inovasi yang dilakukan adalah inovasi vertikal. 6. Hanya terdapat satu produk antara. 7. Berlaku proses creative destruction di sektor produksi antara. 8. Sebelum dilakukan substitusi produk antara dengan kualitas yang lebih tinggi hasil penemuan atau inovasi dimonopoli oleh penemu dan diberikan ke sektor produksi akhir. Pertumbuhan ekonomi merujuk pada peningkatan total output pada suatu perekonomian sehingga model pertumbuhan ekonomi dilambangkan sebagai fungsi output atau fungsi produksi. Fungsi produksi yang digunakan adalah fungsi produksi CobbDouglas yang koefisien intersepnya diganti dengan tingkat teknologi. Model ini oleh Mankiw (2003) dalam bukunya dituliskan sebagai model produksi dengan perkembangan teknologi yang secara umum ditulis sebagai berikut: ππ‘ = π΄πΏπ‘ πΌ πΎπ‘ π½ , dengan: ππ‘ = output pada saat t πΎπ‘ = input modal pada saat t πΏπ‘ = input tenaga kerja pada saat t πΌ = elastisitas output terhadap tenaga kerja π½ = elastisitas output terhadap modal A = perkembangan teknologi Dalam permasalahan ini, karena akan dikaji pengaruh sumber daya alam terbarukan terhadap pertumbuhan ekonomi, maka input modal (πΎπ‘ ) diganti atau dipersempit menjadi banyaknya sumber daya terbarukan yang dialokasikan oleh sektor produksi akhir dan
digunakan pada saat t, diberi lambang π
π‘ . Semetara itu, tenaga kerja (L) dialokasikan ke dalam dua sektor yaitu sektor produksi antara dan sektor R&D untuk penelitian. Misalkan tenaga kerja yang digunakan untuk penelitian di sektor R&D pada saat t adalah ππ‘ dan tenaga kerja yang digunakan untuk mengolah produk di sektor produksi antara pada saat t adalah π₯π‘ . Diasumsikan berlaku constant return to scale sehingga π½ = 1 β πΌ. Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, maka diperoleh fungsi produksi sebagai berikut: ππ‘ = π΄π‘ π₯π‘πΌ π
π‘1βπΌ .
(3.1)
Keterangan : ππ‘ = banyaknya output pada saat t π΄π‘ = tingkat teknologi pada saat t π₯π‘ = banyaknya tenaga kerja di sektor produksi antara π
π‘ = banyaknya sumber daya yang digunakan pada saat t Ξ± = elastisitas output dari produk antara 1- Ξ± = elastisitas output dari sumber daya (0 < Ξ± < 1) Dengan asumsi persediaan tenaga kerja tetap, untuk penyederhanaan distandarisasikan total aliran tenaga kerja menjadi satu (L = 1). Dari penjelasan sebelumnya diketahui πΏ = π₯π‘ + ππ‘ , sehingga π₯π‘ + ππ‘ = 1. Misalkan satu unit tenaga kerja yang digunakan untuk penelitian menghasilkan inovasi secara acak dengan sebaran poisson dengan parameter π, π > 0. Misalkan [π β 1, π] adalah suatu interval di mana penelitian dilakukan dan π΄π adalah tingkat teknologi setelah dilakukannya penelitian, maka inovasi yang dihasilkan pada interval waktu tersebut akan mengubah tingkat teknologi yang sebelumnya yaitu π΄πβ1 sebesar πΎ, ditulis π΄π = πΎπ΄πβ1 , πΎ > 1 untuk semua π. Pada periode π‘, π‘ + Ξπ‘ , peluang terjadi inovasi adalah πππ‘ Ξπ‘ dan peluang tidak terjadi inovasi adalah 1 β πππ‘ Ξπ‘, sehingga nilai harapan dari A (tingkat teknologi) adalah πΈ π΄π‘+Ξπ‘ = πππ‘ Ξπ‘πΎπ΄π‘ + 1 β πππ‘ Ξπ‘ π΄π‘ = π΄π‘ + πΎ β 1 πππ‘ π΄π‘ Ξπ‘ dan untuk Ξπ‘ β 0, diperoleh π΄π‘ = πΎ β 1 πππ‘ π΄π‘ . (lihat Lampiran 2)
(3.2)
8
Berdasarkan asumsi nomor tiga, inovasi yang dilakukan adalah inovasi vertikal, yaitu upaya meningkatkan keuntungan dengan melakukan perbaikan kualitas khususnya pada produk antara. Kemudian sesuai dengan asumsi nomor tujuh, jika kualitas yang lebih tinggi ditemukan sebagai akibat dari adanya inovasi, maka produk antara dengan tingkat kualitas yang lebih rendah akan sepenuhnya diganti. Proses ini dalam bidang ekonomi disebut sebagai proses creative destruction. Akan tetapi, sebelum dilakukan substitusi produksi dengan tingkat kualitas yang lebih tinggi pada produk antara, sesuai dengan asumsi nomor delapan tersebut dimonopoli hasil penemuan atau inovasi oleh penemu dan diberikan kepada sektor produksi akhir. Misalkan ππ‘ adalah stok sumber daya pada saat t, π adalah tingkat keterbaruan dari sumber daya. Jika diasumsikan bahwa banyaknya stok sumber daya hanya dipengaruhi oleh tingkat keterbaruan dan banyaknya sumber daya yang digunakan, maka persamaan dinamis dari stok sumber daya pada saat t adalah ππ‘ = πππ‘ β π
π‘.
(3.3)
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, dalam karya ilmiah ini diasumsikan bahwa output yang dihasilkan seluruhnya digunakan untuk konsumsi. Misalkan πΆπ‘ adalah konsumsi pada saat t, maka πΆπ‘ = ππ‘ . Sementara itu, untuk mengukur tingkat kepuasan dari konsumen digunakan fungsi utilitas π’ πΆπ‘ . Agar perekonomian berada dalam jalur pertumbuhan ekonomi yang berimbang, formulasi fungsi utilitas yang digunakan adalah π’ πΆπ‘ =
πΆπ‘1βπ β 1 ,π > 0 1βπ
di mana fungsi π’ πΆπ‘ diasumsikan sebagai fungsi yang konkaf sempurna yang memenuhi π’β² πΆπ‘ > 0 dan π’" πΆπ‘ < 0. Parameter π dalam fungsi ini merepresentasikan elastisitas utilitas marjinal, yaitu persentase perubahan utilitas total per satu persen perubahan jumlah komoditi yang dikonsumsi. Parameter 1/π adalah elastisitas substitusi antarwaktu yang menentukan seberapa mudah individu dalam menukarkan suatu konsumsi dengan konsumsi lainnya dalam periode waktu yang berbeda. Semakin besar nilai 1/π maka konsumen akan semakin mudah menukarkan suatu konsumsi dengan konsumsi lainnya. Hal ini dikarenakan nilai 1/π yang besar diperoleh pada saat nilai π yang kecil yang berarti utilitas tambahan
yang diperoleh dari menambah konsumsi dari komoditi tersebut kecil, sehingga konsumen cenderung lebih mudah untuk menukarkan konsumsi ke komoditi lainnya. Misal diasumsikan semua individu memiliki batas waktu yang tak terbatas π‘ β [0, β) dan tingkat preferensi waktu (tingkat diskon) yang sama dan bernilai konstan π > 0, maka fungsi utilitasnya dapat dituliskan dalam bentuk β
π= 0
π’(πΆπ‘ ) π βππ‘ ππ‘.
Tujuan akhir dari suatu kebijakan adalah untuk memaksimumkan utilitas setiap anggota rumah tangga. Dengan memilih variabel kontrol ππ‘ dan π
π‘ , serta mensubstitusi tingkat konsumsi pada saat π‘ (πΆπ‘ ) dengan fungsi produksi ππ‘ , maka diperoleh rumusan untuk memaksimumkan utilitas sebagai berikut: max
β 1 0 1βπ
((π΄π‘ 1 β ππ‘
πΌ 1βπΌ 1βπ π
π‘ )
β 1)πβππ‘ ππ‘ (3.4)
dengan batasan: π΄π‘ = (πΎ β 1)πππ‘ π΄π‘ ππ‘ = πππ‘ β π
π‘ . 3.2 Kondisi Optimal Steady State Berdasarkan teori pertumbuhan ekonomi modern, sebagian besar pertumbuhan ekonomi suatu negara bersifat steady state dalam jangka waktu yang lama yaitu dengan laju pertumbuhan untuk setiap variabelnya bernilai konstan. Kondisi steady state pada pertumbuhan ekonomi suatu negara juga berarti bahwa pertumbuhan ekonomi dari negara tersebut berada dalam keadaan yang stabil atau jika terjadi perubahan, perubahan tersebut dalam satu arah dan terus seimbang dengan perubahan lain. Sehingga, untuk menjaga agar perekonomian dalam keadaan stabil maka pertumbuhan ekonominya diharapkan dalam kondisi ini. Untuk mendapatkan tingkat utilitas yang maksimum maka kondisi steady state ini harus dalam keadaan optimal yaitu dengan menentukan alokasi tenaga kerja yang optimal sehingga laju pertumbuhan steady state dari semua variabelnya juga akan optimal. Oleh karena itu, subbab ini akan difokuskan untuk menentukan alokasi optimal tenaga kerja dan laju pertumbuhan steady state yang optimal untuk setiap variabel yang ada dalam model. Rumusan model yang diperoleh pada subbab sebelumnya yaitu persamaan (3.4) merupakan masalah kontrol optimum dengan
9
variabel state π΄π‘ dan ππ‘ , dan variabel kontrol ππ‘ dan π
π‘ . Dalam menentukan alokasi optimal tenaga kerja, kita harus menyelesaikan masalah ini dengan menggunakan syarat perlu orde pertama yang dikenal sebagai prinsip maksimum Pontryagin (Teorema 2). Berdasarkan subbab 2.6, current-value Hamiltonian dari masalah ini dapat dituliskan dalam bentuk π»=
1 1βπΌ (π΄1βπ (1 β ππ‘ )πΌ(1βπ) π
π‘ 1βπ π‘
ππ»
π2 = ππ2 β ππ = ππ2 β ππ2 .
Dari persamaan (3.5) dan (3.6) di atas diperoleh: πΌπ΄1βπ 1 β ππ‘ πΌ 1βπ β1 π
π‘ 1βπΌ 1βπ π‘ π1 = π πΎ β 1 π΄π‘
π
π‘
1βπ
.
1 β πΌ 1 β π β 1 ππ
Selanjutnya, dari persamaan (3.11) sampai (3.14) didapatkan: πβ
π πΎ β 1 1 β πΌ ππ‘ π πΎβ1 + πΌ πΌ = βπππ΄ + 1 β πΌ 1 β π ππ
, (3.15)
π β π β 1 β π π πΎ β 1 ππ‘ = β πΌ + π β πΌπ ππ
.
(3.16)
Dari persamaan (3.15) dan (3.16) di atas, diperoleh solusi yaitu alokasi tenaga kerja untuk sektor R&D ππ‘ =
πΌ πβπ 1βπΌ 1βπ 1β π π πΎβ1
+ 1 β πΌ,
(3.17) dan laju pertumbuhan penggunaan sumber daya ππ
=
1 π πΎ β 1 1 β π β π + π 1 β πΌ + πΌπ . π (3.18)
(lihat Lampiran 6)
(3.9)
Dan dari persamaan (3.17), (3.18), ππ = ππ‘ =
π
(3.10) π
pertumbuhan dari variabel p sehingga ππ = , π
maka dengan menggunakan persamaan (3.7) dan (3.8) diperoleh π πΎβ1 π πΎ β 1 1 β πΌ ππ‘ + , πΌ πΌ (3.11)
ππ 2 = π β π.
ππ 2 = 1 β π ππ΄ +
,
Misalnya didefinisikan bahwa ππ adalah laju
ππ 1 = π β
(lihat Lampiran 4)
(3.14)
(3.8)
π‘
π2 = 1 β πΌ
= βππ πΎ β 1 ππ‘ + 1 β πΌ 1 β π ππ
,
(lihat Lampiran 5)
ππ» 1βπΌ 1βπ = βπΌπ΄1βπ 1 β ππ‘ πΌ 1βπ β1 π
π‘ π‘ πππ‘ + π1 π πΎ β 1 π΄π‘ = 0, (3.5) ππ» 1βπΌ 1βπ β1 = 1 β πΌ π΄1βπ π
π‘ β π2 = 0, π‘ ππ
π‘ (3.6) ππ» π1 = ππ1 β ππ΄π‘ π1 = ππ1 β π΄βπ 1 β ππ‘ πΌ 1βπ π
π‘ 1βπΌ 1βπ π‘ β π1 π πΎ β 1 ππ‘ , (3.7)
1βπΌ 1βπ β1
ππ 1 = βπππ΄ + 1 β πΌ 1 β π ππ
= 1 β π π πΎ β 1 ππ‘ β πΌ + π β πΌπ ππ
.
Syarat perlu untuk solusi optimal adalah
πΌ 1βπ π΄π‘
π‘
dahulu menentukan π1 dan π2 dari persamaan (3.9) dan (3.10) diperoleh
(3.13)
dengan: π1 = shadow price dari perkembangan teknologi π2 = shadow price dari sumber daya.
πΌπ΄βπ 1 β ππ‘ πΌ 1βπ β1 π
π‘ 1βπΌ π‘ π πΎβ1
π΄
ππ΄ = π΄π‘ = π(πΎ β 1)ππ‘ , maka dengan terlebih
(1βπ)
β1) + π1 πΎ β 1 πππ‘ π΄π‘ + π2 πππ‘ β π
π‘ ,
=
dengan persamaan (3.11) dan (3.12). Jika diketahui π΄π‘ = π(πΎ β 1)ππ‘ π΄π‘ sehingga
(3.12)
(lihat Lampiran 3) Untuk menentukan nilai ππ‘ , diperlukan nilai ππ 1 dan ππ 2 dalam bentuk yang berbeda
π‘
ππ΄ + (1 β πΌ)ππ
dan ππ΄ = π(πΎ β 1)ππ‘ dapat diperoleh laju pertumbuhan teknologi 1
ππ΄ = π (πΌπ 1 β πΌ 1 β π β πΌπ + π πΎ β 1 πΌ + π β πΌπ ,
(3.19)
dan laju pertumbuhan output 1 ππ = ππΆ = π 1 β πΌ + π πΎ β 1 β π . π (3.20) (lihat Lampiran 7) Dari persamaan (3.18)-(3.20), tampak bahwa nilai ππ
, ππ΄ dan ππ bernilai konstan sehingga dapat dipastikan bahwa pertumbuhan ekonomi pada saat tersebut berada dalam kondisi steady state. Sementara itu, dari persamaan
10
(3.3) diperoleh ππ = π β π
π‘ /ππ‘ , karena ππ bernilai konstan pada saat pertumbuhan dalam kondisi steady state dan π adalah sebuah konstanta, maka nilai π
π‘ /ππ‘ juga konstan. Dengan demikian, karena banyaknya stok sumber daya ππ‘ diasumsikan hanya dipengaruhi tingkat keterbaruan π dan banyaknya penggunaan sumber daya π
π‘ , maka laju pertumbuhan stok sumber daya ππ nilainya sama dengan laju pertumbuhan penggunaan sumber daya ππ
yaitu 1
ππ = ππ
= π π πΎ β 1 1 β π β π + π1βπΌ+πΌπ. (3.21) (Yang et al. 2006) Syarat batas atau syarat transversalitas yang harus dipenuhi agar laju pertumbuhan yang diperoleh optimal adalah limπ‘ββ π1 π΄π‘ π βππ‘ = 0 dan limπ‘ββ π2 ππ‘ π βππ‘ = 0. Kondisi transversalitas pertama yaitu limπ‘ββ π1 π΄π‘ π βππ‘ = 0 mengakibatkan πβ
π πΎβ1 π πΎ β 1 1 β πΌ ππ‘ + πΌ πΌ + π πΎ β 1 ππ‘ β π = 0,
dan ππ‘ < 1. Dari syarat tersebut diperoleh: π . (3.22) π > 1β π πΎβ1 +π 1βπΌ (lihat Lampiran 8) Seperti pada kondisi transversalitas yang pertama, kondisi transversalitas yang kedua adalah limπ‘ββ π2 ππ‘ π βππ‘ = 0 mengakibatkan πβπ+
1 π πΎ β1 1βπ βπ π + π 1 β πΌ + πΌπ
β π = 0,
dan ππ β π < 0 dengan ketentuan kondisi transversalitas pertama (persamaan (3.22)) masih berlaku. Sementara itu, untuk menjaga agar ππ‘ > 0 diperlukan πΌ πβπ π> β1 . 1 β πΌ π πΎ β 1 β ππΌ (3.23) (lihat Lampiran 9) Berdasarkan persamaan (3.22) dan (3.23), jika dipilih π < π πΎ β 1 + π 1 β πΌ , maka πΌ
π βπ
1βπΌ π πΎ β1 βππΌ
β1 < 0<1β
π π πΎ β1 +π 1βπΌ
Jika dan hanya jika π > 1 β π
.
π
πΎβ1 +π 1βπΌ
,
diperoleh 0 < ππ‘ < 1, yang berarti terdapat grafik untuk pertumbuhan steady state yang optimal. kemudian, untuk nilai π tersebut, diperoleh ππ > 0, yaitu laju pertumbuhan ekonomi optimalnya adalah positif sepanjang
grafik laju pertumbuhan optimal steady state (Proposisi 1, lihat Lampiran 10). Sementara itu, jika untuk nilai π > π < π πΎ β 1 + π 1 β πΌ , maka 1 β π πΎ β1 +π 1βπΌ 0<
πΌ
π βπ
1βπΌ π πΎ β1 βππΌ
πΌ
π > 1βπΌ
β 1 . Jika dan hanya jika
πβπ
π πΎβ1 βππΌ
β1 ,
maka
diperoleh
0 < ππ‘ < 1, yang berarti terdapat grafik untuk pertumbuhan steady state yang optimal. Kemudian, dengan nilai π tersebut, diperoleh nilai ππ < 0, yang berarti laju pertumbuhan optimal ekonomi adalah negatif sepanjang grafik laju pertumbuhan optimal steady state (Proposisi 2, lihat Lampiran 11). Berdasarkan Proposisi 1 dan Proposisi 2 di atas, dengan memilih π < π πΎ β 1 + π 1 β πΌ maka syarat transversalitas pertama dan kedua dapat dipenuhi. Berdasarkan asumsi awal bahwa fungsi utilitas yang digunakan adalah fungsi konkaf sempurna dan memenuhi limπββ π1 π βππ = 0 dan βππ limπββ π2 π = 0 (lihat subbab 2.7 pada landasan teori), maka syarat cukup agar solusi optimal juga dapat dipenuhi. Jadi, nilai ππ‘ , ππ΄ , ππ , ππ
dan ππ yang diperoleh adalah nilai yang optimal untuk menjaga agar perekonomian berada dalam kondisi steady state yang optimal. 3.3 Analisis Pengaruh Parameter Pada bagian ini, akan dibahas mengenai pengaruh parameter terhadap alokasi tenaga kerja ππ‘ dan laju pertumbuhan steady state ππ΄ , ππ dan ππ
dengan menjaga agar kondisi laju pertumbuhan ekonomi steady state jangka panjang (ππ ) tetap positif. Sebagaimana telah disebutkan pada subbab sebelumnya, laju pertumbuhan ekonomi positif jika dan hanya jika π < π πΎ β 1 + π 1 β πΌ . Adapun pengaruh dari setiap parameter terhadap ππ‘ dan laju pertumbuhan steady state dapat dilihat dari nilai turunan pertamanya terhadap semua parameter tersebut. Nilai-nilai turunan pertama tersebut secara keseluruhan dinyatakan dalam Tabel 1. Pertama, diketahui bahwa Ξ» (Ξ³ - 1) dalam model merupakan efisiensi sektor R & D, sehingga Ξ» dan Ξ³ memiliki pengaruh yang sama terhadap perekonomian. Adapun pengaruh parameter Ξ» dan Ξ³ terhadap alokasi tenaga kerja ππ‘ adalah sebagai berikut. Berdasarkan persamaan (3.17) dapat ditentukan πππ‘ πΌ πβπ 1βπ 1βπΌ = ππ ππ2 πΎ β 1
dan
πππ‘ πΌ[π β π 1 β π 1 β πΌ ] = . ππΎ ππ(πΎ β 1)2
11
Tabel 1. Nilai turunan pertama ππ‘ dan laju pertumbuhan steady state terhadap parameter πππ‘ ππ πππ΄ ππ πππ ππ πππ
ππ
π=π
π=πΎ
π=π
π=π
π=π > 0, < 0, > 0, < 0,
jika π jika π jika π jika π
tak tentu
tak tentu
<0
< 0, jika π < 1
>0
>0
<0
< 0, jika π < 1
>0
>0
<0
< 0, jika π < 1
>0
> 0, jika π < 1 < 0, jika π > 1
> 0, jika π < 1 < 0, jika π > 1
<0
< 0, jika π < 1
>0
<1 >1 <1 >1
(lihat Lampiran 12) Nilai dari kedua persamaan di atas ditentukan oleh π dan π 1 β π 1 β πΌ . Terutama, jika Ο = 0 yaitu sumber daya yang digunakan adalah jenis sumber daya yang tak terbarukan, karena 0 < πΌ < 1, π > 0, πΎ > 1 dan π > 0, maka ππ ππ π‘ dapat ditentukan nilai π‘ > 0 dan > 0, ππ
ππΎ
yang berarti Ξ» dan Ξ³ memiliki pengaruh positif terhadap ππ‘ . Karena meningkatnya Ξ» atau Ξ³ berarti peningkatan efisiensi sektor R & D, akibatnya akan menarik lebih banyak tenaga kerja untuk sektor R & D. Tetapi dalam hal ini ππ ππ π‘ agar dapat diperoleh πππ‘ > 0 dan >0 ππ juga dibutuhkan π > 1. Artinya, ππ‘ tidak hanya dipengaruhi oleh Ξ» atau Ξ³, tetapi juga oleh tingkat keterbaruan sumber daya dan elastisitas utilitas marjinal. Selain terhadap ππ‘ , Ξ» dan Ξ³ memiliki pengaruh positif terhadap yang lainnya. Hal ini dapat dilihat dalam Tabel 1 di atas, nilai turunan pertama dari ππ΄ , ππ dan ππ
terhadap Ξ» atau Ξ³ bernilai positif. Dengan catatan, khusus untuk ππ
, nilai turunan pertamanya akan bernilai positif jika π < 1 dan bernilai negatif jika π > 1. Nilai turunan pertama positif ini berarti kemiringan dari kurva Ξ» atau Ξ³ terhadap ππ΄ , ππ dan ππ
bernilai positif, yang berarti kenaikan Ξ» atau Ξ³ mengakibatkan kenaikan pula pada ππ΄ , ππ dan ππ
. Ilustrasi dari pengaruh Ξ» dan Ξ³ ini dapat dilihat pada kurva pada Gambar 1 dan Gambar 2. Kurva pada Gambar 1 diperoleh dengan menetapkan ππ΄ sebagai fungsi dari Ξ» dengan parameter lainnya bernilai tetap yaitu: πΌ = 0.5, π = 0.25, π = 0.5, πΎ = 1.4 dan π = 0.5. Sedangkan kurva pada Gambar 2 diperoleh dengan menetapkan ππ΄ sebagai fungsi dari πΎ dengan parameter lainnya bernilai tetap yaitu: πΌ = 0.5, π = 0.25, π = 0.5, π = 0.25 dan π = 0.5. Kurva digambar dengan menggunakan software Mathematica 7 (program dan kurva pengaruh Ξ» dan Ξ³ terhadap laju pertumbuhan lainnya dapat dilihat pada Lampiran 13).
gA 1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
πο¬ 0.5
1.0
1.5
2.0
Gambar 1. Kurva pengaruh Ξ» terhadap ππ΄ pada saat πΌ = 0.5, π = 0.25, π = 0.5, πΎ = 1.4 dan π = 0.5. gA 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1
πΎο§ 1.5
2.0
2.5
3.0
ο 0.1
Gambar 2. Kurva pengaruh Ξ³ terhadap ππ΄ pada saat πΌ = 0.5, π = 0.25, π = 0.5, π = 0.25 dan π = 0.5. Dari kedua gambar di atas, terlihat bahwa Ξ» dan Ξ³ memiliki pengaruh positif terhadap laju pertumbuhan teknologi ππ΄ , yaitu peningkatan Ξ» dan Ξ³ mengakibatkan peningkatan pula pada laju pertumbuhan teknologi. Pengaruh ini dapat dijelaskan karena Ξ» dan Ξ³ sebagai efisiensi sektor R & D memiliki pengaruh penting terhadap tingkat teknologi yang juga akan berimbas pada sektor lainnya. Karena Ξ» dan Ξ³ memiliki pengaruh yang sama terhadap perekonomian, jadi kita ambil laju perubahan teknologi Ξ³ sebagai contohnya. Peningkatan Ξ³ yang berarti peningkatan efisiensi sektor R & D mengakibatkan tingkat produktivitas di sektor ini juga akan meningkat, dengan kata lain peneliti akan
12
lebih banyak menemukan inovasi yang berarti juga akan meningkatkan laju kemajuan teknologi ππ΄ . Kenaikan ππ΄ ini akan mengakibatkan kenaikan pula pada laju pertumbuhan output ππ . Namun, pengaruh dari Ξ³ untuk meningkatkan laju pertumbuhan penggunaan sumber daya ππ
tidak pasti karena juga dipengaruhi oleh elastisitas dari utilitas marjinal ΞΈ. Jika ΞΈ > 1, peningkatan Ξ³ akan menyebabkan penurunan ππ
. Ini karena saat elastisitas utilitas marjinal ΞΈ bernilai ΞΈ > 1 berarti konsumen relatif mendapatkan tambahan kepuasan yang lebih besar pada saat menambah barang yang dikonsumsi, akibatnya konsumen relatif akan mengonsumsi lebih banyak output dan akan mengakibatkan laju pertumbuhan output yang lebih rendah. Karena diketahui laju pertumbuhan output ππ = ππ΄ + 1 β πΌ ππ
dan kenaikan Ξ³ akan meningkatkan ππ΄ , maka penurunan dari ππ disebabkan karena nilai ππ
yang menurun. Selanjutnya, dari Tabel 1 diperoleh bahwa nilai turunan pertama dari ππ‘ , ππ΄ , ππ dan ππ
terhadap π bernilai negatif yang berarti kemiringan kurva π terhadap ππ‘ , ππ΄ dan laju pertumbuhan lainnya tersebut bernilai negatif. Ini mununjukkan bahwa pengaruh dari π terhadap ππ‘ , ππ΄ , ππ dan ππ
adalah negatif, yang berarti peningkatan pada π akan mengakibatkan penurunan terhadap ππ‘ , ππ΄ , ππ dan ππ
. Ilustrasi dari pengaruh π ini dapat dilihat dalam kurva pengaruh π terhadap ππ‘ pada Gambar 3. Kurva tersebut diperoleh dengan menetapkan ππ‘ sebagai fungsi dari π dengan parameter lainnya bernilai tetap yaitu sebagai berikut: πΌ = 0.5, π = 0.1, π = 0.2, πΎ = 1.2 dan π = 0.5. Kurva digambar dengan menggunakan software Mathematica 7 (program dan kurva pengaruh π terhadap variabel lainnya dapat dilihat pada Lampiran 14).
Dari kurva pengaruh π terhadap ππ‘ pada Gambar 3 di atas, tampak bahwa peningkatan Ο mengakibatkan penurunan ππ‘ . Hal ini dikarenakan kenaikan tingkat diskon Ο berarti bahwa rumah tangga mendapatkan keuntungan lebih dari konsumsi saat ini dan relatif terhadap konsumsi masa depan. Kemudian investasi dalam R & D yang berarti pengorbanan konsumsi saat ini demi konsumsi masa depan tidak akan menarik bagi mereka. Sebagai hasilnya, ππ‘ harus menurun dan akan mengakibatkan ππ΄ menurun. Selain itu, tingkat diskon yang lebih tinggi berarti konsumen akan mengonsumsi lebih banyak pada saat ini dan mengakibatkan pertumbuhan konsumsi yang lebih rendah dan pertumbuhan output pun menjadi lebih rendah (karena πΆπ‘ = ππ‘ dan ππ = ππ‘ /ππ‘ , sehingga nilai ππ‘ yang lebih besar menyebabkan nilai ππ yang lebih kecil). Oleh karena itu, untuk memenuhi konsumsi yang lebih banyak, produsen harus menghasilkan lebih banyak output. Akibatnya, produsen akan mengambil lebih banyak sumber daya dan mengakibatkan penurunan ππ dan ππ
. Dari Tabel 1 juga dapat diketahui pengaruh dari elastisitas utilitas marjinal π terhadap ππ‘ , ππ΄ , ππ dan ππ
yang semuanya bernilai negatif untuk π < 1. Hal ini dapat dilihat turunan pertama yang menggambarkan kemiringan kurva yang semuanya bernilai negatif untuk π < 1. Ilustrasi pengaruh π ini dapat dilihat pada kurva pengaruh π terhadap ππ‘ pada Gambar 4. Kurva ini diperoleh dengan menetapkan ππ‘ sebagai fungsi dari π dengan parameter lainnya bernilai tetap yaitu πΌ = 0.5, π = 0.14, π = 0.1, π = 0.25 dan πΎ = 1.4. Kurva digambar dengan menggunakan software Mathematica 7 (program dan kurva pengaruh π terhadap variabel lainnya dapat dilihat pada Lampiran 15). nt
nt
0.8
1.5 0.7
0.6
1.0
0.5
0.5 0.4
π ο² 0.02
0.03
0.04
0.05
0.06
0.07
0.08
Gambar 3. Kurva pengaruh π terhadap ππ‘ pada saat πΌ = 0.5, π = 0.1, π = 0.2, πΎ = 1.2 dan π = 0.5.
πο± 0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Gambar 4. Kurva pengaruh π terhadap ππ‘ pada saat πΌ = 0.5, π = 0.14, π = 0.1, π = 0.25 dan πΎ = 1.4.
13
Pengaruh dari ΞΈ ini dapat dijelaskan karena peningkatan elastisitas utilitas marjinal ΞΈ berarti rumah tangga akan mendapatkan tambahan kepuasan yang lebih besar dengan menambah banyaknya barang konsumsi. Dengan demikian, konsumen akan menolak untuk menyimpang dari modus konsumsi dan tidak akan berinvestasi di sektor R & D (investasi akan mengakibatkan konsumsi masa depan yang lebih tinggi). Sebagai hasilnya, ππ‘ akan berkurang dan mengakibatkan ππ΄ akan menurun. Sementara itu, konsumsi saat ini yang lebih banyak akan mengakibatkan pertumbuhan konsumsi yang lebih rendah dan pertumbuhan output pun menjadi lebih rendah, dan laju pertumbuhan penggunaan sumber daya juga menjadi lebih rendah. Terakhir, dari Tabel 1 juga dapat dilihat pengaruh dari laju keterbaruan π terhadap ππ‘ , ππ΄ , ππ dan ππ
. Dalam tabel tersebut tampak π memiliki pengaruh positif terhadap semuanya dengan pengecualian khusus untuk ππ‘ dan ππ΄ , pengaruh positif ini berlaku jika π < 1 dan akan bernilai negatif jika π > 1. Sebagai ilustrasi dari pengaruh tingkat keterbaruan π ini dapat dilihat kurva pengaruh π terhadap ππ
pada Gambar 5 dibawah ini. gR 5
4
3
2
1
ο³π 0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Gambar 5. Kurva pengaruh π terhadap ππ
pada saat πΌ = 0.5, π = 0.1, π = 0.25, πΎ = 1.4 dan π = 0.1. Kurva pada Gambar 5 di atas diperoleh dengan menetapkan ππ
sebagai fungsi dari π dengan parameter lainnya bernilai tetap πΌ = 0.5, π = 0.1, π = 0.25, πΎ = 1.4 dan π = 0.1 dan digambar dengan menggunakan software Mathematica 7 (program dan kurva pengaruh π terhadap variabel lainnya dapat
dilihat pada Lampiran 16). Pada kurva tersebut, terlihat bahwa kenaikan π mengakibatkan kenaikan ππ
. Hal ini dikarenakan kenaikan laju keterbaruan sumber daya Ο akan menyebabkan peningkatan laju pertumbuhan stok sumber daya ππ dan akan mengakibatkan kenaikan juga pada laju pertumbuhan penggunaan sumber daya ππ
. Pada saat yang sama pula, laju pertumbuhan output ππ juga akan meningkat. Sementara itu, pengaruh Ο terhadap alokasi tenaga kerja untuk sektor R&D ππ‘ dan laju pertumbuhan teknologi ππ΄ adalah relevan dengan elastisitas marjinal ΞΈ. Jika π > 1, peningkatan Ο akan mengakibatkan penurunan ππ‘ dan ππ΄ . Hal ini dikarenakan jika nilai elastisitas marjinal π > 1, konsumen cenderung akan mengonsumsi lebih banyak dan akan mengakibatkan penurunan pada laju pertumbuhan output. Karena diketahui laju pertumbuhan output ππ = ππ΄ + 1 β πΌ ππ
dan laju keterbaruan sumber daya π memiliki pengaruh positif terhadap ππ
, maka penurunan dari ππ terjadi jika nilai dari ππ΄ yang menurun. Dari persamaan (3.2) diperoleh ππ΄ = (πΎ β 1)πππ‘ . Sehingga untuk nilai efisiensi R&D yaitu (πΎ β 1)π yang tetap, penurunan dari ππ΄ akan terjadi jika nilai dari alokasi tenaga kerja untuk sektor R&D ππ‘ yang menurun. Maka dapat disimpulkan untuk nilai ΞΈ > 1, pada saat nilai Ο meningkat, nilai ππ‘ dan ππ΄ menurun. Berdasarkan analisis pengaruh parameter π, πΎ, π, π dan π terhadap ππ‘ , ππ΄ , ππ dan ππ
pada semua uraian di atas, pada saat elastisitas utilitas marjinal π bernilai 0 < π < 1, maka secara keseluruhan dapat diketahui bahwa kenaikan dari efisiensi sektor R&D, yang meliputi π dan πΎ, serta tingkat keterbaruan sumber daya π mengakibatkan kenaikan pula pada ππ‘ , ππ΄ , ππ dan ππ
. Sebaliknya, kenaikan tingkat diskon π dan elastisitas marjinal π mengakibatkan penurunan pada ππ‘ , ππ΄ , ππ dan ππ
. Sehingga untuk meningkatkan tingkat utilitas dapat dilakukan dengan meningkatkan nilai dari π, πΎ dan π dan menurunkan nilai dari π dan π agar diperoleh nilai ππ‘ , ππ΄ , ππ dan ππ
yang lebih besar dan kondisi steady state yang diperoleh pun berada pada level yang lebih tinggi.