21
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1. Bahan dan Alat Percobaan 3.1.1. Ternak Percobaan Ternak yang digunakan dalam penelitian sebanyak 125 ekor ayam kampung jenis sentul dengan umur 1 hari (day old chick) yang diperoleh dari Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Unggas, Jatiwangi, Majalengka. Ayam dipelihara dari umur 1 hari sampai dengan 8 minggu. Ayam ditempatkan di dalam 25 unit kandang secara acak dan masing-masing kandang berisi 5 ekor anak ayam. Rataan koefisiensi variasi bobot badannya sebesar 7,53% (Lampiran2).
3.1.2. Kandang dan Perlengkapan Kandang yang digunakan dalam penelitian menggunakan kandang cage yang terbuat dari bambu, kayu, dan kawat dengan ukuran panjang 0,7 m, lebar 0,5 m, dan tinggi 0,7 m. Terdapat sebanyak 25 unit kandang dan setiap unit kandang disekat (chick guard). Masing-masing unit kandang diisi dengan 5 ekor anak ayam dan dilengkapi dengan tempat pakan dan air minum yang terbuat dari plastik. Penerangan sebagai pemanas dipasang menggunakan lampu pijar sebesar 15 watt dan digunakan sampai ayam berumur 3 minggu. Setiap unit kandang dipasang penomoran sesuai dengan perlakuan dan ulangan untuk memudahkan dalam pemberian pakan.
22
3.1.3. Ransum yang Digunakan Ransum percobaan disusun menggunakan beberapa bahan pakan yang terdiri dari jagung kuning, bungkil kedelai, dedak padi, tepung ikan, tepung tulang, dan CaCO3 yang diperoleh dari CV. Missouri Poultry Shop, Bandung, sedangkan limbah udang fermentasi diperoleh dari Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas, Non Ruminansia, dan Industri Makanan Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Kandungan nutrien dan energi bahan pakan penyusun ransum ayam kampung dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Kandungan Nutrien dan Energi Bahan Pakan Penyusun Ransum Bahan Pakan
EM (kkal/kg)
PK
LK
SK
Ca
P
Lys
Meth
..................................................%....................................................
LUF
2614
39,29
7,03
7,79
6,81
2,83
3,04
1,46
Dedak Padi
1630
12,00
13,00
12,00
0,12
0,21
0,71
0,27
Jagung Kuning
3370
8,60
3,90
2,00
0,02
0,10
0,20
0,18
Bungkil Kedelai
2240
44,00
0,90
6,00
0,32
0,29
2,90
0,65
Tepung Ikan
2970
58,00
9,00
1,00
7,70
3,90
6,50
1,80
Tepung Tulang
0
0
0
0
23,3
18,0
0
0
CaCO3
0
0
0
0
40,0
0
0
0
Sumber : Abun (2007) Keterangan : LUF = Limbah Udang Fermentasi EM : Energi Metabolis, PK : Protein Kasar, LK : Lemak Kasar, SK : Serat Kasar, Ca : Kalsium, P : Phospor, Lys : Lysin, Meth : Methionin.
3.1.4. Susunan Ransum Percobaan Susunan ransum dibuat berdasarkan kandungan protein kasar 15% dan energi metabolis 2750 kkal/kg (Widodo, 2010). Susunan ransum percobaan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
23
Perlakuan R0 = Ransum tanpa penggunaan limbah udang fermentasi Perlakuan R1 = Ransum yang mengandung 5% limbah udang fermentasi Perlakuan R2 = Ransum yang mengandung 10% limbah udang fermentasi Perlakuan R3 = Ransum yang mengandung 15% limbah udang fermentasi Perlakuan R4 = Ransum yang mengandung 20% limbah udang fermentasi Susunan ransum percobaan yang digunakan tertera pada Tabel 2. Berdasarkan susunan ransum tersebut didapatkan kandungan nutrien dan energi dari masing-masing ransum percobaan yang tertera pada Tabel 3. Tabel 2. Susunan Ransum Percobaan Bahan Pakan
R0
R1
R2
R3
R4
...............................%................................ LUF
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
Dedak Padi
28,00
26,75
24,75
23,00
18,00
Jagung Kuning
58,00
58,00
58,00
58,00
60,00
Bungkil Kedelai
4,75
2,50
2,25
1,50
0,00
Tepung Ikan
8,00
6,50
3,75
1,25
0,00
Tepung Tulang
0,75
0,75
0,75
0,75
1,00
CaCO3
0,50
0,50
0,50
0,50
1,00
Jumlah
100
100
100
100
100
Keterangan : Hasil perhitungan berdasarkan Tabel 1. LUF = Limbah Udang Fermentasi R0 = Ransum tanpa penggunaan limbah udang fermentasi R1 = Ransum yang mengandung 5% limbah udang fermentasi R2 = Ransum yang mengandung 10% limbah udang fermentasi R3 = Ransum yang mengandung 15% limbah udang fermentasi R4 = Ransum yang mengandung 20% limbah udang fermentasi
24
Tabel 3. Kandungan Nutrien dan Energi Masing-Masing Ransum Percobaan Nutrien
R0
R1
R2
R3
R4
Kebutuhan*
EM (kkal/kg) PK (%) LK (%) SK (%) Ca (%) P (%) Lysin (%) Methionin (%)
2755 15,08 6,66 4,89 1,05 0,58 0,97 0,35
2770 15,03 6,70 4,97 1,27 0,65 0,95 0,38
2781 15,05 6,54 5,08 1,39 0,68 0,90 0,40
2792 15,03 6,43 5,19 1,54 0,72 0,86 0,42
2838 15,18 6,09 4,92 2,03 0,84 0,86 0,45
2750 15 4,0-7,0 3,0-6,0 0,9-1,1 0,7-0,9 0,8-1,0 0,38-0,42
*) Widodo (2010) Keterangan : Hasil perhitungan berdasarkan Tabel 1. dan Tabel 2. LUF = Limbah Udang Fermentasi R0 = Ransum tanpa penggunaan limbah udang fermentasi R1 = Ransum yang mengandung 5% limbah udang fermentasi R2 = Ransum yang mengandung 10% limbah udang fermentasi R3 = Ransum yang mengandung 15% limbah udang fermentasi R4 = Ransum yang mengandung 20% limbah udang fermentasi
3.1.5. Peralatan yang Digunakan 1.
Karung, untuk menyimpan ransum perlakuan.
2.
Kereta sorong, untuk mengangkut ransum.
3.
Mixer, untuk mencampur ransum.
4.
Neraca analog, untuk menimbang bahan pakan dalam membuat ransum.
5.
Timbangan analitik Ohaus, untuk menimbang bobot badan ayam kampung dan menimbang ransum untuk diberikan kepada ayam.
6.
Sapu dan sekop, untuk membersihkan kandang.
7.
Pisau, alat untuk menyembelih ayam kampung.
8.
Label kertas, untuk memberikan keterangan pada masing-masing ransum dan kandang perlakuan.
9.
Kantong plastik, untuk menyimpan ransum perlakuan pada kandang dan untuk menyimpan sampel yang akan dianalisis.
25
10. Alat tulis, alat untuk menulis dan mencatat selama penelitian.
3.2. Metode Penelitian 3.2.1. Prosedur Kerja 1. Tahap Persiapan Persiapan yang dilakukan yaitu menyediakan bahan pakan untuk menyusun ransum, memesan DOC, dan melakukan sanitasi kandang. Ransum disusun dengan menggunakan aplikasi winfeed berdasarkan masing-masing perlakuan. Susunan formulasi ransum selanjutnya dibuat kemudian dimasukkan ke dalam karung dengan mencantumkan keterangan dari masing-masing ransum perlakuan. Perlakuan sanitasi kandang dimulai dari pembersihan seluruh ruangan dan peralatan. Sanitasi ini dilakukan dua minggu sebelum DOC datang. Pencucian peralatan menggunakan desinfektan kemudian membilasnya hingga bersih dan dikeringkan. Perlakuan terakhir yakni melakukan penyemprotan desinfektan pada ruangan kandang. Selanjutnya menghamparkan koran sebagai alas kandang yang dilakukan satu hari sebelum DOC datang. Setelah itu, alat pemanas dipasangkan tepat di tengah chick guard yang dinyalakan sekitar dua jam sebelum DOC datang yang dinyalakan terus menerus sampai dengan kedatangan DOC pada hari ketiga. Kemudian, memasang tirai menggunakan plastik cor pada bagian depan kandang yang menghadap ke pintu keluar. Hal ini dilakukan untuk mencegah panas dari pemanas menyebar ke luar bagian kandang dan mencegah DOC terkena angin dari luar. Satu jam sebelum DOC tiba, menyiapkan air minum yang terbuat dari larutan gula merah dengan takaran 5% dalam 1 liter air. Air minum dibuat sebanyak sebanyak 3 liter air
26
dengan mencampurkan gula sebanyak 150 gram. Kemudian air gula dimasukkan ke dalam tempat minum. Selanjutnya, menyiapkan ransum perlakuan yang telah dibuat untuk nantinya diberikan kepada DOC. 2. Tahap Pemeliharaan Penimbangan bobot badan awal dilakukan pada saat DOC datang dan sebelumnya masing-masing diberi nomor terlebih dahulu pada bagian sayap. DOC yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam 25 unit kandang yang dipilih secara acak kemudian dipelihara sampai dengan 8 minggu. Vaksinasi dilakukan sebanyak 3 kali selama pemeliharaan meliputi vaksinasi ND (Newcastle Desease), Gumboro (IB), dan ND II. Vaksinasi ND pertama dilakukan melalui tetes mata setelah anak ayam berumur 4 hari, vaksin gumboro melalui pemberian air minum pada umur 14 hari, dan vaksin ND kedua melalui pemberian air minum pada umur 18 hari. Sistem pemberian ransum menggunakan sistem ad-libitum yakni pada waktu pagi dan sore hari. Ayam diberi ransum perlakuan yang dimasukkan ke dalam hanging feeder pada unit kandang yang telah diberikan penomoran sesuai dengan perlakuan. Air minum yang diberikan selalu tersedia dan bersih. 3. Tahap Pengumpulan Data Tahap pengumpulan data terdiri dari pencatatan data pertambahan bobot badan; selisih antara bobot akhir dan bobot badan awal ayam, konsumsi ransum; selisih ransum awal dengan sisa akhir ransum yang diukur setiap minggu selama pemeliharaan, kemudian dijumlahkan, dan konsumsi protein; konsumsi ransum dikalikan dengan persentase kandungan protein ransum. Pengumpulan data selanjutnya dilakukan setelah penyembelihan dengan melakukan uji kandungan nitrogen karkas dan bulu.
27
4. Tahap Penyembelihan Sebelum dilakukan pemotongan, ayam kampung tersebut dipuasakan selama 12 jam. Pemotongan dilakukan dengan memotong pada bagian leher (khosher killing) ayam, hal ini dimaksud agar darah vena jugularis, trachea, dan esophagus dapat terputus dan darah keluar dengan sempurna. Timbang bobot badan ayam tanpa darah. Kemudian, ayam dicelupkan ke dalam air panas pada suhu 70-80oC dan biarkan selama 1-2 menit. Ini merupakan proses memanaskan kulit agar bulu ayam mudah dicabut. Setelah dicelupkan, bulubulu tersebut dicabut hingga bersih. Pisahkan bulu dari masing-masing ayam perlakuan untuk diuji kandungan proteinnya. Selanjutnya, memotong kepala, leher, ceker dan mengeluarkan jeroannya yaitu mengelurakan saluran pencernaan beserta isinya. Lalu, dilanjutkan dengan mencuci ayam hingga bersih menggunakan air bersih. 5. Tahap Pengambilan Sampel Bulu Bulu yang telah dicabuti kemudian dipisahkan dan diambil dari masingmasing ayam perlakuan untuk dijadikan sebagai sampel, selanjutnya timbang bobot badan ayam tanpa bulu untuk mendapatkan persentase bulu dari bobot badan. Lalu, bulu digiling hingga hancur. Banyaknya bulu yang dibutuhkan untuk diuji yaitu sebanyak 50 gram. Setiap sampel dengan masing-masing perlakuan diberi keterangan dan dibungkus secara terpisah di dalam kantong plastik. Sampel dibawa ke Laboratorium Nutrisi Makanan Ternak dan Kimia Makanan, Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran untuk dianalisis kandungan proteinnya.
28
6. Tahap Pengambilan Sampel Karkas Sampel karkas diambil dari masing-masing ayam perlakuan, selanjutnya karkas digiling hingga hancur. Banyaknya karkas yang dibutuhkan untuk diuji yaitu sebanyak 50 gram. Setiap sampel dengan masing-masing perlakuan diberi keterangan dan dibungkus secara terpisah di dalam kantong plastik. Sampel dibawa ke Laboratorium Nutrisi Makanan Ternak dan Kimia Makanan, Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran untuk dianalisis kandungan proteinnya.
3.2.2. Peubah yang Diamati 1. Nitrogen yang diabsorbsi (gram), diperoleh dari konsumsi nitrogen dikalikan dengan persentase kecernaan nitrogen, dihitung dengan rumus sebagai berikut: Nitrogen yang diabsorbsi (g) = Konsumsi nitrogen (g) x % Kecernaan nitrogen
Keterangan: Konsumsi nitrogen (g) = Konsumsi ransum (g) x Kadar nitrogen ransum (%) 2. Nitrogen yang disimpan dalam tubuh (gram), yaitu penjumlahan antara nitrogen karkas dan nitrogen bulu, dihitung dengan rumus sebagai berikut: Nitrogen yang disimpan dalam tubuh (g)= Nitrogen karkas (g) + Nitrogen bulu (g)
Keterangan : Nitrogen karkas (g) = PBB (g) x % Kandungan nitrogen karkas Nitrogen bulu (g) = PBB (g) x % Bulu dari BB x % Kandungan nitrogen bulu
3. Biological value (BV), diperoleh dari nitrogen yang disimpan dalam tubuh dibagi dengan nitrogen yang diabsorbsi, dihitung dengan rumus (Wiranda dan Djojosoebagjo, 2006):
29
BV = N yang disimpan dalam tubuh (g) x 100% N yang diabsorbsi (g)
3.2.3. Rancangan Percobaan dan Analisis Statistik Penelitian
menggunakan
metode
eksperimental
dengan
rancangan
percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri atas 5 macam perlakuan ransum dengan ulangan sebanyak 5 kali. Setiap ulangan terdiri dari 5 ekor ayam kampung sehingga pada penelitian terdiri dari 25 unit percobaan. Masing-masing perlakuan tersebut adalah sebagai berikut : Perlakuan R0 = Ransum tanpa penggunaan limbah udang fermentasi Perlakuan R1 = Ransum yang mengandung 5% limbah udang fermentasi Perlakuan R2 = Ransum yang mengandung 10% limbah udang fermentasi Perlakuan R3 = Ransum yang mengandung 15% limbah udang fermentasi Perlakuan R4 = Ransum yang mengandung 20% limbah udang fermentasi
Model matematika yang digunakan adalah sebagai berikut :
Keterangan: Yij = Nilai pengamatan perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ
= Nilai pengamatan tengah umum
αi
= Pengaruh perlakuan ke-i
єij =Kesalahan (galat) percobaan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
Berdasarkan model matematika di atas, diperoleh daftar sidik ragam sebagai berikut :
30
Tabel 4. Daftar Sidik Ragam Sumber Keragaman
Db
JK
KT
Perlakuan
t-1 = 4
JKP
KTP
Galat
(tr-1) = 20
JKG
KTG
Total
tr-1 = 24
JKT
Fhit
Ftabel
KTP KTG
Hipotesis yang akan diuji adalah : 1. H0 ; R0= R1= R2= R3= R4 berarti tidak ada perlakuan yang berpengaruh. 2. H1 ; R0 ≠ R1 ≠ R2 ≠ R3 ≠ R4 atau paling sedikit ada sepasang perlakuan yang tidak sama.
Kaidah Keputusan: 1. Jika Fhitung ≤ Ftabel 0,05 artinya perlakuan tidak berpengaruh nyata (non significant), terima H0 dan tolak H1. 2. Jika Fhitung > Ftabel 0,05 artinya perlakuan berpengaruh nyata (significant), tolak H0 dan terima H1.
Apabila H0 ditolak, maka untuk menguji perbedaan antar perlakuan dilakukan dengan Uji Jarak Berganda Duncan dengan rumus sebagai berikut:
Sy
KT galat S2 r r
Keterangan : Sx
: Standard error
LSR = SSR x
31
r
: Ulangan
KTG
: Kuadrat Tengah Galat
LSR
: Least significant range test
SSR
: Studentized significant range
Kaidah keputusan : 1. Bila selisih antar perlakuan (x) dibandingkan dengan LSR ternyata : x ≤ LSR, maka tidak berbeda nyata 2. Bila x > LSR, maka berbeda nyata