III BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1
Bahan Penelitian
3.1.1
Ternak Percobaan Ternak yang dijadikan objek percobaan adalah ayam petelur strain Lohman
yang berumur 20 bulan. Ternak sebanyak 100 ekor dipelihara dalam kandang sistem battery.
3.1.2
Pegagan (Centella asiatica L) Pegagan merupakan tanaman herba tahunan yang tumbuh menjalar dan
berbunga sepanjang tahun. Pegagan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pegagan hijau berdaun lebar atau biasa disebut antanan hijau yang didapat dari Pasar Cikuda, Jatinangor kemudian dijemur dan dibuat tepung (lampiran 2), lalu dicampurkan ke dalam pakan dengan dosis yang berbeda tiap perlakuan.
Tabel 1. Kandungan Nutrisi Daun Pegagan Kandungan Gizi Protein Lemak Abu Karbohidrat Asam Asiatik Vitamin B Beta-Karoten Fe Ca Se
(%bk) 22,5 6,3 12,0 59,2 3,2 388,5 435,7 212,4 9.790,3 22,3
Keterangan: %bk: persen dalam keadaan kering.
kandungan dalam 100 gram pegagan. Sumber: Pramono, 1992
3.1.3
Ransum Ransum percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis campuran
konsentrat 801 MS (PT.Gold Coin Indonesia), jagung dan dedak padi. Konsentrat 801 MS dengan bentuk mash dengan komposisi bahan terdiri atas bungkil kacang kedelai, tepung ikan, CPO, tepung daging, tepung tulang, lime stone, dicalcium phospate, vitamin, mineral dan antioksidan. Tabel 2. Kandungan Nutrien dan Energi Metabolis Ransum Percobaan Nutrien Kadar Air (%) Energi Metabolis (kkal)/kg Protein Kasar (%) Lemak Kasar (%) Serat Kasar (%) Kalsium (%) Pospor total (%)
P0 12,50
Perlakuan P1 P2 12,38 11,96
P3 12,15
2695
2680
2624
2445
23 6,50 6 1,85 1
22,28 6,20 7,17 0,84 0,45
21,85 5,59 8,02 0,85 0,42
19,17 5,11 8,83 0,81 0,39
Keterangan: P0: Tanpa Penambahan Daun Pegagan, P1: Penambahan 2,5% Daun Pegagan dalam Ransum, P2: Penambahan 5% Daun Pegagan dalam Ransum, P3: Penambahan 7,5% Daun Pegagan dalam Ransum. Sumber: Laboratorium Ternak Ruminansia dan Kimia Makanan ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran.
3.1.4
Bahan Analisis Penelitian
1.
Desinfektan (Alkohol 70%)
2.
Darah
3.1.5
Kandang dan Perlengkapan Kandang penelitian adalah kandang sistem Battery individual, yang diberi
nomor sesuai dengan perlakuan. Ukuran kandang yaitu panjang 40 cm, lebar 40 cm, tinggi depan 37 cm dan tinggi belakang 30 cm. Perlengkapan lain terdiri dari atas tempat pakan dan minum.
3.1.6
Peralatan Penelitian Peralatan yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Syringe untuk menyuntik bagian vena pektoralis dan mengambil darah.
2.
Vakutainer ber-EDTA 3 mL untuk tempat sampel berupa darah ayam.
3.
Cooling Box untuk membawa sampel darah.
4.
Alat sentrifugasi untuk memisahkan darah dan plasmanya.
5.
Kertas label untuk menandai vakutainer sesuai dengan darah yang diambil.
6.
Alat tulis untuk mencatat hal penting selama penelitian.
7.
Laptop untuk mengolah data.
8.
Kamera untuk mengabadikan proses penelitian yang akan dijadikan bukti kegiatan.
9.
Spektrofotometer, alat untuk menghitung kadar metabolit darah.
3.2
Metode Penelitian
3.2.1
Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan Pembuatan tepung daun pegagan (Centella asiatica L) diawali dengan membeli daun pegagan segar sesuai dengan kebutuhan penelitian, kemudian
dikeringkan dengan cara dijemur sebagian di bawah sinar matahari dan sebagian lagi di oven sampai kering (kadar air ±10) lalu di buat tepung dengan menggunakan mesin Hammer Mill.
2. Tahap Penelitian Mencampur ransum dengan bahan jagung, konsentrat dan dedak dengan perbandingan 2:1:1. Tepung daun pegagan (Centella asiatica L) dicampurkan sesuai dosis masing-masing. Pemberian pakan yang sudah tercampur tepung daun pegagan dilakukan dua kali sehari sebanyak 60 gram. Tempat minum dicuci setiap pagi dan pencatatan produksi telur setelah pemberian pakan. 3. Tahap Pengambilan Sampel Pengambilan data dilakukan pada akhir penelitian dengan mengambil sampel darah menggunakan syringe dari vena pektoralis sebanyak 3 mL. Sampel darah ditampung dalam vacutainer ber-EDTA. 4. Tahap Analisis Sampel Analisis glukosa dan trigliserida dilakukan di Laboratorium Ternak Daging dan Kerja Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
3.2.2. Pengambilan Sampel Darah 1.
Mempersiapkan 20 ekor ayam petelur.
2.
Mengambil sampel darah sebanyak 3 mL dari bagian vena pektoralis eksterna yang terdapat di bawah sayap setelah dibersihkan menggunakan alkohol 70%.
3.
Memasukkan sampel darah segera ke dalam vakutainer yang mengandung antikoagulan EDTA untuk mencegah proses pembekuan darah.
4.
Memasukkan vakutainer ke dalam cooling box pada saat akan di bawa ke laboratorium.
3.2.3
Pengukuran Kadar Glukosa Darah Pengukuran glukosa dalam darah ditentukan dengan uji “homogeneus direct
method” menggunakan alat spektrofotometer. Prinsip dari alat ini adalah menghitung kadar glukosa pada darah dengan memanfaatkan panjang gelombang.
3.2.4
Pengukuran Kadar Trigliserida Darah Pengukuran kadar trigliserida menggunakan KIT yang didalamnya terdapat
komponen GPO (Calorimetric Enzimatictest using glicerol-3-phosphateoxidase). Kadar trigliserida darah dilakukan dengan cara mengambil darah sebanyak 2 mL. Sampel darah disimpan kedalam tabung ber-EDTA yang mengandung antikoagulan. Analisis dilakukan menggunakan spektrofotometer.
3.3
Peubah yang Diamati Peubah yang diukur dalam percobaan ini adalah total glukosa dan trigliserida
plasma darah ayam petelur fase akhir produksi.
Alat yang digunakan untuk
mengukur kedua peubah tersebut adalah Spektrofotometer.
3.4
Rancangan Percobaan dan Analisis Statistik
Penelitian dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 macam perlakuan, setiap perlakuan diulang 5 kali dan masing-masing terdiri dari 5 ekor ayam petelur Perlakuan: P0 : Tanpa penambahan tepung daun pegagan pada ransum P1 : Pemberian 2,5% tepung daun pegagan dalam campuran ransum. P2 : Pemberian 5,0% tepung daun pegagan dalam campuran ransum. P3 : Pemberian 7,5% tepung daun pegagan dalam campuran ransum. Data yang di peroleh dianalisis dengan menggunakan analisis statistik model matematika yang digunakan sebagai berikut: Yij = µ + αi + ɛij Keterangan: Yij = Respon hasil pengamatan karena perlakuan uji ke-i dan ulangan ke-j µ = Nilai tengah populasi (Rataan umum) αi = Pengaruh perlakuan (waktu) ke-i Ɛij = Galat percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j Data yang di terima dilakukan secara analisis secara statistik menggunakan sidik ragam:
Tabel 3. Sidik Ragam Sumber Keragaman
DB
JK
KT
Fhit
Perlakuan
(t-1)
JKP
KTP
KTP/KTG
Galat
t(r-1)
JKG
KTG
Total
t(r-1)
JKT
Ftabel
Keterangan : T R DB JK KT JKP JKG JKT KTP KTG
= Perlakuan = Ulangan = Derajat Bebas = Jumlah Kuadrat = Kuadrat Tengah = Jumlah Kuadrat Perlakuan = Jumlah Kuadrat Galat = Jumlah Kuadrat Total = Kuadrat Tengah Perlakuan = Kuadrat Tengah Galat
Hipotesis yang diuji: H0 : Pengaruh perlakuan P0=P1=P2=P3 H1 : Pengaruh perlakuan P0≠P1≠P2≠P3 Kaidah keputusan : 1.
Bila Fhitung ≤ Ftabel artinya tidak berbeda nyata (non signifikan), terima H0 dan tolak H1
2.
Jika Fhitung > Ftabel artinya berbeda nyata (signifikan), tolak Ho dan terima H1
Apabila hasil yang diperoleh signifikan, maka untuk mengetahui perbedaan antara perlakuan dapat menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan, dengan rumus sebagai berikut: LSR = LSR x Sӯ √
Keterangan :
√
Sӯ
= Standard
r
= Ulangan
Error
KTG = Kuadrat Tengah Galat LSR
= Least significant range test
SSR
= Studentized significant range