18
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1
Objek Penelitian
3.1.1
Ternak Percobaan Ternak penelitian yang digunakan adalah Ayam Lokal yang diperoleh dari
Jimmy Farm Cianjur. Ayam berumur 1 hari (DOC) yang berjumlah 100 ekor. Ayam dibagi secara acak ke dalam 20 unit kandang yang setiap kandangnya berisi 5 ekor. Setelah masa adaptasi 1 minggu, ayam dikelompokan menurut data bobot badan dengan koefisien variasi sebesar 14,72 % 3.1.2 Kandang Kandang yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang sistem litter, kerangka kandang terbuat dari bambu dan kawat. Setiap unit kandang berukuran 75 cm x 75 cm x 75 cm, yang dilengkapi dengan tempat pakan (round feeder), tempat minum (round waterer), dan lampu pijar 60 watt. 3.1.3
Ransum Penelitian Ransum yang digunakan adalah ransum hasil formulasi yang diberikan
dalam bentuk mash, bahan pakan diperoleh dari Missouri Bandung. Bahan pakan penyusun ransum antara lain: jagung, dedak halus, bungkil kedelai, tepung ikan, CaCO3, Premix, Tepung Ikan, Tepung Tulang, Minyak.
Adapun analisis
kandungan zat makanan dan energi metabolis bahan pakan, susunan ransum penelitian dan kandungan nutrien dan energi metabolis ransum penelitian disajikan pada Tabel 2-4.
19
Tabel 2. Kandungan Zat Makanan dan Energi Metabolis Bahan Pakan Penelitian Bahan Pakan Tepung Ikan Bungkil Kedelai Jagung Kuning Dedak Halus CaCO3 Tepung Tulang Minyak Kelapa Topmix
PK Ca P Lysin Metionin -------------------------%-------------------------65,00 4,00 2,60 6,50 1,63 48,00 0,32 0,29 2,90 0,65 8,60 0,02 0,10 0,20 0,18 12,00 0,12 0,21 0,71 0,27 0,00 40,00 0,00 0,00 0,00 0,00 23,30 18,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,70 0,00 0,00 0,40 0,30
EM (kkal/kg) 2830 2240 3370 1630 0,00 0,00 8600 0,00
Sumber: Scott dkk. 1982 Tabel 3. Susunan Ransum Penelitian Bahan Pakan Tepung Ikan Bungkil Kedelai Jagung Kuning Dedak Halus CaCO3 Tepung Tulang Minyak Kelapa Premix Jumlah
P1 P2 P3 P4 P5 .........................................%........................................... 8,00 10,50 11,50 7,50 10,50 4,75 7,00 11,50 6,50 8,00 58,00 55,25 52,75 64,00 61,00 27,50 25,50 22,50 19,00 17,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,00 0,00 0,00 1,25 1,25 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 100 100 100 100 100
Keterangan : Hasil perhitungan menggunakan aplikasi winfeed Tabel 4. Kandungan Nutrien dan Energi Ransum tiap Perlakuan Zat Makanan Protein Kasar (%) Lemak Kasar (%) Serat Kasar (%) Kalsium (%) Posphor (%) Lysin (%) Methionin (%) Energi Metabolis (kkal/kg)
P-1 15,08 6,66 4,89 1,05 0,58 0,97 0,35 2755
P-2 17,04 6,54 4,75 1,25 0,67 1,18 0,40 2754
P-3 19,03 6,19 4,62 1,34 0,72 1,35 0,44 2752
Keterangan: Hasil perhitungan menggunakan aplikasi winfeed
P-4 15,05 7,01 4,09 1,01 0,55 0,94 0,35 2951
P-5 17,02 6,99 3,97 1,24 0,67 1,16 0,40 2948
20
3.1.4
Alat dan Bahan
A. Alat 1. Alat pada saat pengambilan sampel darah: a) Needle untuk mengambil darah sebanyak 5 ml b) Vakutainer ber-EDTA 5 mL untuk menyimpan darah agar tidak cepat membeku. c) Kertas label untuk menandai sample. d) Cooling Box untuk menyimpan tabung EDTA yang berisi sampel darah. e) Kertas label untuk memberi tanda identitas sample. 2. Alat untuk perhitungan jumlah eritrosi a) 1 set haemocytometer yang terdiri atas: 1 buah pipet yang berisi batu merah untuk pengenceran darah 1 buah kamar hitung untuk menghitung jumlah sel-sel eritrosit b) Mikroskop untuk melihat sel eritrosit 3. Alat untuk menentukan kadar hemoglobin 1 set Hemometer Sahli-Hellige 4. Alat untuk menentukan nilai hematokrit: a) Micro Capillary berwarna merah untuk penetapan nilai hematokrit darah. b) Kristoseal untuk menutup salah satu ujung kapiler agar darah tidak menetes. c) Alat sentrifugasi untuk memisahkan plasma dengan sel darah. d) Handcounter untuk menghitung lamanya darah yang disentrifugasi. e) Hematokrit scale untuk membantu membaca nilai hematokrit. f) Tissue untuk membersihkan larutan yang berjatuhan. g) Alat tulis untuk keperluan pencatatan hasil perhitungan.
21
A. Bahan : 1. Darah 2. Desinfektan (Alkohol 70%) 3. Aquadest 4. HCl 0,1 N 5. Vaccinostyle Steril 6. Larutan hayem untuk pengencer darah pada perhitungan eritrosit yang terdiri atas: 1. Mercuri Chlorida 0,5 gram 2. Natrium Sulfat 5 gram 3. Natrium Chlorida 1 gram 4. Aquadest 200 mL
3.2
Metode Penelitian
3.2.1
Prosedur Penelitian
Prosedur percobaan yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Tahap Persiapan 1. Persiapan kandang Tahap persiapan dimulai dengan mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan selama penelitian berlangsung. Kandang dibersihkan, fumigasi dan sanitasi kandang terlebih dahulu dengan cara pengapuran dinding dan lantai serta penyemprotan dengan menggunakan desinfektan agar bakteri maupun virus penyebab penyakit yang ada pada pemeliharaan sebelumnya mati. Setiap flock diberi litter berupa sekam yang sebelumnya dilapisi oleh koran.
22
2. Persiapan Ransum Ransum yang diberikan pada ayam selama 2 minggu pertama adalah ransum komersil. Setelah itu, ayam diberikan ransum perlakuan. Ransum perlakuan perlu diformulasikan terlebih dahulu sesuai dengan susunan ransum untuk penelitian. 3. Persiapan DOC Sebelum DOC memasuki kandang, DOC ditimbang terlebih dahulu agar diketahui bobot awalnya. Kemudian, setiap DOC dipasakan wingtag dan ditempatkan ke dalam kandang yang telah dipersiapkan secara acak. 2. Tahap Adaptasi Ayam diberi wingtag dan ditempatkan di kandang sesuai dengan pengacakan. Ayam berumur 0-2 minggu diberi pakan komersil setelah berumur 2 minggu, ayam ditimbang bobot badannya dan dipisahkan sesuai dengan data perhitungan koefisien variasinya. 3. Tahap Perlakuan Ayam yang akan diberi tahap perlakuan adalah ayam yang berumur 2 minggu yang sebelumnya telah diberi ransum komersil. Tempat minum dicuci setiap hari menggunakan antiseptik agar tidak kotor serta tidak menimbulkan jamur dan bakteri. Penimbangan akan dilakukan setiap 1 minggu sekali untuk mengetahui pertambahan bobot badan dan jumlah ransum yang dikonsumsi. 5. Tahap Pengumpulan dan Pencatatan Data Pengumpulan dan pencatatan data akan dilakukan pada akhir penelitian yaitu pada saat ayam berumur 12 minggu dengan masa percobaan 10 minggu. Penentuan ayam sample dilakukan dengan memilih ayam yang memiliki bobot badan mendekati bobot rata-rata ayam perkandang, sample ayam diambil sebanyak 1 ekor perkandang.
Sample darah diambil dari bagian vena pektoralis dengan
23
menggunakan spluit 5 mL.
Sample darah ditampung dalam tabung EDTA
selanjutnya disimpan ke dalam cooling box dan kemudian dilakukan analisis. Menghitung Jumlah Eritrosit (juta/mm3) 1. Darah yang berada dalam vakutainer dihisap dengan pipet haemocytometer yang berbatu merah sampai tanda 1. Diusahakan bekerja dengan cepat jangan sampai darah membeku di dalam pipet. 14 2. Darah dalam pipet diencerkan dengan mengisap larutan hayem sampai tanda 101, dengan demikian darah tersebut telah diencerkan sebanyak 100 kali. 3.
Pipet tersebut digerakan dengan membentuk angka delapan horizontal. Hasil ini untuk mencegah tercampurnya larutan hayem dalam kapiler.
4.
Larutan darah dalam larutan hayem ini dibiarkan selama 15 menit.
5. Beberapa tetes larutan dari dalam pipet dibuang. 6. Sampel darah dimasukkan ke dalam kamar hitung kemudian ditutup dengan cover glass. 7. Dilihat di bawah mikroskop dengan pembesaran 40 kali, butir-butir eritrosit yang berada di dalam kotak-kotak kecil dihitung. Untuk menghitung jumlah eritrosit, kita harus menghitung sebanyak 40 kotak. 8. Jumlah eritrosit dihitung dengan menggunakan 1 set alat yang disebut haemocytometer. Pewarnaan darah dengan suatu pengencer khusus yaitu larutan Hayem yang bersifat isotonis dan berfungsi sebagai pewarna eritrosit. Darah yang telah diencerkan di dalam pipet haemocytometer, kemudian dimasukkan ke dalam kamar hitung dan dihitung di dalam mikroskop.
Perhitungan :
24
Kotak kecil mempunyai ukuran lebar 1/20 mm, panjang 1/20 mm, dan tinggi 1/10 mm, maka volume kotak kecil 1/4000 mm3 volume 40 kotak kecil = 40 × 1/4000 mm3 = 1/100 mm3 Bila didapatkan x butir dalam 40 kotak dengan pengenceran darah 100 kali, maka dapat dihitung jumlah eritrosit dalam 1 mm3 darah Jumlah eritrosit dalam 1mm3 = 100 × 100 × X butir = 10000 X butir Kadar Hemoglobin (g/dL) 1. Tabung hemometer diisi dengan HCl 0,1 N sampai garis batas. 2.
Sampel darah dihisap dengan pipet Hemometer Sahli-Hellige sampai tanda garis 20 mm3.
3.
Kemudian darah dimasukkan ke dalam tabung Hemometer Sahli-Hellige yang sudah berisi HCl 0,1 N.
4. Dicampurkan/diaduk dengan alat pengaduk yang tersedia (darah akan terlihat berwarna coklat). Hal ini menunjukkan adanya hemolisis. 5. Kemudian ditambahkan aquadest tetes demi tetes sampai warna sampel sesuai dengan warna standar Sahli. 6. Kemudian tinggi menicus (permukaan) cairan pada tabung Hemometer Sahli dibaca, angka yang terbaca menunjukkan kadar hemoglobin dari sampel darah (satuan Hb = g/dL). Penentuan Nilai Hematokrit (%) 1. Darah dimasukkan ke dalam kapiler hematokrit yang sudah mengandung antikoagulan dengan cara dihisap sampai jarak 1 cm dari ujung bagian atas. 2. Salah satu kapiler ditutup dengan kristoseal. 3. Kemudian kapiler yang sudah berisi darah tersebut disentrifugasi dengan menggunakan alat sentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit.
25
4. Setelah dicentrifuge, darah akan terpisah antara sel-sel darah dan plasmanya. 5. Kemudian volume sel-sel darah yang sudah terpisah dalam kapiler dibaca dengan
menggunakan
alat
pembaca
mikrokapiler
(micro
capillary
reader/hematokrit scale). 6. Perhitungan nilai hematokrit adalah sebagai berikut: 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑒𝑙 − 𝑠𝑒𝑙 𝑑𝑎𝑟𝑎ℎ × 100% 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑑𝑎𝑟𝑎ℎ 3.2.2
Peubah yang Diamati Peubah yang diamati pada penelitian ini adalah : 1. Jumlah eritrosit 2. Kadar hemoglobin 3. Nilai hematokrit
3.2.3
Rancangan Percobaan dan Analisis Statistik Penelitian
dilakukan
dengan
metode
eksperimental
menggunakan
rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas 5 perlakuan dengan 4 kali ulangan yang masing-masing diisi oleh 5 ekor ayam lokal Jimmy Farm. Perlakuan ransum terdiri dari: P1 = Ransum mengandung energi 2750 kkal/kg dan protein 15% P2 = Ransum mengandung energi 2750 kkal/kg dan protein 17% P3 = Ransum mengandung energi 2750 kkal/kg dan protein 19% P4 = Ransum mengandung energi 2950 kkal/kg dan protein 15% P5 = Ransum mengandung energi 2950 kkal/kg dan protein 17% Data yang diperoleh diuji dengan menggunakan analisis ragam. Model matematika yang digunakan (Sudjana, 1995) adalah sebagai berikut: Yij= µ + 𝜶i + 𝜺ij
26
Keterangan : 𝑌𝑖𝑗 = Kandungan eritrosit, hemoglobin, dan hematokrit yang diberi perlakuan kei dengan ulangan ke-j (respon percobaan) 𝜇 = Nilai Tengah Populasi 𝜏𝑖 = Efek perlakuan ke-i i = Perlakuan ke-I (1,2,3,4,5) j = Ulangan ke-j (1,2,3,4) 𝜺𝒊𝒋 = Kekeliruan, berupa efek acak yang berasal dari unit eksperimen ke-j karena dikenai perlakuan ke-i
Asumsi : 1. Nilai ij menyebar normal satu sama lain 2. Nilaiharapandariij= 0 3. Ragam dari ij = 2 Jadi, ij NID (0, 2 ) Tabel 5. Tabel Sidik Ragam Sumber Keragaman DB Perlakuan (t-1)= 4 Galat t(r-1)= 15 Total (tr-1)= 19 Keterangan: T = Perlakuan R = Ulangan DB = Derajat Bebas JK = Jumlah Kuadrat KT = Kuadrat Tengah JKP = Jumlah Kuadrat Perlakuan JKG = Jumlah Kuadrat Galat JKT = Jumlah Kuadrat Total KTP = Kuadrat Tengah Perlakuan KTG = Kuadrat Tengah Galat
JK JKP JKG JKT
KT KTP KTG
F0.05 3.05557
Hipotesis : H0 : P1 = P2 = P3 = P4 = P5 ; perlakuan tidak berpengaruh terhadap respon yang diamati
27
H1 : P1 ≠ P2 ≠ P3 ≠ P4 ≠ P5 ; paling sedikit ada sepasang perlakuan yang tidak sama µj µi Kaidah Keputusan : 1.
Jika F hitung ≤ F tabel 0.05 artinya tidak berbeda nyata (non significant), terima H0 dan tolak H1
2.
Jika F hitung ˃ F tabel0.05 artinya berbeda nyata (significant), tolak H0 dan terima H1
3.
Bila 𝐻0 ditolak, maka dilakukan pengujian perbedaan antara perlakuan dengan Uji Duncan, yang rumusnya sebagai berikut:
S𝑥̅
𝐾𝑇 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = √ 𝑟
LSR α = SSRα . S𝑥̅ Keterangan: S𝑥̅ = Standar Error KTG = Kuadrat Tengah Galat r = Banyaknya Ulangan LSRα = Least Significant Range SSRα = Studentized Significant Range Apabila selisih antara perlakuan (d) dibandingkan dengan LSRα, kaidah keputusannya adalah sebagai berikut: 1. Bila d ≤ LSRα: (perlakuan tidak berbeda nyata) 2. Bila d > LSRα: (perlakuan berbeda nyata)