III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1
Bahan Penelitian
3.1.1
Ternak Penelitian Ternak diamati pada penelitian adalah 48 ekor Itik petelur (fase grower)
dengan umur 14-20 minggu dengan bobot badan rata-rata 1037 gram ± 47.305 gram.
Sampel itik tersebut dipelihara dalam kandang percobaan Fakultas
Peternakan Universitas Padjadjaran Sumedang.
Pemeliharaan Itik dilakukan
selama 5 bulan. Dua minggu pertama merupakan masa adaptasi ternak terhadap perlakuan yang dicobakan, selanjutnya lima minggu berikutnya adalah masa perlakuan. 3.1.2
Kandang Penelitian Jenis kandang yang digunakan dalam penelitian adalah kandang panggung
dengan sistem flock terdiri dari 4 ekor Itik Cihateup. Flock kandang berukuran 1 x 0,75 x 0,5 m terbuat dari bambu sebagai alas serta sisinya terbuat dari kayu dan kawat ram. 3.1.3
Ransum Penelitian Ransum dalam penelitian menggunakan 8 bahan pakan yang dibuat dalam
bentuk mash. Komposisi zat-zat bahan pakan dan energi metabolis disajikan pada Tabel 1 berikut,
18 Tabel 1. Energi Metabolis dan Kandungan Zat-Zat Nutrien Bahan Pakan Bahan Pakan
EM
PK
Kkal/kg
LK
SK
Ca
. . . . . . . . . . . . . . . %
P
Lisin Metionin Sistin
. . . . . . . . . . . . . . .
Jagungkuning
3370
8,60
3,90
2,00
0,02
0,10
0,20
0,18
0,18
Dedak halus
1630
12,00
13,00
12,00
0,12
0,20
0,77
0,29
0,40
Bungkilkedelai
2240
45,00
0,90
6,00
0,32
0,29
2,90
0,65
0,67
Bungkil kelapa
2120
21,00
1,80
15,00
0,20
0,20
0,64
0,29
0,30
Tepung ikan
3080
60,00
9,00
1,00
5,50
2,80
5,00
1,80
0,94
Tepung tulang
0
0,00
0,00
0,00
24,00
12,00
0,00
0,00
0,00
Minyak kelapa
8600
0,00
100,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0
0,00
0,00
0,00
10,00
5,00
0,30
0,30
0,10
Premix
Sumber: Data Sekunder Laboratorium Produksi Ternak Unggas Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, 2015. Keterangan : EM = Energi Metabolis PK = Protein Kasar LK = Lemak Kasar SK = Serat Kasar Ca = Calsium P = Phospor Berdasarkan Tabel 1. maka diformulasi menjadi ransum penelitian dengan persentase setiap bahan pakan yang berbeda-beda untuk menyokong kebutuhan nutrisi yang diperlukan Itik Cihateup. Berikut persentase dari setiap bahan pakan.
19 Tabel 2. Formula Bahan Pakan Penelitian No
Bahan Pakan
Jumlah (%)
1 2 3 4 5 6 7 8
Jagung kuning Dedak halus Bungkil kedelai Bungkil kelapa Tepung ikan Tepung tulang Minyak kelapa Premix
65,00 12,00 8,00 3,00 8,00 2,00 1,50 0,50
Jumlah
100.00
Sumber : Hasil Perhitungan berdasarkan Tabel 1. Tabel 3.
Nutrien
Kandungan Energi Metabolis Ransum Penelitian dan Standar Kebutuhan Itik Grower Ransum Penelitian*
EM (Kkal/Kg) 3014.3 PK (%) 15,96 Ca (%) 1,028 P (%) 0,6 Ls (%) 0,87 Met (%) 0,36 Keterangan: *) Hasil perhitungan **) NRC (1984) ***) SNI (2006)
Kebutuhan Itik Grower** 2.800 16,00 0,60 0,60 0,90 0,5 ***
20 3.2
Alat dan Bahan Penelitian
3.2.1
Alat yang Digunakan Kandang itik, Tempat pakan, Tempat minum, alat kebersihan (Ember,
Spons cuci), timbangan kapasitas 5 kg, Plastik klip, Lampu pijar 60 watt, Gembok dan Kunci, Cat kapur, spuit 5 mL, Kertas label, Kain saring, Evaporator, Silika gel Kolom kromatografi, Pipet mikro 100-1000 µL, Tabung sentrifuga, Gelas piala 50 mL, Tabung reaksi sebanyak 31 buah, KIT, Tabung ber-EDTA 5 mL 3.2.2
Bahan yang Digunakan Tepung buah makasar 80 kg, etil asetat (EtOAc), CHCl3, Kloroform, eter-
Alkohol 12 mL, MBM, plasma darah 0,2 mL, ekstrak kloroform 2,5 mL, asam asetat anhidrida 2 mL, H2SO4 pekat 0,1 mL, standar kolesterol (0,4 mg/mL) 5 mL, GOP (Calorimetric Enzimatictest using glycero phosphateoxidase), Plasma darah 2 mL 3.3
Metode Penelitian
3.3.1
Persiapan Kandang
1) Sanitasi kandang yang meliputi pencucian tempat pakan dan minum, pengapuran lantai dan dinding kandang. 2) Pemberian ransum dilakukan dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari. Pemberian air minum dilakukan secara adlibitum. 3) Pengadaan itik penelitian.
21 3.3.2
Tahap Penelitian Pemberian Minyak Buah Makasar (MBM) perlakuan dengan konsentrasi P1
100 μL, P2 150 μL, dan P3 200 μL. Pencekokan dengan menggunakan spluit dengan ukuran 5 mL, sedangkan pemberian ransum dilakukan dua kali sehari sesuai kebutuhan yaitu 125 gram/ekor/hari pada umur 14–17 minggu dan 130 gram/ekor/hari pada umur 18–20 minggu. 3.3.3
Pemeliharaan
1) Itik diberi ransum dua kali sehari yaitu pada pagi hari pukul 07.00-08.00 WIB dan sore hari pukul 16.00–17.00 WIB sedangkan pemberian air minum secara adlibitum. 2) Tempat minum dicuci setiap hari pada pagi hari. Setelah itu tempat minum diisi menggunakan air bersih dan diberikan pada itik. 3) Pemberian MBM dilakukan pada sore hari sebelum itik diberi ransum. 4) Pengecekan keadaan itik dilakukan setiap hari, bila ada ada itik yang mati maka itik tersebut harus dikuburkan supaya tidak menimbulkan sumber penyakit bagi itik lainnya. 3.3.4 Ekstraksi Minyak Buah Makasar (MBM) Produksi minyak esensial diperoleh secara ekstraksi sesuai dengan prosedur penelitian (Subeki dkk., 2006). 1) Sebanyak 80 kg tepung buah makasar direndam selama 1 minggu dan setiap hari selama 10 menit dilakukan pengadukan. Campuran divorteks selama 1 menit dan didiamkan selama 30 menit.
22 2) Filtrat disaring dengan menggunakan kain saring dan kemudian diuapkan dengan evaporator menjadi 1 L. 3) Filtrat pekat tersebut kemudian diekstrak dengan etil asetat (EtOAc) hingga diperoleh fraksi air dan EtOAc. 4) Fraksi CHCl3 diuapkan hingga kering dan kemudian dimasukkan kedalam silika gel kolom kromatografi dan dielusi dengan klorofom sehingga diperoleh 3 fraksi. 5) Minyak esensial diperoleh dari fraksi 2 (1:2) lalu dievaporasi untuk memperoleh minyak esensial murni. 3.3.5
Pengambilan Sampel
1) Menyiapkan objek penelitian (Itik Cihateup fase grower) sebanyak 48 ekor. 2) Membersihkan bagian vena pectoralis dengan alkohol 70%. 3) Mengambil sampel darah pada bagian vena pectoralis sebanyak 9 mL. 4) Menyimpan sampel darah kedalam tabung tanpa antikoagulan untuk pengujian kolesterol dan trigliserida. 5) Menyimpan sampel darah kedalam tabung ber-EDTA 5 mL yang mengandung antikoagulan untuk pengujian kolesterol dan trigliserida. 3.3.6
Pembuatan Plasma Darah
1) Sampel darah yang berada di dalam vakutainer tidak beranti-koagulan EDTA 5 mL didiamkan sampai membeku. 2) Disentrifugasi dengan kecepatan 300 ppm selama 10 menit. 3) Cairan paling atas yang berwarna kuning bening (plasma) diambil.
23 3.3.7
Analisis Sampel
A. Uji Kolesterol 1) Sebanyak 12 mL eter-alkohol dipipetkan kedalam tabung sentrifuga, kemudian ditambahkan 0,2 mL plasma darah secara perlahan-lahan. 2) Campuran divorteks selama 1 menit dan didiamkan selama 30 menit. 3) Setelah 30 menit, campuran disentrifugasi dengan sentrifuga klinis selama 3 menit dengan kecepatan 300 rpm. 4) Supernatan kemudian dituang kedalam gelas piala 50 mL dan diuapkan di dalam penangas air hingga mongering. 5) Residu diekstrasi dengan kloroform sebanyak 2 kali, setiap kali ekstraksi digunakan 2,5 mL kloroform sehingga ekstrak kloroform menjadi 5 mL. 6) Sebanyak 31 tabung reaksi disiapkan. 7) Tabung 1-30 (sampel) berisi 5 mL ekstrak kloroform; 2 mL asam asetat anhidrida; dan 0,1 mL H2SO4 pekat. 8) Tabung 31 (strandar) berisi 5 mL standar kolesterol (0,4 mg/mL); 2 mL asam asetat anhidrida; dan 0,1 mL H2SO4 pekat. 9) Setiap tabung dikocok, kemudian disimpan di dalam ruang gelap selama 15 menit. 10) Absorban diukur pada panjang gelombang 420 nm dan dihitung konsentrasi kolesterolnya.
24 B. Profil Kolesterol Analisa profil kolesterol dilakukan dengan cara perhitungan sebagai berikut: 𝐴 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Kolesterol darah (mg/dL) = 𝐴 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 x 0,4 x Keterangan : Kolesterol darah A sampel A standar 0,4
100 0.2
= Profil kolesterol (mg/dL) = Absorban sampel = Absorban standar = Konentrasi standar
C. Profil Trigliserida Pengukuran kadar trigliserida menggunakan KIT yang didalamnya terdapat komponen GOP (Calorimetric Enzimatictest using glicerol-3-phosphateoxidase). Kadar trigliserida darah dilakukan dengan cara mengambil darah sebanyak 2 mL. Sampel darah disimpan kedalam tabung ber-EDTA 5 mL yang mengandung anti koagulan. Analisis dilakukan menggunakan spektrofotometer. 3.3.8
Parameter yang Diukur Parameter yang diukur dalam penelitian ini yaitu, kadar kolesterol dan
trigliserida itik fase grower dalam pemeliharaan minim air. Prinsip penentuan kadar kolesterol dan trigliserida darah yang ditentukan dengan metode penentuan profil kolesterol dan trigliserida darah.
25 3.3.9
Rancangan Penelitian dan Analisis Statistik Penelitian dilakukan berdasarkan metode eksperimental dengan rancangan
acak lengkap (RAL), dengan 4 macam perlakuan MBM, setiap perlakuan diulang 6 kali. Setiap pengulangan terdiri dari 2 ekor Itik. Pengaruh perlakuan akan diuji menggunakan analisis ragam Polynomial orthogonal dilanjutkan dengan uji Contrast orthogonal dengan menggunakan SPSS. Perlakuan terdiri : P0 = Tanpa pemberian MBM P1 = Pemberian MBM sebesar 100 µL P2 = Pemberian MBM sebesar 150 µL P3 = Pemberian MBM sebesar 200 µL Hipotesis yang akan diuji adalah : H0 : P0 = P1 = P2 = P3 = 0 artinya tidak terdapat perbedaan antar perlakuan. H1 : P0 ≠ P1 ≠ P2 ≠ P3 ≠ 0 atau paling sedikit ada sepasang perlakuan yang tidak sama. Kaidah keputusan : Jika Fhitung ≤ Ftabel 0,05 artinya tidak berbeda nyata (non significant), terima H0 dan tolak H1. Jika Fhitung > Ftabel 0,05 artinya berbeda nyata (significant), tolak H0 dan terima H1. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode orthogonal polynomial. Suatu derajat polynomial ke-n digunakan untuk mengetahui hubungan antara peubah respon Y dan peubah predictor X diujikan sebagai berikut : Y = α + β1X + β2X2 + …. + βnXn Perhitungan untuk mendapatkan koefisien orthogonal polynomial untuk derajat polynomial pertama (linier), derajat polynomial kedua (kuadratik) dan derajat polynomial ketiga (kubik), sebagai berikut :
26 L = a + X1 Q1 = b + cX1 + Xi2 C1 = d + eX1 + f X12 + X13 Tabel 4. Analisis Ragam Sesuai dengan Perbandingan polynomial orthogonal Sumber Keragaman Perlakuan
Derajat Bebas (db) t–1
Jumlah Kuadrat (JK) JKP
Kuadrat Tengah (KT) KTP
Statistik Uji F F
Linier
1
JKP1
KTP1
F1
Kuadratik
1
JKP2
KTP2
F2
Kubik
1
JKP3
KTP3
F3
Kuartik
1
JKP4
KTP4
F4
Galat Percobaan
Sisa
JKG
KTG
Total
n-1
JKT
Pengambilan keputusan dapat dilihat dari hasil pembandingan nilai statistik uji F yang telah dihitung dengan nilai kritis.
Penentuan derajat polynomial
didasarkan pada kontras-kontras ortogonal yang nyata, sehingga akan didapatkan hubungan fungsi respon antar perlakuan sesuai dengan derajat Polynomial yang signifikan.