1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi tahun 2008 sangat mempengaruhi perekonomian dunia. Banyak hal yang menyebabkan terjadinya krisis ekonomi tahun 2008, di antaranya penumpukan hutang nasional Amerika Serikat yang mencapai angka 8,98 triliun dollar sedangkan PDB hanya 13 triliun dollar, penerapan program pengurangan pajak korporasi sebesar 1,35 trilyun dollar yang berdampak positif terhadap pengurangan pendapatan negara. Selain itu kebangkrutan institusi finansial akibat dari kerugian surat berharga properti Subprime Mortgage yang berimbas sistemik terhadap bangkrutnya perusahaan lain seperti Merryl Lynch, Goldman Sachs, Northern Rock,UBS, dan Mitsubishi UFJ (Kompas 27 Januari 2008). Tabel 1. Peringkat Global Competitive Index
sumber : The Global Competitiveness Report 2010-2011 (2011) Dalam keadaan dunia yang dilanda krisis ekonomi global, perekonomian Indonesia justru mengalami pertumbuhan. Selama tahun 2009, perekonomian Indonesia relatif terinsulasi dari dampak krisis finansial global. Sampai triwulan III, pertumbuhan PDB tercatat sebesar 4,2 persen kemudian meningkat pada tahun 2010 menjadi 6,1 persen. Catatan positif perekonomian Indonesia pada tahun 2010 membuat peringkat Global Competitiveness Index 2010-2011 yang dikeluarkan oleh World Economic
2
Forum meningkat menjadi peringkat 44, naik sepuluh peringkat dari tahun sebelumya. Peringkat layak investasi Indonesia menurut S&P juga mengalami peningkatan dari BB menjadi BBB. Kenaikan peringkat layak investasi ini menunjukkan semakin dipercayanya pasar modal Indonesia di mata
global
(www.ekonomi.kompasiana.com,
Catatan
Perekonomian
Indonesia 2010). Kondisi pasar modal Indonesia sempat mengalami tekanan seiring dengan merembetnya gelombang krisis keuangan global pada semester II tahun 2008. Para investor mulai menarik dana mereka yang berada di emerging market, termasuk Indonesia sebagai salah satu emerging market. Akan tetapi relatif terjaganya stabilitas makro yang tercermin dari respons BI Rate yang memadai dalam pengendalian inflasi, pencapaian pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, ditambah dengan laporan keuangan emiten yang cukup baik dengan pertumbuhan laba yang tinggi ternyata mampu menahan pelemahan IHSG. Bursa Efek Indonesia memperdagangkan berbagai macam saham yang dikelompokkan ke dalam sembilan sektor yaitu pertanian, pertambangan, industri pasar, aneka industri, perdagangan dan jasa, konsumsi, properti, infrastruktur, keuangan, dan manufaktur. Empat puluh lima saham di antaranya terdaftar dalam indeks LQ 45. Indeks LQ 45 merupakan suatu forum yang di dalamnya berisi perusahaan-perusahaan yang sahamsahamnya memiliki tingkat likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi. Tujuan dari indeks LQ45 adalah sebagai sarana yang objektif dan terpercaya bagi analisis keuangan, manajer investasi, investor dan pemerhati pasar modal lainnya dalam mengawasi pergerakan harga dari saham-saham yang aktif diperdagangkan. Ada beberapa penilaian sebelum saham suatu emiten masuk dalam jajaran LQ 45 yaitu harus berada di top 95 persen dari total rata-rata tahunan nilai transaksi saham di pasar reguler dan harus berada di top 90 persen dari rata-rata tahunan nilai kapitalisasi pasar. Syarat lainnya adalah saham emiten yang bersangkutan harus merupakan urutan tertinggi yang mewakili sektornya dengan kapitasilasi pasar serta merupakan urutan tertinggi
3
berdasarkan kapitalisasi frekuensi (www.bisnis-jabar.com. Saham BJBR masuk LQ 45.). Donny Susatio Adjie, Head of Institutional Marketing PT Danareksa Investment Management, membenarkan investor lebih menyukai reksadana saham dengan underlying asset saham LQ45. Menurutnya investor masih trauma dengan kejadian reksadana saham yang memiliki underlying asset di luar saham LQ45 yang nilai dana kelolaannya turun drastis dan tidak memberikan
imbal
hasil
akibat
krisis
pada
2008
(www.indonesiafinancetoday.com, Reksa Dana Saham Masih Andalkan LQ45). Saham yang dianalisis pada penelitian ini adalah saham lima (5) perusahaan sektor perbankan yang selama tiga tahun berturut-turut masuk ke dalam perhitungan indeks LQ 45. Alasan dipilihnya sektor perbankan karena saat ini sektor perekonomian Indonesia masih bertumpu pada institusi perbankan melalui kredit yang diberikan kepada masyarakat. Hal ini tentunya menarik untuk melihat bagaimana perbankan yang sudah emiten menjalankan berbagai kebijakan pemerintah akibat krisis global dan tidak mengesampingkan tanggung jawabnya terhadap investor, yang tentunya berbagai kebijakan pemerintah ini dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan terkait dengan harga saham perusahaan . Saham lima perusahaan perbankan yang dianalisis dalam penelitian ini adalah adalah saham PT Bank Central Asia (BBCA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Indonesia Tbk (BMRI), dan BDMN Indonesia Tbk (BDMN). 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana pergerakan harga saham perbankan yang termasuk dalam perhitungan indeks LQ 45 selama periode Februari 2010Januari 2011? 2. Bagaimana kondisi perbankan selama tahun 2008-2010 yang terdaftar dalam indeks LQ 45 periode Februari 2010-Januari 2011?
4
3. Bagaimanakah nilai intrinsik saham perbankan yang terdaftar dalam indeks LQ 45 selama periode Februari 2010-Januari 2011? 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Membandingkan pergerakan harga saham perusahaan-perusahaan perbankan periode Februari 2010 - Januari 2011 yang terdaftar dalam indeks LQ 45 dengan menggunakan analisis teknikal. 2. Menganalisis kondisi perusahaan-perusahaan perbankan periode Februari 2010-Januari 2011 yang terdaftar dalam indeks LQ 45 dengan menggunakan analisis fundamental selama tiga tahun terakhir. 3. Membandingkan nilai intrinsik saham perusahaan-perusahaan perbankan periode Februari 2010-Januari 2011 yang terdaftar dalam indeks LQ 45 dengan menggunakan analisis fundamental. 1.4. Manfaat Penelitian Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi : 1. Dunia pendidikan Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan dunia saham baik peramalan pergerakan harga saham maupun nilai intrinsik saham. 2. Investor Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi investor saham dalam pengambilan keputusan yang tepat dalam melakukan opsi pembelian maupun penjualan saham. 3. Pihak-pihak yang ingin melakukan kajian lebih dalam mengenai analisis teknikal dan fundamental, diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi dan landasan bagi penelitian selanjutnya. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia dengan mengambil
data saham harian perbankan yang terdaftar dalam indeks LQ 45 periode Februari 2010-Januari 2011 di antaranya PT Bank Central Asia Tbk
5
(BBCA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Indonesia Tbk (BMRI), dan PT Bank Danamon Tbk. (BDMN). Analisis saham dilakukan dengan menggunakan analisa teknikal dan fundamental. Analisis teknikal yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan Simple Moving Average (SMA) dan Moving Average Envelope (MAE), sedangkan analisis fundamental menggunakan Dividend Discounted Model untuk mendapatkan nilai intrinsik dan perbandingan harga saham perusahaan.