12
KERANGKA PEMIKIRAN Preferensi terhadap makanan didefinisikan sebagai derajat kesukaan atau ketidaksukaan terhadap makanan dan preferensi akan berpengaruh terhadap konsumsi pangan (Suhardjo 1989). Preferensi pangan berkembang sejak awal kehidupan seseorang dan akan cenderung menetap hingga orang tersebut dewasa. Banyak faktor yang mempengaruhi preferensi seseorang terhadap makanan, antara lain karakteristik individu meliputi jenis kelamin dan pengetahuan gizi yang dimiliki seseorang, karakteristik makanan yaitu terdiri dari rasa, aroma, dan tekstur. Selain itu, preferensi makanan pada anak-anak khususnya juga dipengaruhi oleh lingkungan, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah. Lingkungan keluarga terutama terkait kondisi sosial ekonomi keluarga yang mempengaruhi preferensi pangan anak-anak diantaranya pendapatan keluarga dan juga besar keluarga, sedangkan di lingkungan sekolah, preferensi pangan anak banyak dipengaruhi oleh teman sebaya. Untuk lebih jelasnya pengaruh karakteristik Individu, makanan, dan lingkungan terhadap preferensi pangan serta konsumsi pangan dapat digambarkan sebagai berikut (Gambar 1).
13
Karakteristik Makanan
Karakteristik Individu
Rasa Tekstur Aroma
Keadaan Sosial Ekonomi Keluarga Besar Keluarga Pendapatan Keluarga
Pengetahuan Gizi Jenis Kelamin
Preferensi Pangan Anak Sekolah Dasar
Lingkungan Sekolah Teman sebaya
Konsumsi Pangan
Keterangan: Hubungan yang diteliti Hubungan yang tidak diteliti
Variabel yang diteliti Variabel yang tidak diteliti
Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian Preferensi Pangan Anak Sekolah Dasar di Kota Bogor
14
METODE Desain, Tempat, dan Waktu Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survei dengan disain penelitian cross sectional study. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (Singarimbun & Effendy 1989). Penelitian ini dilakukan di sekolah dengan tingkat sosial ekonomi menengah atas hingga bawah di Kota Bogor yang terdiri dari tiga sekolah yaitu SD Bina Insani, SDN Gunung Batu I, dan SDN Balungbang Jaya 2. Pemilihan lokasi dilakukan berdasarkan pertimbangan kesediaan sekolah untuk dijadikan lokasi penelitian, serta keterbatasan waktu penelitian karena bertepatan dengan pelaksanaan ujian akhir sekolah siswa kelas 5 khususnya yang dilaksanakan pada bulan Juni. Sehingga penelitian berlangsung dari bulan Mei 2009 sampai dengan Juni 2009. Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Populasi dari penelitian diperoleh setelah terlebih dahulu dilakukan pemilihan Sekolah Dasar. Pemilihan Sekolah Dasar dilakukan secara purposive berdasarkan kriteria kondisi sosial ekonomi rata-rata keluarga siswa yaitu menengah atas hingga bawah dengan asumsi dapat mewakili kondisi masyarakat Bogor pada umumnya. Hal ini diwakili oleh status SD yaitu SDN gratis mewakili kondisi sosial ekonomi menengah ke bawah, kemudian SDN tidak gratis atau mandiri mewakili kondisi sosial ekonomi menengah, dan SD Swasta mewakili kondisi sosial ekonomi menengah atas (Dinas Pendidikan Kota Bogor 2008). Contoh dari penelitian adalah siswa kelas 5 dan sebagian siswa kelas 4 SDN Balungbang Jaya 2, SDN Gunung Batu I, dan SD Bina Insani Kota Bogor. Pemilihan siswa kelas 4 dan 5 SD disengaja dengan pertimbangan siswa telah mampu menerima arahan dalam pengisian kuesioner, selain itu Hidayat (2004) menyatakan bahwa siswa kelas 4 dan 5 berada pada tahapan perkembangan yang sama yaitu pada masa formal operasional (11 tahun – dewasa). Pada tahap tersebut siswa telah mencapai kemampuan untuk berpikir sistematis terhadap hal-hal yang abstrak dan hipotesis, selain itu anak sudah bisa mengambil kesimpulan dari suatu pertanyaan. Setelah itu dilakukan penghitungan jumlah contoh minimal menggunakan rumus Slovin (Umar 2003), yaitu:
15
Keterangan:
n N e
= jumlah sampel = populasi = % kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan contoh yang bisa ditolerir, yaitu 10%.
Berdasarkan perhitungan diketahui jumlah minimal contoh untuk penelitian adalah 84 orang, sehingga contoh yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 90 orang terdiri atas 45 orang laki-laki dan 45 orang perempuan. Pengambilan contoh dilakukan dengan metode acak sederhana serta penentuan proporsi seimbang antara kedua jenis kelamin sengaja dilakukan karena berdasarkan penelitian Cooke dan Wardle (2005) dan juga Drewnowski & Hann (1999) yang menyatakan bahwa jenis kelamin memiliki pengaruh terhadap preferensi pangan. Secara singkat pengambilan contoh disajikan dalam gambar 2 berikut ini. SD di Kota Bogor Purposive SD Bina Insani
SDN Gunung Batu 1
SDN Balungbang Jaya 2 Simple Random
L
P
L
P
L
P
15 org
15 org
15 org
15 org
15 org
15 org
Gambar 2 Pengambilan sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil penggalian informasi dari contoh yang dilakukan melalui wawancara dan pengisian kuesioner. Kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan semi terbuka tentang karakteristik individu yaitu jenis kelamin dan pengetahuan gizi serta karakteristik lingkungan contoh meliputi besar keluarga dan pendapatan keluarga. Kuesioner preferensi pangan contoh mengacu pada Pedoman Umum Pemantauan dan Analisis Preferensi Pangan Masyarakat (Deptan 2008). Pangan olahan yang paling disukai dari masingmasing jenis pangan diperoleh dengan cara mengurutkan berdasarkan kesukaan
16
contoh terhadap produk olahan pangan tersebut, dimulai dari urutan satu sebagai yang paling disukai dan seterusnya sesuai dengan olahan pangan yang tersedia dalam kuesioner. Data sekunder yang dikumpulkan antara lain gambaran umum lokasi penelitian dan data mengenai siswa yang diperoleh dari literatur dan SD yang bersangkutan. Jenis dan cara pengumpulan data dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data Jenis data Primer
Sekunder
Data Karakteristik individu Karakteristik lingkungan Preferensi Pangan Preferensi Olahan Pangan Gambaran umum lokasi penelitian
Cara Pengumpulan Data Wawancara Wawancara Wawancara Wawancara Profil sekolah
Alat Ukur Kuesioner Kuesioner Kuesioner Kuesioner -
Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh diolah melalui proses editing, coding, scoring, entry data ke komputer, cleaning, dan analisis data. Data dianalisis dengan metode deskriptif dan inferensia. Setelah seluruh data dientry ke dalam komputer dengan menggunakan program Microsoft Excel 2007 dan SPSS ver. 16 for Windows untuk penarikan kesimpulan. Analisis data yang dilakukan adalah analisis deskriptif dan inferensia. Teknik pengolahan statistika dasar meliputi frekuensi, distribusi, dan ukuran sebaran (rata-rata dan standar deviasi), dan tabulasi yang kemudian dilakukan penafsiran atau analisis untuk menjawab tujuan yang bersifat deskriptif kualitatif yaitu tujuan nomor 1 sampai dengan 3. Tujuan 4 yang bersifat menganalisis hubungan dijawab menggunakan analisis non parametrik (Chi Square dan Rank Spearman). Preferensi terhadap berbagai jenis pangan dikategorikan menjadi 5 kategori sikap yaitu 1) sangat tidak suka; 2) tidak suka; 3) biasa; 4) suka; 5) sangat
suka,
kemudian
akan
dikelompokkan
frekuensinya
berdasarkan
karakteristik individu dan lingkungan. Produk olahan dari masing-masing pangan yang paling disukai dianalisis berdasarkan data modus untuk dua urutan olahan pangan paling atas (urutan 1 dan urutan 2).
17
Tabel 2 menyajikan berbagai variabel yang diteliti dan cara pengolahan datanya, sedangkan Tabel 3 menyajikan cara analisis hubungan antar variabel yang diteliti. Tabel 2 Data dan pengolahan data No.
Variabel
Kategori
1.
Jenis Kelamin
1. Laki-laki 2. Perempuan
2.
Tingkat pengetahuan gizi
1. Kurang (<60%) 2. Sedang (60-80%) 3. Baik (>80%)
3.
Pendapatan Keluarga (Rp/Kap/Bln)
4.
Besar Keluarga
5.
Pekerjaan orangtua
6.
Pendidikan orangtua
7.
Preferensi Pangan
Skala
1. Rendah (< Rp190 824) 2. Sedang (Rp190 824 s.d. Rp381 648) 3. Tinggi (≥ Rp381 648) 1. Kecil (≤ 4 orang) 2. Sedang (5-7 orang) 3. Besar (> 7 orang) 1. PNS/POLRI/ABRI 2. Pegawai Swasta/BUMN 3. Pedagang 4. Petani 5. Wiraswasta 6. Jasa 7. Ibu Rumah Tangga 8. Lainnya 0. Tidak/belum tamat SD 1. SD/setara 2. SMP/setara 3. SMA/setara 4. Diploma 5. Perguruan Tinggi 1. Sangat tidak suka 2. Tidak suka 3. Biasa 4. Suka 5. Sangat suka
Dasar pengukuran
Nominal
Sebaran contoh
Ordinal
Teknik pengukuran pengetahuan gizi (Khomsan 2000)
Ordinal
BPS, 2008
Ordinal
Hurlock, 1980
Nominal
Sebaran contoh
Nominal
Sebaran contoh
Nominal
Pilihan pangan
Tabel 3 Cara analisis data No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Variabel yang dianalisis Jenis Kelamin Tingkat pengetahuan gizi Pendapatan keluarga Besar keluarga Pekerjaan orangtua contoh Pendidikan orangtua contoh Preferensi pangan dan olahan pangan Hubungan preferensi pangan contoh dengan Jenis Kelamin Hubungan preferensi pangan contoh dengan pengetahuan gizi, pendapatan keluarga, dan besar keluarga
Cara analisis data Deskriptif Deskriptif Deskriptif Deskriptif Deskriptif Deskriptif Deskriptif Inferensia dengan uji Chi Square Inferensia dengan uji Rank Spearman
18
DEFINISI OPERASIONAL Contoh adalah anak yang berusia antara 10 – 12 tahun yang duduk di kelas 5 SD Bina Insani, SD Gunung Batu I, dan SD Balungbang Jaya 2 Kota Bogor pada tahun ajaran 2008/2009. Preferensi Pangan Anak Sekolah Dasar adalah sikap contoh terhadap berbagai jenis pangan yang diukur menggunakan skala sangat suka (5), suka (4), biasa (3), tidak suka (2) serta sangat tidak suka (1) dan juga produk olahannya yang paling disukai. Pangan Olahan adalah makanan dan atau minuman hasil proses dengan cara atau metode tertentu dengan atau tanpa bahan tambahan (PP No. 28 Tahun 2004 di dalam Deptan 2008). Jenis kelamin adalah perbedaan contoh berdasarkan ciri biologis dengan kategori. Pengetahuan gizi adalah tingkat pemahaman contoh terhadap gizi yang dilihat dari kemampuan menjawab pertanyaan dengan benar. Besar Keluarga adalah banyaknya anggota dalam keluarga inti contoh. Pendapatan Keluarga adalah jumlah penghasilan yang berasal dari orang tua contoh yang dinilai dengan uang dalam kurun waktu satu bulan terakhir yang dinyatakan dalam rupiah/kapita/bulan.