KERANGKA PEMIKIRAN Perkembangan kognitif merupakan suatu proses psikologis yang terjadi dalam bentuk pengenalan, pengertian, dan pemahaman dengan menggunakan pengamatan, pendengaran, dan pemikiran (Baraja 2005). Perkembangan kognitif menurut Dariyo (2007) dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor genetik/keturunan, faktor lingkungan, dan interaksi faktor genetik dengan faktor lingkungan. Perkembangan kognitif pada anak usia 2-5 tahun mencapai pada tahap pra operasional konkrit. Artinya bahwa pada tahap ini, anak menggunakan pikirannya dalam melihat suatu benda, memahami lingkungannya dengan menggunakan simbol-simbol, meniru, serta mampu memahami suatu hubungan sebab akibat yang bersifat egosentris. Disamping itu, perkembangan kognitif anak dipengaruhi oleh stimulasi psikososial. Adapun persepsi orangtua terhadap nilai anak diduga akan mempengaruhi tidak langsung terhadap perkembangan kognitif anak. Karakteristik keluarga diduga akan mempengaruhi stimulasi psikososial pada anak. Karakteristik keluarga terdiri dari besar keluarga, pendidikan orangtua, usia orangtua, dan pengeluaran perkapita keluarga. Hasil penelitian Harisudin (1997) menyebutkan bahwa besar keluarga akan mempengaruhi kualitas pemenuhan kebutuhan anggota keluarga. Hasil penelitian Mindasa (2007) membuktikan bahwa tingkat pendidikan ibu berhubungan nyata dan positif dengan stimulasi psikososial yang diberikan. Hal ini menunjukkan bahwa stimulasi psikososial dipengaruhi oleh tingkat pendidikan orangtua khususnya ibu secara langsung. Karakteristik anak yang terdiri dari usia anak dan jenis kelamin anak diduga akan mempengaruhi stimulasi psikososial yang diberikan orangtua. Nilai anak merupakan persepsi dan harapan orangtua terhadap anak berdasarkan potensi yang dimiliki. Nilai anak terdiri dari nilai ekonomi, nilai sosial, dan nilai psikologis. Persepsi orangtua mengenai anaknya di masa depan dapat menentukan pemberian stimulasi orangtua pada anak. Gaya pengasuhan orangtua dalam pemberian stimulasi psikososial akan disesuaikan dengan nilai dan harapan orangtua terhadap anak di masa yang akan datang, baik tetap mempertahankan stereotip gender ataupun bebas gender (androgini). Berdasarkan hasil penelitian Hernawati (2002), lebih dari separuh contoh (71.8%) menyatakan androgini dalam menilai anak. Artinya bahwa sebagian besar contoh memiliki nilai yang sama
17
terhadap anak-anaknya, tanpa membedakan jenis kelaminnya. Stimulasi psikososial memiliki hubungan dengan perkembangan kognitif anak.pernyataan ini sejalan dengan hasil penelitian Mindasa (2006), Sununingsih (2006), dan Rahmaulina (2007). Pemberian stimulasi psikososial pada anak berupa rangsangan dalam bentuk penyediaan mainan, stimulasi belajar, keterlibatan ibu terhadap anak yang diukur dengan menggunakan HOME inventory untuk anak usia 2-3 tahun dan anak usia 3-5 tahun. Hasil penelitian Sununingsih (2006) menyebutkan bahwa perkembangan kognitif dipengaruhi oleh stimulasi psikososial yang dilakukan orangtua kepada anaknya. Artinya bahwa semakin tinggi stimulasi psikososial yang diberikan maka semakin tinggi pula perkembangan kognitif anaknya. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat perkembangan kognitif, sedangkan variabel bebas adalah karakteristik keluarga (usia ibu, lama pendidikan ibu, besar keluarga, pengeluaran perkapita), karakteristik anak (jenis kelamin, usia anak), partisipasi pendidikan pra sekolah anak, dan stimulasi psikososial. Variabel bebas ini akan mempengaruhi variabel terikat berupa perkembangan kognitif anak usia 2-5 tahun. Model kerangka pemikiran dari penelitian disajikan pada Gambar 1.
Karakteristik anak 1. jenis kelamin 2. usia Karakteristik Keluarga 1. besar keluarga 2. pendidikan orangtua 3. pengeluaran perkapita 4. usia orangtua
Nilai Anak : Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti
Status Gizi
IQ
Perkembangan Kognitif
Stimulasi Psikososial
Akses ke Media TV Majalah Koran
Lingkungan TPQ PAUD, TK Partisipasi Pendidikan a. Non-formal b. Informal
Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian.
METODE Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian
ini
menggunakan
disain
cross
sectional
study
untuk
mengetahui pengasuhan stimulasi psikososial dan perkembangan kognitif pada anak usia balita di daerah rawan pangan. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Banjarnegara Propinsi Jawa Tengah. Penelitian ini merupakan salah satu bagian dari penelitian payung yang berjudul: “Household Food Security, Family Resource Allocation, and Its’ Impact to Child Development of Family Living in Rural Food Insecure Area in Banjarnegara-Central Java Province, Indonesia”. Pemilihan kabupaten dilakukan secara purposive dengan pertimbangan bahwa wilayah tersebut merupakan salah satu daerah yang termasuk ke dalam wilayah rawan pangan berdasarkan peta kerawanan pangan Indonesia (Martianto, Hastuti, Riyadi, & Alfiasari 2008). Waktu penelitian termasuk persiapan, pengumpulan data, pengolahan, dan analisis data serta penulisan laporan direncanakan dilaksanakan dalam jangka delapan bulan terhitung mulai Desember 2008 hingga Juli 2009. Khusus untuk pengumpulan data primer berupa wawancara, pengamatan, dan pengukuran perkembangan dilakukan selama dua bulan, mulai bulan Februari hingga Maret 2009. Cara Pemilihan Contoh Populasi penelitian ini adalah seluruh keluarga yang berada pada kategori rawan pangan di Kebupaten Banjarnegara. Unit analisis terkecil dilakukan pada tiap-tiap kecamatan untuk variabel-variabel karakteristik sosio demografi dan karakteristik ekonomi. Sementara itu, unit analisis untuk variabel perkembangan kognitif, nilai anak dan stimulasi psikososial dilakukan pada keluarga. Penelitian ini mengambil dua kecamatan terpilih secara purposive dengan beberapa pertimbangan. Diantaranya adalah pertimbangan wilayah tersebut termasuk ke dalam kategori wilayah yang rawan pangan, dan pertimbangan banyaknya jumlah penduduk miskin. Dari dua kecamatan tersebut dipilih enam desa
masing-masing
tiga
desa
untuk
tiap
kecamatan
terpilih
dengan
pertimbangan bahwa lokasi tersebut termasuk desa yang rawan pangan, hasil rekomendasi dari puskesmas setempat mengenai keadaan balita yang di dalamnya terdapat keluarga yang mempunyai minimal satu anak balita.
19
Keseluruhan desa yang diambil adalah enam desa yang terpilih dan diambil masing-masing desa secara acak 50 keluarga sebagai contoh dengan pertimbangan mempunyai minimal satu anak balita. Total keseluruhan contoh berjumlah 300 keluarga. Untuk lebih jelas, cara pemilihan contoh dapat dilihat pada Gambar 2. Kabupaten Banjarnegara
purposive
Kecamatan Pejawaran
Kecamatan Punggelan
purposive Desa Pejawaran
Desa Giritirta
Desa Sidengok
Desa Punggelan
Desa Karangsari
Simple random sampling
150
Desa Kecepit
150
Gambar 2 Cara pemilihan contoh.
Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer melalui wawancara menggunakan kuesioner dan pengamatan langsung. Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah : 1.
Karakteristik keluarga meliputi besar keluarga, pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua, dan pengeluaran perkapita keluarga.
2.
Karakteristik anak meliputi jenis kelamin, usia, dan riwayat pendidikan anak.
3.
Nilai anak meliputi nilai ekonomi, nilai sosial, dan nilai psikologis.
4.
Stimulasi psikososial contoh meliputi lingkungan stimulasi anak yang berpedoman
pada metode HOME (Home Observation for Measurement
of Environmental) untuk anak. 5.
Perkembangan kognitif anak diukur dengan menggunakan instrumen yang
20
telah dikembangkan dari instrumen penelitian sebelumnya yang sejenis. Data sekunder diperoleh dari puskesmas setempat berupa data jumlah anak usia balita. Data sekunder berupa data keadaan umum lokasi penelitian dan data demografi penduduk diperoleh dari pemerintah dan instansi setempat. Jenis dan cara pengumpulan data dapat dilihat pada Lampiran 2. Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh di lapangan terlebih dahulu dilakukan editing, selanjutnya dilakukan pemindahan dari daftar pertanyaan ke lembar tabulasi yang sudah disiapkan. Pengolahan data meliputi editing, coding, scoring, entrying, cleaning, serta analyzing dengan menggunakan program komputer Microsoft Excel dan SPSS 13.0 for Windows. Data dianalisis secara deskriptif dan statistik inferensia. Nilai anak diukur dengan menggunakan panduan pertanyaan yang terdiri dari pertanyaan untuk nilai ekonomi, nilai psikologi, dan nilai sosial. Panduan pertanyaan yang digunakan merupakan panduan pertanyaan yang telah dikembangkan dari penelitian sebelumnya. Panduan pertanyaan ini terdiri dari lima belas pertanyaan. Panduan pertanyaan yang digunakan telah diukur nilai reliabilitasnya sebelum melakukan penelitian. Nilai reliabilitas dari nilai anak adalah sebesar 0.63. Nilai ini menunjukkan bahwa panduan pertanyaan yang digunakan dapat digunakan untuk penelitian yang memiliki karakteristik hampir sama. Pengkategorian skor nilai anak dilakukan dengan asumsi bahwa semakin bagus skor nilai anak, semakin tinggi persepsi orangtua terhadap nilai anak. Pengkategorian persentase nilai anak menggunakan kategori rendah (<60%), sedang (60-80%), dan tinggi (>80%). Kualitas stimulasi psikososial dinilai dari kuesioner dengan menggunakan alat ukur HOME inventory, yang terdiri dari dua variasi yaitu 45 item pertanyaan dengan enam subskala (usia 0-3 tahun) dan 55 item pertanyaan dengan delapan subskala (usia 3-6 tahun). Untuk mengukur perkembangan kognitif anak menggunakan instrumen yang telah dikembangkan berdasarkan penelitan sebelumnya. Instrumen ini merupakan pengembangan dari instrumen-instrumen yang didasarkan pada pengukuran Milestone. Instrumen ini juga telah dilakukan uji reliabilitas berdasarkan kategori usia anak. Nilai reliabilitas untuk kategori usia anak 2-3 tahun yaitu sebesar 0.79, untuk kategori usia 3-4 tahun yaitu 0.77, dan untuk
21
kategori usia anak 4-5 tahun nilai reliabilitasnya adalah 0.87. Pengkategorian dalam perkembangan kognitif ini menggunakan rata-rata pencapaian skor. Pengkategorian rata-rata pencapaian skor ini menggunakan tiga variasi yaitu mampu, kurang mampu dan tidak mampu. Pengkategorian persentase tingkat perkembangan kognitif menggunakan kategori rendah (<60%), sedang (60-80%), dan tinggi (>80%). Analisis korelasi dilakukan untuk melihat hubungan antar variabel yang diteliti,
selanjutnya
untuk
melihat
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
perkembangan kognitif dilakukan uji regresi. Untuk menganalisis variabel yang berpengaruh terhadap perkembangan kognitif anak akan dilakukan uji regresi linier : Yi=α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + β7X7+β8X8 + ε Keterangan : Yi α βn X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 ε
= perkembangan kognitif anak = konstanta = koefisien regresi = usia ibu (tahun) = besar keluarga (orang) = pendidikan ibu (tahun) = pengeluaran (Rp/kapita/bulan) = jenis kelamin anak (1= laki-laki, 2= perempuan) = usia anak (bulan) = partisipasi pendidikan pra sekolah anak (bulan) = stimulasi psikososial = galat
Definisi Operasional Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terikat oleh hubungan perkawinan dan hubungan darah atau adopsi tinggal dalam satu rumah dengan menjalankan fungsi dan peran tertentu untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Besar keluarga adalah banyaknya anggota keluarga terdiri dari ayah dan ibu, anak (yang paling sedikit satu orang anak balita) serta anggota keluarga yang lain yang hidup dari pengelolaan sumberdaya yang sama. Tingkat pendidikan orangtua adalah pendidikan formal tertinggi yang pernah dicapai ayah dan ibu. Pekerjaan orangtua adalah pekerjaan utama maupun sampingan orangtua. Pengeluaran perkapita adalah jumlah total pengeluaran keluarga per bulan, termasuk didalamnya pengeluaran pangan, non pangan, dan pendidikan. Karakteristik anak adalah keadaan anak berdasarkan usia dan jenis kelamin.
22
Stimulasi psikososial adalah rangsangan psikososial yang datang dari lingkungan di luar individu anak, meliputi stimulasi belajar, stimulasi bahasa,
lingkungan
fisik,
kehangatan
dan
penerimaan,
stimulasi
akademik, modeling, pengalaman dan hukuman fisik. Pengukuran stimulasi psikososial menggunakan instrumen HOME inventory untuk anak usia 2-3 tahun terdiri dari enam item sub skala, dan untuk usia 3-5 tahun terdiri dari delapan sub skala. Perkembangan kognitif adalah kemampuan anak dalam menggunakan pikirannya untuk mempraktekkan kemampuan mengenai konsep ruang, abstraksi, bahasa, dan kemampuan ilmu pasti melalui observasi atau tes dengan alat bantu kuesioner. Nilai anak adalah harapan orangtua terhadap anak dimasa depan, baik sebagai investasi masa depan (ekonomi), dapat meningkatkan status sosial (sosial), dan atau sebagai penambah kebahagiaan (psikologis).