rssN 0126-1886
FORT]M PASCASARJAI{A Volume 32 Nomor 3 Juli 2009
Analisis Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah dan lnflasi lndonesia Periode 1999-2006
1
55-1 68
1
69-1 78
M. Ilham Riyadh, Rina Oktaviani, dan Hermanto Siregar
Pengembangan Model Jaringan Syaraf Tiruan untuk Prediksi Curah Hujan Bulanan dan pemanfaatannya bagi
Perencanaan Pertanian Karawang
di
Kabupaten Subang dan
Magfira Syarifuddin, Yonny Koesmaryono, dan Aris pramudia
Rekayasa Sistem Agroestat Hortikultura dengan Pendekatan Keterpaduan Wilayah Handojo Kristyanto, Syamsul Maarif, Eriyatno, Sutrisno, Nastiti Siswi lndrasti, dan Tajuddin Bantacut Pengaruh Biaya Transaksi terhadap peritaku Ekonomi Rumah Tangga Petani Peternak Sapi potong di Kabupaten
179-1 93
195-213
Minahasa Femi Hadidjah Elly, Bonar M. Sinaga, Sri Utami Kuntjoro, dan Nunung Kusnadi
Analisis Kebutuhan Luas Lahan Pertanian Pangan dalam Pemenuhan Kebutuhan Pangan Penduduk Kabupaten Lampung Barat
Sumarlin, Yayuk F. Baliwati, Ernan Rustiadi, dan Wafda
Sekolah Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor Bogor, Indonesia
215-22s
FORUM PASCASARJANA Volume
32
No.
3
tssN 0126-1886
Juli 2009
Pelindung Rektor (H. Herry Suhardiyanto)
Penanggung Jawab Dekan Sekolah Pascasarjana IPB (Khairil Anwar Notodiputro)
Pemimpin Redaksi Wakil Dekan Sekolah Pascasarjana IPB (Dedi Jusadi) Wakil Pemimpin Redaksi Sekretaris Program Doktor Sekolah Pascasarjana IPB (Marimin) Sekretaris Program Magister Sekolah Pascasarjana IPB (Naresworo Nugroho) Sekretaris Bidang Pengembangan dan Kerjasama (Muladno) Dewan Redaksi Alex Hartana (Genetika dan Pemuliaan Tanaman) Ari Purbayanto (Kelautan) Basita Ginting S. (Penyuluhan Pembangunan dan Komunikasi Pertanian) Tri Koesoemaningtyas (Ekofisiologi Tanaman) Lailan Syaufina (llmu Pengetahuan Kehutanan) I G. Putu Purnaba (Matematika dan Statistika) M. Parulian Hutagaol (Ekonomi Pertanian dan Sosiologi) M. Zairin Jr (Budi Daya Perairan) Maggy T. Suhartono (Biokimia dan Bioteknologi) Reviany Widjajakusuma (Fisiologi Hewan, Biologi Nuklir) Setyo Pertiwi (Teknik Pertanian) Asep Sudarman (llmu Produksi Ternak) Utomo Kartosuwondo (Hama dan Penyakit Tumbuhan) Redaksi Pelaksana Wahju Q. Mugnisjah Komaruddin ldris
Administrasi Muhammad Fikri
Alamat Redaksi Sekolah Pascasarjana IPB Gedung Andi Hakim Nasoetion Lt. 5, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680 Telp. 0251 -8628448, 8622642 ext. 51 0 Fax. 0251-622986 e-mail : foru m_p a sca sa rj a n a@b i m a. i pb. ac. id
Forum Pascasariana Vol. 32 No. 3 Juli 2009
lssN 0126-1886
Analisis Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah dan lnflasi lndonesia 155'168 Periode 1999-2006 riie-A,natysis of Fluctuation of Rupiah Exchange Rate and lnflation Rates during the Period ot 1999-2006 in lndonesia (ttt. ttfram Riyadh, Rina Oktaviani, dan Hermanto Siregar)
pengembangan Model Jaringan syaraf Tiruan untuk Prediksi 169-178 curitr Hujan Bulanan dan pemanfaatannya bagi Perencanaan Pertanian di Kabupaten Subang dan Karawang Rainfall oiiiiiii"rt of Artificiat Neural Network Model for Monthly and in Subang iieaiiiion and lts Application for Agricultural Planning Karawang Districts
Pramudia) irr,l"gtiii Syarifuddin, Yonny Koesmaryono, dan Aris Rekayasa sistem Agroestat Hortikultura dengan Pendekatan 179'193
Keterpaduan WilaYah
St;i";
Design
of Agroestate for Horticutture with lntegrated Regional
Approach
(Handojo Kristyanto, syamsul Maarif, Eriyatno, sutrisno, Nastiti siswi lndrasti, dan Tajuddin Bantacut)
pengaruh Biaya Transaksi terhadap Perilaku Ekonomi Rumah 195'213 raniga petani peternak sapi potong di Kabupaten_Minahasa iipiit on Transaction Cost of Household Economic Cattle Farmers in Minahasa
ii""ri
irOiOjah Etty, Bonar M. Sinaga, Sri Utami Kuntjoro, dan Nunung
Kusnadi)
Analisis Kebutuhan Luas Lahan Pertanian Pangan dalam 215'225 pemenuhan Kebutuhan Pangan Penduduk KabUpaten Lampung Barat in Fulfilling Food iii ,agri"utturat Land Size Requirement Analysis Distr!9! Bequiriment of Population in West Lampung -. . (Sumarlin, Yayuk F' Baliwati, Ernan Rustiadi, dan Wafda)
,ssN 0r2&r6s
Forum Pascasarjana Vol. 32 No. 3 Jufi 2409
UCAPAN
TERIMAKASIH
.)
Redaksi Forum Pascasarjana mengucapl
(1) (2) (3) (4)
Dr. Dr. Dr. Dr.
lr, Sobri EffendY, M.Si lr. AkhYar lsmail, M.Si lr. Eka lntan K. Putri, MS lr. Wiwiek RindaYati, MS
yang telah membantu menelaah naskah yang diterbitkan dalam Vol' 32 No. 3, Juli 2009.
.i
Pengaruh Biaya Transaksi rerhadap peritaku Ekonomi Rumah rangga petani (F.H. Eily
et
ar.)
PENGARUH BTAYA TRANSAKSI TERHADAP PERILAKU EKONOMI RUMAH TANGGA PETANI PETERNAK SAPI POTONG DIXAEUiNiCN MiNAiA6{'
(lmpact on Transaction cost of Househord Economic Cattle Farmers in Minahasa)
,,,';ffiT
?.1
l,,il,5l'I;
1,"
ffil,y; i'il ll il l, "
ABSTRACT
Household farmers have allocated the family labourresources to their cattte fgrming that contribute to farmers' income generation and distributed to their household expenditures. Household farmers face the transaction cost during the produc.tion process. The highest transaction cost tne feas t-iiome allocation. The obiectives of the study.w7re.1t1 to devetop nousenita ;;;;;;i modet in the corncattlo farming sysfem include transaction'cost 121 1o aialyie factors iniieiiin'g the input use, output, incoma genoration and.and expenditures of household farmers. A suruey was used to gather aid cotlect informaiion ii iei iritehotd farmers that sampling by simple random. simultaneous eguafions modet with to sLS method was used to estimate the parameter. The result showed that 'The household economy model could describe. p.gmgtty the impact of transactio, .o"i. transacfrbn cosf significantly affected the faimers behavior on p'io,irriii" decision, the use of production input and famiry labor as well as. consumption exfe,naitures. A change -iosts ?n. the .policy of increasing output price, tran'sictioi of the catile intermodiaries and corn traisport' cosi have affe,ctiriinr-lrrrer,s househord economic peiormances. Key words: transaction cosf, househ old economics, corn-catile farmingsysfems
PENDAHULUAN
.Ternak sapi merupakan sarah satu ternak yang memiriki potensi untuk
dikembangkan di Minahasa, berperan sebagai penyedi"a-n
urnrn makanan berupa
daging, sumber pendapatan bagi rumah tangga di pedesaan, dan sumber tenaga Ternak sapi diperihara secara terpiou dengan tanaman, di ferja. antaranya, tanaman jagung' Menurut Dutilly-Diane et bt. lzoosl,llsana ternak dan usaha tani tanaman pangan saring merengiapi. Lebih ranjut, d;riub;g,-syrr, dan Nurhayu (2003) iuga tetah melakukan peneiitian sistem usaha tani taiaman jagung dengan
ternak sapi, yang menunjukkan bahwa usaha tani tersebut memberikan keuntungan lebih besar dalam suatu lahan tertentu. Namun, Lsana ternak sapi sebagian besar adalah usaha peternakan rakyat yrng ,r;pai saat ini dikelola
secara tradisional dengan skala usaha kecil, moiif pioou-t<si r,r,i..,rn usaha sampingan, dan menggunakan teknologi sederhana.
i".ggr,
;;;;;;l
Xararter utama rumah tangga petani peternak menunjukkan bahwa usaha ternak dikerola oleh rumah 1)aoa;ian
dari disertasi penulis pertama, Program studi llmu Ekonomi pertanian, Sekolah pascasarjana 2)Berturut-turut Ketua dan Anggota Komisi pembimbing
195
Forum Pascasarjana VoL 32 No. 3 Juti 2009: 195-213
tangga dan anggota keluarganya secara turun-temurun. Fenomena ini merupakan perilaku rumah tangga sebagai produsen dalam aktivitas ekonomi. Rumah tangga
selain berperan sebagai produsen, penyedia tenaga kerja, juga seojg;l
konsumen. Tenaga kerja anggota keluarga dialokasikan baik untuli OLt<e4a pa-Oa usaha ternak, usaha tani lainnya maupun luar usaha tani. Dalam meiakukan proses produksi, rumah tangga diperhadapkan dengan biaya transaksi. Biaya transaksiyang semakin tinggi akan merugikan rumah tangga. Berdasarkan pemikiran di atas, penelitian ini secara umum bertujuan mempelajari perilaku ekonomi rumah tangga petani peternak sapi di Kabupbten Minahasa. Tujuan khususnya adalah (1) membangun model ekonomi rumah tangga pada usaha ternak sapi terpadu dengan jagung berkaitan dengan biaya transaksi dan (2) menganalisis pengaruh biaya transaksi terhadap penggunain input, produksi, pendapatan, dan pengeluaran di Kabupaten Minahasa. -METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan
pengamatan langsung terhadap petani peternak sapi peternakan rakyat. lelnis data yang digunakan adalah cross secfibn dan time seres, dengan sumber data primer dan sekunder (Sinaga, 1996). Kabupaten Minahasa ditentukan secara purposive sampling, yaitu daerah
lang populasi ternak sapinya terbanyak dan
merupakan basis'peternakan. Tingkat kecamatan dan desa juga ditehtukan secara 'purposive sampting, yailu berdasarkan jumlah ternak sapi terbanyak dengan komoditas dominan j"glng. Dari desa terpilih ditentukan secara pirposive-sampling petani peternax-yani mempunyai sapi minimal dua ekor dan pernah menjual ternak. Rumah tanggi petani peternak sapi ditentukan secara simple random sampling (sinaga, rg55l_ Nama_desa terpilih dan jumtah rumah tangga sebagai responden oalai oitinat pada Tabel 1. Untuk menjawab tujuan penetitian, digunakan pendekatan model
ekonometrika dalam bentuk persamaan simultan.
Tabel 1. Nama desa terpilih dan jumlah responden di Minahasa
2.
Pinabetengan
3. Tonsewer
4. Kawangkoan
Tempok
1. Tondegesan
33 34 31
33 27 194
HASIL DAN PEMBAHASAN Model Ekonomi Rumah Tangga petani peternak Sapi Untuk menjawab tujuan pertama telah dibangun model persamaan simultan
yang non-separable. Model terdiri dari perilaku produksi, input produksi, input
196
Pengaruh Biaya Transaksi Terhadap Peilaku Ekonomi Rumah Tangga Petani (F.H. Elly etal.)
tenaga kerja, biaya transaksi, dan pengeluaran untuk konsumsi. Biaya transaksi dimasukkan dalam model dan mempengaruhi perilaku rumah tangga tersebut. Dalam penelitian ini, data yang digunakan merupakan data cross secfion sehingga baik harga output dan harga input maupun upah tenaga kerja tidak bervariasi. Biaya transaksi menyebabkan harga output dan upah tenaga kerja bervariasi. Harga output dan upah tenaga kerja adalah peubah endogen yang dinyatakan sebagai harga dan upah bayangan. Model ekonomi rumah tangga dalam penelitian ini terdiri dari 19 persamaan struktural dan 20 identitas sebagai berikut.
Persamaan struktural Perilaku Produksi
PROS PROSJ PRODJ LHNJ
= A0+41'HTSB+A2'JRUM+A31(0NJ+A4'LBS;
B0€1-HTSB+82?R0S;
=
= C0+C'|-HJGB+C2-TKLJI+C3'TKSJj+C4*RUTSJ+C5'PLUT; = D0+01'IKDJJ+D2TKLJj+D3!PUJ+O|'JBJ+05'JPTJ+06'RUTSJ;
Perilaku Penggunaan lnput Produksi
JRUM JBJ JPUJ JPTJ
= E0€1*HRUM+82'PR0S+E3-|"|JG; = F0+F1*HBJ+F2'LHNJ+F3ETRJ; = G0+G1'HPUJ+G2-HPTJ+G31HNJ€4-RUTS€5'BTRJ; = H0+ll1*RHPTJ+||2'HPUJ+13'HPKj+i4'LHNJ+I5TP;
Perllaku Penggunaan lnput Tenaga Keda
TKDS TKDJJ TKLJj TKSJ, cTDUoj
10+11*UTKB+|2.CTDU0j+13'BSpS;
"
= JO+JITUTKBJ{2TKDS+.J3TKLJI+J4.PROJ+.J5'BSPJ;
= K0+(1'UTKBJ+K2'TKDJj{$TP1+(4ffUTSJ+(5*SPJ; e =
Perilaku Biaya Transaksi -PR0SJ+t,12-HTSI BPER N0+ll 1 BTPJ
OO€1'HJG€2'KONJ:
Perilaku Pengeluaran
KP KNP IPD KONJ
= P0+P1*ANG+P2-PFO+P3'IPRT; = Q0+Q1'PFO+Q2'JAKK+Q3'TPRT; = R0+R1'PFO+R2'TAB+R3-IPRT; = $Q+$l*1f,![/+$2'RUTSJ+S3-PROJ;
Persamaan identitas
PROSM BSPS BSPJ BTKJ BTRS
= PROS-PROSJ; = BRUM+OBT€PJ+BK0NJ; =
BBJ€PUJ€PTJ€PKJ;
= BTKDJ€TKLJ; =
BTM€PER€ADM€RET;
BTRJ
= BTPJ+BTPB+8TPP;
BTR RUTS
= BTRS€TRJ; = RUTSJ+RSTS+RSLS;
PUTS
= RUTSJ+RSTS+RSLS-BSPS-BTRSI
TPRT
= PUTS+PUJ+PUTL+PBTN+LUT+PUL; = TPRT-TAX; = IPD+IKE;
PSD ISM
KT TP
= KP+(NP;
SPJ
= KI+lPD+lKE; = PROJ-KONJ;
HTSB
=
HJGB
= HJG-BTRJ;
UTKB
= UTK€TRS;
USSB
=
HTS-BTRS; : UTK€TR;
197
Forum PascasarianaVol.32 No.3 Jufi 2A09: 19*213
Model yang dibangun menunjukkan bahwa biaya transaksi mempengaruhi keputusan proOuisi, pengalokasian tenaga kerja, serta pengeluaran konsumsi' Dalam keputusan produksi, biaya transaksi mempengaruhi harga output yang dinyatakan sebagai harga bayangan. Selanjutnya, harga bayangan mempengaruhi produksi sapi dan produktivitas jagung, Biaya transaksi mempengaruhi keputusan iuman tangga untuk penggunaan input produksi. Dalam pengalokasian tenaga kerja, biayi-transaksi'mempengaruhi upah tenaga kerja yang dinyatakan sebagai uprn'O"y"ngrn. Upah bayangan tersebut mempengaruhi keputusan rumah tangga dalam penawaran dan permintaan tenaga kerja.
Perilaku Ekonomi Rumah Tangga Petani Peternak Sapi Untuk menjawab tujuan kedua telah dianalisis estimasi perilaku masingmasing peubah endogen- Perilaku ekonomi rumah tangga dipelajari dengan melihat faktor-faktor ying mempengaruhi peubah endogen dan respons masingmasing peubah enOogen (Sitepu and Sinaga, 2006), Hasil estimasi perilaku ekonomi'rumah tanggJ dapat dilihat pada Tabel 2. Semua tanda estimasi untuk peubah yang mempLngaruhi peubah endogen telah sesuai kriteria ekonomi' bebagian beiar peu'bah-berpengaruh nyata terhadap peubah endogen pada taraf 15 persen.
Hasil analisis menunjukkan bahwa biaya transaksi penjualan sapi dapat mempengaruhi harga yang diterima oleh rumah tangga. Semakin tinggi biaya transaksi-penjualan sapi, semakin kecil harga ternak sapi bayangan. Kenaikan harga ternak iapi bayangan masih dapat mendorong rumah tangga meningkatkan produksi ternaknya dan pengaruhnya sangat besar. Peningkatan harga bayangan tersebut disebabkan oleh naiknya harga jual ternak sapi. Sebaliknya, jika biaya transaksi meningkat, harga bayangan semakin kecil yang menyebabkan rumah tangga cenderung menguiangi produksi sapinya. Hal ini disebabkan usaha ternak
sapl-metupakan-usahi sambilan sehingga salah satu kendala yang dihadapi adalah terbatasnya modal. Biaya transaksi yang semakin tinggi menyebabkan harga yang diterima rumah tangga semakin kecil. Kondisi tersebut akan merugi(an iumah tangga, mengakibatkan kemauan berusaha semakin menurun, dalam hal ini rumah tangga tidak berusaha rneningkatkan jumlah ternak yang dipelihara. Secara teoritis, biaya transaksi mempengaruhi perilaku rumah tangga dalam keputusan produksi.
Hasil analisis menunjukkan bahwa jumlah konsumsi rumput
sangat
berpengaruh terhadap produksi ternak sapi. Semakin banyak jumlah rumput dikonsumsi, produksi sapi diharapkan semakin meningkat. Pengalaman dalam beternak sapi juga dapat mendorong rumah tangga meningkatkan produksi sapi. Jumlah t
kualitas rumput liar ataupun limbah pertanian belum dapat menjamin apakah sudah memenuhi standar nilai nutrisi hijauan. Rumah tangga berusaha menambah jagung muda sebagai konsumsi ternak sapi. Namun, produksi sapi tidak responsiiterhadap harga sapi bayangan, konsumsi rumput, konsumsijagung' dan pengalaman beternak- sapi. Sejalan dengan penelitian Priyanti (2007),
198
Pengaruh Biaya Transaksi rerhadap periraku Ekonomi Rumah rangga petani (F.H. Ery
3::*:t'
et
ar.)
sapi tidak responsif terhadap peubah harga sapi hidup dan jumrah jerami
Biaya transaksi penjuaran sapi dapat mengakibatkan rumah tangga #;dk;, Har ini disebabkan dengan biaya transaksi yang tinggi nrrg, yrng diterimi semakin kecil. yang semakin kecir mengakibatxan rumin trngi" ,u;glrr;ng, penjuaran Harga ternak sapinya. Atau sebariknyi peningkatan harga;ilol;r:;i'ruman mengurangi penjuaran ternak sapi karena dianggap
tangga untuk sipi iltapi i"ningxri.nr-i"y, transaksi tersebut tidak langsung direspons rumah tangga'oengrn"m;nrrrnirn penjuaran ternak sapi' Har ini diseb_ab-kan, ryrSl tuniir" men]uar ternrr,nva jika ada kebutuhan meningkatkan penjuaran-ternak
yang mendesak,
rt.Jriii,
s-e-perti keb.utuhan
peroiJixJn, kesehatan, atauoun kebutuhan proses produksi usaha tani (pemberi"n'-oinit atau upah tenaga produksi saoi sangat berpengaruh-terfra(ao ternak sapi, semakin tinggi produksi sapi, r;;rri'i-ii."ggi' peniuarah penjuaran 'G.'^rk-;;pi. usaha ternak merupakan sarah satu sumber pen-d-apatan'oagi ru;a["taigga. Daram har ini, a*iinalir y;;s ,i,lifi'riiur* mensatasijika ada ffili,lTl*".rrfJg;:rraran
ffi$
i#,
Biaya transal:,.0._rl]r?.1rn, jagung yang semakin tinggi mengakibatkan haroa juatjagung bayangan yang diterimJ ruiir' tingg, ,"rrki;kecir. Harga yang semakin kecir mengakibatran rumatr._taiig;l;rg.;il meresponsbayangin dengan mengurangi produktivitas jagung. sebariknya, jika harga yang diterima rumah tangga semakin tinggi dengali iirrriiirva kansaksi dapat diminimatkan, rumah tangga terdorong rrroduktivitas tangga. Hasit ini berbeda dengan peneritian eriya-nti tzooil ,"rrpotri't"n*a vrng produksi padi tidak responsif terhadaq ngrja fadi. menganarisis pengaruh harga padi terhadafl proouktivitas paoi. r"n5*"n! di lokasi penelitian menunjukkan sebagian..n-10gut<1i j"gr;n' (sekitar 20-25%) merupakan konsumsi ternak daram bentuk jagung muda. ser"."n itr, ,rr.r, t*li'a memout, 'Daram hkan budget untuk diarokasikan seoagai p"ngetu"ran konsumsi ;"r""i;. har ini, jika terjadi peningkatan il',Y--------------.1
,lrirgiltil,;
ilffih
i##1,"r{iibiiii,io"r,
oiaya' ti*rrxli'-penjuaran
memanfaatkan rumput atau rimbah pertanian igouno, rumah tangga yang tersediioi tixasi peneritian. Dalam pengeroraan usaha tani;atung,, rumlh tangga ,"ny"*" tenaga kerja Iuar'
Beberapa kegiatan daram usan'aianiiagung ;;;ili;kan banyak tenaga tuar' diantaranya, penviangan oan panen K;;;;i';;i disebabkan oreh ilri,rnri. ketersediaan tenaga.kerja rumah tJngg; yang terbatas dan Jam kerja keluarga
vans diatokasikan untuk kesiatan usan-a'G,iil;fr.*p;;A;'iLirn, kerja sewa ini sangat besar terhadap proOut
kerja ternak sapi
oig;;kan untuk membajak
,--..__T.n1ga rahan usaha tani pengaruhnya sangai Jagung' beiar terhaoap proouililiia, pengolahan rahan dibutuhkai irgrng. Untuk biava tenasa r
budget, d;;h tr'nggr merirariraalran tenaga kerja ternik $?:" tangga memerrukan budget unruk meningkatkan . Rumah produktivitas tetapi pendaoatan,yang
Jagung,
oiperoreh'rumah tangga - -Hrt
o"irrro",, dari berbagai ini yang menyebabkan penerimaan penjualan ternak saoi pengaruhnya iecit ternaOap.produktivitas jagung. 'rumankegiatan yang menghasirkan.
,r,ig
Pendapatan tangia o"i'iro", 'oiri ueroaga-i''usaha tani yang dikelola, luar usaha tani, usahaiEin, oun r"oagainya. pendipatan yang diperoreh 199
rr-
Forum Pascasarjana VoL 32 No. 3 Juli 2009: 195-213
rumah tangga selain dialokasikan untuk kebutuhan pokok rumah tangga, juga dialokasikan untuk proses produksi usaha tani. seperti telah dijelaskin sebelumnya, dalam pengelolaan usaha tanijagung dibutuhkan budget. salah satu sumber budget adalah pendapatan luar usaha 'tani. Dalam penelitian ini pendapatan luar usaha tani cukup berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas jagung.
Tabel
2.
Estimasi perilaku ekonomi rumah tangga petani peternak sapi di Kabupaten Minahasa
NO
I
Vailabel Prcduksi Ternak Sapi Harga temak sapi bayangan Jumlah konsumsi rumput Jumlah konsumsi jagung Lama belernak sapi
2
3
7
0,0026 0,3102
KONJ
LBS
HTSB PROS
Luss Lahan Jagung lnter6ep Tk keluarga untuk jagung Tk luar keluarga untuk jagung Jumlah benih jagung Jumlah pupuk urea untuk jagung Jumlah pupuk TSP jagung Penerimaan penJualan sapl
b
<.0001
0,004141
Harga ternak sapl bayangan Produksi sapl
Tk luar koluarg6 untuk Jagung Tk ternak sspi untukjagung Penerlmaan panJualen sapl Pondapatan luar uBaha tanl
5
0.007194
PROSJ
lntonep Haqa jagung bayangen
4
Estimasi Daremeter
Penjualan Ternak Sapl lntersep
Produktlvltas Jagung
Jumlah Rumput lntersep Harga rumpul Produksi eapl Harga jsgung Jumlah Benih Jagung lntolsep Harga benih jegung Luas lahan garapan jagung Biaya transaksi jagung Jumlah Ur6a UT Jagung
8
Jumlah TSP UT jagung lntersep Rasio harga TSP dan hargajagung Harga pupuk urea untuk jagung Harga pupuk KCI untukjagung Luas lahan garapan jagung Toial oenoeluaran
0,007187 2,398594
.21.8122
Elastisitas 0.622561 0.210885 0,0'14956
0.0001
0.146053
0.2975 0,4967
0.00261 2
0.714645
<,0001
1,96,1631
.30237,5
4,2267 0,2929 0,0002
0,00001
1
PRODJ HJGB
TKS4
3559 47,33096 't90.7620
RUTSJ PLUT
4.012E.6 0.000r 27
TKLJ,I
20.1
<.0001
0.4n72
0.M32
5,230559 0.580391 2,283250 0,01 1502 0.297691
LHNJ
-0.30520 TKDJ,|
TKLJi JBJ JPUJ JPTJ RUTSJ
0.000371 0,001 380 0.003636 0.000996 0.002643 7.963E-9
0,0029 0.0213 0.0398
0.1621 03
0,1066
0,083246 0.049705 0.970855 0,554653 0,'112308
6331,325 .20,8646
0.4299 0,3039
.0,4951 19
7.340620 14,95259
0.0r34
0.1441 43
0.2998
0.975773
36,62705 -0,00151
0.0002 0.1 184
-0.072854
38.91853 -0,51754
<,0001
0.779857
0.0017
-1.18ffi29
-4t)1 5.1
0.0001
0.0002 <.000'l
JRUM HRUM PROS HJG JBJ HBJ LHNJ BTR.J
JPUJ
lnt6Bep Harga pupuk urea untuk jagung Harga pupuk TSP untukjagung Luas lahan garapan jagung Penerimaan usaha temak sapi Biaya hansaksi jagung
I--E[m
Kode PKUS HTSB JRUM
0.3190
-23.37191
HPUJ
4.59844
0.0561
HPTJ
0.1279
LHNJ
5.692930 148.2444
<.0001
RUTS
3.M48-7
0.4174
43.91879 0.555197 0.021558 -1.075464
BTR.J
-2.51029
<.000'l
1
JPTJ RHPTJ HPUJ HPK,l LHNJ TP
-1543.82 -520.945 2.132122
0.n46 0.0489 0.1737 <.0001
0.021 105 '143.811 1
<.0001
-1.2sE-6
0
16?1
4.558892 13.5438s 0.335163 0.673144 -0.093850
Berlanjut.....
200
Pengaruh Biaya Transaksi Terhadap Perilaku Ekonomi Rumah Tangga petani (F.H. Elly
el
al.)
tan..... TK Keluarga untuk UT Sapi lntersep Upah TK bayangan Curahan kerja keluarga Biaya sarana produksi 10
TK Keluarga untuk UT Jagung lntersep Upah TK bayangan TK keluarga untuk UT sapi TK luar keluarga untuk jagung Produksi jagung Biaya sarana produksi jagung
11
12
13
TK Luar Keluarga untuk Jagung lntorsep Upah TK bayangan TK Keluarga untuk UT jagung Pengel kons pangan dan ISDM Penerimaan penjualan sapi Surplus produksi jagung TK ternak sapi untukjagung lntersep Upah sewa sapi bayangan Tk luar keluarga untuk jagung Luas lahan garapan jagung
IKDS UTKB CTDUO,i
BSPS
l5
16
UTKBJ TKDJ
17
18
19
0.254922 -0.02541 -2,70809
0.2092 0.0788 0.3552 <.0001
2.727865 -0.037613 -0.373876
0.000075 0.0001 1s
0.3589 <.000'l
0.002031 0.257589
167.8557 -0.02229
0.1771 0.3205
-0.861 961
-0.1
-0.456674
0.2157
-0.06201
RUTSJ
1.56E-6
0.01 10
SPJ
0.000170
0.0002
0.181622 0.015465
1
TKSJJ
-626.001
0.2'168
USSB TKUJ
0,1 1469s
0.2076
-0.21000
<.0001
0,896475 -0.016098
LHNJ
39.44976 0.001281
<.0001
0.050149
0.2562
0.0021
-597.722
0.4504 0.3484 0.1337 0.0055
0.s05s38 .0,125782
UTKBJ
TK Keluarga untuk UT sapi TK Keluarga untuk UT lain Jumlah anggota keluarga Pendidikan kepala keluarga Penerimaan penjualan sapi
TKDS
Konsumsi Jagung lntersep Biaya pembelian rumput Penerimaan penjualan sapi Produksi imuno
0.27M82
<.0001
Upah TK bayangan
lnvestasi Pendidikan lntersep Psndidikan kepala keluarga Tabungan Total pandapatan rumah tangga
<,000'l
I
2637 -6.72E-7
CTDU0j
Konsumsi Nonpangan lntersep Pendidikan kepala k€luarga Jumlah angkatan kerja Total pendapatan rumah tangga
0.00001
TP1
Curahan Kerja Keluarga
Konsumsi Pangan lntersep Jumlah anggota keluarga Pendidikan kepala keluaga Total pendapatan rumah tangga
0.005851 -0.033956
0.4646
TKUJ
cTDUoj
Biaya Transpor Jagung lntersep Harga penjualan jagung Konsumsi jagung
0.0M7
-567.969 UTKBJ TKDS TKUJ PROJ ESPJ
Curahan kerja keluarga
Biaya Perantara Sapi Penjualan ternak sapi Harga ternak sapi
<,0001
0.000304 -0.01 709
TKDJJ
lntecep
14
415.6456
0.483566 -0.48556
1
I
TKDULJ
-0.52535
ANG PFO RUTSJ
374.8821 -102.389 -0.00002
<.0001
0.636763 -0.3949s7
0.0744
-0,'1 12975
PROSJ
0,482937
0.4236
HTS
0.1M717
<.0001
0.01 1219 -0.975794
-1.93953 0.01 1966
0,4698 0.6063
0.702858
-0,00366
<,0001
4.134620
<.0001
-0.081
1
73
BPER
BTPJ HJG KONJ KP ANG PFO TPRT
3123332
<.0001
'1083488
<.0001
121579.2 0,003895
0,0003 0.0085
0.474061 0.120805 0.014275
KNP 2596294
<.0001
PFO
124012.1
JAKK TPRT
0.@2301
0.0088 0.0049 0.1670
471764.9
0,244605 0.088104 0.016740
IPD PFO TAB TPRT
.1 18817 150399.8 -0.05552
0.002334
0.3721 0.0003 0.2897 0.1 290
1.0831 15
-0.039260 0.061996
KONJ
BRUM RUTSJ PROJ
496.0788 0.0000r 1
0.0001
4.699E{
0.2731
0.00M14
<.0001
0.2301
0.108120 0.079404 0.090937
201
-
Forum Pascasaiana Vol. 32 No. 3 Jufi 2A09: 195-213
Seperti telah dijelaskan, sebagian produksi jagung (dalam bentuk jagung muda) diberikan kepada ternak sapi sebagai pakan. Kenyataan ini menunjukkan bahwa perubahan penawaran tenaga kerja keluarga sangat berpengaruh bagi rumah tangga untuk memperluas lahan jagung atau'menambah periode tanam jagung. Rumah tangga mengalokasikan tenaga kerjanya untuk berbagai kegiatan
sehingga penambahan lahan garapan jagung
ini tidak responsif terhadap
penggunaan tenaga kerja keluarga,
Permintaan tenaga kerja mempunyai pengaruh cukup besar terhadap luas lahan garapan jagung. Dalam hal ini rumah tangga berusaha menambah jam kerja walaupun harus mengeluarkan dana untuk pembayaran upah. Jagung ditanam sebagai konsumsi ternak, juga sebagai sumber pendapatan bagi rumah tangga. Fenomena tersebut mendorong rumah tangga untuk melakukan ekspansi lahan jagung. Peningkatan lahan jagung diikuti dengan peningkatan permintaan tenaga kerja sewa. Rumah tangga mempunyai keterbatasan budget untuk membayar upah sehingga perluasan lahan garapan jagung tidak responsif terhadap permintaan tenaga kerja sewa. Tersediany* budget menyebabkan rumah tangga mempunyai kemampuan untuk membeli input produksi, termasuk kemampuan membeli benih jagung dan pengaruhnya cukup besar terhadap perluasan usaha tani jagung. Hasil analisis menunjukkan bahwa penambahan lahan jagung ini tidak responsif terhadap penambahan benih jagung. Pupuk urea juga sebagai salah satu input yang mempengaruhi peningkatan produksi jagung, Kemampuan rumah tangga dalam membeli input ini cukup mempengaruhi rumah tangga untuk melakukan ekspansi. Pengaruhnya cukup besar, yang disebabkan oleh kebutuhan pakan bagi ternak sapi. Hasil analisis menunjukkan bahwa penambahan lahan usaha tani jagung tidak responsif terhadap permintaan pupuk urea. Dalam rangka memaksirnalkan pendapatan usaha tani jagung, rumah tangga menyediakan budget untuk membeli input pupuk TSP dan mereka berusaha untuk menambah jumlah pupuk TSP. Penggunaan pupuk TSP tersebut pengaruhnya cukup besar bagi rumah tangga untuk melakukan ekspansi. Hasil analisis menunjukkan bahwa penambahan lahan garapan jagung tidak responsif terhadap penambahan permintaan pupuk TSP ini. Budget yang disediakan rumah tangga berasal dari berbagai sumber pendapatan, di antaranya, pendapatan penjualan ternak sapi. Pendapatan ini cukup berpengaruh terhadap perluasan lahan jagung, Hasil analisis menunjukkan bahwa luas lahan garapan jagung tidak responsif terhadap pendapatan penjualan ternak Kenyataan seperti dijelaskan di atas sejalan dengan penelitian Priyanti (2007) yang menunjukkan
sapi.
bahwa luas areal lahan padi tidak responsif terhadap jumlah benih padi, jumlah urea, jumlah pestisida, dan tenaga kerja keluarga. Berbeda dengan Asmarantaka (2007) yang menyatakan areal padi tidak responsif terhadap harga padi dan pendapatan total, tetapi responsif terhadap harga urea dan traktor.
Peningkatan harga rumput menyebabkan rumah tangga berusaha menurunkan permintaan rumput, tetapi penurunan permintaan rumput tidak responsif terhadap peningkatan harga rumput. Sesuai dengan hasil penelitian Priyanti (2007) bahwa jumlah permintaan jerami segar tidak responsif terhadap harga jerami. Dalam hal ini rumput yang dikonsumsi berasal dari lokasi kebun sehingga pembelian rumput dilakukan pada waktu tertentu, yaitu jika terjadi musim kemarau yang panjang. Selain itu, ternak sapi dipelihara secara tradisional, yang 202
(F.H' Elly et al') Pengaruh Biaya Transaksi Terhadap Peitaku Ekonomi Rumah Tangga Petani
salah satu cirinya adalah ternak sapi dibiarkan merumput di lahan-lahan pertanian. Rumput yang dikonsumsi merupakan rumput yang tumbuh liar ataupun limbah pertanian. {umput liar dan limbah pertanian dianggap cukup sebagai konsumsi iernak, tetapi kualitasnya tidak memenuhi standar gizi bagi ternak sapi. Biaya transaksi dianggap tidak mempengaruhi permintaan rumput. Hal ini disebabkan rumput dibeli di-lokasi pertanian dan dibawa oleh penjual rumput sehingga rumah tangga tidak mengeluarkan biaya transaksi. Semakin tinggi produksi sapi, kebutuhan terhadap pakan semakin tinggi. Peningkatan produksi sapi cukup berpengaruh terhadap permintaan rumput. Terna[ dibiarkan merumput sendiri, tetapi dengan bertambahnya produksi, ketersediaan rumput semakin tidak mencukupi' Untuk mengatasi hal ini rumah tangga terpaksa meningkatkan permintaan rumput dengan cara membeli atau
mei6ari lokasi pertanian yang lebih jauh sebagai tempat merumput sapi'
Di
Minahasa konsumsi ternak berasal darijagung dan limbahnya sehingga pada saat musim tanam rumah tangga belum membeli rumput. Selain itu, kebutuhan konsumsi rumput belum menjadi perhatian bagi rumah tangga. Konsumsi rumput seharusnya sekitar 10o/o dari bobot badan ternak sapi.
jagung meningkat, rumah tangga memilih menjual jagungnya untuk dialokasikan sebagai pengeluaran kebutuhan pokok. Kenyataan di lapangan memperlihatkan bahwa iebagian jagung yang ditanam digunakan untuk konsumsi ternak sehingga peningkatan harga jagung pengaruhnya sangat kecil bagi
Jiki harga
permintaan rumPut.
Dalam penelitian ini, permintaan input produksijuga dipengaruhi oleh biaya transaksi. Biaya transaksi merupakan biaya yang ditanggung rumah tangga pada
Saat membeii input dan menjual output. Secara teoritis, biaya transaksi
mempengaruhi keputusan rumah tangga dalam berproduksi termasuk keputusan
dalam pernrintaan
input.
Biaya transaksi pembelian input produksi jagung
mempengaruhi budget yang tersedia. Semakin tinggi biaya transaksi, harga yang
diterima rumah tangga sLmakin kecil sehingga penerimaan semakin kecil'
Kenyataan tersebut iingat mempengaruhi penurunan permintaan benih jagung' Hal lni disebabkan biayJ transaksi mengurangi budget yang tersedia bagi rumah
tangga.
Harga benih berpengaruh terhadap penurunan pembelian benih jagung. Budget ying tersedia ierbltas sehingga semakin mahal benih jagung rumah tang-ga ien*lerung mengurangi pembeliannya. Sejalan dengan teori ekonomi bahiia harga input berhubungan negatif dengan permintaan input, perubahan harga tidakiangsung direspons dengan penurunan pembelian benih. sangat berpengaruh terhadap permintaan benih. Luas garapan jagung -OiOorong oieh adanya kebutuhan rumah tangga dan Fenomena Grsebut kebutuhan ternak untuk konsumsi rumput. Hasil analisis menunjukkan perluasan lahan tidak langsung direspons oleh rumah tangga dengan meningkatkan ["rrintr"n Oenlfijagung. l-lat ini disebabkan karena keterbatasan budget rumah seperti dijelaskan di atas' tangga -- Hasil analisis estimasi menunjukkan biaya transaksi penjualan jagung bernilai negatif. Artinya peningkatan biaya transaksi penjualan jagung menyebabkin permintaan input pu[uk urea turun' Peningkatan biaya transaksi tersebut mengakibatkan beban biaya yang ditanggung rumah tangga makin meningkat. 6engan budget tetap, naiknya biaya produksi merugikan rumah tangga-. Dalam menghadafifenomena tersebut, rumah tangga memutuskan untuk
Forum Pascasariana Vol. 32 No. 3 Juli 2009: 195-213
mengurangi permintaan pupuk urea, Secara teori, biaya transaksi mempengaruhi t<epuiusan rumah tangga dalam berproduksi termasuk keputusan permintaan input. Peningkatan biaya transaksi langsung direspons rumah tangga dengan permintaan mengurangi -
urea.
,:
narga'input yang semakin tinggi mempengaruhi permintaan pupuk urea.
Hasil ini sesuai dengan teori ekonomi produksi bahwa semakin tinggi harga input cenderung menurun'kan permintaan input tersebut. Hal ini disebabkan oleh keterbataian budget yang ada. Naiknya harga input dapat meningkatkan biaya sarana produksi dan dapat merugikan rumah tangga' Peningkatan harga urea langsung direspons rumah tangga dengan penurunan permintaan urea. Hal ini OeineOJaengan penelitian Asmarantaka (2007)yang melaporkan permintaan urea tidak responiif terhadap harganya. Kenyataan di lapangan menunjukkan pola
usaha tani jagung selain belgilir juga tumpang sari dengan tanaman kacangkacang nijau).- Tanaman kacang'kacangan memproduksi kacangan -hara'16r6ne5on, N di dalam tanah sehingga dapat mensubstitusi penggunaan pupuk unsur urea,
Berdasarkan teori ekonomi produksi, permintaan suatu input iuga dipengaruhi oleh harga input lain. Semakin tinggi harga.input lain, permintaan suatu- input semakin menurun. Dalam penelitian ini, _harga pupuk TSP berpengaruh terhadap permintaan pupuk urea. Pupuk TSP dianggap dapat mensubstitusi penggunaan pupuk Urea, walaupun secara teori kedua pupuk tersebut tidak saling substitusi karena masing'masing mempunyai manfaat yang berbeda.
Ekspansi lahan garapan jagung sangat mempengaruhi permintaan u.rea. Jika rumair tangga siap meiakukan ekspansi, konsekuensinya rumah tangga juga harus meningfa1kan permintaan pupuk untuk peningkatan produksi jagung, Penambahanlahan atau periode tanam jagung mengakibatkan penggunaan pupuk urea semakin banyak, dengan demikian permintaan pupuk urea semakin tinggi' Dalam proses produksi usaha tani jagung, penggunaan pupuk urea sudah tertentu untuk luas lahan tertentu. Dengan demikian, peningkatan pendapatan usaha ternak sapi pengaruhnya kecil terhadap permintaan pupuk urea' Hasil ini sejalan dengan penelitian Bakir (2007) dan Priyanti (2007) yang menyatakan Oanwa permintaan pupuk urea untuk usaha tani padi tidak responsif terhadap pendapatan usaha iani. Berbeda dengan hasil penelitian Asmarantaka (2007) yang melaporkan permintaan urea responsif terhadap luas lahan padi. ' - Seperti telah dijelaskan di atas, secara teori harga input mempengaruhi permintaan input tersebut. Kenyataan di lapang, nisbah harga TSP dan harga jagrng permintaan TSP. Dalam melakukan -prosei berdampak terhadap penurunan produksi rumah tangga mempunyai keterbatasan budget. Dengan budget lertentu.rumah tangga cenderung menurunkan permintaan input jika harga input tersebut naik. nat-ini menunjukkan bahwa permintaan pupuk TSP responsif terhadap nisbah harga pupuk TSP, sejalan dengan penelitian Asmarantaka (2007) yang menyatakan Oinwa permintaan pupuk TSP untuk padi responsif terhadap har{a pu[uk tersebut. Namun, menurut Bakir (2007) dan Priyanti (2007), permintaan pupuk P (TSP) tidak responsif terhadap harganya.
'
Harga pupuk KCI mempengaruhi peningkatan permintaan pupuk TSP. Walaupun secara biologi hal ini tidak rasional, kenyataan di lapang rumah langgq cendeiung meningkatkin permintaan TSP jika harga KCI meningkat' Hal ini disebabkin kareni keterbaiasan budget bagi rumah tangga, sejalan dengan teori 204
Perparuh Biaya Transaksi Terhadap Peilaku Ekonomi Rumah Tangga Petani (F.H. Elly etal.)
ekonomi produksi bahwa peningkatan harga suatu input
cenderung
mengakibatkan peningkatan permintaan input yang lain.
Harga input urea mempengaruhi permintaan pupuk TSP. Semakin tinggi harga urea, rumah tangga cenderung meningkatkan permintaan TSP, tetapi pengaruhnya cukup kecil. Jika ditinjau berdasarkan teori, hal ini tidak dapat terjadi karena pupuk P tidak dapat disubstitusi dengan pupuk N. Kenyataan di lapang, sebagian besar rumah tangga memberikan pupuk dengan tujuan meningkatkan produksi tidak memperhitungkan berapa standar kebutuhan masing-masing pupuk untuk sekian hektar lahan. Luas lahan garapan sangat mempengaruhi permintaan pupuk TSP. Rumah tangga akan menyediakan budget yang cukup untuk perluasan lahan usaha tani jagung atau penambahan periode tanam sehingga permintaan input produksi akan terpenuhi. Rumah tangga cenderung meningkatkan permintaan pupuk TSP sebagai input jika lahan yang digunakan untuk proses produksi usaha tanijagung semakin besar. Pada kondisi budgef yang tersedia sangat terbatas, peningkatan total pengeluaran rumah tangga menyebabkan terjadinya penurunan permintaan pupuk TSP, tetapi pengaruhnya cukup kecil. Peningkatan pengeluaran rumah tangga tidak langsung direspons rumah tangga dengan menurunkan permintaan pupuk TSP, Pupuk TSP dianggap penting dan bermanfaat bagi pembentukan buah jagung, Tenaga kerja dalam penelitian ini terdiri dari permintaan, penawaran tenaga kerja, dan tenaga ternak sapi. Model yang dibangun berbeda dengan penelitian Muhammad (2002), Kusnadi (2005), Bakir (2007), Asmarantaka (2007), dan Priyanti (2007). Biaya transaksi mempengaruhi upah tenaga kerja yang berlaku. Semakin tinggi biaya transaksi penjualan sapi, upah bayangan semakin tinggi. Upah bayangan yang semakin tinggi menyebabkan rumah tangga meningkatkan penawaran tenaga kerja keluarga pada usaha ternak sapi. Dalam hal ini biaya
transaksi mempengaruhi penawaran tenaga kerja keluarga untuk usaha ternak sapi. Sejalan dengan teori, biaya transaksi dapat mempengaruhi pasar tenaga kerja. Lanzona and Everson (1997) mengukur pengaruh biaya transaksi penjualan beras terhadap partisipasi pasar tenaga kerja dan upah yang diperoleh. Berdasarkan hasil penelitian rumah tangga dalam melakukan proses produksi, ternak sapi tidak menggunakan tenaga kerja sewa. Hal ini disebabkan karena ternak sapi dipelihara secara tradisional dan hanya sebagai usaha sambilan, Pemilikan ternak sapi sebagian besar hanya di bawah 5 ekor untuk masing-masing rumah tangga, Dengan demikian, jam kerja pemeliharaan ternak sapi sudah tertentu dan cenderung memanfaatkan tenaga kerja keluarga. Kenyataan di atas sebagai penunjang bagi rumah tangga menambah jam kerja keluarga untuk usaha ternak sapijika terjadi peningkatan biaya transaksi. Rumah tangga dalam rangka memaksimumkan utilitasnya berusaha untuk meningkatkan pendapatan. Pendapatan rumah tangga, di antaranya, bersumber dari pekerjaan buruh tani. Rumah tangga akan meningkatkan jam kerja sebagai buruh tani untuk memperoleh pendapatan yang lebih banyak. Fenomena ini menyebabkan rumah tangga cenderung mengurangijam kerja untuk usaha ternak sapi. Sejalan dengan penelitian Priyanti (2007), penambahan jam kerja sebagai buruh tani menyebabkan rumah tangga cenderung menurunkan jam kerja untuk usaha ternak sapi.
205
Forum Pascasarjana Vol. 32 Na. 3 Jufi 2A09: 1gS_213
Kenaikan biaya produksi akan menyebabkan jam kerja untuk proses produksi usaha ternak sapi meningkat. Hat ini dilakukan rumah tangga'untuk menghindari peningkatan biaya produksi karena keterbatasan budget. FJnor"n, tersebut pengaruhnya sangat besar bagi rumah tangQa untuk menambah jam kerja pada usaha ternak sapi. Alokasi kerja rumah tangg- dalam proses produlisiternik sapi, di antaranya, untuk mencari rumput sebigai pakan. Jika harga ,rrprt meningkat, biaya sarana produksi meningkat" untur'menghindari hal 'ini, rumah tangga menambah jam kerja mencari rumput di rokasi yang t'ebin 1aun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatin brtaya trinsaksi penjualan jagung menyebabkan peningkatan penawaran tenaga kerja keluarga uniuk Lsana tanijagung. semakin tinggi biaya transaksi, upah tenaga kerja bayingan semakin tinggi. Naiknya upah yang disebabkan oleh peningrataln niaya transaisi langsung direspons rumah tangga untuk meningkatkan jamlerja kelulrga pada usahl tanl jagung. Hasil ini berbeda dengan analisis priyinti (zoor) yang menyatakan bahwa penggunaan tenaga kerja keluarga untuk padi tidak responsif iernaoap upah tenaga kerja. Fenomena ini sesuai dengan teori ekonomi yang menunjuk'kan bahwa peningkatan upah tenaga kerja menyebabkan produsen (dllam penelitian ini rumah tangga) cenderung meningkatkan penawaran tenaga kerja. Kenyataan ini disebabkan rumah tangga memfunyai keterbatasan i,uiiet. r.rair
Peningkatan tenaga kerja keluarga untuk sapi menyebabkan terjadinya penurunan penawaran tenaga kerja keluarga pada usaha tanilagung. Fenomena ini sesuai dengan teori ekonomi bahwa penawaran tenaga kerja rituarg, prJ, usaha tani tertentu bersubstitusi dengan tenaga kerja kel-uarga untuk usaha tani lain. Hal ini sejatan dengan hasit analisis p-riyanti' (2ooit,ianwa peningkatan tenaga kerja keluarga pada usaha ternak sapi menyeoao(in penurunan tenaga kerja keluarga untuk usaha tani padi. Tenaga kerja sewa pada usaha tani jagung berpengaruh nyata terhadap
penawaran tenaga kerja keluarga untuk usiha-tani' jag-ung. Fenomena ini
disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya, rumah tangia mempunyai budget yang cukup untuk membayar upah. selain itu, panen iJiung dilakukan secara
gotong royong sesama petani dan diberikan upah. " te,-naga kerja sewa kebanyakan untuk kegiatan penyiangan dan panen jagung.
Peubah biaya sarana produksi jagung birpe-ngaruh nyata terhadap
penawaran tenaga kerja keruarga untuk usaha-tani jigung. Har ini disebabkan oleh keterbatasan budgef sehingga rumah tangga oeruslniuntuk menamban jam kerignyq dan dampaknya cukuf -besar. numJn tangga dalam merakukan proses produksi berusaha meminimumkan biaya sarana prooursi. Biaya sarana produksi jagung yang semakin tinggi dapat merugikan rumah tangga. Produksijagung berpengaruh tidik nyata terhadif penawaran tenaga kerja keluarga untuk jagung. Hal ini disebabkah peningkatan produksi jagunj cuxJf kecil karena lahan yang ada sudah terteniu r"i'ingg" iampar
Pengaruh Biaya Transaksi Terhadap Peilaku Ekonomi Rumah Tangga Petani (F.H. Elly etal.)
Berdasarkan teori ekonomi, peningkatan upah tenaga kerja menyebabkan produsen (dalam penelitian ini rumah tangga) cenderung menurunkan permintaan tenaga kerja. Hal ini disebabkan rumah tangga mempunyai keterbatasan budget. Rumah tangga berusaha mengurangi tenaga kerja sewa dalam rangka meminimumkan biaya produksi. Sejalan dengan penelitian Priyanti (2007) yang menyatakan upah berhubungan negatif dengan penggunaan tenaga kerja sewa untuk usaha tani padi. Permintaan tenaga kerja sewa tersebut responsif terhadap upah yang disebabkan biaya transaksi.
Peningkatan penawaran tenaga kerja keluarga untuk jagung menyebabkan turunnya permintaan tenaga kerja sewa pada usaha tani jagung. Fenomena ini sesuai dengan teori ekonomi, penawaran tenaga kerja keluarga pada usaha tani
tertentu bersubstitusi dengan tenaga kerja sewa untuk usaha tani tersebut. Kegiatan dalam usaha tani jagung berbeda-beda, di antara kegiatan tersebut ada yang tidak mampu dikerjakan oleh anggota rumah tangga. Berdasarkan kenyataan ini, peningkatan penawaran tenaga kerja keluarga tidak langsung direspons rumah tangga dengan menurunkan jam kerja tenaga sewa.
Permintaan tenaga kerja luar keluarga untuk jagung responsif terhadap pengeluaran konsumsi dan investasi sumber daya manusia. Hal ini disebabkan oleh pendapatan yang diterima dialokasikan untuk berbagai pengeluaran. Dengan
demikian, pengeluaran konsumsi dan investasi sumber daya manusia yang semakin tinggi langsung direspons rumah tangga dengan menurunkan tenaga kerja sewa. Permintaan tenaga kerja luar keluarga untuk jagung tidak responsif terhadap penerimaan penjualan sapi. Artinya walaupun penerimaan penjualan sapi merupakan budget bagi rumah tangga, peningkatan penerimaan tersebut tidak langsung direspons dengan peningkatan jam kerja tenaga sewa. Rumah tangga juga membutuhkan budget untuk kebutuhan pokok mereka. Berdasarkan hasil analisis, peubah permintaan tenaga kerja luar keluarga jagung untuk tidak responsif terhadap surplus produksijagung. Artinya walaupun surplus produksi jagung sangat berpengaruh terhadap peningkatan permintaan tenaga kerja sewa, peningkatan surplus tersebut tidak langsung direspons oleh rumah tangga dengan menaikkan jam kerja tenaga sewa. Hal ini disebabkan jam kerja sewa sudah tertentu untuk kegiatan tertentu dalam usaha tanijagung. Hasil analisis menunjukkan bahwa biaya transaksi mempengaruhi penggunaan tenaga kerja ternak sapi pada usaha tanijagung. Hal ini disebabkan semakin tinggi biaya transaksi, upah sewa sapi semakin tinggi. Upah sewa sapi yang semakin tinggi mengakibatkan penawaran tenaga kerja sapi pada usaha tani
jagung semakin tinggi. Peningkatan upah sewa karena biaya transaksi tersebut langsung direspons rumah tangga dengan meningkatkan tenaga kerja ternak sapi. Peningkatan permintaan tenaga kerja luar keluarga sangat berpengaruh terhadap penurunan jam kerja ternak sapi pada usaha tani jagung. Hal ini disebabkan tenaga kerja ternak sapi hanya untuk kegiatan pengolahan lahan yang dapat dikerjakan oleh tenaga kerja manusia. Hasil analisis menunjukkan penawaran tenaga kerja sapi untuk jagung tidak responsif terhadap permintaan tenaga kerja luar keluarga. Tenaga kerja ternak sapi di lokasi penelitian melakukan pekerjaan yang berat (untuk membajak) dan membutuhkan waktu lebih sedikit jika dibandingkan dengan tenaga kerja manusia. Luas lahan garapan jagung berpengaruh nyata terhadap penawaran tenaga kerja sapi untuk jagung. Rumah tangga memanfaatkan tenaga kerja sapi untuk
Forum PascasarianaVol. 32 No. 3 Juli 2009: 19*213
mengolah lahan usaha tanijagung. Perluasan lahan mempunyai pengaruh Sangat besai terhadap peningkatan tenaga kerja sapi, perluasan lahan usaha tanijagung
tidak langsung birespons rumah tangga dengan menjngkatkan jam kerja ternak rumah tangga lain baik i"pi. Hi ini-Oisebabkan ternak sapi juga disewa olehpertanian dan material. output mengangkut untuk maupun lahan uniuk mengolah Semlt
Semakin tinggi-penawaran tenaga kerja keluarga untuk sapl menyebabkan semakin berkurangnrya alokasi tenagL kerja untuk buruh tani. Pada musim kemarau, rumah tang-ga akan kesulitan mendapatkan lahan yang memenuhi syarat untuk teinak sapi mliumput. Berdasarkan keadaan lnl, rumah talggq berusaha menambah jam kerja mehcari rumput atau mencari lokasl yang lebih jauh untuk ternak sapi'merumput. Dengan dbmikian, jam kerja yang dialokasikan sebagai buruh taniharus dikurangi. Seiuaidengan teori ekonomi bahwa tenaga kerja pada usaha tani tertentu saling bersubstitusi dengan tenaga kerja pada usaha tani lainnya.
Penambahan jam kerja keluarga untuk usaha tani lain menyebabkan pengurangan jam kerja keluaiga untuk buruh tani. Tujuan usaha tani lain adalah seblgai pLnunlang pendapatan rumah tangga sehingga pada saat-saat tertentu
penailaran tenagi kerja pada usaha tani lain dapat berubah. Perubahan ini jam berpengaruh terhldap Curahan kerja sebagai buruh tani. Namun, peningkatan kerja [eluarga dalam usaha tani lain tidak langsung direspons dengan penguranganlam kerja sebagai buruh tani. Salah satu sumber pendapatan adalah buruh tani. bekerja - sebagai
Pendidlkan kepala keluarga adalah negatif. Artinya semakin tinggi pendidikan kepala keluarga, alokasi jam kerja sebagai buruh tani semakin Lerkurang. Kenyataan di lapang menunjukkan kepala keluarga yang menyandang tingkat p-endidilian lebih tinggi mempunyai pekerjaan yang lebih baik daripada buiuh tani. Pekerjaan seUagii buruh tani merupakan pekerjaan kasar yang lebih mengandalkan tenaga fisik. Hasil analisis menunjukkan curahan kerja sebagai buru[ tani tidak responsif terhadap tingkat pendidikan kepala keluarga. Pekerjaan 208
Pengaruh Biaya Transaksi rerhadap peilaku Ekonomi Rumah rangga petani (F.H. Elly elal.)
sebagai buruh tani lebih mudah diperoleh jika dibandingkan dengan pekerjaan yang membutuhkan tingkat pendidikan lebih tinggi. setiap peningkatan penerimaan penjualan ternak sapi akan menyebabkan penurunan jam kerja sebagai buruh tani. Kenyataannya jika penerimian yang
diperoleh lebih tinggi, rumah tangga tidak akan mengilokasitan tenaganyl sebagai buruh tani. Hal ini seperti telah dijelaskan bahwa pekerjaan Ouru[ tani mengandalkan tenaga fisik sehingga jika rumah tangga memperoieh pendapatan usaha lain yang lebih besar, pekerjaan buruh taniakan oitinggalkan. Hasil analisis menunjukkan bahwa peningkatin penjualan sapi
menyebabkan terjadinya peningkatan biaya perantara
sebagian fenjualan'safi. -sapi besar rumah langga di Kabupaten Minahasa menjual di pasar blaitik. Transaksi penjualan sapi_yang terjadi bukan antara pemilik sapi dan pembeli, tetapi melalui perantara. Perantara mendapat upah sebagai balas jasa baik darl pemilik maupun pembeli. Dalam hal ini, rumah tangga meirluat sapi baik di lokasi peternakan maupun di pasar blantik dengan mengguniran jasa perantara. !9m{in banyak sapi yang dijual, biaya perantara seuJgai upah-semakin besar, tetapi biaya perantara penjualan sapi tidak responsii ter'hadap peningkatan
penjualan sapi, Penjualan sapi dilakukan pada wai
rymah tangga, tetapi bergantung pada negosiasi dengan perantara (tukang blantik).
Harga ternak sapi yang semakin tinggi menyebabkan penerimaan rumah tangga dari penjuatan ternak sapi juga semakin tinggi, tetafi datam penjuarin ternak capi rumah tangga harus membayar upah l<e perahtara. Uiah'yang dibayarkan ke perantara sekitar 10-20 peisen ciari hargi Juat ternak, $eniakii tinggi harga Jual, biaya perantara semakin tinggi dan pengirutrnya sangat nyata, tetapi .penjualan sapi tersebut tidak responilf terhadap nargd sapi. ndt ini disebabkan penjualan sapi yang ditakukan berdasarkan -kebuiuhan yang mendesak, Harga jual jagung semakin tinggi menyebabkan biaya transportasi penjualan
.
iagung semakin tinggi, Hasil penotitian menunjukkan rumah'tangga m'enjual iagung di pasar kecamatan. Kendaraan yang digunakan untuk frengangjrut ]agung adalah milik salah satu penduduk di desa-tersebut, Setiap kenaikai hjrga ,!al iagung, rumah langga dikenakan biaya transpor yahg tebih tingli. Pembayaran transpor ditakukan pada saat jagung telah terjuat,- uirin tinggi hai[a jual jagung langsung direspons rumah tangga dengan menaikkan uiaya iLnsp6r. Hal ini disebabkan dengan harga lebih tinggi, penerimaan dari penjullan jagung lebih tinggi. Dengan demikian, biaya transpor yang dikenakan bagi iumah ianggi langsung dibayar.
Kenaikan konsumsi hijauan jagung oleh ternak sapi menyebabkan penurunan biaya transpor penjualan jagung. Hal ini disebabkan jika jagung dikonsumsi oleh ternak lebih banyak, surplus jagung untuk dijuat marin recit sehingga biaya transpor yang ditanggung rumahangga juga semakin kecil. sebagian besar rumah tangga di lokasi penelitian menanim jbgung dengan tujuan untuk dijual. sebelum jaguirg dijuat sebagian dimanfaatkin sebagai-makjnan temak sapi sehingga konsumsi ternak sapi tersebut dianggap menglrangi biaya
Forum Pascasariana Vol. 32 No' 3 Juli 2009: 19*213
dikonsumsi oleh transpor penjualan jagung' Semakin banyak hijauan i?qyng, demikian' Dengan sedikit' dijual di.pasar semakin i"inr[, jumtan .iagung"yaig -mena-nggung yang lebih besar' penjualan biaya..transpor il;h' irngg, iiJax juga semakin tangga yan6 dikeluarkan.rumah Dilp"k;r;-"Ortun OirV" itJn-s"XI -bahwa biaya transpor penjualan jagung tidak kecil. Hasil analisis m6nunjuxxan berdasarkan responsii terhadap konsumsi jagung. Biaya transpor .dihitung bahwa menunjukkan ini Kenyataan trljuan. tempit ir"[r"n.i pengangXuirn [" harga jumlah dan yang d'rjual pada jagung' bergintung piniu"irn
ffiy;i;;daoi
yang berlaku.
berpengaruh Hasil analisis menunjukkan bahwa jumlah anggota keluarga
sangatnyataterhaoapxonsumsi.pangan.Bertambahnyaanggotakeluarga sehingga ,.*;'V"Or6f"n Xenuiutian beras dan lauk pauk makin m.eningkat cukup berpengaruh meningkat. Jumlah anggota.keluarga il;Si"ffi; semarin tidak keluarga anggota bertambahnya besar terhadap Xonsum.i ping.n, tetapi pangan' dengan,meningkatkan,konsumsi Engrrng direspons rumair tingga sudah rasional Kenyataan ini menunjukkan rumalh-tangga-Oi Kabupaten Minahasa
mengalokasikan pengeluaran untuk konsumsi pangan' Oara'ni --
-
untuk fing[ut penoiiirin b'"tp"t"n penting terhadap alokasi, pengeluaran Semakin tangga' konsumsi pangan t"irirr" ,"nyanixrt pola konsumsi rumah ii.ggi irgf;t- pendidikan tida( tangsung direspons rrT,".l tangga dengan
pendidikan' rumah tangga mJ,iingXaifan fbnsumsi pangan' Semlkin iinggitingkat untuk konsumsi pangan' pengeluaran ,"r"X]n rasional dalam' me.-ngalokasikan konsumsi pangan dengan sederha.na pola hidup il;;h'tangga mutaimenerap[an kualitas' memperhatikan lebih tetapi Oufan berOiiarkan kuantitasnya, tangga terhadap Semakin tinggi fnd;ratih ruman tangga, daya beli rumah pendapatal tingkat tinggi semakin tetapi ligSt1 komoditas pangan rriiifin'tinggi, tangli Oeng'an meningkatkan konsumsi pangan' Hal ini langsung direspons iiperoleh iumah tangga akan dialokasikan karena p"nOrp"t.n yang disebabkan 'pok-ot<, -nrnya
il;h
tetapi juga untuk kebutuhan nonpokok tani. keoutunan nonpangan, pendidikan, kesehatan, dan usaha kepala keluarga ' pendidikan tingkat '"p",ti Hasil analisis fr'er,-t futiXan bahwa kepala keluarga ini hal Dalam berhuounlan positif oengan'ronsums! lgnpangan. konsumsi memperhatikan sudah pendidikan lebih'tinggi 6fi;.y;ndbng tingkai tinggi semakin menunjukkan anatisis Hasil honprng.n oagi iu;ih-itl1gg"ny". . tangga 9eng?1 iirUi.ii".oiolrian repara ieiu-argi tidak langsung direspo.ns rumah sudah mulai Minahasa di Iangga pingin. Ruirah non ronsJfiii meningkatkan mengutamakan tidak rasional dalam menialofasifari pengeluaran dengan
Ur["n
untuk'ieLuiunan
konsumsi nonPangan.
terjadinya Peningkatan iumlah angkatan kerja keluarga menyebabkan konsumsidan nisbah dengan Hal.iniberkaitan peningkatan fonsum'si nonprngin. rumah pekerja datam ,rruh tanbgal Semakin banyak angkatan kerja dalam konsumsi menyebabkan se-hingga rendah sirira6n Irngg; nirurn c711y langsung noni"*g"n semakin tinggi. Jumlah angkatan kerja sema.kin banyak tidak Jir"lpoi. rumah tanggi Oengan meningkatkan konsumsi nonpangan. peningkatan peningkatan t]oLt penOapatan iumah tangga menyebabkan dialokasikan konsumsi nonpangan. Pendapatan yang diperoleh rumah,tangga nonpokok kebutuhan pokok untuk berbagai Xebutunan baik kebuluhin Taupry tingkat tinggi Semakin tani. produksi usaha termasuk kebutunan pior"r dengan tangga rumah direspons pendapatan tersebut tidak langsung 210
Pengaruh Biaya Transaksi rerhadap Perilaku Ekonomi Rumah rangga Petani (F.H. Elly et al.)
meningkatkan konsumsi nonpangan. Dalam
hal ini rumah tangga
tidak
mengutamakan konsumsi nonpangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepala keluarga yang menyandang tingkat pendidikan lebih tinggi sudah memperhatikan tingkat pendidikan anggoti keluarganya. lnvestasi pendidikan di Minahasa responsif terhadap penOiOit
rumah tangga dalam rangka menunjang peningkatan kualitas sumber daya manusia, Untuk mencapai kualitas sumber daya manusia yang layak sangat ditunjang dengan tingkat pendidikan kepala keluarga.
Pendidikan merupakan investasi jangka panjang dalam hal ini sangat
diperlukan budget dalam rangka peningkatan sumber daya manusia. Tabungin dapat diandalkan sebagai penanggulangan jika ada kebutuhan mendesak di misa yang akan datang atau pada akhir tahun. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa rumah tangga menabung dalam bentuk arisan untuk digunakan slbagai pengeluaran konsumsi pada hari natal dan tahun baru. Berdasarkan fenomena tersebut, peningkatan tabungan berdampak kecil terhadap penurunan investasi pendidikan. Dalam hal ini pendidikan dianggap mempunyai peranan penting bagi
anggota keluarga.
semakin tinggi total pendapatan rumah tangga, pengeluaran untuk
pendidikan semakin tinggi. Jika tingkat pendapatan rumah tangga-semakin tinggi, mereka dapat mengalokasikannya untuk pengeluaran investasi pendidikan dengin porsi yang lebih besar. Rumah tangga di Minahasa lebih memperhatilan peningkatan kualitas sumber daya manusianya, tetapi biaya pendidikan sudah tertentu sehingga peningkatan total pendapatan rumah tangga pengaruhnya kecil terhadap peningkatan investasi pendidikan. pendidikan bagi anggota keluarga petani peternak sapi sangat penting dan diutamakan dalam rang[J peningkatin kualitas sumber daya manusia, tetapi pendapatan yang diperoleh dialokisikan juga untuk pengeluaran lain. Rumah tangga mempunyai keterbatasan budget sehingga rumah tangga berusaha meminimumkan biaya sarana produksi. Dalam hal ini deng-n meningkatnya pembelian rumput, rumah tangga akan beralih menambah hijauan jagung sebagai konsumsi ternak sapi. Hasil analisis menunjukkan semakin iinggi biaya yang dikeluarkan untuk pembelian rumput, konsumsi hijauan lagung oleh
.
ternak semakin
tinggi. Hal ini dilakukan
rumah tangga sebagai upaya
meminimumkan biaya sarana produksi sekaligus meningkatkan kualitas pakan. Jagung ditanam sebagai konsumsi ternak sapi, tetapi ketersediaannya bergantung
pada musim tanam. setiap tahun musim tanam jagung dua sampai tiga kati malahan ada yang hanya sekalitanam dalam setahun. Dalam hal ini rumah tangga tidak merespons peningkatan konsumsi hijauan jagung karena meningkatnya biaya rumput.
Bertambahnya penerimaan yang bersumber dari penjualan ternak sapi menyebabkan peningkatan konsumsi hijauan jagung. Kenyataan di lapang menunjukkan rumah tangga berusaha meningkatkan kualitas pakan dengan mengurangijagung yang dijual. Bertambahnya penerimaan penjualan ternak sapi menyebabkan peningkatan konsumsi hijauan jagung. Rumah tangga tidak perlu meningkatkan penjualan jagung sebagai sumber penerimaan. Untuk menutupi biaya-biaya yang dikeludrkan digunakan penerimaan dari penjualan ternak sapi. Jika faktor lain tetap, peningkatan penerimaan penjualan sapi pengaruhnya kecil 211
Forum Pascasarjana VoL 32 No. 3 Juli 2009: 195-213
terhadap peningkatan konsumsi hijauan jagung. Hal ini disebabkan konsumsi hijauan jagung oleh ternak sudah tertentu dan penanaman jagung juga sudah tertentu.
Semakin tinggi produksi jagung menyeba[kan peningkatan konsumsi hijauan jagung oleh ternak. .Kenyataan di lapang menunjukkan bahwa sebagian
produksi jagung diberikan ke ternak dalam bentuk jagung muda beserta limbahnya. Hal ini disebabkan selain sebagai upaya peningkatan kualitas pakan juga untuk mengatasi kekurangan rumput dan limbah pertanian lainnya. Rumah tangga berusaha meningkatkan kualitas pakan. Dengan demikian, semakin banyak produksi jagung, jumlah jagung muda yang diberikan ke ternak semakin banyak. Peningkatan produksi jagung tidak langsung direspons rumah tangga dengan meningkatkan konsumsi hijauan jagung oleh ternak. Hal ini disebabkan rumah tangga membutuhkan budget untuk dialokasikan sebagai pengeluaran.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
(1)
Model yang dibangun dapat menjelaskan pengaruh biaya transaksi terhadap di Kabupaten Minahasa. Biaya transaksi mempengaruhi keputusan rumah tangga dalam produksi, permintaan input produksi pada usaha ternak sapi dan usaha tani jagung, permintaan dan penawaran tenaga kerja, serta pengeluaran untuk konsumsi. Biaya transaksi berdampak cukup besar terhadap permintaan benih jagung dan urea. Permintaan benih jagung dan urea responsif terhadap peningkatan biaya transaksi. Penawaran tenaga kerja dan permintaan tenaga sewa untuk jagung, tenaga kerja ternak sapi, serta curahan kerja sebagai buruh tani juga sangat responsif terhadap upah bayangan. Biaya perantara penjualan sapi dipengaruhi oleh penjualan sapi dan
perilaku ekonomi rumah tangga petani peternak sapi
(2)
(3)
anggota rumah tangga, sedangkan biaya transpor penjualan jagung dipengaruhi oleh harga jagung dan konsumsi jagung. Biaya transpor penjualan jagung sangat responsif terhadap harga jagung.
Saran (1)
Diperlukan intervensi pemerintah untuk melakukan pengontrolan
di
pasar
blantik, terutama perlu adanya informasi harga. (2)
Diperlukan kebijakan peningkatan harga output dalam rangka menghadapi biaya transaksi.
(3)
212
Diperlukan analisis simulasi kebijakan dan nonkebijakan untuk mempelajari dampaknya terhadap perilaku ekonomi rumah tangga petani peternak sapi diKabupaten Minahasa.
Pengaruh Biaya Transaksi rerhadap peiraku Ekonomi Rumah rangga petani (F.H. Eily
er
ar.)
DAFTAR PUSTAKA Asmarantaka, R.w. 2007. Analisis perilaku ekonomi rumah tangga petani di tiga
desa pangan dan perkebunan di provinsi Lampung loiseitasil. pertanian Sekolah Pascasarjana, lnstitut
Bogor.
eodi
Bakir, L'H. 2007, Kinerja perusahaan inti rakyat kelapa sawit di Sumatera Selatan:
Anatisis kemitraan dan ekonomi rynia! tangga petani toisertasit,-eo6i: Sekolah Pascasarjan, lnstitut pertanian Bogorl-
c., sadoulet, E. and de Janvry, A. 2003. Household Behavior under Market Failures: How natural resource management in agriculture promotes livestock production in the sahel. B_erkeley: 6epa*meni-or Rgricuiturat anJ
Dutilly-Diane,
Resource Economics, University of California.
Kusnadi, N. 2005. perilaku ekonomi rumah langga petani dalam pasar persaingan tidak sempurna dibeberapa provinsi di lidinesia foiiertasii. Bogor: ser
Muhammad, s. 2002. Ekonomi rumah tangga nelayan dan pemanfaatan sumber daya perikanan di Jawa Timur : Suatu-analisii simutasi ieoijakan tdis;rta;il. Bogor: Sekolah pascasarjana, lnstitut pertanian
Aodi.
A. 2007. Dampak program sistem integrasi tanaman ternak terhadap alokasi waktu kerja,. pendapatan dan pen-geruaran ruman tangga petani [disertasi]. Bogor: sekorah pascasarjana, tnsitut pertanian Bogor. sariubang, M.A, syam, A., dan Nurhayu, A. 2003. sistem usaha tani tanamanternk pada rahan kering dataran rendah di Kabupaten t"1rtrr, surawesi selatan. Balai pengkajian Teknologi pertanian sulawesi selatan. laeiey http://www. su lsel. litba nq. d e otan. qo. id . ZOOT . sinaga, B.M. 1995._Metode sampring. Makarah disampaikan pada penataran Dosen-Dosen Perguruan Tinggi Swasta. Materi tr/etoOotogi penelitian Sosial Ekonomi di cisarua, Bogor 19-23 Juni 1g95. Jakarta: Diiektorat perguruan Tinggi swasta, Direktorat Jenderar perguruan Tinggi, Depaiemen Priyanti,
Pendidikan dan Kebudayaan.
sinaga, B.M. 1996. Metode pengumpuran data. Makarah Disampaikan pada Pelatihan Singkat lt/etodologi dan Manajemen Penelitian Bidang pertanian,
cisarua 8o9o116-23 Desember 1gg6. Bogor: proyek penlembangan
Sebelas Lembaga Pendidikan Tinggi Bekerjasima dengan lnstitut pertanian Bogor.
sitepu, R.K dan sinaga, .8.M. 2006. Aplikasi moder ekonometrika: Estimasi, simulasi peramalan dan menggunakan program SAS. Bogor: program studi llmu Ekonomi pertanian, serotan pascasa4ana, lnstitut e6rtanian-Bogor.
213