FOCUS RESEARCH JUNI 2012
INITIAL PUBLIC OFFERING
PT GLOBAL TELESHOP TBK INVESTMENT HIGHLIGHTS
PENAWARAN UMUM PERDANA Struktur Penawaran Umum Perdana Jumlah saham yang ditawarkan
111.112.000 111.112.000
Jumlah saham setelah Penawaran Umum Perdana
1.111.1112.000 1.111.112.000
Struktur Pemegang Saham setelah Penawaran Umum Perdana PT Trilinium
72% 72%
PT Global Perkasa Mandiri
18% 18%
Masyarakat
10% 10%
Perkiraan Jadwal Penawaran Umum Perdana Tanggal efektif Awal Masa Penawaran
2012 19 –28 20Juni Juni2012
Masa penawaran Tanggal efektif
2 –284 Juni Juli 2012 2012
Tanggal penjatahan Masa penawaran
2 – 54 Juli 2012 2012
Tanggal distribusi saham penjatahan
95 Juli 2012 2012
Tanggal pencatatan saham di BEI distribusi saham
109 Juli Juli 2012 2012
Tanggal pencatatan saham di BEI
10 Juli 2012
Rencana Penggunaan Dana Penawaran Umum Perdana
Rencana Penggunaan Tambahan modal kerjaDana Penawaran Umum Perdana
60%
Pembayaran hutang kepada PT Trilinium Tambahan modal kerja
40% 60%
Sumber: Prospektus Awalkepada Perseroan Pembayaran hutang PT Trilinium
40%
Sumber: Prospektus Awal Perseroan
Transformasi yang sukses ke bisnis distribusi dan peritel telepon seluler PT Global Teleshop (GT atau Perseroan) didirikan pada tanggal 1 Maret 2007 dengan nama PT Pro Empower Perkasa yang kegiatan awalnya merupakan agen Authorized Service Vendor (ASV) dari Nokia. Pada tahun 2011, GT mulai melakukan ekspansi dan bertransformasi menjadi distributor dan peritel produk telekomunikasi (seperti telepon seluler kategori smart phone atau mobile phone merek BlackBerry, Samsung, Nokia, HTC, HTC, Apple, Apple, Sony Mobile dan dan LG Mobile beserta beserta aksesorisnya) serta sebagai Sonny Ericsson LG Mobile aksesorisnya) sertaAuthorized sebagai Dealer produk operator (voucher) Authorized Dealer produk operatorTelkomsel. (voucher) Telkomsel. Ditopang oleh SIM starter pack, Blackberry, Samsung, Nokia dan Apple Pendapatan GT diproyeksikan bertumbuh sebesar 21,3% per tahun (CAGR) dari Rp 3 triliun di 2012 menjadi Rp 4,4 triliun di 2014, ditopang oleh pengembangan variasi produk telepon seluler, pesatnya perkembangan teknologi produk telepon seluler dan siklus penggantian telepon seluler yang lebih cepat karena sifat konsumerisme konsumen yang meningkat. Penjualan SIM starter pack dan voucher merupakan kontributor utama terhadap total pendapatan GT. Penjualan telepon selular GT dari 4 merek, yakni BlackBerry, Samsung, Nokia dan Apple diproyeksikan menjadi kunci utama pertumbuhan kinerja pendapatan ritel perseroan dalam 3 tahun mendatang seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dan fitur telepon seluler smart phone. Marjin laba kotor cenderung stabil – sesuai dengan ekspektasi industri di tahun tahun 2011 2011 mengalami mengalami penurunan penurunan signifi signifikan Marjin laba kotor GT di kan (56,4% di 2010 2010 vs vs13,4% 13,4%didi2011) 2011) sejalan dengan transformasi kegiatan usaha sejalan dengan transformasi kegiatan usaha dari dari Authorized Serviced Vendor (service centre) menjadi distributor dan Authorized Serviced Vendor (service centre) menjadi distributor dan peritel peritel Authorized Dealer produkoperator operator (voucher) telepontelepon selularselular dan dan Authorized Dealer produk Telkomsel. Dalam tiga tahun Telkomsel. Dalam tahun mendatang, mendatang, marjin marjin laba laba kotor kotor cenderung konsolidasi stabil dan terjaga di level 11,9%-12,2% dikontribusikan oleh harga oleh jual cenderung stabil dan terjaga di level 11,9%-12,2% dikontribusikan yang kelengkapan portofolioportofolio produk produk telepon telepon selular harga bersaing jual yang dan bersaing dan kelengkapan berbagai merek.merek. selular berbagai Prospek telepon seluler masih menjanjikan Industri telepon seluler di Indonesia terus berkembang pesat sejalan dengan pergantian tren dari layanan suara menjadi layanan data melalui chatting messenger seperti BlackBerry Messenger dan WhatsApp, aplikasi sosial seperti Facebook, dan berkembangnya kebutuhan e-mail dan internet. Prospek penjualan telepon seluler masih menjanjikan, seiring dengan tersedianya berbagai macam pilihan telepon seluler (mobile phone dan smart phone), maraknya inovasi produk maupun layanan baru, simbol status sosial dan budaya konsumerisme. Hal ini akan berpengaruh pada siklus penggantian telepon seluler yang semakin pendek dimana pengguna telepon seluler kategori smart phone cenderung melakukan penggantian unitnya setiap 14 bulan sekali di 2011 dari 22 bulan sekali di 2008. Sementara itu, pengguna telepon seluler kategori mobile phone memiliki siklus penggantian unit yang lebih cepat setiap 7,1 bulan sekali di periode yang sama. Nilai kapitalisasi pasar berkisar antara Rp 1.098 miliar – Rp 1.372 miliar Untuk memperoleh kapitalisasi pasar GT,kami kami menggunakan Untuk memperolehkisaran nilai nilai kapitalisasi pasar GT, menggunakan pendekatanPER PERmultiple multipledan dan metodologi DCF, nilai kapitalisasikisaran pasar pendekatan metodologi DCF yang menghasilkan GT diantara Rp pasar 1.098 sebesar miliar – Rp nilai kapitalisasi Rp 1.372 1.098 miliar miliar yang – Rp mengimplikasikan 1.372 miliar yang kisaran PER dan EV/EBITDA 2012P masing-masing sebesar 9,16x-11,44x mengimplikasikan kisaran PER dan EV/EBITDA 2012P masing-masing dan 7,03x-8,59x. sebesar 9,16x-11,44x dan 7,03x-8,59x. Ringkasan Kinerja Keuangan Rp miliar
2010A
2011A
2012P
2013P
2014P
41
1.862
3.009
3.615
4.428
654,6
4.446,2
61,6
20,2
22,5
3
142
208
244
280
1.138,3
4.347,0
47,1
17,3
14,5
Pendapatan
Pertumbuhan (%) EBITDA
Pertumbuhan (%) Laba bersih
Pertumbuhan (%) Theodorus ArielKristian
[email protected] (+62-21) 5785 1818 ext. 2050
Marjin laba bersih (%) ROAE (%)
2
78
120
143
176
904,4
4.180,6
54,5
19,5
23,1
4,4
4,2
4,0
4,0
4,0
81,4
84,9
39,8
29,9
29,1
Sumber: Perusahaan dan Riset Lautandhana
Please see important disclosures at the end of this report
PT GLOBAL TELESHOP TBK
JUNI 2012
VALUASI Valuasi berdasarkan PER multiple dan metodologi DCF PER multiple Kami menggunakan metode PER multiple untuk memperoleh nilai kapitalisasi pasar GT. Sebagai acuannya, kami memakai PER industri 2012P sebesar 11,44x yang dihitung dari rata-rata perusahaan sejenis yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, Taiwan, Hongkong, India dan AS, antara lain: PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA IJ), Synnex Technology International Corp (2347 TT), Digital China Holding Ltd (861 HK), Redington India Ltd (REDI IN), HCL Infosystems Ltd (HCLI IN) dan Ingram Micro Inc (IM US). Dengan memberikan diskon terhadap pasar sebesar 20% dari PER industri 2012P, kami memperoleh nilai kapitalisasi pasar GT sebesar Rp 1.098 miliar yang mengimplikasikan PER 9,16x 2012P dan EV/EBITDA 7,03x 2012P. PER Multiple Nama Perusahaan
Ticker
2012P Market Cap*
PER (x)
EV/EBITDA (x)
Indonesia Erajaya Swasembada
ERAA IJ
546,1
12,42
8,63
Trikomsel Tiphone Mobile Indonesia
TRIO IJ TELE IJ
374,0 244,7
n.a n.a
n.a n.a
12,42
8,63
18,71
Rata-rata Regional Synnex Technology International Corp
2347 TT
3.606,4
14,40
Digital China Holding Ltd
861 HK
1.974,9
10,48
8,17
Redington India Ltd
REDI IN
559,6
8,74
6,63
HCL Infosystems Ltd
HCLI IN
160,9
9,94
8,79
Ingram Micro Inc
IM US
2.641,6
8,79
3,64
Rata-rata
10,47
9,19
Rata-rata Industri
11,44
8,91
Valuasi GT berdasarkan PER Multiple Diskon pasar
20%
PER 2012P (x)
9,16
Nilai kapitalisasi pasar – Rp miliar
1.098
EV/EBITDA 2012P (x)
7,03
*) Nilai kapitalisasi pasar (US$ juta) Harga Penutupan terakhir 14 Juni 2012 Sumber: Bloomberg dan Riset Lautandhana
Analisa DCF Kami juga menerapkan metode perhitungan Discounted Cash Flow 10 tahun untuk memperoleh nilai kapitalisasi pasar GT. Kami mengasumsikan WACC sebesar 11,09% dan terminal growth sebesar 3%. Asumsi WACC dihitung dengan Risk Free Rate sebesar 6%, Market risk premium sebesar 9% dan beta industri 1,0. Dari perhitungan metode DCF ini, diperoleh nilai kapitalisasi pasar GT sebesar Rp 1.372 miliar yang merepresentasikan PER 11,44x 2012P dan EV/EBITDA 8,59x 2012P. Metode DCF Perhitungan WACC Risk free rate
6,0%
Market risk premium
9,0%
Beta Cost of equity
1,0 15,00%
WACC
11,09%
Kapitalisasi pasar (Rp miliar) Enterprise value Net debt (cash) Equity value
1.788 416 1.372
Valuasi (x) Implied PE 2012P
11,44
Implied EV/EBITDA 2012P
8,59
Sumber: Riset Lautandhana
2
PT GLOBAL TELESHOP TBK
JUNI 2012
Nilai kapitalisasi pasar berkisar antara Rp 1.098 miliar – Rp 1.372 miliar Berdasarkan perhitungan dua metodologi tersebut diatas, nilai kapitalisasi pasar GT berada pada kisaran Rp 1.098 miliar – Rp 1.372 miliar yang mengimplikasikan kisaran PER dan EV/EBITDA 2012P masing-masing sebesar 9,16x-11,44x dan 7,03x8,59x. Matriks Valuasi Company Name
Bloomberg Ticker
Marcap*
P/Sales (x)
PER (x)
EV/EBITDA (x)
12F
13F
12F
13F
12F
13F 7,21
Indonesia Erajaya Swasembada
ERAA IJ
546,1
12,42
10,64
0,45
0,40
8,63
Trikomsel
TRIO IJ
374,0
n.a
n.a
n.a
n.a
n.a
n.a
Tiphone Mobile Indonesia
TELE IJ
244,7
n.a
n.a
n.a
n.a
n.a
n.a
12,42
10,64
0,45
0,40
8,63
7,21
16,31
Rata-rata Regional Synnex Technology International Corp
2347 TT
3.606,4
14,40
12,66
0,32
0,28
18,71
Digital China Holding Ltd
861 HK
1.974,9
10,48
8,87
0,19
0,17
8,17
7,07
Redington India Ltd
REDI IN
559,6
8,74
7,22
0,12
0,11
6,63
5,55
160,9
9,94
7,95
0,08
0,08
8,79
5,87
2.641,6
8,79 10,47
7,71 8,88
0,07 0,16
0,06 0,14
3,64 9,19
3,22 7,60
11,44
9,76
0,30
0,27
8,91
7,41
0,30-0,38
7,03-8,59
5,99-7,32
HCL Infosystems Ltd
HCLI IN
Ingram Micro Inc Rata-rata
IM US
Rata-rata Industri Global Teleshop
116,8-145,9
9,16-11,44
7,66-9,57
0,36-0,46
*) Nilai kapitalisasi pasar (US$ juta) Harga penutupan terakhir 14 Juni 2012 Sumber: Bloomberg dan Riset Lautandhana
3
PT GLOBAL TELESHOP TBK
JUNI 2012
PROFIL PERSEROAN Transformasi yang sukses ke bisnis distribusi dan peritel telepon seluler PT Global Teleshop (GT atau Perseroan) didirikan pada tanggal 1 Maret 2007 dengan nama PT Pro Empower Perkasa yang awalnya merupakan agen Authorized Service Vendor (ASV) dari Nokia. Pada tahun 2011, perseroan mulai melakukan ekspansi dan bertrasnformasi sebagai distributor dan peritel produk telekomunikasi (seperti telepon seluler kategori smart phone atau mobile phone beserta aksesorisnya) dan sebagai : Authorized Dealer Telkomsel (SIM starter pack dan voucher). Sejarah Perseroan 1997
:
- Pertama kalinya membuka outlet Nokia Professional Center (NPC) di Asia Pasifik.
2003
:
- Pertama kalinya membuka outket Nokia Sales dan Care Center (NSCC) di Indonesia;
2004
:
- Membuka pusat pelatihan “Global Academy”.
2007
:
- Pendirian perseroan dengan nama PT Pro Empower Perkasa.
2009
:
- Mulai membuka outlet jasa servis Nokia seiring dengan ditandatanganinya Service Vendor Agreement dengan Nokia.
2010
:
- Membentuk kemitraan strategis dengan PT Trikomsel Oke Tbk (TRIO).
:
-
2011
Berubah nama menjadii PT Global Teleshop; Akuisisi jaringan bisnis ritel telepon seluler dengan menoperasikan gerai dengan merek Global Teleshop; Akuisisi Apple Premium Reseller; Terpilih sebagai authorized dealer Telkomsel; Dipercaya Research in Motion (RIM) untuk membuka gerai Blackberry Lifestyle di Indonesia.
Catatan: Tahun 1997 sampai dengan 2007 di bawah PT Cipta Multi Usaha Perkasa Sumber: Perseroan
Produk telepon seluler yang bervariasi Dengan transformasi kegiatan usaha, akuisisi Apple Premium Reseller dan mempertahankan mempertahankan bisnis layanan purna jual, GT menawarkan beragam produk telepon seluler berbagai merek (BlackBerry, Samsung, Nokia, HTC, Apple, Sony Mobile dan LG Mobile) melalui solusi one stop shopping bagi konsumen. GT menyediakan beragam produk telepon seluler seperti: featurephone, smart phone, tablet dan aksesoris di seluruh jaringan gerai yang dimiliki. Sementara itu, GT juga juga menyediakan menyediakan perlengkapan perlengkapan komputer komputer dengan dengan merek merekApple Acer di jaringan gerainya. Portofolio Telepon seluler
Apple Premium Reseller
Sumber: Perseroan
Sumber: Perseroan
Terbagi atas bisnis ritel dan distribusi Kegiatan usaha GT sendiri secara sederhana dibagi ke dalam dua jenis bisnis, yaitu ritel dan distribusi. Kegiatan Usaha
Sumber: Perseroan
4
PT GLOBAL TELESHOP TBK
JUNI 2012
Bisnis Ritel Untuk bisnis ritel, GT memasarkan produk-produk telekomunikasi mobile phone, smart phone, tablet, aksesoris dan komputer melalui beberapa jaringan, yaitu: 1. melalui gerai own store dan branded store - Own store Gerai yang dimiliki dan dioperasikan sepenuhnya oleh perseroan. GT memiliki dua jenis gerai, yaitu: Global Teleshop dan Global Teleshop Superstore dengan klasifikasi luas gerai masing-masing adalah 40 m2-125 m2 dan 150 m2. Gerai ini menjual beragam jenis portofolio produk telepon seluler dan komputer yang dimiliki perseroan. - Branded store GT bekerja sama dengan pihak pemasok melalui mekanisme subsidi silang (berupa biaya sewa atau diskon harga yang kompetitif) untuk membuka dan mengoperasikan gerai ritel telekomunikasi yang menjual produk tunggal dari merek tertentu, seperti: Nokia, LG Mobile, Apple, Samsung dan BlackBerry. Luas gerai branded store ini berkisar antara 40 m2-125 m2. 2. jaringan peritel modern, seperti Electronic Solution dan Electronic City; 3. katalog perbankan, call center dan pelanggan korporasi; 4. pameran-pameran. Bisnis Ritel
Bisnis Distribusi
Sumber: Perseroan
Sumber: Perseroan
Bisnis distribusi GT menjual SIM starter packs dan voucher isi ulang Telkomsel melalui sub dealers, resellers dan retailers (baik itu toko sendiri ataupun kios GraPARI (d/h Kios Halo). Denominasi nilai voucher isi ulang berbentuk fisik dan elektrik yang dipasarkan saat ini mulai dari Rp 5.000,- hingga Rp 100.000,-. Hingga saat ini, GT memiliki 37.500 reseller atau retailers dan 32 outlet ownshop dan 12 kios GraPARI. Telah mengoperasikan 313 gerai Per akhir Desember 2011, GT mengoperasikan sebanyak 313 gerai yang terdiri atas gerai own store, branded store, layanan purna jual dan gerai SIM starter pack dan voucher Telkomsel. Total Gerai – 2011 172
GT Own store
Ritel Branded store
Layanan Purna Jual
GT Super Store
11
Shop in shop*
20
Apple
21
LG
6
Nokia
5
Samsung
2
Blackberry
1
Nokia Care
21
Global Care
8
Apple Care SIM starter pack dan Voucher
2
Ownshop
32
Kios GraPARI Total
12 313
*) Gerai GT di dalam gerai peritel modern Electronic City, Electronic Solution, Ramayana, Hartono Electronic dan Carrefour Sumber: Perseroan
5
PT GLOBAL TELESHOP TBK
JUNI 2012 Jaringan distribusi pada lokasi strategis Pada akhir tahun 2011, GT memiliki jaringan ritel nasional yang cukup luas sebanyak 313 gerai tersebar pada beberapa lokasi strategis di kota-kota besar, seperti Jawa, Sumatera, Bali, Kalimantan dan Sulawesi. Hal ini sepenuhnya didorong oleh strategi akuisisi bisnis ritel telepon seluler sehingga menambah kelengkapan portofolio produk yang dijual, seperti BlackBerry, Apple, Nokia, Samsung, Sony Mobile, LG Mobile serta terpilihnya GT sebagai authorized dealer Telkomsel. Distribusi Jaringan distribusi
Sumber: Perseroan
Karakteristik operasional gerai GT Setiap gerai ritel own store dan branded store pada umumnya memiliki 5 karyawan sedangkan setiap gerai layanan purna jual dan SIM starter pack/voucher memperkerjakan antara 9-11 karyawan. Jumlah karyawan per gerai juga bergantung pada besar kecilnya gerai. Jam operasional gerai GT mulai pukul 10.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB setiap minggunya yang terbagi atas 2 shift. Gerai GT distribusi Jaringan
Sumber: Perseroan
Didominasi oleh pendapatan dari pulau Jawa Berdasarkan segmen geografis, pendapatan GT masih didominasi oleh pendapatan dari pulau Jawa rata-rata sebesar 66% dipengaruhi oleh pesatnya perkembangan teknologi informatika, tingkat populasi, gaya hidup yang cepat berubah dan sifat konsumerisme masyarakat yang masih terkonsentrasi di pulau Jawa, terutama di wilayah Jabodetabek. Pada akhir tahun 2011, pendapatan dari pulau Jawa tercatat senilai Rp 1,2 triliun sedangkan pendapatan dari luar pulau Jawa senilai Rp 682 miliar. Didominasi oleh penjualan SIM starter pack dan voucher Pada tahun 2011, pendapatan Pendapatan dari penjualan SIM starter pack dan voucher mendominasi pendapatan GT sebesar 66% yang tercatat senilai Rp 1,2 triliun. Kontribusi terbesar kedua adalah pendapatan dari penjualan ritel sebesar 33% di periode yang sama. Penjualan SIM starter pack dan voucher dan penjualan ritel masing-masing tercatat sebesar Rp 1,2 triliun dan Rp 607 miliar. 6
PT GLOBAL TELESHOP TBK
JUNI 2012
Pendapatan Periode
2009A
2010A
2011A
Jawa
4
27
1.180
Luar Jawa
2
14
682
Total Pendapatan
5
41
1.862
68,5%
65,3%
63,4%
31,5% 100,0%
34,7% 100,0%
36,6% 100,0%
SIM starter pack dan voucher*
0
0
1.231
Ritel**
0
4
607
Layanan purna jual
5
37
24
Total Pendapatan
5
41
1.862
0,5%
0,7%
66,1%
1,8% 97,7%
9,3% 90,0%
32,6% 1,3%
100,0%
100,0%
100,0%
Segmen Geografis (Rp miliar)
Porsi Jawa Luar Jawa Total Segmen Kegiatan Usaha (Rp miliar)
Porsi SIM starter pack dan voucher* Ritel** Layanan purna jual Total
*) Sebagai Authorized Dealer Telkomsel per 1 April 2011 **) Penjualan berbagai produk telepon seluler, komputer dan aksesoris Sumber: Perseroan dan Riset Lautandhana
merupakanutama kontributor utamaritel BlackBerry, Samsung dan Nokia kontributor penjualan Penjualan ritel sendiri ditopang penjualan produk Penjualan ritel sendiri ditopang oleh penjualan produk telepon telepon seluler seluler terutama terutama BlackBerry, Samsung merek BlackBerry, Samsung dan dan Nokia Nokia dengan dengan porsi porsi masing-masing masing-masing 46%, 44%, 24% 23% dan 15%. Perubahan signifi kan atas kontribusi penjualan di di 2011 sepenuhnya signifikan kontribusi penjualan sepenuhnya didorong oleh ekspansi ekspansi agresif agresif GT GT dalam dalam segmen segmen bisnis bisnis ritel ritel telepon telepon seluler, seluler, didorong oleh komputer danaksesoris aksesorisserta serta penjualan telepon seluler SIM starter komputer dan penjualan telepon seluler dandan SIM starter packpack dan dan voucher. voucher. Porsi Penjualan Ritel 2011 - Produk
LG 4,7%
Lainnya* 6,5%
A pple 6,3%
B lackB erry 44,3% No kia 14,8%
Samsung 23,4%
BlackBerry
Samsung
Nokia
Apple
LG
Lainnya*
*) Merek lainnya, komputer dan aksesoris Sumber: Perseroan dan Riset Lautandhana
7
PT GLOBAL TELESHOP TBK
JUNI 2012
KINERJA KEUANGAN Pendapatan bertumbuh 21,3% per tahun Pendapatan GT diproyeksikan bertumbuh sebesar 21,3% per tahun (CAGR) dari Rp 3 triliun di 2012 menjadi Rp 4,4 triliun di 2014. Kinerja pendapatan perseoran sendiri ditopang oleh bervariasinya produk telepon seluler, pesatnya perkembangan teknologi produk telepon seluler, pertumbuhan layanan paket data operator telekomunikasi, siklus penggantian telepon seluler yang cepat dan sifat konsumerisme konsumen atas perkembangan teknologi telepon seluler di Indonesia. Didominasi oleh penjualan SIM starter pack dan voucher Penjualan SIM starter pack dan voucher masih merupakan kontributor utama terhadap total pendapatan GT yang diproyeksikan mengalami peningkatan sebesar 19% per tahun (CAGR) dari Rp 1,8 triliun menjadi Rp 2,6 triliun pada masa proyeksi. Kontributor terbesar kedua berasal dari penjualan ritel yang diproyeksikan bertumbuh sebesar 25,2% per tahun (CAGR) mencapai senilai Rp 1,8 triliun pada tahun 2014. Proyeksi dan Asumsi Kinerja Keuangan Periode
2009A
2010A
2011A
2012P
2013P
2014P
CAGR***
31
75
313
375
425
480
13,1%
0
0
238
296
341
391
14,9%
Gerai lama
0
0
238
238
238
238
0,0%
Akumulasi gerai baru
0
0
0
58
103
153
62,4%
Asumsi Jumlah Gerai Ritel*
Distribusi - SIM starter pack dan Voucher** Layanan Purna Jual
0
0
44
48
53
58
9,9%
31
31
31
31
31
31
0,0%
Rata-rata Pendapatan/Gerai/tahun (Rp miliar) Retail* Gerai lama
0,0
0,0
3,2
3,7
4,4
5,2
17,5%
Gerai baru Distribusi SIM starter pack dan Voucher**
0,0 0,0
0,0 0,0
0,0 28,0
4,5 38,2
4,5 41,1
4,5 44,7
0,0% 8,3%
Layanan purna jual
0,2
1,2
0,8
0,8
0,9
0,9
5,0%
SIM starter pack dan Voucher**
0
0
1.231
1.831
2.179
2.593
19,0%
Penjualan Ritel*
0
4
607
1.152
1.409
1.806
25,2%
Pendapatan (Rp miliar)
Layanan purna jual
5
37
24
26
27
28
5,0%
Total Pendapatan
5
41
1.862
3.009
3.615
4.428
21,3%
0,5% 1,8%
0,7% 9,3%
66,1% 32,6%
60,9% 38,3%
60,3% 39,0%
58,6% 40,8%
Porsi SIM starter pack dan voucher** Telepon seluler Layanan purna jual Total
97,7%
90,0%
1,3%
0,8%
0,7%
0,6%
100,0%
100,0%
100,0%
100,0%
100,0%
100,0%
*) Beragam produk-produk telepon seluler, computer dan aksesoris **) Sebagai Authorized Dealer Telkomsel per 1 April 2011 ***) Periode 2012P-2014P Sumber: Perseroan dan Riset Lautandhana
Membuka jaringan gerai di lokasi strategis GT berencana memperluas jaringan pemasaran melalui pembukaan gerai ritel di lokasi strategis di Indonesia terutama pada kota-kota besar yang memiliki potensi untuk berkembang pesat, seperti: Jabodetabek, Yogyakarta, Semarang, Bandung, Surabaya, Bali, Medan, Palembang, Pekanbaru, Banjarmasin, Balikpapan dan Makasar. Perseroan juga akan selalu berusaha menyediakan produk – produk terbaru yang diminati oleh konsumen. Ekspansi pembukaan gerai baru tersebut diharapkan memberikan kontribusi tambahan sebesar 23% 32% terhadap total penjualan ritel dalam 3 tahun kedepan.
8
PT GLOBAL TELESHOP TBK
JUNI 2012
Ditopang oleh BlackBerry, Samsung, Nokia dan Apple Penjualan telepon selular GT dari 4 merek, yakni BlackBerry, Samsung, Nokia dan Apple diproyeksikan menjadi kunci utama pertumbuhan kinerja pendapatan ritel perseroan dalam 3 tahun mendatang. Hal ini sejalan dengan pesatnya perkembangan teknologi dan fitur telepon seluler smart phone, seperti: iPhone, Samsung Galaxy dan tablet PC. Penjualan Telepon Seluler - Merek 2.000 C A G R = 2 5 ,2 % pe r t a hun
1.800 1.600
Rp miliar
1.400 1.200 1.000 800 600 400 200 0 2009A
2010A
Blackberry
2011A
Samsung
Nokia
2012P Apple
2013P LG
2014P Lainnya*
*) Merek lainnya, komputer dan aksesoris Sumber: Perseroan dan Riset Lautandhana
Marjin laba kotor cenderung stabil – sesuai dengan ekspektasi industri Marjin laba kotor GT mengalami penurunan signifikan signifikan dari 56,4% di 2010 menjadi 13,4% di 2011. Namun kami menilai penurunan ini adalah wajar sejalan dengan transformasi distributor transformasi kegiatan kegiatan usaha dari authorised service centre menjadi distributor dan peritel telepon selular, Authorized Dealer (voucher) Telkomsel dan aksesoris dari ASV Nokia. Dalam tiga tahun mendatang, kami perkirakan marjin laba kotor konsolidasi danditerjaga di level 11,9%-12,2% dikontribusikan oleh cenderungcenderung stabil dan stabil terjaga level 11,9%-12,2% dikontribusikan oleh harga harga jual yang bersaing kelengkapan portofolio produktelepon teleponselular selular dari jual yang bersaing dan dan kelengkapan portofolio produk BlackBerry, BlackBerry, Samsung, Samsung, Nokia, Nokia, Apple, Apple, Sony Sony Mobile, LG Mobile, HTC dan produk komputer komputer Apple. Apple. Marjin Laba Kotor 600
70 62,3
60
56,4
500
50 40
300
%
Rp m iliar
400
30 200
20 13,4
11,9
12,2
12,0
100
10
0
0 2009A
2010A
2011A
Laba kotor
2012P
2013P
2014P
Marjin laba kotor - Sumbu Kanan
Sumber: Perseroan dan Riset Lautandhana
Tergerus oleh biaya gaji, sewa dan biaya kartu kredit Di industri ritel, beban usaha masih didominasi oleh biaya gaji dan sewa. Tingginya biaya gaji dan sewa mengakibatkan tipisnya marjin laba usaha dan EBITDA. Selain itu, kami memproyeksikan biaya kartu kredit GT mengalami peningkatan karena tingginya penggunaan transaksi kartu kredit sebagai alat pembayaran didorong oleh adanya beragam promosi katalog kartu kredit perbankan yang menawarkan cicilan 0% bertenor 6 bulan hingga 12 bulan. Untuk periode proyeksi 2012-2014, rata-rata porsi biaya gaji, sewa dan kartu kredit terhadap beban usaha masing-masing sebesar 38%, 16% dan 18%. Alhasil, marjin laba usaha dan EBITDA GT diproyeksikan masing-masing berada pada level 5,9%6,7% dan 6,3%-6,9% pada periode yang sama. 9
PT GLOBAL TELESHOP TBK
JUNI 2012 Marjin Laba Usaha dan EBITDA
100%
10,0
300
1,9% 0,3%
16,6%
16,1%
16,8%
16,3%
3,3%
8,2% 4,1%
6,1% 4,3%
5,9% 5,5%
6,0% 5,9%
28,3%
13,8%
18,3%
17,6%
60% 17,8%
16,1%
7,6
8,0
6,9
200
17,9%
16,3%
7,8
250
Rp m iliar
33,1%
80%
17,9%
16,1%
40%
150 100
64,7%
6,8 6,3
7,3 6,1
6,7
6,4
4,7
6,0 5,9
%
Porsi Beban Usaha
4,0
3,6
50,5%
20%
39,6%
39,2%
38,0%
37,9%
2011A
2012P
2013P
2014P
2,0
50
0%
0
2009A
2010A
0,0 2009A
2010A
2011A
2012P
2013P
2014P
Gaji
Sewa
Kartu Kredit
Laba usaha
EBITDA
Depresiasi
Iklan dan promosi
Lainnya
Marjin laba usaha - Sumbu Kanan
Marjin EBITDA - Sumbu Kanan
Sumber: Perseroan dan Riset Lautandhana
Sumber: Perseroan dan Riset Lautandhana
Marjin laba bersih super tipis Pada tahun 2011, marjin laba bersih GT turun dari 4,4% menjadi 4,2% akibat tergerusnya laba usaha dan lonjakan beban bunga bank (Rp 33 miliar vs Rp 41 juta di 2010). Untuk 3 tahun kedepan, kami perkirakan marjin laba bersih GT berada pada level 4,0%. Rasio Interest Bearing Debt
Marjin Laba bersih
..
700
160
2,5
4,5 140
600
2,0
1,1 0,9
300
1,0 0,5
0,0
0,0
0
(0,5)
Pinjaman Bank
4,0
4,0
4,0
3,5 80 3,3
3,0
40 2,5
0,0
100
2009A
4,0
4,2
100
60
0,5
200
Rp m iliar
1,5 400
4,4
120
500 x
Rp m iliar
5,0
180
3,0
2,7
2010A
2011A
Ekuitas
Sumber: Perseroan dan Riset Lautandhana
2012P
2013P
2014P
Rasio Interest Bearing Debt - Sumbu Kanan
%
800
20 0
2,0 2009A
2010A
2011A
Laba bersih
2012P
2013P
2014P
Marjin laba bersih - Sumbu Kanan
Sumber: Perseroan dan Riset Lautandhana
Lonjakan rasio interest bearing debt akibat ekspansi Pada tahun 2011, rasio interest bearing debt perseroan melonjak signifikan ke level 2,7x seiring diperolehnya pinjaman perbankan jangka pendek dari Bank Mandiri (BMRI IJ) dengan jumlah fasilitas Rp 495 miliar. Pinjaman tersebut digunakan untuk membiayai transaksi jual beli telepon selular, electronic handled, produk operator, produk multimedia dan aksesoris. Hal ini kami nilai wajar karena perseroan membutuhkan sumber pendanaan yang lebih besar guna mempercepat ekspansi bisnis ritel telepon seluler. Kedepannya, GT akan menjaga level DER dibawah batasan covenant sebesar 3x yang disyaratkan dalam perjanjian pinjaman bank.
10
PT GLOBAL TELESHOP TBK
JUNI 2012
SEKILAS INDUSTRI Meningkatnya daya beli masyarakat, didukung fasilitas pembiayaan konsumen Kinerja industri ritel sangat dipengaruhi tingkat daya beli masyarakat yang ditentukan oleh dinamika inflasi, pendapatan dan belanja konsumsi rumah tangga. Tingkat daya beli masyarakat tercermin pada Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) di berbagai kota besar di Indonesia. Tercatat bahwa tingkat daya beli masyarakat kembali menguat di bulan Mei yang ditandai dengan kenaikan IKK dari level 102,5 di bulan April menjadi 109,0, pasca ditundanya rencana kenaikan harga BBM. Sementara itu, ketersediaan dan kemudahan fasilitas pembiayaan konsumen dengan bunga rendah berperan serta meningkatkan kemampuan konsumsi masyarakat. Data Asosiasi Kartu Kredit indonesia (AKKI) menunjukkan bahwa nilai transaksi kartu kredit di tahun 2011 Indonesia naik 12,3% YoY mencapai Rp 182,6 triliun dibandingkan dengan nilai transaksi kartu kredit di 2010 sebesar Rp 158,7 triliun. Indeks Keyakinan Konsumen dan Inflasi 140
Fasilitas Kartu Kredit
I n d e k s K e y a k i n a n K o n s u me n
20%
16
200.000
14
180.000
120 15%
100 80
10% 60 40
160.000
12
140.000
10
120.000
8
100.000
6
80.000 60.000
4
5%
40.000
2
20
20.000
0
0%
0
Jan-04 Apr-04 Jul-04 Oct-04 Jan-05 Apr-05 Jul-05 Oct-05 Jan-06 Apr-06 Jul-06 Oct-06 Jan-07 Apr-07 Jul-07 Oct-07 Jan-08 Apr-08 Jul-08 Oct-08 Jan-09 Apr-09 Jul-09 Oct-09 Jan-10 Apr-10 Jul-10 Oct-10 Jan-11 Apr-11 Jul-11 Oct-11 Jan-12 Apr-12
-
Indeks Keyakinan Konsumen
2009A
2010A
2011A
31-Mar-12
Pemegang kartu kredi t (juta)
Inflasi YoY - Sumbu kanan
Ni lai transaksi kartu kredit (Rp mi liar) - Sumbu Kanan
Sumber: BPS dan Bank Indonesia
Sumber: AKKI
Prospek telepon seluler masih menjanjikan Indonesia merupakan (subscriber) telepon semerupakan negara negaraterbesar terbesarkeke3 pelanggan 3 pelanggan (subscriber) telepon luler di Asia. Industri telepon seluler terusterus berkembang pesatyang dengan pergantian seluler di Asia. Industri telepon seluler berkembang pesat dengan tren dari layanan suara menjadi layanan datalayanan melalui BlackBerry Messenger, epergantian tren dari layanan suara menjadi data melalui BlackBerry mail, internete-mail, atau sejenisnya yangsejenisnya telah disediakan oleh para operator jaringan Messenger, internet atau yang telah disediakan oleh para seluler di Indonesia. operator jaringan seluler di Indonesia. Kedepannya, prospek penjualan telepon seluler masih sangat menjanjikan, baik untuk segmen mobile phone maupun smart phone seiring dengan tersedianya berbagai macam pilihan telepon seluler, maraknya inovasi produk maupun layanan baru (seperti teknologi, fitur dan kemasan baru), sibol status sosial dan budaya konsumerisme. Hal ini akan berpengaruh pada siklus penggantian telepon seluler. Berdasarkan data paparan publik dari PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA IJ), terlihat siklus penggantian telepon seluler semakin pendek dimana pengguna telepon seluler kategori smart phone cenderung melakukan penggantian unitnya setiap 14 bulan sekali di 2011 dari 22 bulan sekali di 2008. Sementara itu, pengguna telepon seluler kategori mobilep hone cenderung memiliki siklus penggantian unit yang lebih cepat dengan melakukan penggantian setiap 7,1 bulan sekali di periode yang sama. Siklus Penggantian Telepon Seluler 25
22,3
20
18,4
Bulan
16,2
15
14,2
12,2 11,5 9,6
10
7,1
5
0 2008A
2009A
2010A
Smartphone
2011P
Mobilephone
Sumber: Frost & Sullivan, ERAA dan Riset Lautandhana
11
PT GLOBAL TELESHOP TBK
JUNI 2012 Yang termasuk dalam kategori mobile phone adalah telepon seluler yang dijalankan dengan sistem operasi bersifat tertutup (proprietary) atau hanya dapat menjalankan program dari vendor telepon sendiri dan memiliki keterbatasan kapasitas penyimpanan (memori); sedangkan smart phone adalah telepon seluler yang dijalankan dengan sistem operasi bersifat terbuka (open source). Penjualan unit smart phone melonjak 75,2% per tahun Volume penjualan unit telepon seluler di Indonesia masih didominasi penjualan telepon seluler mobile phone. Namun dilihat dari sisi pertumbuhan, penjualan telepon seluluer kategori smart phone merupakan kunci utama pertumbuhan total penjualan telepon seluluer di Indonesia. Berdasarkan data dari Frost & Sullivan, volume penjualan smart phone diproyeksikan mengalami lonjakan signifikan sebesar 75,2% per tahun (CAGR) dari sebanyak 7,2 juta unit di 2011P menjadi sebanyak 22,1 juta unit di 2012P.
Volume Penjualan Telepon Seluler (juta unit) Periode
2008
2009
2010
2011P
2012P
2013P
Mobile phone
23,2
25,1
30,1
34,2
40,3
38,3
5,8%
Smart phone
0,5
1,2
4,6
7,2
15,3
22,1
75,2%
23,7
26,3
34,7
41,4
55,6
60,4
20,8%
Mobile phone
97,9%
95,4%
86,7%
82,6%
72,5%
63,4%
Smart phone Total
2,1% 100,0%
4,6% 100,0%
13,3% 100,0%
17,4% 100,0%
27,5% 100,0%
36,6% 100,0%
Total
CAGR 11P-13P
Porsi
Sumber: Frost & Sullivan, JP Morgan dan Riset Lautandhana
Sementara itu, kepemilikan gadget di Indonesia didominasi oleh: Smart phone (57,4%), Notebook (44,3%), Mobile phone (28,1%), PC (26,1%), Netbook (12,0%), Tablets(1,4%), Multimedia Player & SmartTV (1,1% & 0,2%), berdasarkan data dari MarkPlus Insight untuk Netizen Indonesia 2011. Prospek distribusi SIM starter pack dan voucher juga menjanjikan Distribusi SIM starter pack dan voucher memiliki prospek yang menjanjikan ditopang oleh peningkatan populasi penduduk Indonesia. Perkembangan tren pemakaian telepon seluler yang mulai beralih ke penggunaan layanan data akan meningkatkan pemakaian pulsa di telepon seluler. Semakin tinggi tingkat mobilitas seseorang, kecenderungan memakai jaringan telepon seluler untuk pemakaian data semakin tinggi, hal ini juga akan meningkatkan pemakaian pulsa. Pendapatan Data Operator di Indonesia
ARPU Operator di Indonesia
12,2% -2,7%
6.115 37
5.452
72,3%
39 -9,4%
36 32
29
23
13,7%
591
TLKM
70,8% 743
672
435
ISAT 1Q11
EXCL 1Q12
Sumber: Laporan Keuangan 1Q12 (TLKM, ISAT dan EXCL) dan Riset Lautandhana
TLKM
ISAT 1Q11
EXCL 1Q12
Sumber: Laporan Keuangan 1Q12 (TLKM, ISAT dan EXCL) dan Riset Lautandhana
Sebagai upaya menjaring pelanggan yang memiliki daya beli relatif rendah, para operator berlomba meluncurkan produk voucher isi ulang untuk kartu pra bayar yang sangat murah. Hal ini dapat dilihat dari penurunan pendapatan rata-rata per pelanggan (ARPU) seluler walaupun jumlah pelanggan telepon seluler meningkat, yang terutama disebabkan semakin murahnya tarif telekomunikasi layanan suara dan data.
12
PT GLOBAL TELESHOP TBK
JUNI 2012
Pangsa pasar nasional dikuasai oleh operator Telkomsel Menurut data dari materi presentasi PT Indosat Tbk (ISAT IJ), Telkomsel sebagai mitra operator jaringan jaringan perseroan, perseroan, memiliki memilikipangsa pangsapasar pasarsebesar sebesar45,5% 46% dari total 240 juta pelanggan telepon seluler di Indonesia. Hal ini menunjukkan prospek dan peluang yang baik bagi Perseroan selaku Authorized Authorised Dealer produk operator (voucher) Telkomsel. Pangsa Pasar Pelanggan Axis 7%
Three 7%
Telkomsel 46%
XL 19%
Indosat 22% Telkomsel
Indosat
XL
Axis
Three
Sumber: ISAT dan Riset Lautandhana
13
PT GLOBAL TELESHOP TBK
JUNI 2012
LAMPIRAN I. RINGKASAN KINERJA KEUANGAN GLOBAL TELESHOP LABA RUGI Periode (Rp miliar)
2010A
2011A
2012P
2013P
2014P
Pendapatan bersih
41
1.862
3.009
3.615
4.428
Beban pokok pendapatan Laba kotor
18 23
1.613 249
2.650 359
3.175 440
3.896 532
Beban usaha Beban penjualan
20 3
139 105
187 140
237 174
299 220
Beban umum dan administrasi Pendapatan (beban) operasi lainnya
18 (0)
34 26
47 28
63 28
79 29
3 3
136 142
200 208
231 244
262 280
(0) 0
(32) 0
(40) 6
(40) 7
(27) 6
(0)
(33)
(46)
(48)
(33)
2 (1)
104 (26)
160 (40)
191 (48)
235 (59)
2
78
120
143
176
2010A
2011A
2012P
2013P
2014P
16
893
1.269
1.474
1.569
Kas dan bank Piutang usaha
4 2
69 165
95 247
119 297
94 364
Persediaan Aset lain-lain
4 3
468 150
621 186
661 225
610 276
13
852
1.149
1.302
1.343
Aset Tidak Lancar Aset tetap
3
24
60
98
136
Aset tidak lancar lain-lain Total Aset Tidak Lancar
1 4
18 42
60 120
73 172
90 226
1.269
1.474
1.569
Laba usaha EBITDA Pendapatan (beban) lainnya Pendapatan keuangan Beban keuangan Laba bersih sebelum pajak Beban pajak penghasilan - bersih Laba Bersih Sumber: Perseroan dan Riset Lautandhana
NERACA Periode (Rp miliar) ASET Aset Lancar
Total Asset Lancar
LIABILITAS DAN EKUITAS
16
893
Liabilitas Jangka Pendek Hutang bank
0
485
460
475
325
Hutang usaha Beban masih harus dibayar
0 1
192 4
327 6
391 8
480 9
11 12
28 709
45 838
54 928
66 881
1 1
5 5
8 8
9 9
11 11
Modal saham Saldo laba
1 2
100 80
223 199
223 313
223 453
Total Ekuitas
3
180
423
536
677
Kepentingan non pengendali
0
0
0
0
0
Liabilitas Jangka Pendek lain-lain Total Liabilitas Lancar Liabilitas Jangka Panjang iabilitas jangka panjang lain-lain Total Liabilitas Jangka Panjang Ekuitas
Sumber: Perseroan dan Riset Lautandhana
14
PT GLOBAL TELESHOP TBK
JUNI 2012 LAMPIRAN I - LANJUTAN
ARUS KAS Periode (Rp miliar)
2010A
2011A
2012P
2013P
2014P
2 1
78 6
120 8
143 13
176 18
(0) 3
(457) (106)
(107) (10)
(30) (24)
67 (31)
5
(479)
11
103
230
Perubahan aset tetap - bersih
(2)
(27)
(44)
(51)
(55)
Lainnya Arus kas bersih dari aktivitas investasi
(1) (3)
(17) (43)
(42) (86)
(13) (65)
(17) (72)
Perubahan utang bank
0
485
(25)
15
(150)
Perubahan ekuitas Pembayaran dividen
0 0
99 0
123 0
0 (30)
0 (36)
Lainnya Arus kas bersih dari aktivitas pendanaan
0 0
4 587
3 101
2 (13)
2 (184)
Arus kas bersih
2
65
26
25
(26)
Kas pada awal tahun Kas pada akhir tahun
2 4
4 69
69 95
95 119
119 94
2010A
2011A
2012P
2013P
2014P
Pendapatan Laba kotor
654,58 582,94
4,446,21 979,89
61,58 44,05
20,15 22,55
22,47 20,87
Laba usaha EBITDA
1,182,85 1,138,28
5,318,36 4,346,96
47,35 47,14
15,60 17,32
13,24 14,48
Laba bersih
904,44
4,180,56
54,54
19,52
23,08
56,36 6,12
13,39 7,30
11,93 6,65
12,17 6,40
12,01 5,92
7,77 4,43
7,60 4,17
6,92 3,98
6,76 3,96
6,32 3,98
12,21 81,42
17,05 84,95
11,09 39,81
10,45 29,89
11,59 29,09
1,06 0,74
1,20 0,54
1,37 0,63
1,40 0,69
1,52 0,83
DER Interest coverage
0,00 61,26
2,70 4,15
1,09 4,35
0,89 4,87
0,48 8,06
EBITDA coverage Net debt to equity
77,76 Net cash
4,32 2,32
4,53 0,86
5,14 0,66
8,61 0,34
Laba bersih Depresiasi dan amortisasi Perubahan modal kerja Lainnya Arus kas bersih dari aktivitas operasi
Sumber: Perseroan dan Riset Lautandhana
RASIO KEUANGAN Periode Pertumbuhan (%)
Profitabilitas (%) Marjin laba kotor Marjin laba usaha Marjin EBITDA Marjin laba bersih ROAA ROAE Solvabilitas (x) Current ratio Quick ratio
Sumber: Perseroan dan Riset Lautandhana
15
PT Lautandhana Securindo Wisma KEIAI 15th Floor Jl. Jendral Sudirman Kav. 3 Jakarta 10220 Tel : +6221 5785 1818 Fax : +6221 5785 1717
BRANCH OFFICE Pluit Kawasan SCBD Pluit Blok A No.20 Jl. Pluit Selatan Raya No.1 Jakarta 14450 Tel : +6221 666 75 345 Fax : +6221 666 75 234
Kelapa Gading Sentra Bisnis Artha Gading Blok A6B Kav. 7 Kelapa Gading Barat Jakarta Utara 14240 Tel : +6221 458 56 402 Fax : +6221 458 73 961
Mangga Dua Mangga Dua Square Blok E No.40 Jl. Gunung Sahari Raya No.1 Jakarta 14420 Tel : +6221 623 13 288 Fax : +6221 623 11 365
Karawaci Karawaci Office Park Blok L No. 29-30 Lippo Karawaci Tangerang Banten 15115 Tel : +6221 557 70 718 Fax : +6221 557 70 719
Gading Serpong Ruko Paramount Centre Blok A No. 2 Jl. Raya Kelapa Dua. Gading Serpong Tangerang. Banten 15810 Tel : +6221 290 14 800 Fax : +6221 290 14 656
Surabaya Jl. Diponegoro 48D-E Surabaya 60264 Tel : +6231 562 3555 Fax : +6231 567 1398
Bandung Komplek Paskal Hypersquare Blok C No. 15 Jl. Pasir Kaliki No.25-27. Kebon Jeruk Bandung 40181 Tel : +6222 860 61 028 Fax : +6222 860 60 684
Palembang Jl. Rajawali No.1174C Palembang 30113 Tel : +62711 365 530 Fax : +62711 368 234
Medan Jalan Kartini No.5 Medan 20152 Tel : +6261 451 8855 Fax : +6261 451 6836
This report has been prepared by PT. Lautandhana Securindo on behalf of itself and its affiliated companies and is provided for information purposes only. Under no circumstances is it to be used or considered as an offer to sell, or a solicitation of any offer to buy. This report has been produced independently and the forecasts, opinions, and expectations contained herein are entirely those of PT. Lautandhana Securindo. While all reasonable care has been taken to ensure that information contained herein is not untrue or misleading at the time of publication, PT. Lautandhana Securindo makes no representation as to its accuracy or completeness and it should not be relied upon as such. This report is provided solely for the information of clients of PT. Lautandhana Securindo who are expected to make their own investment decisions without reliance on this report. Neither PT Lautandhana Securindo nor any officer or employee of PT Lautandhana Securindo accept any liability whatsoever for any direct or consequential loss arising from any use of this report or its contents. PT Lautandhana Securindo and/or persons connected with it may have acted upon or used the information herein contained, or the research or analysis on which it is based, before publication.
Printed by DKUprint www.dkuprinting.com
DISCLAIMER