PENERAPAN TEKNIK ANALYTICAL HIERARCHI PROCESS (AHP) DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBIAYAAN PRODUKTIF (STUDI KASUS PADA BANK JATIM SYARIAH CABANG DARMO)1) Firdausi Nuzula Program Studi Ekonomi Islam-Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Airlangga Email:
[email protected] Dina Fitrisia Septiarini Departemen Ekonomi Syariah-Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Airlangga Email:
[email protected] ABSTRACT: The purpose of this study was to determine the main criteria of decision-making for productive financing based on the level of interest by using AHP technique. Results of this study is the capital criteria become a major criterion in the decision-making productive financing. Most important sub-criteria of Character is payment commitments. Most important sub-criteria of Capacity is obtained from customer turnover per month. Most important subcriteria of Capital is trackrecord of prospective customer payments. Most important subcriteria of Collateral is the ownership of the collateral and the authenticity of the documents. Most important sub-criteria of Condition of Economy is the business both in the side of the law and the government. The results of all the weighting of criteria and sub-criteria through the process of harmonic average from seventh informant’s answers. Keywords: Decision Making Analysis, Productive Financing, 5C, Analytical Hierarchy Process (AHP) I. PENDAHULUAN Latar Belakang
2011:105). Penyaluran pembiayaan sektor
Bank syariah merupakan bank yang menjalankan
kegiatan
riil terdiri dari pembiayaan produktif dan
usahanya
pembiayaan
konsumtif.
Pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah dan dalam
produktif
yaitu
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu
ditujukan
untuk
lintas pembayaran. Perbankan syariah
produksi dalam arti luas, yaitu untuk
adalah segala sesuatu yang menyangkut
peningkatan usaha, baik usaha produksi,
tentang bank syariah dan unit usaha
perdagangan
syariah, serta cara dan proses dalam
Sedangkan
melaksanakan
merupakan pembiayaan yang digunakan
kegiatan
usahanya
(Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008). Bank
syariah
pada
umumnya
menyediakan sejumlah produk layanan bagi nasabah, salah pembiayaan.
memenuhi
kebutuhan
maupun
investasi.
pembiayaan
untuk
memenuhi
yang
akan
konsumtif
kebutuhan
habis
yang
konsumsi,
digunakan
untuk
memenuhi kebutuhan (Antonio, 2001:160).
satunya adalah
Pembiayaan
pembiayaan
Menurut
merupakan
keperluannya,
pembiayaan
produktif dapat dibagi menjadi dua yaitu
aktivitas bank syariah dalam menyalurkan
pembiayaan
modal
dana kepada pihak lain selain bank
pembiayaan
investasi.
berdasarkan
modal kerja merupakan salah satu atau
prinsip
syariah
(Ismail,
1)Jurnal
kerja
dan
Pembiayaan
ini merupakan bagian dari Skripsi yang ditulis oleh Firdausi Nuzula, nim. 041211432098, yang diuji pada tanggal 1 Februari 2016. 311
Nuzula, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 4 April 2016: 311-324; PENERAPAN TEKNIK ANALYTICAL HIERARCHI PROCESS (AHP) DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBIAYAAN PRODUKTIF (STUDI KASUS PADA BANK JATIM SYARIAH CABANG DARMO)
kombinasi
dari
pembiayaan
likuiditas
yang tepat. Ismail (2011:120) mengatakan
(cash financing), pembiayaan piutang
analisis pembiayaan merupakan salah
(receivable financing) dan pembiayaan
satu cara yang dapat digunakan sebagai
persediaan (inventory financing) (Antonio,
acuan bagi bank syariah untuk meyakini
2001:161). Pembiayaan
kelayakan atas permohonan pembiayaan
konsumsi
lazim
digunakan untuk pemenuhan kebutuhan
nasabah.
sekunder. Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan
tambahan,
yang
Menurut Sutarno (2004:92-94) untuk
secara
mengetahui atau menentukan seseorang
kuantitatif maupun kualitatif lebih tinggi
dipercaya
atau lebih mewah dari kebutuhan primer,
pembiayaan, pada umumnya perbankan
baik berupa barang, seperti makanan,
melakukan analisa yang dikenal dengan
minuman,
pakaian
istilah 5C, yaitu :
bangunan
rumah,
atau
perhiasan,
kendaraan
untuk
memperoleh
dan
1. Character (watak) yaitu sifat dasar
sebagainya, maupun berupa jasa, seperti
yang ada dalam hati seseoarang.
pendidikan,
Watak
pelayanan
pariwisata,
hiburan
dan
kesehatan, sebagainya
merupakan
pertimbangan
(Antonio, 2001:168).
bahan
untuk
mengetahui
resiko.
Pembiayaan
produktif
yang
2. Capital
(modal),
seseorang
atau
disalurkan perbankan syariah di Indonesia
badan usaha yang akan menjalankan
meningkat sebesar 18,33% dari tahun 2013
usaha
ke tahun 2015 (www.ojk.go.id, Statistik
membutuhkan
Perbankan Syariah) Meningkatnya jumlah
memperlancar kegiatan bisnisnya.
pembiayaan produktif yang disalurkan perbankan
syariah
di
atau
3. Capacity
Indonesia
bisnis
sangat
modal
untuk
(kemampuan)
yaitu
seseorang yang mempunyai karakter
sebenarnya diimbangi dengan analisis
atau
kelayakan
untuk
memikirkan mengenai pembayaran
potensi
kembali hutangnya sesuai waktu yang
calon
meminimalisir
nasabah adanya
pembiayaan
bermasalah.
Bank
telah
watak
baik
akan
ditentukan.
Untuk
dapat
melakukan analisis pembiayaan dengan
memenuhi
tujuan
harus mempunyai kemampuan yang
untuk
mencegah
secara
dini
kemungkinan terjadinya gagal bayar oleh
kewajiban
selalu
pembayaran
memadai.
nasabah.
4. Collateral
Analisis pembiayaan merupakan salah
(jaminan)
yaitu
jaminan
harta kekayaan yang dapat diikat
satu kriteria yang sangat penting bagi
sebagai jaminan
bank
pelunasan hutang jika dikemudian hari
syariah
keputusan
dalam
menyetujui
permohonan
mengambil
atau
pembiayaan
menolak
guna menjamin
tidak dapat melunasi hutangnya.
keputusan
312
Nuzula, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 4 April 2016: 311-324; PENERAPAN TEKNIK ANALYTICAL HIERARCHI PROCESS (AHP) DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBIAYAAN PRODUKTIF (STUDI KASUS PADA BANK JATIM SYARIAH CABANG DARMO)
5. Condition
of
Economy
(kondisi
sehingga analisis pengambilan keputusan
ekonomi) yaitu situasi ekonomi pada
pembiayaan produktifnya akan menjadi
waktu dan jangka waktu tertentu
percontohan bagi kantor cabang, kantor
dimana kredit itu diberikan oleh bank
cabang pembantu dan kantor layanan
kepada calon nasabah.
lain dalam aktivitas serupa.
Analisis 5C yang telah disebutkan di
Penelitian ini berfokus pada analisis
atas yaitu Character, Capacity, Capital,
pengambilan
Collateral dan Condition of Economy
pembiayaan
akan menentukan calon nasabah layak
tingkat
atau tidak diberikan pembiayaan, setelah
menggunakan teknik AHP pada Bank
menentukan
Jatim Syariah Cabang Darmo.
kriteria
analisis kelayakan
calon
berdasarkan
kepentingan
dengan
dalam
Berdasarkan uraian latar belakang
pengambilan pembiayaannya. Metode
diatas, maka rumusan masalah dalam
yang
penelitian ini sebagai berikut.
relevan
nasabah
produktif
pada
Rumusan Masalah
maka akan dilakukan pembobotan dan penilaian
keputusan
digunakan
untuk
menjelaskan prosedur di atas adalah
Apa
yang
menjadi
kriteria utama
Analytical Hierarchy Process (AHP). AHP
pengambilan
keputusan
merupakan
produktif
berdasarkan
kepentingan
dengan
keputusan Thomas
suatu yang
L.
model
pendukung
dikembangkan
Saaty.
Model
oleh
pendukung
Cabang Darmo ?
multi
Tujuan Penelitian
atau
multi
kriteria
yang
kompleks menjadi suatu hirarki. Bank
Jatim
Syariah
tingkat
menggunakan
teknik AHP pada Bank Jatim Syariah
keputusan ini akan menguraikan masalah faktor
pembiayaan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
yang
menjadi
mengetahui kriteria utama pengambilan
subjek penelitian ini memiliki 4 kantor
keputusan
pembiayaan
produktif
cabang, 3 kantor cabang pembantu,
berdasarkan tingkat kepentingan dengan
serta 47 kantor layanan syariah yang
menggunakan teknik AHP pada Bank
tersebar di Jawa Timur. Bank Jatim Syariah
Jatim Syariah Cabang Darmo.
merupakan bank regional yang cukup
II. LANDASAN TEORI
besar dan bersaing dengan bank umum
Mulyono (2004:4) menjelaskan bahwa
lainnya termasuk dalam meningkatkan
pembiayaan adalah kemampuan untuk
kinerjanya di sektor pembiayaan. Bank
melaksanakan
Jatim Syariah masih berbentuk Unit Usaha
dengan mengadakan suatu pinjaman
Syariah di bawah naungan Bank Jatim.
dengan
Bank Jatim Syariah Darmo dipilih sebagai
dilakukan atau ditangguhkan pada suatu
objek
jangka waktu yang disepakati. Definisi
penelitian
kedudukannya
sebagai
mengingat kantor
pusat,
suatu
suatu
janji
pembelian
atau
pembayarannya
pembiayaan juga dijelaskan pada pasal 1
313
Nuzula, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 4 April 2016: 311-324; PENERAPAN TEKNIK ANALYTICAL HIERARCHI PROCESS (AHP) DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBIAYAAN PRODUKTIF (STUDI KASUS PADA BANK JATIM SYARIAH CABANG DARMO)
Undang-Undang
Republik
Indonesia
dalam penelitian ini: (Ismail, 2011;
Nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan
Suyanto dkk, 2014; Ruwati dan Pandi
syariah.
2014)
Ismail (2011:108) menyatakan bahwa
a. Itikad dan tanggung jawab
pembiayaan yang diberikan oleh bank
b. Sikap dan watak atau gaya hidup
syariah berfungsi membantu masyarakat
c. Komitmen pembayaran
dalam
d. Laporan
memenuhi
kebutuhan
dalam
meningkatkan usahanya. Menurut sifat penggunaannya,
pembiayaan
dibagi
dua
menjadi
hal
dapat
keperluannya,
Menurut
pembiayaan
produktif
f.
nasabah g. Tingkat keharmonisan nasabah 2. Capacity Analisis
(Antonio, 2001:160).
mengetahui
2.
Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan: a) peningkatan produksi, baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil produksi, maupun secara kualitatif, yaitu peningkatan kualitas atau mutu hasil produksi; dan b) untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang. Pembiayaan investasi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal (capital goods) serta fasilitasfasilitas yang erat kaitannya dengan itu. Ismail (2011:120-126) menjelaskan
beberapa
prinsip
dilakukan
dasar
sebelum
yang
Bank
Penilaian warga terhadap calon
dapat dibagi menjadi dua hal berikut
1.
dari
e. Sifat kooperatif nasabah
(Antonio,
konsumtif.
SID
Indonesia
2001:160) yaitu pembiayaan produktif dan pembiayaan
hasil
calon
ini
ditujukan
untuk
kemampuan keuangan
nasabah
dalam
memenuhi
kewajibannya sesuai jangka waktu pembiayaan.
Kriteria
capacity
memiliki indikator pengukuran yang menjadi sub kriteria dalam penelitian ini: (Ismail, 2011; Suyanto dkk, 2014; Ruwati dan Pandi 2014). a. Memeriksa
slip
gaji,
rekening
tabungan dan melihat laporan keuangan b. Survei
perlu
ke
lokasi
usaha
calon
nasabah
memutuskan
c. Pendapatan nasabah
permohonan pembiayaan yang diajukan
d. Kemampuan membayar angsuran
oleh calon nasabah antara lain dikenal
e. Kemampuan
dengan
prinsip
5C.
Menurut
Ismail
dalam
menyelesaikan kredit tepat waktu
(2011:120) Analisis 5C yaitu:
f.
1. Character
g. Kemudahan mendapatkan bahan
Menggambarkan
watak
dan
baku
kepribadian calon nasabah. Kriteria character
memiliki
Pengalaman menjalankan usaha
h. Seberapa baik prospek pangsa
indikator
pasar
pengukuran yang menjadi sub kriteria
314
Nuzula, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 4 April 2016: 311-324; PENERAPAN TEKNIK ANALYTICAL HIERARCHI PROCESS (AHP) DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBIAYAAN PRODUKTIF (STUDI KASUS PADA BANK JATIM SYARIAH CABANG DARMO)
i.
j.
Tingkat pelanggan tetap terhadap
b. Jaminan bersifat fisik atau non fisik
usaha
c. Kepemilikan barang jaminan dan
Monopoli usaha di lingkungan
keaslian dokumen
sekitar k.
d. Pertanggungjawaban suami atau
Omset yang diperoleh calon
istri dalam penjamin pinjaman
nasabah setiap bulan
e. Nilai perbandingan taksasi jaminan
3. Capital
f.
Ascertainabilityof value
Modal merupakan jumlah modal yang
g. Transferability
dimiliki
h. Tingkat marketable jaminan
oleh
calon
nasabah
atau
jumlah dana yang akan disertakan
i.
dalam proyek yang dibiayai. Kriteria
Kestabilan nilai jaminan
5. Condition of Economy
capital memiliki indikator pengukuran
Merupakan analisis terhadap kondisi
yang
perekonomian.
menjadi
sub
kriteria
dalam
penelitian ini: (Ismail, 2011; Suyanto
a. Pengembangan
dkk, 2014; Ruwati dan Pandi 2014).
bisnis/usaha/investasi
a. Laporan keuangan calon nasabah
b. Fluktuasi perekonomian
b. Uang muka
c. Kondisi
c. Sumber penghasilan tetap
e. Usaha baik di mata hukum dan
e. Memiliki tabungan atau simpanan
pemerintah
di bank
f.
Trackrecord pembayaran calon
AHP
g. Modal yang dibutuhkan dalam
suatu
keputusan
model yang
dikembangkan oleh Thomas L. Saaty.
4. Collateral
Model pendukung keputusan ini akan
Merupakan agunan yang diberikan
menguraikan masalah multifaktor atau
oleh calon nasabah atas pembiayaan
multi kriteria yang kompleks menjadi suatu
collateral
hirarki. Tiga prinsip utama yang harus
memiliki indikator pengukuran yang
diperhatikan (Saaty, 2008) yaitu: 1) prinsip
menjadi sub kriteria dalam penelitian
penyusunan hirarki, 2) prinsip menentukan
ini: (Ismail, 2011; Suyanto dkk, 2014;
prioritas, 3) prinsip konsistensi logis.
Ruwati dan Pandi 2014).
III. METODE PENELITIAN
a. Nilai jual barang jaminan yang diagunkan
merupakan
pendukung
pengembangan usaha
Kriteria
Pengaruh usaha terhadap lingkungan kesehatan sekitar
nasabah
diajukan.
atau
d. Stabilitas usaha menghadapi pasar
sumber penghasilan
yang
ekonomi
problematika keluarga
d. Memiliki bidang usaha lain sebagai
f.
sosial
sebanding
Pendekatan Penelitian
atau
Penelitian
melebihi plafond kredit
pendekatan
315
ini kualitatif
menggunakan dengan
teknik
Nuzula, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 4 April 2016: 311-324; PENERAPAN TEKNIK ANALYTICAL HIERARCHI PROCESS (AHP) DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBIAYAAN PRODUKTIF (STUDI KASUS PADA BANK JATIM SYARIAH CABANG DARMO)
Analytical
Hierarchi
Menurut
Sugiyono
penelitian
kualitatif
penelitian
yang
Process
(AHP).
Peneliti wawancara dengan informan
(2009:14)
metode
yang bertujuan untuk menggali segala
adalah
metode
informasi mengenai profil dan latar
pada
belakang Bank Jatim Syariah Cabang
berlandaskan
filsafat postpositivisme, digunakan untuk
Darmo
meneliti
brainstoarming
pada
kondisi
obyek
yang
alamiah, sebagai lawannya eksperimen
serta
melakukan dalam
rangka
menerapkan sub kriteria.
dimana peneliti adalah sebagai instrumen
2. Melakukan observasi
kunci, pengambil sampel sumber data
Observasi lapangan bertujuan untuk
dilakukan secara purposive dan snowball,
mengamati
teknik pengumpulan dengan triangulasi
keputusan pembiayaan produktif di
(gabungan), analisis data bersifat induktif
Bank Jatim Syariah Cabang Darmo
atau
serta
kualitatif,
dan
hasil
penelitian
proses
mencatat
data-data
selama
lapangan
untuk
kualitatif lebih menekankan makna dari
observasi
pada generalisasi.
kelengkapan data penelitian.
Jenis dan Sumber Data
di
pengambilan
3. Mengajukan kuesioner
1. Data Primer
Kuesioner ini diberikan bertujuan untuk
Data primer diperoleh dari wawancara
mendapatkan
dengan informan Bank Jatim Syariah
mengenai
Cabang Darmo, kuesioner yang diisi
dipertimbangkan dalam memberikan
oleh
pembiayaan produktif kepada calon
pengambil
pembiayaan
keputusan
produktif
Bank
Jatim
nasabah.
data
kriteria
penelitian
yang
paling
Kuesioner dalam bentuk
Syariah Cabang Darmo serta observasi
pembobotan
yang dilakukan di Bank Jatim Syariah
keputusan
Cabang Darmo.
produktif yang dilakukan oleh pemberi
2. Data Sekunder Data
sekunder Cabang
sub
pemberian
kriteria
pembiayaan
keputusan pembiayaan produktif di diperoleh
dari
Bank Jatim Syariah Cabang Darmo. Validasi Data
dokumen-dokumen dari Bank Jatim Syariah
atas
berupa
Cara mengukur validitas data teknik
company profile Bank Jatim Syariah
Analytical Hierarchi Process (AHP) yaitu
Cabang
dengan
Darmo,
Darmo
leaflet
produk,
memeriksa
dilakukan
dari
katalog produk, serta data display
pembobotan
nasabah serta dari studi kepustakaan
cara melihat Consistency Index. Apabila
yang memuat literatur-literatur tentang
nilai CI dari keseluruhan kriteria utama dan
ekonomi Islam.
masing-masing sub kriteria yang berada
Prosedur Pengumpulan Data
yang
konsistensi
dengan
dalam satu kriteria menunjukkan pada
1. Melakukan wawancara
316
Nuzula, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 4 April 2016: 311-324; PENERAPAN TEKNIK ANALYTICAL HIERARCHI PROCESS (AHP) DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBIAYAAN PRODUKTIF (STUDI KASUS PADA BANK JATIM SYARIAH CABANG DARMO)
nilai konsistensi yang diperbolehkan yaitu
pembiayaan.
sebesar ≤ 10% (Saaty, 2008).
karena
Triangulasi
yang
posisi
atau
Informan jabatan
dipilih
informan
dalam
berkaitan dengan keputusan pemberian
penelitian ini digunakan untuk menguji
pembiayaan produktif Bank Jatim Syariah
validitas
sub
Cabang
Darmo
kriteria. Triangulasi yang digunakan dalam
tersebut
yang
penelitian ini yaitu triangulasi sumber dan
mendapatkan informasi yang diinginkan
triangulasi teknik.
dan
data
digunakan
Ketujuh
dalam
penentuan
sehingga
informan
diwawancarai
diberikan
untuk
kuesioner
untuk
pengumpulan data dalam skripsi ini. Tahapan Teknik Analisis
penelitian
pengumpulan
Teknik analisis data yang digunakan
menentukan
data kriteria
ini
dalam
dengan
diawali
dan
sub
kriteria,
dalam penelitian ini adalah Analytical
penentuan sub kriteria yang digunakan
Hierarchi Process (AHP) dimana langkah
dalam penelitian ini dari teori yang telah
teknik ini (Suryadi,1998) yaitu:
ada dan di sesuaikan dengan kondisi
1. Membuat
perbandingan
lapangan, yaitu melalui wawancara dari 7
berpasangan yang menggambarkan
informan mengenai sub kriteria apa saja
kontribusi relatif atau pengaruh setiap
yang
elemen terhadap tujuan atau kriteria
Cabang Darmo dalam analisis penilaian
yang setingkat diatasnya.
terhadap
matrik
2. Melakukan berpasangan
perbandingan sehingga
digunakan
Bank
calon
Jatim
nasabah.
Syariah
Hasil
dari
wawancara dengan informan mengenai
diperoleh
penentuan sub kriteria menghasilkan sub
jumlah penilaian seluruhnya sebanyak
kriteria yang digunakan dalam penelitian
n x [(n-1)/2] buah, dengan n adalah
ini sebagai berikut.
banyaknya
1. Character
elemen
yang
dibandingkan.
a. Itikad dan tanggung jawab calon
3. Menghitung nilai eigen dan menguji
nasabah
konsistensinya.
b. Sikap dan watak atau gaya hidup
4. Menghitung vector eigen dari setiap
c. Komitmen pembayaran
matriks perbandingan berpasangan.
d. Laporan
5. Memeriksa konsistensi hirarki.
SID
dari
Bank
Indonesia
6. Mengurutkan kriteria berdasarkan nilai
e. Sifat kooperatif nasabah
bobotnya.
2. Capacity
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Informan
hasil
dalam
penelitian
a. Memeriksa ini
slip
gaji,
rekening
tabungan dan melihat laporan
adalah 1 orang penyelia operasional
keuangan
pembiayaan dan 6 orang staf analis
317
Nuzula, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 4 April 2016: 311-324; PENERAPAN TEKNIK ANALYTICAL HIERARCHI PROCESS (AHP) DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBIAYAAN PRODUKTIF (STUDI KASUS PADA BANK JATIM SYARIAH CABANG DARMO)
b. Survei
ke
lokasi
usaha
calon
choice untuk mengetahui validitas dari
nasabah
nilai inconsistency yang muncul pada
c. Pendapatan nasabah
output expert choice, data dikatakan
d. Kemampuan membayar angsuran
konsisten
e. Pengalaman menjalankan usaha
inconsistency kurang dari 0,1 dan bobot
f.
Seberapa baik prospek pangsa
dari
pasar
berdasarkan urutan tingkat kepentingan.
g. Monopoli
usaha
di
lingkungan
valid
apabila
masing-masing
sub
nilai kriteria
Hasil akan menunjukkan bobot masing-
sekitar h. Omset
dan
masing kriteria dan sub kriteria yang dapat yang
diperoleh
calon
mengetahui mana yang memiliki bobot
nasabah setiap bulan
terbesar
3. Capital
dimana
menunjukkan
kriteria
yang paling diprioritaskan oleh Bank Jatim
a. Laporan keuangan calon nasabah
Syariah
b. Sumber penghasilan tetap
menentukan
c. Trackrecord
pembayaran
calon
Cabang
dalam
calon
nasabah
pembiayaan.
nasabah
Tabel
d. Modal yang dibutuhkan dalam pengembangan usaha 4. Collateral a. Nilai jual barang jaminan yang diagunkan
Darmo
4.1
menunjukkan kriteria
rata-rata
harmonik
tiap
dari
ketujuh
informan.
Rata-rata
harmonik
pertama
character
sebesar
kriteria 0.08985,
kedua adalah capacity sebesar 0.17011,
sebanding/melebihi
ketiga adalah capital sebesar 0.30573,
plafon kredit
keempat
adalah
collateral
sebesar
b. Jaminan bersifat fisik/non fisik
0.19742, dan terakhir adalah condition of
c. Kepemilikan barang jaminan dan
economy sebesar 0.10908, dari rata-rata
keaslian dokumen
ketujuh informan diketahui bahwa prioritas
d. Tingkat marketable jaminan
utama
5. Condition of Economy
paling
kriteria character. menghadapi
Capital menjadi kriteria utama yang
pasar
menjadi
c. Usaha baik di mata hukum dan
keputusan
utama pembiayaan
produktif karena capital paling mudah
Dari hasil pengisian kesioner maka pengolahan
pertimbangan
pengambilan
pemerintah
dilakukan
dianggap
paling dianggap kurang penting adalah
bisnis/usaha/investasi usaha
yang
penting adalah kriteria capital dan yang
a. Pengembangan
b. Stabilitas
atau
diukur dan dilihat, capital juga memiliki
data
efek langsung pada pembayaran kembali
menggunakan teknik Analytical Hierarchi
yang
Process (AHP) dengan software expert
sedangkan
318
menjadi
kewajiban character
nasabah, kurang
Nuzula, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 4 April 2016: 311-324; PENERAPAN TEKNIK ANALYTICAL HIERARCHI PROCESS (AHP) DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBIAYAAN PRODUKTIF (STUDI KASUS PADA BANK JATIM SYARIAH CABANG DARMO)
dipertimbangkan dibanding kriteria yang
sedangkan sikap dan watak atau gaya
lain karena yang paling sulit diukur jika
hidup
hanya bertemu beberapa kali dengan
dipertimbangkan dibanding aspek sub
calon nasabah, interaksi dengan calon
kriteria yang lain karena gaya hidup calon
nasabah
ketika
analis
nasabah
penilaian
belum
sepenuhnya
memberikan dapat
berpengaruh
pemenuhan
Tabel
menunjukkan
begitu
kurang
kewajiban
pembiayaan.
secara sebenarnya. 4.2
nasabah
tidak
terhadap
mengetahui karakter calon nasabah itu Tabel
calon
4.3
menunjukkan
rata-rata
rata-rata
harmonik tiap sub kriteria capacity dari
harmonik tiap sub kriteria characater dari
ketujuh informan. Rata-rata harmonik sub
ketujuh informan. Rata-rata harmonik sub
kritera pertama laporan keuangan, slip
kriteria pertama i’tikad dan tanggung
gaji dan tabungan sebesar 0.06855, kedua
jawab sebesar 0.144640005, kedua adalah
adalah
sikap dan watak atau gaya hidup sebesar
nasabah sebesar 0.07292, ketiga adalah
0.085847343,
pendapatan
ketiga
pembayaran
adalah
sebesar
komitmen
0.194151864,
survei
ke
lokasi
calon
usaha
nasabah
calon
sebesar
0.10384, keempat adalah kemampuan
keempat adalah laporan hasil SID dari
membayar
Bank Indonesia sebesar 0.134751965 dan
kelima adalah pengalaman menjalankan
terakhir adalah sifat kooperatif nasabah
usaha sebesar 0.10858, keenam adalah
sebesar 0.119138562, dari rata-rata ketujuh
seberapa baik prospek pangsa pasar
informan diketahui bahwa prioritas utama
sebesar 0.08055, ketujuh adalah monopoli
atau
usaha
yang
dianggap
paling
penting
di
angsuran
sebesar
lingkungan
sekitar
0.21641,
sebesar
adalah komitmen pembayaran dan yang
0.05831, serta terakhir adalah omset yang
paling dianggap kurang penting adalah
diperoleh nasabah tiap bulan sebesar
sikap dan watak atau gaya hidup calon
0.21735, dari rata-rata ketujuh informan
nasabah.
diketahui bahwa prioritas utama atau
Komitmen
pembayaran
dianggap
yang dianggap paling penting omset
paling penting dipertimbangkan karena
yang diperoleh calon nasabah setiap
komitmen
bulan dan yang paling dianggap kurang
pembayaran
cerminan
character
merupakan
nasabah
secara
penting
keseluruhan, jika calon nasabah tersebut
adalah
monopoli
usaha
di
lingkungan sekitar.
memiliki
rasa
komitmen
pembayaran
Omset yang diperoleh calon nasabah
yang
baik
untuk
menjalankan
setiap bulan menjadi prioritas utama yang
kewajibannya maka resiko bank syariah
dipertimbangkan
akan
pembiayaan
kecil
karena
nasabah
tersebut
dalam
karena
omset
analisis yang
merasa terikat berkomitmen dengan bank
diperoleh nasabah dapat dilihat dari
syariah dalam pemenuhan pembayaran,
mampu atau tidak nasabah tersebut
319
Nuzula, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 4 April 2016: 311-324; PENERAPAN TEKNIK ANALYTICAL HIERARCHI PROCESS (AHP) DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBIAYAAN PRODUKTIF (STUDI KASUS PADA BANK JATIM SYARIAH CABANG DARMO)
membayar
angsuran
kewajibannya berakad
yang
ketika
menjadi
sedangkan
laporan
keuangan
calon
nasabah
telah
nasabah kurang menjadi pertimbangan
dengan
bank
karena laporan keuangan paling bisa
pembiayaan
syariah, sedangkan monopoli usaha di
dimanipulasi
lingkungan sekitar kurang diperhatikan
lembaga audit dari usaha calon nasabah
karena
begitu
sehingga sangat lemah untuk dijadikan
usaha
pertimbangan.
monopoli
menjamin
usaha
tidak
keberlangsungan
tersebut
melainkan
dilihat
dari
Tabel
perkembangan usaha nasabah. Tabel
4.4
4.5
jika
tidak
menunjukkan
ada
rata-rata
harmonik tiap sub kriteria collateral dari rata-rata
ketujuh informan. Rata-rata harmonik sub
harmonik tiap sub kriteria capital dari
kritera pertama nilai jual barang jaminan
ketujuh informan. Rata-rata harmonik sub
sebanding/melebihi plafon kredit sebesar
kritera pertama laporan keuangan calon
0.15059, kedua adalah jaminan berupa
nasabah sebesar 0.09309, kedua adalah
fisik/non
sumber
penghasilan
sebesar
adalah kepemilikan barang jaminan dan
0.18009,
ketiga
trackrecord
keaslian dokumen calon nasabah sebesar
pembayaran
menunjukkan
apalagi
tetap
adalah
calon
nasabah
sebesar
fisik
0.31075,
sebesar
keempat
0.10226,
adalah
ketiga
tingkat
0.47715, keempat adalah modal yang
marketable jaminan sebesar 0.18888, dari
dibutuhkan dalam pengembangan usaha
rata-rata
sebesar 0.13178, dari rata-rata ketujuh
bahwa
informan diketahui bahwa prioritas utama
dianggap
atau
barang jaminan dan keaslian dokumen
yang
dianggap
paling
penting
ketujuh prioritas
informan utama
paling
penting
yang
kepemilikan
dan
dan
penting adalah jaminan berupa fisik/non
paling
dianggap
kurang
penting adalah laporan keuangan calon
paling
atau
trackrecord pembayaran calon nasabah yang
yang
diketahui
Kepemilikan pembayaran
kurang
fisik.
nasabah. Trackrecord
dianggap
calon
barang
jaminan
dan
keaslian dokumen merupakan hal yang
nasabah menjadi pertimbangan utama
menjadi
dalam penentuan nasabah pembiayaan
menentukan
produktif
trackrecord
diberikan pembiayaan produktif karena
pembayaran akan menunjukkan riwayat
hal itu sangat penting dalam aspek
pembayaran
atau
nasabah
collateral, seberapa besar jaminan yang
sebelumnya
di
syariah
diberikan calon nasabah jika tidak dimiliki
maupun lembaga keuangan syariah lain.
sendiri oleh nasabah yang bersangkutan
Dari
hal tesebut bisa dilihat nasabah
maka akan menimbulkan resiko bagi
tersebut baik atau tidak dalam melakukan
pihak bank syariah, sedangkan jaminan
pembayaran maupun transaksi lainnya,
bersifat fisik atau non fisik menjadi hal
karena
dalam
transaksi perbankan
320
pertimbangan
utama
kelayakan
dalam
nasabah
Nuzula, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 4 April 2016: 311-324; PENERAPAN TEKNIK ANALYTICAL HIERARCHI PROCESS (AHP) DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBIAYAAN PRODUKTIF (STUDI KASUS PADA BANK JATIM SYARIAH CABANG DARMO)
yang
kurang
diperhatikan
dibanding
Capacity, Capital, Collateral merupakan
aspek atau sub kriteria yang lain dari
faktor yang dominan dalam menentukan
collateral.
kelayakan pemberian kredit nasabah PT
Tabel 4.6 menunjukkan rata-rata
BPR Nusamba Ampel Cabang Salatiga,
harmonik tiap sub kriteria condition of
sedangkan variabel lain tetap menjadi
economy dari ketujuh informan. Rata-rata
indikator penilaian tetapi bukan menjadi
harmonik
faktor yang utama dalam menetapkan
sub
kriteria
pengembangan
pertama
bisnis/usaha/investasi
kelayakan pemberian kredit.
sebesar 0.20885, kedua adalah stabilitas usaha
menghadapi
sebesar
modal yang dimiliki oleh calon nasabah
0.26707, ketiga adalah usaha baik di mata
atau jumlah dana yang akan disertakan
hukum dan pemerintah sebesar 0.36644,
dalam
dari rata-rata ketujuh informan diketahui
menjadi
bahwa
pertimbangan
prioritas
pasar
Modal (capital) merupakan jumlah
utama
atau
yang
proyek
yang
dibiayai.
kriteria
yang
utama
Capital menjadi
pengambilan
dianggap paling penting usaha baik di
keputusan pembiayaan produktif dengan
mata hukum dan pemerintah dan yang
pertimbangan
paling dianggap kurang penting adalah
paling mudah diukur dan dilihat, capital
pengembangan bisnis/usaha/investasi.
juga
Usaha
baik
di
mata
hukum
dan
bahwa
memiliki
pembayaran
kriteria
efek
langsung
angsuran
yang
capital pada menjadi
pemerintah menjadi pertimbangan utama
kewajiban nasabah. Modal yang dimiliki
dari kriteria condition of economy, jika
manusia yang berupa harta, dalam Islam
usaha
memiliki
pada hakikatnya adalah milik Allah SWT,
legalitas usaha yang lengkap itu artinya
namun karena Allah telah menyerahkan
usaha telah diizinkan oleh hukum dan
kekuasaa-Nya atas harta tersebut kepada
pemerintah jadi bisa dikatakan usaha
manusia, maka ia diberi wewenang untuk
tersebut baik dan dapat berkembang
memanfaatkan dan mengembangkanya.
telah memenuhi izin pendirian usaha,
Pengembangan
sedangkan
Islam, yaitu
yang
akan
dibiayai
pengembangan
bisnis/usaha/investasi
menjadi
untuk
modal
dalam
meningkatkan
atau
kurang
memperbanyak jumlah modal dengan
diperhatikan karena jika usaha tersebut
berbagai upaya yang halal, baik melalui
telah mendapatkan legalitas dan stabil
produksi atau investasi, baik harta atau
menghadapi pasar maka usaha tersebut
aktiva baik tetap maupun lancar. Semua
dapat dikatakan berkembang.
itu bertujuan agar modal (harta) bisa
Penelitian ini sejalan dengan hasil
bertambah
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Ruwati
menyimpulkan
dan
Pandi bahwa
(2014)
(berkembang)
dari
yang
dimiliki sebelumnya.
yang
Capital adalah kondisi kekayaan yang
Character,
dimiliki oleh perusahaan yang dikelolanya,
321
Nuzula, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 4 April 2016: 311-324; PENERAPAN TEKNIK ANALYTICAL HIERARCHI PROCESS (AHP) DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBIAYAAN PRODUKTIF (STUDI KASUS PADA BANK JATIM SYARIAH CABANG DARMO)
hal ini bisa dilihat dari neraca, laporan
wajhi’l-LÉhi wa mÉ tunfikË min khoyri yuwaffa ‘ilaykum wa‘antum lÉ tuÌlamËna. Artinya: “Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), Maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan).”
rugi-laba, struktur permodalan, rasio-rasio keuntungan yang diperoleh seperti return on equity dan return on investment. Kriteria Capital terdiri dari sub kriteria laporan keuangan, sumber penghasilan tetap, trackrecord pembayaran calon nasabah serta modal yang dibutuhkan dalam pengembangan usaha. Laporan keuangan menjadi instrumen yang memudahkan pihak bank untuk menilai kinerja usaha calon nasabah yang mengajukan permohonan pembiayaan
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa
produktif. Kondisi keuangan perusahaan
Allah SWT memberi petunjuk atau perintah
juga memperlihatkan apakah usaha yang
untuk menafkahkan hartanya di jalan
dijalani
Allah SWT guna mencari ridha Allah.
oleh
perusahaan
tersebut
Perintah
profitable atau tidak.
tersebut
pemanfaatan
Sumber penghasilan tetap menjadi
merujuk
pada
untuk
sektor
modal
penting bagi pihak bank syariah karena
produktif
akan
dengan
manfaat bagi orang lain, termasuk di
pembiayaan.
antaranya jika ada bisnis berjalan maka
berkaitan
langsung
pembayaran
angsuran
Ketika
nasabah
calon
tidak
yang
akan
mendatangkan
akan bisa menyerap tenaga kerja dan
memiliki
sumber penghasilan tetap maka tidak
dapat
bisa membayar angsuran kepada bank
pertumbuhan ekonomi. Dalam hal ini
syariah, sehingga calon nasabah harus
sumber
memiliki sumber penghasilan yang tetap.
nasabah
Dalam
modal
Surat
Al
Baqarah
ayat
272
mendorong
penghasilan dapat
yang
kemajuan
yang
diperoleh
digunakan
dapat
sebagai
digunakan
mengenai kewajiban menafkahkan harta
pengembangan
di jalan Allah.
dijalankan, pemanfaatan sektor produktif,
serta
investasi
usaha
sektor
yang
untuk
riil
telah
guna
meningkatkan perkembangan ekonomi.
Trackrecord pembayaran berlaku untuk
nasabah
yang
pernah
mengajukan
pembiayaan sebelumnya, dari riwayat
pembayaran
Laysa ’alaykum hudÉ hum walÉkinna’l-LahÉ yahdÊ man yasyÉ‘u wamÉ tunfiqË min khoyri fali‘an fusikum wa mÉ tunfikËna illÉ’l-btigÉ‘a
tingkat
kelancaran
membayar
322
tersebut
dapat
nasabah
angsuran.
dilihat tersebut
Kebiasaan
Nuzula, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 4 April 2016: 311-324; PENERAPAN TEKNIK ANALYTICAL HIERARCHI PROCESS (AHP) DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBIAYAAN PRODUKTIF (STUDI KASUS PADA BANK JATIM SYARIAH CABANG DARMO)
pembayaran yang dianggap konsisten
untuk
atau bermasalah yang pernah dilakukan
pemerataan
penghasilan
masyarakat.
nasabah menjadi penilaian bagi bank V. SIMPULAN
syariah dalam menganalisis karena dapat menunjukkan
gambaran
Simpulan
pembayaran
Berdasarkan hasil analisis dari hasil
nasabah di masa akan datang. Modal yang dibutuhkan harus dianalisa
pengolahan data yang menggunakan
pihak bank syariah secara detail, modal yang
diterima
yaitu
modal
teknik Analytical Hierarchi Process (AHP)
yang yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
dianggap proporsional. Jumlah modal dianggap proporsional jika modal yang dibutuhkan dengan
nasabah
kesimpulan hasil dari penelitian ini adalah
dibandingkan
kemampuan
kriteria capital menjadi kriteria utama
membayar pengambilan
angsuran adalah sebanding, dari analisis kriteria
capital
apakah
layak
di
atas
calon
dapat
dinilai
nasabah
diberi
keputusan
pembiayaan
produktif di Bank Jatim Syariah Cabang Darmo. Sub kriteria character yang paling
pembiayaan dan berapa besar plafon atau
modal
pembiayaan
utama
yang
memungkinkan untuk diberikan.
islam
terdapat
unsur
tolong-
paling utama yaitu omset yang diperoleh nasabah
Banyak orang yang mempunyai modal, tidak
dapat
menjalankan
kemudian sumber penghasilan tetap. Sub kriteria collateral yang paling utama yaitu
mempunyai modal. Dengan sistem kerja keduanya
kemudian
trackrecord pembayaran calon nasabah
dan kecakapan dalam usaha, tetapi tidak
Islam,
bulan
kriteria capital yang paling utama yaitu
yang mempunyai keahlian, ketrampilan,
dalam
tiap
kemampuan membayar angsuran. Sub
modalnya di pihak lain, banyak orang
sama
pembayaran
calon nasabah. Sub kriteria capacity yang
menolong yang saling menguntungkan.
tetapi
komitmen
kemudian itikad dan tanggung jawab
Dalam kerja sama harta dan kerja dalam
yaitu
kepemilikan barang jaminan dan keaslian
dapat
dokumen kemudian tingkat marketable
dipadukan sehingga dapat menghasilkan
jaminan.
sesuatu yang menguntungkan. Dengan
Sub
kriteria
condition
of
economy yang paling utama yaitu usaha
demikian, sistem ini merupakan suatu cara
baik di mata hukum dan pemerintah
323
Nuzula, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 4 April 2016: 311-324; PENERAPAN TEKNIK ANALYTICAL HIERARCHI PROCESS (AHP) DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBIAYAAN PRODUKTIF (STUDI KASUS PADA BANK JATIM SYARIAH CABANG DARMO)
kemudian stabilitas usaha menghadapi
Sutarno.
2004.
Perkreditan
pasar.
Aspek-Aspek Pada
Bank.
Hukum Bandung:
Alfabeta. Suyanto, dkk. 2014. Penerapan Metode DAFTAR PUSTAKA
AHP Pada Sistem Penunjang Keputusan
Antonio, Muhammad Syafii. 2001. Bank
Kelayakan Pemberian Kredit. Seminar
Syariah Dari Teori ke Praktik. Jakarta:
Nasional
Gema Insani Press.
Multimedia.
Ismail. 2011. Perbankan Syariah. Jakarta:
http://www.ojk.go.id/data-statistik-
Salemba
perbankan-syariah (Diakses tanggal 14
Empat.
September 2015)
Republik Indonesia. 2008. Undang-Undang No 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah. (online), (http://www.bi.go.id, diakses tanggal 12 September 2015). Ruwati dan Pandi, Afandi. 2014. Persepsi Nasabah
Pada
Menentukan
Aspek
5C
Kelayakan
Untuk
Pemberian
Kredit Pada Nasabah PT BPR Nusamba Ampel Cabang Salatiga. Jurnal STIE Semarang. Vol 6, no.1: 59-64. Saaty, Thomas. 2008. Decision Making With The
Analytic
Hierarchy
Process.
International Journal Service Science. Vol.1 no.1 : 85-86. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta. Suryadi, Kadarsah dan Ali Ramdhani. 1998. Sistem Pendukung Keputusan, Suatu Wacana
Struktural
Implementasi Keputusan.
Idealisasi
Konsep Bandung
dan
Pengambilan :
PT
dan
gan-kantor (Diakses 23 oktober 2015)
Mulyono, Pudjo Teguh. 2004. Manajemen Yogyakarta:
Informasi
http://www.bankjatim.id/id/informasi/jarin
Kencana Prenada Media Group.
Perkreditan.
Teknologi
Remaja
Rosdakarya Bandung.
324