PENANGANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH MACET PADA KOPERASI PONDOK PESANTREN (KOPONTREN) XYZ1 Sunarno Program Studi S1 Ekonomi Islam-Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Airlangga Email:
[email protected] Imron Mawardi Departemen Ekonomi Syariah-Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Airlangga Email:
[email protected] ABSTRACT:
Murabaha Financing have potentially lower risk than other financing product. It chosen by USP Kopontren XYZ to fulfill members financing demand both for business development and consumptive purposes. Termination of Employment Relationship, working cycle and Bad characters some members cause of the collectibility default in Murabaha Financing. This study using qualitative approach and case studies. The collection of primary data through in-depth interview, while secondary data obtained from the Annual Members Meeting report Kopontren XYZ . Explanation building analysis techniques are use to explain the results of in-depth interviews in order to explain the handling of murabaha financing collectibility default. the results explained to handling collectability default adopt according to The Minister of Cooperatives and Small and Medium Enterprises of the Republic of Indonesia Number: 35.3 / Per / M.KUKM / X / 2007, executing from cash collateral, financial penalties for those who deliberately, and converts the contract. Keywords: Kopontren, Murabaha Financing, Financing Problem, Collectibility Default I. Pendahuluan Latar Belakang Industri
keuangan
syariah
di
langsung
menghimpun
dana
dari
Indonesia hingga tahun 2015 mengalami
masyarakat dengan jalan mengeluarkan
perubahan
surat
perkembangan
yang
berharga
dan
menyalurkannya
signifikan, hal ini ditunjukkan oleh semakin
untuk pembiayaan investasi perusahaan,
banyaknya lembaga keuangan syariah
baik berupa pinjaman maupun berupa
tumbuh di Indonesia serta asetnya yang
penyertaan modal (financial institution
semakin
juga
nonbank).
dengan perkembangan industri keuangan
Indonesia
mikro syariah. Lembaga keuangan mikro
masyarakat akan pentingnya melakukan
syariah
transaksi keuangan secara syar'i. Seperti
meningkat,
termasuk
demikian
dalam
Lembaga
Lembaga
mikro
membuka
pandangan
yang
kamus Bank Indonesia LKBB adalah badan
Indonesia
usaha
bukan
lembaga keuangan mikro syariah tidak
kegiatan
dapat dikesampingkan perannya dalam
perusahaan usahanya
bank
asuransi, langsung
ataupun yang
ataupun
tidak
mayoritas
di
Keuangan Bukan Bank (LKBB), menurut
bukan
diketahui
syariah
adalah
muslim,
penduduk sehingga
membangun perekonomian negara.
1Jurnal
ini merupakan bagian dari skripsi yang ditulis oleh Sunarno (041114085) yang diuji pada 30 Oktober 2015
656
Sunarno, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 8 Agustus 2016: 656-668; PENANGANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH MACET PADA KOPERASI PONDOK PESANTREN (KOPONTREN) XYZ
Di dalam industri keuangan mikro
No.91/Kep/M.KUKM/IX/2004
tentang
syariah dikenal pula lembaga keuangan
petunjuk pelaksanaan kegiatan usaha
yang serupa dengan koperasi namun
Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS).
berbasis
Selanjutnya
syariah
yaitu
Koperasi
Jasa
Unit
Simpan
Pinjam
(USP)
Keuangan Syariah atau KJKS dan Baitul
Kopontren XYZ adalah salah satu unit jasa
Maal wa Tamwil yang keduanya memiliki
keuangan syariah yang sistem kerjanya
kesamaan
Lembaga
sama dengan BMT. USP Kopontren XYZ
penghimpun dana pada dasarnya telah
merupakan unit dari salah satu Koperasi
ada sejak zaman Rasulullah ﷺdan para
Pesantren di Surabaya yang berdiri sejak
Sahabat. Pada zaman Rasulullah ﷺBaitul
tahun 1991. Koperasi pesantren ini memiliki
Maal
tempat
beberapa unit usaha, dan yang bergerak
penghimpun harta dan berlokasi di Masjid
dibidang pembiayaan dibentuk menjadi
Nabawi yang saat itu digunakan sebagai
unit
pusat
tujuannya memberikan jasa pembiayaan
pola
kerja.
berfungsi
sebagai
pemerintahan.
Karim
(2004:132)
jasa
keuangan
mengatakan ada dua kebijakan yang
kepada
dilakukan oleh Rasulullah ﷺdan empat
dengan sistem syariah.
ekonomi
serta
peningkatan partisipasi kerja dan produksi. Yang
pertama
adalah
disekitar
yang
koperasi
Tabel 1 Perkembangan Pembiayaan USP Kopontren XYZ Tahun 2010-2014
khalifah pada permulaan Islam untuk pengembangan
masyarakat
syariah
Aset USP
Penyaluran
Kopontren
Pembiayaan
Macet
2012
Rp 1.973.000.000,-
Rp 1.358.989.109,-
16,23 %
2013
Rp 2.079.000.000,-
Rp 1.656.819.000,-
2,7 %
2014
Rp 2.400.000.000,-
Rp 2.862.790.000,-
4,5 %
Tahun
mendorong
masyarakat memulai aktivitas ekonomi, baik dalam kelompok sendiri maupun bekerja sama dengan kelompok lainnya,
Pembiayaan
Sumber: Laporan Rapat Anggota Tahunan
tanpa dibiayai Baitul Maal. Contoh sangat
2012-2014 (diolah)
baik untuk kebijakan jangka pendek ini dilakukan Rasulullah ﷺdi Madinah pada
Tabel 1 diatas menunjukkan tren
permulaan Hijrah seperti telah dijelaskan
pembiayaan macet pada USP Kopontren
di muka. Yang kedua kebijakan dan
XYZ. Terlihat tren pembiayaan macet
tindakan aksi yang dilakukan Rasulullah ﷺ
pada USP Kopontren XYZ setiap tahun
dan Khulafa dengan mengeluarkan dana
mengalami penurunan yang signifikan.
Baitul Maal.
Tinggi
Pada dasarnya KJKS maupun BMT merupakan
lembaga
keuangan
di Indonesia belum ada lembaga yang menjamin simpanan para nasabah UJKS
Menteri Negara Koperasi dan usaha kecil Republik
Non
syariah menjadi masalah tersendiri, sebab
dasar hukum yang sama yaitu Keputusan menengah
rasio
Performing Financing di lembaga mikro
mikro
yang sama, karena keduanya memiliki
dan
rendahnya
BMT
Indonesia
seperti
perbankan
657
yang yaitu
ada
Lembaga
di
industri Penjamin
Sunarno, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 8 Agustus 2016: 656-668; PENANGANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH MACET PADA KOPERASI PONDOK PESANTREN (KOPONTREN) XYZ
Simpanan atau LPS. Sehingga hal ini
memilih akad pembiayaan tersebut. Tentu
berdampak langsung pada profitabilitas
dengan
USP Kopontren XYZ. Ketidakhadiran LPS di
dalam memilih akad murabahah, secara
lingkungan
mikro
tidak langsung pembiayaan bermasalah
syariah membuat pelaku industri jasa ini
pada akad ini menyumbang porsi yang
harus merumuskan secara bijak strategi
besar pula di industri keuangan syariah.
dalam
Untuk itulah kemudian penulis mengambil
industri
keuangan
menangani
masalah
NPF
tingginya
pembiayaan yang disalurkan. Menurut
permasalahan
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan
strategi
Usaha
murabahah
Kecil
dan
Menengah
35.3/Per/M.KUKM/X/2007,
No.
penilaian
Lancar,
Pembiayaan
Diragukan,
dikatakan
Macet.
pembiayaan
bermasalah
pada
USP
di
atas
maka
dapat
dirumuskan
pertanyaan yang dijadikan acuan dalam penelitian ini antaralain 1) Bagaimana
pembiayaan
penerapan Akad Murabahah pada USP
primadona
Kopontren XYZ berdasarlan Fatwa DSN-
para nasabah industri jasa keuangan
MUI No. 04/DSN-MUI/IV/2000? 2) Apa
syariah.
penyebab
murabahah
masih
Deputi
ini
penanganan
mengetahui
Berdasarkan uraian latar belakang
bermasalah
Kurang Lancar, Diragukan, dan Macet. saat
guna
penelitian ini dapat dijadikan rujukan.
apabila dalam kondisi selain Lancar, yaitu
Hingga
ini
masyarakat
Kopontren XYZ, yang nantinya hasil dari
kesehatan KJKS/UJKS dibagi atas Lancar, Kurang
minat
penjadi
Gubernur
BI
dalam
pembiayaan
Murabahah
infobanknews.com pada 31 Maret 2015
bermasalah pada USP Kopontren XYZ ?
menyebutkan produk perbankan syariah
serta
dengan
pembiayaan
akad
mudharabah
telah
meningkat menjadi 39%, sementara akad
Dari
Sekalipun mengalami penurunan porsi, murabahah
persentase
yang
tetap tertinggi.
dapat
memiliki Hal
konsumsi tinggi
masyarakat
menjadikan
akad
rumusan
ini
pembiayaan
adalah
1)
Murabahah
strategi
murabahah
penanganan
Murabahah
bermasalah
Kopontren XYZ. persentase
bahwa
di
atas
tujuan
dari
Mengetahui
bermasalah
pada USP Kopontren XYZ. 3) Mengetahui
yang
semakin diminati. Tinggi
masalah
Kopontren XYZ. 2) Mengetahui penyebab
itu faktor
Indonesia
bermasalah
Penerapan Akad Murabahah pada USP
risiko yang lebih rendah daripada akad lainnya, selain
penanganan
Murabahah
diketahui
penelitian
ini
dikarenakan akad murabahah memiliki pembiayaan
Bagaimana
pada USP Kopontren XYZ ?
murabahah turun dari 90% menjadi 61%. akad
3)
pembiayaan
II. LANDASAN TEORI
murabahah inilah yang membuat penulis
658
pembiayaan pada
USP
Sunarno, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 8 Agustus 2016: 656-668; PENANGANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH MACET PADA KOPERASI PONDOK PESANTREN (KOPONTREN) XYZ
Menurut Negara
Peraturan
Menteri
dengan
Koperasi dan Usaha Kecil Dan
Menengah
Nomor
35.2
jelas
barang
diperjualbelikan
dan
barang
demikian
haram.
tidak
yang termasuk
juga
harga
/Per/M.KUKM/X/2007 tanggal 5 Oktober
pembelian dan keuntungan yang diambil
2007
dan
tentang
Pedoman
Operasional Manajemen
Standar
pembayarannya
harus
Jasa
disebutkan dengan jelas. dalam teknis
Jasa
perbankan, murabahah adalah akad jual
Keuangan Syariah Koperasi, Unit Jasa
beli antara bank selaku penyedia barang
Keuangan Syariah (UJKS) adalah unit
(penjual)
usaha pada Koperasi yang
kegiatan
memesan untuk membeli barang. bank memperoleh keuntungan jual beli yang
Keuangan Syariah
usahanya
Koperasi
cara
dan
Unit
bergerak
di
bidang
pembiayaan, investasi,
dan
simpanan
bagian
dari
kegiatan
tercantum dalam surat Al-Baqarah ayat 275 sebagai berikut.
jika berbentuk Koperasi Jasa Keuangan maka
koperasi
didefinisikan
yang
bergerak
di
kegiatan
bidang
˸ ِ ˴Βϟِ Լ ͉ ...◌ۗ ϮԻ ϡ Ϟ͉ Σ˴ ˴ ϭ˴ ... ˵Լ ˷˶ Լ ˴Αήϟ ˴ ϊ˴ϴ ˴ή͉ Σ˴ ϭ
sebagai usahanya
“…wa ahallallahul-bai’a
pembiayaan,
hasil (syariah).
Secara
pengaplikasian
dalam skema berikut ini
Murabahah berasal dari perkataan Ribh pertambahan.
umum
akad murabahah dapat digambarkan
Iska (2012:200) menjelaskan bahwa berarti
wa harramar-
riba…”
investasi, dan simpanan sesuai pola bagi
yang
yang
Dasar Hukum Murabahah seperti
usaha
Koperasi yang bersangkutan. Sedangkan Syariah
nasabah
disepakati bersama.
sesuai dengan pola bagi hasil (syariah), sebagai
dengan
Secara
pengertian umum diartikan sebagai suatu penjualan
barang
seharga
barang
tersebut ditambah dengan keuntungan yang
disepakati.
Antonio
(2007:101)
Sedangkan bai’
menurut
al-murabahah
adalah jual beli barang pada harga asal dengan ditambahkan keuntungan yang disepakati. Badri
(2008:28)
menuturkan Gambar 1. Skema Akad Murabahah
murabahah adalah kontrak jual beli atas barang tertentu. dalam transaksi jual beli tersebut
penjual
harus
menyebutkan
659
Sunarno, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 8 Agustus 2016: 656-668; PENANGANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH MACET PADA KOPERASI PONDOK PESANTREN (KOPONTREN) XYZ
Sumber : Antonio, Muhammad Syafi’i.
semata-mata mengadakan barang untuk
2007. Bank Syariah dari Teori ke Praktik.
memnuhi kebutuhan si pembeli yang
Jakarta: Gema Insani. Hal 107 (diolah).
memesannya. Menurut kamus Bank Indonesia
Antonio beberapa
(2007:102)
syarat
di
menjelaskan
dalam
bai’
Non Performing Financing yaitu
al-
kredit
bermasalah yang terdiri dari kredit yang
murabahah sebagai berikut:
berklasifikasi Kurang Lancar, Diragukan
Penjual memberi tahu biaya modal
dan Macet. Termin NPL diperuntukkan
kepada nasabah
bagi bank umum, sedangkan NPF untuk
Kontrak pertama harus ssah sesuai
bank
dengan rukun yang ditetapkan
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan
c.
Kontrak harus bebas dari riba
Usaha Kecil Dan Menengah No. 35.2
d.
Penjual harus menjelaskan kepada
/Per/M.KUKM/X/2007
pembeli
bermasalah
a.
b.
e.
bila
terjadi
cacat
atas
syariah.
Sedangkan
dalam
pembiayaan
adalah
suatu
kondisi
barang sesudah pembelian
pembiayaan di mana terdapat suatu
Penjual harus menyampaikan semua
penyimpangan
hal
pembayaran kembali pembiayaan yang
yang
berkaitan
dengan
utama
terjadi
dalam
pembelian, misalnya jika pembelian
berakibat
dilakukan secara utang.
pengembalian, atau diperlukan tindakan yuridis
atau (e) tidak dipenuhi, pembeli memiliki
kemungkinan terjadinya kerugian bagi
pilihan:
koperasi.
Melanjutkan pembelian seperti apa
faktor
adanya, 2.
Kembali
oleh kepada
menyatakan
3.
pengembalian
dalam
Secara prinsip, jika syarat dalam (a), (d),
1.
dalam
kelambatan
yang
Account
penjual
dan
mempengaruhi
ketidaksetujuan
atas
adalah :
harus
Officer
diperhatikan yang
kualitas
a. Karakter mitra.
Membatalkan kontrak.
b. Analisis keuangan mitra. c. Struktur modal.
atas hanya untuk barang dan produk
d. Kemampuan produksi.
yang telah dikuasai atau dimiliki oleh
e. Siklus usaha.
penjual
f.
pada
waktu
negoisasi
dapat
pembiayaan
barang yang dijual, Jual beli secara al-murabahah di
atau
dan
berkontrak. Bila produk tersebut tidak
Jaminan.
g. Pemantauan-pembinaan.
dimiliki penjual, sistem yang digunakan adalah murabahah kepada pemesan pembeli
(murabahah
KPP).
Hal
Mengacu
ini
pada
Peraturan
Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil
dinamakan demikian karena si penjual
Dan
660
Menengah
No.
35.2
Sunarno, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 8 Agustus 2016: 656-668; PENANGANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH MACET PADA KOPERASI PONDOK PESANTREN (KOPONTREN) XYZ
/Per/M.KUKM/X/2007,
penanganan
serta melakukan monitor dan pelaporan
terhadap pembiayaan bermasalah perlu
risiko. Menurut Rustam (2013:109), mitigasi
dilakukan dengan cara:
risiko kredit/pembiayaan adalah sejumlah
a. Preventif (Pencegahan).
teknik dan kebijakan dalam mengelola
1) Pemahaman
dan
pelaksanaan
risiko
proses pembiayaan yang benar, menyangkut dan
internal
dan
Pendekatan Penelitian Pendekatan
pembinaan
pendekatan
monitoring)
kualitatif
3) Memahami faktor yang menjadi dan
gejala
tertulis
didefiniskan
dkk
sebagai
(2013:4)
risiko
berpotensi
konsekuensi
atas
mengakibatkan
Dari
(Nazir,
2011B:54).
misalnya
perilaku,
persepsi,
dengan cara deskripsi dalam bentuk katakata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
yang
alamiah
memanfaatkan
dan
berbagai
dengan metode
alamiah.
yang tidak sesuai harapan. Menurut Kasidi
Ruang Lingkup Penelitian
(2010:4), manajemen risiko adalah usaha
Ruang lingkup penelitian adalah
yang secara rasional ditunjukkan untuk
terkait
terjadinya
dengan
mengenai
kerugian daririsiko yang dihadapi. Menurut
rumusan
penerapan
murabahah,
Idroes (2008:7) proses manajemen risiko
penyebab
masalah
pembiayaan pembiayaan
murabahah bermasalah, serta strategi
merupakan tindakan berkesinambungan
pembiayaan
yang dilakukan sejalan dengan definisi identifikasi,
peristiwa-peristiwa,
motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan
definisi
ketidakpastian, dan diperolehnya hasil
yaitu
lisan,
deskriptif
penelitian
kerugian atau dampak negative lainnya,
risiko,
atau
tentang apa yang dialami oleh subjek
diemnsi, yakni biaya peluang, potensi
kemungkinan
dengan
bermaksud untuk memahami fenomena
hasil
tersebut, risiko mengandung beberapa
mengurangi
pendekatan
Moleong (2011:6) adalah penelitian yang
negatif lainnya yang merugikan bagi keputusan.
Pendekatan
Sedangkan penelitian kualitatif menurut
yang tidak diharapkan atau dampak
pengambil
adalah
bersifat
pilihan yang mengandung ketidakpastian yang
kualitatif.
pengetahuan, atau proyek studi yang
b. Kuratif (Penyelesaian). Wahyudi
yang
menggunakan data yang berupa kalimat
dini
pembiayaan bermasalah Menurut
penelitian
digunakan dalam penelitian ini adalah
pembiayaan (on site dan on desk
penyebab
kemunkinan
III. METODOLOGI PENELITIAN
dan
lingkupnya) 2) Pemantauan
meminimalisir
terjadinya kerugian.
(koperasi)
eksternal(mitra
untuk
murabahah
bermasalah
pada USP Kopontren XYZ. Ruang lingkup
kuantitatif,
penelitian
menentukan sikap, menetapkan solusi,
penerapan
661
ini
adalah
mengetahui
pembiayaan
murabahah,
Sunarno, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 8 Agustus 2016: 656-668; PENANGANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH MACET PADA KOPERASI PONDOK PESANTREN (KOPONTREN) XYZ
mengetahui
penyebab
pembiayaan
dengan
sesuai,
yang
kemudian
murabahah bermasalah, dan mengetahui
menghasilkan kesimpulan analisis untuk
strategi
menetapkan
yang
Kopontren
diterapkan
XYZ
permasalahan
oleh
dalam
USP
menangani
pembiayaan
alternatif
interpretasi.
Penelitian ini menggunakan teknik analisis
akad
pembuatan eksplanasi.
murabahah. Serta untuk mendapatkan informasi
terkait
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
perkembangan
pembiayaan
bermasalah
murabahah
selama
Gambaran Umum Objek Penelitian
akad menerapkan
USP Kopontren XYZ merupakan unit
strateginya.
jasa keuangan syariah yang dimiliki oleh
Jenis dan Sumber Data
salah satu koperasi yang dinaungi pondok
Jenis data yang dibutuhkan dalam
pesantren di daerah Surabaya. Koperasi
penelitian ini adalah berupa data primer
ini didirikan di Indonesia berdasarkan Akta
dan sekunder. Menurut Direktorat Tenaga
No. 7147 tanggal 28 Oktober 1991 yang
Kependidikan
dibuat di hadapan H. Usman Esfa, Kepala
Departemen
Pendidikan
Nasional (2008), data primer adalah data
Kantor
yang diperoleh atau dikumpulkan oleh
Provinsi Jawa Timur. Akta Pendirian ini
peneliti
disahkan
secara
langsung
dari
sumber
Wilayah oleh
Departemen Menteri
Koperasi
Koperasi
datanya. Data primer disebut juga data
Pembinaan
Pegusaha
asli atau data baru yang memiliki sifat up
Indonesia.
Angaran
to
untuk
mengalami perubahan dengan Akta No.
mendapatkan data primer yaitu peneliti
1808 tanggal 23 Desember 1996 yang
harus
dibuat di hadapan Ir. Widjono Anwari,
date.
Salah
satu
cara
mengumpulkannya
secara
langsung.
Kepala
Kantor
Kecil
Dan
Wilayah
Republik
Dasar
telah
Departemen
Data sekunder adalah data yang
Koperasi Dan Pembinaan Pengusaha Kecil
diperoleh dari berbagai sumber yang
Provinsi Jawa Timur. Sesuai dengan Pasal 4
telah
tangan
Anggaran Dasar Koperasi, ruang lingkup
kedua). Data sekunder dapat diperoleh
kegiatan usaha pengadaan dan pejualan
dari berbagai sumber seperti buku, jurnal,
kebutuhan anggota dan non anggota
laporan.
atau usaha pertokoan. Berikut adalah
Teknis Analisis Data
data identitas koperasi:
ada
(peneliti
sebagai
Yin (2013:133) menjelaskan bahwa
No. Badan Hukum: 7147/BH/II 1991
ada tiga jenis teknik analisis yang biasanya digunkan,
yaitu
penjodohan
pola,
pembuatan eksplanasi, dan analisis deret waktu. Setiap teknik dapat digunakan dalam sebuah penelitian, yang diperlukan
No. NPWP
:01.599.707.5-606.000
No. SIUP
: 503/3834.A/436.5.9.2006
Akte Pendirian : 28 Oktober 1991
662
Sunarno, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 8 Agustus 2016: 656-668; PENANGANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH MACET PADA KOPERASI PONDOK PESANTREN (KOPONTREN) XYZ
Akte Perubahan:
2. Fotokopi KTP/SIM/Paspor
1808/PAD/WK.13/5.1./XII/9
3. Fotokopi Kartu Keluarga 4. Fotokopi slip gaji
Alamat Koperasi : Jl. Arif Rahman Hakim
5. Menyerahkan agunan (bagi non
No. 32 Keputih Surabaya
anggota tetap)
Kegiatan usaha koperasi dimulai pada tahun
1991,
tahun
1995
Untuk mendukung kebenaran data yang
koperasi
diperoleh, pihak UJKS dapat melakukan
menawarkan sahamnya untuk dimiliki oleh warga
pondok
penyertaan
pesantren
modal
survei antara lain melakukan kunjungan
sebagai
koperasi,
yang
selanjutnya sebanyak 103. USP Kopontren
sebagai salah satu unit di dalam badan koperasi pondok pesantren di tangani
supermarket,
pembiayaan. dan
yang Proses
kunjungan
dapat
anggota.
Wawancara
bisa
dengan
pihak-pihak
tekait
dilakukan seperti
Untuk calon anggota dari non-warga pesantren hal pertama yang dilakukan
yang meliputi unit penjualan komputer, minimarket,
anggota
tetangga dan rekan usaha dari anggota.
staff
karyawan, begitu juga dengan unit usaha
cellular,
kepada
secara
untuk menyakini data yang diberikan oleh
Desember tahun 2007. USP Kopontren XYZ
beserta
wawancara
dilakukan beberapa kali sesuai kebutuhan
pengurus dan pengawas pada tanggal 26
manajer
langsung
wawancara
rapat koperasi, yaitu dari hasil rapat
seorang
dan
mengajukan
XYZ dibentuk berdasarkan hasil keputusan
oleh
lapangan
pihak UJKS adalah menanyakan penjamin
dan
dari pihak warga pesantren, jadi apabila
ATK&stationary
calon anggota tidak memiliki penjamin dari pihak warga pesantren maka calon
Produk USP Kopontren XYZ
anggota
tidak
dapat
mengajukan
A. Simpanan Berjangka
pembiayaan,
B. Simpanan Berencana
anggota mendapat kepercayaan dari
C. Produk Pembiayaan Murabahah
pihak manajemen pesantren, hal ini dapat
Produk
Pembiayaan
di
menjadi
USP
namun
apabila
pertimbangan
UJKS
untuk
Kopontren XYZ terbagi menjadi dua jenis,
memberikan
pembiayaan untuk modal usaha atau
pembiayaan produktif dibutuhkan nota riil
pembiayaan
anggota yang harus
pembiayaan
bersifat yang
produktif
bersifat
dan
dahulu
harus
Pada
membuktikannya.
Adapun jenis pengikatan bisa teridiri dari :
konsumtif.
1. Hak tanggungan, untuk jaminan
Pengajuan pembiayaan secara umum terlebih
pembiayaan.
calon
memenuhi
persayaratan sebagi berikut:
berupa
tanah,
hukum
UU
dengan
No.4
Tahun
dasar 1996
tanggal 9 April 1996 tentang Hak 1. Mengisi formulir pembiayaan
Tanggungan
663
Sunarno, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 8 Agustus 2016: 656-668; PENANGANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH MACET PADA KOPERASI PONDOK PESANTREN (KOPONTREN) XYZ
2. Hipotik,untuk barang
jaminan
tidak
berupa
2. Karakter dari anggota UJKS yang
selain
kurang disiplin dan menunjukan
bergerak
tanah, dasar hukum KUHP pasal
itikad kurang baik
1162
3. Adanya mutasi anggota melalui
3. Fidusia,
untuk
jaminan
berupa
program penempatan da’i
barang bergerak, dasar hukum UU No
42
tahun
1992
tentang
Jaminan Fidusia 4. Gadai,
jaminan
perniagaan
berupa
pembiayaan
yang
terkena
Pemutusan
,
tempat kerja peserta.
surat
B. Pembiayan Produktif
berharga dan logam mulia yang penguasaan
dilakukan
1. Persyaratan
oleh
pengajuan
pembiayaan yang masih longgar
koperasi dilengkapi dengan surat
dan
kuasa jual atau mencairkan, dasar
anggota yang tidak ketat
hukum KUH Perdata pasal 1152 Menurut
data
yang
disajikan
tercatat
anggota
terhadap
usaha
mengalami
anggota kerugian
yang dapat
murni bangkrut
yang
3. Musibah
mengajukan pembiayaan pada tahun
yang
dialami
oleh
anggota berupa sakit
2008 hingga 2011 banyak mengalami
Penanganan Awal Pembiayaan
kemacetan dalam kolektibilitasnya.
Murabahah Macet
Tabel 2 Perkembangan Pembiayaan Murabahah Macet Tahun 2010-2014
1. Pihak
UJKS
anggota pesan
Aset USP
Penyaluran
Pembiayaan
Kopontren
Pembiayaan
Macet
2012
Rp 1.973.000.000,-
Rp 1.358.989.109,-
Rp 220.563.000
2013
Rp 2.079.000.000,-
Rp 1.656.819.000,-
Rp 44.795.000
2014
Rp 2.400.000.000,-
Rp 2.862.790.000,-
Rp 128.964.500
Tahun
usaha
berupa penipuan atau memang
dalam rapat anggota tahunan hingga 2015
penilaian
2. Siklus
Pembiayaan Murabahah Macet
tahun
peserta
Hubungan Kerja (PHK) oleh instansi
untuk
barang
4. Adanya
akan
melalui singkat
anggota
menghubungi telepon
juga
untuk
atau
menemui
mengingatkan
waktu jatuh tempo 2. Apabila
anggota
terlambat
selama tiga hari, maka pihak UJKS akan mendatangi rumah anggota
Penyebab Pembiayaan Murabahah
atau menanyakan melalui rekan
Macet
maupun kerabat anggota untuk
A. Pembiayaan Konsumtif
melakukan konfirmasi pembayaran
1. Karakter dari anggota UJKS yang
angsuran
kurang disiplin dan menunjukan
3. Untuk anggota yang berada di
itikad kurang baik
luar
daerah
kerja
UJKS,
maka
konfrmasi dilakukan via telepon
664
Sunarno, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 8 Agustus 2016: 656-668; PENANGANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH MACET PADA KOPERASI PONDOK PESANTREN (KOPONTREN) XYZ
atau pesan singkat, serta melalui
memiliki
warga
warga pesantren
pesantren
lain
apabila
berdekatan
5. Pihak
4. Apabila
anggota
tidak
penjamin
UJKS
dari
akan
pihak
memberikan
bonus potongan margin kepada
memberikan respon selama batas
anggota
waktu toleransi yaitu tiga hari,
pelunasan pembayaran sebelum
maka pihak UJKS akan melakukan
jatuh tempo
pemberlakuan
denda
yang
melakukan
sebesar
6. Memberikan pelatihan mengenai
0.1% dari besaran angsuran per
keuangan syariah agar anggota
bulan sesuai dengan Fatwa DSN-
paham terhadap akad-akad yang
MUI No. 17/DSN-MUI/IX/2000
digunakan
Strategi Penanganan Pembiayaan
yang
Murabahah Macet
belah pihak
A. Tindakan Preventif 1. UJKS
beserta
harus
konsekuensi
ditanggung
kedua
B. Tindakan Kuratif
memberikan
syarat
ketat
1. UJKS
menerapkan
kepada calon anggota sebelum
Menteri
mengajukan
baik
Usaha Kecil Dan Menengah Nomor
yang bersifat konsumtif maupun
35.2 /Per/M.KUKM/X/2007 namun
produktif
hanya menerapkan
2. Calon
pembiayaan,
anggota
yang
bukan
tetap
koperasi
selain
anggota
Negara
Peraturan
Koperasi dan
a. Rescheduling tindakan ini dipilih ketika anggota
harus mendapat persetujuan dari
pembiayaan
bagian
pondok
memiliki kemampuan membayar
pesantren juga harus mendapat
namun membutuhkan tambahan
persetujuan dari ketua unit usaha
waktu
pondok pesantren terkait rekam
kewajibannya.
jejak keuangan calon anggota.
kembali juga diatur dalam Fatwa
3. Untuk
keuangan
anggota
mengajukan
tetap
yang
diharuskan
pemotongan
melunasi Penjadwalan
Syari’ah
Nasional
tindakan
ini
sebagai
pengganti
anggota
pembiayaan
ketidakmampuan
membayar
tidak
kewajiban
mengalami
kewajiban
kemacetan pesantren
sanggup dan
memindahkan
4. Untuk calon anggota diluar warga pondok
No.
b. Reconditioning
SHU
apabila
masih
48/DSN-MUI/II/2005
menyetujui
kesepakatan
untuk
Dewan
pembiayaan
macet
dipilih
memilih kewajiban
c. Write Off atau hapus buku
665
macet
menyelesaikan
pihak ketiga.
diharuskan
apabila
untuk ke
Sunarno, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 8 Agustus 2016: 656-668; PENANGANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH MACET PADA KOPERASI PONDOK PESANTREN (KOPONTREN) XYZ
anggota
pembiayaan
macet
spesifikikasi sesuai permintaan ditambah
dihapuskan tagihannya dari akad
dengan margin 20%. Dapat juga saat
murabahah
kolektibilitas
pengadaan barang, calon anggota ikut
macet telah melebihi batas waktu
serta dalam transaksi antara pihak UJKS
selama
dan
ketika
tiga
tahun.
Sehingga
pihak
pemilik
barang
pinjaman tanpa margin sampai
didapatkan pihak UJKS, maka pihak UJKS
kewajibannya
berakhir.
akan menggunakan aka murabahah bil
sama
halnya
wakalah kepada calon anggota agar
mengubah
akad
calon anggota mewakili pihak UJKS untuk
ini
dengan
pembiayaan
muraabahah
memberi
menjadi akad pinjaman qardh
dimaksud
Apabila
anggota hanya membayar pokok
Keputusan
yang
barang.
barang
Pembiayaan
sulit
yang
untuk
diperlukan.
murabahah
yang
berorientasi pada modal usaha produktif 2. Pihak
UJKS
tidak
melakukan
pada
pelaksanaanya
menggunakan
tindakan eksekusi jaminan, hanya
akad murabahah bil wakalah dengan
menahan
anggota
tujuan memudahkan pengadaan barang
menyelesaikan
yang diperlukan, sebab barang yang
hingga
jaminan
anggota
kewajibannya
diperlukan olah calon anggota bervariasi dan banyak sehingga menyulitkan pihak
V. SIMPULAN
UJKS dalam pengadaannya.
USP Kopontren XYZ merupakan unit
USP
usaha yang tergolong baru yang dimiliki
luar
Kopontren XYZ sudah dihadapkan pada
pembiayaan
XYZ
melayani
murabahah
untuk
pihak UJKS sebagai langkah preventif dalam mengurangi tingkat kolektibilitas macet.
utuh apabila unit usaha milik koperasi
XYZ
juga
Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
maka pihak UJKS akan mengadakan diperlukan
Kopontren
jenis kolektibilitas pada Peraturan Menteri
barang yang perlukan calon anggota yang
USP
berpedoman dalam hal pengklasifikasian
diperlukan,
sedangkan apabila koperasi tidak memiliki
barang
ingin
pejabat koperasi. Tindakan ini dilakukan
menerapkan akad murabahah secara yang
yang
atau telah mendapat rekomendasi dari
produktif. Untuk pembiayaan konsumtif,
barang
pesantren
penjamin dari warga pondok pesantren
kebutuhan konsumtif dan modal usaha
memiliki
pondok
mengajukan maka diwajibkan memiliki
permasalahan pembiayaan murabahah Kopontren
hanya
pondok pesantren, apabila ada warga di
badan hukum belum lama beroperasi, USP
USP
XYZ
melayani pembiayaan dari internal warga
oleh pihak koperasi. Meskipun secara
macet.
Kopontren
Republik
Indonesia
35.3/Per/M.KUKM/X/2007
dengan
namun
Nomor: pihak
UJKS memiliki hitungan jumlah hari sendiri
666
Sunarno, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 8 Agustus 2016: 656-668; PENANGANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH MACET PADA KOPERASI PONDOK PESANTREN (KOPONTREN) XYZ
untuk mengklasifikasikan jenis kolektibilitas.
anggota
Pada
pelunasan pembayaran sebelum
kolektibilitas
macet
Peraturan
Menteri KUKM memberikan batasan lebih namun
USP
Kopontren
7. Pihak
XYZ
dana
pembiayaan
anggota
UJKS dalam mencegah dan menangani terlebih
dahulu
pembiayaan
antar personal, hal ini ditujukan agar selain terjadi
Kopontren
koperasi
melalui
macet
diawali dengan tindakan kekeluargaan
murabahah macet dilakukan oleh USP XYZ
dan
dan
pencegahan terhadap
syariah
Semua tindakan yang dilakukan pihak
yang
pembiayaan
penanganan
jaminan
pengembangan bisnis
bermasalah. Tindakan
terhadap
keuangan
singkat, serta untuk segera memberikan kepada
melakukan
8. Memberikan pelatihan mengenai
dapat dikendalikan dalam waktu yang
tindakan
tidak
anggota pembiayaan
masuk kategori macet. Hal ini ditetapkan perputaran
UJKS
eksekusi
menjadikannya lebih dari 180 hari sudah
agar
melakukan
jatuh tempo
dari 210 hari tunggakan dapat dikatakan macet,
yang
beberapa
hal
hubungan dan
yang
baik
anggota, juga
antara sebagai
sarana dakwah.
berikut,
DAFTAR PUSTAKA
1. Memberikan persyaratan ketat 2. Untuk
karyawan
pondok
atau
pesantren
mendapat bagian
warga
Al-Quran
diwajibkan
rekomendasi keuangan
Antonio, Muhammad Syafi'i. 2007. Bank
pondok
Syariah Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Gema Insani
3. Melakukan pemotongan Sisa Hasil
Azis, Amin. 2008. Tata Cara Pendirian BMT.
Usaha (SHU) bagi anggota tetap
Jakarta: PKES Publishing
4. Mengharuskan memiliki penjamin pihak
karyawan
Badri, Muhammad Arifin Bin. 2008. Sifat
pondok
Perniagaan Nabi. Bogor: Darul Ilmi
pesantren atau anggota tetap koperasi
bagi
calon
Publishing
anggota
Buchori, Nur S. 2009. Koperasi Syariah.
selain warga pondok pesantren 5. Menerapkan Peraturan
Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka
Menteri
Idroes, Ferry N. 2008. Manajemen Risiko
Negara Koperasi dan Usaha Kecil Dan
Menengah
Nomor
Perbankan: Pemahaman Pendekatan 3
35.2
Pilar Kesepakatan Base II Terkait Aplikasi
/Per/M.KUKM/X/2007 6. Pihak
UJKS
akan
Terjemahannya.
Departemen Agama RI
dari
pesantren
dari
Dan
Regulasi dan Pelaksanaan di Indoensia.
memberikan
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
bonus potongan margin kepada
667
Sunarno, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 8 Agustus 2016: 656-668; PENANGANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH MACET PADA KOPERASI PONDOK PESANTREN (KOPONTREN) XYZ
Iska, Syukri. 2012. Sistem Perbankan Syariah
(online) www.depkop.go.id , diakses
Di Indonesia. Yogyakarta: Fajar Media
pada 29 Mei 2015
Press
Moleong, Lexy J. 2011. Metode Penelitian
Karim, Adiwarman A. 2006. Bank Islam
Kualitatif.
Analisis Fiqih dan Keuangan. Depok:
Rustam, Bambang R. 2013. Manajemen
Kasidi. 2010. Manajemen Risiko. Bogor:
Risiko Perbankan Syariah di Indonesia.
Penerbit Ghalia Indonesia
Jakarta: Salemba Empat
Keputusan Menteri Negara Koperasi Dan
Wahyudi, Imam, dkk. 2013. Manajemen Risiko Bank Islam. Jakarta: Salemba Empat
Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia
Nomor
91/Kep/M.KUKM/IX/2004.
:
Yin, Robert K. 2013. Studi Kasus Desain & Metode. Depok: Rajawali Pers
Tentang
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Referensi online:
Koperasi Jasa Keuangan Syariah
http://www.bi.go.id/id/Kamus.aspx?id=L
Kusmiyati, Asmi Nur Siwi. 2007. Risiko Akad
http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/kb
Dalam Pembiayaan Murabahah Pada Di
Yogyakarta
(Dari
Teori
bi/Index.php
Ke
Terapan). Jurnal Ekonomi Islam La Riba Vol.1 No.1 Juli 2007 Nawawi,
Ismail.
2009.
Ekonomi
Kelembagaan Syariah: Dalam Pusaran Perekonomian Global Sebuah Tuntutan dan
Realitas.
Surabaya:
CV.Putra
Media Nusantara Nazir,
Moh.
2011.
Metode
Penelitian.
Jakarta: Ghalia Indonesia Nurhayati, Sri dan Wasilah. 2009. Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat Menteri
Negara
Koperasi Dan Usaha
Kecil Dan Menengah. 2007. Peraturan Nomor:
35.2
Tentang
Jasa Jasa
/Per/M.KUKM/X/2007.
Pedoman
Operasional
PT.Remaja
Rosdakarya
Rajawali Pers
BMT
Bandung:
Manajemen
Keuangan Syariah Keuangan
Syariah
Standar Koperasi Dan
Unit
Koperasi.
668