PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR EKONOMI PRIMER, SEKTOR EKONOMI SEKUNDER, DAN SEKTOR EKONOMI TERSIER TERHADAP NON PERFORMING FINANCING (NPF) PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2015 (MARET)1) Imro Atul Mufidah Program Studi S1 Ekonomi Islam-Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Airlangga Email :
[email protected] Fatin Fadhilah Hasib Departemen Ekonomi Syariah-Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Airlangga Email :
[email protected] ABSTRACT: The purpose of this study is to find out the influence of financing primary sector, secondary sector, and tertiary sector toward Non Performing Financing (NPF) of Islamic Banking In Indonesia. Quantitative approach applied in this study as a research method. Furthermore, a technique of data analysis used is multiple linier regression to analyse the impact of independent variable toward dependent variable. The independent variable are financing primary sector, secondary sector, and tertiary sector. Meanwhile, NPF is the dependent variable. The result of the study shows that financing partially in primary sector influenced NPF significantly. Whereas, partially secondary sector and tertiary sector did not influence significantly to NPF. The result of simultance test indicated that the growth of financing primary sector, secondary sector, and tertiary sector influenced significantly to NPF of islamic banking. Keywords: Islamic Banking, NPF, Financing Economic Sector, Financing Primary Sector, Financing Secondary Sector, Financing Tertiary Sector. I. PENDAHULUAN Bank aktivitasnya
dalam berfungsi
˴ ِ ϣϪ ˴ϓ ͉ ˯˴Ը ϱ ά˶ϟ˶ϭ Ϡ ϯԻή˴˵Ϙϟِ ԼϞ˶ ϫِ ˴ Ϧ˶ ٕ ˶ϟ˶Ϯγ˵ έ ϋ˴ ˵Լ Ύ Ը Ύ ϣ ˶͉Ϡ ˶˴ϓ ͉ ϟ˶ϭ ͉ ˴ ϰԻ˴Ϡ ˴ ϝ˶ Ϯγ˵ ήϠ ˴Ϫ ۢ ۡ ۡ ۡ ٰ َ َ ٰ ُ ُ ۡ َ ۡ َﺴﺒِﯿ ِﻞ ﻛ َۡﻲ ﻻ ﯾَﻜﻮنَ دُوﻟﺔ ﺑَﯿﻦ ِﯿﻦ َوٱﺑ ِﻦ ٱﻟ ﱠ َ ٱﻟﻘ ۡﺮﺑَ ٰﻰ َوٱﻟﯿَﺘ َ َﻤ ٰﻰ َوٱﻟ َﻤ ِ ﺴﻜ
menjalankan
sebagai
lembaga
ْﻋ ۡﻨﮫُ ﻓَﭑﻧﺘ َ ُﮭﻮ ۚا ُ ٱﻟﺮ ۡٱﻷ َ ۡﻏﻨِﯿَﺎٓءِ ﻣِ ﻨ ُﻜ ۡۚﻢ َو َﻣﺎ ٓ َءاﺗ َﯨٰ ُﻜ ُﻢ ﱠ َ ﺳﻮ ُل ﻓَ ُﺨﺬُوهُ َو َﻣﺎ ﻧَ َﮭﯨٰ ُﻜ ۡﻢ ˸ ͉م ˴Ϙό˶ϟِ Լ ͉ ٧ Ώ ˵Ϊϳ˶Ϊη˴ ϥ͉ ·˶ Ϯ˵Ϙ͉ΗԼϭ˴ ˶Ύ ˴Լ ˴Լ
intermediasi (financial intermediary), yaitu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara
pihak
yang
kelebihan
Apa saja harta rampasan (fa’il) yang diberikan Allah kepada rasul-Nya yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, rasul, kerabat rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan hanya beredar diantara kamu. Apa yang diberikan rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarang bagimu maka tinggalkanlah, bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya (Departemen Agama, 2010:1118).
dana
dengan pihak yang kekurangan dana. Harta memiliki fungsi ekonomis yang harus senantiasa
diberdayakan
agar
aktifitas
ekonomi berjalan sehat. Maka harta harus berputar
dan
bergerak
di
kalangan
masyarakat, baik dalam bentuk konsumsi atau
investasi
Sebagaimana
(Dendawijaya, dijelaskan
2005:15).
secara
tersirat
pada Al-Qur’an Surat Al-Hasyr Ayat 7:
1)Jurnal
ini merupakan bagian dari skripsi dari Imro Atul Mufidah. NIM 041114133, yang diuji pada 10 Februari 2016
402
Mufidah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 5 Mei 2016: 402-417; PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR EKONOMI PRIMER, SEKTOR EKONOMI SEKUNDER, DAN SEKTOR EKONOMI TERSIER TERHADAP NON PERFORMING FINANCING (NPF) PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2015 (MARET)
Maksud ayat diatas menjelaskan
dimana risiko investasinya ditanggung oleh
agar harta itu tidak hanya berputar pada
para pemilik dana secara bersamaan. Pada
lingkungan tertentu saja dari orang-orang
bank
kaya (kelebihan dana), tetapi tersebar
menggunakan sistem bunga atau riba.
pada
berbagai
pihak
sehingga
konvensional, Penyaluran
pembiayaan
pembiayaan
bank
manfaatnya juga dirasakan oleh banyak
syariah kepada masyarakat harus benar-
pihak, dan harta (dana) dapat didistribusi
benar selektif dalam menjalankan prinsip
secara merata.
kehati-hatian. Hal ini dimaksudkan agar
Fungsi
bank
sebagai
lembaga
bank syariah dapat meminimalisir risiko yang
intermediary, juga menjadikan bank syariah
akan
ikut berperan aktif dalam mengembangkan
bermasalah. Pembiayaan bermasalah atau
dunia usaha, serta membantu memenuhi
yang dikenal dengan kredit macet terjadi
kebutuhan
modal
apabila
menengah,
dan
bagi
dihadapi,
kecil,
ataupun
juga
kembali cicilan pokok dan atau bunga dari
koperasi melalui produk pembiayaannya.
pembiayaan yang diberikan (Muhammad,
Pembiayaan
2002:310).
perbankan
syariah
harus
tersedia untuk meningkatkan kesempatan
tidak
pembiayaan
usaha
besar
bank
misalnya
Pembiayaan
bisa
memperoleh
bermasalah
dalam
kerja dan kesejahteraan ekonomi sesuai
dunia perbankan syariah dikenal dengan
dengan nilai-nilai Islam. Pembiayaan yang
Non
disalurkan harus dapat dinikmati oleh para
merupakan
pengusaha yang bergerak di berbagai
jumlah
bidang
kesempatan
bermasalah dengan jumlah pembiayaan
kerja, menunjang produksi dan distribusi
yang telah disalurkan bank syariah. Semakin
barang dan jasa dalam rangka untuk
tinggi NPF, maka semakin tidak sehat bank
memenuhi kebutuhan masyarakat yang
tersebut.
untuk
didasari
oleh
menunjang
prinsip
tolong
menolong
rasio
Financing
(NPF).
perbandingan
pembiayaan
yang
NPF
antara dinilai
Pembiayaan sektor ekonomi juga
dalam kebaikan. Pembiayaan
Performing
tidak lepas dari terjadinya risiko. Pada Tabel syariah
1 memperlihatkan bahwa pembiayaan non
dengan
lancar pada pembiayaan sektor ekonomi
konvensional.
meningkat seiring dengan meningkatnya
Pembiayaan pada bank syariah, dana
pembiayaan pada sektor ekonomi. Selain
masyarakat yang digunakan tidak bersifat
itu,
sebagai utang bank, tetapi dana titipan
meningkatnya pembiayaan berpengaruh
dan
positif terhadap pembiayaan non lancar
memiliki
pada
perbedaan
pembiayaan
bank
pada
bertindak
bank
prinsip bank
sebagai
manajer
403
dapat
disimpulkan
bahwa
Mufidah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 5 Mei 2016: 402-417; PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR EKONOMI PRIMER, SEKTOR EKONOMI SEKUNDER, DAN SEKTOR EKONOMI TERSIER TERHADAP NON PERFORMING FINANCING (NPF) PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2015 (MARET)
yang
berimbas
pada
tingkat
NPF
pertumbuhan
pembiayaan
yang
perbankan syariah. Hal ini diperkuat pada
berpengaruh terhadap NPF hanya sektor
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
ekonomi primer dan tersier, sedangkan pada
Mohammad
Nasih
(2013)
sektor ekonomi sekunder tidak. Sedangkan
menyimpulkan
bahwa
naiknya
pembiayaan
berpengaruh
yang tingkat
penelitian
terhadap
Taufiqurrahman
pertumbuhan NPF.
yang
dilakukan
(2008),
oleh
menghasilkan
kesimpulan seluruh sektor ekonomi secara
Tabel 1. Pembiayaan Non Lancar Bank Umum Syariah Berdasarkan Pembiayaan Sektor Ekonomi Tahun 2010 – Maret 2015 (dalam satuan milyar) Sektor Ekonomi
lainnya
2013
simultan
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap NPF. Secara parsial, hanya sektor sekunder yang berpengaruh terhadap NPF. Kedua penelitian tersebut memiliki hasil penelitian yang berbeda, terutama
2014
2015 (Maret) 404 471
pada
1. Pertanian, 166 Kehutanan & Sarana Pertanian 2. Pertambangan 21 439 496 3. Perindustrian 256 524 630 4. Listrik, Gas dan Air 10 395 395 5. Konstruksi 405 854 878 6. Perdagangan, 604 1.536 1.592 Restoran dan Hotel 7. Pengangkutan, 314 837 1.102 Pergudangan & Komunikasi 8. Jasa Dunia Usaha 1.286 1.899 2.010 9. Jasa Sosial / 205 585 718 Masyarakat 10. Lain-lain 1.559 1.159 1.358 Total 4.828 8.632 9.650 Sumber: OJK, Statistik Perbankan Syariah (SPS), Maret 2015
pengaruh
secara
parsial
antara
variabel independen dalam memengaruhi variabel
dependen,
dilakukan
penelitian
sehingga lebih
perlu
lanjut
untuk
membuktikan pengaruh secara parsial dan simultan
pembiayaan
sektor
ekonomi
terhadap NPF pada bank umum syariah periode Januari 2012 sampai Maret 2015. Berdasarkan dijelaskan,
uraian
maka
yang
telah
peneliti
dapat
merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Apakah pembiayaan pada ketiga sektor primer,
Pembiayaan sektor ekonomi yang
ekonomi sektor
(sektor
ekonomi
ekonomi
sekunder,
terus meningkat setiap tahunnya memberi
dan sektor ekonomi tersier) secara
pengaruh terhadap pertumbuhan NPF, dan
simultan
diperkuat oleh penelitian yang dilakukan M.
tingkat
Hasan Basori (2009) bahwa pertumbuhan
(NPF) pada Bank Umum Syariah di
seluruh pembiayaan sektor ekonomi secara
Indonesia periode 2012-2015?
simultan pertumbuhan
berpengaruh NPF.
Secara
berpengaruh pembiayaan
terhadap bermasalah
2. Apakah pembiayaan pada ketiga
terhadap
sektor
parsial,
404
ekonomi
(sektor
ekonomi
Mufidah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 5 Mei 2016: 402-417; PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR EKONOMI PRIMER, SEKTOR EKONOMI SEKUNDER, DAN SEKTOR EKONOMI TERSIER TERHADAP NON PERFORMING FINANCING (NPF) PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2015 (MARET)
primer,
sektor
ekonomi
sekunder,
memanfaatkan
kelebihan
dan sektor ekonomi tersier) secara
sehingga
parsial
mengantisipasi berbagai kemungkinan risiko
berpengaruh
tingkat
pembiayaan
terhadap bermasalah
kurang
likuiditas,
cermat
dalam
usaha yang dibiayai.
(NPF) pada Bank Umum Syariah di
Risiko kredit macet dalam dunia
Indonesia periode 2012–2015?
perbankan dikenal dengan non performing
Adapun tujuan penelitian ini adalah
loans (NPL) atau pada bank syariah lebih
Untuk mengetahui pembiayaan pada tiga
dikenal dengan non performing financing
sektor ekonomi secara simultan dan parsial
(NPF).
berpengaruh terhadap tingkat pembiayaan
dihitung dari perbandingan antara kredit
bermasalah (NPF) Bank Umum Syariah di
macet
Indonesia periode 2012–2015.
pemberian
II. LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN
2007:4).
HIPOTESIS
Risiko kredit macet dapat dijumpai pada
Aktifitas bisnis pada perbankan akan
Besar
angka
atau
NPL
bermasalah kredit
maupun
dengan
perbankan
NPF
total
(Anshori,
semua jenis pembiayaan yang disalurkan
selalu berhadapan dengan risiko. Jenis
bank
resiko yang berhubungan dengan bisnis
pembiayaan berdasarkan sektor ekonomi,
perbankan
ditunjukkan pada grafik 2.1 sebagai berikut.
diantaranya
adalah
risiko
syariah,
termasuk
pula
pada
likuiditas (liquidity risk), risiko tingkat bunga (interest rate risk), risiko nilai tukar valuta
10 0
asing (foreign exchange rate risk), risiko
2010
operasional (operational risk), dan risiko
2011
2012
2013
2014
kredit (credit risk) (Muhammad, 2002:309). Risiko kredit juga merupakan risiko
pembiayaannon lancar sektor…
besar yang dihadapi perbankan, termasuk pula
perbankan
syariah.
Sumber: OJK, Statistik Perbankan Indonesia (SPI), Maret 2015 Gambar 1. Pertumbuhan Pembiayaan Non Lancar Sektor Ekonomi dan NPF Periode 2010 – Maret 2015
Menurut
Muhammad (2002:310), risiko kredit muncul apabila bank tidak memperoleh cicilan pokok dan atau bunga dari pinjaman yang diberikannya atau investasi yang sedang
Kredit macet atau pembiayaan non
dilakukannya. Penyebab utama terjadinya lancar
risiko kredit adalah terlalu mudahnya bank memberikan investasi
pinjaman
karena
terlalu
atau
sektor
ekonomi
disetiap
tahunnya terus meningkat, dan puncak
melakukan
dituntut
pada
tertinggi periode Januari 2010 sampai Maret
untuk
2014 terjadi pada Maret 2015 sebesar 9.654
405
Mufidah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 5 Mei 2016: 402-417; PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR EKONOMI PRIMER, SEKTOR EKONOMI SEKUNDER, DAN SEKTOR EKONOMI TERSIER TERHADAP NON PERFORMING FINANCING (NPF) PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2015 (MARET)
milyar rupiah. Besar pembiayaan non lancar juga
turut
mempengaruhi
2. Variabel terikat (variabel dependen)
semakin
yaitu:
meningkatnya total NPF, walaupun tinggi nilai
NPF
sampai
pada
Maret
Performing
Financing
pada Bank Umum Syariah (Y) DEFINISI OPERASIONAL
masih
dibawah 5%, yaitu sebesar 4,81%.
1. Non Performing Financing (NPF)
III. METODE PENELITIAN Pendekatan
Non
Pembiayaan bermasalah atau Non penelitian
yang
Performing Financing (NPF) menunjukkan
digunakan dalam penelitian ini merupakan
kemampuan
pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menitik
mengelola pembiayaan bermasalah yang
beratkan pada pendekatan secara empiris
diberikan bank. Variabel NPF merupakan
dengan menggunakan statistik inferensial
variabel dependen dalam penelitian ini.
parametik.
parametik
Data NPF bersumber dari Statistik Perbankan
artinya setelah data dikumpulkan, maka
Syariah (Rasio Keuangan pada Bank Umum
dilakukan berbagai metode statistik untuk
Syariah) periode Januari 2010-Maret 2015
menganalisa
yang berjumlah 39 data. NPF diperoleh
Statistik
inferensial
data
dan
kemudian
manajemen
dalam
menginterpretasikan hasil analisa tersebut
dengan
dengan memakai skala rasio. Skala rasio
pembiayaan non lancar (KL, D, M) dengan
merupakan
total pembiayaan.
skala
dimana
angka
mempunyai makna yang sesungguhnya (0)
ini
diperlukan
perhitungan
dan
sebagai
pengukuran
penelitian
dasar
sektor,
objek
kehutanan, sarana pertanian dan sektor
variabel-
sektor
bebas
ekonomi
Variabel
pertanian,
pembiayaan
sektor ekonomi primer merupakan variabel
variabel yang digunakan sebagai berikut: 1. Variabel
yaitu
pertambangan. ini
antara
Sektor ekonomi ini terdiri dari dua
penelitian (Sujoko, 2004:18). Dalam
membandingkan
2. Pembiayaan Sektor Ekonomi Primer
(Santoso, 2000:4). Dalam skala rasio, angka nol
cara
bank
independen dalam penelitian ini. Data
(variabel
pembiayaan
sektor
ekonomi
primer
independen) yang dibagi menjadi
bersumber dari Statistik Perbankan Syariah
tiga
(Rasio Keuangan pada Bank Umum Syariah)
variabel, yaitu: Pembiayaan
Sektor
Ekonomi
Pembiayaan Sekunder ( Tersier (
Primer
Sektor
(
),
periode
Januari
2010-Maret
2015
yang
berjumlah 63 data.
Ekonomi
3. Pembiayaan Sektor Ekonomi Sekunder
), Pembiayaan Sektor
Sektor ekonomi ini terdiri atas tiga
.
406
sektor, yaitu
industri; sektor listrik, air dan
gas;
sektor
serta
konstruksi.
Variabel
Mufidah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 5 Mei 2016: 402-417; PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR EKONOMI PRIMER, SEKTOR EKONOMI SEKUNDER, DAN SEKTOR EKONOMI TERSIER TERHADAP NON PERFORMING FINANCING (NPF) PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2015 (MARET)
pembiayaan
sektor
ekonomi
sekunder
(Rasio
Keuangan
pada
Bank
Umum
merupakan variabel independen dalam
Syariah) periode Januari 2010-Maret 2015.
penelitian ini. Data pembiayaan sektor
Prosedur Pengumpulan Data
ekonomi sekunder bersumber dari Statistik
Prosedur
pengumpulan
data
Perbankan Syariah (Rasio Keuangan pada
dilakukan melalui studi pustaka dengan
Bank Umum Syariah) periode Januari 2010-
mengkaji
Maret 2015 yang berjumlah 63 data.
makalah, dan sumber-sumber lainnya yang
4. Pembiayaan Sektor Tersier
berkaitan
buku-buku
dengan
literatur,
penelitian.
jurnal,
Hal
itu,
Sektor ekonomi tersier ini terdiri atas
dengan tujuan untuk memperoleh landasan
sektor,
teoritis
lima
yang
meliputi
sektor
secara
komprehensif
(mudah
perdagangan, restoran, dan hotel; sektor
diterima atau dipahami) terkait industri
pengangkutan, pergudangan, komunikasi;
perbankan syariah.
sektor jasa dunia usaha; sektor jasa sosial;
Teknik Analisis
dan sektor lain-lain. Variabel pembiayaan
Teknik
analisis
yang
digunakan
sektor ekonomi tersier merupakan variabel
dalam penelitian ini adalah regresi linier
independen dalam penelitian ini. Data
berganda dengan time series. Teknik analisis
pembiayaan
ini
sektor
ekonomi
tersier
juga
digunakan
memperoleh
bersumber dari Statistik Perbankan Syariah
informasi
(Rasio Keuangan pada Bank Umum Syariah)
ada atau tidaknya pengaruh pembiayaan
periode
sektor ekonomi primer, sekunder, tersier
Januari
2010-Maret
2015
yang
dalam
untuk
mengetahui
pengaruh,
berjumlah 63 data.
terhadap NPF pada bank umum syariah.
Jenis dan Sumber Data
Adapun
alat
adalah
analisis
Dalam melaksanakan penelitian ini,
analisis regresi
yang
digunakan
linier
berganda,
data yang dipergunakan adalah data
dengan melakukan uji linieritas terlebih
sekunder yang berupa rasio keuangan
dahulu kemudian melakukan uji asumsi
pada Bank Umum Syariah. Data yang
klasik.
dipergunakan
dalam
penelitian
ini
merupakan data sekunder yang diperoleh dari Statistik Perbankan Syariah (SPS). Data tersebut diterbitkan dalam website resmi Bank Indonesia dan website resmi Otoritas Jasa
Keuangan
(OJK).
Periode
data
menggunakan Statistik Perbankan Syariah
407
Mufidah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 5 Mei 2016: 402-417; PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR EKONOMI PRIMER, SEKTOR EKONOMI SEKUNDER, DAN SEKTOR EKONOMI TERSIER TERHADAP NON PERFORMING FINANCING (NPF) PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2015 (MARET)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
k: banyak parameter dalam persamaan baru (NPF + 3 variabel bebas + Dfitt = 5)
Tabel 2. Uji Linieritas dengan Remsey Test
n: banyak sampel penelitian (63) Dari angka di atas dihitung nilai F
Summarryb
Model R R Adj. Std. Error DurbinSquare R Of the Watson Square Estimate .484a .235 .196 .09181 2.222 Sumber: hasil olahan SPSS Statistic version 20
untuk Ramsey Test sebagai berikut: F= F = 39,61 F Tabel adalah F table dengan df1 = k (4) ; df2 = n-k-1 (57)
a. Predictors: (Constant), Pembiayaan Sektor Tersier, Pembiayaan Sektor Sekunder, Pembiayaan Sektor Primer b. Dependent Variable: LN NPF
F hitung Ramsey 31,61 > F table 2,534 maka dapat disimpulkan bahwa asumsi linieritas regresi sudah dapat dipenuhi.
Old Regression
Tabel 4 Uji Normalitas dengan KolmogrovSmirnov test One-Sample Kolmogrov Smirnov Test
Tabel 3. Uji Linieritas dengan Remsey Test New Regression Model Summary R R Adjusted Std. Error of Square R Square the Estimate .927a .759 .850 .06783705 Sumber: hasil olahan SPSS Statistic version 20
N Normal Parametersa,b
Mean
Unstandardized Residual 63 .0000000000000 5
Std. .08955823 Deviation Absolute .133 Most Extreme Positive .133 Differences Negative -.119 Kolmogorov-Smirnov Z 1.056 Asymp. Sig. (2-tailed) .214 Sumber: hasil olahan SPSS Statistic version 20 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
a. Predictors: (Constant), Pembiayaan Sektor Tersier, Pembiayaan Sektor Sekunder, DFFIT, Pembiayaan Sektor Primer Dari tabel tersebut dapat diketahui hasil regresi DFitt dihasilkan nilai R Square (R Square New) sebesar 0,759 dan hasil regresi awal dihasilkan nilai R Square (R Square Old)
Berdasarkan hasil pengujian di atas,
sebesar 0,235.
diketahui bahwa nilai signifikansi dari statistik
Ramsey Test dihitung dengan rumus:
uji Kolmogrov-Smirnov adalah sebesar 0,214. Nilai tersebut lebih besar dari α = 0,05, sehingga dapat dapat disimpulkan bahwa data yang diuji berdistribusi normal.
Keterangan: m:
banyak
variabel
bebas
yang
dimasukkan (3 variabel bebas + DFitt = 4)
408
Mufidah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 5 Mei 2016: 402-417; PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR EKONOMI PRIMER, SEKTOR EKONOMI SEKUNDER, DAN SEKTOR EKONOMI TERSIER TERHADAP NON PERFORMING FINANCING (NPF) PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2015 (MARET)
Tabel 5. Uji Multikolinearitas coefficientsa Model Collinearity Statistics Tolerance VIF (Constant) Pembiayaan .762 1.312 Sektor Primer 1 Pembiayaan .780 1.282 Sektor Sekunder Pembiayaan .974 1.027 Sektor Tersier Sumber: hasil olahan SPSS Statistic version 20 a. Dependent Variable : NPF
dapat
dikatakan
bahwa
asumsi
non-
autokorelasi terpenuhi. Tabel 6. Uji Autokorelasi dengan Durbin Watson Model Summaryb R R Square Adj R Std. Error Durbin Square of the Watson Estimate .484a .235 .196 .09181 2.222 Sumber: hasil olahan SPSS Statistic version 20 a. Predictors: (Constant), Pembiayaan Sektor Primer, Pembiayaan Sektor Sekunder, Pembiayaan Sektor Tersier b. Dependent Variabel: LN NPF
Dari tabel uji multikolinearitas di atas,
6
Regression Studentized Residual
dapat dilihat nilai VIF sektor primer 1,312 dan tolerance value sebesar 0,762, nilai VIF sektor sekunder 1,282 dan tolerance value 0,780, nilai VIF sektor tersier 1,027 dan tolerance value 0,974, Sehingga dapat disimpulkan bahwa antara sektor primer,
4
2
0
-2
-4
sektor sekunder, dan sektor tersier tidak terdapat
multikolinearitas
karena
-2
-1
0
1
2
3
4
Regression Standardized Predicted Value
nilai
Gambar 2. Output Grafik Scatterrplot
VIF<10, dan tolerance value > 0,1. Nilai dL dan dU dapat dilihat pada tabel Durbin Waston, yaitu nilai dL ; dU ; α ; n
Output
grafik
Scatterplot
; (k – 1). Keterangan: n adalah jumlah
menunjukkan bahwa titik-titik menyebar di
sampel, k adalah jumlah variabel, dan α
atas dan di bawah atau di sekitar 0, titik-titik
adalah taraf signifikan. Dari tabel Durbin
data tidak mengumpul hanya di atas atau
Waston didapat dL = 1,4943 dan DU =
di bawah saja. Hal ini juga diperkuat
1,6932.
dengan
Dari
tabel
model
summary
uji
glejser
yang
menunjukkan
didapatkan nilai Durbin Watson sebesar
bahwa nilai signifikansi t regresi glejser untuk
2,222 dan nilai tersebut berada dalam
semua variabel bebas sudah lebih besar
rentang dU < d < 4 – dU yaitu 1,6932 < 2,222
dari 0,05. Maka dapat disimpulkan tidak
< 2,3068 sehingga dapat diputuskan untuk
terjadi heteroskedastisitas.
menerima
H 0,
dan
dapat
disimpulkan
bahwa tidak terdapat autokorelasi, atau
409
Mufidah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 5 Mei 2016: 402-417; PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR EKONOMI PRIMER, SEKTOR EKONOMI SEKUNDER, DAN SEKTOR EKONOMI TERSIER TERHADAP NON PERFORMING FINANCING (NPF) PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2015 (MARET)
Tabel 7. Uji Heteroskedatisitas Coefficientsa UnstanStanddardized ardized Coefficients Coefficie nts B Std. Beta Error
oleh faktor-faktor lain diluar variabel yg diteliti. T
Tabel 9. Analisis Regresi Linier Berganda Variabel Unstandardized Keterangan Coefficients (β) Konstanta 0,410 Merupakan Intersep Sektor 0,885 Bernilai positif Primer Sektor 0,002 Bernilai positif Sekunder Sektor Tersier -0,799 Bernilai negative Sumber: hasil olahan SPSS Statistic version 20
Sig.
(Consan .048 .015 3.263 .002 t) Pembia yaan .212 .195 .158 1.086 .282 Sektor Primer Pembia yaan Sektor .175 .240 .105 .729 .469 Sekund er Pembia yaan .008 .423 .003 .020 .984 Sektor Tersier Sumber: hasil olahan SPSS Statistic version 20 a. Dependent Variable: Absolut Residual
Berdasarkan nilai β pada tabel di atas, maka persamaan untuk regresi linier berganda dalam penelitian ini dapat ditulis sebagai berikut: NPF = 0,410 + 0,885X1 + 0,002X2 + -0,799X3 Interpretasi model persamaan: 1. Mengasumsikan sektor
Tabel 8. Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Multipel Model Summaryb R R Adjusted Std.Error Durbin Square R of the Watson Square Estimate .484a .235 .196 .09181 2.222 Sumber: hasil olahan SPSS Statistic version 20 a. Predictors: (Constant), Pembiayaan Sektor Primer, Pembiayaan Sektor Sekunder, Pembiayaan Sektor Tersier b. Dependent Variabel: LN NPF
bahwa
sekunder
dan
pengaruh
sektor
tersier
konstan, maka kenaikan 1 unit sektor primer
dan
sektor
tersier
akan
menyebabkan kenaikan 0,885 unit NPF. Nilai
positif
pada
sektor
primer
menunjukkan hubungan searah antara variabel sektor primer dengan NPF. 2. Mengasumsikan
bahwa
pengaruh
sektor primer dan sektor tersier konstan, maka kenaikan 1 unit sektor sekunder
Koefisien determinasi (R2) sebesar
akan menyebabkan kenaikan 0,002 unit
0,235 memberi pengertian bahwa variabel
NPF. Nilai positif pada sektor sekunder
independen yg diteliti memiliki pengaruh
menunjukkan hubungan searah antara
kontribusi sebesar 23,5% terhadap variabel
variabel sektor sekunder dengan NPF. 3. Mengasumsikan
NPF, sedangkan 76,5% lainnya dipengaruhi
sektor
410
primer
bahwa dan
sektor
pengaruh sekunder
Mufidah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 5 Mei 2016: 402-417; PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR EKONOMI PRIMER, SEKTOR EKONOMI SEKUNDER, DAN SEKTOR EKONOMI TERSIER TERHADAP NON PERFORMING FINANCING (NPF) PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2015 (MARET)
konstan, maka kenaikan 1 unit sektor
disimpulkan bahwa secara parsial sektor
tersier akan menyebabkan penurunan -
sekunder
0,799 unit NPF. Nilai negatif pada sektor
terhadap NPF.
tidak
berpengaruh
signifikan
tersier menunjukkan hubungan tidak
Berdasarkan hasil uji secara parsial,
searah antara variabel sektor tersier
dapat diketahui bahwa peubah sektor
dengan NPF.
tersier memiliki sig > 0,05 yaitu sebesar 0,172
Pengujian Hipotesis
maka H0 diterima, dan dapat disimpulkan
Tabel 10. Hasil Uji F ANOVAb Sum of df Mean F Sig. Squares Square Regression .153 3 .051 6.032 .001a Residual .497 59 .008 Total .650 62 Sumber: hasil olahan SPSS Statistic version 20 a. Predictors: (Constant), Pembiayaan Sektor Primer, Pembiayaan Sektor Sekunder, Pembiayaan Sektor Tersier b. Dependent Variabel: LN NPF Berdasarkan hasil uji secara simultan di atas, didapatkan sig adalah < 0,05 yaitu sebesar 0,001 maka H0 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama
bahwa secara parsial sektor tersier tidak berpengaruh signifikan terhadap NPF. Tabel 11. Hasil Uji T Coefficientsa Unstandardized Coefficients B Std. Error (Constant) Pembiayaa n Sektor Primer Pembiayaa n Sektor Sekunder Pembiayaa n Sektor Tersier
T
Sig.
.410
.020
20.4 14
.000
.885
.267
3.31 4
.002
.002
.329
.007
.994
-.799
.578
1.38 3
.172
(simultan) sektor primer, sektor sekunder dan sektor
tersier
berpengaruh
PEMBAHASAN
signifikan
Dari hasil regresi analisis data secara
terhadap NPF.
statistik dalam penelitian ini menunjukkan
Berdasarkan hasil uji secara parsial, dapat
diketahui
bahwa
bahwa secara simultan pembiayaan sektor
peubah
pembiayaan sektor primer memiliki sig < 0,05
ekonomi
yaitu sebesar 0,002 maka H0 ditolak, dan
ekonomi sekunder, dan pembiayaan sektor
dapat disimpulkan bahwa secara parsial
ekonomi tersier memiliki pengaruh signifikan
sektor primer berpengaruh berpengaruh
terhadap
signifikan terhadap NPF.
Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan nilai
diterima,
dan
Syariah
di
Apabila secara parsial, pembiayaan
sekunder memiliki sig > 0,05 yaitu sebesar H0
Perbankan
sektor
0.05).
dapat diketahui bahwa peubah sektor
maka
NPF
pembiayaan
yang lebih kecil dari alfa 5% (sig 0.001 < α
Berdasarkan hasil uji secara parsial,
0,994
primer,
sektor
dapat
411
primer
berpengaruh
signifikan
Mufidah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 5 Mei 2016: 402-417; PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR EKONOMI PRIMER, SEKTOR EKONOMI SEKUNDER, DAN SEKTOR EKONOMI TERSIER TERHADAP NON PERFORMING FINANCING (NPF) PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2015 (MARET)
terhadap NPF. Hal ini dibuktikan dengan
hidupnya
signifikansi
terhadap Allah (Rivai dan Buchari, 2013:27).
sebesar
agar
manusia
berbakti
dimana
nilai
dari
0.05.
Sektor ekonomi primer ini sangat
Selanjutnya jika dilihat dari nilai positif pada
tergantung pada alam atas ketidakpastian
koefisien pembiayaan sektor primer memiliki
kuantitas
arti
Penyaluran pembiayaan pada sektor ini
signifikansinya
bahwa
0,002
dan
lebih
kecil
pertumbuhan
pembiayaan
dan
kualitas
yang
dihasilkan.
sektor primer searah dengan pertumbuhan
memiliki
NPF.
dikendalikan, seperti tanah longsong, banjir, Sektor ekonomi primer terdiri atas
risiko
yang
tidak
dapat
kekeringan dan bencana alam lainnya
sektor ekonomi pertanian; kehutanan; dan
yang
sarana
mejalankan usaha pada sektor ini. Adanya
pertanian
dan
sektor
ekonomi
tidak
pertambangan. Sektor primer merupakan
risiko ini
sektor
pembiayaan
ekonomi
sumber
daya
yang alam
memanfaatkan
secara
langsung.
dapat
sangat
dihindari
potensial
bermasalah
dalam
menimbulkan pada
sektor
ekonomi primer tersebut.
Pemanfaatan sumber daya alam secara
Sedangkan pada sektor sekunder,
penuh dan efisien menjadi sasaran yang tak
hasil regresi analisis data dalam penelitian
terpisahkan dari sistem Islam. Menurut Islam
ini, variabel pembiayaan sektor sekunder
semua sumber daya di bumi dan langit
memiliki hubungan positif terhadap NPF. Hal
diperuntukan bagi kesejahteraan manusia
ini
dan perlu di eksploitasi secara memadai
pembiayaan sektor sekunder memberikan
dan
pandangan
hubungan positif sebesar 0,002 yang artinya
tersebut terurai pada Al-Qur’an Surat Al-
ketika pembiayaan sektor sekunder naik
baqarah ayat 29:
sebesar 1% maka akan berdampak pada
bertanggung
jawab
ﯿﻌﺎ ﺛ ُ ﱠﻢ ٱﺳۡ ﺘ ََﻮ ٰ ٓى إِﻟَﻰ ٱﻟ ﱠ ِﺴ َﻤﺎٓء ٗ ِض َﺟﻤ ِ ھ َُﻮ ٱﻟﱠﺬِي َﺧ َﻠﻖَ ﻟَ ُﻜﻢ ﱠﻣﺎ ﻓِﻲ ۡٱﻷ َ ۡر ٢٩ ِﯿﻢٞ ﻋﻠ َﻲ ﺷ ٍء ٖ ۚ ﺳ ٰ َﻤ ٰ َﻮ َ ۡ ت َوھ َُﻮ ِﺑ ُﻜ ِّﻞ َ ﺳ ۡﺒ َﻊ َ ﺴ ﱠﻮﯨٰ ُﮭ ﱠﻦ َ َﻓ Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu (Departemen Agama, 2010:10). Ayat ini menjelaskan peringatan
dapat
kita
lihat
bahwa
variabel
pertumbuhan NPF sebesar 0,002. Secara
parsial,
dengan
menggunakan uji t-statistik menunjukkan bahwa
variabel
sekunder
tidak
pembiayaan berpengaruh
sektor signifikan
terhadap NPF. Hal ini dibuktikan dengan
Allah yaitu Allah telah menganugerahkan
nilai signifikansi lebih besar dari alfa 5% (sig
karunia
0,994 > α 0,05).
yang
besar
kepada
manusia, untuk
Sektor sekunder merupakan sektor
manusia dan diambil manfaatnya sehingga
yang terdiri atas sektor industri; sektor listrik,
manusia
gas, dan air; serta sektor konstruksi. Sektor
menciptakan
langit,
dapat
dan
menjaga
bumi
kelangsungan
412
Mufidah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 5 Mei 2016: 402-417; PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR EKONOMI PRIMER, SEKTOR EKONOMI SEKUNDER, DAN SEKTOR EKONOMI TERSIER TERHADAP NON PERFORMING FINANCING (NPF) PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2015 (MARET)
listrik,
gas
dan
air
merupakan
sektor
Secara parsial sektor ekonomi tersier
penunjang seluruh kegiatan ekonomi dan
tidak berpengaruh signifikan terhadap NPF.
sebagai
mendorong
Hal ini dibuktikan dengan signifikansi sebesar
aktivitas produksi sektoral maupun untuk
0,172 dimana nilai signifikansinya lebih besar
kebutuhan konsumsi masyarakat. Hampir
dari 0,05. Selain itu, dari hasil regresi anilisis
seluruh industri di Indonesia membutuhkan
data penelitian ini, variabel pembiayaan
listrik,
sektor tersier memiliki hubungan negatif
infrastuktur
gas
kegiatan
dan
yang
air
dalam
produksinya
mendukung
sehingga
terjadi
terhadap NPF. Hal ini dapat dilihat bahwa
peningkatan konsumsi terhadap sumber
variabel
energi tersebut. Dengan melihat kondisi ini,
memberikan hubungan negatif sebesar -
bank syariah melihat peluang besar atas
0,799. Artinya, ketika pembiayaan sektor
permintaan stabil pada sektor ini. Sehingga
tersier
perbankan
berdampak pada penurunan NPF sebesar -
syariah
menyalurkan
pembiayaannya pada sektor ini dalam
dari
total
pembiayaan
naik
sebesar
sektor
1%
maka
tersier
akan
0,799.
periode 2010 sampai 2015 rata-rata sebesar 12,55%
pembiayaan
Sektor ekonomi tersier ini terdiri atas
yang
sektor perdagangan, restoran dan hotel;
disalurkan.
sektor pengangkutan, pergudangan, dan
Hasil penelitian ini sesuai dengan
komunikasi; sektor jasa dunia usaha; sektor
hasil penelitian yang dilakukan oleh Basori
jasa sosial atau masyarakat; dan sektor lain.
(2009) yang menunjukkan bahwa secara
Pada
parsial sektor sekunder tidak berpengaruh
menguntungkan bagi perbankan syariah.
secara signifikan terhadap NPF. Pada sektor
Berdasarkan
sekunder
sektor-sekor
semakin tinggi pembiayaan yang disalurkan
perindustrian, listrik, gas, air, dan konstruksi
pada sektor ini, menyebabkan nilai NPF
memiliki keuntungan yang konstan karena
semakin menurun.
yang
terdiri
dari
produk-produk yang dihasilkan merupakan kebutuhan
ini
adalah
sektor
yang
penelitian ini, menunjukkan
Perbankan syariah memberikan porsi
sehingga
pembiayaan yang besar pada sektor tersier
permintaannya cukup stabil dan sebagian
daripada sektor primer dan sekunder. Bank
besar perusahaan yang didanai berbentuk
syariah menyalurkan 83,18% pada sektor
BUMN
tersier
dan
sehari-hari
sektor
bersifat
monopoli
dalam
dari
total ini
pembiayaan menunjukkan
yang
menguasai hajat hidup orang banyak serta
disalurkan. Hal
bahwa
campur tangan pemerintah juga menjamin
perbankan syariah mendapat kepercayaan
pada sektor sekunder ini.
masyarakat dalam mendanai kebutuhan pembiayaan jasa sosial yang meliputi jasa
413
Mufidah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 5 Mei 2016: 402-417; PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR EKONOMI PRIMER, SEKTOR EKONOMI SEKUNDER, DAN SEKTOR EKONOMI TERSIER TERHADAP NON PERFORMING FINANCING (NPF) PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2015 (MARET)
sosial masyarakat, pendidikan, kesehatan.
(2010) menyatakan bahwa pembiayaan
Sektor ini juga didukung sektor pada bidang
sektor pengangkutan, jasa dunia usaha,
perdagangan, restoran dan hotel serta
dan lain-lain terhadap pengaruh positif dan
sektor pengangkutan, pergudangan dan
signifikan terhadap laba bank syariah yang
komunikasi memberi
menjadi
sektor
pasar
yang
disebabkan karena sektor ini memiliki tingkat
besar
bagi
bank
penyerapan
yang
mendorong
keuntungan
syariah.
Salah
meningkatnya
satu
pembiayaan
cukup
tinggi
dan
memiliki keuntungan yang tinggi.
adalah
Sehingga dari ketiga sektor, sektor
adanya pasar bebas yang mengharuskan
tersier ini merupakan sektor yang paling baik
Indonesia meningkatkan fasilitas dibidang ini
bagi bank untuk menyalurkan dananya.
khususnya
Selain
sektor
pengangkutan menunjang
dan
ini
pasar
perdagangan, komunikasi
masyarakat
dapat
untuk
yang
bersaing
memberikan tinggi,
tingkat
pertumbuhan
keuntungan pembiayaan
pada sektor ini juga berpengaruh negatif
dengan negara-negara lain.
terhadap NPF. V. SIMPULAN
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Basori
Simpulan yang dapat diambil dari hasil
(2009)
(2008)
penelitian yang sudah dilakukan dengan menggunakan uji statistik adalah sebagai
dan
Taufiqurrochman
menunjukkan
bahwa
secara
parsial
pembiayaan
sektor
tersier
tidak
berpengaruh
terhadap
NPF.
periode
penelitian
global
yang
tersebut
Selama
terjadi
berpengaruh
berikut: 1. Secara simultan menunjukkan bahwa
krisis
pembiayaan
terhadap
sektor
sektor
sekunder,
ekonomi
dan
sektor
primer, tersier
turunnya pasar modal, akan tetapi pasar
berpengaruh signifikan terhadap NPF
modal
dengan tingkat sig 0,001 pada taraf
syariah
walaupun
masih
menguntungkan
pertumbuhannya
Sehingga
bank
melambat.
syariah
nyata 0,05.
tetap
2. Seacara
parsial
pembiayaan
sektor
mempercayakan pembiayaan pada sektor
ekonomi primer berpengaruh signifikan
ini. Selain itu, banuak sektor UMKM yang
terhadap NPF dengan nilai β sebesar
bergerak pada bidang perdagangan dan
0,002. Sedangkan pembiayaan sektor
jasa
yang
ekonomi sekunder tidak mempunyai
menguntungkan dan tetap menjadi favorit
pengaruh yang signifikan terhadap NPF
bank syariah.
dengan nilai β sebesar 0,994, dan
tetap
menunjukkan
prospek
Pernyatan ini juga didukung oleh
pembiayaan sektor ekonomi tersier tidak
penelitian yang dilakukan oleh Kholistiyah
mempunyai pengaruh yang signifikan
414
Mufidah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 5 Mei 2016: 402-417; PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR EKONOMI PRIMER, SEKTOR EKONOMI SEKUNDER, DAN SEKTOR EKONOMI TERSIER TERHADAP NON PERFORMING FINANCING (NPF) PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2015 (MARET)
terhadap NPF dengan nilai β sebesar -
secara
0,799.
nasabah,
Saran yang diajukan berdasarkan hasil
penelitian
yang
sudah
diperoleh 1.
perlu
memprioritaskan
lebih
penyimpangan
pengembangan
Diharapkan dukungan lebih dari pemerintah
untuk
mendukung
penyaluran
sektor-sektor yang memiliki tingkat
pada
risiko tinggi. Pada sektor ekonomi
tersier
primer khususnya.
pembiayaan
b.
mempersempit
2. Bagi Pemerintah
syariah
karena
dari
para
penggunaan pembiayaan.
1. Untuk Perbankan Syariah Bank
terhadap
agar
celah
adalah sebagai berikut:
a.
rutin
sektor
hasil
penelitian
2.
Saran
bagi
pemerintah
untuk
menyebutkan bahwa sektor ini
menanggulangi risiko yang terjadi
memiliki
negatif
pada kedua sektor sekunder ini
terhadap NPF dan memiliki pasar
yaitu, pelatihan skill bagi UMKM
yang
untuk
hubungan
potensial
untuk
dapat
bersaing
didunia
mendapatkan laba yang tinggi.
bisnis, peningkatan fasilitas dalam
Pada sektor ekonomi primer dan
negeri sehingga dapat menarik
sekunder
wisatawan
yang
menunjukkan
baik
hubungan positif terhadap NPF,
internasional
diharapkan
pada
dapat
perbankan
meningkatkan
syariah prinsip
lokal
untuk
berkunjung
daerah-daerah
dengan
tujuan
maupun
wisata
meningkatkan
kehati-hatian untuk mengurangi
profit
faktor
perhotelan, dan komunikasi. Pada
penyebab
pembiayaan
terjadinya
bermasalah
meningkatkan
efektif
mengurangi bermasalah,
pemerintah
pembiayaan yang
untuk
mendukung
industri skala kecil maupun skala
untuk
besar untuk dapat mengenalkan
pembiayaan mendeteksi
perdagangan,
sektor industri, diharapkan peran
kapabilitas
manajemen bermasalah
dan
sektor
produk
dan
dalam
negeri
kedunia
internasional dan menimbangkan
memproteksi lebih dini terhadap
peraturan
pembiayaan
serta
ketentuan pajak sektor ini yang
alokasi
terlalu tinggi bagi para pelaku
memiliki pembiayaan
non
lancar
struktur yang
efektif
dan
pemerintah
bisnis.
efisien dan melakukan monitoring
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
415
tentang
Mufidah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 5 Mei 2016: 402-417; PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR EKONOMI PRIMER, SEKTOR EKONOMI SEKUNDER, DAN SEKTOR EKONOMI TERSIER TERHADAP NON PERFORMING FINANCING (NPF) PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2015 (MARET)
Penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan
untuk
penelitian
Departemen Agama Republik Indonesia. Al-
selanjutnya,
Quran & Terjemahan Dep. Agama. 2010.
dengan memasukkan variabel-variabel
Lajnah
Pentashih
Mushaf
lain diluar variabel ini, agar memperoleh
Bandung: Gema Risalah Press.
Al-Qur‟an.
hasil yang lebih bervariatif yang dapat
Kholistya, Nurul. 2010. “Analisis Pengaruh
menggambarkan hal-hal yang dapat
Pembiayaan Ekonomi Sektoral terhadap
berpengaruh terhadap Non Performing
Laba
Financing
Universitas Airlangga Surabaya.
(NPF)
dan
dapat
memperpanjang periode pengamatan. Selain
itu
dapat
menganalisis strategi
dilakukan
lebih
dalam
penanganan
Bank
Muhamad.
dengan
Syariah
2002.
di
Indonesia”.
Manajemen
Bank
Syariah. Yogyakarta : UPP UMP YKPN.
tentang
Nasih, Mohammad. 2013. The Analisis of
pembiayaan
Non
bermasalah pada sektor ekonomi.
Performing
Financing
Determinants on Indonesian Islamic Banking. Ekonomika-Bisnis Vol. 4 No.2. Nasution,
DAFTAR PUSTAKA
Perbankan
Badan Pusat Statistik. 2014. Berita Resmi Indonesia.
2015.
_____________________.
Laporan
Perbankan
Perkembangan Perbankan Syariah.
Perbankan
Sektoral
Syariah.
_____________________.
Performing Financing (NPF) dan Non
Perbankan
Performing Loan (NPL) pada Perbankan
www.ojk.go.id
Indonesia (Periode 2004:01 – 2009:04”.
2013. 2015.
Statistik Dalam
2014. 2015.
Statistik Dalam
Syariah.
2015. 2015.
Statistik Dalam
Rivai, Veithzal & Andi Buchari. 2013. Islamic
Universitas Airlangga Surabaya. Bogor:
Dalam
www.ojk.go.id
terhadap Pertumbuhan Non
ManajemenPerbankan.
Syariah.
_____________________.
Basori, M. Hasan Eko. 2009. “Pengaruh
Lukman.
2015.
www.ojk.go.id
Dalam http://www.bi.go.id. Pembiayaan
Syariah.
www.ojk.go.id
Statistik. Dalam http://www.bps.go.id
Dendawijaya,
2006.
OJK (Otoritas Jasa Keuangan). 2012. Statistik
Mada University Press.
Ekonomi
Buyuung.
Jakarta: YLBHI dan PSHK Indeks.
Syariah di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah
Pertumbuhan
Adnan
Panduan Bantuan Hukum di Indonesia.
Anshori, Abdul Ghofur. 2007. Perbankan
Bank
Iur
Economics: Ekonomi Syariah Bukan Opsi, 2005.
tetapi Solusi. Jakarta: Bumi Aksara.
Ghalia
Indonesia
416
Mufidah, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 5 Mei 2016: 402-417; PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR EKONOMI PRIMER, SEKTOR EKONOMI SEKUNDER, DAN SEKTOR EKONOMI TERSIER TERHADAP NON PERFORMING FINANCING (NPF) PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2015 (MARET)
Santoso, Singgih. 2000. Latihan SPSS Statistik Parametrik.
Jakarta:
PT
Elex
Media
Komputindo Sujoko, Efferin. 2004. Metode Penelitian Untuk
Akuntansi:
Suatu
Pendekatan
Praktis. Malang: Bayu Media Publishing. Taufiqurrochman. 2008. “Analisis Pengaruh Pembiayaan terhadap
Pada Tingkat
Sektor Non
Ekonomi Performing
Financing (NPF) Perbankan Syariah di Indonesia. Periode Desember 2005 – Desember 2007”. Universitas Airlangga Surabaya
417