Modul ke:
05
Filsafat Manusia Manusia Sebagai Persona
Fakultas
PSIKOLOGI Program Studi
Psikologi
Shely Cathrin, M.Phil
Pokok Bahasan • Abstract Membahas mengenai manusia sebagai persona • Kompetensi Mahasiswa dapat memahami manusia yang pribadi dan otonom serta persona manusia dalam relasinya
Manusia Sebagai Persona
• Persona atau pribadi merupakan salah satu dimensi mendasar manusia, sebagai pibadi mansuai mempunyai kemampuan untuk menentukan dirinya sendiri. Manusia memiliki cara berbeda yang khas dibandingkan dengan makhluk lain.
Pengertian Individu • Makhluk Infrahuman • Setiap makhluk di dunia ini merupakan individualitas tersendiri. Syarat sebagai makhluk individu ialah bahwa ia mempunyai identitas diri yang tidak terbagi sehingga ia bisa dibedakan dari yang lain. Bagi makhluk infrahuman pengertian “individu” dikaitkan dengan jenis. Dengan kata lain, kata “individu” bagi makhluk infrahuman hanya terkait dengan perbedaan fisik anatar satu jenis dengan jenis yang lainnya. Serta urutan-urutan menurut ruang dan waktu tertentu. Singkatnya, kata individu dikaitkan dengan tiga ciri, yakni bersifat kuantitatif, dan numerik serta uniform atau seragam.
• Manusia • Bagi manusia pengetrtian individu tidak sekedar menurut jenis, spesies, tidak juga bersifat seragam, apalagi bersifat numerik. Ndividu manusia terkait dengan keunikan. Keunikan itu berakar pada dimensi kerohanian. Sebagai individu manusia memang merupakan jenis yang sama, namun nilainya tidak pada kesamaan jenis yang dimilikinya. Individualitas manusia terkait dengan kualitas. Manusia bukan suatu ulangan numerik dari jenis yang sama, dia dikehendaki demi dirinya sendiri. Ia menentukan diri dan ke-khas-an dirinya sendiri.
Persona • Arti Persona • Selain kata individu, kata “persona” juga dikenakan pada manusia. Di zaman sekarang kata ini bahkan lebih banyak digunakan daripada kata “individu”. Secara etimologis, kata “persona” berasal dari bahasa Yunani yang berarti topeng. Konon dalam tradisi seni drama masyarakat Yunani, para pemain sandiwara harus mengenakan topeng ketika memainkan peran tokoh tertentu. Melalui topeng sang aktor/aktris meghadirkan watak tokoh yang dimainkan. Dengan deikian topeng sesungguhnya dipakai sebagai media untuk menghadirkan pribadi seseorang di hadapan penonton.
• •
Tiga Pandangan Pandangan Ontologis Baptista modin mengelompokkan tiga pendekatan yang pada umumnya dipakai untuk menelaah pandangan tentang pribadi manusia, yakni pendekatan ontologis, pendekatan psikologis, dan pedekatan dialogis.
• Dalam pandangan ontologis tekanan manusia sebagai pribadi diletakkan pada rasionalitas dan individualitas. Artinya manusia dilihat sebagai makhluk rasioanl yang bersifat individual. Dengan demikian substansi manusia dipandangan dalam dua hal, yakni manusia sebagai makhluk yang berpikir, dan yang kedua manusia yang memiliki kodrat sebagai individu. Jadi substansi persona manusia ada pada akal budi dan individualitas.
• Pendekatan Psikologis meletakkan pribadi manusia pada aspek psikis. Fokus perhatian psikologi adalah emosi dan afeksi. Ini berbeda dengan pandangan ontologis yang meletakkan inti pribadi manusia pada esensi dan eksistensi, yakni kodrat, rasio serta keunikan dan kebebasan manusia. Psikolosi meletakkan pribadi manusia pada hal kejiawaannya. Pintu pemahaman psikologis dibuahkan oleh Rene Descartes yakni “cogito ergo sum” yang artinya aku berpikir karena aku ada. Dalam ungkapan ini konsep persona diletakkan pada animus atau jiwa. Jaminan tentang keberadaan manusia pada kejiwaannya.
• Pendekatan Dialogis mengkaitkan pribadi manusia dengan hubungan antara astu manusia dengan manusia yang lainnya. Dala pandangan ini manusia adalah makhluk relasional. Pribadi setiap manusia terbentuk melalui relasi, yakni relasi jiwa dan badan, relasi individu dengan masyarakat, sebaliknya relasi masyarakat dengan individu. Jadi konsep Aku yang berpusat pada relasi.
• Nilai-nilai Absolut Pribadi • Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, dapat disarikan bahwa esensi manusia sebagi pribadi menyangkut empat hal medasar, yakni kesadaran akan diri yang bersifat otonom dan transendental, serta komunikatif. Sebagai pribadi manusia adalah makhluk yang sadar akan diri sendiri. Kesadaran ini bersumber pada aspek rohaninya. Dengan kesadaran, manusia mempertimbangkan kualitas tindakannya. Ia tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Dengan kesadaran pula manusia mengenal siapa dirinya, dan bagaimana ia berpartisipasi membangun dunianya. Selain itu, melalui kesadaran, ia mengakui dirinya sebagai makhluk yang unik.
Terima Kasih Shely Cathrin, M.Phil