Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
1
Biomarker Penyakit Sindrom Nefrotik Resisten Steroid : Review Qisty Ahla1, Insan Sunan Kurniawan Syah, S.Si., M.KM., Apt.2 1
Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran Jl. Raya Bandung Sumedang km 21 Jatinangor 45363
[email protected]
Abstrak Sindrom nefrotik idiopatik merupakan penyakit glomerulus dan umumnya terjadi pada anak, Penyakit ini ditandai dengan proteinuria, hipoalbuminemia, hiperlipidemia dan edema. Steroid resistance nephrotic syndrome (SRNS) sangat sulit dibedakan dengan sensitive steroid nephrotic syndrom (SSNS). Dibutuhkan biomarker khusus seperti urinary vitamin D-binding protein (uVDBP), soluble urokinase-type plasminogen activator receptor (sUPAR), urinary N-acetylbeta-D glucosaminidase (uNAG), dan fractional excretion of magnesium (FE Mg). Dari keempat penelitian masing-masing biomarker dapat ditarik kesimpulan bahwa keempat biomarker belum bisa dijadikan sebagai standar biomarker untuk SRNS dikarenakan belum tervalidasinya biomarker, walaupun memiliki hasil yang signifikan. Kata kunci: Biomarker, FE Mg, NAG, Sindrom nefrotik, SRNS, sUPAR, uVDBP.
dengan
PENDAHULUAN Sindrom merupakan
nefrotik
penyakit
idiopatik
glomerulus
proteinuria,
hipoalbuminemia,
hiperlipidemia dan edema1.
yang
Kelainan utama pada sindrom nerotik
umumnya terjadi pada anak, dan ditandai
(SN) adalah lolosnya protein dari ginjal.
dengan adanya peningkatan permeabilitas
Rentang proteinuria pada sindrom nefrotik
dari membran filtrasi. Penyakit ini ditandai
didasarkan pada peningkatan permeabilitas Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
2
membrane glomerulus yang menyebabkan
membedakan kedua hal tersebut, dan sebagai
banyaknya protein yang lolos dari ginjal. Hal
informasi dini untuk mengetahui SRNS.
inilah yang merujuk kepada albuminuria dan menyebabkan terjadinya hipoalbumin dan
METODE
edema yang merupakan manifestasi dari sindrom nefrotik2.
Dalam review ini metode yang digunakan berupa kajian pustaka dengan
Pengobatan
sindrom
nefrotik
menggunakan sumber data primer yang
menggunakan kortikosteroid masih menjadi
langsung dikumpulkan oleh peneliti sesuai
andalan sampai saat ini. Berdasarkan respon
dengan topik yang dibahas. Pencarian
terhadap kortikosteroid, anak-anak dengan
sumber
sindrom
instrumen pencari secara online dengan
nefrotik
dipisahkan
menjadi
data
primer
mempergunakan
kelompok sensitif steroid yang memiliki
menggunakan
prognosis yang baik jangka panjang, tetapi
menggunakan
risiko sering kambuh, dan kelompok resisten
syndrome”,
steroid dengan risiko lebih tinggi terkena
“biomarker of SRNS, dan Biomarker to
penyakit ginjal kronis3.
differentiate SRNS than SSNS”. Penelusuran
SRNS
didefinisikan
sebagai
Pubmed. kata “resisten
Pencarian
kunci
“nephrotic
corticosteroid”,
lebih lanjut dilakukan secara manual pada
proteinuria yang persisten setelah 4 minggu
daftar
pustaka
yang
terapi steroid secara oral4. SRNS sangat sulit
data/pustaka
dibedakan dengan SSNS dikarenakan gejala
mendukung review ini yaitu berupa jurnal
klinisnya yang hampir sama, oleh karena itu
ilmiah. Kriteria inklusi dari jurnal yang
diperlukan suatu biomarker khusus untuk
digunakan antara lain merupakan jurnal
yang
relevan. digunakan
Sumber untuk
internasional yang terakreditasi, memuat Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
informasi
mengenai
3
biomarker
resisten
steroid pada penyakit sindrom nefrotik, serta
HASIL
perbandingannya dengan sensitif steroid.
Biomarker yang dapat digunakan
Selain itu jurnal/pustaka yang diinklusi
untuk mengidentifikasi steroid resistance
merupakan jurnal/pustaka yang melakukan
nephrotic
penelitian/review dalam 10 tahun terakhir.
banyak dan beragam. Biomarker tersebut
Kriteria ekslusinya antara lain tidak memuat
diantara adalah urinary vitamin D-binding
informasi
protein (uVDBP), Kadar serum soluble
mengenai
perbandingan
hasil
syndrome
(SRNS)
plasminogen
sangatlah
pengujian biomarker antara SSNS dan
urokinase-type
activator
SRNS. Pencarian berdasarkan hasil inklusi
receptor (suPAR), kadar urinary N-acetyl-
dan eksklusi menghasilkan 20 jurnal. beta-D glucosaminidase (NAG)/creatinine,
karena hillangnya carrier yaitu uVDBP
dan fractional excretion of magnesium.
melalui urin6,7. Bennet et al. meneliti
1. urinary vitamin D-binding protein
atau
kemampuan
tingkat
uVDBP
dalam
(uVDBP)
membedakan SRNS dari SNSS dengan
Urinary vitamin D-binding protein
hipotesis bahwa defisiensi vitamin D dalam
uVDBP
satu
SRNS merupakan hasil dari peningkatan
dapat
hilangnya uVDBP dibandingkan dengan
biomarker
merupakan
noninvasif
salah yang
membedakan SRNS dari steroid sensitive nephrotic
syndrome
(SSNS)
dengan
SNSS5. 2. soluble urokinase-type plasminogen
kekuatan diskriminatif yang tinggi5. SSNS
activator receptor (suPAR)
dan SRNS erat kaitannya dengan defisiensi
suPAR merupakan bentuk larut dari
vitamin D yang sebagian besar disebabkan
urokinase-type
plasminogen
activator
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
4
receptor (uPAR). uPAR dapat mengikat
3. Urinary
N-acetyl-beta-D
beberapa ligan termasuk urokinase-type
glucosaminidase (NAG)/creatinine
plasminogen activator (uPA), vitronektin
N-asetil-beta-D glucosaminidase
dan integrin8. Selain itu uPAR dapat
NAG merupakan enzim lisosomal
mengatur motilitas podosit. Podosit ini
yang memiliki konsentrasi tinggi di tubulus
memainkan peran yang penting dalam
proksimal. Massa molekul 140 kDa dari
menjaga permeabilitas selektif glomerulus9.
NAG tidak diizinkan untuk difiltrasi oleh
Peniliti telah menemukan bahwa aktifitas
glomerulus16. Dengan adanya NAG pada
αvβ3 integrin podosit yang rendah dapat
urinary maka dapat disimpulkan telah terjadi
ditingkatkan dengan ligan pada podosit10.
peningkatan permeabilitas dari membrane
Ligan tersebut contohnya adalah uPAR atau
glomerulus, yang salah satu penyebabnya
bentuk terlarutnya yaitu suPAR11 yang kelak
adalah proteinuria.
mengarah
kepada
merupakan
ciri
primer12.
proteinuria penyakit
yang
4. Fractional excretion of magnesium
glomerulus
Kerusakan
tubulainterstitial/
Dengan
hubungan
tersebut
proksimal dapat disebabkan oleh kerusakan
dapat
dikurangi
dengan
dari glomerulus17. fungsi tubular sendiri
menghambat ekspresi podosit uPAR13,14 dan
dapat ditest dengan menggunakan ekskresi
tingkat suPAR kemungkinan berhubungan
fraksional dari magnesium (FE Mg)18.
proteinuria
dengan resistensi steroid15.
1. Tabel macam-macam biomarker dalam suatu penelitian No. 1.
Biomarker urinary vitamin Dbinding protein (uVDBP)
Metode 52 sampel urin dan data klinik dari anak-anak idiopathic nephrotic
Hasil konsentrasi uVDBP meningkat pada pasien SRNS jika dibandingkan dengan SNSS. Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
5
syndrome (INS). Rentang Hasil uji statistic menunjukkan p umur 2-19 tahun. 24 value bernilai < 0,001 5. SRNS, 28 SSNS dan 5 sampel sehat sebagai control. Analisis dengan ELISA, kreatinin dan MALB diukur dengan immunoturbidimetri, dan urinalisis dengan dipstick. Setelah itu dihitung dengan analisis statistik5. 2.
soluble urokinasetype plasminogen activator receptor (suPAR)
3.
urinary N-acetylbeta-D glucosaminidase (NAG)/creatinine
4.
176 anak-anak sindrom nefrotik primer yang dibagi kedalam dua kelompok yaitu SRNS dan SSNS. Pengukuran suPAR dilakukan menggunakan Quantikine Human uPAR Immunoassay Assay Kit dan dianalisis statistik dengan t-test dan ANOVA15.
terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai plasma suPAR antara SRNS yaitu (3,744.1±2,226.0) dan SSNS (2,273.9±320.9, ANOVA, p<0.05). kadar suPAR didalam subkelompok pun tetap menunjukkan angka yang tinggi pada kelompok SRNSS, bahkan pada periode remisi nilai suPAR tetap tinggi secara signifikan pada kelompok SRNS (2,962.0±1,698.7) daripada SSNS (2,383.8±814.4, p=0.04)15.
35 anak INS berumur 1-12 tahun menggunakan metode kolorimetri dengan menggunakan kit lalu kadar ditentukan dengan the fuzzy logic toolbox menggunakan MATLAB ver. 7.3 lalu dianalisis dengan 19 ANOVA fractional excretion Metodenya menggunakan of magnesium (FE sampel darah dan urin dan kadar magnesiumnya Mg) diukur dengan magnesium flex menggunakan mesin analisis otomatis biokimia. Setelah itu diuji
dapat diketahui nilai dari NAG urin/kreatinin lebih besar pada kelompok SRNS dibandingkan kelompok SSNS19.
didapatkan nilai rata-rata SRNS (4.9±1.9) lebih besar dari SNSS yaitu 1.2±0.3) sehingga disimpulkan secara uji analisis signifikan FE Mg merupakan alternative untuk seseorang mengetahui dirinya SRNS18. Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
6
analisis statistic dengan SPSS18.
Improving
PEMBAHASAN SRNS pada anak merupakan sindrom nefrotik idiopatik yang resisten terhadap pemberian
steroid.
SRNS
Global
Outcomes
(KDIGO)
Guidelines 201220. Berbeda halnya dengan SRNS, SSNS
didefinisikan
merupakan sindrom nefrotik dimana pasien
sebagai proteinuria yang persisten setelah 4
mengalami sensitive terhadap golongan obat
minggu terapi steroid secara oral (prednisone
steroid. Berbeda dengan sebelumnya, SSNS
pada 60 mg / m2 per hari)4. Steroid sendiri
memiliki prognosis yang baik tetapi dapat
merupakan golongan obat yang sampai saat
sering kambuh.
ini masih merupakan pilihan utama dalam
Sangat sulit membedakan antara
mengobati sindrom nefrotik. Dengan adanya
SRNS dan SNSS dikarenakan gejala klinis
resistensi tersebut maka diperlukan terapi
yang hampir sama, dan tidak ada parameter
obat pengganti dari steroid, karena prognosis
laboratorium
yang kurang baik dari SRNS, banyak upaya
membedakan dua kondisi klinis nag. Maka
terapi yang telah digunakan dalam mencapai
dari itu diperlukan suatu penanda atau
remisi, termasuk cyclosporine, tacrolimus,
biomarker khusus yang dapat membedakan
siklofosfamid, dan rituximab. Terapi yang
antara SRNS dengan SSNS, sehingga SRNS
paling
adalah
dapat diketahui secara jelas dan diketahui
calcineurin inhibitor (CNIS), siklosporin,
semenjak awal. Selain itu fungsi biomarker
dan / atau tacrolimus, yang saat ini
adalah sebagai uji awal untuk mengetahui
direkomendasikan
SRNS tanpa melakukan konsumsi steroid
dominan
digunakan
sebagai
terapi
lini
pertama untuk SRNS pada Kidney Diseases
khusus
yang
dapat
selama 4 minggu. Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
Dari
hasil
7
pencarian
didapatkan
Biomarker
kedua
yaitu
sUPAR,
empat buah biomarker yang selaras dengan
biomarker ini bersifat non invasif. Hasil
topik yang dibahas. Keempat biomarker ini
penelitian menunjukkan bahwa kadar suPAR
merupakan biomarker yang dapat digunakan
secara signifikan dapat memprediksi SRNS
sebagai
dengan
penanda
awal
yang
dapat
membedakan antara SRNS dengan SSNS.
spesifitas
tinggi
akan
tetapi
sensitivitasnya rendah15.
Biomarker pertama yaitu uVDBP,
Biomarker ketiga yaitu urinary N-
biomarker ini bersifat non invasif dapat
acetyl-beta-D
merepresentatifkan SRNS.
(NAG)/creatinine. NAG ini bersifat non
Hasil uji statistic menunjukkan p
infasif
glucosaminidase
tetapi
dapat
value bernilai < 0,001 hal ini menandakan
perbedaan
bahwa uVDBP secara signifikan dapat
Kekurangan dalam penelitian tersebut yaitu
digunakan sebagai biomarker dari SRNS5.
rata-rata tingkat urin NAG / kreatinin tidak
Akan tetapi uVDBP masih memiliki banyak
berbeda secara signifikan yang disebabkan
kekurangan, diantaranya adalah penelitian
sedikitnya jumlah sampel yang diteliti.
biomarker ini menggunakan kelompok yang
Biomarker yang terakhir yaitu FE Mg.
kecil, dan disebutkan didalam penelitian
Biomarker
uVDBP
tidak
Berdasarkan hasil penelitian, uji analisis
spesifik terhadap SRNS dan kemungkinan
signifikan FE Mg merupakan alternative
hanya mencerminkan cedera pada tubulus
untuk
proksimal yang dapat terjadi dalam berbagai
SRNS18. Akan tetapi biomarker ini masih
bentuk CKD.
memiliki kekurangan penelitian yang hampir
diketahui
kemungkinan
antara
menggambarkan
ini
seseorang
SRNS
pun
dan
bersifat
mengetahui
SSNS.
invasif.
dirinya
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
8
sama dengan penelitian sebelumnya yaitu
benar-benar tervalidasi dan secara tepat
jumlah sampel yang sedikit.
merepresentasikan dari penderita SRNS.
Dari keempat biomarker ini, tiga buah
penelitian
mengenai
biomarker
UCAPAN TERIMAKASIH
memiliki kekurangan yang sama yaitu
Penulis menyadari bahwa terdapat
sedikitnya dari jumlah sampel. Selain itu
banyak
pihak
yang
membantu
dalam
dari keempat biomarker yang didapatkan
penyusunan review ini baik secara moril
melalui empat penelitian dapat disimpulkan
maupun materiil. Oleh karena itu, penulis
belum terdapat biomarker yang tervalidasi
ingin menyampaikan ucapan terimakasih
dan terbukti secara tepat sehingga layak
kepada, Insan Sunan Kurniawan Syah, S.Si.,
untuk diterapkan sebagai standar biomarker
M.KM., Apt. selaku dosen pembimbing,
untuk penyakit SRNS.
Rizky Abdullah, Ph.D., Apt selaku dosen mata kuliah Metodologi Penelitian, dan teman-teman
SIMPULAN SRNS merupakan sindrom nefrotik
2013
Farmasi
Univeristas
Padjadjaran yang telah membantu.
yang reisten terhadap pemberian obat steroid setelah pemberian terapi steroid secara oral
KONFLIK KEPENTINGAN
selama 4 minggu. Untuk mengidentifikasi
Seluruh penulis menyatakan tidak
dan penandaan awal SRNS dibutuhkan suatu
terdapat potensi konflik kepentingan dengan
biomarker.
penelitian, kepenulisan (authoship), dan atau
Dari
keempat
biomarker
(uVDBP, suPAR, NAG/creatinine, dan FE
publikasi artikel ini.
Mg) belum didapatkan suatu biomarker yang DAFTAR PUSTAKA Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
1.
9
Indian Pediatric Nephrology Group,
Urinary vitamin D-binding protein as a
Indian
biomarker
Academy
of
Pediatrics.
Management
of
steroid
sensitive
nephrotic
syndrome:
revised
guidelines.
Indian
Pediatr.
Ranganathan
2016:11:1–6. 6.
S.
Pathology
of
Syndrome in Children. Front Pediatr
4.
5.
Barragry JM, France MW, Carter ND, et al. Vitamin-D metabolism in nephrotic
Podocytopathies Causing Nephrotic
3.
steroid-resistant
nephrotic syndrome. Biomark Insights.
2008;45:203–14. 2.
of
syndrome.
Lancet.
1977;2(8039):629–32. 7.
Yousefzadeh P, Shapses SA, Wang X.
[Internet]. 2016;4(March):32.
Vitamin D binding protein impact on
Chanchlani R, Parekh RS. Ethnic
25-hydroxyvitamin D levels under
Differences in Childhood Nephrotic
different physiologic and pathologic
Syndrome. Front Pediatr [Internet].
conditions.
2016;4(April):2–7.
2014;2014:6.
Trautmann A, Bodria M, Ozaltin F,
8.
Int
J
Endocrinol.
Thunø M, Macho B, Eugen-Olsen J.
Gheisari A, Melk A, Azocar M, et al.
suPAR: the molecular crystal ball. Dis
Spectrum
of
Markers. 2009: 27:157–172
congenital
nephrotic
steroid-resistant syndrome
and in
9.
Faul
C,
Asanuma
K,Yanagida-
children: The podoNet registry cohort.
Asanuma E,KimK,Mundel P. Actin
Clin
up: regulation of podocyte structure
J
Am
Soc
Nephrol.
2015;10(4):592–600
and function by components of the
Bennett MR, Pordal A, Haffner C,
actin cytoskeleton. Trends Cell Biol.
Pleasant L, Ma Q, Devarajan P.
2007: 17:428–437 Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
10.
10
Wei C, Moller CC, Altintas MM, Li J,
glomerular
Schwarz K, Zacchigna S, Xie L,
podocyte cytoskeleton. Cell Health
Henger A, Schmid H, Rastaldi MP,
Cytoskelet. 2012:103–118
Cowan P, Kretzler M, Parrilla R,
11.
of
the
Zhang B, Xie S, Shi W, Yang Y.
Bendayan M, Gupta V, Nikolic B,
Amiloride off-target effect inhibits
Kalluri R, Carmeliet P,Mundel P,
podocyte
Reiser J. Modification of kidney
expression and reduces proteinuria.
barrier function by the urokinase
Nephrol
receptor. Nat Med. 2008: 14:55–63
27:1746–1755
Wei C, El Hindi S, Li J, Fornoni A,
14.
urokinase
Dial
receptor
Transplant.
2012:
Cheng CC, Lee YF, Lan JL, Wu MJ,
Goes N, Sageshima J,Maiguel D,
Hsieh TY, Lin NN, Wang JM, Chiu
Karumanchi SA, Yap HK, Saleem M,
YT. Mycophenolate mofetil alleviates
Zhang Q, Nikolic B, Chaudhuri A,
lupus
Daftarian P, Salido E, Torres A, Salifu
receptor signaling in a micemodel.
M, Sarwal MM, Schaefer F, Morath C,
Lupus. 2013: 22:554-561
Schwenger V, Zeier M, Gupta V, Roth
12.
13.
diseases—role
15.
nephritis
through
urokinase
Peng Z, Mao J, Chen X, Cai F, Gu W,
D, Rastaldi MP, Burke G, Ruiz P,
Fu H, et al. Serum suPAR levels help
Reiser
urokinase
differentiate steroid resistance from
receptor as a cause of focal segmental
steroid-sensitive nephrotic syndrome
glomerulosclerosis. Nat Med. 2011:
in
17:952–960
2015;30(2):301–7.
J.
Circulating
Kumagai T, Mouawad F, Takano T (2012)
Pathogenesis
of
common
16.
children.
Pediatr
Nephrol.
Oktem F, Ozguner F, Mollaoglu H, Koyu A, Uz E. Oxidative damage in Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
11
the kidney induced by 900-MHz-
with nephrotic syndrome. Saudi J
emitted mobile phone: Protection by
Kidney
melatonin.
2014;25(4):830–6.
Arch
Med
Res.
2005;36(4):350–5. 17.
19.
Transpl
[Internet].
Mishra OP, Jain P, Srivastava P,
Rodríguez-Iturbe B, García García G.
Prasad R. Urinary N-acetyl-beta-D
The
glucosaminidase
role
of
tubulointerstitial
(NAG)
level
in
inflammation in the progression of
idiopathic nephrotic syndrome. Pediatr
chronic renal failure. Nephron - Clin
Nephrol. 2012;27(4):589–96.
Pract. 2010;116(2). 18.
Dis
20.
Lombel RM, Gipson DS, Hodson
Rumana J, Hanif M, Muinuddin G,
EM. Treatment of steroid-resistant
Maruf-Ul-Quader M. Correlation of
nephrotic syndrome in children: new
fractional excretion of magnesium
guidelines from KDIGO. Pediatr
with steroid responsiveness in children
Nephrol
(2013)
28(3):409–14.
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
12
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157