Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
1
REVIEW : EDIBLE FILM ANTIMIKROBA EKSTRAK BUAH MANGGIS, EKSTRAK MINYAK CENGKEH, DAN MINYAK ATSIRI JAHE
Mega Hijriawati1, Ellin Febrina2 Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran Jl. Raya Bandung Sumedang km. 21 Jatinangor, 45363
[email protected]
ABSTRAK Edible film adalah sediaan lapisan tipis yang dibuat dari bahan yang dapat dimakan. Saat ini, edible film telah banyak diproduksi di berbagai industri, seperti industi makanan, industri farmasi, industri kosmetik, dan industri pertanian. Pengolahan edible film dapat dilakukan dengan empat teknik dasar, salah satunya adalah teknik solvent casting. Teknik ini telah digunakan sejak 100 tahun yang lalu, metode yang dilakukan dalam teknik ini yaitu dengan meratakan larutan edible film di atas kaca akrilik, silikon, ataupun teflon, kemudian dikeringkan pada suhu yang terkendali. Komponen utama penyusun edible film dikelompokkan menjadi tiga, yaitu hidrokoloid, lipida, dan komposit. Bahan lain yang sering dijumpai dalam pembuatan edible film adalah antimikroba, antioksidan, flavor, dan pewarna. Edible film yang mengandung bahan antimikroba dapat digunakan pada sediaan penyegar nafas untuk menghentikan pertumbuhan bakteri penyebab bau mulut dan pada sediaan pengemas untuk meningkatkan daya tahan dan kualitas bahan pangan selama penyimpanan. Antimikroba yang dapat ditambahkan pada edible film berasal dari ekstrak tanaman seperti ekstrak buah manggis, ekstrak minyak cengkeh, dan minyak atsiri jahe. Tujuan dari review artikel ini adalah untuk memberikan pengetahuan mengenai edible film, pengenalan aplikasi edible film, metode produksinya, serta karakterisasi edible film yang mengandung bahan antimikroba. Kata kunci: Edible film, Metode Produksi, Formulasi, Antimikroba ABSTRACT Edible film is defined as a thin layer of material which can be consumed. Nowadays, edible film shows the possible use in various industries including food industry, pharmaceutical industry, cosmetic and toiletries industries, and also agricultural industry. Edible film can be produced by using four basic techniques. One of them is solution casting. Solution casting was developed over one hundred years ago. Using this method, solution is spread onto leveled plates like acrylic, silicon, or Teflon plates, followed by a drying process at ambient conditions or under controlled conditions. To produce good edible film, we have added main and additional material. The main material divided in three groups; hydrocolloids, lipids, and composites. The additional materials that are often encountered in the manufacture of edible film are an antimicrobial, antioxidant, flavor, and dye. Antimicrobial edible film can be used as breath freshener preparations to stop the growth of excessive bacteria on mouth and as a dosage packaging to enhance the durability and quality of foodstuffs during storage. Antimicrobials can be added to the edible film derived from plant extracts such as mangosteen extract, clove oil extracts, and essential oils of ginger. The objective of this review is to provide a comprehensive introduction about edible films by Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
2
providing description of suitable materials, reviewing their properties and describing methods of their applications and potential use as an antimicrobial agent. Keywords: Edible film, Methods of Production, Formulation, Antimicrobial
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
3
negara-negara yang tidak melakukan daur
PENDAHULUAN
ulang (recycling) (6). Edible film adalah sediaan lapis
Material dalam pembuatan edible
tipis yang berasal dari bahan polimer
film
murni hasil pertanian seperti polipeptida
hidrokoloid, lipida, dan komposit. Edible
(protein), polisakarida (karbohidrat), dan
film hidrokoloid yang digunakan adalah
lipida
tersebut
protein atau polisakarida (7). Bahan dasar
mempunyai sifat termoplastik, sehingga
polikasarida dapat berasal dari pati. Pati
mempunyai potensi untuk dibentuk atau
adalah jenis polisakarida yang melimpah di
dicetak sebagai film kemasan. Keunggulan
alam, memiliki harga yang murah, dan
polimer ini adalah bahannya yang berasal
bersifat mudah terurai (biodegradable).
dari sumber yang terbarukan (renewable)
Pati baik digunakan untuk bahan edible
dan
film karena dapat membentuk film dengan
(1).
Ketiga
dapat
polimer
dihancurkan
secara
alami
(biodegradable) (1).
berbagai
makanan,
industri,
industri
menjadi
tiga,
yaitu
sangat kuat (7). Namun, juga terdapat
Edible film telah banyak diproduksi di
terbagi
seperti farmasi,
kelemahan, yaitu resistensinya terhadap air
industri
rendah dan sifat penghalangnya terhadap
industri
uap air juga rendah. Kekurangan ini akan
kosmetik, dan industri pertanian (2).
mempengaruhi daya
Olahan edible film dapat digunakan untuk
menjadi kurang optimal. Untuk itu maka
pengemasan produk-produk pangan seperti
perlu
sosis, buah-buahan, dan sayuran segar (3).
lainnya
Selain itu, edible film juga dapat digunakan
antimikroba (7).
sebagai sediaan penyegar mulut, pemberi
ditambahkan seperti
Edible
simpan makanan
bahan
biopolimer
penambahan
film
yang
bahan
mengandung
gambar/logo pada kue makanan, masker
bahan antimikroba dapat menjaga makanan
wajah, dan sebagai sediaan farmasi yang
agar terlindung dari proses oksidasi yang
dapat mengobati berbagai penyakit (4)(5).
menyebabkan pencoklatan pada makanan
Edible
(8).
film
diunggulkan
dalam
Penelitian
mengenai
edible
film
pembuatannya karena dapat didaur ulang
antimikroba telah banyak dilakukan dan
secara
serta
telah lama terbukti dapat melindungi dan
tinggi.
mengawetkan makanan (9). Selain itu,
Berbeda dengan sediaan plastik yang tidak
penelitian lain juga menyebutkan bahwa
dapat dihancurkan secara alami (non-
bahan antimikroba pada edible film juga
biodegradable) yang dapat menyebabkan
dapat menghambat pertumbuhan bakteri
beban bagi lingkungan khususnya pada
berlebih dalam mulut (10).
memiliki
alami nilai
(biodegradable) estetika
yang
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
Penggunaan alami
pada
bahan
pembuatan
4
antimikroba edible
tema edible film dan agen antimikroba.
film
Kemudian dilakukan analisis dari 16 jurnal
meningkat sejalan dengan kecenderungan
yang didapat. Pencarian fakta dan bahan
masyarakat untuk menerapkan gaya hidup
referensi yang mendukung data diperoleh
sehat. Peningkatan nilai guna dari zat yang
juga melalui sarana internet.
bersifat antimikroba alami ini berfungsi untuk menghindari potensi bahaya dari
HASIL
bahan sintesis (8). Ada
Aplikasi edible film yang ada di
beberapa
jenis
bahan
pasaran antara lain dapat dilihat dalam
antimikroba yang dapat digunakan dalam
Gambar 2 di bawah ini. Gambar tersebut
kemasan edible film antara lain rempah-
menunjukkan berbagai macam bentuk
rempah dalam bentuk bubuk maupun
olahan edible film yang banyak diproduksi
minyak atsiri seperti kayu manis, lada,
(4).
cengkih, oregano, minyak serai, dan komponen minyak atsiri (11). Semakin tinggi pengemasan edible film berbahan dasar alami akan semakin mengurangi limbah plastik yang berasal dari polimer sintesis sehingga mengurangi kerusakan lingkungan (12). Tulisan ini menyajikan bermacam-macam
informasi
aplikasi
edible film, metode produksinya, serta karakterisasi edible film yang mengandung bahan antimikroba.
METODE Metode review yang digunakan yaitu studi pustaka dengan mengumpulkan beberapa jurnal melalui sarana internet dari web
terpercaya
http://search.proquest.com/.
seperti Pencarian
pustaka menggunakan kata kunci edible film dan ekstrak. Dari 35 jurnal yang
Gambar 1. Aplikasi edible film (4) Dari
berbagai
macam
aplikasi
edible film tersebut, terdapat empat metode pembuatan
edible
film
yang
biasa
didapat, dipilih 16 jurnal yang memiliki Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
5
digunakan, yaitu solvent casting, hot melt
Beberapa contoh formula dalam
extrusion, semisolid casting, dan rolling
pembuatan edible film, yaitu:
solvent casting (7). Masing-masing metode
1. Formula edible film ekstrak buah
memiliki
karakterisik
yang
berbeda.
manggis
Namun, metode solvent casting adalah metode yang telah digunakan sejak 100 tahun
yang
lalu
dan
paling
umum
digunakan karena mudah dan praktis (7). Perkembangan metode ini terlihat dari teknologinya yang sudah dapat langsung menghasilkan produk edible film.
Gambar 2. Metode solvent casting (7)
Dalam pembuatan edible film perlu diperhatikan komponen penyusun yang terkandung di dalamnya, karena komponen penyusun edible film mempengaruhi secara langsung
bentuk
morfologi
maupun
karakteristik pengemas yang dihasilkan (8). Komponen yang cukup besar dalam
Tabel 1. Formula edible film ekstrak buah manggis (10) Bahan Pullulan Alginat Aquadest Ekstrak buah manggis Mint oil Coloring agent Gliserol
Konsentrasi 1g 3g Tambah 150 ml 15 % dan 20 % w/w 0,2% v/w 10 % 10 %
2. Formula edible film ekstrak minyak cengkeh Tabel 2. Formula edible film ekstrak minyak cengkeh (11) Bahan HPMC Air suling Gliserol Ekstrak minyak cengkeh Chitosan Maltodektrin Tween 80
Konsentrasi 1% 100 ml 1,75 ml 1,2,3 kali lipat dari mbc secukupnya secukupnya secukupnya
pembuatan edible film adalah plastisizer. Plastisizer berfungsi untuk meningkatkan fleksibilitas menghindari
dan film
ekstensibilitas dari
film,
keretakan,
meningkatkan permeabilias terhadap gas, uap air, dan zat terlarut, dan meningkatkan elastisitas film (13).
3. Formula edible film minyak atsiri jahe Tabel 3. Formula edible film minyak atsiri jahe (14) Bahan Tepung uwi Aquadest CMC Gliserol Minyak atsiri
Konsentrasi 7g 115 ml 0,7 g 1,75 ml 0,5% - 3% v/w Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
6
jahe Formula
edible
film
yang
mengandung ekstrak minyak cengkeh dan minyak atsiri jahe di atas mengandung bahan
antimikroba
yang
dapat
meningkatkan daya tahan dan kualitas bahan
pangan
selama
penyimpanan(14)(11). yaitu
dengan
migrasi
lambat
Mekanismenya
menggunakan sehingga
metode
konsentrasi
sediaan edible film tetap tinggi selama
Pullulan film + 15 % ekstrak buah manggis Pullulan film + 20 % ekstrak buah manggis
Porphyromonas gingivalis Streptococcus mutans Streptococcus sanguis Porphyromonas gingivalis Streptococcus mutans Streptococcus sanguis Porphyromonas gingivalis
-2,08x 104 > 99,99 > 99,99 > 96,86 > 99,99 > 99,99 > 99,97
2. Ekstrak minyak cengkeh
masa penyimpanan (15). Ekstrak buah manggis formula
edible
menghambat
film
di
dalam
atas
pertumbuhan
dapat bakteri
penyebab bau mulut(10). Beberapa bahan antibakteri yang mampu menghambat pertumbuhan patogen dalam tubuh dan makanan adalah asam organik, bakteriosin, dan minyak rempahrempah
(12).
Di
bawah
ini
akan
dipaparkan beberapa bahan antibakteri alami dari ekstrak tumbuhan yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada mulut atau pada makanan, yaitu: 1. Ekstrak buah manggis Tabel 4. Ekstrak buah manggis sebagai agen antimikroba (10) Sampel
Bakteri
Pullullan film
Streptococcus mutans Streptococcus sanguis
Tabel 5. Ekstrak minyak cengkeh sebagai agen antibakteri (11)
% bakteri yang di hambat -1,02x104 -4,7x104
Bakteri
Konsentrasi minyak cengkeh (w/v) Listeria 0 (kontrol) monocyto- 0,5 (satu kali lipat genes dari mbc) 1 (dua kali lipat dari mbc) 1,5 (tiga kali lipat dari mbc) Escheri0 (kontrol) chia coli 1 (satu kali lipat dari mbc) 2 (dua kali lipat dari mbc) 3 (tiga kali lipat dari mbc) Staphylo- 0 (kontrol) coccus 1,5 (satu kali lipat aureus dari mbc) 3 (dua kali lipat dari mbc) 4,5 (tiga kali lipat dari mbc)
Zona hambat (mm) 0 16,67 25 31 0 18,50 24,50 26,75 0 28,75 31,74 39,00
3. Minyak atsiri jahe Tabel 6. Minyak atsiri jahe sebagai agen antibakteri (14) Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
7
yang mengalami sulit menelan(5). Dalam Bakteri
Escherichia coli
Konsentrasi minyak atsiri jahe (w/v) 0 (kontrol) 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0
Zona hambat (mm) 0 0 1 2,73 4,33 7,90 9,73
industri
kosmetik
edible
film
dapat
digunakan dalam pembuatan masker wajah sedangkan dalam industi pertanian edible film dapat digunakan untuk membuat pot plastik untuk tanaman atau penyimpan pupuk yang akan larut perlahan-lahan ketika kontak dengan tanah yang lembab atau selama penyiraman (6). Teknologi pembuatan edible film
PEMBAHASAN Edible film adalah sediaan yang
terdiri dari empat metode, yaitu: solvent
banyak digunakan untuk kebutuhan sehari-
casting, hot melt extrusion, semisolid
hari. Berbagai olahan edible film telah
casting, dan rolling solvent casting (7).
dihasilkan oleh berbagai industri baik
Metode solvent casting adalah metode
industri makanan, industri farmasi, industri
yang melarutkan bahan-bahan aktif dan
kosmetik, dan industri pertanian (6).
tambahan dalam pelarut yang mudah
Dalam industri makanan, edible
menguap,
seperti
air
atau
etanol.
film sangat berperan dalam pengemasan
Campuran larutan tersebut dikombinasikan
bahan pangan dan penyimpanan pangan
kemudian
agar dapat awet dan terjaga dari proses
menjadi film dan dikeringkan pada oven
oksidasi. Sifatnya yang mudah terurai
pada suhu 45-50oC dan dipotong-potong
sangat baik untuk menjaga kelestarian
untuk selanjutnya dikemas dan disegel
lingkungan karena dengan penambahan
(16).
larutan
tersebut
dibentuk
pelarut, edible film dapat dengan mudah
Metode kedua adalah semi solid
larut dan terurai. Dalam industri farmasi,
casting method, metode ini menggunakan
edible
polimer yang tidak larut asam. Pertama-
film
dapat
digunakan
sebagai
sediaan selapis tipis untuk menyegarkan
tama disiapkan
nafas, menjaga kebersihan mulut, dan
polimer larut air kemudian larutan tersebut
pemberi nutrisi. Selain itu edible film juga
ditambahkan ke dalam polimer yang tidak
dapat dibuat menjadi sediaan farmasi yang
larut
dapat mengobati berbagai penyakit. Edible
plastisizer
film ini dapat menahan bahan aktif farmasi
sehingga terbentuk gel. Selanjutnya larutan
dalam lapisan tipis tersebut dan sangat baik
tersebut dituangkan ke dalam tempat film
digunakan untuk anak-anak dan lansia
yang
asam.
terlebih
Kemudian diantara
memiliki
dulu
ditambahkan
proses
ketebalan
larutan
tersebut
0,038
cm.
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
8
Perbandingan polimer tidak laut asam dan
formula yang disebutkan dalam tabel di
polimer pembentuk film adalah 1:4 (7).
atas, terdapat beberapa fungsi dari masing-
Metode ketiga adalah metode hot melt extrusion, metode ini menggunakan bahan-bahan
material
padat
yang
dikeringkan dan dihomogenisasi dengan screw extruder dalam alat tersebut sekitar 3-4 menit. Suhu dalam proses tersebut 100oC.
ditentukan
Proses
tersebut
dibiarkan sampai bahan-bahan menjadi cair, kemudian bahan tersebut ditekan dan di bentuk menjadi film (7).
Gambar 3. Metode hot melt extrusion (7)
Metode
keempat
yaitu
masing bahan penyusun edible film, yaitu: Tabel 7. Fungsi komposisi formula edible film (10) Komposisi Ekstrak buah manggis Ekstrak minyak cengkeh Minyak atsiri jahe Minyak mint Pullulan HPMC Tepung uwi CMC Tween 80 Alginat Chitosan Gliserol Madu Maltodektrin Aquadest
disiapkan.
Bahan aktif Bahan aktif Bahan aktif Perasa Polimer Polimer Polimer Surfaktan Surfaktan Co-polimer Co-polimer Plasticizer Pemanis Pemanis Pelarut
rolling Pada formula edible film di atas
method, dalam metode ini pertama-tama bahan-bahan
Fungsi
Siapkan
juga
terdapat
tiga
bahan
antibakteri
yaitu
pelarut air, ataupun campuran air dan
ekstrak buah manggis, ekstrak minyak
alkohol.
cengkeh, dan minyak atsiri jahe.
Kemudian
dilakukan
proses
Hasil penelitian yang dilakukan
suspensi zat aktif dan zat tambahannya dalam alat yang membuat bahan jadi
menunjukkan
ekstrak
buah
terguling. Selanjutnya film dikeringkan
terbukti menghambat pertumbuhan bakteri
pada alat rol dan dipotong dalam bentuk
Streptococcus
dan ukuran yang diinginkan (7).
sanguis, Porphyromonas gingivalis yang
mutans,
manggis
Streptococcus
film
banyak terdapat di dalam gigi (10).
harus memperhatikan bahan-bahan yang
Dengan mengunyah edible film yang
ditambahkan agar dapat meningkatkan
mengandung ekstrak buah manggis sebesar
elastisitas dan ketahanan sediaan dan
20%
melindungi sediaan dari oksidasi dan
penyebab bau mulut dapat dihambat dan
Dalam
pengolahan
edible
ini
maka
pertumbuhan
bakteri
pembusukan oleh mikroba (15). Dari Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
9
kondisi mulut akan menjadi bersih dan
dan
segar (10).
penyimpanan.
Jurnal bahwa
ekstrak
lain
juga
kualitas
pangan
selama
menunjukkan
minyak
cengkeh
dan
UCAPAN TERIMAKASIH
minyak atsiri jahe dapat menghentikan pertumbuhan
bahan
bakteri
Listeria
monocytogenes,
Escherichia coli,
Staphylococcus
aureus
Dalam menyelesaikan review ini, penulis menyadari banyak pihak yang telah
dan
membantu. Penulis ingin mengucapkan
yang biasanya
terima kasih kepada Ibu Ellin Febrina,
terdapat banyak di dalam makanan dan
M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing,
menyebabkan pembusukan pada makanan
kepada Bapak Rizky Abdulah, Ph.D., Apt.,
(9, (14). Dengan menggunakan kemasan
selaku dosen metodologi dan penelitian,
yang
dan kepada teman-teman Farmasi Unpad
terbuat
dari
edible
film
yang
disisipkan ekstrak minyak cengkeh dan
2013 yang telah membantu.
minyak atsiri jahe dapat menurunkan dan menghambat pertumbuhan bakteri tersebut
KONFLIK KEPENTINGAN
sehingga makanan yang disimpan dalam
Seluruh penulis menyatakan tidak
kemasan edible film ini dapat bertahan
terdapat
lebih lama dalam masa penyimpanannya.
dengan
potensi
konflik
penelitian,
kepentingan kepenulisan
(authorship), dan atau publikasi artikel ini. SIMPULAN Edible film adalah sediaan lapis tipis yang dapat dimanfaatkan dalam
DAFTAR PUSTAKA 1.
Kusnadi J, Budyanto P.
berbagai macam fungsi dan kegunaan,
Antibacterial Active Packaging
diantaranya dalam pengemasan makanan,
Edible Film Formulation with
penyegar nafas, obat yang cepat larut, dan
Addition Teak ( Tectona grandis )
dapat digunakan juga dalam industri
Leaf Extract. Int J Life Sci
pertanian untuk membuat pupuk yang
Biotechnol Pharma Res.
dapat larut secara bertahap ketika kontak
2015;4(2):79–84.
dengan tanah. Edible film yang disisipkan
2.
Yuliana F. Stability Study of
bahan antimikroba dapat digunakan pada
Antibacterial Activity of Mixed
sediaan penyegar nafas yang mampu
Lime Juice and Honey of Heating
menghentikan
Temperature on
pertumbuhan
bakteri
penyebab bau mulut dan pada sediaan
Staphylococcusaureus and
pengemas untuk meningkatkan daya tahan
Streptococcuspyogenes. Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
3.
2014;21(2):1–7.
based edible coatings to maintain
Mehdizadeh T, Tajik H, Razavi
quality of fresh-cut Fuji apples.
Rohani SM, Oromiehie AR.
LWT - Food Sci Technol.
Antibacterial, antioxidant and
2008;41(1):139–47.
optical properties of edible starch-
6.
Thymus kotschyanus essential oil.
behavior of konjac glucomannan-
Vet Res Forum [Internet].
methylcellulose blend film. Eur
2012;3(3):167–73. Available from:
Food Res Technol.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/ar
2006;223(1):132–8. Jittinan C, Krisana S, Pakpachong V. The Development of Innovative
Valipour S. Effect of carboxymethyl
Herbal Extract Oral Film for the
cellulose edible coating containing
Unpleasant Mouth Odour.
Zataria multiflora essential oil and
2013;4(2):265–8. 11.
Nonsee K, Supitchaya C, Thawien
attributes of rainbow trout meat.
W. Antimicrobial activity and the
2014;5(2):89–93.
properties of edible hydroxypropyl
Saini S, Hooda M. ewsletter Saini et
methylcellulose based films
al . Saini et al . 2011;928:919–28.
incorporated with encapsulated
Siah, W.M., Aminah, A. and Ishak
clove (Eugenia caryophyllata
A. Edible films from seaweed. Int
Thunb.) oil. Int Food Res J.
Food Res J 22(6) 2230-2236.
2011;18(4):1531–41. 12.
Desniar, Rusmana I, Suwanto A,
Padilla T. LG, Zurita V. JU.
Mubarik DNR. Characterization of
Assessment of wax coatings in
lactic acid bacteria isolated from an
postharvest preservation of the pea
Indonesian fermented fish
(Pisum sativum L.) var. Santa
(bekasam) and their antimicrobial
Isabel. Agron Colomb [Internet].
activity against pathogenic bacteria.
2015;33(1):84–91. Available from:
Emirates J Food Agric.
http://www.revistas.unal.edu.co/inde
2013;25(6):489–94.
x.php/agrocol/article/view/44543 8.
10.
Raeisi M, Tajik H, Aliakbarlu J,
2015;22(6):2230–6. 7.
Li B, Xu Z, Xie BJ. Preparation and temperature effect on the swelling
grape seed extract on chemical
5.
9.
chitosan composite film containing
ticles/PMC4299978/ 4.
10
13.
Bourtoom T. Review Article Edible
Rojas-Graü MA, Tapia MS, Martín-
films and coatings : characteristics
Belloso O. Using polysaccharide-
and properties. Int Food Res J. Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
11
2008;15(3):237–48. 14.
Masril KI. Antibacterial and Antioxidant of Uwi ( Dioscorea Alata L ) Starch Edible Film Incorporated with Ginger Essential Oil. 2013;3(4):354–7.
15.
Pati AB, Winarti C. Teknologi Produksi Dan Aplikasi Pengemas Edible Antimikroba Berbasis Pati. J Litbang Pertan. 2012;31(3):85–93.
16.
Suput D, Lazic V, Popovic S, Hromis N. Edible films and coatings: Sources, properties and application. Food Feed Res. 2015;42(1):11–22. Available from: http://scindeks.ceon.rs/Article.aspx. artid=2217-53691501011S
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157