Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
1
KARAKTERISASI KRISTAL BAHAN PADAT AKTIF FARMASI : REVIEW
Popy Sarah Chairunnisa, Yoga Windhu Wardhana Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran Jalan Raya Bandung-Sumedang km 21 Email :
[email protected] [email protected]
Abstrak : Dalam modifikasi Bahan Aktif Farmasi (BAF) terutama dalam pembentukan Kristal diperlukan metode analisis untuk mengkarakterisasikan hasil kristal yang terbentuk. Terdapat berbagai variasi teknik analisis fasa padat. Dalam ulasan ini, teknik yang biasa digunakan pada analisis fasa padat, jenis informasi yang dikumpulkan, dan keuntungan dan kerugian dari masing-masing teknik dibahas, dengan fokus pada aplikasi metode tersebut di karakterisasi fasa padat dan pemantauan transformasi fasa padat, yaitu kristalisasi, dan pembentukan kokristal. Informasi yang dikumpulkan dari literatur terbaru dikompilasi dalam berbagai tabel untuk mendapatkan gambaran keseluruhan tentang apa jenis fenomena baru-baru ini telah dipelajari, dan teknik analisis telah digunakan.
Kata Kunci: Kristal, Karakterisasi, Analisis instrumen Abstract: Modification of Active Pharmaceutical Ingredients (APIs), especially in the formation of crystals, required analytical methods to characterize the results of the crystals formed. There are a wide variety of solid phase analysis techniques. In this review, a technique commonly used in the analysis of solid phases, type of information collected, and the advantages and disadvantages of each technique are discussed, with a focus on the application of these methods in the characterization of the solid phase and the monitoring phase transformation of solid, which is crystallization and formation cocrystal. Information gathered from the recent literature are compiled in various tables to get an overall picture of what kinds of phenomena have recently been studied, and analysis techniques have been used KEYWORD : Crystal, Characterization, Instrument Analysis
Pendahuluan
aktif farmasi (BAF) semakin pesat sejak ditemukannya metode peningkatan luas
Perkembangan teknologi farmasi untuk permukaan untuk meningkatkan kelarutan meningkatkan efektifitas dan kualitas bahan dan
bioavaibilitas1.
Berbagai
metode
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
2
terbukti efektif pada modifikasi BAF terutama
untuk
sifat
berbagai jenis yang bergantung pada faktor
menguntungkan,
internal dan eksternal dari zat tersebut. Dua
diantaranya yaitu pembentukan kristal,
diantaranya yang umum terdapat pada BAF
nanopartikel, amorf, maupun modifikasi
adalah amorf dan Kristal.
kimiawi
a. Amorf
fisikokimia
Salah
memberikan
Bentuk padat BAF terbagi dalam
yang
satu
topik
penting
pada Zat padat yang tidak mempunyai
modifikasi BAF adalah kristalisasi. Metode struktur
Kristal
dikenal
dengan
zat
pembentukan Kristal banyak digunakan amorphous
atau
zat
amorf
pada fasa padat terutama karena kemudahan (a:tidak,morf:bentuk). Partikel-partikel dari aplikasinya
dan
hasil
yang
relatif zat amorf tersebut tidak mempunyai bentuk
memuaskan
yang
termasuk
juga tertentu dan permanen. Bentuk amorf yang
peningkatan stabilitas. Untuk mengevaluasi merupakan yang akan lebih cepat pada saat suatu bahan yang dimodifikasi menjadi
proses absorbsi berlangsung20. Kelarutan
bentuk Kristal, maka diperlukan skrining yang lebih tinggi dari padatan amorf dengan karakterisasi fasa padat. dikarenakan energi dan mobilitas molekul Pada umumnya karakterisasi BAF yang lebih tinggi dibandingkan dengan memiliki banyak metode, pada artikel ini kristal. Namun, energi tinggi dan mobilitas dijelaskan metode dan instrumentasi yang molekul juga membuat padatan amorf tidak digunakan pada berbagai hasil modifikasi stabil secara fisik. Selama operasi dan / atau solid yang kemudian dirangkum beserta penyimpanan,
bahan
bentuk
amorf
analisisnya oleh penulis maupun yang cenderung untuk kembali ke dalam bentuk tercantum pada referensi. kristal metastabil.
Fasa padat BAF
b. Kristalin
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
3
Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya terkemas
amorf
seperti
yang
telah
dijelaskan
sebelumnya.
secara teratur dan polanya berulang melebar Polimorf
diketahui
menimbulkan
secara tiga dimensi. Secara umum, zat cair perbedaan yang signifikan dalam sifat membentuk
kristal
ketika
mengalami fisikokimia senyawa, misalnya, titik leleh,
proses pemadatan. Pada kondisi ideal, kepadatan, morfologi, kelarutan dan warna. hasilnya bisa berupa kristal tunggal, yang Hal ini pada dapat berdampak pada semua
atom-atom
dalam
padatannya stabilitas (fisik dan kimia), bioavailabilitas
"terpasang" pada kisi atau struktur kristal dan kestabilan selama manufaktur maupun yang sama, tapi, secara umum, kebanyakan setelah distribusi. Dalam kasus lain, sebuah kristal terbentuk secara simultan sehingga polimorf tidak diinginkan bahkan bisa menghasilkan padatan polikristalin atau menjadi racun. polimorf. Selain polimorf, bentuk kristal lain Polimorf
terutama
polimorf
yang seperti garam dan ko-kristal telah menarik
metastabil sering menunjukkan kelarutan minat dari akademisi farmasi karena bentuk yang lebih baik daripada bentuk polimorfik potensinya untuk mengatasi kelarutan air stabil.
Namun,
keuntungan
kelarutan yang
buruk
tanpa
berdampak
pada
bentuk metastabil biasanya tidak dapat stabilitasnya. dipastikan dibandingkan dengan bentuk
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
4
Gambar 1. Klasifikasi Solid State Bahan Aktif Farmasi2. kristal yang utama adalah yang memiliki Kristalisasi batasan energi paling kecil (energi paling Kristal memiliki struktur tiga dimensi
besar, metastabil)7.
yang bergantung pada gaya molekularnya. Banyak penelitian mengenai BAF yang Kristalisasi itu sendiri dibagi menjadi dua ikut serta membahas berbagai bentuk solid proses, yaitu nukleasi dan pertumbuhan kristal5,6.
yang
mempengaruhi
produksi
kristal.
Nuklei stabil hanya pada saat Bentuk-bentuk tersebut termasuk polimorf,
mencapai ukuran kritis dan ukuran tersebut garam, dan ko-kristal3,4. sangat bergantung pada supersaturasi dan temperatur6. Setiap fasa padat memiliki
Karakterisasi kristal merupakan hal
perbedaan solubilitas, semakin banyak fasa
yang penting untuk dilakukan dalam
yang
termodinamika
tahapan produksi bahan farmasi. Ada
bergantung pada level supersaturasi dari
banyak metode karakterisasi yang diketahui
pelarut. Menurut Ostwald’s rule of stages,
berguna untuk mengetahui dan mengontrol
stabil
secara
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
5
tahapan kristalisasi dan metode-metode ini sangat bergantung pada sifat kunci dari bahan yang akan diinvestigasi18. Tinjauan memperoleh
ini
ditujukan
gambaran
yang
untuk jelas
mengenai proses analisis berbagai fasa padat dari suatu kristal BAF yang dapat disesuaikan dengan properti dari suatu obat.
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
6
Teknik Karakterisasi Kristal Berdasarkan Bentuk Padatnya Tabel 1. Teknik analisis pada karakterisasi fasa padat BAF Teknik analisis
keterangan
kelebihan
kekurangan
Molekular Spekstroskopi
-
Mid-IR, FTIR, ATR9,10, 8
Raman11
Vibrasi intramolekuar, ikatan hidrogen -
Jumlah sampel sedikit
pada
Akuisisi data yang relatif cepat
DRIFTS
pergantian peak dan pada bentuk -
Ketersediaan
transformasi fasa padat
amorf yaitu pelebaran peak
spektra
bentuk
polimorfis
yaitu -
-
Melengkapi Spektroskopi raman
-
Informasi
-
kimiawi
yang
-
spasial -
pustaka
dapat
menginduksi
-
interferesi dari kelembaban lingkungan
-
pemanasan lokal sampel
Tidak membutuhkan preparasi sampel untuk ATR
Vibrasi intramolekul bentuk polimorf : -
Jumlah sampel sedikit
pita unik, perubahan peak
Tidak
Bentuk amorf : pelebaran peak
untuk
preparasi sampel pada FT-IR dan
Instrumen yang mudah dibaca
dengan setup imaging
-
-
sampel
membuthkan
preparasi -
fluoresensi sampel fotodegradasi Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
7
-
Melengkapi spektroskopi infra merah
-
Informasi
kimiawi
yang
-
spaisal -
dengan setup imaging
Non-destruktif kemampuan
untuk
penetrasi
melalui wadah kaca -
ketersediaan serat optik
-
pada frekuensi rendah dapat digunakan untuk analisis level partikulat
Solid State Nuclear Magnetic -
Nuclei dan interaksi kimia
Resonance (ss-NMR)9,13,17
Interaksi molekul obat-obat atau obat- -
-
-
non destruktif
-
data akuisisi lama
kuantitatif dan kualitatif
-
relatif mahal
eksipien -
Partikulat Spektroskopi
Terahertz
pulsed Spectroscopy18
vibrasi intramolekular dan kisi
-
jumlah sampel sedikit (5-40 mg)
-
spektrum dipengaruhi oleh air
bentuk polimorf : peak unik
-
data akuisisi cepat (milidetik)
-
kemiringan dasar mungkin atau tidak
bentuk amorf : tanpa fitur spektra
memberikan efek pada interpretasi hasil -
relatif mahal Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
8
informasi struktur 5-90o2θ
-
jumlah sampel >50 mg
Powder X-ray Diffraction 3, 10,
bentuk polimorf : difraksi peak unik
-
non destruktif
12
bentuk amorf : tidak memiliki peak, -
X-ray
-
kualitatif dan kuantitatif
-
membutuhkan
kompresi
pelet
ketebalan 0,5-3 mm -
broad halo
ukuran partikel dibutuhkan 100µm untuk meminimalisir penghamburan
-
membutuhkan orientasi
-
tidak ada informasi mengenai struktur kimia
Single Crystal Diffraction10, 15
-
derajat kristalin
-
non destruktif
-
metode tradisional
-
probe memiliki struktur yang
informasi struktural 0.01 hingga 3o 2θ
besar (nm - µm)
-
membutuhkan kristal tunggal dengan ukuran >0.1 mm
-
konvensional
dan
membutuhkan
akuisisi data yang lama -
membutuhkan interpretasi data lebih lanjut
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
Differential
9
scanning -
elemen
thermal
:
glass-thermal -
calorimetry (DSC)8 ,10 , 12 , 13 , 15,
temperature
16
kristalisasi (Tc) dan suhu lebur (Tm),
(Tg),
temperature -
membutuhkan sedikit sampel
-
sampel tidak dapat digunakan ulang
kualitatif dan kuantitatif
-
tidak
ada
informasi
mengenai
chemical-environment
interaksi obat-obat dan obat-eksipien
-
tidak dapat menyelesaikan masalah overlapping
Bulk Titrasi Karl Fischer3
-
kandungan air
-
-
penggunaan pada konjugasi dengan -
Sensitivitas Tinggi
-
Sampel harus dilarutkan
Analisis cepat
-
Ukuran sampel >50 mg
TGA/DVS -
luas area sampel
Tabel 2. Analisis Kristal fasa padat Bahan Aktif Farmasi BAF/Sampel
Tahun
Deskripsi/Hasil studi
Metode
Metode analisis
Keterangan
Kristalisasi Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
Sulfathiazol16
10
2010
Sulfatiazol memiliki
ditemukan Kristalisasi bentuk
dari DSC dan Mikroskop Menggunakan intensitas cahaya dari
kristal pelarut organik
hot-stage light
mikroskop cahaya sebagai alternatif
polimorf Teofilin9, 17
2014
analisis kualitatif
Elusidasi pengaruh interaksi Ko-kristalisasi intermolekular
dan dengan
NMR
Spektroskopi, Spektra ko-kristal Teofilin dengan
koformer FT-IR spektroskopi,
intramolekular di fasa kristalin asam dikarboksilat
NMR menunjukkan tidak terjadinya superposisi .
pada ikatan hidrogen yang terjadi Kalsium Atrovastatin3
2010
Melakukan karakterisasi fasa Pemanasan in situ XRPD,
DSC, -
padat kristalin komersial dari dengan DSC
Thermogravimetri,
ATC
titrasi
karl
Scanning
fischer, electron
microscopy, hot stage microscopy, drop
contact
Sessile angle Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
11
measurement, disolusi intrinsik Mebendazol10
2012
Evaluasi
potensial
ko- Ko-kristalisasi
kristalisasi mebendazol.
dengan RCM
FTIR, DSC, PXRD, -
metode Single-Crystal (reaction Diffraction,
crystalization
X-ray disolusi,
dan stabilitas
method) dan LAG (Liquid
assisted
grinding) Nitrendipin11
2012
Analisis imaging kristal untuk Antisolvent
Spektroskopi Raman,
monitoring
Polarized
fae
nukleasi crystallization
selama pertumbuhan kristal Piroxicam11
2012
light
microscopy
Analisis imaging kristal untuk Kristalisasi dengan Spektroskopi Raman, monitoring
fae
nukleasi Dispersi Solid
selama pertumbuhan kristal
polarized
light
microscopy Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
Indometasin8
12
2012
Investigasi formasi kokristal
Ko-kristalisasi
FTIR,
dan stabilitas
dengan solid state stabilitas
DSC,
dan Estimasi
kuantitatif
spektra
FTIR
dengan Gaussian-Lorenzian Function
grinding Kuinidin13
2010
Aplikasi sintesis heterosinton Ko-Kristalisasi pada ko-kristalisasi kuinidin- dengan metil paraben
Isoniazid15
2010
Solid
state-NMR,
Solvent Difraksi X-ray
Evaporation
Identifikasi homosinton yang Ko-kristalisasi
DSC, Single Crystal
paling
X-ray
mungkin
membentuk isoniazid
untuk kritalisasi
dengan
Powder
asam
Diffraction, X-ray
diffraction
karboksilat Norfloxacin12
2010
Identifikasi sifat fasa padat Vapor dari kristal norfloxacin
oleh
diffusion PXRD, Single Crystal Dua stuktur polimorf ditemukan pada MTBE
ke X-Ray
Diffractio, saat prosedur Single Crystal C-ray
larutan DMF pada DSC, TGA, HSM
Diffraction dilaksanakan
temperatur ruangan Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
13
disebutkan sebelumnya, karena fakta bahwa
Metode X-Ray Diffraction Berdasarkan survei ini analisis bentuk
keduanya membutuhkan persyaratan yang
kristal biasanya melibatkan penggunaan baik
cukup suli: SCXRD membutuhkan ketentuan
PXRD
atau
kristal tunggal> 0.1mm15 dan persiapan
kombinasi keduanya. Preferensi untuk PXRD
tersebut tidak selalu mudah. ss-NMR di sisi
dan metode spektroskopi dapat dikaitkan
lain membutuhkan persiapan sampel yang
dengan difraksi/spektrum yang unik untuk
sangat sedikit dan bahkan bentuk sediaan dapat
setiap bentuk polimorfik. PXRD merupakan
dianalisis17, tapi kekurangan dari teknik ini
metode yang cenderung langsung mendeteksi
adalah bahwa waktu pengukuran cukup
sifat kisi kristal. Perubahan pola difraksi
panjang.
merupakan
terbentuknya
(TPS) adalah teknik lain spektroskopi getaran
polimorfisme baru. Metode spektroskopi tidak
yang telah digunakan untuk berbagai aplikasi
langsung mengukur sifat kisi, tapi dengan
farmasi18, namun tidak termasuk dalam
mengukur interaksi intra dan antarmolekul dari
analisis sepuluh sampel yang ditinjau. Berbeda
molekul-molekul dalam padatan, metode ini
dengan teknik spektroskopi yang disebutkan di
juga memberikan informasi struktural. Banyak
atas, TPS adalah teknik tingkat particulate-
contoh ada di mana transformasi polimorfik
daripada teknik amolecular-tingkat; langsung
yang benar-benar dijelaskan menggunakan
mendeteksi fenomena kisi-tingkat (inframerah
PXRD dan / atau metode spektroskopi hanya
aktif mode getaran di wilayah inframerah-jauh
3,10, 11
dan
atau
metode
spektroskopi
informasi
.
Ketika mendalami karakterisasi struktur
Spektroskopi
sub-milimeter
elektromagnetik),
dan
Terahertz-Pulsed
dari karena
spektrum itu
dapat
kristal atau struktur molekul dalam kristal yang
digunakan untuk karakterisasi bentuk kristal
dibutuhkan, Single Crystal X-Ray Diffraction
yang berbeda18. TPS dapat sangat berguna
(SCXRD) dan teknik ss-NMR memberikan
ketika menyelidiki sampel dengan perbedaan
informasi yang berguna. Namun, mereka tidak
struktural kecil atau biasa yang mungkin sulit
lebih umum daripada teknik-teknik yang Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
14
untuk mendeteksi dengan teknik analisis
crystallization.
lainnya.
dikombinasikan
Metode Spektroskopi
Gaussian-Lorentzian telah digunakan untuk
Spektroskopi
Raman
dan
Secara dengan
kuantitatif,
DSC
metode
kurva
Fourier
mengukur
campuran
transform infrared (FT-IR), cenderung lebih
famotidine
setelah
praktis dibandingkan metode spektroskopi
kompresi. Oleh karena itu DSC adalah alat
lainnya karena tidak ada persiapan sampel
yang sangat berguna untuk memahami sifat
diperlukan sebelum sampel analisis. Raman
termal dari fasa padat.
dan IR spektroskopi adalah alat yang kuat dan
Ko-Kristal
sensitif untuk studi fasa padat kualitatif dan
biner
polimorf
berbagai
perawatan
Difraksi sinar-X adalah metode yang
kuantitatif karena semua band spektral dapat
dilakukan
pada
karakterisasi
Ko-Kristal
diberikan ke fitur khusus dari molekul di
Indometasin (tabel 2). PXRD memungkinkan
bawah gation investigasi.
indentifikasi fingerprint konvensional untuk
Metode Thermal
mengidentifikasi bentuk polimorfisme baru
Metode Thermal memberikan informasi
dari campuran fisik BAF dan koformer.
mendasar pada sistem polimorfik dan kristal.
Difraksi sinar-X telah terbukti menjadi metode
Teknik termal yang jauh paling populer di
utama dalam menggambarkan berbagai sistem
mencirikan
ko-kristal seperti ikatan obat-koformer18.
polimorf
adalah
DSC.
sifat
fisikokimia seperti suhu transisi (yaitu, untuk
Ko-Kristal adalah bentuk fasa padat
menentukan tiomer tiotropic / hubungan
dengan sifat fisik yang unik (pola difraksi,
monotropic antara bentuk polimorfik) atau
spektrum, sifat termal dan kebiasaan kristal)
suhu mencair dapat dengan mudah diamati
yang berbeda dari padatan induk. Penelitian ini
sebagai exother- mic / acara endotermik di
kembali populer dalam usaha peningkatan
thermograms DSC; misalnya, transformasi
profil obat untuk menghasilkan bioavailibilitas
polimorfik bentuk mebendazole C untuk
yang lebih baik1. Sebuah publikasi pada tahun
membentuk A (sekitar 205-220◦C)10 melt-
2012
menjelaskan
polimorf
Ko-Kristal,
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
15
panduan yang berguna untuk desain dan
menggunakan teknik-teknik ini memberikan
sintesis serta metode karakterisasi digunakan
gambaran yang baik tentang karakteristik fasa
untuk lebih memahami sifat fisik Ko-Kristal19.
padat dari sampel yang menarik karena mereka
Pembentukan Ko-kristal sebagian besar
mencakup
berbagai
sifat
didasarkan pada homosynthon (yaitu, asam-
(kristalografi,
asam) atau formasi heterosynthon (yaitu,
morfologi, dari masing-masingnya). PXRD
asam-amida). Metode yang umum diterapkan
dan SCXRD adalah metode pilihan untuk sis
dari kokristalisasi dengan mekanokimiawi
analisi kristalografi.
(Liquid-assisted dan Solid Grinding), solusi
Ucapan Terimakasih
dimediasi slurry-,
(kristalisasi co-evaporasi,
reaksi,
kristalisasi
deliquescence
di
Dengan
thermal,
fisikokimia
pernuh
molekuler
rasa
hormat
dan
penulis
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Rizki
lingkungan kelembaban tinggi), dan baru-baru
Abdullah
superkritis metode cairan, misalnya, untuk
Metodologi Penelitian dan Bapak Yoga
indometasin-saccharin8.
Windhu Wardhana sebagai dosen pembimbing
Simpulan
penulisan artikel ini
Terdapat berbagai teknik analisis yang tersedia
untuk
mengkarakterisasi
dan
sebagai
dosen
matakuliah
Konflik Kepentingan Penulis menyatakan tidak terdapat potensi
memantau transformasi fasa padat bahan aktid
konflik
kepentingan
dengan
penelitian
farmasi. Namun, metode pilihan tergantung
kepenulisan dan atau publikasi artikel ini.
pada jenis dan kedalaman informasi yang Daftar Pustaka dibutuhkan. Umumnya, pendekatan kombinasi menggunakan setidaknya dua metode yang
Sarkari M, Young TJ, et al. A novel
saling melengkapi dianjurkan. Dalam review ini tiga metode yang paling umum
digunakan
adalah
1. Rogers TL, Nelsen AC, Hu J, Brown JN,
DSC,
PXRD,
particle engineering technology to enhance dissolution of poorly water soluble drugs:
SCXRD, dan spektroskopi FT-IR. Analisis Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
16
Spray-freezing into liquid. Eur J Pharm
soluble drugs. Acta Pharm Sin B [Internet].
Biopharm. 2002;54(3):271–80.
Elsevier;
2. Aitipamula S, Banerjee R, Bansal AK,
2014;4(1):18–25.
Available
from:
Biradha K, M.L. C, Choudhury AR.
http://www.sciencedirect.com/science/arti
Polymorphs, Salts, and Cocrystals: What’s
cle/pii/S2211383513000968
in a Name? Cryst Growth Des [Internet]. 2012;12:2147–52.
Available
from:
http://pubs.acs.org/doi/abs/10.1021/cg300 2948
6. Chen J, Sarma B, Evans JMB, Myerson AS. Pharmaceutical crystallization. Cryst Growth Des. 2011;11(4):887–95. 7. Rohani
3. Shete G, Puri V, Kumar L, Bansal AK.
S.
crystallization
Applications process
of in
the the
Solid state characterization of commercial
pharmaceutical industry. Front Chem Eng
crystalline and amorphous atorvastatin
China. 2010;4(1):2–9.
calcium samples. AAPS PharmSciTech
8. Zhang GC, Lin HL, Lin SY. Thermal
[Internet]. 2010;11(2):598–609. Available
analysis and FTIR spectral curve-fitting
from:
investigation of formation mechanism and
http://www.pubmedcentral.nih.gov/article
stability
render.fcgi?artid=2902319&tool=pmcentr
cocrystals via solid state grinding process.
ez&rendertype=abstract
J Pharm Biomed Anal [Internet]. Elsevier
of
indomethacin-saccharin
4. Price SL. Predicting crystal structures of
B.V.; 2012;66:162–9. Available from:
organic compounds. Chem Soc Rev
http://dx.doi.org/10.1016/j.jpba.2012.03.0
[Internet].
2014;43(7):2098–111.
39
Available
from:
9. Pindelska E, Sokal A, Szeleszczuk L,
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/242
Pisklak DM, Kolodziejski W. Fasa padat
63977
NMR studies of theophylline co-crystals
5. Huang Y, Dai W-G. Fundamental aspects of solid dispersion technology for poorly
with dicarboxylic acids. J Pharm Biomed Anal
[Internet].
Elsevier
B.V.;
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
2014;100:322–8.
17
Available
from:
15. Lemmerer A, Bernstein J, Kahlenberg V.
http://dx.doi.org/10.1016/j.jpba.2014.07.0
One-pot covalent and supramolecular
11
synthesis of pharmaceutical co-crystals
10. Chen J-M, Wang Z-Z, Wu C-B, Li S, Lu
using the API isoniazid: a potential
T-B. Crystal engineering approach to
supramolecular reagent. CrystEngComm
improve the solubility of mebendazole.
[Internet]. 2010;12(10):2856. Available
CrystEngComm. 2012;14(19):6221–9.
from: http://xlink.rsc.org/?DOI=c000473a
11. Xia D, Cui F, Piao H, Cun D, Piao H, Jiang
16. M.R. Abu Bakar, Z. Nagy, C. Rielly, A
Y, et al. Effect of crystal size on the in vitro
combined
approach
dissolution
and
oral
scanning
calorimetry
nitrendipine
in
rats.
absorption Pharm
of Res.
2010;27(9):1965–76. 12. Puigjaner C, Barbas R, Portell A, FontBardia M, Alcobé X, Prohens R. Revisiting the solid state of Norfloxacin. Cryst Growth Des. 2010;10(7):2948–53. 13. Khan M, Enkelmann V, Brunklaus G.
investigation
of
and
hot-stage
sulfathiazole
polymorphism, J. Therm. Anal. Calorim. 99 (2010) 609–619 17. Seton L, Khamar D, Bradshaw IJ, Hutcheon GA. Solid state forms of theophylline: Presenting a new anhydrous polymorph.
crystals: Application of methyl paraben as
2010;10(9):3879–86.
2010;132(14):5254–63.
differential
microscopy with image analysis in the
Crystal engineering of pharmaceutical co-
molecular hook. J Am Chem Soc.
of
Cryst
Growth
Des.
18. Chieng N, Rades T, Aaltonen J. An overview of recent studies on the analysis
14. Gryl M, Cenedese S, Stadnicka K. Crystal
of pharmaceutical polymorphs. J Pharm
engineering and charge density study of
Biomed Anal [Internet]. Elsevier B.V.;
pharmaceutical nonlinear optical material:
2011;55(4):618–44.
melamine-barbital co-crystal. J Phys Chem
http://dx.doi.org/10.1016/j.jpba.2010.12.0
C. 2015;119(1):590–8.
20
Available
from:
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
19. Brittain
HG.
Cocrystal
18
systems
of
pharmaceutical interest: 2011 [Internet]. Vol. 12, Crystal Growth and Design. Elsevier Masson SAS; 2012. 5823-5832 p. Available
from:
http://dx.doi.org/10.1016/S18715125(10)35009-6
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157