Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
1
REVIEW ARTIKEL: MASA DEPAN FARMAKOEPIDEMIOLOGI Devi Meilani, Rizky Abdulah Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran Jalan Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor 45363 Telp. (022) 7996200, Fax. (022) 7796200 email :
[email protected]
ABSTRAK Farmakoepidemiologi dapat didefinisikan sebagai studi tentang penggunaan serta efek obat yang telah diuji pada manusia. Pharmacovigilance adalah cabang ilmu farmakologi yang mempelajari tentang deteksi, penilaian, pemahaman dan pencegahan efek samping obat. Pencarian acuan artikel review ini dilakukan dengan menyadur referensi berupa artikel ilmiah yang berkaitan dengan
masa
depan
farmakoepidemiologi.
Situs
Google
scholar
(http://www.scholar.google.co.id) digunakan untuk mencari beberapa kata kunci dalam pencarian artikel ilmiah terkait. Digunakan 10 artikel utama dari 19 artikel yang diperoleh terkait farmakoepidemiologi. Masa depan farmakoepidemiologi dapat dilihat dari tiga sudut pandang yaitu sudut pandang akademisi, industri, dan pemerintahan. Selain memiliki peran dalam pendidikan dan pengembangan tenaga kerja, akademisi memberikan kontribusi dalam pengembangan penelitian. Peran industri mengevaluasi obat sebelum dan sesudah dipasarkan. Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa produk yang telah disetujui memiliki efikasi dan keamanan seperti yang ditunjukan dalam data. Di masa depan, farmakoepidemiologi dapat berkontribusi untuk pengobatan yang lebih baik terutama dalam mengatasi
hambatan
dalam
pemberian
obat
yang
lebih
efektif
terhadap
pasien.
Farmakoepidemiologi di masa yang depan diharapkan dapat membawa banyak peluang. Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
2
Farmakoepidemiologi masih dan akan terus berkembang karena farmakoepidemiologi merupakan bidang penelitian yang dinamis. Kata kunci:, masa depan farmakoepidemiologi, akademisi, industri, pemerintah. ABSTRACT Pharmacoepidemiology can be defined as the study of the use and effects of drugs that have been tested in humans. Pharmacovigilance is the branch of pharmacology that studies on the detection, assessment, understanding and prevention of the effects of the drug. The source of this review article was done by adapting references such as scientific articles related to the future of Pharmacoepidemiology. Through the Google site scholar (http://www.scholar.google.co.id) 10 of 19 articles related were used in this review. The future of Pharmacoepidemiology can be viewed from three perspectives such as academia, industry and government. In addition to having a role in education and workforce development, academia contribute to the development of research. The role of industry is evaluation the drug premarketing and post marketing. The government has a responsibility to ensure that the products have been approved to have the efficacy and safety as indicated in the data. In the future, Pharmacoepidemiology can contribute to a better treatment, especially in overcoming obstacles in the delivery of more effective drugs to patients, and its expected to bring a lot of opportunities. Pharmacoepidemiology is still and will continue to grow since it is a dynamic research field Keywords: the future of Pharmacoepidemiology, the academy, the industry, the government.
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
3
masyarakat dengan penekanan khusus pada
PENDAHULUAN Farmakoepidemiologi didefinisikan
sebagai
dapat studi
tentang
penggunaan serta efek obat yang telah diuji pada manusia. Farmakoepidemiologi muncul pada awal 1960 saat kekhawatiran tetntang efek samping obat muncul pada masyarakat sehingga mendorong terbentuknya metode dalam mempelajari keamaan terapi obat
dampak medis, sosial, dan ekonomi yang dihasilkan. Selama bertahun-tahun database mengenai peresepan obat telah berkembang. Hal
ini
mempengaruhi
farmakoepidemiologi.
pengembangan
Selama
50
tahun
terakhir penelitian telah dikembangkan dari penelitian deskriptif seperti menghitung tablet yang digunakan hingga menilai efektivitas dan keamanan terapi obat dalam praktek klinis.
(Storm dan Kimmel, 2008).
Farmasi klinis memiliki peranan penting Pada tahun 1960 FDA (Federal Drug dalam perkembangan di masa depan. Pada Administration) mulai mengumpulkan laporan abad ke-20 farmakoepidemiologi bergeser dari efek
samping
obat,
mengarah
kepada yang sepenuhnya berfokus terhadap efek
pembentukan
program
pemantauan
obat samping obat dan studi hubungan resiko,
berbasis
rumah
sakit.
Sistem
ini termasuk hasil klinis lain dan aspek ekonomi
dikembangkan
lebih
lanjut,
dan kesehatan terhadap penggunaan narkoba,
farmakoepidemiolgi
diusulkan
menjadi sehingga
mengurangi
perbedaan
antara
disiplin ilmu baru yang mendukung sistem ini. farmakoepidemiologi
dan
penelitian
Pada saat yang sama, di Eropa farmasi klinis penggunaan obat (Wettermark, 2013). melakukan penelitian tentang penggunaan Teknologi informatika telah memasuki
obat baru. Awalnya penelitian penggunaan obat
di
fokuskan
terhadap
pemasaran,
distribusi, resep dan penggunaan obat dalam
dunia
kesehatan
dengan
mengubah
pengobatan klinis, dimana perawatan pasien Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
4
dapat dilakukan dengan kualitas yang lebih
keputusan algoritma yang dibantu komputer
baik, efisiensi dan biaya yang lebih murah.
disarankan
Teknologi mendorong terciptanya sistem
ketidakpastian dalam pengambilan keputusan.
pharmacovigilance
mendeteksi
Ada beberapa tantangan seperti keterbatasan
keamanan. Pemerintah menuntut program
jumlah profesional yang berkualitas, kesulitan
pengawasan
rencana
menggunakan database untuk tujuan penelitian
pengelolaan resiko yang komprehensif pada
(termasuk pembatasan karena kerahasiaan)
proses pascapemasaran. Undang-undang yang
dan kurangnya tindakan yang tepat untuk
mengatur proses pengawasan di sebagian besar
menilai manfaat dari terapi obat dalam studi
negara, mengatur persyaratan bahwa harus ada
observasional (Wettermark, 2013).
untuk
yang
mencakup
pharmacovigilance pada awal obat tersebut di luncurkan. Sementara spontaneous reporting tetap menjadi landasan pharmacovigilance dalam
peraturannya.
Pharmacovigilance
adalah
cabang
farmakologi
mempelajari
ilmu
tentang
deteksi,
yang
penilaian,
untuk
mengurangi
tingkat
Tujuan penulisan review artikel ini adalah untuk membahas mengenai masa depan farmakoepidemiologi dari sudut pandang akademisi, industri, dan pemerintah beserta tantangan
yang
akan
di
hadapi
farmakoepidemiologi di masa mendatang.
pemahaman dan pencegahan efek saping dari METODE obat (Lu, 2009). Pencarian sumber acuan artikel review Masa
depan
farmakoepidemiologi ini
diharapkan
membawa
banyak
dilakukan
dengan
mengambil
dan
peluang, menyadur referensi berupa jurnal ilmiah dan
termasuk
pertumbuhan
database, artikel ilmiah yang berkaitan dengan masa
pengembangan
metode
dan
peningkatan depan farmakoepidemiologi. Mesin pencari
kerjasama
internasional.
Pengenalan Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
5
Google digunakan untuk mencari beberapa
berdasarkan kata kunci, Evaluating drug
kata kunci dalam pencarian artikel ilmiah
safety, clinical trials, spontaneous reporting
terkait.
system, signal detection, drug life cycle,
Melalui
situs
Google
scholar
(http://www.scholar.google.co.id) kata kunci
pharmacovigilance,
yang
menunjukkan
assessment. Dari 19 artikel dan jurnal ilmiah
beberapa jurnal dan artikel ilmiah yang dapat
yang diperoleh, digunakan 10 artikel utama
digunakan dalam pembuatan artikel review ini.
terkait
Artikel dan jurnal ilmiah yang dimaksudkan
farmakoepidemiologi. Dan sisanya dijadikan
merupakan naskah publikasi 10 tahun terakhir
pendukung untuk penulisan artikel review ini.
terkait
yang
dicari
sumber
benefit
and
data
risk
dalam
(tahun 2006 – 2016). Dengan pencarian HASIL No
Judul Jurnal, Penulis, Tahun, Negara
Temuan Penelitian Studi masa depan farmakoepidemiologi harus
1.
mencakup
obat-obatan
The intriguing future of
dirancang
untuk
pharmacoepidemiology
penyampaian obat yang kurang efektif pada
Björn Wettermark
pasien di rumah sakit. Dapat mengatasi
2013
dampak dari obat-obatan pada lingkungan.
Sweden
Tantangan
yang
khusus
mengatasi
akan
dihadapi
yang kendala
adalah
meningkatnya secara signifikan data yang ada, sehingga penerapan aturan yang terlalu
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
6
ketat terhadap privasi data akan menghambat perkembangan farmakoepidemiologi. e-clinical
atau
e-health
merupakan
Information technology in pengembangan sistem pharmacovigilance pharmacovigilance: Benefits, challenges, yang terintegrasi kepada catatan medis and future directions from industry elektronik, yang dapat mendeteksi keamanan 2.
perspectives obat, penggalian data, dan pengambilan Zhengwu Lu keputusan kesehatan. Ketersediaan database 2009 kesehatan global yang dapat diakses publik USA akan diperbarui secara berkala. Meningkatnya perhatian publik terhadap Pharmacovigilance during the Pre-Approval kemana obat telah mendorong inovator Phases An Evolving Pharmaceutical Industry farmasi, regulator dan profesional kesehatan Model In Response To ICH E2E, CIOMS VI, berkolaborasi
mengembangkan
pedoman
FDA and EMEA/CHMP Risk-Management yang
mengarah
pada
manajemen
Guidelines 3.
pharmacovigilance. Evolusi industri farmasi Hartford, C. G., Petchel, K. S., Mickail, H., menanggapi
pedoman
internasional
Gutthann, S. P., McHale, M., Grana, J. M. et perencanaan
pharamacovigilance.
al., Komunikasi mengenai masalah kesehatan 2006 yang penting dalam penelitian terhadap UK, USA, Switzerland, Spain pasien, peneliti dan pemerintah.
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
7
Penelitian premarketing obat menunjukan Adverse Event Detection in Drug
efikasi dan mendeteksi efek samping yang
Development: Recommendations and
umum namun, tidak dapat mendeteksi efek
Obligations Beyond Phase 3
samping yang jarang terjadi atau kematian.
Berlin, J. A., Glasser, S. C., Ellenberg, S. S.,
Pengawasan postmarketing penting untuk
4.
2008
mengembangkan
pemahahaman
USA
keseimbangan antara manfaat dan efek samping.
Recommendations for safety planning, data collection, evaluation and reporting during
Industri dan pemerintahan meningkatkan
drug, biologic and vaccine development: a
kesadarannya terhadap identifikasi senyawa
report of the safety planning, evaluation, and baru pada awal proses pengembangan obat. reporting team
Terbentuknya
PSAP
(Program
Safety
5. Crowea, B. J., Xiab, H. A., Berlinc, J. A.,
Anlaysis Plan) dan ulasan berkala gabungan
Watsond, D. J., Hongliang, S. E., Stephen, L. data oleh SMT (Safety Management Team) et. al,
diharapkan dapat mengidentifikasi bahaya
2009
obat sejak dari proses pengembangan.
USA
6.
The role of academia and the research
Akademisi diharapkan dapat meningkatkan
community in assisting the food and drug
hubungan dengan FDA untuk meningkatkan
administration to ensure U.S. drug safety
penelitian
mengenai
regulasi
dan
Re, V. L., Strom, B. L.
memfasilitasi pengembangan pusat akademik
2007
yang unggul dalam farmakoepidemiologi Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
8
USA
yang mendorong pengembangan dan inovasi metodologi pengujian pada keamaan obat. Untuk senyawa terapeutik baru yang disetujui
Regulatory Review of Novel Therapeutics — antara 2001 dan 2010, FDA rata-rata lebih Comparison of Three Regulatory Agencies cepat
meninjau
aplikasi
untuk
terapi
Downing, N. S., Aminawung, J. A., Shah, N. menggunakan senyawa baru dibandingkan 7.
D., Braunstein, J. B., Krumholz, H. M., Ross, EMA (Europian Medicines Agency) atau di J. S. Kanada, dan sebagian besar senyawa terapi 2012 baru pertama kali disetujui untuk digunakan England di US. Is there a need for a universal benefit–risk Masa depan dalam penilaian manfaat-resiko assessment framework for medicines? obat antara pemerintah dan indutri tidak Regulatory and industry perspectives menggunakan
8.
sistem
yang
sepenuhnya
Leong, J., McAuslane, N. Walker, S., Salek, kuantitatif. Kebutuhan untuk melibatkan S. stakeholder terkait dalam pengembangan, 2013 validasi dan penerapan dalam siklus produk. UK Performance of Pharmacovigilance Signal-
(Signal detection algorithms) SDAs diakui
Detection Algorithms for the FDA Adverse
sebagai
Event Reporting System
pedoman
pharmacovigilance.
penting Namun,
dalam
karakteristik
9. Harpaz1, R,. DuMouchel, W., LePendu, P.,
kinerja umumnya tidak diketahui. SDAs
Bauer-Mehren, A., Ryan, P., and Shah, NH.
dapat memperoleh prediksi yang akurat dalam
2013
menandakan efek samping. Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
9
USA Evaluation of Post-Authorization Safety Sejak November 2005, EU-RMP (EU Risk Studies in the First Cohort of EU Risk Management Plan) profil keamanan obat Management Plans at Time of Regulatory harus
dijelaskan
dan
kegiatan
Approval pharmacovigilance harus diusulkan untuk 10.
Giezen, T. J., Mantel-Teeuwisse, A. K., mempelajari masalah kemanan penggunaan Straus, S. M.J.M., Egberts, T. C. G., obat. Ada pengetahuan yang terbatas pada Blackburn, S., Persson, I. et. al kelengkapan PASS (post-authorization safety 2009 studies). Netherlands, UK, Sweden
depan semua obat akan dipantau setelah obat
PEMBAHASAN
tesebut
Masa depan Farmakoepidemiolgi
dipasarkan,
karena
mudahnya
mengakses data, perdebatan lebih lanjut Farmakoepidemiologi
dapat mengenai kerahasiaan mungkin timbul. Fokus
berkontribusi untuk pengobatan yang lebih dampak obat terhadap lingkungan juga terus baik terutama dalam mengatasi hambatan meningkat. Hal ini menjadi perhatian saat ini dalam penyampaian obat agar lebih efektif karena dikhawatirkan akan memberi masalah terhadap pasien. Farmakoepidemiologi juga pada manusia di kemudian hari. Istilah menyoroti
kebutuhan
khusus
dari
tiga
“Pharmacoenviromentology” telah di usulkan
kelompok populasi (Lansia, perempuan, dan sebagai ilmu yang berkaitan dengan dampak anak-anak). Terutama lansia di Eropa dilihat lingkungan dari obat pada dosis terapi yang dari kecenderungan demografiknya. Di masa diberikan terhadap manusia dan hewan. Dan Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
10
“Ecopharmacovigilance” sebagai ilmu yang
penggunaan obat akan mengambil langkah
berkaitan
evaluasi,
yang lebih jauh dari deskrpisi dan identifikasi
pemahaman dan pencegahan efek samping
masalah untuk menyediakan solusi baru dalam
obat-obatan di lingkungan. Ada beberapa
pemanfaatan
alasan mengapa farmakoepidemiologi akan
Analisis obat di masa depan pun harus
tetap diakui sebagai salah satu penelitian yang
membandingkan
paling dinamis dalam farmakologi klinis.
seperti perubahan label, penarikan obat dari
Ledakan data pada masyarakat akan terus
pasaran, atau peringatan kotak hitam diantara
berlanjut. Beberapa data nantinya akan tidak
lembaga-lembaga yang terkait ( Downing, et
terstruktur dan sulit untuk di analisis. Namun,
al., 2012).
dengan
deteksi,
teknik dan metode baru akan dikembangkan untuk menghadapi segala permasalahan yang muncul. Metode biostatistik canggih akan menjadi kekuatan ilmiah, tapi hal ini juga menambah kompleks yang muncul seperti dokter yang sulit memahami dan mengevaluasi metode
yang
Farmakoepidemiologi
digunakan. memungkinkan
kerjasama antara dokter, pemerintah, industri dan masyarakat, Farmakoepidemiologi dalam
obat
(Wettermark,
pengawasan
2013).
keamanan
Salah satu solusi yang ditawarkan dalam bidang farmakoepidemiologi adalah Good pharmacovigilance processes (GVPV) yang berfokus pada peningkatan laporan yang dengan jelas dan akurat mengidentifikasi reaksi obat merugikan yang langka, serius, yang tidak biasa atau tidak terduga. GVPV akan menjadi praktek berbasis teknologi informasi terbaik pada abad ke-21 karena di dukung oleh internet yang mendukung ‘seni di
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
11
bidang klinis’ dari pharmacovigilance dengan
kredibilitas untuk memberi ulasan produk.
menyediakan layanan pencarian data. Hal ini
Akademisi dan komunitas, memberikan FDA
menunjukan
yang
dan industri jumlah data yang cukup banyak
dilakukan dengan teknologi menjadi efisien
mengenai kemanan obat. Namun, pihak
dan efektif. Namun sistem ini tak luput dari
akademisi tidak secara rutin melakukan
tantangan seperti data yang tidak lengkap atau
penelitian
hilang (Lu, 2009).
ditakutkan
penilaian
kesehatan
pekerjaan
Pandangan Akademisi
yang
diburu
akan mereka.
waktu
mengganggu Beberapa
karena kualitas program
akademik memiliki kemitraan masyarakatTidak
seperti
pemerintahan
atau swasta atau masyarakat-pemerintahan yang
industri,
pihak
akademisi
memiliki berfungsi sebagai pusat penilitian. Sebagai
kemandirian
dan
otonomi
pada
ilmu
contoh AHRQ’s centers for education and
pengetahuan untuk meningkatkan pemahaman research terdiri dari 7 lembaga penelitian yang ilmiah masyarakat terhadap kesehatan. Selain berbasis memiliki
peran
dalam
pendidikan
tenaga
kerja,
antara
dan pemerintahan,
pengembangan
masyarakat-swasta akademisi,
industri
dan
education
and
akademisi masyarakat.
Center
for
memberikan kontribusi dalam pengembangan Research on Therapeutics (CERTs) membantu penelitian.
Akademisi
berperan
menjadi dalam meningkatkan kemanan dan manajemen
komite penasehat FDA. Saran yang diberikan resiko. Kerjasama antara akademisi dan FDA oleh akademisi berkontribusi pada kualitas dalam farmakoepidemiologi memungkinkan badan pengawas pengambil keputusan dan
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
12
penelitian lebih lanjut tentang isu regulasi obat
dari laporan spontan, teknik penggalian data
baik yang sedang dikembangkan maupun yang
semakin sering digunakan untuk melengkapi
telah beredar di masyarakat ( Re dan Strom,
review laporan dan untuk menganalisis data
2008).
dalam jumlah besar secara lebih cepat. Teknik penggalian
Pandangan Industri
data
biasa
dikenal
sebagai
algoritma signal detection (SDA). FDA juga Perusahaan farmasi didorong oleh secara rutin menerapkan SDA ke AERS untuk tujuan
untuk
memasarkan
obat
dan memantau,
memprioritaskan,
dan
menunjukan kepada pemerintah dan lembaga mengidentifikasi sinyal keselamatan ADEs HTA bahwa obat tersebut terbukti aman, baru ( Harpaz, et al., 2013). efektif
dan
costeffective
menggunakan Industri
pedoman peraturan internasional. Tantangan yang dihadapi adalah, pemenuhan persyaratan yang berbeda dari berbagai Negara. Peraturan yang ada akan memberi komunikasi yang transparan
antara
pemerintahan
dan
perusahaan yang akan memudahkan berbagi informasi
dan
mengurangi
sumberdaya
manusia agar lebih efisien (Leong, et al., 2013).
Dalam
rangka
mengidentifikasi
keselamatan yang disebabkan efek samping
meningkatkan
dan
pemerintahan
kesadarannya
terhadap
identifikasi senyawa baru pada awal proses pengembangan obat. Terbentuknya PSAP (Program Safety Anlaysis Plan) dan ulasan berkala gabungan data oleh SMT (Safety Management
Team)
diharapkan
dapat
mengidentifikasi bahaya obat sejak dari proses pengembangan (Crowe, et al., 2009). Solusi yang
diberikan
terhadap
evaluasi
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
13
postmarketing dari keamanan obat yang kompleks
membutuhkan
yang
Harmonisation (ICH) di adopsi di 3 negara
kolaboratif antara FDA dan otoritas kesehatan
(EU, Jepang, US). Tinjauan kualitas EU Risk
lainnya, pada perusahaan farmasi biasanya
Management Plan (EU-RMPs) di European
mengenai
dan
Medicines Agency (EMEA), adalah untuk
pengembangan epidemiologi dan metodologi
memeriksa jenis kegiatan pharmacovigilance
statistik untuk mendeteksi dan menafsirkan
dalam
sinyal yang merugikan. Menyeimbangkan
menjelaskan dan mengevaluasi metodologi
manfaat obat dengan bahaya potensinya
PASS oleh Committee for Medicinal Products
merupakan tugas yang kompleks. Bila tidak
for
seimbang maka sebaiknya produk tersebut
pengajuan protokol penilitian EU-RMP yang
dihapus dari pasaran (Berlin, et al., 2008).
lebih
Evolusi industri farmasi menanggapi pedoman
keputusan CHMP, karena 40% proposal
internasional
penelitian dianggan deskripsi singkat akan
label
pharamacovigilance
interaksi
Pedoman International Conference on
produk
baru
perencanaan mengenai
masalah
sampel
Human
dari
Use
lengkap
Uni
(CHMP).
sangat
Eropa-RMPs,
Peningkatan
dibutuhkan
menghalangi penilaian ilmiah.
saat
EU-RMPs
kesehatan yang penting dalam penelitian
terdiri dari dua bagian, yang pertama terdiri
terhadap pasien, peneliti dan pemerintah.(
dari spesifikasi keamanan dan perencanaan
Hartford et al., 2006).
pharmacovigilance. Yang kedua terdiri dari
Pandangan Pemerintah
evaluasi yang dibutuhkan untuk mengurangi aktivitas, dan jika dianggap perlu perencanaan
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
14
pengurangan resiko. Untuk memfasilitasi
data. Namun keputusan pemerintah terbentuk
jaringan antara kompetensi pusat dalam
berdasarkan uji klinis dan konteks medis yang
penelitian farmakoepidemilogi dan untuk
ada pada masing-masing negara. Untuk
mengkoordinasikan sumber data di Uni Eropa.
meminilkan subjektivitas dalam penilaian
Jaringan ini sedang dikembangkan dibawah
digunakan pendekatan kuantitatif, sehingga
pimpinan EMEA dan di masa depan dapat
industri farmasi mengajukan pengembangan
digunakan oleh semua pihak terkait ( Giezen,
produk mereka ke pemerintah. Selama 2010
et al., 2009).
European Medicines agency (EMA) telah
Pemerintah memiliki kubu pendukung dan penentang. Tanggung jawab pemerintah untuk memastikan keselamatan pasien saat pengobatan. Meskipun beberapa kelompok advokasi pasien dan beberapa perusahaan farmasi dan bioteknologi mempertimbangkan akses terhadap obat baru menjadi prioritas. Namun, sulit untuk mengidentifikasi aplikasi terapi baru secara cepat. Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa produk yang telah disetujui memiliki efikasi
menyelesaikan tahap kedua penelitian mereka ke dalam penilaian manfaat-resiko untuk mengidentifikasi pendekatan yang cocok pada negara-negara anggotanya. Alur dokumentasi yang baik dan proses pemikiran yang logis akan membentuk sebuah platform untuk diskusi yang transparan antara pemangku kepentingan terutama saat berbeda pendapat. Melalui pemahaman tentang isu-isu yang dihadapi
oleh
pasien,
mengintergrasikan
sudut
pemerintah
dapat
pandang
pasien
dan keamanan seperti yang ditunjukan dalam
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
15
dalam pengambilang keputusan (Leong, et al., 2013).
Crowe BJ, Xia HA, Berlin JA, Watson DJ, Shi H, Lin SL, et al. Recommendations for safety planning, data collection, evaluation
SIMPULAN
and reporting during drug, biologic and Masa
depan
farmakoepidemiologi vaccine development: a report of the safety
diharapkan
membawa
banyak
peluang. planning, evaluation, and reporting team.
Farmakoepidemiologi masih dan akan terus Clinical Trials. 2009;6(5):430-40. berkembang
karena
farmakoepidemiologi
merupakan bidang yang penelitian dinamis dalam farmasi klinis. Farmakoepidemiologi juga berkontribusi untuk pengobatan yang lebih baik terutama dalam mengatasi hambatan dalam penyampaian obat yang lebih efektif terhadap pasien. DAFTAR PUSTAKA
Downing NS, Aminawung JA, Shah ND, Braunstein JB, Krumholz HM, Ross JS. Regulatory review of novel therapeutics— comparison of three regulatory agencies. New
England
Journal
of
Medicine.
2012;366(24):2284-93. Giezen TJ, Mantel-Teeuwisse AK, Straus SM, Egberts TC, Blackburn S, Persson I, et al.
Berlin JA, Glasser SC, Ellenberg SS. Adverse Evaluation of post-authorization safety event detection in drug development: studies in the first cohort of EU risk recommendations and obligations beyond management plans at time of regulatory phase 3. American journal of public health. approval. Drug Safety. 2009;32(12):11752008;98(8):1366-71. 87.
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
16
Harpaz R, DuMouchel W, LePendu P, Bauer‐ Mehren A, Ryan P, Shah NH. Performance of Pharmacovigilance Signal‐Detection Algorithms for the FDA Adverse Event Reporting System. Clinical Pharmacology & Therapeutics. 2013;93(6):539-46.
perspectives. Drug Healthc Patient Saf. 2009;1:35-45. Re VL, Strom BL. The role of academia and the research community in assisting the Food and Drug Administration to ensure US drug safety. Pharmacoepidemiology
Hartford CG, Petchel KS, Mickail H, PerezGutthann S, McHale M, Grana JM, et al. Pharmacovigilance during the pre-approval phases. Drug safety. 2006;29(8):657-73.
and drug safety. 2007;16(7):818-25. Storm, B.L., Kimmel S.E.. 2008. Textbook Of Pharmacoepidemiology.
Wiley
Online
Library. Philadelphia.
Leong J, McAuslane N, Walker S, Salek S. Is there a need for a universal benefit–risk assessment framework for medicines? Regulatory and industry perspectives.
Wettermark B. The intriguing future of pharmacoepidemiology. European journal of clinical pharmacology. 2013;69(1):4351.
Pharmacoepidemiology and drug safety. 2013;22(9):1004-12. Lu
Z.
Information
technology
in
pharmacovigilance: Benefits, challenges, and
future
directions
from
industry
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157