Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
1
BERBAGAI METODE CEPAT DETERMINASI FORMALDEHIDA DALAM MAKANAN Grace Monica, Resmi Mustarichie Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor, Sumedang 45363, Indonesia Email:
[email protected]
ABSTRAK Formaldehida, yang dalam bentuk likuidnya dikenal sebagai formalin, umumnya ditambahkan pada makanan tertentu untuk meningkatkan waktu penyimpanannya. Namun, penggunaan formaldehida dewasa ini dianggap telah melebihi batas aman sehingga efek samping seperti munculnya penyakit kronis, kecacatan, bahkan kematian merupakan hal yang tidak dapat dihindari oleh konsumen. Metode determinasi yang cepat dengan sensitifitas dan selektifitas yang baik serta tidak membutuhkan sampel dalam jumlah yang banyak, sangat dibutuhkan dalam rangka membantu menegakan penggunaan formaldehida. Artikel ini membahas beberapa jenis metode determinasi cepat formaldehida dalam makanan serta faktor-faktor yang mempengaruhi proses determinasi tersebut. Kata kunci: Determinasi, Formaldehida, Makanan
ABSTRACT Formaldehyde, in its liquid form known as formalin, is generally added to certain food in order to increase its shelf-life. However, the use of formaldehyde nowadays is considered over the safe limit, so that adverse effects such as chronical disease, developmental defects, even death is something that can’t be avoided as well by consumers. A rapid determination method with good sensitivity and selectivity that doesn’t need a good amount of samples, is needed in order to enforce the use of formaldehyde. This article discusses some rapid determination methods of formaldehyde in food and factors that could affect the determination process itself. Keywords: Determination, Formaldehyde, Food
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
2
kimia yang marak digunakan adalah
PENDAHULUAN Penambahan bahan kimia berlebih
formaldehida.
dalam makanan merupakan suatu masalah
Formaldehida (HCHO) secara alami
yang cukup signifikan terjadi di beberapa
merupakan suatu zat yang diproduksi
negara, khususnya negara berkembang.
dalam tubuh manusia melalui proses
Kurangnya kontrol regulasi dari pihak
metabolisme.3 Formaldehida juga dapat
yang berwenang, infrastruktur di bidang
berasal
transportasi
proses
polutan. Formaldehida lingkungan berasal
penyimpanan dan pendinginan makanan
dari hasil pembakaran hutan, industri, serta
yang kurang baik, serta meningkatnya
proses
permintaan konsumen akan makanan segar
bermotor.2 Pada bentuk likuidnya (35-40%
merupakan
yang
larutan aqueous yang distabilisasi dengan
meningkatkanya
metanol), formaldehida dikenal sebagai
yang
faktor-faktor
berkontribusi tindak
lemah,
dalam
penipuan
di
bidang
dari
lingkungan
pembakaran
dan
pada
bersifat
kendaraan
industri
formalin dan umumnya digunakan dalam
makanan. Tindak pemalsuan makanan ini
produk-produk rumah tangga seperti cat,
dapat menyebabkan kerugian dari segi
laminasi
kesehatan, seperti munculnya penyakit
pembersih.1 Pengujian formaldehida pada
kronis, adanya kecacatan fisik, bahkan
hewan menunjukan bahwa zat tersebut
kematian.1
dan
pada
cairan
bahan
kimia
merupakan mutagen potensial dan bersifat
dilakukan
untuk
karsinogenik, yang disebabkan oleh adanya
dari
sifat toksik yang cukup serius.4 Oleh sebab
makanan tersebut, sehingga makanan yang
itu, penggunaan formaldehida dalam bahan
sampai ke tangan konsumen tetap memiliki
makanan seharusnya tidak dapat dilakukan
kondisi fisik yang segar.2 Salah satu bahan
tanpa mengikuti peraturan yang berlaku.
berlebih
Penambahan
furnitur,
umumnya
memperpanjang
waktu
simpan
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
3
Meskipun pengunaan formaldehida sebagai
metode kolorimetri menggunakan 3-metil-
pengawet makanan masih didiskusikan,
2-benzotiazolonhidrazon (MBTH)
menurut European Food Safety Authority
diusulkan
(EFSA) paparan harian formaldehida dari
menggunakan spektroforometri, metode
makanan yang berasal dari hewan dan
fluorometri
tumbuhan tidak boleh melebihi batas 100
formaldehida di udara berdasarkan tetesan
mg/kg makanan per hati. Rata-rata paparan
likuid dari sampel, serta metode lainnya
dari makanan diestimasi sebesar 11 mg/kg
yang cukup umum digunakan seperti
makanan
hari.
kromatografi gas dan HPLC. Namun,
konsentrasi
metode-metode tersebut masih memiliki
formaldehida sebesar 2.5g/kg makanan
banyak kekurangan. Metode kolorimetri
masih diperbolehkan.1 Beberapa negara,
memiliki sensitifitas yang rendah dan
seperti salah satunya Cina, telah melarang
berjalan lambat. HPLC dan kromatografi
penggunaan
zat
gas tidak memiliki spesifitas yang baik dan
tambahan dalam makanan. Akan tetapi, di
mudah terganggu oleh adanya zat karbonil,
negara berkembang seperti Bangladesh dan
termasuk diantaranya asetaldehida dan
negara-negara Asia Tenggara lainnya,
aseton.3 Sehingga, metode determinasi
formaldehida
yang
per
Sementara
di
orang
dalam
Amerika,
formaldehida
seringkali
1
sebagai
ditambahkan
oleh
WHO,
untuk
cepat
dan
yang deteksi
menentukan
berkualitas
sangat
dalam jumlah besar secara ilegal untuk
dibutuhkan dewasa ini. Artikel ini akan
mempertahankan kualitas suatu makanan.5
membahas beberapa jenis metode cepat
Dalam rangka membantu menegakan penggunaan
formaldehida,
berbagai
metode kuantitasi formaldehida dalam makanan telah diusulkan. Seperti halnya
determinasi formaldehida dalam makanan berikut
faktor-faktor
yang
dapat
mempengaruhi proses determinasi tersebut. METODE Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
4
Penulisan ulasan artikel dilakukan melalui
studi
data
telah dipublikasikan dalam 10 tahun
menggunakan data primer yang diperoleh
terakhir. Sementara yang termasuk kriteria
dari
telah
eksklusi adalah jurnal yang memberikan
dipublikasikan, yang dapat diunduh secara
informasi mengenai metode penentuan
online pada website jurnal internasional
formaldehida
seperti Talanta Journal, Food Chemistry
diterbitkan lebih dari 10 tahun terakhir.
Journal dan International Food Research
Jurnal yang telah dikumpulkan tersebut
Journal dengan kata kunci metode cepat
kemudian dirangkum untuk digunakan
penentuan
poin-poin
jurnal
literatur.
penelitian
kadar
Sumber
informasi ini diperoleh melalui jurnal yang
yang
formaldehida
dalam
Jurnal penelitian dibagi menjadi dua kriteria, yaitu kriteria inklusi dan ekslusi. Kriteria inklusi berupa adanya informasi mengenai teknologi yang digunakan untuk kandungan
formaldehida
dalam makanan dengan kapasitas besar dalam
waktu
pentingnya
makanan,
sesuai
yang
dengan
kriteria inklusi. Setelah diperoleh poin-
makanan.
mendeteksi
dalam
yang
singkat,
yang
dikehendaki,
rangkuman
tersebut digabungkan sehingga membentuk suatu review article. Sumber jurnal yang digunakan
bermacam-macam
agar
informasi antar jurnal dapat digunakan untuk melengkapi satu sama lain.
dimana Pengumpulan data-data tersebut dilakukan
HASIL Data yang disajikan dalam artikel ini diperoleh dari studi-studi
poin
yang telah
dilakukan sebelumnya oleh peneliti di Cina dan India, yang dipublikasikan selama 10 tahun terakhir dalam bentuk jurnal ilmiah.
melalui studi pustaka pada berbagai situssitus ilmiah. Dari data-data tersebut, diperoleh informasi terkait tiap metode determinasi seperti waktu deteksi, ukuran sampel,
limit
deteksi,
serta
panjang
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
5
gelombang yang digunakan. Akan dibahas juga prinsip serta prosedur determinasi formaldehida dalam makanan dari tiap metode secara detail.
Tabel 1. Kapasitas Tiap Metode Determinasi Formaldehida dalam Makanan
Waktu Volume Metode Determinasi
Limit
Panjang
Deteksi
gelombang (nm)
Deteksi Sampel (detik)
PDMS
microfluidic
1-2 µL
60
2 µg/ml
410
250 µL
3600
0.02 ng/ml
397 dan 465
400 µL
102
0.023
474
chip Microwave-assisted on-line derivatization for sensitive flow injection fluorometric Flow
injection
spectrophotometry using
µg/ml
phloroglucinol
as chromogenic agent Kinetic
6000
spectrophotometric
µL
360
2.9 µg/L
515
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
Enhanced
6
-
3000
10 pg/ml
-
chemiluminescence method PEMBAHASAN 1.
PDMS Microfluidic Chip PDMS
atau
polydimethylsiloxane
microfluidic chip merupakan suatu metode cepat determinasi formaldehida dalam makanan yang bekerja berdasarkan reaksi
Gambar 1. Skema PDMS microfluidic chip
antara formaldehida dan asetilaseton dalam Microfluidic
chip
seperti
yang
amonium asetat, untuk membentuk 3,5ditunjukukan pada gambar di atas, dibuat diasetil-1,4-dihidrolutidin berwarna kuning di atas selapis kaca berukuran 24mm x yang memiliki daya serap diferensial pada 60mm x 3mm. Chip ini memiliki 4 sinar violet dengan panjang gelombang reservoir reaksi dan 1 reservoir substrat 410 nm. Metode ini secara spesifik berukuran lebih besar. Reservoir substrat menggunakan proses pre-heating untuk terletak di tengah dan terhubung dengan 4 mengurangi waktu reaksi, serta suatu reservoir reaksi lainnya melalui suatu microfluidic chip agar sampel digunakan tabung microchannels dengan lebar 500 dalam jumlah yang sedikit, sekitar 1-2 µL. µm dan kedalaman 30 µm. Seluruh Adanya chip juga memungkinan terjadinya reservoir
dan
microchannels
didesain
deteksi berbagai jenis sampel (multiple secara simetris agar tiap reservoir reaksi samples detection), karena 1 microfluidic memiliki pasokan substrat dengan jumlah chip memiliki 4 reservoir reaksi. yang sama. Dimensi dari reservoir reaksi Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
7
dan substrat adalah sebesar 3 mm dan 9.5
Flow
injection
analysis
(FIA)
mm pada diameter dan kedalaman 1 mm,
memiliki banyak keuntungan terutama
secara berurutan. Lapisan PDMS tipis
dalam hal kecepatan analisis, kestabilan,
direkatkan pada bagian atas reservoir
simplisitas, dan penggunaan reagen yang
substrat yang berisi 60µL larutan substrat.
sedikit
Tekanan halus yang diberikan pada lapisan
dalam
PDMS akan mengalirkan larutan substrat
Determinasi formaldehida pada metode ini
dari reservoir substrat ke 4 reservoir reaksi.
dilakukan berdasarkan akselerasi reaksi
Cahaya diaplikasikan menggunakan high
Hantzsch dengan cyclohexane-1,3-dione
intensify fluorescence illumination system
(CHD)
dan difilter untuk mendapatkan sinar violet
(microwave). Pada kondisi yang telah
dengan panjang gelombang 410 nm.
dioptimasi,
Ketika melewati reservoir reaksi, intensitas
berbanding
cahaya
dengan
formaldehida yang berkisar antara 0.05
konsentrasi formaldehida dalam sampel,
ng/mL hingga 2.000 µg/mL. Limit deteksi
dan
kamera
metode ini adalah sebesar 0.02 ng/mL
digitisasi CCD. Metode ini memiliki limit
dengan frekuensi analitis sebesar 28 injeksi
deteksi sebesar 2.0 µg/mL untuk larutan
per jam. Di bawah ini adalah skema
standar formaldehida, dan 5.0 mg/kg untuk
instrumen dari microwave-assistant flow-
sampel makanan.3
injection
2.
akan
berubah
direkam
sesuai
menggunakan
Microwave-assisted
karena
reaksinya
keadaan
melalui
berlangsung
non-equilibrium.
gelombang
intensitas lurus
dengan
mikro
fluoresens kadar
On-line
Derivatization for Sensitive Flow Injection Fluorometric
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
8
digunakan untuk proses sampling dan transporting dari larutan. Pompa dan katup dikontrol
oleh
suatu
mikroprosesor.
Detektor fluoresens dilengkapi dengan lampu
xenon
yang
kontinyu
dengan
kekuatan 150 W dan sebuah flow cell Gambar 2. Skema instrumen dengan volume 8 µL, digunakan untuk microwave-assistant flow-injection Keterangan gambar: S, larutan sampel; C, pembawa/carrier (air); R, larutan reagen (0.15 mg/mL CHD dalam
larutan
acetic
acid-ammonium
acetate buffer, pH 5.0); P1 P2, pompa peristaltik; V, katup injeksi; T, timer (microprocessor);
RC,
reaction
coil
(0.9mm x 150 cm); CC, cooling coil (0.9 mm x 90cm di dalam waterbath 10oC); MO,
microwave
oven;
D,
detektor
merekam
spektra
dan
intensitas
fluoresensi.
menghitung Suatu
sistem
preparasi gelombang mikro, XH-100B, digunakan
untuk
memberikan
sinaran
gelombang mikro untuk mengakselerasi reaksi kimia. Prosedur flow injection fluorometric
dilakukan
dengan
cara
mengalirkan larutan yang berisi CHD dan air sebagai pembawa, pada laju 0.76 mL/menit. 250 µL sampel kemudian diinjeksikan ke dalam campuran tersebut. Reaksi derivatisasi formaldehida dengan
fluoresens; W, pembuangan.
CHD dan amonium terjadi di dalam Instrumen terdiri atas flow-injection reaction coil berukuran 150 cm, yang analyzer, microwave oven, dan sebuah terletak pada cekungan micorwave oven. detektor fluoresens. IFIS-C flow-injection Setelah
proses
derivatisasi,
campuran
analyzer yang dilengkapi dengan 2 pompa mengalir melalui cooling coil berukuran 90 peristaltik
dan
sebuah
katup
injeksi, cm, dan intensitas fluoresensi relatif dari Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
9
derivat dimonitor pada panjang gelombang
Pengukuran
eksitasi sebesar 397 nm, dan panjang
gelombang 474 nm ketika warna telah
gelombang emisi sebesar 465 nm. Pada
terbentuk.
saat
yang
digunakan untuk mengontrol waktu reaksi
ditunjukan pada huruf V dalam skema,
dan merging dari sampel dan reagen.
kembali ke posisi sampling dan pompa ke
Deteksi limit metode ini adalah sebesar
2 dijalankan selama 35 detik hingga
0.023 µg/mL. Skema instrumen adalah
sampel berikutnya dimuat.6
sebagai berikut
3.
yang
Flow using
bersamaan,
Injection
katup
dilakukan
Metode
pada
flow
panjang
injection
Spectrophotometry
Phloroglucinol
as
Chromogenic Agent Metode spektrofotometri cepat dan sederhana untuk determinasi formaldehida dilakukan
menggunakan
trihidroksibenzena
1,3,5-
(phloroglucinol)
sebagai agen kromogenik. Formaldehida mampu bereaksi dengan phloroglucinol
Gambar 3. Skema instrumentasi flow injection analysis determinasi formaldehida menggunakan metode spektrofotometri Keterangan gambar:
dalam larutan alkali ataupun media yang P1 dan P2, pompa peristaltik; RC, knotted bersifat asam, untuk memproduksi spesies reaction coil (panjang 90 cm); V, katup berwarna yang memungkinkan pengukuran injektor dengan loop sampel berukuran 400 jumlah
formaldehida
tertentu.
Dalam mL; D, detektor (λ=474 nm);
metode ini, hasil reaksi dalam suhu C,carrier/pembawa (0.4 mol/L KOH); R, ruangan ditandai dengan terbentuknya warna oranye yang bersifat intermediate. Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
10
0.2% phloroglucinol; S, larutan standar
waktu yang dibutuhkan untuk 1 siklus
atau sampel; W, pembuangan.
analisis
Dari gambar di atas, laju alir reagen dan sampel diilustrasikan seperti yang terdapat dalam gambar. Setelah loop
posisi injeksi untuk memasukan sampel ke dalam aliran pembawa. Sampel yang telah diinjeksikan,
kemudian
digabungkan
dengan agen kromogenik. Reaksi terjadi di dalam reaction coil, sementara campuran dari sampel dan reagen dihantarkan ke detektor. Ketika campuran mencapai flow cell, 15 detik setelah katup injektor dipindahkan, kedua pompa dihentikan. Proses penghentian, atau disebut dengan stopped-flow step, berlangsung selama 57 detik untuk memperpanjang waktu reaksi sehingga sensitifitas penghitungan pun meningkat. Sistem kemudian kembali ke awal dan siklus analisis yang baru dimulai kembali. Flow cell dicuci dan dibersihkan dari sampel yang masih tersisa. Total
102
detik.
Panjang
gelombang deteksi yang digunakan sebesar 474 nm.2 4.
sampel diisi sebanyak 400 µL, setelah 30 detik katup injektor dipindahkan pada
adalah
Kinetic Spectrophotometric Metode ini merupakan metode yang
sederhana
namun
sensitif
dalam
menentukan formaldehida dalam jumlah besar yang terdapat dalam makanan. Prinsip dari metode ini ialah oksidasi rhodamin B (RhB) oleh kalium bromat dalam media asam sulfat (formaldehida berperan sebagai katalis dalam reaksi ini). Determinasi formaldehida berkisar antara 10-100 µg/L dengan presisi dan akurasi yang baik, serta deteksi limit pada 2.90 µg/L. Prosedur yang direkomendasikan dalam metode ini adalah sebagai berikut; ke dalam labu ukur 25 mL ditambahkan larutan RhB 9.19 x 10-5 mol/L sebanyak 5 mL, asam sulfat 3.0 mol/L 1.5 mL dan 1 mL
formaldehida
dengan
variasi
konsentrasi, secara berurutan. Kemudan 2 mL
larutan
bromat
0.045
mol/L
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
11
ditambahkan ke dalam campuran dan
katalis dan non-katalis (blanko) dapat
diencerkan dengan double distilled water
dihitung secara berurutan.
(DDW) hingga 25 mL. Waktu ke-0 dihitung saat tetes terakhir dari larutan bromat
ditambahkan
dan
larutan
dihomogenkan. Labu ukur diletakan di dalam waterbath mendidih selama 6 menit, agar reaksi berjalan sempurna. Tabung uji didinginkan
menggunakan
air
keran
selama 3 menit untuk menghentikan reaksi katalitik. Selanjutnya, beberapa bagian dari larutan tersebut dipindahkan ke dalam quartz
cell
berukuran
1
cm
dan
absorbansinya terhadao DDW diukur pada panjang gelombang 515 nm (As). Reaksi blanko dilakukan dengan prosedur yang sama,
namun
tanpa
Penentuan
formaldehida
dalam
makanan dilakukan dengan menimbang 10 g sampel, dan ditambahkan 2.5 mL parafin cair, 10 mL asam fosfat 10% dan diencerkan hingga 200 mL menggunakan DDW. Formaldehida dipisahkan melalui distilasi dan sebanyak 100 mL distilat diambil. Sampel tersebut kemudian melalui metode standar asetilaseton. 5 mL distilat dicampurkan
dengan
1
mL
larutan
asetilaseton. Setelah proses pencampuran, absorbansi terhadap reagen asetilaseton blanko diukur pada panjang gelombang 435 nm.7
penambahan
formaldehida. Perubahan dalam absorbansi blanko dilabeli dengan Ao. Kurva standar
5.
Enhance
Chemiluminescence
Method
perubahan absorbansi dari tiap konsentrasi
Chemiluminescence (CL) yang berasal
formaldehida terhadap lg (Ao/As) dibuat.
dari oksidasi formaldehida dan luminol
Untuk setiap sampel dan blanko, dilakukan
dianalisis dalam suasana alkali untuk
5 kali replikasi percobaan dan rata-rata
memberikan hasil yang sensitif dalam
absorbansi diukur. Determinasi dari reaksi
deteksi formaldehida. Metode ini telah sukses
diaplikasikan
untuk
deteksi
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
12
formaldehida dalam spiked- soft drinks, wine, dan ikan mentah. Peningkatan CL dengan cara mengoptimasi kondisi dari luminol, urea-H2O2, pH dan urutan adisi. Limit deteksi metode ini sebesar 10 pm/mL dan linear range berkisar antara 10 pg/mL hingga 100 µg/mL. Analisis metode CL
dilakukan
menggunakan
Gambar 4. Desain yang digunakan dalam CLU-based formaldehyde detection
kuvet
Penambahan secara berurutan 5 µM
polystirene dan sinyal di-plot pada interval
luminol 50 µL, 10 pg/mL formaldehida
10 detik untuk 1 periode selama 5 menit.
sebanyak 100 µL, dan 0.5 mM urea-H2O2
Konsentrasi
K2CO3,
80 µL akan memproduksi sinya CLU yang
formaldehida
yang
luminol, telah
dan
dioptimasi
dianalisis
ditambahkan ke dalam kuvet dengan
dengan
volume
Oksidasi
yang
sesuai,
dikuti
dengan
menggunakan photomultiplier luminol
luminometer tube
oleh
(PMT).
urea-H2O2
penambahan urea-H2O2 dengan konsentrasi
memproduksi cahaya, yang secara lebih
teroptimasi juga. Dari penambahan zat-zat
lanjut ditingkatkan oleh adanya radikal
tersebut akan dihasilkan sinyal CL yang
bebas
dimonitor
formaldehida (ditunjukan oleh perubahan
seperti
menggunakan
pada
gambar
luminometer,
di
bawah
ini.
Pembentukan sinyal CL tergantung pada reaksi
oksidasi
antara
yang
berasal
dari
oksidasi
warna dari hitam menjadi biru gelap).8 SIMPULAN
luminol,
formaldehida dan hidrogen peroksida.
Berbagai formaldehida
metode dalam
determinasi makanan
ini
berpotensi untuk digunakan dalam usaha penegakan
penggunaan
formaldehida,
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
13
terutama di negara-negara yang masih
penelitian, kepenulisan (authorship), dan
melakukan praktek ilegal penambahan
atau publikasi artikel ini.
formaldehida berlebih dalam makanan.
DAFTAR PUSTAKA
Metode-metode yang telah dijabarkan di
1.
atas
memiliki
waktu
deteksi
Wahed, P, Razzaq SD, M Corrales.
yang
2016. Determination of formaldehyde
bervariasi dari kisaran 1 menit hingga 1
in food and feed by an in-house
jam dengan ukuran sampel maksimum
validated
sebanyak 6000 µL dan minimal sebanyak
Chemistry Journal 212:476-483
1-2 µL. Berdasarkan data yang diperoleh,
2.
HPLC
method.
Food
Li, Ziwei, H Ma, H Lu, G Tao. 2008.
penggunaan metode PDMS microfluidic
Determination of formaldehyde in
chip lebih direkomendasikan oleh karena
foodstuffs
waktu
volume
spectrophtometry using phloroglucinol
sampel yang minimum serta kemampuan
as chromogenic agent. Talanta Journal
metode tersebut untuk melakukan multiple
74:788-792.
deteksi
yang
singkat,
3.
sample detection.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada
Bapak
Prof.
Dr.
Resmi
Mustarichie, M.Sc., Apt., PhD., selaku dosen pembimbing atas kritik, saran, dan kesediaannya dalam menelaah artikel ini.
Penulis menyatakan tidak terdapat konflik
kepentingan
injection
Rapid
detection
of
formaldehyde concentration in food on a
polydimethylsiloxane
(PDMS)
microfluidic chip. Food Chemistry Journal 114:1079-1082. 4. International Agency for Research on Cancer (IARC). 2006. Monographs on
KONFLIK KEPENTINGAN
potensi
flow
Weng, Xuan, CH Chon, H Jiang, D Li. 2009.
UCAPAN TERIMA KASIH
by
dengan
The Evaluation of Carcinogenic Risks to
Humans
Vol
88.
France:
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1
14
International Agency for Research on
5.
6.
7. Cui, Xiaojun, G Fang, L Jiang, S
Cancer.
Wang.
2007.
Noordiana, N, Fatimah AB, Farhana
spectrophotometric method for rapid
YCB. 2011. Formaldehyde content
determination of trace formaldehyde
and quality characteristics of selected
in foods. Analytica Chimica Acta 590:
fish and seafood from wet markets.
253-259.
International Food Research Journal
8. Akshath,
Uchangi
Satyaprasad, Thakur.
S
18:125-136.
Selvakumar,
Zhao, Xiao Qing and ZQ Zhang. 2009.
Detection of formaldehyde in food
Microwave-assited
samples
2012.
by
enhanced
flow
chemiluminescence.
Analytical
injection fluorometric determination of
Methods 4: 699-704.
derivatization
for
on-line
MS
Kinetic
sensitive
formaldehyde in some foods. Talanta Journal 80:242-245.
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157