HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PEGAWAI PUSKESMAS RANOTANA WERU KECAMATAN WANEA KOTA MANADO Natasya D. Dungus*, Nova H. Kapantow*, Frans J. O. Pelealu* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRACT Puskesmas is a role perform of some technical duty in Health Departement of Regency. Puskesmas is required to have the ability to improve primary health service through improvement of human resources performance. The number of patients who visit Puskesmas from January-December 2013 were 15.917 people, while the number of patients who visit Puskemas from January-March 2014 were 6.519 people. According to the data it is the obligation to motivate the employee. With the result that, they can improve their performance. The aim of this study is to analyze the correlation between work motivation with employee performance at Puskesmas Ranotana Weru District of Wanea Manado. This research is an analytical survey with cross-sectional study. The number of samples in this research is 35 people. Data were collected by interview using a questionnaire. The data obtained were analyzed with Linear Regression and Pearson Correlation Test. The result of this research showed that p value = 0.000 < 0.05, value of determinant coefficient R 2=0.63, it means that 63.36% of employees performance variance is influenced by work motivation. There is correlation between work motivation with employee perfomance at Puskesmas Ranotana Weru District of Wanea Manad. Keywords : Work Motivation, Employee Performance. ABSTRAK Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Puskesmas dituntut memiliki kemampuan dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan primer melalui peningkatan kinerja sumber daya manusianya. Jumlah Kunjungan Pasien Puskesmas Ranotana Weru Bulan Januari-Desember 2013 sebanyak 15.917 orang, sementara Jumlah Kunjungan Pasien Bulan Januari-Maret 2014 sebanyak 6.519 orang. Berdasarkan jumlah kunjungan pasien yang banyak perlu dilakukan upaya memotivasi pegawai agar mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dan maksimal sehingga mampu meningkatkan kinerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja pegawai di Puskesmas Ranotana Weru Kecamaran Wanea Kota Manado. Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional (potong lintang). Jumlah sampel dalam penelitian adalah 35 orang. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Uji statistik menggunakan Uji Regresi Linier dan Korelasi Pearson. Hasil diperoleh p value=0,000 < 0,05. Nilai koefisien determinansi diperoleh nilai R 2=0,633, artinya persamaan regresi linier 63,36% variasi dalam kinerja pegawai dipengaruhi oleh motivasi kerja. Terdapat hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja pegawai Puskesmas Ranotana Weru.. Kata Kunci : Motivasi Kerja, Kinerja Pegawai.
1
PENDAHULUAN
Januari-Desember
Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan tingat
orang, jumlah kunjungan pasien Bulan Januari-
pertama (primary health care) memberikan
Maret 2014 sebanyak 6.519 orang (Bank Data
pelayanan kesehatan bersifat pokok yang
SDM Kesehatan, 2014).
sangat
dibutuhkan
oleh
sebagian
besar
2013
sebanyak
15.917
Jumlah tenaga kesehatan menurut unit
masyarakat (Azwar, 2010).
kerja di Puskesmas Ranotana Weru berjumlah
Puskesmas
berperan
39 orang yang terdiri atas : 1 orang kepala
menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis
puskesmas, 3 dokter umum, 1 tata usaha, 4
operasional Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
perawat gigi, 15 perawat, 8 bidan, 2 nutrisionis,
dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama
2 sanitarian dan 2 asisten apoteker.
serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia
(Kemenkes,
dituntut
memiliki
2004).
Dari hasil observasi dan wawancara
Puskesmas
kemampuan
dengan pasien yang berkunjung di Puskesmas,
dalam
mengeluhkan
tentang
menunggu
pelayanan
kesehatan.
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
untuk
primer melalui peningkatan kinerja sumber
Banyaknya jumlah kunjungan pasien setiap
daya manusianya (Kemenkes, 2009).
hari dan bulannya, maka tenaga kesehatan
Menurut data sumber daya manusia kesehatan tahun 2014 berjumlah
mendapatkan
lamanya
dituntut untuk memberikan pelayanan yang
891.897
berkualitas. Puskesmas Ranotana Weru sampai
orang dengan rincian; 38.866 dokter spesialis,
saat ini belum mempunyai data tentang
42.265 dokter umum, 13.092 dokter gigi,
motivasi yang berhubungan dengan kinerja
295.508 perawat, 136.606 bidan, 46.336
pegawai.
kefarmasian, 125.349 tenaga kesehatan lainnya
Berdasarkan uraian di atas, maka
dan 193.875 tenaga non nakes (Bank Data
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
SDM Kesehatan, 2014).
tentang Hubungan Antara Motivasi Kerja
dari
Kinerja pada dasarnya merupakan hasil
dengan
pengaruh
Ranotana Weru Kecamatan Wanea Kota
antara
motivasi
kerja,
kemampuan dan peluang (Munandar, 2008).
Kinerja
Pegawai
di
Puskesmas
Manado.
Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang
METODE PENELITIAN
agar mereka mau bekerja sama dengan segala
Penelitian ini merupakan penelitian survei
daya upayanya untuk mencapai kepuasan
analitik dengan pendekatan cross sectional
(Hasibuan, 2011).
(potong lintang). Penelitian ini dilaksanakan di
Berdasarkan data jumlah kunjungan
Puskesmas Ranotana Weru Kecamatan Wanea
pasien Puskesmas Ranotana Weru Bulan
Kota Manado pada bulan Mei-Oktober 2014. 2
Populasi penelitian ini adalah seluruh pegawai
pegawai Puskesmas di atas rata-rata 45,72 %,
yang
Puskesmas
sedangkan motivasi kerja pegawai Puskesmas
Ranotana Weru Kecamatan Wanea Kota
di bawah rata-rata 20 %. Jika dilihat motivasi
Manado yang berjumlah 39 orang. Setelah
kerja pegawai Puskesmas rata-rata dan di atas
dibatasi dengan kriteria inklusi dan ekslusi
rata-rata adalah sebesar 80 %.
bekerja
di
Puskesmas
maka jumlah sampel pada penelitian ini berjumlah
35
penelitian
menggunakan
memuat
orang
pegawai.
Instrumen
kuesioner
pertanyaan-pertanyaan
Gambaran Kinerja Pegawai Puskesmas
yang
Ranotana Weru Kecamatan Wanea Kota
berkaitan
Manado
dengan variabel yang diteliti dan telah diuji validitas
dan
realibilitas.
Uji
Tabel 2. Kinerja Pegawai Puskesmas Ranotana
statistik
Weru Kecamatan Wanea Kota Manado
menggunakan Uji Regresi Linier dan Korelasi Pearson dengan bantuan program Statistical Program For Social Science (SPSS) versi 22.
HASIL PENELITIAN Gambaran
Motivasi
Kerja
Pegawai
Puskesmas Ranotana Weru Kecamatan Wanea Kota Manado
Interval
frekuensi
n
(%)
40 - 42
2
2
5,71
43 - 45
3
5
8.57
46 - 48
5
10
14,29
49 - 51
12
22
34,29
52 - 54
9
31
25,71
55 - 57
4
35
11,43
Jumlah
35
100
Tabel 1. Motivasi Kerja Pegawai Puskesmas Pada Tabel 2. di atas dapat dilihat bahwa rata-
Ranotana Weru Kecamatan Wanea Interval
frekuensi
n
(%)
34 – 36
2
2
5,71
37 – 39
1
3
2,86
40 – 42
4
7
11,43
43 – 45
12
19
34,28
46 – 48
8
27
22,86
49 – 51
8
35
22,86
Jumlah
35
rata kinerja pegawai Puskesmas Ranotana sebesar 34,29%. Kinerja pegawai Puskesmas Ranotana di atas rata-rata 37,14 %, sedangkan kinerja pegawai Puskesmas di bawah rata-rata 28,57
%.
Jika
dilihat
kinerja
pegawai
Puskesmas rata-rata dan di atas rara-rata sebesar 71,43%. Uji
100
signifikansi
koefisien
korelasi
diperoleh koefisien korelasi r(xy) = 0,796 dan Fhit (b/a)= 56,985 dan p value = 0,000 < 0,05.
Pada Tabel 1. di atas dapat dilihat bahwa ratarata
motivasi
kerja
pegawai
Hal ini berarti Ho ditolak dengan demikian
Puskesmas
regresi Y atas X adalah berarti atau signifikan.
Ranotana sebesar 34,28 %. Motivasi kerja 3
Hasil penelitian dengan menggunakan uji
responden
korelasi dan regresi sederhana menunjukkan
(91,4%). Berdasarkan usia responden, dapat
bahwa koefisien determinansi persamaan garis
dilihat bahwa jumlah pegawai yang paling
dan
banyak berusia 26-30 tahun yaitu sebanyak 8
diperoleh
p
value.
Nilai
koefisien
determinansi dilihat nilai R2= 0,633.
berjenis
kelamin
perempuan
Maka
orang (22,9%) dan yang paling sedikit adalah
dapat disimpulkan persamaan regresi linier
pegawai berusia 51-55 tahun sebanyak 3 orang
63,36%
pegawai
(8,6%). Melalui data tersebut dapat dilihat
dipengaruhi oleh motivasi kerja, sedangkan
bahwa semua pegawai yang menjadi responden
36,64% ditentukan oleh faktor-faktor lainnya.
termasuk dalam usia produktif.
variasi
dalam
kinerja
Sementara
mengenai
tingkat
pendidikan, diperoleh pegawai dengan tingkat Hubungan Antara Motivasi Kerja dengan
pendidikan SMA/sederajat sebanyak 13 orang
Kinerja Pegawai Puskesmas Ranotana
(37,1%), yang paling sedikit D-I sebanyak 1
Weru
orang (2,9%), sisanya D-III sebanyak 12 orang (34,3%) dan Sarjana (S1) sebanyak 9 orang
Tabel 4. Hubungan Motivasi Kerja dengan
(25,7%). Kapasitas sumberdaya manusia dalam
Kinerja
organisasi tercermin pada latar belakang
p value*
Koefisien
pendidikan
Korelasi 0.796
0,000
Kinerja
0.796
0,000
individu
Untuk masa kerja pegawai, dapat dilihat bahwa terdapat 21 orang pegawai (60%) yang memiliki masa kerja berturut-turut 1-5
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat, nilai r = sebesar
0,796
tahun, 6-10 tahun dan 21-25 tahun dengan
antara
jumlah masing-masing 7 orang (20%).
motivasi kerja dan kinerja pegawai. Nilai
Selain kesehatan, produktivitas kerja
tersebut menunjukkan hubungan yang kuat
dipengaruhi oleh faktor lain seperti motivasi,
antara motivasi kerja pegawai dengan kinerja pegawai
masing-masing
karyawan (Sinungan, 2005).
Motivasi
koefisien korelasi
dari
Puskesmas
Ranotana
latar
Weru
belakang
pendidikan
yang
sangat
menentukan luas tidaknya wawasan seseorang,
Kecamatan Wanea Manado.
keterampilan tenaga kerja yang bersangkutan, PEMBAHASAN
profesionalisme,
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan,
kerja. Semakin besar motivasi kian menjadikan
jumlah responden 35 orang pegawai yang
tenaga kerja bergairah dalam melaksanakan
terdiri dari 3 orang responden berjenis kelamin
pekerjaannya (Suma’mur, 2009).
laki-laki
(8,6%)
dan
jumlah
32
orang 4
pengalaman,
kompetensi
dapat
Berdasarkan data yang didapatkan
yang diberikan serta tingkat motivasi pekerja
diketahui
itu sendiri yang mendorong serta mengarahkan
rata-rata
motivasi
kerja
pegawai Puskesmas Ranotana Weru sebesar
dan mempertahankan perilakunya.
34,28 %, motivasi kerja pegawai di atas rata-
Penilaian kinerja berarti mengevaluasi
rata 45,72 %, sedangkan motivasi kerja
kinerja karyawan saat ini dan atau di masa lalu
pegawai di bawah rata-rata 20%. Jika dilihat
terhadap standar kinerjanya (Riani, 2011).
motivasi kerja pegawai Puskesmas rata-rata
Hasil
dan di atas rata-rata adalah sebesar 80%.
digunakan untuk mengidentifikasikan pegawai
Lingkungan kerja memiliki pengaruh
tertentu
penilaian
yang
yang
dilakukan
diperkirakan
dapat
layak
yang besar terhadap corak motivasi kerja
dipertimbangkan untuk dipromosikan. Selain
seseorang. Motivasi kerja seseorang dapat lebih
itu dapat pula berupa penilaian yang bersifat
bercorak proaktif atau reaktif. Pada motivasi
umum sehingga apabila ada kesempatan untuk
kerja yang proaktif orang akan berusaha untuk
promosi sudah tersedia calon-calon yang
meningkatkan
dipersiapkan untuk itu (Siagian, 2012).
kemampuan-kemampuannya
sesuai dengan yang dituntut oleh pekerjaannya
Pada penelitian ini diperoleh besar
atau berusaha untuk mencari, menemukan dan
koefisien korelasi diperoleh Fhit (b/a)= 56,985
menciptakan peluang agar dapat menggunakan
dan p value = 0,000 < 0,05. Hal ini berarti Ho
kemampuan-kemampuannya untuk berunjuk
ditolak dengan demikian regresi Y atas X
kerja yang tinggi. Sebaliknya motivasi kerja
adalah berarti atau signifikan. Hasil penelitian
seseorang
dengan menggunakan uji korelasi dan regresi
yang
menunggu
lebih
upaya
reaktif
atau
cenderung
tawaran
dari
sederhana diperoleh koefisien determinansi dilihat nilai R2 = 0,633. Artinya persamaan
lingkungannya (Munandar, 2008). Berdasarkan data dapat diketahui rata-
regresi linier 63,36% variasi dalam kinerja
rata kinerja pegawai Puskesmas Ranotana
pegawai dipengaruhi oleh motivasi kerja,
sebesar 34,29%, kinerja pegawai di atas rata-
sedangkan 36,64% ditentukan oleh faktor-
rata 37,14%, sedangkan kinerja pegawai di
faktor
bawah rata-rata 28,57 %. Jika dilihat kinerja
kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan
pegawai puskesmas rata-rata dan di atas rara-
keterampilan.
rata sebesar 71,43%.
yang
Faktor-faktor
lain seperti
Berdasarkan hasil perhitungan di
Menurut Steers dalam Riani (2011), faktor-faktor
lainnya.
mempengaruhi
atas maka diperoleh bahwa r = koefisien
kinerja
korelasi sebesar 0,796 antara motivasi
adalah kemampuan, kepribadian, minat kerja,
kerja
kejelasan dan penerimaan atau penjelasan
dan
kinerja
pegawai.
Jika
memperhatikan Tabel 4. pedoman interpretasi
peran seorang pekerja dan penerimaan tugas
koefisien korelasi, menunjukkan hubungan 5
yang kuat antara motivasi kerja pegawai
KESIMPULAN
dengan kinerja pegawai Puskesmas Ranotana
1. Terdapat hubungan antara motivasi kerja
Weru Kecamatan Wanea Manado.
dengan
kinerja
pegawai
Puskesmas
Hasil penelitian ini sejalan dengan
Ranotana Weru Kecamatan Wanea Kota
penelitian yang dilakukan Mukti, dkk (2013)
Manado. Berdasarkan uji regresi linier
mengenai Pengaruh Motivasi Dan Disiplin
dapat dijelaskan bahwa setiap terjadi
Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan. Hasil
kenaikkan nilai motivasi kerja akan diikuti
penelitian didapatkan, koefisien deteminansi
dengan
53,1% variabel efektivitas kerja karyawan akan
Puskesmas Ranotana Weru. Nilai tingkat
dipengaruhi oleh variabel bebasnya yaitu
hubungan
motivasi kerja dan disiplin kerja. Nilai
hubungan yang kuat sebesar 0,796 antara
hubungan didapatkan hubungan yang kuat
motivasi kerja dan kinerja pegawai.
kenaikkan
kinerja
(korelasi)
pegawai
menunjukkan
dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.729. Berbeda dengan hasil penelitian yang
SARAN
dilakukan Harrymurti & Srimulyani (2013)
1. Puskesmas Ranotana Weru diharapkan
tentang Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja
dapat terus mempertahankan lingkungan
Pegawai dengan Kepuasaan Kerja pada PDAM
kerja yang ada melihat bahwa motivasi
Kota Madiun, adapun hasil penelitian motivasi
kerja memegang peran yang penting dalam
berpengaruh signifikan pada kepuasaan kerja,
mengoptimalkan kinerja pegawai.
motivasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
pegawai
berpengaruh
dan
signifikan
kepuasaan terhadap
2. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat
kerja
melakukan penelitian mengenai faktor-
kinerja
faktor lain yang mempengaruhi kinerja
pegawai.
pegawai,
Faktor kemampuan secara psikologis terdiri dari kemampuan potensi
seperti
keterampilan.
Selain
kemampuan itu
juga
dan dapat
(IQ) dan
mengembangkan penelitian kualitatif untuk
kemampuan reality yakni kemampuan dan
menggali informasi yang lebih mendalam
keterampilan. Sementara itu faktor motivasi
mengenai motivasi kerja dan kinerja
adalah suatu sikap pimpinan dan karyawan
pegawai.
terhadap
situasi
kerja
di
lingkungan
organisasinya. Sikap yang positif terhadap situasi kerja akan menunjukkan motivasi kerja tinggi dan sebaliknya jika bersikap negatif terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja rendah (Mangkunegara, 2012). 6
Mangkunegara, A. 2012. Evaluasi Kinerja
DAFTAR PUSTAKA
Sumberdaya Manusia. Bandung: PT. Anonim. 2009. Pedoman Penilaian Kinerja
Refika Aditama.
Sumber Daya Manusia Kesehatan Di Puskesmas,(Online)(http://www.hukor.
Munandar. 2008. Psikologi Industri dan
depkes.go.id/, diakses 20 September
Organisasi.
2014).
Indonesia Press.
Azwar, A. 2010. Pengantar Administrasi
Jakarta:
Universitas
Ni Luh Bakti Mesha Mukti. 2013. Pengaruh
Kesehatan. Jakarta: Binapuara Aksara.
Motivasi
dan
Disiplin
Terhadap
Efektivitas Kerja Karyawan. Jurnal Hasibuan, M. 2007. Manajemen: Dasar,
Administrasi
Bisnis.
2(6):1-8
Pengertian, dan Masalah. Jakarta:
Malang:UniversitasBrawijaya(http://ad
Bumi Aksara.
ministrasibisnis.studentjournal.ub.ac.i d, diakses 22 April 2014).
Harrymurti & Srimulyani. 2013. Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Dengan
Variabel
Suma’mur. 2009. Hygiene Perushaan dan
Pemediasi
Kesehatan
Kepuasaan Kerja pada PDAM Kota
1(1):
10-17.
Madiun: Profil Kesehatan Puskesmas Ranotana Weru
Program Studi Manajemen Universitas
Kecamatan Wanea Tahun 2013.
Katolik Widya Mandala.
Riani, L.A. 2011. Budaya Organisasi.
Kemenkes RI Badan Pengembangan dan
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Pemberdayaan SDM Kesehatan Bank Data
SDM
(HIPERKES).
Jakarta: Sagung Seto.
Madiun. Jurnal Riset Manajemen dan Akuntansi.
Kerja
Kesehatan
(http://www.bppsdmk.depkes.go.id/sdm k.rekap.php/, diakses 29 Spetember 2014).
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128 Tahun 2004, tentang Kebijakan Dasar Puskesmas. Jakarta. 7
8