HUBUNGAN ANTARA INSENTIF, MOTIVASI, SUPERVISI DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SORONG-PAPUA BARAT Margareth Renyaan *, Wulan Kaunang **, Jimmy Posangi* *Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Kinerja perawat adalah aktivitas perawat dalam mengimplementasikan sebaik–baiknya suatu wewenang, tugas dan tanggung jawabnya dalam rangka pencapaian tujuan tugas pokok profesi dan terwujudnya tujuan dan sasaran unit organisasi. Kinerja perawat sebenarnya sama dengan prestasi kerja diperusahaan. Perawat ingin diukur kinerjanya berdasarkan standar obyektif yang terbuka dan dapat dikomunikasikan. Jika perawat diperhatikan dan dihargai sampai penghargaan superior, mereka akan lebih terpacu untuk mencapai prestasi pada tingkat lebih tinggi (Faizin dan Winarsih, 2008). Baik buruknya kinerja seorang perawat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kepuasaan kerja, motivasi, lingkungan kerja dan budaya organisasi (Edy, 2008). Faktor lain yang berhubungan dengan kinerja, misalnya insentif yang didapatkan perawat dalam melakukan pekerjaannya yang sesuai kompetensi, serta supervisi (Natasari dkk 2012; Mulyono dkk, 2013). Tujuan Untuk menganalisis hubungan antara insentif, motivasi, supervisi dengan kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sorong Papua Barat. Jenis penelitian ini adalah penelitian survei analitik dengan pendekatan Cross Sectional, penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit umum kabupaten Sorong Papua Barat, yaitu pada ruangan Kakatua (Bedah), Ruangan Camar dan Ruangan Kasuari (Interna) pada bulan Februari sampai April 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang bekerja di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sorong –Papua Barat, yang berjumlah 68 orang. Teknik pengambilan Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi yang memenuhi kriteria inklusi. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa insentif, motivasi, dan supervisi secara bersama-sama berhubungan dengan kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sorong Papua Barat. Kata Kunci : Insentif, Motivasi, Supervisi, dan Kinerja Perawat. ABSTRACT Performance nurse is a nurse in implementing activities as well as possible an authority, duty and responsibility to our goals and the realization of the main tasks of the profession goals and objectives of the organization unit . The performance of nurses actually working together with the achievement of the company . Nurses want to measure performance based on an objective standard is open and can be communicated . If the nurse noticed and appreciated to superior rewards , they will be more motivated to achieve at a higher level ( Faizin and Winarsih , 2008) . Both the poor performance of a nurse can be affected by several factors such as job satisfaction , motivation , work environment and organizational culture ( Edy , 2008) . Other factors associated with performance , such incentives are available nurses in an appropriate job competencies , and supervision ( Natasari et al , 2012; Mulyono et al , 2013 ) . Objective To analyze the relationship between the incentive , motivation , supervision by the performance of nurses in the inpatient unit District General Hospital Sorong in West Papua . This type of research is analytic survey research with cross sectional study was conducted at the district general hospital Sorong in West Papua , which is in the room Cockatoos ( Surgery ) , room seagull and the room Cassowary ( Interna ) from February to April 2016. The population in this study are all nurses who work in the inpatient unit District General Hospital Sorong West -Papua , totaling 68 people . The technique of taking samples in this study is total population met the inclusion criteria . From the research it can be concluded that the incentives , motivation , and supervision is jointly associated with the performance of nurses in the inpatient unit District General Hospital Sorong in West Papua Keywords: Incentives , Motivation , Supervision and Performance Nurse .
68
PENDAHULUAN
menjamin
kepedulian
terhadap
hak-hak
Salah satu unsur yang berperan dalam
pasien/klien. (Anonim, 2011; Anonim, 2013).
percepatan pembangunan kesehatan adalah
Perawat memberikan pelayanan 24
tenaga kesehatan yang bertugas di fasilitas
jam kepada para pasien. Berdasarkan lamanya
pelayanan kesehatan di masyarakat. Peraturan
kontak dengan pasien, kinerja perawat sangat
Presiden Nomor 32 Tahun 1996 tentang
penting. Seorang dokter menghabiskan waktu
Tenaga Kesehatan menyatakan bahwa tenaga
sekitar 30 hingga 45 menit dalam sehari,
kesehatan terdiri dari tenaga medis, tenaga
meskipun untuk pasien dengan penyakit kritis,
keperawatan,
tenaga
sedangkan perawat senantiasa hadir disisi
kesehatan masyarakat, tenaga gizi, tenaga
pasien dan berinteraksi dengan seluruh tim
keterapian fisik dan tenaga keteknisian medis.
pelayan kesehatan.
tenaga
kefarmasian,
Tenaga kesehatan sebagai setiap orang yang
bidang
perhatian dalam manajemen karena sangat
kesehatan serta memiliki pengetahuan atau
berkaitan dengan produktivitas lembaga atau
keterampilan melalui pendidikan di bidang
orgaanisasi. Kinerja adalah sesuatu yang
kesehatan
tertentu
dicapai atau kemampuan bekerja. Simamora
memerlukan kewenangan untuk melakukan
(2001) menyatakan bahwa prestasi kerja
upaya kesehatan. Hal ini, sesuai dengan
(performance)
Undang-Undang RI No. 36 th. 2003 tentang
pencapaian persyaratan pekerjaan tertentu
Kesehatan pada pasal 63 ayat (4) yang
yang akhirnya secara langsung dapat tercermin
menyatakan: Pelaksanaan pengobatan atau
dari output yang dihasilkan baik kuantitas
perawatan berdasarkan ilmu kedokteran atau
maupun kualitasnya. Faktor utama yang
ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh
mempengaruhi kinerja adalah kemampuan dan
tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian
kemauan.
dan
mengabdikan
yang
untuk
kewenangan
keperawatan
diri
untuk
dalam
Masalah kinerja selalu mendapat
jenis
itu,
Kinerja
perawat
sebagai
adalah
suatu
aktivitas
pelayanan
perawat dalam mengimplementasikan sebaik–
profesional, sebagai bagian integral dari
baiknya suatu wewenang, tugas dan tanggung
pelayanan kesehatan yang mempunyai daya
jawabnya dalam
ungkit besar terhadap pembangunan bidang
tugas pokok profesi dan terwujudnya tujuan
kesehatan. Sesuai dengan Peraturan Menteri
dan sasaran unit organisasi. Kinerja perawat
Kesehatan
sebenarnya
Tentang
merupakan
pelayanan
diartikan
no
1796/Menkes/SK/VIII/2011
prestasi
kerja
diperusahaan. Perawat ingin diukur kinerjanya
Kompetensi perawat dibuktikan dengan Surat
berdasarkan standar obyektif yang terbuka dan
Tanda Registrasi (STR) yang dikeluarkan oleh
dapat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk
diperhatikan dan dihargai sampai penghargaan
melindungi masyarakat dengan memastikan
superior, mereka akan lebih terpacu untuk
kompetensi
Tenaga
dengan
Kesehatan,
tingkat
Registrasi
sama
rangka pencapaian tujuan
profesional
untuk
69
dikomunikasikan.
Jika
perawat
mencapai prestasi pada tingkat lebih tinggi
dimiliki)
(Faizin dan Winarsih, 2008).
tersendiri seperti ini, rumah sakit sebagai pusat
Baik
buruknya
kinerja
seorang
(Wahyuni,
2013).
Dengan
ciri
pelayanan kesehatan perlu lebih mengenal
perawat dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor yang menentukan kinerja karyawannya.
faktor seperti kepuasaan kerja, motivasi,
Rumah Sakit Umum Daerah Sorong
lingkungan kerja dan budaya organisasi (Edy,
adalah rumah sakit milik pemerintah daerah
2008). Faktor lain yang berhubungan dengan
Kabupaten sorong Papua Barat yang berstatus
kinerja, misalnya insentif yang didapatkan
Badan Layanan Umum Daerah merupakan
perawat dalam melakukan pekerjaannya yang
rumah sakit rujukan daerah berstatus kelas C.
sesuai kompetensi, serta supervisi (Natasari
Rumah Sakit ini merupakan rumah sakit
dkk 2012; Mulyono dkk, 2013).
rujukan daerah dan sudah terakreditasi dengan
Mudayana (2010) meneliti pengaruh
lima (5) bidang Pelayanan dan memiliki
motivasi dan beban kerja terhadap kinerja
jumlah perawat sebanyak 241, dokter spesialis
karyawan di Rumah Sakit Nur Hidayah
7 orang, dengan kriteria : dokter Spesialis
Bantul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Bedah 4 orang, Spesialis Anak 1 orang, Obgyn
terdapat pengaruh motivasi kerja terhadap
2 Orang. Selain dari itu adalah dokter umum.
kinerja karyawan di RS Nur Hidayah Bantul.
RSUD Sorong memiliki Ruangan Rawat Jalan
Ada pengaruh faktor motivasi intrinsik dan
yang terdiri dari 9 poliklinik yang terdiri dari
motivasi ekstrinsik terhadap kinerja karyawan
Mata, Anak, Bedah, Obgyn, Penyakit Dalam,
di RS Nur Hidayah Bantul. Nainggolan (2010)
Saraf, THT Kulit dan Kelamin serta Gigi,
yang meneliti pengaruh pelaksanaan supervisi
dimana rawat jalan ini masih dibawah bidang
kepala ruangan terhadap kinerja perawat
keperawatan
pelaksana di Rumah Sakit Islam Malahayati
perawat. (Anonim, 2014)
Medan
menemukan
supervisi
oleh
bahwa
kepala
pelaksanaan
berhubungan
dengan
Berdasarkan survei awal di Rumah
memiliki
Sakit Umum Daerah Kabupaten Sorong,
pengaruh terhadap kinerja perawat pelaksana.
informasi dari perawat Rumah Sakit Umum
Arymurti
Daerah
(2006)
ruangan
yang
dalam
penelitiannya
Kabupaten
Sorong
menunjukkan
menemukan bahwa pelaksanaan pemberian
bahwa insentif atau jasa pelayanan mereka
insentif mempunyai hubungan yang kuat
tidak dibayarkan sesuai dengan beban kerja
dengan kinerja Sumber Daya Manusia.
mereka, melainkan dibayarkan atas kebijakan
Rumah
fasilitas
direktur RSUD dan juga penerapan asuhan
pelayanan kesehatan yang padat teknologi,
keperawatan di setiap ruangan belum berjalan
modal,
ciri
dengan baik. Demikian juga supervisi jarang
kesehatan
dilakukan oleh atasan untuk memantau hasil
karya
Sakit
dan
tersendiri.
Fasilitas
memiliki
karakter:
berwujud),
sebagai
pakar
memiliki
pelayanan
Intangibility
Inseparability,
(tidak
kerja dari perawat misalnya kelengkapan
Variability,
dokumen asuhan keperawatan.
Perishability, Lack of ownership (tidak dapat
70
Berdasarkan uraian latar belakang
Pengumpulan data terdiri dari: Data Primer
yang telah dikemukakan diatas, maka pokok
dan data sekunder. Analisa data dengan
permasalahan yang dikaji dalam penelitian
menggunakan analisis univariat, bivariat, dan
yaitu
multivariate.
:
bagaimanakah
hubungan
antara
insentif, motivasi, supervisi dengan kinerja perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
HASIL DAN PEMBAHASAN
Umum
A. Pembahasan
Daerah
Kabupaten
Sorong-Papua
Barat?
1. Hubungan Antara Insentif
Dengan
Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap METODE PENELITIAN
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
Sorong.
survey analitik dengan pendekatan cross
Berdasarkan hasil analisis uji Chi-
sectional (potong lintang). Penelitian ini
Square
dilaksanakan di Rumah Sakit umum kabupaten
p=0,048<0,05 yang menunjukkan terdapat
Sorong Papua Barat, yaitu pada ruangan
hubungan yang bermakna antara insentif
Kakatua
dan
dengan kinerja perawat di Ruang Rawat Inap
Ruangan Kasuari (Interna) pada bulan Januari
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
sampai April 2016. Populasi dalam penelitian
Sorong.
ini adalah seluruh perawat yang bekerja di
Pembahasan
ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah
membandingkan hasil penelitian ini dengan
Kabupaten
(Bedah),
Sorong
Ruangan
–Papua
Camar
Barat,
yang
hasil
didapatkan
hasil
dengan
dilanjutkan
penelitian-penelitian
nilai
dengan
terdahulu
yang
berjumlah 68 orang. Sampel dalam penelitian
relevan (mendukung/sama atau berbeda).
ini adalah total populasi yang memenuhi
2. Hubungan Antara Motivasi Dengan
kriteria inklusi. Dengan Kriteria inklusi:
Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap
Perawat tetap yang bekerja di ruang rawat inap
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Rumah Sakit Umum Daerah Sorong, dan
Sorong.
Perawat yang telah bekerja di ruang rawat inap
Berdasarkan hasil analisis uji Chi-
Rumah Sakit Umum Daerah Sorong lebih dari
Square
2 (dua) tahun. Variabel Penelitian Independen
p=0,027<0,05 yang menunjukkan terdapat
(bebas) : Insentif,
Motivasi, dan Supervisi,
hubungan yang bermakna antara motivasi
dan variabel Dependen (terikat) : Kinerja
dengan kinerja perawat di Ruang Rawat Inap
Perawat. Instrumen Penelitian yang digunakan
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
dalam penelitian ini berupa kuesioner yang
Sorong.
telah dilakukan uji coba pada perawat dengan
membandingkan hasil penelitian ini dengan
teknik pengujian validitas dan reliabilitas.
hasil
Tahapan Penelitian: Persiapan, Pengambilan
relevan (mendukung/sama atau berbeda).
Data, dan Penyusunan Laporan penelitian.
3. Hubungan Antara Supervisi Dengan
71
didapatkan
hasil
dengan
nilai
Pembahasan dilanjutkan dengan
penelitian-penelitian
terdahulu
yang
Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap
Abdilah, R. H. 2011. Analisis Pengaruh Gaya
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada
Sorong. Berdasarkan hasil analisis uji ChiSquare
didapatkan
hasil
dengan
Pegawai
nilai
Badan Kesatuan
Politik Dan Perlindungan Masyarakat
p=0,031<0,05 yang menunjukkan terdapat
Provinsi
hubungan yang bermakna antara supervisi
Fakultas
dengan
Diponegoro.
kinerja
perawat.
Bangsa
Pembahasan
Jawa
Tengah).
Ekonomi,
Skripsi.
Universitas
dilanjutkan dengan membandingkan hasil
Anonimous. 2003. Undang-Undang RI No. 36
penelitian
th. 2003 tentang Kesehatan
ini
penelitian
dengan
terdahulu
hasil
penelitian
yang
relevan
Barkway, P. 2013. Psychology For Health Professional 2nd ed. China, Elsevier.
(mendukung/sama atau berbeda).
Hal. 156-81. Cahyani,
KESIMPULAN 1. Terdapat
hubungan
yang
P.N.
dan
I.K.
Ardana.
2013.
Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik, Gaya
bermakna/signifikan antara insentif dengan
Kepemimpinan Dan Insentif Financial
kinerja perawat di Ruang Rawat Inap
Terhadap Kinerja Pegawai Non Medis
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Pada
Sorong - Papua Barat.
Denpasar.
2. Terdapat
hubungan
bermakna/signifikan
yang
antara
Rumah
Sakit
motivasi
Umum
hubungan
bermakna/signifikan
Daerah
Rumah
Sakit
Burnout Sebagai Variabel Moderating Pada
supervisi
Umum
motivasi,
Rumah
Sakit
Management, 1(1);1-12.
Daerah
Dahlan, M.Y., L., Mananeke, dan L.O.H. Dotulong. 2014. Pelaksanaan Program
supervisi
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
Serta Pemberian Insentif Terhadap
perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Kinerja Karyawan UD. Sinar Sakti
Umum Daerah Kabupaten Sorong -Papua
Malalayang. Jurnal Emba 2(2); 1429-
Barat,
39.
dimana
dan
Karyawan
Banyumanik Semarang. Journal of
Kabupaten Sorong -Papua Barat. 4. Insentif,
Manajemen
Emosional Terhadap Kinerja Dengan
dengan kinerja perawat di Ruang Rawat Inap
Med
Pengaruh Job Demand Dan Kecerdasan
yang
antara
E-Jurnal
Bali
Casmiati, A. F., dan A.T. Haryono. 2015.
Kabupaten Sorong -Papua Barat. 3. Terdapat
Sakit
UniversitasUdayana, 2(4);423-35.
dengan kinerja perawat di Ruang Rawat Inap
Rumah
motivasi
berpengaruh
dominan.
Hapsaridian, S dan M.M. Minarsih. 2015. Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan,
DAFTAR PUSTAKA
72
Kompetensi Dan Kinerja Terhadap
Kinerja & Motivasi Karyawan (Edisi
Pertimbangan Dalam Pengangkatan
3)
Jabatan Structural Pada Kantor Dinas
Robbins, S. P. and T.A. Judge. 2013.
Perkebunan
Organizational Behavior 15th ed. United
Provinsi
Jawatengah.
Journal Of Management, 1(1);1-6.
States of America, Pearson Education,
Pearce, P., B. Phillips, M. Dawson and S.G.
hal 239-270
Leggat. 2013. Content Of Clinical
Siregar, M. 2008. Pengaruh Motivasi terhadap
Supervision Sessions For Nurses And
Kinerja Perawat Pelaksana di Ruang
Allied
Rawat
Health
Systematic
Professionals: Review.
A
Clinical
Inap
RSUD
Tarutung Tapanuli
Swadana
Utara
Tahun
Governance: An International Journal,
2008. Tesis. Universitas Sumatera
18(2), 139-154.
Utara : Medan
Prawirosentono, S. dan D. Primasari. 2011.
Suprajitno.
2004.
Asuhan
Manajemen Sumberdaya Manusia,
Keluarga, Aplikasi Dalam Praktek. Cetakan I. Jakarta : EGC
73
Keperawatan
74