HUBUNGAN ANTARA ASUPAN LEMAK DENGAN KADAR ADIPONEKTIN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI KOTA MANADO Aldian H. Luntungan*, Nova H. Kapantow*, Nancy S.H. Malonda* *Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Diabetes melitus (DM) tipe 2 merupakan salah satu penyakit yang prevalensinya terus mengalami peningkatan di dunia, baik pada negara maju ataupun negara yang sedang berkembang. Asupan lemak yang tinggi di dalam tubuh merupakan faktor yang secara tidak langsung mengakibatkan penyakit diabetes melitus. Pengaruh dari asupan lemak yang tinggi terhadap penyakit diabetes dapat dibuktikan dengan penurunan kadar adiponektin. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara asupan lemak dengan kadar adiponektin penderita DM tipe 2 di kota Manado. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilaksanakan pada bulan Maret - Agustus tahun 2014 di kota Manado dengan total responden sebesar 30 orang penderita DM tipe 2. Penelitian ini menggunakan kuesioner FFQ, food model, alat/bahan pemeriksaan adiponektin darah, program SPSS dan program nutrisurvey sebagai instrumen penelitian. Pengolahan data dengan uji Spearman rho dengan α= 0,05 dan CI = 95%. Asupan lemak yang kurang sebesar 63,3% dan cukup sebesar 36,7%, selanjutnya kadar adiponektin rendah sebesar 96,7% dan normal sebesar 3,3%, hasil uji menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara asupan lemak dengan kadar adiponektin (p= 0,45) pada penderita DM tipe 2 di kota Manado. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan antara asupan lemak dengan kadar adiponektin penderita DM tipe 2 di kota Manado. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang kadar adiponektin pada pendertia DM tipe 2 yang berhubungan dengan faktor-faktor lain. Kata Kunci : Asupan Lemak, Kadar Adiponektin, DM tipe II
ABSTRACT Diabetes mellitus (DM) type 2 is a disease whose prevalence is increasing in the world, both in advanced countries and developing countries. High intake of fat in the body is a factor that indirectly lead to diabetes mellitus. The effect of high intake of fat on diabetes can be proved by the decreasing levels of adiponectin. The purpose of this study is to analyze the relationship between the intake of fat with adiponectin levels in patients with DM type 2 in Manado. This study uses an observational analytic with cross sectional approached that was conducted in MarchAugust 2014 in Manado with total respondents of 30 people with diabetes mellitus type 2. This study used a FFQ questionnaire, food models, examination tools / materials of blood adiponectin, programs SPSS and nutrisurvey programs as research instruments. Data processing with Spearman rho test with α = 0.05 and CI = 95%. The less fat intake is 63,3% and adequate fat intake is 36,7%. In addition, the low adiponectin level is 96.7%; on the other hand, 3.3% of adiponectin level is normal. The test results showed that there is no correlation between the intake of fat with adiponectin levels (p = 0,45) in patients with DM type 2 in Manado. The conclusion of this study is, there’s no correlation between the intake of fat with adiponectin levels in patients with DM type 2 in Manado. More research is needed to be done on adiponectin levels in patients with DM type 2 related to other factors. Keyword: Fat Intake, Adiponectin Levels, DM type II
1
Kelebihan lemak tubuh dapat memicu
PENDAHULUAN Diabetes
Melitus
sudah
menjadi
masalah
terjadinya penyakit
diabetes mellitus
kesehatan / penyakit global pada masyarakat dan
dislipidemia. Peningkatan lemak
merupakan
masa dewasa sebagian besar merupakan hasil
salah
satu
penyakit
yang
tubuh
dan pada
prevalensinya terus mengalami peningkatan di
dari gaya hidup modern yaitu,
dunia baik pada negara maju ataupun negara
olahraga, kelebihan gizi, dan dapat bervariasi
sedang berkembang (Suiraoka, 2012). World
secara substansial.Peningkatan ini tergantung dari
Health Organisation (WHO) mendefinisikan
usia dan lemak tubuh (Klaus, 2001). Asupan
diabetes melitus sebagai penyakit yang ditandai
lemak yang tinggi menjadi salah satu penyebab
dengan terjadinya hiperglikemia dan gangguan
tidak langsung terjadinya penurunan kadar
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein
adiponektin dalam jaringan adiposa. Lemak yang
yang dihubungkan dengan kekurangan secara
diperoleh sebagian besar dari makanan disimpan
relatif dari kerja dan sekresi insulin. Data
dalam bentuk triasilgliserol dalam jaringan
Riskesdas
adiposa.
tahun
2013
menunjukan
Peningkatan
triasigliserol
menyebabkan
umur ≥15 tahun mengalami peningkatan. Tahun
mempertahankan keseimbangan energi dengan
2007 prevalensi DM hanya 1,1 persen sedangkan
melepaskan sitokin-sitokin proinflamasi (Xu, dkk
pada tahun 2013 menjadi 2,1 persen. Salah satu
2007). Adiponektin merupakan suatu hormon
provinsi yang mengalami penigkatan prevalensi
protein yang dihasilkan oleh jaringan adiposit
DM adalah Sulawesi Utara, yaitu dari 1,5 persen
yang merupakan regulator penting metabolisme
pada tahun 2007 menjadi 3,5 persen pada tahun
lipid
2013 (Depkes, 2014).
diantaranya adalah mensekresi dari adiposit yang
Meningkatnya prevalensi DM di beberapa negara
berkembang,
peningkatan
kemakmuran
bersangkutan. perubahan
disebabkan
Peningkatan
gaya
hidup
di
adiponektin
tertekan pada obesitas, mendorong oksidasi asam lemak oleh otot, meningkatkan sensitivitas
negara
terhadap
dan
insulin, menurunkan berat badan
dengan meningkatkan pengeluaran energi, dan
menyebabkan
memiliki efek antiinflamasi (Sherwood, 2013).
peningkatan prevalensi penyakit degeneratif, seperti diabetes melitus. Kejadian DM
Fungsi
berusaha
karena
pendapatan
yang
glukosa.
adiposit
akan
kecenderungan prevalensi DM di Indonesia pada
dan
sel
karena kurang
Adiponektin ditemukan dalam kadar yang
juga
lebih rendah di dalam darah individu yang
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya,
menderita penyakit DM tipe 2 atau individu yang
umur, riwayat DM, aktifitas fisik, indeks massa
mengalami
tubuh, tekanan darah, stress, dan kadar kolestrol
normal. Penurunan kadar adiponektin dapat
(Setyorogo dan Trisnawati, 2012).
mengakibatkan terjadinya DM tipe 2 dan 2
obesitas
dibandingkan
individu
obesitas.
Adiponektin
dengan
dalam penelitian ini adalah penderita yang
sensitivitas insulin dan berperan dalam mengatur
sedang hamil dan dalam terapi cuci darah.
kosentrasi lemak secara langsung maupun tidak
Penelitian ini menggunakan kuesioner, formulir
langsung. Kadar adiponektin berbanding terbalik
FFQ,
dengan massa lemak tubuh, artinya kadar
adiponektin, program SPSS dan program, %
adiponektin menurun jika massa lemak tubuh
asupan kurang sebanyak 63,3 % dan tidak ada
tinggi dan meningkat jika massa lemak tubuh
subjek penelitian yang memiliki asupan lemak
normal.
lebih,lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.
Selain
berhubungan
berhubungan
itu
dengan
kadar
adiponektin
sensitivitas
insulin
Data Riskesdas 2013 menunjukan bahwa provinsi Sulawesi Utara merupakan provinsi ke-9 terbanyak
yang
menkonsumsi
makanan tinggi lemak dan provinsi yang paling tinggi
penderita
obesitas
(Depkes,
model,
alat/bahan
pemeriksaan
Tabel 1. Distribusi Asupan Lemak Subjek Penelitian Asupan n % Lemak Kurang 19 63,3 Cukup 11 36,7 Lebih 0 0 Total 30 100
(Kelishadi, 2012).
(sembilan)
food
2014). Responden
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk
yang
memilliki
kadar
melihat hubungan antara asupan lemak dengan
adiponektin yang normal sebanyak 3,3 % dan
kadar adiponektin pada penderita Diabetes
96,7 % yang kurang, lebih jelasnya dapat dilihat
Melitus tipe 2 di kota Manado.
pada Tabel 2.
Tabel 2.
Penelitian ini adalah penelitian observasional
Distribusi Kadar Responden Penelitian Kadar Adiponektin n
analitik dengan rancangan cross sectional, untuk
Rendah
29
menganalisis hubungan antara asupan lemak
Normal
1
3,3
dengan kadar adiponektin penderita DM tipe 2,
Total
30
100
METODE PENELITIAN
Adiponektin % 96,7
dilaksanakan pada bulan Maret –Oktober tahun 2014 di beberapa wilayah kerja puskesmas di
Hasil uji Spearman rho
menunjukan
kota Manado diantaranya puskesmas Bahu, Sario,
bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna
Ranotana Weru, Teling, dan Tikala baru dengan
antara asupan lemak dengan kadar adiponektin
jumlah
Adapun
pada pendertia DM tipe 2 di kota Manado
responden yang diambil untuk memenuhi kriteria
(p=0,45), lebih jelasnya dapat dilihat pada
inklusi,
yaitu
Tabel 3.
menjadi
subjek
sampel
adalah 30
mendapat penelitian
orang.
persetujuan dengan
untuk mengisi
informed consent. Selanjutnya kriteria eksklusi 3
Tabel 3. Hubungan Antara Asupan Lemak dengan Kadar Adiponektin Penderita DM tipe 2 di Kota Manado Kadar Asupan Adipo p Lemak nektin Spear Asupan man’s 1,00 0,140 Lemak rho 0.45 Kadar Adipone 0,140 1,00 ktin *uji Spearman rho
adiponektin pada penderita DM tipe 2 di kota Manado. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yannakoulia M., dkk (2003) pada pelajar dengan usia 14-26 tahun di Boston, USA yang memberikan hasil bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara kadar adiponektin
dengan
asupan
lemak.
Hasil
penelitian yang dilakukan pada penderita DM tipe 2 di kota Manado, berbanding terbalik
Adiponektin adalah salah satu protein
dengan hasil penelitian Schulze, dkk
(2004)
spesifik yang disekresikan jaringan lemak dan
yang menyatakan bahwa ada hubungan bermakna
dapat
dan
antara asupan lemak dengan kadar adiponektin
sebagai
para profesional kesehatan di Amerika Serikat.
dapat
menekan
Penelitian dari Schulze, dkk (2004) ini juga sama
endotel
sehingga
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh
menghambat perkembangan aterogenesis serta
Barrata (2004) pada orang obese dan non obese
akan bekerja
menghambat rangsangan dari
di Itali. Hasil peneltian itu menunjukan bahwa
Tumor Necrosing Factor (TNF) pada endotel
kadar adiponektin dalam darah secara signifikan
untuk
tinggi pada orang non obese sedangkan pada
dideteksi
mempunyai
efek
antiaterogenik. penempelan
didalam protektif
Adiponektin
lekosit
sirkulasi
pada
mengekspresikan
molekul
adesi.
Adiponektin pada manusia ditemukan pada
orang
kromosom 3q27, daerah yang secara genetik
Obesitas berhubungan dengan asupan lemak yang
rentan terhadap Diabetes tipe 2 dan sindrom
berlebih pada seseorang. Secara tidak langsung
metabolik (Xu, dkk 2007)
penelitian dari Baratta (2004) ini menyimpulkan
Penelitian yang dilakukan pada 30 orang
obese
kadar
adiponektinnya
rendah.
bahwa terdapat hubungan antara asupan lemak
responden penderita DM tipe 2 di kota Manado
dengan kadar adiponektin.
menunjukan bahwa responden dengan asupan
Asupan lemak mempunyai peranan yang
lemak kurang dengan kadar adiponektin rendah
penting
dalam
sebesar 63,4%, dan asupan lemak cukup dengan
insulin.
Asupan
kadar adiponektin rendah sebesar 33,3%, dan
menurunkan kadar adiponektin dalam darah yang
hanya 3,33 % responden yang memiliki asupan
bertugas untuk mengontrol sensitivitas insulin.
lemak cukup dengan kadar adiponektin normal
Lemak yang diperoleh sebagian besar dari
dengan nilai p sebesar 0,45 (p > 0,05).
makanan disimpan dalam bentuk triasilgliserol
tersebut
menunjukan
bahwa
tidak
Hal
terdapat
dalam
hubungan antara asupan lemak dengan kadar
mempertahankan
jaringan
triasilgliserol akan 4
lemak
yang
adiposa.
sensitivitas tinggi
akan
Peningkatan
menyebabkan sel adiposit
berusaha mempertahankan keseimbangan energi
gizi dalam tubuh yang salah satunya adalah
dengan melepaskan sitokin-sitokin proinflamasi
karena penyakit diabetes melitus. Akibat yang
(Xu, dkk 2007).
ditimbulkan dari asupan gizi yang kurang pada
pernyataan
Hal ini sesuai dengan
Kelishadi
(2009)
bahwa
kadar
proses tubuh diataranya kurangnya produksi
adiponektin berbanding terbalik dengan massa
tenaga, pertahanan tubuh, perilaku serta struktur
lemak tubuh, artinya kadar adiponektin menurun
dan fungsi otak (Almatsier, 2009).
jika massa lemak tubuh tinggi dan meningkat jika massa lemak tubuh normal. Selain itu kadar
KESIMPULAN
adiponektin berhubungan dengan sensitivitas
Berdasarkan hasil penelitian pada penderita DM
insulin (Kelishadi, 2012). Hal ini juga dibuktikan
tipe 2 di kota Manado, responden yang memiliki
dengan
terkontrol
jumlah asupan lemak yang cukup sebesar 36,7 %
menunjukkan bahwa subyek dengan konsentrasi
dan rata-rata asupan lemak responden penelitian
adiponektin
untuk
adalah 39,01g ± 11,45g. Kadar adiponektin yang
mengalami DM tipe 2 dibandingkan dengan
rendah sebesar 96,7% dan yang normal sebesar
konsentrasi tinggi. Itu didukung juga lewat
3,3% . Hasil tersebut menunjukan bahwa tidak
penelitian yang dilakukan oleh Snehalatha, dkk
terdapat hubungan antara asupan lemak dengan
(2001) pada 95 orang Asian Indian yang IGT,
kadar adiponektin pada penderita DM tipe 2 di
dan hasillnya kadar adiponektin yang rendah
kota Manado.
penelitian
Studi
rendah,
kasus
lebih
mungkin
ditemukan pada orang yang diabetes sedangkan orang yang tidak diabetes, kadar adiponektinnya
SARAN
normal. Secara tidak langsung, kadar adiponektin
Disarankan kepada penderita DM tipe 2 untuk
sangat dipengaruhi oleh asupan lemak yang
lebih memperhatikan asupan makan khusunya
masuk ke dalam tubuh. Hasil penelitian untuk
asupan lemak sesuai dengan diet yang ditetapkan
asupan lemak menunjukan 19 dari 30 responden
serta selalu melakukan pemeriksaan secara
(63,3%) memiliki asupan lemak yang kurang
berkala untuk mengkontrol kadar gula darah.
yaitu
ini
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang
tidak
kadar adiponektin pada penderita DM tipe 2 yang
dibawah
menunjukan
80%
dari
bahwa
AKG.
responden
Hal
mengkonsumsi asupan lemak sesuai kebutuhan
berhubungan dengan faktor-faktor lain.
harian berdasarkan AKG, dimana konsumsi harian asupan lemaknya berada dibawah dari
DAFTAR PUSTAKA
AKG. Konsumsi makanan berpengaruh terhadap
Almatsier, S. (2009) Prinsip Dasar Ilmu Gizi.
status
gizi
seseorang.
Defisiensi
lemak
Jakarta: PT Gramedia.
berhubungan dengan diet atau faktor yang Barrata,R., Amatto,S., Degano,C., and Farina,
mempengaruhi metabolisme dan utilisasi zat-zat
M.G. (2004) Adiponectin Correlation with 5
Lipid Metabolism Is Independent of Body
Schulze, M.B., Rimm, E.B., Shai, I., Rifai, N.,
Fat Mass Evidence from Both Cross-
and Hu, F.B. (2004) Correlation Between
Sectional and Intervention Studies. The
Adiponectin and Glycemic Control, Blood
Journal of Clinical Endocrinology &
Lipids, and Inflammatory Markers in Men
Metabolism,[Internet], June, 89 (6) pp.
with
2665–2671.
[Internet],
Available
from:
Type
2
Diabetes.
27(7)
DiabetesCare,
pp.
1680–1687.
Available from
load?doi=10.1.1.324.9102&rep=rep1&type
nih.gov/pubmed/1267 [Accessed 6 October
=pdf>[Accessed 15 April 2014].
2014].
Departemen
Kesehatan
(2014)
Riset
(RISKESDAS)
Republik
2013.
Jakarta:
dari Sel ke Sistem.Jakarta : EGC
Dasar Badan
Snehalatha, C.,
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen
Kesehatan
nlm.
Sherwood, Lauralee. (2013) Fisiologi Manusia
Indonesia.
Kesehatan
: http://www.ncbi
Mukesh, B.,
Viswanathan,V.,
Republik
Ramachandran,
Indonesia.
Simon,M.,
Haffner, A.
(2003)
S.M., Plasma
Adiponectin Is an Independent Predictor of Kelishadi,
R.
(2012)
Dyslipidemia-From
Type
Prevention to Treatment. Croatia: Intech
2 Diabetes
in Asian
Indians.
Diabetes Care. [Internet], December, 26 (12) pp. 3226-3229. Available from:
Klaus, S. (2001) Adipose Tissues. USA : Landes
rticle/
Mengenal, Mencegah dan Mengurangi
view/1294> [Accessed 6 October
2014].
Faktor Risiko 9 Penyakit Degeneratif. Xu, A., Wang, Y & Lam, K.S.L. (2007)
Yogyakarta: Nuha Medika.
Adiponektin. Setyorogo,S dan Trisnawati, S.K. Faktor Risiko
Dalam:
Fantuzzi,G
and
Mazzone, T. Nutrition & Helath :Adipose
Kejadian Diabetes Melitus Tipe I. Jurnal
Tissue and Adipokines in Helath and
Ilmiah Kesehatan[Internet], January,5(1)
Disease. New Jersey : Humana Press.
pp.6-11. Available from :
Yannakoulia, M., Yiannakouris, N., Bluher, S.,
202.%20vol%205%20no%201_shara.pdf>
Matalas, A.L., Klimis-Zacas
[Accessed 6 April 2014].
D., and Mantzoros, CS.(2003) Body fat mass and macronutrient intake in relation to circulating soluble leptin receptor, free 6
leptin index, adiponectin, and resistin concentrations
in
healthy
humans.
The Journal of Clinical Endocrinology& Metabolism,
[Internet],
88(4)
pp.
1730–1736. Available from : http://press endocrine.org/doi/abs/10.1210/jc.2002021604 [Accessed 6 October 2014].
7