HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA DI BAGIAN PROSES PRODUKSI PT KERISMAS WITIKCO MAKMUR BITUNG Devied Winokan*, Paul A. T. Kawatu,*, Woodford B. S. Joseph* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Kelelahan kerja menunjukan keadaan tubuh yang terdiri dari fisik dan mental yang berbeda, tetapi semuanya berakibat kepada penurunan daya kerja dan berkurangnya ketahanan tubuh untuk bekerja sehingga mengakibatkan kecelakaan kerja. Kelelahan kerja dapat dilihat dengan tanda-tanda yang ada berupa melemahnya tenaga kerja dalam melakukan pekerjaan, sehingga menimbulkan resiko kesalahan dalam melakukan pekerjaan dan dapat mengakibatkan resiko kecelakaan kerja. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara masa kerja, beban kerja dan usia dengan kelelahan kerja pada pada pekerja di bagian proses produksi PT Kerismas Witikco Makmur Bitung. Metode penelitian ini adalah kuantitaif menggunakan desain cross sectional dan dilakukan kepada pekerja bagian produksi PT Kerismas Witikco Makmur Bitung pada bulan Maret sampai Juni 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga kerja di bagian proses produksi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan kriteria inklusi dan eklusi adalah 32 responden. Penelitian ini mengunakan alat reaction timer yang kemudian diolah pada SPSS 2.0 dengan mengunakan uji rank spearman dengan ƿ – value = 0.05. Hasil penelitian menunjukan tidak terdapat hubungan antara masa kerja dengan kelelahan kerja karena didapatkan ƿ–value = 0.831 atau ƿ–value > α (α=0.05). Hasil penelitian menujukan terdapat hubungan antara beban kerja dengan kelelahan kerja karena didapatkan ƿ – value = 0.050 atau ƿ–value > α (α=0.05). Hasil penelitian menujukan tidak terdapat hubungan antara usia dengan kelelahan kerja karena didapatkan ƿ – value = 0.419 atau ƿ-value > α (α=0.05). Kata Kunci: Kelelahan Kerja, Masa Kerja, Beban Kerja, Usia ABSTRACT Occupational fatigue indicates that the state of the body consists of physically and mentally different, but it all results in decreasing work force and reducing body resistance to work which can be resulted in work accidents. Occupational fatique can be seen the existing sign in the form of a weakening of labor in doing the work, so that raises the risk of errors in performing the job and can result in the risk of workplace accidents. The purpose of this study was to understand the relation between work period, workload and age with occupational fatigue on workers in production process division of PT Kerismas Witikco Makmur Bitung. The research method of this research is quantitative by using cross sectional design and it is done to the production workers of PT Kerismas Witikco Makmur Bitung in March until June 2017. The population of this research is all labors in production process division of PT Kerismas Witikco Makmur Bitung. The sample used based on the inclusion and exclusion criteria is 32 respondents. Occupational fatigue is measured by using reaction timer tool, work period is measured by using informand consent and the workload is measured by pulse palpation in the hand which is then treated with the help of the computer by using spearman rank test with ƿ – value = 0.05. The result of the research there no is relation between work period and occupational fatigue because is ƿ – value = 0.831 > α (α=0.05). The result of the research there is relation between workload and occupational fatigue because is ƿ – value = 0.050 > α (α=0.05). The result of the research there no is relation between age and occupational fatigue because is ƿ – value = 0.419 > α (α=0.05). Keywords: Occupational Fatigue, Work Period, Workload, Age
1
Indonesia
PENDAHULUAN
memiliki
angka
Kelelahan kerja menunjukan bahwa
kecelakaan kerja juga tinggi. Menurut
keadaan dari tubuh yang terdiri dari fisik
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
dan
tetapi
(BPJS) memperkirakan setiap hari enam
semuanya berakibat kepada penurunan
orang buruh meninggal dunia di tempat
daya kerja dan berkurangnya ketahanan
kerja. Secara rata-rata, setiap tahunnya
tubuh untuk bekerja (Suma’mur, 2013).
terjadi 98,000-100,000 kasus kecelakaan
Tubuh manusia dirancang untuk dapat
kerja
melakukan aktivitas pekerjaan sehari-
berakibat kematian. Pada tahun 2015
hari. Adanya masa otot yang bobotnya
angka kecelakaan kerja mencapai 105.
hampir lebih dari separuh berat tubuh,
182 kasus dan sebanyak 2.375 kasus
memungkinkan manusia untuk dapat
mengakibatkan hilangnya nyawa buruh.
mental
yang
berbeda,
dan
menggerakan tubuh dan melakukan
2400
kasus
diantaranya
PT. Kerismas Witikco Makmur
pekerjaan (Tarwaka, 2014).
Bitung adalah perusahaan yang bergerak
Beban kerja dapat didefinisikan
di
bidang
Manufaktur
dengan
sebagai suatu perbedaan antara kapasitas
memproduksi Besi Dinding Lembaran
atau
(Sheet),
kemampuan
pekerja
dengan
Besi
Lembaran
Galvaniz,
tuntutan pekerjaan yang harus dihadapi,
Genteng Metal. Tenaga kerja pada
beban kerja juga dapat diartikan sebagai
bagian produksi PT. Kerismas Witikco
proses
antara
Makmur Bitung berpotensi mengalami
tugas-tugas lingkungan kerja
kelelahan kerja. Aktivitas kerja yang
dimana digunakan sebagai tempat kerja,
terus menerus dan lingkungan kerja
keterampilan prilaku dan persepsi dari
yang
pekerja, beban kerja kerja pada tenaga
menyebabkan kelelahan kerja.
tuntutan
munculnya
interaksi
kerja berbeda antara satu dengan tenaga
kurang
nyaman
dapat
Kelelahan kerja yang dapat
kerja lainnya dan sangat tergantung dari
dialami
tingkat keterampilan, kesegaran jesmani,
mempengaruhi proses pekerjaan dan
keadaan gizi, jenis kelamin, masa kerja,
produktivitasnya
usia dan ukuran tubuh dari pekerja yang
pelayanan
bersangkutan (Tarwaka. 2014). Usia
Untuk itu perlu di lakukan pengendalian
dapat berpengaruh terhadap kekuatan
kelelahan pada tenaga kerja dibagian
fisik pekerja. Kekuatan fisik seorang
produksi PT. Kerismas Witikco Makmur
pekerja dapat berubah seiring waktu dan
Bitung.
kondisi yang ada (Gilmar (1966) dalam
diatas maka peneliti tertarik untuk
Setyawati (2010).
melakukan penelitian dengan judul:
2
oleh
pun
pekerja
dan
serta dapat
Berdasarkan
dapat
kualitas berpengaruh.
latar
belakang
“Hubungan Antara Masa Kerja dan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Beban Kerja Dengan Kelelahan Kerja
ANALISIS UNIVARIAT
Pada Pekerja di Bagian Proses Produksi
Hasil penelitian yang dilakukan di PT
PT Kerismas Witikco Makmur Bitung”.
Kerismas Witikco Makmur Bitung, maka diperoleh sampel 32 tenaga kerja
METODE PENELITIAN
dari populasi 37 tenaga kerja yang
Penelitian ini merupakan penelitian
bekerja
kuantitaif menggunakan desain cross
kelamin dalam penelitian ini adalah laki-
sectional
laki.
dilakukan
pada
pekerja
di
1.
bagian
produksi.
dibagian produksi PT Kerismas Witikco
Tabel
Distribusi
Makmur Bitung pada bulan Maret
Berdasarkan Masa Kerja.
Jenis
Responden
sampai bulan Juni 2017. Populasi dalam
Masa Kerja
N
%
penelitian ini adalah seluruh pekeja
≤ 5 Tahun
8
25.0
bagian produksi PT Kerismas Witikco
6 – 10 Tahun
13
40.6
Makmur Bitung yang berjumlah 37
≥ 11 Tahun
11
34.4
pekerja. Sampel pada penelitian yaitu
Total
32
100
seluruh pekerja dibagian proses produksi
Sumber : Data Primer 2017
dengan menggunakan kriteria inklusi
Tabel 1. menunjukkan bahwa masa kerja
dan eksklusi. Adapun Instrument yang
responden 6-10 tahun lebih banyak
digunakan
dalam
penelitian
dibandingkan
reaction
timer
dan
adalah
dengan
masa
kerja
stopwatch.
responden yang masa kerjanya 5 tahun
digunakan
kebawah dan 11 tahun keatas. Dapat
adalah data primer yang didapat dari
dilihat pada tabel diatas presentase masa
hasil wawancara dengan menggunakan
kerja
instrumen
berupa
sebesar 25.0% (8 orang), 6 – 10 tahun
reaction timer, stopwatch. Analisis data
sebesar 40.6% (13 orang), sedangkan 11
yang digunakan dalam penelitian ini
keatas sebesar 34.4% (11 orang).
adalah
Tabel
Pengumpulan
bivariat
data
yang
penelitian
analisis
data
dengan
menggunakan
uji
yang
univariat uji
Spearman
dan
statistik
responden
2.
5 tahun kebawah
Distribusi
Responden
Berdasarkan Beban Kerja.
Rank
dengan tingkat kepercayaan α = 0,05.
Beban Kerja
n
%
Ringan
19
59.4
Sedang
13
40.6
Total
32
100
Sumber : Data Primer 2017
3
Tabel 2 menunjukkan bahwa responden
tahun sebesar 34.4% (11 orang), 36-45
yang memiliki beban kerja ringan lebih
tahun sebesar 37.5% (12orang) dan 46-
banyak di bandingkan responden yang
55 tahun sebesar sebesar 18.8% (6
memiliki beban kerja sedang. Untuk
orang).
katagori beban kerja berat, sangat berat,
Tabel
dan sangat berat sekali tidak ada
Berdasarkan Kelelahan Kerja
responden
yang
mengalaminya.
4.
Distribusi
Kelelahan
Responden
N
%
Frekuensi responden yang memiliki
Kerja
beban kerja ringan sebesar 59.4% (19
Normal
3
9.4
orang) dan beban kerja sedang 40.6%
Ringan
21
65.6
(13 orang).
Sedang
8
25.0
Total
32
100
Tabel
3.
Distribusi
Responden
Berdasarkan Usia. Tahun
Sumber : Data Primer 2017 n
%
Tabel 4 menunjukkan bahwa responden
17 - 25 (remaja akhir)
3
9.4
yang memiliki kelelahan kerja ringan
26 – 35 (dewasa awal)
11
34.4
lebih banyak dari pada responden yang
36-45 (dewasa akhir)
12
37.5
memiliki kelelahan kerja normal dan
46-55 (lansia awal)
6
18.8
berat sedangkan tidak ada responden
32
100
yang memiliki kelelahan kerja berat.
Total Sumber : Data Primer 2017
Dapat dilihat pada tabel 2 bahwa
Tabel 3. menunjukkan bahwa responden
frekuensi
umur 26 – 35 tahun (dewasa awal) lebih
kelelahan kerja ringan sebesar 65.6%
banyak dibandingkan dengan umur 17 –
(21 orang), kelelahan
25 tahun (remaja akhir). Dapat dilihat
sebesar 9.4% (3 orang), dan kelelahan
pada tabel 2 presentase umur 17 – 25
kerja sedang sebesar 25.0% (8 orang).
responden
yang
memiliki
kerja normal
tahun sebesar 9.4% (3 orang), 26 – 35
ANALISIS BIVARIAT Tabel 5. Hubungan antara masa kerja dan kelelahan kerja pada pekerja bagian proses produksi PT Kerismas Witikco Makmur Bitung. Kelelahan Kerja Normal Ringan Sedang ≤ 5 Tahun 0 8 0 6 – 10 Tahun 2 5 6 ≥ 11 Tahun 1 8 2 Jumlah 3 21 8 Sumber : Data Primer 2017 Masa Kerja
4
Berat 0 0 0
Jumlah 8 13 11 32
r
ƿ
0,039
0,831
Berdasarkan tabel 5 responden yang
sedang ada 2 responden dengan jumlah
memiliki masa kerja 5 tahun kebawah
11
tahun namun kelelelahan kerja normal
mengungkan
tidak ada responden, kelelelahan kerja
Spearman
ringan ada 8 responden dengan jumlah 8
keeratan hubungan antara masa kerja
responden. Responden yang memiliki
dengan kelelahan kerja yang berskala
masa kerja 6 – 10 tahun namun
ordinal maka didapati hasil bahwa nilai
mengalami beban kerja normal ada 2
koefisien korelasi r = 0,039 dan nilai ƿ-
responden,
value = 0,831 berarti nilai ƿ-value lebih
mengalami
kelelelahan
responden.
besar
kelelelahan
disimpulkan
sedang
ada
6
uji
untuk
ringan ada 5 responden, mengalami kerja
Dari
dari
hasil
analisis
korelasi
Rank
mengukur
tingkat
0,05
sehinga
bahwa
tidak
dapat terdapat
responden dengan jumlah 13 responden.
hubungan antara masa kerja dengan
Responden yang memiliki masa kerja 11
kelelahan kerja pada pekerja bagian
keatas tahun namun kelelehan kerja
proses produksi PT Kerismas Witikco
normal ada 1 responden, kelelahan kerja
Makmur Bitung.
ringan ada 8 responden, kelelahan kerja Tabel 7. Hubungan antara usia dan kelelahan kerja pada pekerja bagian proses produksi PT Kerismas Witikco Makmur Bitung. Umur
Kelelahan Kerja
r
ƿ
0.148
0.419
Jumlah
Normal
Ringan
Sedang
17-25
0
3
0
0
26-35
2
5
4
2
36-45
1
10
1
1
46-55
0
3
3
0
Jumlah
3
21
8
3
Sumber : Data Primer 2017 Berdasarkan
tabel
responden
yang
mengalami kelelelahan kerja sedang ada
memiliki usia 17-25 tahun namun
4
kelelelahan kerja normal tidak ada
responden. Responden yang memiliki
responden, kelelelahan kerja ringan ada
usia 36-45 tahun namun kelelehan kerja
3 responden dengan jumlah 3 responden.
normal ada 1 responden, kelelahan kerja
Responden yang memiliki usia 26-35
ringan ada 10 responden, kelelahan kerja
tahun namun mengalami beban kerja
sedang ada 1 responden dengan jumlah
normal ada 2 responden, mengalami
12 responden. Responden yang memiliki
kelelelahan ringan ada 5 responden
usia 46-55 tahun namun kelelehan kerja
5
responden
dengan
jumlah
13
normal tidak ada responden, kelelahan
koefisien korelasi r = 0,148 dan nilai ƿ-
kerja ringan ada 3 responden, kelelahan
value = 0,419 berarti nilai ƿ-value lebih
kerja sedang ada 3 responden dengan
besar
jumlah 6 responden. Dari hasil analisis
disimpulkan
mengungkan
hubungan antara usia dengan kelelahan
Spearman
uji
untuk
korelasi
Rank
mengukur
tingkat
kerja
dari
pada
0,05
sehinga
bahwa
tidak
pekerja
dapat terdapat
bagian
proses
keeratan hubungan antara masa kerja
produksi PT Kerismas Witikco Makmur
dengan kelelahan kerja yang berskala
Bitung.
ordinal maka didapati hasil bahwa nilai Tabel 6. Hubungan antara beban keja dan kelelahan kerja pada pekerja bagian proses produksi PT Kerismas Witikco Makmur Bitung. Kelelahan Kerja
Beban Kerja
Jumlah
Normal
Ringan
Sedang
Berat
Ringan
2
15
2
0
19
Sedang
1
6
6
0
13
Jumlah
3
21
8
r
ƿ
0.350
0.050
32
Berdasarkan tabel 7. responden yang
korelasi r = 0,35 dan r berada antara
memiliki beban kerja ringan namun
0,20 - 0.399 yang berarti r termasuk
kelelelahan
2
kategori rendah dan nilai ƿ-value = 0,05
responden, kelelelahan kerja ringan ada
berarti nilai ƿ-value lebih kecil dari 0,05
15 responden dan kelelelahan sedang
sehinga
ada 2 responden dengan jumlah 19
terdapat hubungan antara beban kerja
responden. Responden yang mengalami
dengan kelelahan kerja pada pekerja di
beban
bagian proses produksi PT Kerismas
kerja
kerja
normal
kerja
ada
sedang
namun
mengalami beban kerja normal ada 1 responden,
mengalami
dapat
disimpulkan
bahwa
Witikco Makmur Bitung.
kelelelahan
ringan ada 4 responden, mengalami
Hubungan antara masa kerja dengan
kelelelahan
kelelahan
kerja
responden dengan jumlah 13 responden.
dibagian
proses
Dari hasil analisis mengungkan uji
Kerismas Witikco Makmur Bitung
korelasi
untuk
Hasil penelitian yang dilakukan pada
mengukur tingkat keeratan hubungan
tenaga kerja dibagian proses produksi di
antara beban kerja dengan kelelahan
PT. Kerismas Witikco Makmur Bitung
kerja
maka
yang menggunakan uji rank spearman
didapati hasil bahwa nilai koefisien
mendapatkan tidak adanya hubungan
kerja
Rank
yang
sedang
ada
Spearman
berskala
ordinal
6
6
pada
pekerja
produksi
PT.
antara masa kerja dengan kelelahan
kerja dengan kelelahan kerja maka
kerja karena nilai ƿ-value = 0,831 berarti
didapati hasil bahwa nilai koefisien r =
nilai ƿ-value
lebih besar dari 0,05.
0.350 dan r berada diantara 0.20-0.3999
Tenaga kerja dibagian proses produksi
yang berarti r termasuk katagori lemah
di PT Kerismas Witikco Makmur Bitung
atau rendah dan nilai ƿ-value = 0.050.
paling banyak memiliki masa kerja
Penelitian
sebelumnya
antara
Arellano
yang
meneliti
presentase 40.6% dan masa kerja paling
hubungan
antara
beban
rendah ≤ 5 tahun dengan jumlah
kelelahan
kerja
presentase 25.0%.
prakitan di CV Constant Velocity (CV)
6-10
tahun
Hasil sebelumnya
dengan
dari
penelitian
mendukung
peneltian
yang
jumlah
hasil
telah
di
oleh
Juan tentang
kerja
antara
dan
operator
di Meksiko tahun 2015 mendapatkan
dari
hasil sebanyak 47% pekerja merasakan
dilakukan.
kelelahan
kerja
berat
dan
52%
Penelitian yang dilakukan oleh Randi
merasakan kelelahan kerja sangat berat.
Tulu pada polisi lalu lintas kepolisian
Penelitian yang dilakukan Cristover
resort
kota
Manado
tahun
2014
Faktor lain yang mempengaruhi
mendapatkan hasil bahwa tidak terdapat
beban kerja pada pekerja dibagian
hubungan antara masa kerja dengan
proses produksi PT Kerismas Witicko
kelelahan kerja dengan ƿ = 0,19 > 0,05.
Makmur Bitung adalah faktor eksternal yang meliputi pemberian tugas-tugas,
Hubungan antara beban kerja dengan
organisasi kerja, lingkungan kerja (suhu
kelelahan
kerja
udara yang panas dan lingkungan kerja
dibagian
proses
pada
pekerja
produksi
kimiawi seperti penggunaan penggunaan
PT.
bahan kimia dalam pengolaan zeng).
Kerismas Witikco Makmur Bitung Hasil penelitian dengan menggunakan uji rank spearman didapatkan bahwa
Hubungan
antara
terdapat hubungan antara beban kerja
kelelahan
kerja
dengan kelelahan kerja pada pekerja
dibagian
proses
dibagian proses produksi PT. Kerismas
Kerismas Witikco Makmur Bitung
Witikco
yang
Hasil penelitian yang dilakukan pada
59.4%
tenaga kerja dibagian proses produksi di
mengalami tingkat beban kerja ringan
PT. Kerismas Witikco Makmur Bitung
dan 40.6% mengalami tingkat kelelahan
yang menggunakan uji rank spearman
kerja sedang. Hasil analisis mengunakan
mendapatkan tidak adanya hubungan
uji korelasi rank Spearman antara beban
antara usia dengan kelelahan kerja
Makmur
menunjukan
Bitung
sebanyak
7
usia pada
dengan pekerja
produksi
PT.
karena nilai ƿ-value = 0,419 berarti nilai
2. Terdapat
hubungan
yang
lemah
ƿ-value lebih besar dari 0,05. Tenaga
karena semakin tinggi beban kerja
kerja dibagian proses produksi di PT
maka semakin tinggi kelelahan kerja
Kerismas
pada tenaga kerja dibagaian proses
Witikco
Makmur
Bitung
paling banyak memiliki usia 36-45
produksi
dengan jumlah responden sebanyak 12
Makmur Bitung ditunjukan dengan
orang dengan presentase 37.5% dan usia
hasil 40.6% (13 responden) beban
paling sedikit 17-25 tahun dengan
kerja
jumlah responden 3 orang dengan
responden) beban kerja ringan.
presentase 9.4%. Penelitian
PT.
Kerismas
sedang
dan
Witikco
59.4%
(19
3. Tidak terdapat hubungan antara usia
sebelumnnya
mendukung
dengan kelelahan kerja pada tenaga
hasil penelitian ini mengenai umur,
kerja dibagian proses produksi PT.
penelitian
oleh
Kerismas Witikco Makmur Bitung
Mallapiang (2014) tentang Faktor-faktor
karena karena nilai ƿ-value = 0,419
yang berhubungan dengan kelelahan
berarti nilai ƿ-value lebih besar dari
kerja pada perawat IGD di RSUD Haji
0,05.
yang
dilakukan
Makasar dengan hasil p = 0.696 lebih besar dar α = 0.05 yang berati tidak
SARAN
terdapat
Adapun saran yang dapat diberikan
hubungan
yang
signifikan
mengenai umur dengan kelelahan kerja.
kepada perusahaan tempat penelitian yaitu 1.
KESIMPULAN
Bagi pekerja di bagian proses
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
produksi PT Kerismas Witikco
dilakukan pada tenaga kerja dibagaian
Makmur Bitung
proses produksi PT. Kerismas Witikco Makmur penelitian,
Bitung maka
serta
a. Istirahatlah
pembahasan
dapat
sebelum
diambil
agar
yang datang
cukup kekantor
mengurangi
tingkat
kesimpulan bahwa:
kelelahan yang akan didapat
1. Tidak terdapat hubungan antara masa
saat bekerja
kerja dengan kelelahan kerja pada
b. Makanlah
makanan
yang
tenaga kerja dibagian proses produksi
bergizi dan bervariasi agar
PT. Kerismas karena nilai ƿ-value =
dapat
0,831 berarti nilai ƿ-value
saat bekerja.
lebih
besar dari 0,05.
8
menambah
stamina
2.
c. Mengambil waktu saat off
Mallapiang. 2014. Faktor-faktor yang
untuk berolahraga agar dapat
berhubungan dengan kelelahan
menjaga kesehatan tubuh.
kerja pada perawat IGD di
Bagi perushaan PT Kerismas
RSUD
Witikco Makmur Bitung
Mallapiang
a. Perusahaan menjadwalkan bagi
tenaga
perlu
Makasar
(2014)
tentang
Faktor-faktor
penyuluhan kerja
Haji
yang
berhubungan dengan kelelahan
baik
kerja pada perawat IGD di
penyuluhan mengenai mental
RSUD Haji Makasar.
atau bimbingn mental untuk
ttps://www.google.co.id/url?sa
mempsiapkan pekerja yang
=t&rct=j&q=&esrc=s&source=
lebih baik dan bersemangat.
web&cd=3&cad=rja&uact=8&
Diharapkan
perusahaan
mengadakan
ved=0ahUKEwio8PWdkqjVA
pengarahan singkat kepada tenaga kerja
hUBalAKHf6EDL8QFggxMA
sebelum melakukan pekerjaannya.
I&url=http%3A%2F%2Fjourn al.uinalauddin.ac.id%2Findex.php%
DAFTAR PUSTAKA BPJS.
K3
Dalam
Wacana
2FAl-
Ketenagakerjaan
Indonesia
Sihah%2Farticle%2Fdownload
http://lionindonesia.org/blog/2
%2F2078%2F2003&usg=AFQ
016/09/08/k3-dalam-wacana-
jCNHnENU1cgbLAJhLn_kL0
ketenagakerjaan-indonesia/
pXggKk9lA. (online) Diakses
(online) Diakses tanggal 30
R. Tulu. 2014. Hubungan antara lama
Juni 2017
bekerja,
penggunaan
alat
Juan A. 2015. Relationship between
pelindung
diri
Workload and Fatigue among
kebiasaan
merokok
Mexican Assembly Operators.
kapasitas vital paru (KVP)
https://www.omicsonline.org/
pada
open-access/relationship-
kepolisian resort kota Manado.
between-workload-and-
Manado. FKM UNSRAT
fatigue-among-mexican-
Setyawati.
polisi
2010.
(APD)
dengan
lalu
Selintas
dan
lintas
Tentang
assemblyoperators-2329-
Kelelahan Kerja. Yogyakarta.
9096-1000315.php?aid=64804
Amara Books Suma’mur. 2013. Higiene Perusahaan
(online) Diakses 30 Juni 2017
dan
9
Kesehatan
Kerja
(HIPERKES).
Jakarta.
CV
Sagung Seto. Tarwaka. 2014. Ergonomi Industri, Dasar-dasar Ergonomi tempat
Pengetahuan dan
Kerja.
Aplikasi
di
Surakarta.
Harapan Offset.
10