ANALISIS PELAKSANAAN RENCANA AKSI PERCEPATAN PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU DI PUSKESMAS BILALANG KOTA KOTAMOBAGU Tri Utami D. Mokogjnta*, Franckie R.R Maramis*, Ardiansa Tucunan* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Jumlah angka kematian ibu di Indonesia masih tergolong tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain. Angka Kematian Ibu di daerah Kota Kotamobagu adalah tertinggi dibandingkan dengan kota-kota lainnya di Sulawesi Utara. Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana pelaksanaan 7 (tujuh) program utama penurunan angka kematian ibu di Puskesmas Bilalang serta apa saja tantangan yang dihadapi dan strategi yang dilaksanakan jika ditinjau dari pedoman RAN-PPAKI tahun 2013-2015. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik wawancara mendalam, observasi, dan penelusuran dokumen dengan informan penelitian Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, Kepala Puskesmas Bilalang dan Bidan Koordinator Puskesmas. Pelaksanaan ketujuh program utama untuk menurunkan angka kematian ibu di Puskesmas Bilalang sudah baik namun untuk jumlah fasilitas PONED and PONEK belum sesuai standar yaitu sekurang-kurangnya 4 Puskesmas PONED dan 1 Rumah sakit PONEK. Ini didukung pula dengan hasil observasi dokumen mengenai pelaksanaan program penurunan AKI di Dinas Kesehatan dan Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu yang hampir 80% lengkap dan termasuk dalam kriteria baik. Tantangan yang dihadapi perihal rendahnya akses terhadap layanan berkualitas, masih perlunya penambahan tenaga kesehatan terlatih, serta masih rendahnya taraf pengetahuan ibu hamil dan keluarga. Strategi yang digunakan mengacu pada tantangan dan merupakan solusi dalam menghadapi tantangan yang ada. Pelaksanaan program penurunan angka kematian ibu disarankan dibekali dengan pedoman RANPPAKI 2013-2015 yang diterbitkan oleh Kementrian Kesehatan. Selain itu Pemerintah Daerah diharapkan mengembangkan fasilitas PONED/PONEK sesuai standar sekurang-kurangnya 4 (empat) Puskesmas berstatus PONED dan 1 (satu) Rumah Sakit berstatus PONEK. Kata Kunci:: Pelaksanaan, Tantangan, Strategi, RAN-PPAKI ABSTRACT The amount of maternal mortality rate in Indonesia is still relatively high icompared with other countries. The maternal mortality rate in Kotamobagu City is the highest compared with other cities in North Sulawesi. The aim of study is to know the implementation of seven major programs of the decreasing of maternal mortality rate at Puskesmas Bilalang Kotamobagu City as well as the challenge which has been faced and also the strategy which has been implemented if it is based upon the RAN-PPAKI guidance from 2013 to 2015. This study used a qualitative design through indepth interview, observation, and documentation tracking which have involved the study informants those are the chief of health department Kotamobagu City, the chief of health service department, the chief of Puskesmas Bilalang and the coordinator midwives of Puskesmas Bilalang. The implementation of seven major programs to decrease the maternal mortality rate at Puskesmas Bilalang Kotamobagu City has been good but the amount of PONED and PONEK facilities are not yet as standard that is at least 4 Puskesmas PONED and 1 Hospital PONEK. It is also supported by the documentation observation result on the implementation of program of the maternal mortality rate decrease at health department of Kotamobagu City and Puskesmas Bilalang Kotamobagu City which has been almost reached completely 80% and included into good criteria. The faced challenge in terms of the lower access to high quality service, it is needed skilled health workers, lower knowledge level of pregnancy women and her family. The using strategy reffered absolutely to the challenge. The program implementation of maternal mortality rate decrease is suggested that it is supported by the guidance of RAN-PPAKI 2013-2015 which has been published by Ministry of Health. The regional goverment is expected to develop the PONED/PONEK facilities as convenient the standard this is at least four Puskesmas with PONED status and one hospital with PONEK status. Keyword: Implementation, Challenge, Strategy, RAN-PPAKI
PENDAHULUAN
Kementrian Kesehatan menyusun Rencana Aksi
Kondisi saat ini menunjukkan bahwa, masalah
Nasional Percepatan Penurunan AKI (RAN-
kesehatan ibu dan anak di Indonesia masih
PPAKI) tahun 2013-2015 yang difokuskan pada 3
memprihatinkan. Hal ini dapat dilihat dari Angka
strategi dan 7 program utama. (Kemenkes, 2013)
Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) yang masih di atas dari Target MDGs.
METODE PENELITIAN
Angka Kematian Ibu (AKI) secara nasional masih
Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif.
tinggi yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup.
Penelitian dilaksanakan di Dinas Kesehatan Kota
Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
Kotamobagu dan Puskesmas Bilalang Kota
(SDKI) 2012 mengenai angka kematian ibu
Kotamobagu. Informan dalam penelitian ini
sangat mengejutkan. Kematian Ibu melonjak
terdiri dari 4 (empat) orang informan meliputi
sangat signifikan menjadi 359 per 100.000.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kotamobagu,
(Saputra, 2013). Di Sulawesi Utara (Sulut) sendiri
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas
berdasarkan data dari Profil Kesehatan Sulawesi
Kesehatan Kota Kotamobagu, Kepala Puskesmas
Utara tahun 2012, penyebab langsung kematian
Bilalang
ibu pada tahun 2012 juga didominasi oleh
Koordinator
Perdarahan (36%). Penyebab tertinggi kedua yaitu
Kotamobagu. Instrumen penelitian adalah peneliti
Eklamsi (29%), kemudian Infeksi (4%), dan
sendiri dengan instrumen tambahan berupa alat
Penyebab Lain-lain (29%) (Profil Kesehatan
tulis menulis, alat rekam, kamera dan pertanyaan
Sulut,
dalam bentuk wawancara mendalam. Jenis data
2012).
Dalam
rangka
memfokuskan
Kota
Kotamobagu, Puskesmas
Bilalang
Kota
yang
meningkakan Kesehatan Ibu, diperlukan upaya-
Pengumpulan data primer berasal dari hasil
upaya yang efektif dan efisien serta konsisten dari
observasi dan proses wawancara mendalam
seluruh
dengan
bersama-sama penurunan
kepentingan
berupaya
AKI
di
untuk
ikut
dalam mempercepat
Indonesia.
Untuk
itu
responden.
yaitu
Bidan
percepatan pencapaian target MDGs 5 yaitu
pemangku
dikumpulkan
dan
data
Selanjutnya
primer.
dilakukan
triangulasi untuk mengecek kebenaran informasi yang diperoleh.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik Informan Tabel 1. Karakteristik Informan Kode Infor man
Nama Informan Penelitian
R1
dr. Salmon Helweldery, MA
R2
dr. Hj Wahdania Mantang, M.Kes
R3 R4
Sakina Damopolii, S.ST Sitti Nurhayati, Amd.Keb
Jabatan Kepala Dinas Kesehatan Kota Kotamobagu Kabid Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Kotamobagu Kepala Puskesmas Bilalang Kotamobagu Bidan Koordinator Puskesmas Bilalang
Umur / Tahun
Lama Menjabat
Pendidikan Terakhir
56
7 tahun
S-II
37
3 bulan
S-II
45
10 bulan
D-IV
42
8 tahun
D-III
Ditinjau
dari
segi
pendidikan,
setiap
tindakan atau pekerjaan mental atau fisikal.
informan memiliki taraf pendidikan yang baik
Keterampilan
merupakan
kompetensi
yakni merupakan lulusan perguruan tinggi. Rata-
berkaitan dengan tugas. (Winardi, 2009).
yang
rata informan memiliki latar belakang pendidikan mulai dari Diploma III hingga Strata II. Untuk
2.2
Kepala
Kesehatan Mampu Pertolongan Persalinan
Puskesmas
Bilalang
dan
Bidan
Ketersediaan
Fasilitas
Pelayanan
Koordinator Puskesmas memiliki latar belakang
sesuai standar
pendidikan kebidanan. Rata-rata usia informan
Jumlah puskesmas yang termasuk dalam kriteria
penelitian ini adalah di atas 35 tahun. Dalam usia
PONED di Kota Kotamobagu adalah 1 (satu) unit
ini, tentu produktivitas kerja semakin baik karena
yaitu Puskesmas Bilalang. Indikator yang menjadi
sudah memiliki pengalaman kerja dalam kurun
acuan dalam menentukan Puskesmas yang layak
waktu yang cukup lama.
menjadi Puskesmas PONED antara lain memiliki tim inti yang terlatih antara lain dokter, bidan, dan
2. Pelaksanaan Program Utama RAN-PPAKI
perawat.
2013-2015
fasilitas untuk pertolongan persalinan dan rawat
2.1 Penjaminan Kompetensi Bidan Desa Sesuai
inap sesuai kebutuhan. Informan juga menyatakan
Standar
sampai saat ini belum ada Rumah Sakit PONEK
Berdasarkan
hasil
wawancara
dengan
Puskesmas
juga
harus
dilengkapi
di wilayah kerja Kota Kotamobagu.
informan, upaya yang telah dilaksanakan dalam rangka penjaminan kompetensi bidan sesuai
2.3 Penjaminan Seluruh Puskesmas PONED
standar yakni berupa kegiatan sosialisasi maupun
dan RS PONEK Kabupaten/Kota berfungsi
pelatihan tenaga kesehatan khususnya di bidang
sesuai standar
kesehatan ibu dan anak, baik di tingkat provinsi
Dalam
upaya
penjaminan
berfungsinya
maupun di tingkat kabupaten kota, serta melalui
fasilitas PONED dan PONEK di wilayah Kota
pendidikan formal dengan bantuan dana dari
Kotamobagu,
daerah. Selain itu, Pemerintah Kota Kotamobagu
dengan informan dapat diketahui bahwa belum
sejauh ini telah mendanai pembangunan fasilitas
adanya kerjasama tertulis antara Puskesmas
kesehatan desa dan sekaligus dilengkapi dengan
PONED dengan Rumah Sakit PONEK mengingat
sarana prasarana termasuk bidan kit untuk para
belum adanya Rumah Sakit berstatus PONEK di
bidan desa. Kemudian untuk kader kesehatan di
wilayah kerja Kota Kotamobagu.
Puskesmas Bilalang sudah pernah mengikuti pelatihan
mengenai
Antenatal
Care
berdasarkan hasil wawancara
Untuk penjaminan ketersediaan darah yang
yang
aman, daerah Kota Kotamobagu sudah memiliki
diadakan di tingkat Provinsi maupun Kabupaten
PMI (Palang Merah Indonesia) Kotamobagu.
Kota.
Namun
Kemampuan dan keterampilan memainkan
karena
belum
ketersediaan
darah
dan
bekerjasama
dengan
Kemampuan
atau
ability
sarana
prasarana yang ada, maka upaya penjaminan
peranan penting sekali dalam perilaku individual performa.
lengkapnya
dilakukan pihak
dengan PMI
cara
Bolaang
merupakan sebuah sifat yang melekat pada
Mongondow Induk yang terletak di daerah
manusia
Mongkonai Kota Kotamobagu. Adapun upaya
atau
yang
dipelajari,
yang
memungkinkan seseorang melaksanakan sesuatu
yang
dilakukan
Pemerintah
dalam
hal
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu
daerah Kota Kotamobagu adalah pengadaan
dan anak di fasilitas PONED maupun PONEK
beasiswa
antara lain dengan melengkapi sarana dan
kesehatan yang ada di wilayah kerja Kota
prasarana
Kotamobagu.
yang
ada
di
fasilitas
pelayanan
pendidikan
Untuk
untuk
pendidikan
informal,
pemerintah
kader kesehatan, dan memberikan kesempatan
pelaksanaan pelatihan bagi tenaga yang belum
untuk para kader kesehatan untuk mengikuti
terlatih.
Penjaminan
memfasilitasi
Kemudian berdasarkan pernyataan informan dalam
2.4
Kotamobagu
kader
kesehatan, menyiapkan insentif khusus untuk
pelatihan-pelatihan kesehatan.
Kota
formal
Terlaksananya
Rujukan
hal
penjaminan
kebutuhan
tenaga
kesehatan, para tenaga kesehatan yang sudah dilatih untuk fasilitas PONED maupun PONEK
Efektif Pada Kasus Komplikasi Berdasarkan hasil penelitian melalui proses
diharapkan untuk tidak dimutasi selama kurang
wawancara dengan informan, dapat diketahui
lebih 5-6 tahun. Namun untuk tenaga dokter di
bahwa
sudah
Puskesmas Bilalang sudah pernah ada yang
Rujukan
dimutasi atau dipindahkan. Di samping itu,
Maternal Neonatal atau Manual Rujukan KIA
dukungan pemerintah dalam hal pengadaan alat
yang disusun dan disesuaikan dengan situasi dan
dan obat sudah terlaksana dengan baik. Menurut
kondisi di wilayah kerjanya. Kemudian perihal
informan penelitian, untuk penyediaan alat dan
sistem rujukan untuk pasien peserta Jaminan
obat di fasilitas pelayanan kesehatan masih terus
Kesehatan Nasional (JKN) pada umumnya sama
tercukupi. Adapun usulan yang disampaikan
dengan
kepada pemerintah kota mengenai peningkatan
Puskesmas
mengacu
pada
Bilalang
pedoman
pasien
umum.
sendiri
Manual
Untuk
pasien
JKN
diharuskan memiliki kartu kepesertaan dan akan
dana
dilengkapi dengan surat rujukan dari Puskesmas
Pemerintah Kota Kotamobagu telah berkomitmen
yang merujuk ke Rumah Sakit. Khusus kader
untuk menjadikan program kesehatan sebagai
kesehatan dari Puskesmas Bilalang sudah pernah
salah satu program prioritas daerah dalam rangka
mengikuti pelatihan sistem rujukan di Tingkat
Rencana Pemenuhan Jangka Menengah Daerah,
Provinsi.
proses
khususnya untuk mencapai target MDGs. Dari
perencanaan tingkat puskesmas seperti pertemuan
hasil wawancara mendalam, dapat diketahui
bulanan atau yang dikenal dengan mini lokakarya
bahwa sudah pernah dilaksanakan sosialisasi
yang rutin diselenggarakan oleh pihak puskesmas
mengenai Pedoman Rujukan Nasional sesuai
dengan melibatkan seluruh kader kesehatan
dengan Permenkes No.1 tahun 2012. Sosialisasi
terutama para pemegang program.
ini diikuti pula oleh kader kesehatan dari
Di
samping
itu,
adapun
alokasi
khusus
bidang
kesehatan.
Puskesmas Bilalang dan dilaksanakan di tingkat 2.5 Penjaminan Dukungan Pemda Terhadap Regulasi
Yang
Mendukung
provinsi.
Pelaksanaan
Program Dukungan Pemerintah Daerah dalam hal
2.6 Peningkatan Kemitraan Dengan Lintas Sektor Dan Swasta
pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan sangat
Dalam hal peningkatan kemitraan di wilayah
penting. Saat ini dukungan yang sudah dilakukan
kerja Kota Kotamobagu, sudah ada kerjasama
dan sedang terus diupayakan oleh pemerintah
yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Kota dengan sektor lain selain Pemerintah
Selain itu adapula kegiatan Kelas Ibu Hamil
Daerah, yaitu dengan BKKBN, Bappeda, PKK,
yang sudah berjalan dengan baik hampir di
Dinas Pendidikan, dan kerjasama lintas sektor
seluruh
dengan
terkhusus di Puskesmas Bilalang. Kegiatan ini
instansi
percepatan
lainnya
penurunan
yang
angka
mendukung
di
Kota
Kotamobagu,
ibu
dilaksanakan sebulan dua kali. Sasaran dari
sekaligus juga berperan dalam peningkatan
kegiatan Kelas Ibu Hamil ini adalah ibu-ibu hamil
derajat kesehatan ibu di wilayah kerjanya.
yang ada di wilayah kerja Puskesmas. Suami dan
Adapun kerjasama yang dilakukan dengan sektor
masyarakat desa juga merupakan sasaran karena
pendidikan dasar dan menengah dalam rangka
berperan penting dalam mengantisipasi terjadinya
meningkatkan
komplikasi pada ibu hamil.
informasi
kematian
Puskesmas
remaja
mengenai
kesehatan reproduksi, baik dari Dinas Kesehatan
Sejalan dengan pernyataan Zulhadi (2013)
sendiri maupun bekerja sama dengan Dinas
dalam
Pendidikan. Untuk saat ini sudah ada SMA
menyebabkan tingginya kesadaran masyarakat
Kristen
pusat
adalah penyuluhan berkelanjutan yang dilakukan
konseling kesehatan remaja. Selain itu juga ada
bidan dan kader posyandu kepada ibu hamil akan
kerjasama yang dilakukan dengan pihak BKKBN
kehamilan
dalam rangka meningkatkan akses wanita usia
ditimbulkannya (Zulhadi, 2013).
Kotamobagu
yang
menjadi
penelitiannya,
resiko
beberapa
tinggi
dan
faktor
bahaya
yang
yang
subur terhadap pelayanan KB. 3.
Tantangan
dalam
Penurunan
Angka
2.7 Program 7 : Peningkatan Pemahaman Dan
Kematian Ibu
Pelaksanaan Program P4K Di Masyarakat
Berdasarkan situasi dan kondisi di wilayah kerja
Salah satu program utama dalam pedoman RAN-PPAKI
2013-2015
peningkatan
dalam hal akses terhadap pelayanan kesehatan
pemahaman dan pelaksanaan program P4K di
yang berkualitas salah satunya adalah masyarakat
masyarakat. Hasil wawancara dengan setiap
masih banyak yang menganut budaya jaman dulu.
informan menyatakan bahwa sudah ada upaya
Adapun
orientasi kembali mengenai konsep P4K melalui
memanfaatkan jasa dokter spesialis tanpa mau
pelatihan
kader
mengakses terlebih dahulu ke Puskesmas yang
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas mampu
sudah memiliki tenaga terlatih. Tantangan yang
PONED Bilalang. Adapun sosialisasi mengenai
dihadapi perihal sumber daya diantaranya masih
stiker P4K yang telah dilakukan di Puskesmas
kurangnya jumlah bidan untuk ditempatkan di
mampu PONED Bilalang kepada Pemerintah
Puskesmas-Puskesmas maupun Rumah Sakit di
Desa dan para kader kesehatan yang ada di
wilayah
wilayah kerjanya.
Untuk Program Gerakan
pernyataan dari Kepala Dinas Kota Kotamobagu.
Sayang Ibu (GSI) masih dalam proses untuk
Selain itu tantangan juga ditemukan pada petugas
kembali diaktifkan. Hanya saja saat ini masih
kesehatan yang tidak tinggal menetap di tempat
lebih banyak dilakukan sosialisasi mengenai
tugasnya.
program P4K karena Gerakan Sayang Ibu dinilai
perihal pengetahuan masyarakat adalah taraf
sudah kurang populer.
pendidikan masyarakat maupun kesadaran ibu
maupun
adalah
Puskesmas Bilalang, tantangan yang dihadapi
sosialisasi
kepada
masyarakat
Kota
yang
Kotamobagu
lebih
sesuai
senang
dengan
Adapun tantangan yang dihadapi
hamil yang masih rendah. Kesadaran masyarakat
juga masih kurang untuk mencari tahu atau
tinggi di wilayah kerjanya. Selain itu, adapun
mempelajari berbagai informasi tentang kesehatan
kegiatan kunjungan rumah oleh para petugas
khususnya dalam masa kehamilan. Untuk ibu
kesehatan kepada para ibu hamil yang tidak hadir
hamil, sumber informasi yang lengkap tertulis
dalam kegiatan posyandu di wilayah kerjanya.
dalam buku KIA, namun masih sedikit ibu hamil
yang kedua, strategi dalam meningkatkan peran
maupun
maupun
pemerintah daerah dan swasta dalam upaya
memahami isinya. Menurut penelitian Nugroho
kesehatan ibu salah satunya adalah melalui
(2010), seseorang dengan semakin tinggi tingkat
penyelenggaraan mini lokakarya bulanan lintas
pendidikan semakin mudah untuk menerima
sektor untuk meminta dukungan pelaksanaan
informasi sehingga dengan semakin banyak
program kesehatan di setiap puskesmas yang ada.
informasi yang diperolehnya maka semakin baik
Ketiga adalah strategi dalam pemberdayaan
pula tingkat pengetahuannya (Nugroho, 2010).
keluarga dan masyarakat dilakukan dengan
keluarga
yang
membaca
kegiatan penyuluhan di posyandu, kunjungan4. Strategi Pelaksanaan
kunjungan
Dari hasil wawancara mendalam, adapun strategi
rumah, kegiatan posyandu, kelas ibu hamil, dan
untuk
kualitas
swipping ibu hamil yang tidak datang ke
pelayanan kesehatan ibu yakni dengan membuat
posyandu oleh pihak Puskesmas setempat serta
kemitraan antara bidan, dukun, kader, PKK, dan
melalui kegiatan Perempuan Peduli Perempuan.
meningkatkan
cakupan
dan
lapangan,
kunjungan-kunjungan
tokoh masyarakat untuk memantau adanya resiko
5. Hasil Observasi Dokumen Tabel 3. Matriks Reduksi Hasil Observasi Pelaksanaan Program RAN-PPAKI di Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu
No
1
2 3
4
5
6 7
Materi Observasi Program Penjaminan Kompetensi Bidan Desa Sesuai Standar Program Ketersediaan Fasilitas PONED/PONEK Program Penjaminan Puskesmas PONED/RS PONEK berfungsi sesuai standar Program Penjaminan Rujukan Efektif Pada Kasus Komplikasi Program Dukungan Pemda Terhadap Regulasi yang mendukung pelaksanaan program Program Kemitraan Lintas Sektor dan Swasta Pelaksanaan Program P4K
Dinas Kesehatan Kota Kotamobagu
Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu
L
TL
L
TL
-
3/3
6/6
-
4/6
1/3
4/6
1/3
4/6
1/3
2/6
2/3
6/6
-
4/6
1/3
6/6
-
-
3/3
4/4
-
4/4
-
4/6
1/3
4/6
1/3
28
Jumlah
6
24
34
Total Skor
8 32
Keterangan : L
= Lengkap
TL
= Tidak Lengkap
Penilaian masing-masing program untuk setiap instansi diberi skor sebagai berikut: Nilai 2 : Ada dan Lengkap Dokumen 1 : Ada dokumen namun tidak lengkap 0 : Tidak ada dokumen Kemudian didapatkan total nilai dan dikelompokkan sebagai berikut : Total nilai
36 – 40 ( 88 – 100% )
= Amat baik
31 – 35 ( 76 – 87% )
= Baik
26 – 30 ( 63 – 75% )
= Cukup
21 – 25 ( 51 – 62% )
= Kurang
< 20 ( 50% )
= Amat kurang
Berdasarkan hasil observasi dokumen, kedua instansi
kesehatan
yang
lokasi
pedoman Rencana Aksi Nasional Pelaksanaan
penelitian termasuk dalam kategori baik. Skor
Penurunan Angka Kematian Ibu (RAN-PPAKI)
yang didapatkan dari kelengkapan dokumen
2013-2015 yang diterbitkan oleh Kementrian
pelaksanaan
Kesehatan.
pada
merupakan
angka kematian ibu dapat dibekali dengan buku
Dinas
Kesehatan
Kota
Kotamobagu adalah 34. Sedangkan skor untuk DAFTAR PUSTAKA
Puskesmas Bilalang yaitu 32.
Bartini, I. 2012. ANC : Asuhan Kebidanan Pada KESIMPULAN DAN SARAN
Ibu
Hamil
Normal,
Cetakan
Pelaksanaan ketujuh program utama dalam rangka
Penerbit Nuha Medika. Yogyakarta.
Pertama.
penurunan angka kematian ibu di Puskesmas
Kementerian Kesehatan RI. 2013. Rencana Aksi
Bilalang Kota Kotamobagu sudah baik. Hal ini
Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu
didukung pula dengan hasil observasi dokumen.
Di Indonesia. Direktorat Bina Kesehatan
Berdasarkan tabel hasil observasi dokumen secara
Ibu. Jakarta.
keseluruhan, dapat diketahui bahwa kelengkapan dokumen
mengenai
penurunan
AKI
di
pelaksanaan Dinas
program
Kesehatan
dan
Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu sudah
Kementerian Kesehatan RI. 2013. Pedoman Penyelenggaraan
Puskesmas
Mampu
PONED. Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan. Jakarta
hampir 80% lengkap dan termasuk dalam kriteria
Saputra, W. 2013. Angka Kematian Ibu : (AKI)
baik. Untuk pelaksanaan dan pengembangan
Melonjak Indonesia Mundur 15 Tahun.
program
Prakarsa Policy Review. Jakarta.
diharapkan
yang
efektif
pelaksanaan
dan
terarah,
program
maka
penurunan
Winardi, J. 2009. Manajemen Perilaku Organisasi : Cetakan Ketiga. Penerbit Kencana Prenada Media Group. Jakarta. h.201 dan 366. Zulhadi, Trisnantoro L, Zaenab S. 2013. Problem Dan Tantangan Puskesmas Dan Rumah Sakit Umum Daerah Dalam Mendukung Sistem Rujukan Maternal Di Kabupaten Karimun Provinsi Kepri Tahun 2012. Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Volume 2, Nomor,
4,
Kedokteran,
Desember Universitas
2013. Gadjah
Fakultas Mada.
Yogyakarta. http://jurnal.ugm.ac.id/index.php/jkki/article/ download/3203/2812