HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA KERJA PADA PERAWAT DI RS. BHAYANGKARA TINGKAT III MANADO Anggraini Karuh*, Franckie R. R. Maramis*, Chreisye K.F. Mandagi* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Latar Belakang: Kepemipinan mempunyai pengaruh terhadap kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan kepala keperawatan, kepala ruangan sebagai pemimpin pada level tertingi diruangan, secara langsung dan tidak langsung dapat mempengaruhi motivasi dan kinerja bawahan. Motivasi merupakan suatu kekuatan, arah dan ketekunan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan Seseorang yang termotivasi dalam bekerja biasanya akan melaksanakan upaya substansial guna menunjang tujuan-tujuan produksi kesatuan kerjanya dan organisasi dimana bekerja, sedangkan seseorang yang tidak termotivasi hanya memberikan upaya minimum dalam hal bekerja. Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilaksanakan pada bulan Maret - Oktober tahun 2016 di RS.Bhayangkara Tingkat III Manado Dengan total responden sebesar 76 orang. Penelitian ini menggunakan kuesioner, Atm dan aplikasi komputer. Pengolahan data dengan uji Fisher Exact dengan α= 0,05. Hasil: Kepemimpinan Baik sebesar 86,8 % dan Kepemimpinan tidak baik sebesar 13,2 %. Motivasi Kerja Baik sebesar 93,4 % dan Motivasi Kerja tidak baik sebesar 6,6%. Kinerja Baik sebesar 84,2 % dan Kinerja Tidak Baik sebesar 15,8 %. serta hasil uji menunjukkan bahwa Terdapat hubungan antara Kepemimpinan dengan kinerja (ρ = 0,024) pada perawat di RS.Bhayangkara Tingkat III Manado.Selanjutnya pada hasil uji menunjukkan bahwa Terdapat hubungan antara Motivasi kerja dengan kinerja (ρ = 0,005) pada perawat di RS.Bhayangkara Tingkat III Manado. Kesimpulan: Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk memadukan seluruh potensi pegawai yang dipimpinnya. Sehingga memberikan motivasi kerja dengan dorongan dan keinginan pegawai untuk melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan dengan baik demi mencapai tujuan kinerja yang baik dan profesional. Kata Kunci: Kepemimpinan, Motivasi Kerja, Kinerja ABSTRACT Background: Leadership has an influence on the performance of nurses in nursing care documentation, the head of the room as the leader at the highest level all subjects, directly and indirectly affect the motivation and performance of subordinates. Motivation is a strength, direction and persistence of nurses in providing nursing care. Someone who is motivated in working normally would carry out substantial efforts to support the objectives of unity production works and the organization where he works, whereas someone who is not motivated only give minimum effort in terms of work. Methods: This was an observational study with analytic crosssectional conducted in March-October 2016 in RS.Bhayangkara Level III Manado With a total of 76 respondents. This study used a questionnaire, and computer applications. data analysis withtest Fisher Exact(α= 0.05). Results: Good Leadership Leadership amounted to 86.8% and 13.2% is not good. Good Work Motivation at 93.4% and work motivation is not good at 6.6%. Good performance of 84.2% and Performance Not Good 15.8%. As well as test results showed that There is a relationship between leadership performance (ρ = 0.024) in the Level III RS.Bhayangkara nurse in Manado. Furthermore, the test results showed that There is a relationship between work motivation with performance (ρ = 0.005) in the Level III RS.Bhayangkara nurse in Manado. Conclusion: A leader must have the ability to integrate all potential employees they lead. Thus providing motivation to work with the drive and desire of employees to perform an activity or good job in order to achieve a good performance goals and professional. Keywords : Leadership, Work Motivation, Performance
1
PENDAHULUAN
2013). Kebutuhan tersebut mulai dari
Bentuk organisasi seperti rumah sakit
kebutuhan yang paling dasar sampai
yang melalui tenaga medis profesional
kebutuhan yang paling tinggi seperti
yang
kebutuhan fisiologis, aman dan nyaman,
terorganisir
kedokteran
serta
yang
sarana permanen
sosial/
pelayanan
aktualisasi diri. Karena adanya keingina
kedokteran, asuhan keperawatan yang
nuntuk memenuhi kebutuhan tersebut
berkesinambungan
perawat
menyelenggarakan
diagnosis
serta
cinta,
akan
penghargaan
bekerja
dan
semaksimal
pengobatan penyakit yang diderita oleh
mungkin untuk mencapai suatu tujuan
pasien. Ketidakpuasan pasien dalam
yang
memperoleh
kesehatan
keinginan sehingga perawat melakukan
menjadi salah satu tantangan untuk
pekerjaan dengan baik disebut sebagai
sebuah rumah sakit, untuk itu dalam
motivasi kerja (Suyanto, 2009).
pelayanan
meningkatkan mutu pelayanan tenaga perawat
sangat
diperlukan
diinginkannya,
dorongan
dan
Seseorang yang termotivasi dalam
dalam
bekerja biasanya akan melaksanakan
memenuhi pelayanan yang dibutuhkan
upaya
pasien. Seorang pemimpin diperlukan
tujuan-tujuan
dalam menciptakan suasana kerja yang
kerjanya dan organisasi dimana bekerja,
dapat
sedangkan
mendorong
perawat
untuk
melakukan yang terbaik (Azwar, 2010). Gaya pengaruh
kepemipinan terhadap
guna
menunjang
produksi
kesatuan
seseorang
yang
tidak
termotivasi hanya memberikan upaya
mempunyai
kinerja
substansial
minimum dalam hal bekerja (Winardi,
perawat
2001).
Pelaksanaan
kinerja
sangat
dalam pendokumentasian asuhan kepala
dipengaruhi oleh beberapa faktor baik
keperawatan, kepala ruangan sebagai
yang bersumber dari individu maupun
pemimpin pada level tertingi diruangan,
yang bersumber dari organisasi. Untuk
secara langsung dan tidak langsung
faktor individu sangat di pengaruhi oleh
dapat
dan
kemampuan dan kompetensi. Sementara
kinerja bawahan. Motivasi merupakan
itu dari segi organisasi dipengaruhi oleh
suatu kekuatan, arah dan ketekunan
bagaimana
cara
perawat
memberdayakan
pekerjanya,
mempengaruhi
motivasi
dalam memberikan
asuhan
keperawatan (Nursalam, 2015).
organisasi dengan
memberikan penghargaan pada pekerja
Motivasi merupakan tindakan yang
dan
bagaimana
membantu
dilakukan seseorang untuk memenuhi
meningkatkan kemampuan rumah sakit
kebutuhan
termasuk didalamnya semua tenaga
dalamdirinya
yang
belum
(Marquis
terpenuhi &
Huston,
2
kesehatan yang ada di rumah sakit
perawat yang berakibat menurunnya
tersebut (Aulia dan Sasmita 2014).
kinerja pelaksana keperawatan sehingga
Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat
pelayanan keperawatan diberikan tidak
III ialah rumah sakit yang masih sedang
optimal, dikarenakan pimpinan kurang
berbenah dengan semua komponen di
mampu
dalamnya di mana membutuhkan kinerja
kepemimpinan terhadap bawahannya.
yang baik dari para tenaga kesehatan
Hal ini terlihat pimpinan mengambil
seperti perawat. Untuk meningkatkan
keputusan
kualitas pelayanan kesehatan dibutuhkan
mempertimbangkan
kualitas kerja dari para perawat yang
bawahannya
padahal
lebih baik dari waktu ke waktu. Dari
mayoritas
DIII
hasil observasi didapat bahwa perawat
keperawatan
yang terdapat di Rs Bhyangkara tingkat
Tujuan
III Manado mempunyai fasilitas yang
apakah
minim dan beban kerja perawat telah
Kepemimpinan
melampaui batas sehingga kinerja kerja
dengan kinerja Kerja Pada Perawat di
perawat tidak teratur karena beban kerja
Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III di
yang tidak sesuai. Dan juga gaji yang
Kota Manado.
menempatkan
dan
kebijakan
tanpa pendapat
bawahannya
dan
dan
Umum
gaya
S1
berpengalaman.
Untuk
mengetahui
Hubungan dan
Ners
antara
Motivasi Kerja
didapatkan oleh perawat tidak sesuai dengan beban kerja yang dikerjakan.
METODE PENELITIAN
Sehingga
Penelitian
dalam menjalankan
tugas
ini
adalah
penelitian
pelayanannya kepada masyarakat dan
observasional analitik dengan rancangan
minat perawat dalam melaksanakan
cross sectional. Untuk Menganalisis
tugas pelayanan di rumah sakit yang
Penelitian
rendah. serta perawat sering datang
Bhayangkara Tingkat III Kota Manado
terlambat dan tidak mengikuti apel pagi
pada Maret –
merupakan masalah-masalah di rumah
berjumlah 76 orang dan jumlah sampel
sakit yang berkaitan dengan motivasi.
adalah 76 orang. Adapun responden
Namun ada sebagian perawat yang
yang diambil untuk memenuhi criteria
mempergunakan jam dinasnya untuk
inklusi yaituSeluruh Perawat yang ada
melakukan aktivitas lain diluar tugas
di Rs. Bhayangkara,Bersedia menjadi
dan tanggung jawab sehingga perawat
responden
bekerja
standar
penelitian. Selanjutnya kriteria eksklusi
asuhan keperawatan. Hal ini adalah
dalam penelitian ini adalah responden
cerminan dari rendahnya disiplin kerja
Perawat yang tidak hadir pada saat
bukan
berdasarkan
3
ini
dilakukan
di
RS.
Okober 2016. Populasi
dan
hadir
pada
saat
penelitian.Penelitian ini menggunakan
pendidikan bahwa responden dengan
kuesioner,
dan
tingkat pendidikan D-3 yang memiliki
Analisis Komputer untuk mengolah
distribusi terbanyak yaitu 49 responden
data, menggunakan program komputer
dan
Program for Social Science SPSS untuk
memiliki distribusi sedikit yaitu 27
pengolahan data secara statistik. sebagai
responden. Berdasarkan masa kerja
instrumen
data
bahwa Masa kerja 1-5 Tahun yang
dalam penelitian ini dilakukan dalam
memiliki distribusi terbanyak yaitu 62
dua macam analisis, yaitu analisis
responden dan Masa kerja 11-15 Tahun
univariat
yang memiliki distribusi sedikit yaitu 3
Alat
tulis
penelitian.
Analisis
variabel
kepemimpinan
menulis
bebas
dan
adalah
motivasi
dan
tingkat
pendidikan
S-1
yang
responden.
Variabel Terikat adalah kinerja kerja.
Distribusi Responden Berdasarkan
dan analisis bivariat untuk menganalisis
kepemimpinan
hubungan antara kepemimpinan dengan
kepemimpinan dibagi dua kategori yaitu
kinerja
dan
baikdan tidak baik, dimana responden
dengan
dengan kategori baik berjumlah 66
kinerja kerja pada perawat di Rs.
responden (86,8%) dan kategori tidak
Bhayangkara tingkat III kota Manado,
baik berjumlah 10 responden (13,2%).
dengan menggunakan Uji Chi-Square
Distribusi
test dengan α = 0,05.
Motivasi Kerja menunjukkan bahwa
kerja
hubungan
pada
antara
perawat,
motivasi
menunjukkan
Responden
bahwa
Berdasarkan
motivasi kerja dibagi dua kategori yaitu HASIL PENELITIAN
baik dan tidak baik, dimana responden
Hasil penelitian menunjukan bahwa
dengan kategori baik berjumlah 71
Karakteristik
penelitian
responden (93,4%) dan kategori tidak
berdasarkan jenis kelamin Perempuan
baik berjumlah 5 responden (6,6%).
yang
Distribusi
responden
memiliki distribusi terbanyak
Responden
yaitu 62 responden dan jenis kelamin
Kinerja
Laki-Laki
responden yang bekerja dengan kinerja
yang memiliki distribusi
Kerja
Berdasarkan
menunjukkan
bahwa
sedikit yaitu 14 responden. Berdasarkan
kerja
umur
dengan
responden (84,2%) dan responden yang
kelompok umur 21 – 30 Tahun yang
bekerja dengan kinerja kerja yang tidak
memiliki distribusi terbanyak yaitu 61
baik adalah 12 responden (15,8%).
bahwa
responden
yang baik adalah sebanyak 64
responden dan kelompok umur 31 – 40
Berdasarkan hasil uji Chi Square
Tahun yang memiliki distribusi sedikit
terlihat nilai ρ sebesar0,024 (< 0,05).
yaitu 15 responden. Berdasarkan tingkat
Hal
4
ini
berarti
bahwa
Terdapat
Hubungan
Antara
Kepemimpinan
Hubungan antara Kepemimpinan dan
dengan Kinerja Kerja Pada Perawat di
Kinerja Kerja pada Perawat di RS.
RS. Bhayangkara Tingkat III Kota
Bhayangkara
Manado.lebih jelasnya dapat dilihat
Manado
pada Tabel1
Berdasarkan hasil analisis Chi Square
Tabel
1.Hubungan
Tingkat
III
Kota
Antara
diperoleh nilai probabilitas 0,024 (p
Kepemimpinan dengan Kinerja Kerja
value>0,05 ). Yang menunjukkan H1
Pada Perawat di RS. Bhayangkara
diterima artinya berarti bahwa Terdapat
Tingkat III Kota Manado
Hubungan
Kinerja Kerja Kepemimpin an
Baik
Kuran g Baik
n
n
%
%
n
RS. Bhayangkara Tingkat III Kota Manado. Hasil penelitian ini sejalan
%
Baik Tidak Baik
58 87,9
8 12,1 66 100
6
4 40
Total
64 84,2 12 15,8 76 100
60
Kepemimpinan
dengan Kinerja Kerja Pada Perawat di
ρ*
Total
Antara
dengan penilitian yang dilakukan oleh
0,024
10 100
*uji Fisher Exact
Walewangko
P.
hubungan
antara
danmotivasi
(2014)
kerja
Tentang kepimpinan
dengan
kinerja
perawat di poliklnik BLU. RSU. Prof. Berdasarkan hasil uji Chi Square terlihat nilai
DR.
ρsebesar0,005 (< 0,05). Hal ini
berarti
bahwa
Terdapat
R.
D.
Kandou
Manado.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh
Hubungan
nilai koefsien korelasi sebesar 0,018 hal
Antara Motivasi Kerja dengan Kinerja
ini bearti Terdapat hubungan yang
Kerja Pada Perawat di RS. Bhayangkara
signifikan antara kepemimpinan dengan
Tingkat III Kota Manado. lebih jelasnya
kinerja
dapat dilihat pada Tabel 2.
poliklinik BLU RSUP Prof. dr. R. D.
perawat
yang
berada
di
Kandou Manado. Kepemimpinan adalah Tabel 2.Hubungan Antara Motivasi
kemampuan untuk mempengaruhi suatu
Kerja
Pada
kelompok untuk pencapaian tujuan.
Perawat di RS. Bhayangkara Tingkat III
Bentuk pengaruh tersebut dapat secara
Kota Manado.
formal seperti tingkat menejerial pada
Motivasi Kerja
dengan
Kinerja
Kinerja Kerja Kurang Baik Baik n % n %
Kerja
ρ*
%
62 87,3 9 12,7 71 100
Total
64 84,2 12 15,8 76 100
40
3
60
organisasi.
Karena
posisi
manajemen terdiri atas tingkatan yang n
Baik Tidak Baik
2
suatu
Total
5
biasayna
menggambarkan
otoritas
0,005
seorang individu bisa mengasumsikan
100
suatu peran kepemimpinan
sebagai
akibat dari posisi yang dipegang pada
*uji Fisher Exact
5
organisasi
tersebut
(Robbins,
yang tidak memadai, banyaknya perawat
harus
yang kasar (kurang ramah terhadap
keahlian,
pasien), kurang sabar dalam menghadapi
pengalaman, kepribadiandan motivasi
pasien. Masalahnya itu tentu bukan
setiap
individu
dipimpinnya.
hanya soal sikap ramah atau penyabar,
Selain
itu
pemimpin
juga
harus
tetapi juga beban kinerja yang tinggi,
interaksi
yang
terjadi
peraturan yang belum jelas kepada
2013).Seorang
pemimpin
menyatukan
berbagai
memfasilitasi
yang
diantara kelompok dalam organisasi. Dapat
disimpulkan
bahwa
perawat (Aditama, 2003).
seorang
Sebagian besar perawat di Rumah
pemimpin harus memiliki kemampuan
Sakit Bhayangkara Manado menilai
untuk
potensi
bahwa adanya kebutuhan rasa aman
pegawaiyang dipimpinnya (Ivancevich,
yang diberikan pimpinan rumah sakit
2003).
dalam
memadukan
Gaya
ruangan
kepemimpinan
kepala
memimpin
perawat
untuk
pelaksana
seluruh
akan
semangat
kerja
bekerja
dorongan
mempengaruhi
untuk
memajukan
perawat pelaksana..
dapat
memberikan
bekerja
rumah
keras
sakit.
Ini
memperlihatkan bahwa kebutuhan rasa
(Thoha, 2009).
aman merupakan keharusan mutlak
Kinerja perawat adalah tindakan
karena dengan
rasa aman, perawat
yang dilakukan oleh seorang perawat
dapat bekerja optimal dan tidak merasa
dalam suatu organisasi sesuai dengan
berada di bawah tekanan. Pihak rumah
wewenang
jawabnya
sakit perlu memberikan rasa aman ini
masing-masing, tidak melanggar hukum,
kepada individu perawat baik itu dalam
aturan serta norma dan etika, dimana
hal
kinerja
memmberikan
suasana kerja dan lain-lain, agar supaya
kepuasan pada pengguna jasa. Untuk
semua perawat di rumah sakit bisa
aktivitas
adalah
memberikan yang terbaik bagi rumah
kesehatan
sakit, dan dengan sendirinya akan
mengenai pasien, membuat diagnosis
memberikan keuntungan secara tidak
menurut ilmu keperawatan, menetapkan
langsung bagi rumah sakit karena
tujuan
tercipta
dan
yang
tanggung
baik
seorang
mengumpulkan
perawat data
keperawatan,
melaksanakan
kenyaman
psikologis,
suasana
finansial,
kondusif
tindakan keperawatan serta evaluasi
memberikan
terhadap perawatan. Masalah utama
perawat
kinerja
pelayanan
keluarganya. Impikasi penting dari hasil
keperawatan adalah kurangnya perawat
penelitian adalah bahwa kepimpinan
yang berpendidikan tinggi, kemampuan
pada RS. Bhayangkara Tingkat III Kota
perawat
dalam
6
kebaikan maupun
baik
yang
pasien
bagi dan
Manado. dibutuhkan lingkungan kerja
motivasi
yang sangat mendukung atau kondusif.
perawat
Hal ini mencakup hubungan sosial antar
keperawatan di Rumah Sakit Umum
pimpinan dan perawat ataupun antar
Bethesda
GMIM
Tomohon.
Dan
sesama perawat. Selain hubungan antara
penelitian
yang
dilakukan
oleh
perawat, para perawat juga merasa
Penelitian Sengkey, 2011 mendapatkan
dukungan
sangat
bahwa ada hubungan yang bermakna
meningkatkan
antara motivasi dengan kinerja perawat
performance kerja di tempat kerjanya.
di IRD Medik BLU RSUP Prof. dr. R.
Hal itu dapat dilihat dari tingkat
D. Kandou Manado.
dari
dibutuhkan
keluarga
dalam
kehidupan sosial yang memiliki tingkat
perawat dalam
dengan
kinerja
menerapkan
asuhan
Motivasi yang dimiliki perawat
kekerabatan yang kental.
dilihat dari hasil observasi adalah baik, perawat melakukan tugas dengan cepat dan
tanggap dan terlihat bersemangat, dari
Kinerja Kerja pada Perawat di RS.
kinerja yang dilakukan perawat terlihat
Bhayangkara
baik
Hubungan
antara
Motivasi
Tingkat
III
Kota
didukung
dengan
peneliti
Manado
mewawancarai pasien tentang kinerja
Berdasarkan hasil analisis Chi Square
perawat,
pasien
diperoleh nilai probabilitas 0,005 (p
dengan
pelayanan
value>0,05 ). Yang menunjukkan H1
perawat dan pasien mengatakan secara
diterima artinya berarti bahwa Terdapat
umum
Hubungan
Kerja
dirumah sakit ini baik, dengan seringnya
dengan Kinerja Kerja Pada Perawat di
dilakukan evaluasi dirumah sakit ini
RS. Bhayangkara Tingkat III Kota
menunjukkan tugas perawat terkontrol
Manado. Hasil penelitian ini sejalan
dan
dengan
dilakukan
kebutuhanya seseorang akan berperilaku
Mandagi F, 2015 tentang Analisis
sesuai dengan dorongan yang dimiliki
Faktor-faktor yang berhubungan dengan
dan apa yang mendasari perilakunya,
kinerja
dengan
Antara
penilitian
perawat
yang
dalam
asuhan keperawatan umum
Motivasi
Bethesda
menerapkan
di rumah sakit
pelayanan
terarah.
kinerja
Dalam
demikian
bahwadalam
yang
diri
dapat
puas
diberikan
perawat
memenuhi
dikatakan
seseorang
ada
Tomohon.
kekuatan. Motivasi yang memberikan
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh
kekuatan seseorang berperilaku dapat
nilai koefsien korelasi sebesar 0,004.
berasal dari interen ataupun eksteren.
Nilai
Teori motivasi memberikan penjelasan
menunjukkan
hubungan
yang
Gmim
mengatakan
bahwa signifikan
terdapat antara
tentang
7
kebutuhan
dan
keinginan
seseorang
serta
menunjukan
arah
rumah
tindakannya. (Haryanti, S 2010).
sakit,
dalam
meningkatkan
kinerja perawat yaitu dengan pemberian
Motivasi juga bisa membuat seorang
penghargaan, baik dalam bentuk barang
perawat untuk memprediksi perilaku apa
ataupun
yang akan dilakukan. Dalam hal ini
penghargaan ini merupakan salah satu
perilaku dari perawat akan baik berasal
usaha dalam meningkatkan kualitas dan
dari motivasi perawat yang memang
kinerja
baik. Jadi apabila seorang perawat
kebutuhan perawat. Perawatakan bekerja
memiliki motivasi yang baik untuk
lebih semangat dan sesuai dengan
mencapai tujuannya, maka kinerja akan
harapan dari rumah sakit jika rumah
meningkat.
kinerja
sakit memperhatikan dan memenuhi
ini
kebutuhan perawat, baik materi maupun
Meningkatnya
perawat,
dalam
penelitian
menyangkut asuhan keperawatan, akan
gaji
tambahan.
perawat
dalam
Pemberian
memenuhi
non materi.
meningkat pula kinerja rumah sakit tersebut.
Dengan
demikian,
makin
KESIMPULAN
meningkatnya motivasi perawat secara
Berdasarkan hasil penelitan, maka dapat
individu akan meningkatkan kinerja
disimpulkan bahwa :
individu, kelompok maupun rumah sakit
1. Terdapat
tersebut.
Hubungan
Antara
Kepemimpinan dengan Kinerja Kerja
Penilaian kinerja dalam organisasi
Pada Perawat di RS. Bhayangkara
sangat di perlukan untuk memberikan
Tingkat III Kota Manado
informasi bagi pertimbangan pemberian
2. Terdapat Hubungan Antara Motivasi
promosi dan penetapan gaji, penilaian
Kerja dengan Kinerja Kerja Pada
kinerja memberikan umpan balik bagi
Perawat di RS. Bhayangkara Tingkat
para manajer maupun karyawan untuk
III Kota Manado
melakukan intropeksi dan meninjau kembali perilaku selama ini, baik yang
SARAN
positif mau punnegatif (Soeroso, 2003).
Adapun saran yang diberikan yaitu :
Unsur-unsur
dalam
1. Seorang pemimpinan yang baik harus
adalah
kesetiaan,
lebih memperhatikan pegawai dalam
tanggung
jawab,
bekerja dan memberikan motivasi
ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa
yang baik kepada seorang pegawai
dan
agar bisa bekerja lebih baik.
penilaian prestasi
yang
kinerja kerja,
kepemimpinan
dinilai
(Sastrohadiwiyo,
2005). Salah satu upaya yang dilakukan
2. Pimpinan
oleh suatu instansi, dalam hal ini adalah
sebaiknya
8
atau lebih
atasan intensif
langsung dalam
memotivasi para pegawai dalam
BerhubunganDenganKinerjaPerawat
bekerja, denga cara memberikan
DalamMenerapkanAsuhanKeperawat
pengarahan dan bimbingan kepada
an Di RumahSakitUmum Bethesda
pegawai untuk dapat menyelesaikan
GmimTomohon. Jurnal e-Biomedik
tugas-tugas dalam bekerja.
(eBm). Marquis, B. L., & Huston, C. J. 2013.
3. Seorang pemimpin yang baik harus melihat dan mengevaluasi pegawai
Kepemimpinan
kearah
keperawatan
yang
melayani
lebih
baik
masyarakat.
dalam
dan teori
manajemen dan
aplikasi.
Jakarta: EGC.
Sehingga
Nursalam,
tercipta suasan yang kondusif dan
2015.
Manajemen
Keperawatan aplikasi dan praktek
baik Antara pemimpin dan pegawai.
keperawatan professional. Jakarta: Salemba Medika.
DAFTAR PUSTAKA
Sastrohadiwiryo, S. 2005. Manajemen
Aditama, 2003, Administrasi rumah
Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan
sakit, Jakarta, Penerbit. Salemba.
Administratif
Aulia R dan Sasmita J, 2014. Pengaruh
dan
Operasional.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Pendidikan dan Pelatihan, Kepuasan terhadap
Sengkey JF. 2011. Hubungan antara
Kinerja Perawat Rawat Inap di
Karakteristik Individu dan Motivasi
RSUD
Kinerja Perawat di Instalasi Rawat
Kerja
dan
Kepimpinan
Kabupaten
Siak.
Jurnal
Darurat
Dinamika Manajemen Vol.1 No.4.
Jakarta:
Badan
Layanan
Umum RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Azwar, A. 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan.
Medik
Manado. JIKMU.
Binarupa
Aksara. Departemen Kesehatan RI.
Soeroso, S. 2003. Manajemen Sumber
2001. Standar Asuhan Keperawatan.
Daya Manasia di Rumah Sakit.
Haryanti, 2010. Pengaruh Motivasi kerja
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
terhadap Negeri
kinerja 2
wonogiri.
Giritontro Tesis
SMP
EGC.
kabupaten
Suyanto,
pegawai
2009.
kepemimpinan
universitas
keperawatan
diponogoro.
Mengenal
dan di
manajemen
rumah
sakit.
Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.
Ivancevich, John M. 2001. Human Management
Robbin,S.P. 2013. Perilakuorganisasi.
(8th.ed).Richard D. Irwin, Inc, USA.
Edisi Bahasa indonesia.Prehalindo
Resource
Jakarta.
Mandagi, F.M. 2015. AnalisisFaktor– Faktor
Yang
9
Thoha.
M.
2009.
KepimpinandalamManajemen. Jakarta: Rajawali Pers. Winardi,
2001.
pemotivasian
Motivasi dalam
dan
manajemen.
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada Walewangko,
P.
2014.
Hubunganantarakepimpinandanmotiv asikerjadengankinerjaperawatdiPolikl inik BLU. RSU. PROF. DR. R. D. KandouManado.FakultasKesehatan MasyarakatUniversitas
Sam
Ratulangi.
10