HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DAN KELELAHAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA PT. TIMURJAYA DAYATAMA SONDER Jilly F.P. Palar*, Paul A.T. Kawatu*, Adisty A. Rumayar* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Tenaga kerja manusia sangatlah perlu mendapatkan perhatian yang khusus karena pemakaian tenaga kerja manusia secara efektif merupakan kunci dari peningkatan produktivitas. Secara organisasi faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja antara lain dipengaruhi oleh sumberdaya, peraturan-peraturan, stres kerja, kebudayaan dan struktur organisasi. Reaksi psikologis terhadap stres biasanya merupakan perasaan subjektif seseorang sebagai bentuk kelelahan (anxiety) dan depresi Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis adanya hubungan antara stres kerja dan kelelahan kerja dengan produktivitas kerja pada tenaga kerja PT. Timurjaya Dayatama Sonder. Metode penelitian ini merupakan penelitian Survei Analitik dengan desain Cross Sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 64 responden. Alat ukur menggunakan kuesioner stres kerja, kuesioner alat ukur perasaan kelelahan kerja (KAUPK2) dan kuesioner produktivitas kerja. Analisis data yang digunakan adalah uji Chi-Square. Hasil penelitian ini yang didapat pekerja yang produktivitas baik sebanyak 45,3%, pekerja yang mengalami stres kerja tinggi sebanyak 57,8% dan pekerja yang merasakan kelelahan kerja sebanyak 53,1%. Terdapat hubungan antara stres kerja dengan produktivitas kerja (p=0,001) pada pekerja PT. Timurjaya Dayatama Sonder. Terdapat hubungan antara kelelahan kerja dengan produktivitas kerja (0,002) pada pekerja PT. Timurjaya Dayatama Sonder. Kata kunci : Stres Kerja, Kelelahan Kerja, Produktivitas Kerja. ABSTACT Manpower is necessary to get special attention because the effective use of manpower is the key to increase productivity. Organizational factors affecting work productivity are resources, regulations, work stress, culture and organizational structure. Psychological reaction to stress is usually a subjective feeling of someone as a form of fatigue (anxiety) and depression The purpose of this study was to analyze the relationship between job stress and work fatigue with work productivity on workers of PT. Timurjaya Dayatama Sonder. The research method used was Analytical Survey research with Cross Sectional design. The number of sample in this research was 64 respondents. Job stress questionnaire, perception of fatigue at work questionnaire (KAUPK2) and work productivity questionnaire were used as measuring tool. The data analysis were done using Chi-Square test. The results of this study found that workers with good productivity was 45.3%, workers who experience high work stress was 57.8% and workers who experience fatigue at work was 53.1%. The study revealed that there was relationship between work stress and work productivity (p= 0,001) on workers of PT. Timurjaya Dayatama Sonder, and there was relationship between work fatigue and work productivity (p= 0,002) on workers of PT. Timurjaya Dayatama Sonder. Keywords : Work Stress, Fatigue at Work, Work Productivity
faktor-faktor
PENDAHULUAN UU
No
13
Tahun
2003
tentang
Ketenagakerjaan mendefinisikan Tenaga
sumberdaya,
peraturan-
peraturan, stres kerja, kebudayaan dan struktur organisasi (Maurits, 2012).
kerja adalah setiap orang yang mampu
Mundandar (2001) menjelaskan
melakukan guna menghasilkan barang
bahwa Stres merupakan suatu kondisi
dan/atau jasa baik untuk memenuhi
yang negatif, atau suatu kondisi yang
kebutuhan
untuk
mengarah ke timbulnya penyakit fisik
masyarakat. Peranan manusia dalam
atau pun mental, atau mengarah ke
suatu perusahaan sangatlah penting,
perilaku yang tak wajar.
sendiri
maupun
yang apabila salah memanfaatkan tenaga
Institute Nasional Keselamatan
kerja manusia akan dapat menimbulkan
dan Kesehatan Kerja (NIOSH) dalam
masalah yang sangat rumit, yang justru
Ibrahim (2016) menyatakan Amerika
bisa menghancurkan tujuan perusahaan
Serikat mencatata sejak pada tahun 90-
yang bersangkutan. Untuk itu tenaga
an, 80% biaya kompensasi kesehatan
kerja manusia sangat perlu mendapatkan
tenaga kerja digunakan untuk penyakit
perhatian
karena
yang berhubungan dengan pekerjaan
pemakaian tenaga kerja manusia secara
(Work Related Diseases) yaitu Stress
efektif
Related Disorder. Dan 71% manager
yang
khusus
merupakan
kunci
dari
peningkatatan produktivitas. International Organization mengemukakan sebuah
tugas
(ILO) dalam yang
yang berada di Inggris mengalami Labour
gangguan kesehatan fisik dan mental
2005,
akibat dari stres kerja. Reaksi psikologis
mengerjakan
akibat stres dapat dievaluasi dalam
tahun
sama,
pekerja
Indonesia menyelesaikan tugas dalam
bentuk beban mental, kelelahan dan perilaku (arousal).
waktu 8 jam masih tergolong rendah di
Kelelahan dalam setiap individu
bandingkan dengan negara Thailand
menunjukkan kondisi yang berbeda-
yang dapat menyelesaikan tugas dalam
beda, tetapi semuanya bermuara kepada
waktu 2 jam 45 menit, dan berbeda
kehilangan
dengan pekerja di negara Malaysia saat
kapasitas kerja serta ketahan tubuh
menyelesaikan tugas hanya
dengan
(Tarwaka, 2015). Perasaan kelelahan
waktu 1 jam 5 menit dan pekerja di
kerja dapat meningkatkan terjadinya
negara Singapura hanya dengan waktu
kecelakaan kerja, dan dapat merugikan
11 menit saja dalam menyelesaikan
diri
tugas (Sormin, 2006). Produktivitas
perusahaannya
kerja secara organisasi di pengaruhi oleh
menurunkan
efisiensi
pekerja
dan penurunan
sendiri
maupun
karena
dapat
produktivitas
kerja
(Maurits, 2012). (2009)
Menurut Suma’mur
dalam
Maharja
(2015)
Skala pengukuran adalah Ordinal. 2. Kelelahan Kerja
Kecelakaan kerja membawa dampak
Kelelahan Kerja adalah kondisi yang
kerugian yang sangat besar bagi tempat
terjadi pada respoden yang merasa lelah
kerja, baik dari segi biaya, waktu,
secara fisik dan psikis saat bekerja.
produktivitas dan tenaga kerja.
Untuk
menentukan
kelelahan
kerja
dilakukan dengan menentukan nilai tengah (median) yaitu :
METODE PENELITIAN Penelitian ini yang digunakan adalah penelitian
Survei
Analitik
dengan
menggunakan desain cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di PT.
(1) Kelelahan Kerja : ≥ 58 (2) Tidak mengalami kelelahan kerja : < 58
Timurjaya Dayatama, Desa Kolongan
Skala pengukuran : Nominal
Atas 1 jaga 3 Kecamatan Sonder pada
3. Produktivitas kerja
bulan April – Juni 2017. Sampel dalam
Produktivitas kerja adalah pencapaian
penelitian ini adalah jumlah populasi
kerja yang di capai oleh tenaga kerja di
yakni 64 orang pekerja.
dalam
Definisi Oprasional:
tujuan meningkatkan perusahaan lebih
1. Stres Kerja
baik. Untuk menentukan produktivitas
Stres kerja adalah ketidak mampuan
kerja dilakukan dengan menentukan
responden dalam menghadapi tekanan,
nilai tengah (median) yaitu :
perusahaan
untuk
mencapai
tuntutan dan kendala dalam bekerja
(1) Produktivitas kerja baik: ≥ 64
yang mempengaruhi tingkat emosional
(2) Produktivitas kerja kurang baik :
dan kondisi fisik responden. Untuk memahami hasil pengukuran stres kerja
< 64 Skala Pengukuran : Nominal
dibagi 4 kategori berdasarkan jumlah skor, yaitu: a. Mengalami
HASIL DAN PEMBAHASAN stres
kerja
rendah,
apabila jumlah skor 140-175 b. Mengalami
stres
kerja
stres
kerja
1
Distribusi
Responden
Berdasarkan Karakteristik Stres Kerja. sedang,
apabila jumlah skor 105-139 c. Mengalami
Tabel
tinggi,
apabila jumlah skor 70-104 d. Mengalami stres kerja sangat tinggi, apabila skor 35-69 (Tarwaka, 2015).
Stres Kerja
N
%
Sedang
27
42,2
Tinggi
37
57,8
Total
64
100
Berdasarkan tabel 6 Maka dapat
yang mempengaruhi timbulnya stres
dilihat bahwa paling banyak pekerja
kerja (Fitri, 2013).
mengalami stres tinggi sebanyak 37
Tabel
orang
Berdasarkan
(57,8%)
dan
pekerja
yang
mengalami stres sedang yaitu 27 orang (42,2%).
2
Distribusi
Karakteristik
KelelahanKerja Kelelahan Kerja
Gambaran Stres Kerja Hasil
penelitian
pada
Tidak pekerja
Responden
n
%
30
46,9
PT.
Lelah
Timurjaya Dayatama Sonder, dilihat
Lelah
34
53,1
bahwa paling responden mengalami
Total
64
100
stres tinggi sebanyak 37 orang (57,8%)
Berdasarkan tabel 2 Maka dapat
dan responden mengalami stres sedang
diketahui
yaitu 27 orang (42,2%). Hasil penelitian
mengalami kelelahan kerja yaitu 34
menunjukkan bahwa sebagian besar
orang
pekerja mengalami stres kerja tinggi.
mengalami kelelahan 30 orang (53,1%).
bahwa
(53,1%)
pekerja
dan
yang
yang
tidak
Stres yang tidak segera diatasi dapat menurunkan tingkat kesehatan (Putri
Gambaran Kelelahan Kerja
dan Abdul 2014). Stres kerja dapat
Hasil
disebabkan oleh beberapa faktor seperti
Timurjaya Dayatama Sonder, didapat
faktor
kondisi
bahwa sebagian besar responden yang
lingkungan kerja yang tidak nyaman,
mengalami kelelahan yaitu 34 orang
stasiun kerja yang tidak ergonomis,
(53,1%). Salah satu gejala gangguan
kerja shift, pekejaan beresiko tinggi dan
kesehatan pada tenaga kerja yang timbul
berbahaya,
pembebanan
akibat
pemakaian
teknologi
sebagainya.
Selain
intrinsik
seperti
berlebih, baru,
penelitian
pekerjaan
pada
pekerja
adalah
PT.
kelelahan.
dan
Kelelahan kerja merupakan masalah
dalam
penting yang perlu ditanggulangi dengan
pekerjaan beberapa faktor lain juga
baik sebab dapat menyebabkan berbagai
dapat menyebabkan timbulnya stres
masalah seperti kehilangan efisiensi
seperti peran individu dalam organisasi
dalam bekerja, penurunan produktivitas
kerja, faktor hubungan kerja, serta faktor
dan kapasitas kerja serta kemampuan
lain yang berasal dari luar pekerjaan.
kesehatan dan kemampuan bertahan
Selain itu karakteristik individu pekerja
tubuh yang kecelakaan kerja (Verawati,
seperti umur, jenis kelamin, dan jenis
2016). Kelelahan kerja tidak dapat
kepribadian juga dapat menjadi faktor
didefinisikan secara jelas tetapi dapat
faktor
dirasakan sebagai perasaan kelelahan
Hasil tabel 3 Menunjukkan bahwa
kerja disertai adanya perubahan waktu
paling
reaksi yang menonjol maka indikator
memiliki
perasaan kelelahan kerja dan waktu
berjumlah 35 orang (54,7%) dan 29
reaksi
orang (45,3%) yang produktivitas baik.
dapat
dipergunkan
untuk
banyak
yaitu
pekerja
yang
produktivitas kurang baik
mengetahui adanya kelelahan kerja. Kelelahan kerja terbukti memberikan
Gambaran Kelelahan Kerja
kontribusi
Hasil
lebih
dari
50%
dalam
penelitian
pada
pekerja
Dayatama
Sonder,
PT.
kejadian kecelakaan kerja di tempat
Timurjaya
yang
kerja (Maurits, 2012).
paling berdominan yaitu responden yang tidak produktif dengan jumlah 35 orang
Tabel
3
Distribusi
Responden
(54,7%). Ravianto (1986) dalam Putri
Berdasarkan Karakteristik Produktivitas
dan Abdul (2014) menyatakan seorang
Kerja.
pekerja kerja dikatakan produktif jika mampu menghasilkan keluaran yang
Produktivitas Kerja Produktivitas kurang baik Produktivitas baik Total
n
%
35
54,7
29
45,3
64
100
lebih banyak dari tenaga kerja yang lain dalam
waktu
yang
sama
dengan
menggunkan sumber daya yang sama atau lebih sedikit dengan mutu yang sesuai standar.
Tabel 4 Distribusi responden berdasarkan karakteristik stres kerja dengan produktivitas kerja.
Stres Kerja Tinggi
Produktivitas Kerja Produktivitas Produktivitas kurang baik baik n % n % 27
73,0
10
Total
27,0
n
%
37
100
P value 0,001
Sedang 8 29,6 Total 35 54.7 Dari tabel 4 diatas menunjukkan
19 29
70,4 27 100 45.3 64 100 sedang dan produktivitas kurang baik
bahwa responden stres kerja tinggi dan
sebanyak 8 orang (29,6%) dan stres
produktivitas kurang baik sebanyak 27
kerja sedang dan produktivitas baik
orang (73,0%) dan stres kerja tinggi dan
sebanyak 19 orang (70,4%). Dengan
produktivitas baik sebanyak 10 orang
menggunakan
(27,0%), dan responden dengan stres
menunjukkan bahwa nilai p value =
uji
Chi-Square
0,001. Sehingga dapat dinyatakan bahwa ditolak dan
menyatakan terdapat hubungan antara stres kerja dengan produktivitas kerja
diterima yaitu
terdapat hubungan antara stres kerja
CV.SMI
Surabaya.
Pekerja
yang
dengan produktivitas kerja pada pekerja.
mengalami stres kerja tinggi cenderung
Penelitian ini sejalan dengan hasil
mempunyai produktivitas kerja yang
penelitian oleh Putri dan Abdul (2014)
kurang baik.
Tabel 5 Distribusi responden berdasarkan karakteristik kelelahan kerja dengan produktivita kerja. Produktivitas Kerja Produktivitas Produktivitas Total kurang baik baik Kelelahan Kerja Lelah Tidak Lelah Total
N
%
n
%
n
%
12 23 35
35,3 76,7 54.7
22 7 29
64,7 23,3 45.3
34 30 64
100 100 100
Dari tabel 5 di atas menunjukkan bahwa responden
P value 0,002
Penelitian ini sejalan dengan
yang mengalami lelah dan
penelitian oleh Verawati (2015) tentang
produktivitas kurang baik sebanyak 12
hubungan tingkat kelelahan subjejtif
orang (35,3%) dan yang mengalami
degan produktivitas pada tenaga kerja
lelah dan produktivitas baik sebanyak 22
bagian pengemasan di CV. Sumber
orang (64,7%) dan tidak lelah dan
Barokah didapat memiliki hubungan
produktivitas kurang baik sebanyak 23
antara
orang (76,7%)
dan tidak lelah dan
produktivitas kerja. Salah satu resiko
produktivitas baik sebanyak 7 orang
dari kelelahan kerja adalah produktivitas
(23,3%). Dengan menggunakan uji Chi-
kerja
Square menunjukkan bahwa nilai p
Suma’mur (1984) dalam Maurits (2012)
value
mengemukakan,
=
0,002.
dinyatakan bahwa
Sehingga
dapat
ditolak dan
kelelahan
rendah.
cenderung
kerja
Gilmer
(1966)
kelelahan
meningkatkan
dan
kerja
terjadinya
diterima yaitu terdapat hubungan antara
kecelakaan
kelelahan kerja dengan produktivitas
merugikan diri pekerja sendiri maupun
kerja pada pekerja. Semakin pekerja
perusahaannya
yang
penurunan produktivitas kerja.
merasa
lelah
cenderung
mempunyai produktivitas kerja yang kurang baik.
kerja,
dengan
sehingga
karena
dapat
adanya
Maharja, R. 2015. Analisis Tingkat
KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil penelitian ini,
Kelelahan Kerja Berdasarkan
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
Beban Kerja Fisik Perawat di
hubungan antara stres kerja dengan
Instalasi Rawat Inap RSU Haji
kelelahan
Surabaya.
kerja
pada
pekerja
PT
The
Indonesia
Timurjaya Dayatama Sonder. Pekerja
Journal of Occupational Safety
yang mengalami stres kerja tinggi
and Health, Vol. 4 No. 1 Jan-
cenderung
Jun 2015: 93-102.
mempunyai
produktivitas
kerja yang kurang baik. Terdapat
Munandar,
hubungan
anatra
S.
Dayatama Sonder. Semakin pekerja yang
merasa
lelah
2001.
Psikologi
Industri dan Organisasi. Jakarta
kelelahan kerja dengan produktivitas kerja pada tenaga kerja PT Timurjaya
A.
Universitas
Indonesia
(UI-Pres). Putri dan Abdul. 2014. Hubungan
cenderung
antara Stres Kerja dengan
mempunyai produktivitas kerja yang
Tingkat Produktivias Tenaga
kurang baik.
Kerja di CV. SMI. Sormin, H,I. 2006. Faktor-faktor Yang
DAFTAR PUSTAKA
Mempengaruhi
Fitri. M.A. 2013. Analisis Faktor-Faktor
Kerja Seksi Tire Building Di
Yang
Berhubungan
Kejadian
Stres
Kerja
dengan pada
Karyawan Bank (studi pada
Deperteman
Produktivitas
Produksi
PT.
Intirub, Jakarta. Tarwaka. 2015. Ergonomi Industri:
Bank BMT). Jurnal Kesehatan
Dasar-Dasar
Pengetahuan
Masyarakat 2013, Vol 2, No 1,
Ergonomi
Aplikas
Tahun 2013.
Tempat
Ibrahim, H. Amansyah, M. Dan Yahya, G, N. 2016. Faktor-faktor yang Berhubungan
dengan
Stres
dan Kerja.
di
Surakarta:
Harapan Press. Verawati. L. 2016. Hubungan Tingkat Kelelahan
Subjektif
dengan
pada
Tenaga
Kerja pada Pekerja Factory 2
Produktivitas
PT.
Internasional
Kerja Bagian Pengemasan di
Makassar Tahun 2016. Al-Sihah
CV. Sumber Barokah. Sidoarjo.
: Public Health Science Jounal
The
Vol 8, No 1, Januari-Juni 2016.
Occupational Safety and Health,
Maruki
Maurits. 2012. Selintas kelelahan kerja. Yogjakarta: Amara Books.
Indonesia
Journal
of
Vol. 5 No. 1 Jan-Jun 2016: 5160
Undang-Undan
Republik
Indonesia
Tenaga Kerja Tahun 2003.