GAMBARAN PERILAKU BERISIKO HIV/AIDS PADA TERPIDANA KASUS NARKOBA DI LAPAS KLAS IIA KOTA MANADO TAHUN 2017 Stevi Langi*, Angela F. C. Kalesaran*, Sekplin A. S. Sekeon* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Jumlah kasus HIV/AIDS di Indonesia yang berhasil dilaporkan pada Triwulan III (Juli-September) tahun 2016 menunjukkan terdapat banyak orang yang terinfeksi dengan HIV/AIDS. Di Sulawesi Utara kasus HIV/AIDS dari tahun 1997 sampai dengan bulan Desember 2016 terdapat banyak kasus. Terlebih khusus di Kota Manado. Di Lapas Klas IIA Kota Manado terdapat 3 kasus HIV/AIDS. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran perilaku berisiko HIV/AIDS pada terpidana kasus narkoba di Lapas Klas IIA Kota Manado. Jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif-kualitatif (Mixed Methods). Sampel penelitian sebanyak 91 narapidana kasus narkoba sedangkan yang menjadi informan 6 orang. Variabel yang diteliti yaitu perilaku seksual, penggunaan narkoba suntik dan pembuatan tato. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner, pedoman wawancara dan alat perekam suara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 54 narapidana yang melakukan hubungan seksual di luar lapas diantaranya 8 responden yang tidak menggunakan kondom, 12 responden yang berganti-ganti pasangan, dan 3 responden yang melakukan anal seks. 52 responden yang menggunakan narkoba di luar lapas dengan cara tidak disuntikkan. 32 respoden yang memiliki tato. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu terdapat perilaku berisiko HIV/AIDS pada terpidana kasus narkoba terkait perilaku seksual. Kata Kunci: Perilaku Berisiko HIV/AIDS, Terpidana Kasus Narkoba ABSTRACT Amount number of HIV/AIDS cases in Indonesian reported in 03 of 2016 shows that there are many people infected with HIV/AIDS. In North Sulawesi the case of HIV/AIDS from 1997 to December 2016 as much as infected. Especially in Manado City. In Prison class 2A of Manado there were 3 cases of HIV/AIDS. This research was conducted to determine the description of HIV/AIDS behavior contained on convicted drug cases in prison class 2A of Manado. The kind of research are description study with qualitative-quantitative method (mixed methods). The sample of research are 91 inmate of drug case while the informant are 6 person. The variables studied were sexual behaviot, injecting drug and tattooing. Instruments used are questionnaires, interview guides and voice recorder. The result of research shows the are 54 inmates who have sex outside of prison include 8 respondents who do not use condoms, 12 respondents who alternate couples and 3 respondents who do anal sex. 52 respondents who use drug outside of prison by not injection. The conclusion in this research in there is risky behavior of HIV/AIDS in convicted drug cases related sexual behavior. Keywords : Risk Behavior of HIV/AIDS, Convicted Drug Cases
1
PENDAHULUAN
dengan presentase (37%) (Dinkes Sulut,
Perkembangan kasus HIV/AIDS di Indonesia
2016).
yang berhasil dilaporkan pada Triwulan III
Perilaku berisiko terkait perilaku seksual,
(Juli-September) tahun 2016 menunjukkan
penggunan jarum suntik, dan pembuatan tato
bahwa jumlah kasus terinfeksi HIV yang
merupakan salah satu faktor yang berisiko
dilaporkan sebanyak 27.963 orang. Infeksi
menularkan HIV/AIDS. Pengambilan data
HIV yang dilaporkan berdasarkan kelompok
awal di Lapas Klas IIA Manado dengan
umur yaitu paling banyak pada umur 25-49
melihat profil jumlah narapidana menunjukkan
tahun (69%). Presentase infeksi HIV menurut
sampai pada bulan Maret tahun 2017 terdapat
jenis kelamin yang dilaporkan paling tinggi
545 narapida yang ditahan. Jumlah narapidana
yaitu pada jenis kelamin laki-laki (65%)
berdasarkan jenis kelamin paling banyak yaitu
(Ditjen P2P Kemenkes RI, 2016).
berjenis kelamin laki-laki yaitu 536 orang.
Kasus HIV di Provinsi Sulawesi Utara dari
Terpidana kasus narkoba berjumlah 91 orang
tahun 1997 sampai dengan bulan Desember
terdiri dari 87 laki-laki dan 4 perempuan.
tahun 2016 sebanyak 734 orang dimana paling
Jumlah kasus HIV di Lapas Klas IIA Kota
banyak terjadi pada jenis kelamin laki-laki
Manado Tahun 2016 berdasarkan data rekam
(52%) dan kelompok 20–29 (49,3%). Jumlah
medik di Lapas, menunjukkan bahwa terdapat
kasus menurut pekerjaan, paling tinggi yaitu
3 orang penderita HIV/AIDS.
pada swasta/wiraswasta dan IRT (Ibu Rumah Tangga) 183 orang. Presentase penderita HIV
METODE PENELITIAN
menurut faktor risiko paling banyak terjadi
Jenis penelitian ini yaitu penelitian dengan
pada
metode kuantitatif-kualitatif (Mixed Methods).
(13%),
heteroseksual pengguna
(76%),
homoseksual Alkohol,
Penelitian dilaksanakan di Lapas Klas IIA
Psikotropika dan Zat adiktif lain/Injecting
Kota Manado pada bulan April tahun 2017.
Drug User (NAPZA/IDU) (6%), perinatal
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh
(4%), biseksual (1%) (Dinkes Sulut, 2016).
terpidana kasus narkoba di Lapas Klas IIA
Manado
Narkotika,
satu
Kota Manado. Jumlah sampel dalam penelitian
Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Utara.
ini sebanyak 91 responden, diambil dengan
Kasus HIV/AIDS pada tahun 1997 sampai
cara total sampling.
dengan
bulan
merupakan
Desember
salah
2016
di
15
Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Utara,
HASIL DAN PEMBAHASAN
Manado menduduki urutan pertama dengan
A. HASIL
jumlah kasus HIV/AIDS terbanyak yaitu 831
Penelitian ini dilakukan di Lapas Klas IIA
penderita. Diantaranya 262 kasus dengan
Kota Manado dengan jumlah 91 responden
penderita HIV (36%) sedangkan untuk jumlah
terpidana
kasus AIDS yaitu sebanyak 569 penderita
pengambilan 2
kasus
narkoba.
data
Pada
peneliti
saat hanya
mendapatkan 54 responden karena pada
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan
saat pengambilan data hari pertama hanya
Jenis Kelamin
mendapatkan 11 orang responden dari 30
Jenis Kelamin
n
%
narapidana yang terkumpul. Kemudian
Laki-laki
53
99
Perempuan
1
1
Total
54
100
hari
kedua
hanya
mendapatkan
5
responden begitu pun hari-hari berikutnya sampai terkumpul 54 responden. Hal
Karakteristik Responden Berdasaran Umur
tersebut dikarenakan narapidana yang lain
Pada distribusi karakteristik umur, responden
tidak bersedia menjadi responden. Selain
terbanyak yaitu berumur 31-40 tahun yaitu 23
itu, waktu yang diberikan oleh pihak Lapas
(43%) respoden, sedangkan yang paling
pada peneliti hanya dua jam perhari.
sedikit yaitu responden yang berumur 61-70 tahun. Umur responden dapat dilihat pada
Begitu pula dengan pengambilan data untuk
metode
rancangan
kualitatif
pada
penelitian,
tabel berikut:
saat
Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Umur
peneliti
merancangkan bahwa akan diambil 3 orang laki-laki dan 3 orang perempuan
Umur
n
%
20-30
14
26
31-40
23
43
yang akan diwawancarai tetapi pada saat
41-50
12
22
pengambilan
peneliti
51-60
4
7
hanya mendapatkan 1 orang responden
61-70
1
2
yang berjenis kelamin perempuan. Oleh
Total
54
100
sebab
itu,
data
peneliti
kuantitatif,
memutuskan
untuk Karakteristik
mengambil 1 orang respoden perempuan dan 5
Responden
Berdasaran
Pendidikan
orang responden laki-laki yang dijadikan
Untuk karakteristik responden berdasarkan
informan.
pendidikan terakhir, yang paling banyak yaitu tamat SMA sebanyak 37 responden (68%),
Karakteristik Responden Berdasaran Jenis
sedangkan yang paling sedikit yaitu tamat
Kelamin Distribusi
responden
berdasarkan
D3/S1
jenis
sebanyak
3
responden
(6%).
Pendidikan responden dapat dilihat pada tabel
kelamin, terdapat 53 resonden (99%) berjenis
berikut:
kelamin laki-laki dari seluruh total responden. Jenis kelamin responden dapat dilihat pada tabel berikut:
3
Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan
Penggunaan Kondom
Pendidikan Terakhir
Terdapat 46 responden (85%) yang melakukan
Pendidikan
n
hubungan seks tidak menggunakan kondom.
%
Dapat dilihat pada tabel berikut:
Terakhir SD
1
2
Tabel
6.
Distribusi
responden
terkait
SMP
13
24
penggunaan kondom saat berhubungan seks.
SMA
37
68
Menggunakan
D3/S1
3
6
Kondom
Total
54
100
n
%
Ya
8
15
Tidak
46
85
Total
54
100
Responden Yang Melakukan Hubungan Seks Dapat diketahui bahwa seluruh responden
Jumlah Pasangan Seks
yang berjumlah 54 orang (100%) pernah
Dapat diketahui bahwa dari 54 responden
melakukan hubungan seksual. Dapat dilihat
(100%) yang melakukan hubungan seksual,
pada tabel berikut:
diantaranya terdapat 12 responden (22%) yang
Tabel 4. Distribusi Responden yang pernah
memiliki pasangan seks lebih dari satu. Dapat
melakukan hubungan seksual.
dilihat pada tabel berikut:
Berhubungan
n
Tabel 7. Distribusi responden terkait memiliki
%
pasangan seks lebih dari satu atau berganti-
Seks Ya
54
100
ganti pasangan.
Total
54
100
Pasangan Seks
n
%
Ya
12
22
Tidak
42
78
Total
54
100
Lebih Dari Satu Lokasi Saat Berhubungan Seks Diketahui bahwa seluruh responden (100%) melakukan hubungan seks saat berada di luar Lapas. Dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5. Distribusi responden lokasi saat
Seks Jenis Anal
berhubungan seks.
Terdapat 3 responden (6%) yang melakukan
Lokasi Saat
n
seks jenis anal. Dapat dilihat pada tabel
%
berikut:
Berhubungan
Tabel 8. Distribusi responden terkait seks jenis
Seks di luar Lapas
54
100
Total
54
100
anal.
4
Anal Seks
n
%
Ya
3
6
Tidak
51
94
Total
54
100
Frekuensi Berhubungan Seks
Tabel 11. Distribusi responden lokasi saat
Pada tabel 9 di bawah ini, menunjukkan
menggunakan narkoba.
bahwa dari 54 responden diantaranya terdapat
Lokasi Saat
26 responden (48%) yang paling banyak
Menggunakan
melakukan hubungan seks 2 kali dalam
Narkoba
seminggu. Tabel 9. Distribusi responden berdasarkan
n
%
di luar Lapas
52
100
Total
52
100
frekuensi berhubungan seks dalam seminggu. Frekuensi
n
Jenis Narkoba Yang Digunakan
%
Dapat
Behubungan Seks
diketahui
berdasarkan
tabel
12
menunjukkan bahwa dari 52 responden yang
(Seminggu) 1 Kali
5
9
2 Kali
26
48
> 2 Kali
23
43
Total
54
100
menggunakan narkoba, 21 responden (40%) diantaranya
paling
banyak
menggunakan
narkoba jenis amphetamine. Tabel 12. Distribusi responden berdasarkan jenis narkoba yang digunakan.
Responden Yang Menggunakan Narkoba
Jenis Narkoba
N
%
Diketahui bahwa dari 54 narapidana, sebagian
Amphetamine
21
40
besar (96%) terpidana kasus narkoba pernah
Methadone
5
9
2 responden (4%)
Extasi
6
12
bukan sebagai pengguna. Dapat dilihat pada
Heroin
3
6
tabel berikut:
Lainnya
17
33
Tabel 10. Distribusi responden berdasarkan
(ganja,
52
100
memakai narkoba dan
penggunaan narkoba. Memakai
lysergic acid n
%
diethylamide)
Narkoba
Total
Ya
52
96
Tidak
2
4
Total
54
100
Cara Menggunakan Narkoba Tabel
keseluruhan
bahwa
semua
menggunakkan narkoba suntik.
Presentase berdasarkan lokasi menggunakan secara
menunjukkan
responden (100%) tidak ada yang pernah
Lokasi Saat Menggunakan Narkoba
narkoba,
13
Tabel 13. Distribusi responden berdasarkan
(100%)
cara mengunakan narkoba.
menggunakan narkoba pada saat berada di luar
Cara Menggunakan Tidak disuntikkan Total
Lapas. Dapat dilihat pada tabel berikut:
5
N
%
52
100
52
100
Responden Yang Memiliki Tato
Alasan Melakukan Hubungan Seksual
Dapat diketahui bahwa dari 54 responden
Melalui wawancara tambahan diketahui bahwa
terdapat 32 responden (59%) yang memiliki
responden
tato. Dapat dilihat pada tabel berikut ini:
karena nikmat, keinginan, napsu, kebutuhan,
Tabel 14. Distribusi yang memiliki tato.
cinta dan merasa diri normal bila berhubungan
Memiliki Tato
n
%
seksual. Hal ini dapat dilihat pada kutipan
Ya
32
59
wawancara berkikut :
Tidak
22
41
“yang jelas, yang pertama kebutuhan. Kita
Total
54
100
rasa itu noh” (SA, 42 th)
melakukan
hubungan
seksual
(yang jelas, itu merupakan kebutuhan. Saya Lokasi Saat Membuat Tato
rasa seperti itu)
Pada tabel 15 menunjukkan bahwa 32 orang
“sadap noh.. Tidak ada cuma sadap” (AH,
yang memiliki tato, mereka membuat tato
43 th)
tersebut saat berada di luar Lapas.
(nikmat.. Tidak ada lain selain nikmat)
Tabel 15. Distribusi responden berdasarkan
“normal” (MR, 24 th)
lokasi saat mereka membuat tato.
(normal)
Lokasi
n
%
“karna kiapa kang.. Sayang noh berupa
Pembuatan
cinta” (DP, 28 th)
Tato
(karena apa ya. sayang berupa cinta)
di luar Lapas
32
100
“karna napsu noh” (SH, 33 th)
Total
32
100
(ya, karena napsu) “karna keinginan, ehh.. Cuma keinginan”
Jarum Yang Digunakan Untuk Membuat
(BR, 23 th)
Tato
(karena keinginan, hanya keinginan)
Berdasarkan tabel 16 dapat diketahui bahwa dari 32 responden (100%) yang memiliki tato,
Alasan Tidak Menggunakan Kondom
mengetahui bahwa jarum yang digunakan
Hasil
untuk membuat tato tersebut adalah jarum
menggunakan kondom karena merasa tidak
yang baru.
nikmat, ingin mempunyai keturunan, kendala
Tabel 16. Distribusi responden terpidana
waktu untuk membeli dan merasa dirinya
berdasarkan jarum yang digunakan.
setia. Hal ini dapat dilihat pada kutipan
Jarum Yang
n
%
wawancara
terkait
alasan
tidak
wawancara berikut :
Digunakan
“nda bagus kalo pake kondom.. Untuk
Baru
32
100
mendapatkan turunan” (AH, 43 th)
Total
32
100
(tidak baik kalau memakai kondom.. Untuk mendapatkan keturunan) “tidak enak noh..” (MR, 24 th) 6
(tidak nikmat)
shabu dan heroin. Di Sulawesi Utara cepat
“karna memang Cuma dia noh.. Nda ada
sekali dengan cara berbisnis barang ini,
pikiran mo apa deng orang laeng” (DP, 28
cepat sekali untuk mendapatkan uang dan
th)
wanita)
(karena memang hanya dia.. Tidak ada
“suka mo rasa lebih deng nikmati yang
pikiran untuk melakukan dengan yang lain)
laeng” (AH, 43 th)
“ingin punya keturunan” (SH, 33 th)
(ingin merasakan yang lebih dan menikmati
(ingin mempunyai keturunan)
yang lain)
“ehh.. Waktu mungkin, masih mo pi beli
“ganti pasangan karna so putus deng
lagi” (BR, 23 th)
maitua, mencari sensasi baru” (MR, 24 th)
(ehh.. Mungkin waktu, karena masih perlu
(ganti pasangan karena sudah putus dengan
untuk membeli lagi)
pacar, mencari sensasi baru) “banya istri, bagitu noh suka cari gairah
Alasan Berganti-ganti Pasangan
laeng” (SH, 33 th)
Hasil wawancara tambahan dapat diketahui
(banyak istri, seperti itu ingin mencari
bahwa mereka memiliki pasangan seks lebih
gairah lain)
dari satu atau berganti-ganti pasangan karena sudah
tidak
menjalin
hubungan
“karna so putus deng satu” (BR, 23 th)
dengan
(karena sudah putus dengan yang satu)
pasangan sebelumnya, mencari gairah lain atau ingin menikmati yang lain, mencari
Seks Jenis Anal
sensasi
Hasil wawancara tambahan diketahui bahwa
baru,
serta
dipengaruhi
oleh
lingkungan sekitar pengguna narkoba sehingga
responden
mempunyai akses yang lebih mudah untuk
dipengaruhi sering menonton film pornografi,
mendapatkan wanita. Hal ini dapat dilihat pada
ingin mencari inovasi baru dan merasa bosan
kutipan wawancara berikut :
melakukan vaginal seks. Hal ini dapat dilihat
“begini eh, dunia narkoba ini kan hidup
melakukan
anal
seks
karena
pada kutipan wawancara berikut :
dengan lawan jenis. Oleh karna itu, apalagi
“apa ee.. Kalo mo bilang inovasi, mungkin
kalo kita hampir semua jenis narkoba kita
torang so bosan deng barang tu dia kong
pake. Cuma, kalo yang sering kita pake
mo coba hal baru” (SA, 42 th)
shabu deng heroin. Di Sulawesi Utara cepat
(apa yaa.. kalau mau dikatakan ya inovasi,
skali deng cara babisnis barang ini, cepat
mungkin kita sudah bosan dengan barang
skali mo dapa doi deng parampuang” (SA, 42
seperti itu kemudian ingin mencoba hal
th)
yang baru)
(begini ya, dunia narkoba ini hidup dengan
“karna ja ba uni film” (BR, 23 th)
lawan jenis. Oleh karena itu, apalagi kalau
(karena sering menonton film)
saya hampir semua jenis narkoba, saya pakai. Tapi, kalau yang sering saya pakai 7
Alasan Menggunakan Narkoba
“itu mungkin buat orang manado sebuah
Hasil wawancara tambahan pada responden
seni. Deng lain lagi kalo untuk daerah lain”
yang
menggunakan
menggunakan
narkoba
mengaku
(SA, 42 th)
karena
memiliki
(mungkin
narkoba
itu
untuk
orang
manado
masalah pribadi, untuk kerja, menghilangkan
merupakan seni. Dan lain lagi kalau untuk
stres, merasa enak, serta merasa sehat. Bahkan
daerah lain)
ada juga yang mengatakan bahwa dengan
“cuma ikut-ikutan saja” (AH, 43 th)
menggunakan narkoba, bisa mendapatkan
(hanya ikut-ikutan saja)
uang. Hal ini dapat dilihat pada kutipan wawancara berikut :
“seni” (SH, 33 th)
“yang pertama untuk kerja, itu yang pasti”
(seni)
(SA, 42 th)
“seni” (BR, 23 th)
(yang pertama untuk kerja, yang pasti
(seni)
seperti itu) B. PEMBAHASAN “enak, bisa mendapatkan uang” (AH, 43 th)
Hasil
(nikmat, boleh mendapatkan uang)
responden dengan jenis kelamin laki-laki
“dipengaruhi oleh lingkungan, ada masalah
merupakan responden yang paling banyak
pribadi” (MR, 24 th)
dalam penelitian ini yaitu sebanyak (99%). Pada
(dipengaruhi oleh lingkungan, mempunyai bergaul,
ini
distribusi
menujukkan
bahwa
karakteristik
umur,
responden terbanyak yaitu berumur 31-40
masalah pribadi) “salah
penelitian
deng
mo
rasa
tahun yaitu 23 (43%) respoden, sedangkan
noh
yang paling sedikit yaitu responden yang
bagimana, dengan nakal” (DP, 28 th)
berumur 61-70 tahun.
(salah bergaul, dengan ini merasakan
Untuk karakteristik responden berdasarkan
seperti apa, dan nakal) “karna menghilangkan stress, sehat, Cuma
pendidikan terakhir, yang paling banyak yaitu
itu” (BR, 23 th)
tamat SMA sebanyak 37 responden (68%), sedangkan yang paling sedikit yaitu tamat
(karena ingin menghilangka stress, sehat,
D3/S1 sebanyak 3 responden (6%).
hanya itu)
Perilaku Seksual Berisiko HIV/AIDS
Alasan Membuat Tato
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di
Hasil wawancara tambahan bahwa responden
Lapas Klas IIA Kota Manado Tahun 2017
yang memiliki tato atau membuatkan tato di tubuh
karena
ikut-ikutan.
Tetapi,
terdapat 54 narapidana (100%) kasus narkoba
pada
yang pernah melakukan hubungan seksual
umumnya mengaku bahwa tato itu merupakan
sebelum
seni. Hal ini dapat dilihat pada kutipan
di
Lapas.
Hal
ini
mungkin
dipengaruhi oleh sistem keamanan oleh karena
wawancara berikut : 8
itu tidak ada narapidana kasus narkoba yang
dengan berhubungan seks yang berganti-ganti
melakukan hubungan seksual selama di Lapas.
pasangan.
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil
Adapun perilaku berisiko lainnya yang
penelitian di Lapas Kerobokan Bali (2009)
dapat menularkan HIV/AIDS yaitu anal seks.
yang dilakukan oleh Hartawan, dkk didukung
Data yang telah diperoleh dari 54 responden
oleh Komisi Penanggulangan AIDS Nasional
(100%) yang melakukan hubungan seks,
menunjukan bahwa terdapat perilaku berisiko
terdapat
tertular HIV/AIDS di Lapas karena sebanyak 7
hubungan seksual berisiko terkait anal seks.
(3%)
yang
Menurut Katiandagho (2015) risiko pada seks
diwawancarai mengaku pernah melakukan
anal lebih besar untuk tertular HIV/AIDS
hubungan seks selama tinggal di Lapas oleh
dibandingan dengan hubungan seksual oral.
dari
total
230
responden
3
responden
(6%)
melakukan
sebab itu dikatakan berbeda. Penelitian ini
Untuk frekuensi berhubungan seksual
juga yang menjadi sampelnya hanya terpidana
dalam seminggu dari 54 responden yang
kasus narkoba sedangkan penelitian
melakukan hubungan seksual diantaranya 23
yang
dilakukan oleh Hartawan, dkk yang menjadi
responden
(43%)
melakukan
hubungan
sampelnya yaitu semua narapidana di Lapas
seksual >2 kali, 26 responden (48%) yang
Kerobokan dengan menggunakan
metode
melakukan hubungan seksual 2 kali dalam
pengambilan data melalui angket terhadap 200
seminggu, dan 5 responden (9%) yang
warga binaan yang telah dipilih secara acak
melakukan hubungan seksual dalam seminggu.
sistematik dari daftar populasi.
Hasil wawancara tambahan pada responden
Salah perilaku berisiko tertular HIV/AIDS
yang melakukan hubungan seksual, mengaku
yaitu melakukan hubungan seksual tanpa
bahwa melakukan hubungan seksual karena
menggunakan kondom. Diantara 54 responden
merasa nikmat, keinginan, kebutuhan, cinta
(100%) yang melakukan hubungan seksual
dan merasa diri normal bila berhubungan
terdapat
melakukan
seksual. Adapun yang mengaku berhubungan
menggunakan
seksual tanpa menggunakan kondom karena
kondom. Sementara itu menurut (Gunung k,
mereka merasa tidak nikmat, ingin mempunyai
Sumantera M. dkk, 2003) menjelaskan bahwa
keturunan, kendala waktu untuk membeli
cara penularan HIV/AIDS yaitu melalui
kondom serta merasa dirinya setia. Selain itu,
hubungan
untuk alasan terkait berganti-ganti pasangan
8
hubungan
responden seksual
seksual
(15%)
tanpa
tanpa
menggunakan
kondom.
atau memiliki pasangan seks lebih dari satu
Selain itu, terdapat sebagian responden 12 (22%) berisiko
yang yaitu
melakukan
hubungan
berganti-ganti
karena sudah tidak menjalin hubungan dengan
seks
pasangan sebelumnya, mencari gairah lain
pasangan.
atau ingin menikmati yang lain, mencari
Menurut Katiandagho (2015) salah satu faktor
sensasi
baru,
yang berisiko untuk tertular HIV/AIDS yaitu
lingkungan
serta
sekitar
dipengaruhi narkoba
oleh
sehingga
mempunyai akses yang lebih mudah untuk 9
mendapatkan wanita. Begitu pun dengan
berada di Lapas. Mungkin hal ini dipengaruhi
perilaku seksual berisiko terkait anal seks
oleh sistem keamanan masing-masing lapas.
mengaku bahwa melakukan anal seks karena
Berdasarkan cara penggunaan narkoba
pengaruh menonton film pornografi, ingin
terdapat
52
responden
(100%)
yang
mencari inovasi baru dan merasa bosan bila
menggunakan narkoba dengan cara tidak
melakukan vaginal seks.
disuntikkan. Itu tidak memiliki risiko untuk tertular HIV/AIDS. Berdasarkan jenis yang
Perilaku Penggunaan Narkoba Suntik
paling banyak digunakan yaitu narkoba jenis
Hasil penelitian yang dilakukan di Lapas Klas
amphetamine (40%) sedangkan yang paling
IIA Kota Manado Tahun 2017 menunjukan
sedikit digunakan yaitu narkoba jenis heroin
bahwa terdapat 52 responden (96%) dari 54
(6%). Menurut (UNESCO, 2012) dalam buku
responden yang pernah menggunakan narkoba.
yang berjudul Infeksi Menular Seksual dan
Responden tersebut menggunakan narkoba
HIV/AIDS mengemukakan bahwa pengguna
sebelum di berada di Lapas. Sedangkan untuk
narkoba suntik merupakan salah satu faktor
jenis narkoba yang digunakan diantaranya
risiko untuk tertular HIV/AIDS karena jarum
terdapat
yang
yang digunakan, merupakan jarum yang sudah
menggunakan narkoba jenis amphetamine, 5
digunakan sebelumnya oleh orang lain atau
responden (9%) yang menggunakan narkoba
bergantian satu sama lain.
jenis
21
responden
methadone,
menggunakan
6
(40%)
responden
narkoba
jenis
(12%)
extasi,
Hasil wawancara tambahan mengenai
3
alasan menggunakan narkoba, para responden
responden (6%) menggunakan narkoba jenis
terpidana
heroin, dan yang menggunakan narkoba jenis
menggunakan
lain (ganja, lysergic acid diethylamide) yaitu
masalah pribadi, untuk kerja, menghilangkan
17 responden (33%). Hasil penelitian ini ada
stress, merasa enak, serta merasa dirinya sehat
perbedaan dengan hasil penelitian di Lapas
kalau
Kerobokan
mndapattkan uang.
Bali
yang
dilakukan
oleh
kasus
narkoba
narkoba
menggunakan
mengaku
karena
memiliki
narkoba
serta
bisa
penelitian
yang
telah
Hartawan, dkk (2009). Perbedaannya yaitu Pembuatan Tato
hasil penelitian yang dilakukan oleh Hartawan,
Berdasarkan
dkk hanya menggunakan metode kuantitatif
hasil
dilakukan di Lapas Klas IIA Kota Manado
dan menunjukkan bahwa terdapat responden
terkait pembuatan tato yang berisiko. Hasil
yang menggunakan narkotika dengan cara
penelitian ini menunjukan bahwa terdapat
suntik saat berada di Lapas sedangkan
responden yang memiliki tato sebanyak 32
penelitian ini menggunakan mixed methods
responden
dan tidak terdapat narapidana di Lapas Klas
(59%).
Berdasarkan
lokasi
pembuatan tato secara keseluruhan responden
IIA yang berisiko tertular HIV/AIDS terkait
tersebut, membuat tato saat berada di luar
penggunaan narkoba suntik saat mereka
lapas. Untuk jarum yang digunakan membuat 10
tato, seluruh reponden tersebut menggunkan
menggunakan kondom saat berhubungan
jarum yang baru. Hal ini mungkin dipengaruhi
seks,
oleh sistem keamanan lapas yang ketat oleh
melakukan anal seks
sebab itu tidak terdapat narapidana kasus
berganti-ganti
2. Tidak
narkoba membuat tato saat berada di lapas.
terdapat
pasangan,
perilaku
dan
berisiko
HIV/AIDS terkait penggunaan narkoba
Hasil penelitian yang dilakukan di Lapas
suntik.
Kelas IIA Kendari oleh (Sari, M, dkk 2016)
3. Tidak
berbeda dengan hasil penelitian ini karena
terdapat
perilaku
berisiko
HIV/AIDS terkait pembuatan tato.
hasil penelitian oleh sari, m dkk menujukkan
4. Narapidana kasus narkoba melakukan
terdapat 27 narapidana (48%) yang membuat
hubungan seks karena nikmat, keinginan,
tato saat berada di Lapas. Sedangkan hasil
kebutuhan, cinta dan merasa diri normal.
penelitian ini tidak terdapat narapidana kasus
Alasan
tidak
narkoba di Lapas Klas IIA Kota Manado yang
karena
merasa
membuatkan tato selama berada di Lapas
mempunyai keturunan, kendala waktu
malainkan mereka membuatkan tato pada saat
serta merasa dirinya setia. Sebagian
sebelum berada di Lapas. Mungkin ini salah
responden yang berganti-ganti pasangan
satu dipengaruhi oleh faktor keamanan di
atau memiliki pasangan seks lebih dari
Lapas Kendari yang belum terlalu ketat.
satu karena ingin mencari gairah lain,
Sementara
itu
menurut
tidak
kondom
nikmat,
ingin
yang
sudah tidak menjalin hubungan dengan
dikemukakan oleh UNESCO (2012) yang
pasangan sebelumnya, mencari sensasi
didukung
baru, serta dipengaruhi oleh lingkungan
oleh
Kependudukan
dan
teori
menggunakan
BKKBN
(Badan
Keluarga
Berencana
sekitar
pengguna
narkoba
sehinggaa
Nasional) menjelaskan bahwa mereka yang
mempunyai akses yang lebih mudah untuk
menggunakan
mendapatkan
wanita. Melakukan anal
bergantian, misalnya jarum tato, jarum tindik,
seks
sering
peralatan pencet jerawat yang tidak disterilkan
pornografi, ingin mencari inovasi baru dan
merupakan salah satu faktor yang berisiko
merasa bosan bila melakukan vaginal seks.
alat
tajam/suntik
secara
karena
menonton
film
menularkan atau tertular HIV/AIDS. SARAN
Alasan mereka berdasarkan wawancara
1. Kepada pihak Lapas Klas IIA Kota
tambahan terkait membuatkan tato di tubuh,
Manado agar menjalin kerjasama dengan
pada umumnya mereka mengaku karena
Instansi Kesehatan dalam rangka untuk
merasa bahwa tato merupakan seni dan ada
melakukan penyuluhan mengenai perilaku
juga karena ikut-ikutan.
seksual, serta berisiko
KESIMPULAN
mengingat
1. Terdapat perilaku berisiko HIV/AIDS
tertular perilaku
berada di Lapas.
terkait perilaku seksual diantaranya tidak 11
perilaku lainnya HIV/AIDS mereka
yang karena
sebelum
Lembaga
Konselor Bekerja Sama dengan Yayasan
Pemasyarakatan Klas IIA Kota Manado
Praja dan Yayasan Burnet Indonesia di
sangat penting dan untuk itu pengawasan
dukung oleh Australia NGO Cooperation
terhadap narapidana dipertahankan dan
Program.
2. Peran
petugas
di
Hartawan G, Sawitri S, Septarini W. 2009.
lebih ditingkatkan.
3. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin
Survei Perilaku Berisiko dan Perilaku
melakukan penelitian serupa, diharapkan
Pencegahan Terinfeksi HIV di Lapas
pada
Kerobokan, Denpasar, Bali yang didukung
penelitian
selanjutnya
dapat
memperkaya variabel penelitian yang
oleh
Komisi
Penanggulangan
AIDS
diteliti dan agar hasil penelitian tersebut
Nasional.
dapat lebih baik lagi.
(http://www.aidsindonesia.or.id/repo/SUR
(Online).
VEILAPASKEROBOKANUDAYANA.p df, diakses 13 Maret 2017)
DAFTAR PUSTAKA
Katiandagho D. 2015. Epidemiologi HIV-
Centers for Disease Control and Prevention.
AIDS. Bogor : In Media.
2016b. Can I get HIV From Injecting Drugs.
Sari M, Yuniar N, Jafriati. 2016. Analisis
(Online).
(http://www.cdc.gov/hiv/basics/transmissi
Perilaku
Berisiko
on.html, diakses 13 Maret 2017)
Immunodeficiency
Tertular Virus
/
Human Acquired
2016.
Immuno Deficiency Syndrome (HIV/AIDS)
Pencegahan Masalah Kesehatan Dinas
Pada Terpidana Kasus Narkoba di Lapas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara.
Klas
Dinas
Kesehatan
Prov.
Sulut.
Perkembangan
Indonesia
HIV-AIDS
Juli-September.
Kota
Kendari
(Online).
.(http:ojs.uho.ac.id/indeks.php/JIMKESM
Ditjen P2P, Kemenkes RI. 2016. Laporan Siuasi
IIA
AS/article/view/1255.pdf,
di
diakses
13
Maret 2017).
(Online).
(http://www.aidsindonesia.or.id/list/7/Lap
UNESCO, 2012. Infeksi Menular Seksual dan
oran-Menkes.pdf, diakses 13 Maret 2017)
HIV/AIDS. Buku Suplemen Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi. Jakarta
Febrian H. 2010. Gambaran Perilaku Seks Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Muara Padang.
(Online).
(http:repository.nand.ac.id/18036/1/GAM BARAN%20PERILAKU%20PERILAKU %20SEKS%20NARAPIDANA%20DI%2 0LEMBAGA%20PEMASYARAKATAN %20KELAS%20II%20MUARA%20PAD ANG.pdf, diakses 13 maret 2017). Gunung K, Sumantera M, Sawitri S, dan Wirawan
D,
2003.
Buku
Pegangan 12