HUBUNGAN ANTARA SANITASI DASAR DENGAN TINGKAT KEPADATAN LALAT DI RUMAH MAKAN PASAR TUMINTING KOTA MANADO Annisa Muthmainna Kasiono*, Jootje M. L. Umboh*, Harvani Boky* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
ABSTRAK Sanitasi dasar yaitu sanitasi minimum yang diperlukan untuk menciptakan lingkungan rumah makan yang bersih dan sehat, serta memenuhi syarat kesehatan. Lingkungan merupakan salah satu faktor penting dalam menekan perkembangbiakan bibit penyakit lewat vektor. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara sanitasi dasar dengan tingkat kepadatan lalat di rumah makan Pasar Tuminting Kota Manado. Penelitian ini menggunakan survey analitik dengan rancangan cross sectional study yang dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2016. Populasi adalah seluruh rumah makan yang ada di Pasar Tuminting Kota Manado, sampel dalam penelitian ini adalah total populasi yang berjumlah 30 rumah makan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan Checklist dan fly grill untuk mengukur tingkat kepadatan lalat. Hasil penelitian secara statistik berdasarkan hasil uji chi square menunjukkan pembuangan tinja dengan tingkat kepadatan lalat (p = 0,631 > 0,05), pengelolaan sampah dengan tingkat kepadatan lalat (p = 0,000 < 0,05) dan saluran pembuangan air limbah (SPAL) dengan tingkat kepadatan lalat (p = 0,000 < 0,05). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pembuangan tinja (jamban) dengan tingkat kepadatan lalat. Terdapat hubungan antara pengelolaan sampah dengan tingkat kepadatan lalat dan terdapat hubungan antara SPAL dengan tingkat kepadatan lalat. Saran untuk pemilik rumah makan agar lebih memperhatikan lagi fasilitas sanitasi rumah makan seperti pembuangan tinja, pengelolaan sampah, dan saluran pembuangan air limbah (SPAL). Terutama untuk pengelolaan sampah dan SPAL karena kurang memenuhi syarat kesehatan dan terdapat banyak lalat di lokasi tersebut. Kata kunci : Pembuangan Tinja (jamban), Pengelolaan Sampah, SPAL, Kepadatan Lalat. ABSTRACT The basic sanitation is the minimum sanitary which needed to create the clean and healthy environment of restaurants, as well as qualified health. Environment is one of the important factors in suppressing the proliferation of germs via vectors. The purpose of this study was to determine the relationship between basic sanitation with the density of flies in the restaurants of Tuminting Market, Manado City. This study uses the analytic survey with cross sectional study conducted in July-August 2016. The population was the entire restaurants in Tuminting Market, Manado City, the sample in this study was a total population of 30 restaurants. The data collection was done by using the Checklist and fly grill measure the density of flies. The results of the study are statistically based on the chi-square test showed fecal disposal with the density of flies (p = 0,631 > 0.05), waste management with the density of flies (p = 0,000 < 0,05) and sewerage (SPAL) with the density of flies (p = 0,000 < 0,05). From the results of this study concluded that there was no correlation between excreta disposal (latrine) with a density of flies. There was a relationship between waste management with the density of flies and there was a relationship between SPAL with the density of flies. Suggestion for homeowners of restaurants to pay more attentions to the facilities of restaurant sanitation such as excreta disposal, solid waste management and sewerage (SPAL). Especially for waste management and SPAL because there are a lot of flies in the area. Keywords: Feces Disposal (latrine), Waste Management, SPAL, Density of Flies
1
PENDAHULUAN Rumah
makan dan restoran dalam
dan
sehat,
serta
memenuhi
syarat
menjalankan usahanya harus memenuhi
kesehatan yang menitik beratkan pada
persyaratan higiene sanitasi. Menurut
pengawasan berbagai faktor lingkungan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik
yang mempengaruhi derajat kesehatan
Indonesia Nomor 1098/Menkes/SK/VII/
manusia.
2003
tentang
persyaratan
higiene
Lalat
adalah
serangga
yang
sanitasi rumah makan dan restoran yaitu
termasuk Insekta Ordo Diptera yang
terdiri
dan
ditandai sepasang sayap. Berkembang
bangunan, fasilitas sanitasi seperti air
biak dengan metamorfosis sempurna
bersih, dapur, ruang makan, gudang
dari telur, larva, pupa dan dewasa
makanan, bahan makanan dan makanan
(Sarudji, 2006). Lalat lebih banyak
jadi,
bergerak
dari persyaratan lokasi
pengolahan
penyimpanan
makanan,
bahan
tempat
makanan
dan
menggunakan
(terbang).
Oleh
sayapnya
karena
itu
daerah
makanan jadi, penyajian makanan, dan
jelajahnya cukup luas. Berbagai jenis
peralatan yang digunakan.
famili
Faktor
penting
penting
dipermukiman
rumah
antara lain adalah Muscidae (berbagai
makan yang harus dijaga kebersihannya
jenis lalat rumah, lalat kandang, lalat
yaitu higiene dan sanitasi rumah makan
tanduk), Calliphoridae (berbagai jenis
tersebut. Higiene yaitu segala usaha
lalat hijau) dan Sarcophagidae (berbagai
untuk
jenis lalat daging). Penyakit yang dapat
melindungi,
dalam
yang
memelihara
dan
mempertinggi derajat kesehatan badan
ditimbulkan
dan jiwa, baik untuk umum, maupun
Disentri, Diare, Thypoid, Cholera, dan
untuk perseorangan. Sanitasi merupakan
kasus kecacingan pada manusia dan
salah satu komponen dari kesehatan
hewan. Penyakit tersebut disebabkan
lingkungan,
karena sanitasi lingkungan yang buruk.
yaitu
perilaku
yang
oleh
diantaranya
disengaja untuk membudayakan hidup
Patogen
bersih
manusia
dibawah oleh lalat berasal dari berbagai
bersentuhan langsung dengan kotoran,
sumber seperti kotoran manusia, sisa-
dengan harapan dapat menjaga dan
sisa
meningkatkan
sampah, dan sumber-sumber kotoran
untuk
mencegah
kesehatan
manusia
(Mundiatun dan Daryanto, 2015). Sanitasi minimum
dasar
yang
yaitu
diperlukan
penyakit
lalat
kotoran,
yang
tempat
biasanya
pembuangan
lainnya (Sucipto, 2011).
sanitasi
Hasil penelitian yang dilakukan
untuk
oleh
menciptakan lingkungan yang bersih
Budiman,
(2015)
didapatkan
tingkat kepadatan populasi lalat pada
2
tempat sampah di kantin beberapa SMA
METODE PENELITIAN
Kota Manado, jumlah kepadatan lalat
Penelitian
jenis lalat rumah (Musca domestica)
penelitian analitik dengan rancangan
yaitu 67 ekor dengan rata-rata populasi
cross
4,46 per kantin. Berdasarkan hasil
pengumpulan data dilakukan sekaligus
penelitian Mafazah, (2013) di wilayah
pada suatu saat (point time approach).
kerja Puskesmas Purwoharjo Kabupaten
Artinya tiap subjek penelitian hanya
Pemalang,
diketahui
diobservasi sekali saja (Notoatmodjo,
bahwa lalat merupakan salah satu vektor
2012). Penelitian ini dilakukan di rumah
penyakit pada sistem pencernaan yang
makan Pasar Tuminting Kota Manado
memiliki tempat perindukan ditempat-
pada bulan Juli-Agustus 2016. Populasi
tempat sampah, bahwa ada hubungan
penelitian ini adalah seluruh rumah
antara sarana tempat sampah dengan
makan yang ada di Pasar Tuminting
kejadian diare pada balita. Ada 75%
yang berjumlah 30 rumah makan.
responden
personal
Sampel dalam penelitian ini adalah total
higiene kurang baik memiliki balita
populasi yaitu seluruh rumah makan
dengan riwayat diare.
yang berada di Pasar Tuminting Kota
sebagaimana
yang
memiliki
ini
mengunakan
sectional
study,
di
jenis
mana
Rumah makan yang berada di
Manado yang berjumlah 30. Data yang
pasar tradisional sebagian besar masih
diperlukan dalam penelitian ini yaitu
belum mengetahui betul persyaratan
data primer dan data sekunder. Data
higiene sanitasi yang erat hubungannya
primer diperoleh dengan menggunakan
dengan kesehatan. Pengusaha rumah
metode observasi, wawancara, checklist,
makan
dalam
serta
hanya
kepadatan lalat menggunakan fly grill.
mementingkan segi komersial saja dan
Data sekunder diperoleh dari PD Pasar
kurang
persyaratan
Kota Manado, dan jurnal-jurnal yang
peraturan tentang kesehatan dan sanitasi
terkait dengan penelitian ini. Instrument
tempat umum (Mukono, 2004).
pengumpulan
pada
menyelenggarakan
umumnya usahanya
memperhatikan
pengukuran
data
terhadap
yang
tingkat
digunakan
Tujuan dari penelitian ini untuk
dalam penelitian ini adalah Lembar
mengetahui hubungan antara sanitasi
check list, untuk melihat sanitasi dasar
dasar dengan tingkat kepadatan lalat di
rumah makan yang ada
rumah makan pasar tuminting kota
Tuminting
Kota
manado.
mengukur
tingkat
Manado. kepadatan
menggunakan Fly grill.
3
di Pasar Untuk lalat
Setelah dilakukan,
penelitian
nantinya
selesai
data-data
saluran pembuangan air limbah (SPAL)
yang
dan tingkat kepadatan lalat.
diperoleh akan diolah. Setiap sampel
Pada umumnya dalam analisis ini
yang diperoleh dari check list akan
hanya menghasilkan distribusi frekuensi
diberikan cooding (pengkodean). Untuk
dan
data yang diperoleh dari check list akan
Analisis bivariat merupakan analisis
direkap dan di sajikan dalam bentuk
yang
tabel. Dan untuk data pengukuran
kemungkinan adanya hubungan antara
kepadatan lalat akan di cari rata-rata.
variabel
Setelah memperoleh hasil rekap dan
independen
rata-rata dari pengukuran tersebut maka
hubungan antara sanitasi dasar dengan
data akan dimasukkan ke dalam laporan
tingkat kepadatan lalat di rumah makan
(entry data).
Pasar Tuminting Kota Manado. Analisis
Langkah
dari
digunakan
tiap
untuk
dependen yang
variabel.
melihat
dan dalam
variabel hal
ini
setelah
bivariat ini menggunakan uji Chi Square
proses pengolahan data adalah proses
dengan α = 0,05 dan dasar pengambilan
analisis
data
keputusan hipotesis didasarkan pada:
menggunakan
Jika nilai p > α (0,05) maka Ho diterima
program SPSS. Analisis data yang
dan jika nilai p < α (0,05) maka Ho
dilakukan
yaitu
analisis
ditolak (Hastono, 2006).
bertujuan
untuk
menjelaskan
dilakukan
data.
selanjutnya
presentase
Proses
analisis
dengan
mendeskripsikan
univariat
setiap
HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk
Berdasarkan hasil pengumpulan data
dari
yang dilakukan peneliti, jumlah rumah
variabel sanitasi dasar rumah makan
makan yang dilakukan penelitian yaitu
yang terdiri dari tempat pembuangan
sebanyak 30 rumah makan.
variabel
karakteristik
atau
penelitian.
menggambarkan
Yaitu
karakteristik
tinja (jamban), pengelolaan sampah, Tabel 1. Hubungan Antara Pembuangan Tinja (jamban) dengan Tingkat Kepadatan Lalat Pembuangan Tinja (jamban) Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi Syarat Total
Tingkat Kepadatan Lalat Rendah Tinggi Total n % n % n % 9 30,0 7 23,3 16 53,3 10 33,3 4 13,3 14 46,7 19 63,3 11 36,7 30 100
p value
p = 0,631
Hasil analisis bivariat pada penelitian ini
tinja (jamban) dengan tingkat kepadatan
tentang hubungan antara pembuangan
lalat dengan menggunakan uji Chi
4
Square
probabilitas
Apabila pemilik rumah makan
0,631. Nilai p value lebih besar dari
tidak menjaga kebersihan toiletnya maka
pada tingkat kesalahan yaitu 0,05. Dapat
akan menimbulkan penyakit kepada
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
pemiliknya.
antara
diperoleh
nilai
pembuangan
tinja
(jamban)
Bahaya terhadap kesehatan yang
dengan tingkat kepadatan lalat.
dapat ditimbulkan akibat pembuangan
Dari hasil yang didapatkan bahwa tidak
adanya
kotoran
secara
tidak
baik
adalah
hubungan
antara
pencemaran tanah, pencemaran air, dan
(jamban)
dengan
perkembangbiakan lalat. Sementara itu,
karena
penyakit-penyakit yang dapat terjadi
pembuangan tinja/jamban yang ada di
akibat keadaan diatas antara lain, tifoid,
rumah makan Pasar Tuminting Kota
disentri, diare, kolera, penyakit cacing
manado telah memenuhi persyaratan
dan
jamban sehat yakni sudah dibuat lubang
gastrointestinal
penampungan kotoran paling sedikit
kotoran manusia yang baik merupakan
berjarak 10 meter dari sumber air, tidak
hal yang mendasar bagi keserasian
berbau, tersedia air yang cukup, tidak
lingkungan (Chandra, 2006).
pembuangan tinja tingkat
kepadatan
lalat,
beberapa
penyakit lain.
infeksi
Pembuangan
berhubungan langsung dengan dapur, dan menggunakan jenis jamban leher angsa. Tabel 2. Hubungan Antara Pengelolaan Sampah dengan Tingkat Kepdatan Lalat Tingkat Kepadatan Lalat Pengelolaan Sampah Rendah Tinggi Total p value n % n % n % Memenuhi Syarat 12 40,0 5 16,7 17 56,7 Tidak Memenuhi Syarat 0 0,0 13 43,3 13 43,3 Total 12 40,0 18 60,0 30 100 p = 0,000 Hasil analisis bivariat pada penelitian ini
Dari hasil yang didapatkan yaitu
tentang hubungan antara pengelolaan
adanya hubungan antara pengelolaan
sampah dengan tingkat kepadatan lalat
sampah dengan tingkat kepadatan lalat,
diperoleh nilai p value 0,000 lebih kecil
karena pengelolaan sampah di rumah
dari pada tingkat kesalahan yaitu 0,05.
makan Pasar Tumingting Kota Manado
Yang berarti bahwa ada hubungan antara
masih belum memenuhi syarat, dilihat
pengelolaan sampah dengan tingkat
dari kebanyakan rumah makan memiliki
kepadatan lalat.
tempat sampah yang terbuat dari bahan yang tidak kedap air dan terbuka, tidak
5
kuat dan mudah bocor. Ada rumah
tempat/ruang
makan yang tidak memakai kantong
sampah, sampah sudah harus dibuang
plastik untuk sisa
tidak
dalam waktu 24 jam, tersedia tempat
tersediannya tempat sampah pada setiap
pengumpul sementara yang terlindung
ruangan yang memproduksi sampah dan
dari seranga, tikus atau hewan lain dan
tidak tersediannya tempat pengumpulan
terletak di tempat yang mudah dijangkau
sampah sementara. Hal ini disebabkan
oleh kendaraan pengangkut sampah.
makanan,
yang
memproduksi
karena kurang pedulinya pemilik rumah
Pengelolaan sampah yang kurang
makan dalam menjaga kebersihan rumah
baik akan menjadikan sampah sebagai
makan sehingga didapatkan banyak lalat
tempat
di lokasi tersebut.
penyakit,
Berdasarkan Keputusan Menteri
perkembangbiakan seperti
lalat
atau
vektor tikus
(Chandra, 2006). Jika sampah tidak
Kesehatan RI Nomor (1098/Menkes/
dibuang dengan benar
SK/VII/2003),
persyaratan
menjadi masalah kesehatan lingkungan
higiene sanitasi pada rumah makan dan
yang besar karena dapat menimbulkan
restoran tempat sampah harus dibuat
bau
dari bahan kedap air, tidak mudah
Sampah memiliki
berkarat, mempunyai tutup dan memakai
penyakit yang dapat menyebar ke orang,
kantong plastik khusus untuk sisa-sisa
yang ditularkan oleh lalat (Rejeki,
bahan makanan dan makanan jadi yang
2015).
tentang
paling
tidak
maka
akan
menyenangkan. kuman penyebab
cepat membusuk, tersedia pada setiap Tabel 3. Hubungan Antara Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) dengan Tingkat Kepadatan Lalat Tingkat Kepadatan Lalat Saluran Pembuangan Air Rendah Tinggi Total Limbah (SPAL) p value n % n % n % Memenuhi Syarat 15 50,0 5 16,7 20 66,7 Tidak Memenuhi Syarat 0 0,0 10 33,3 10 33,3 Total 15 50,0 15 50,0 30 100 p = 0,000 Hasil analisis bivariat pada penelitian ini
hubungan antara saluran pembuangan
tentang
air limbah (SPAL) dengan tingkat
hubungan
antara
saluran
pembuangan air limbah (SPAL) dengan
kepadatan lalat.
tingkat kepadatan lalat dengan uji
Dari hasil yang didapatkan yaitu
statistik diperoleh nilai p value 0,000
adanya
lebih kecil dari pada tingkat kesalahan
pembuangan air limbah dengan tingkat
0,05.
kepadatan
Dapat
disimpulkan
terdapat 6
hubungan
lalat,
antara
karena
saluran
didapatkan
banyak lalat di lokasi tersebut, banyak
KESIMPULAN
lalat pada saluran pembuangan air
1. Tidak
ada
hubungan
antara
limbah yaitu pada rumah makan yang
pembuangan tinja (jamban) dengan
tidak memenuhi syarat. Dilihat dari
tingkat kepadatan lalat.
rumah makan yang memiliki saluran air
2. Terdapat
hubungan
antara
limbah yang tidak mengalir lancar, tidak
pengelolaan sampah dengan tingkat
kedap air dan terbuka, menimbulkan bau
kepadatan lalat.
dan dihinggapi oleh lalat, serangga dan menjadi
tempat
3. Terdapat hubungan antara saluran
perkembangbiakan
pembuangan air
berbagai bibit penyakit dan vektor. Lalat yang
kotor
menyukai salah
dengan tingkat kepadatan lalat.
tempat-tempat satunya
SARAN
yaitu
1. PD Pasar, Dinas Kebersihan, Dinas
permukaan air kotor yang terbuka.
Kesehatan
Apabila saluran pembuangan air limbah
higiene
harus diperbaiki seperti yang dijelaskan
2. Pihak yang bertanggung jawab pada
rumah makan dan restoran yaitu sistem
rumah makan yaitu pemilik rumah
pembuangan air limbah harus baik,
makan agar
saluran terbuat dari bahan kedap air,
menyediakan tempat sampah pada
mengakibatkan
setiap tempat yang memproduksi
kontaminasi terhadap sumber-sumber air
sampah dan mengganti semua tempat
minum, tidak menimbulkan pencemaran
sampah dari bahan yang kuat dan
pada flora dan fauna yang hidup di air, vektor
kebersihan
dalam pengelolaan sampah. Dengan
misalnya memakai saluran tertutup.
oleh
menjaga
lingkungan rumah makan terutama
tidak merupakan sumber pencemaran,
dihinggapi
lingkungan
Manado.
tentang persyaratan higiene sanitasi pada
tidak
sanitasi
yang ada di Pasar Tuminting Kota
(1098/Menkes/SK/VII/2003),
tidak
dan
rumah makan terutama rumah makan
dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI
itu
instansi-instansi
meningkatkan pengawasan mengenai
tuminting tidak memenuhi syarat, maka
Selain
dan
terkait lainnya, agar kiranya lebih
(SPAL) yang ada di rumah makan pasar
Nomor
limbah (SPAL)
tertutup.
atau
3. Setiap
serangga yang menyebabkan penyakit,
rumah
Tuminting
tidak terbuka dan harus tertutup, dan
makan
yang
di
diukur
Pasar tingkat
kepadatan lalat pada lokasi jamban,
tidak menimbulkan bau atau aroma yang
tempat
tidak sedap (Chandra, 2006).
sampah,
SPAL
dan
didapatkan jumlah populasi lalat lebih dari 2 ekor, pemilik rumah 7
makan
harus
diperbaiki
sanitasi
Personal
lingkungannya rumah makan agar
Kejadian
tidak
Kesehatan Masyarakat
menjadi
tempat
Hygiene
ibu
dan
Diare.
Jurnal vol.8,
berkembangbiaknya lalat dan tidak
Nomor 2, hal.176-182 (Online)(
akan menimbulkan penyakit pada
https://www.google.com/search
masyarakat.
?q=google&ie=utf-8&oe=utf-
4. Masih
diperlukan
penelitian
8#q=Ketersediaan+Sarana+Sani
untuk
memantau
tasi+Dasar%2C+Personal+Hygi
selanjutnya
perkembangan higiene dan sanitasi
ene+Ibu+dan+Kejadian+Diare,
lingkungan rumah makan yang ada di
diakses pada 11 mei 2016)
pasar-pasar di Kota Manado.
Mukono, H. J. 2004. Hygiene Sanitasi Hotel dan Restoran. Surabaya:
DAFTAR PUSTAKA
Airlangga University Press
Budiman, D. 2015. Gambaran Sanitasi Dasar
Kantin
Dan
Mundiatun,
Tingkat
Pengelolaan
Kepadatan Lalat Pada Kantin
Notoatmodjo,
Tahun 2015. Skripsi. Manado:
K3
Buku Kedokteran EGC
Sarudji,
Analisis Univariat dan Bivariat.
D.
2006.
Media
Ilmu Sucipto, C. D. 2011. Vektor Penyakit
Indonesia
Tropis. Yogyakarta
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Nomor
1098/KES/SK/VII/2003.2003. Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran Ketersediaan
Sanitasi
Kesehatan
Lingkungan.Surabaya:
Kesehatan Universitas
2013.
dan
Rekayasa Sains
Health Reasears Modul Kedua:
Sarana
(Kesehatan
Keselamatan Kerja). Bandung:
Hastono. 2006. Basic Data Analisis For
Indonesia
Metode
Rejeki, S. 2015. Sanitasi Hygiene dan
Lingkungan. Jakarta. Penerbit :
L.,
2012.
Rineka Cepta
Chandra, B. 2006. Pengantar Kesehatan
Mafazah,
S.
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Masyarakat
Kesehatan
Media
Atas (Sma) Di Kota Manado
Fakultas
2015.
Lingkungan. Yogyakarta: Gava
Di Beberapa Sekolah Menengah
Jakarta:
Daryanto.
Dasar, 8