HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN PIL KELUARGA BERENCANA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TARERAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN Frinny P. Rumerung* ,Ricky C. Sondakh*, Billy J. Kepel** *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ** Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Hipertensi adalah suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi didalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Pil KB merupakan salah satu faktor penyebab timbulnya hipertensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara penggunaan pil keluarga berencana dengan kejadian hipertensi pada wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas Tareran Kabupaten Minahasa Selatan. Penelitian ini bersifat observasional dengan menggunakan rancangan studi kasus kontrol. Populasi yaitu seluruh wanita usia subur (15-49 tahun) di beberapa desa di wilayah kerja Puskesmas Tareran. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 64 sampel kasus dan 64 sampel kontrol dengan jumlah keseluruhan sebanyak 128 sampel dengan matching individual pada status gizi. Data didapatkan dari wawancara dan pengukuran tekanan darah pada responden. Analisis bivariat menggunakan uji chi-square (CI = 95%, α = 0,05). Hasil penelitian diketahui terdapat hubungan antara penggunaan penggunaan pil keluarga berencana dengan kejadian hipertensi pada wanita usia subur dengan nilai p = 0,000; OR= 7,85. Tidak ada hubungan antara lama penggunaan pil keluarga berencana dengan kejadian hipertensi dengan nilai p = 0,428; OR = 3,30. Kesimpulan pada penelitian ini yaitu terdapat hubungan bermakna antara penggunaan pil keluarga berencana dengan kejadian hipertensi pada wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas Tareran Kabupaten Minahasa Selatan. Tidak ada hubungan bermakna tetapi mempunyai resiko antara lama penggunaan pil keluarga berencana dengan hipertensi pada wanita usia subur di wiayah kerja Puskesmas Tareran Kabupaten Minahasa Selatan. Kata kunci : Hipertensi, Pil Keluarga Berencana, Wanita Usia Subur
ABSTRACT Hypertension is a condition without symptoms, in which abnormally high pressure in the arteries leading to increase the risk of stroke, aneurysm, heart failure, heart attack and kidney damage. The family planning pill is one of the factors causing hypertension. The purpose of this study is to determine the relationship between the use of family planning pill with hypertension case on women of childbearing age in the work area of Puskesmas Tareran South Minahasa Regency. This is an observational study using case control study. The population is all of the women of childbearing age (15-49 years) in some villages in Puskesmas Tareran work area. The number of sample in this study is 64 case samples and 64 control samples with the total of number is 128 samples by matching individual on nutritional status. Data were collected by interview with respondents and blood pressure measurement. Bivariate analysis was performed using chi-square test (CI = 95%, α = 0,05). The result shows there is a significant relationship between the use of family planning pills with hypertension on women of childbearing age (p = 0.000) with OR> 1 it is 7.85. The result shows there is no relationship between the duration of the use of family planning pill with hypertension case, the value is obtained (p = 0.428) with OR 3.30.There is a significant relationship between the use of family planning pill with hypertension case on women of childbearing age in Puskesmas Tareran work area of South Minahasa Regency. There is no significant relationship but has a risk between the duration of the use of family planning pill with hypertension case on women of childbearing age in Puskesmas Tareran work area of South Minahasa Regency. Keywords: Hypertension, Contraceptive Pill, Women in Reproductive Age
PENDAHULUAN
dari total penduduk dunia, dimana
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah
penderitanya
suatu peningkatan tekanan darah didalam
wanita (30%) dibanding pria (29%).
arteri.
suatu
Faktor-faktor yang dapat dimasukkan
keadaan tanpa gejala, dimana tekanan
sebagai faktor resiko hipertensi adalah
yang abnormal tinggi didalam arteri
umur, ras/suku, urban rulal, geografis,
menyebabkan
resiko
seks, obesitas, stres, personality type
gagal
A, diet, diabetes mellitus, water
jantung, serangan jantung dan kerusakan
composition, alkohol, rokok, kopi, dan
ginjal (Anies, 2006). Kriteria hipertensi
pil KB (Bustan, 2007).Penelitian yang
yang digunakan pada penetapan kasus
dilakukan
merujuk pada kriteria diagnosis JNC VII
masyarakat
2003, yaitu hasil pengukuran tekanan
Karanganyar
darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan
yang menggunakan pil KB 12 tahun
darah diastolik ≥90 mmHg. Kriteria JNC
berturut-turut beresiko 5,38 kali lebih
VII 2003 hanya berlaku untuk umur ≥18
besar
tahun,
wanita yang tidak menggunakan pil
Hipertensi
terhadap
meningkatnya
stroke,
maka
merupakan
aneurisma,
prevalensi
hipertensi
berdasarkan pengukuran tekanan darah
lebih
oleh
banyak
pada
Sugiharto di
pada
Kabupaten
menunjukan
terkena
wanita
hipertensi daripada
KB selama 12 tahun berturut-turut.
dihitung hanya pada penduduk umur ≥18
Data
yang
diperoleh
dari
tahun. Mengingat pengukuran tekanan
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawasi
darah dilakukan pada penduduk umur
Utara
≥15 tahun maka temuan kasus hipertensi
penderita hipertensi di Sulut dan
pada umur 15-17 tahun sesuai kriteria
11.843 penderita adalah wanita usia
JNC VII 2003 akan dilaporkan secara
subur (15-49 tahun) (Dinkes Sulut,
garis besar sebagai tambahan informasi
2013). Badan Kependudukan dan
(Kemenkes RI, 2013).
Keluarga
Di Amerika, diperkirakan 30%
menunjukan
ada
Berencana
32.072
Nasional
bekerjasama dengan Badan Pusat
penduduknya (± 50 juta jiwa) menderita
Statistik
tekanan darah tinggi (≥ 140/90 mmHg)
didapati dari semua wanita usia subur
dengan persentase biaya kesehatan cukup
yang menggunakan alat kontrasepsi
besar
hormonal
tiap
tahunnya.World
Health
melakukan
ada
survey
10,0
%
dan
yang
Organization (WHO) mencatat pada
menggunakan pil KB, di Sulawesi
tahun 2012 sedikitnya 839 juta kasus
Utara ada 14,5 % wanita usia subur
hipertensi, diperkirakan menjadi 1,15
menggunakan
miliyar pada tahun 2025 atau sekitar 29%
2012).
pil
KB
(BKKBN,
Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan
Provinsi
menunjukan
ada
Sulawasi 32.072
Utara
penderita
Raya baik yang menderita hipertensi ataupun
yang
tidak
menderita
hipertensi.
hipertensi di Sulut dan 11.843 penderita
Jumlah
sampel
dalam
adalah wanita usia subur (15-49 tahun)
penelitian ini dihitung berdasarkan uji
(Dinkes Sulut, 2013). Berdasarkan hasil
hipotesis dua sisi ini adalah sebanyak
surveilans terpadu penyakit di Puskesmas
64 sampel kasus dan 64 sampel
Tareran, hipertensi termasuk dalam 10
kontrol yang diambil dari tetangga
penyakit menonjol di wilayah kerja
kelompok kasus dan yang memiliki
Puskesmas Tareran (Puskesmas Tareran,
kesamaan (matching individual) pada
2013).
status Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis
hubungan
gizi,
keseluruhan
sehingga sampel
jumlah
adalah
128
antara
sampel. Penelitian ini menggunakan
penggunaan pil keluarga berencana dan
instrumen penelitian berupa kuesioner
lama penggunaannya dengan kejadian
dan alat ukur tekanan darah. Metode
hipertensi pada wanita usia subur di
pengumpulan data dibagi menjadi 2
wilayah
yakni data primer dan data sekunder.
kerja
Puskesmas
Tareran
Kabupaten Minahasa Selatan.
Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat, untuk mengetahui hubungan antara lama
METODE PENELITIAN penelitian
penggunaan pil KB dengan kejadian
observasional dengan rancangan studi
hipertensi pada WUS di wilayah kerja
kasus kontrol (case control study).
Puskesmas
Penelitian dilakukan di beberapa desa di
menggunakan uji statistik chi square
wilayah kerja Puskesmas Tareran, yaitu
dan odd ratio dengan bantuan SPSS.
Penelitian
ini
merupakan
Tareran
dengan
desa Lansot, Lansot Timur, Rumoong Atas,
Rumoong
Tumaluntung
Raya.
Atas
II,
dan ini
Hasil Peneltian menunjukan bahwa
dilaksanakan pada bulan September –
paling banyak responden baik untuk
November
dalam
kelompok kasus maupun kelompok
penelitian ini adalah seluruh wanita usia
kontrol berada pada kelompok umur
subur (15-49 tahun) di beberapa desa di
40-44
wilayah kerja Puskesmas Tareran, yaitu
responden (39,1%), sedangkan untuk
desa Rumoong Atas, Rumoong Atas II,
kelompok umur yang paling sedikit
2014.
Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Populasi
Lansot, Lansot Timur dan Tumaluntung
tahun
yaitu
sebanyak
50
adalah kelompok umur 15-19 tahun yaitu
persentase pekerjaan responden yang
0 responden.
paling sedikit adalah pendeta (1,6%)
Hasil
penelitian
berdasarkan
menunjukan
karakteristik
gizidiketahui
bahwa
dengan jumlah responden 2 orang.
status
paling
banyak
Hasil penelitian berdasarkan karakteristik
penghasilan
keluarga
responden berada dalam penggolongan
diketahui bahwa paling banyak atau
status gizi preobesitas yaitu sebanyak 66
lebih dari setengah jumah responden
responden (51,6%), sedangkan
(65,6%) memiliki penghasilan rata-
yang
paling rendah berada pada penggolongan
rata
status gizi kurang yaitu 0 responden.
1.900.000 dengan kelompok kasus 36
Pada penelitian ini telah dilakukan
responden (56,3%) dan kelompok
matching individual pada status gizi.
kontrol
Hasil
Penelitian
berdasarkan
keluarga
48
per
bulan
responden
Selanjutnya
yang
≥
Rp.
(75,0%). memiliki
karakteristik desa atau tempat tinggal
penghasilan rata-rata keluarga per
diketahui bahwa paling banyak WUS
bulan
yang menjadi responden baik kelompok
kelompok
kasus
(43,8%) dan kelompok kontrol 16
maupun
kelompok
kontrol
bertempat tinggal di desa Rumoong Atas
kasus
28
responden
responden (25,0%).
yaitu sebanyak 35 responden (27,3%),
Tabel 1. Hubungan antara
selanjutnya responden yang bertempat
Penggunaan Pil Keluarga Berencana
tinggal di desa Rumoong Atas II dengan
dengan Kejadian Hipertensi
jumlah responden sebanyak 29 responden (22,7%).
Sedangkan
paling
sedikit
respoden yang bertempat tinggal di desa Lansot
Timur
yaitu
17
responden
(13,3%). Hasil penelitian berdasarkan karakteristik pekerjaan diketahui bahwa responden dengan persentase terbanyak (68,8%) atau
lebih
dari
setengah
jumlah
keseluruhan responden bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT) yang terbagi atas kelompok kasus sebanyak 47 responden (73,4%) responden
dan
kelompok (64,1%).
kontrol
41
Sedangkan
WUS Penggu na Pil KB Bukan Penggu na Pil KB
Ka sus n (%)
Kon trol n (%)
n (%)
44 (68,8)
14 (21,9)
58 (45,3)
20 (31,3)
50 (78,1)
70 (54,7)
64 (100)
64 (100)
128 (100)
Total
Tabel
1
berdasarkan didapatkan bermakna
Total
p
O R
0 , 0 0 0
7, 8 5
menunjukan
bahwa
analisis
bivariat
hasil antara
ada
hubungan
penggunaan
pil
keluarga berencana dengan kejadian hipertensi pada wanita usia subur (WUS) di wilayah kerja Puskesmas
Tareran dengan nilai p = 0,000 dengan
meningkatnya aktivitas renin plasma
OR
sebagai akibat obat kontrasepsi oral
=
7,85.
Berdasarkan
hasil
perhitungan SPSS versi 22 diperoleh nilai
(Agoes dkk, 1992).
odds ratio (OR) yang sama dengan
Tabel 2. Hubungan antara Lama
perhitungan manual (OR=ad/bc), dimana
Penggunaan Pil Keluarga Berencana
OR>1 yaitu 7,85 (batas atas 17,38 dan
dengan Kejadian Hipertensi pada
batas
bawah
3,55)
maka
dapat
disimpulkan bahwa wanita usia subur pengguna pil kekuarga berencana (pil KB) di wilayah kerja Puskesmas Tareran 7,85
kali
lebih
beresiko
terkena
hipertensi dari pada wanita
usia
subur
menggunakan
pil
yang KB
tidak sebagai
kontrasepsi. Penelitian yang serupa dilakukan oleh Langi (2012) dengan judul analisis hubungan penggunaan pil KB dengan
Wanita Usia Subur Lama Penggu naan Pil KB ≥1 tahun
Ka sus
Kon trol
Total
n (%) 43 (97,7)
n (%) 13 (92,9)
n (%) 56 (96,6)
<1 tahun
1 (2,3)
1 (7,1)
2 (3,4)
Total
44 (100)
14 (100)
58 (100)
p
O R
0 , 4 2 8
3, 3 0
Hasil penelitian ini menunjukan paling banyak responden pengguna pil
keluarga
berencana
telah
mnggunakannya ≥1 tahun yaitu
kejadian hipertensi pada wanita usia
sebanyak 56 responden (96,6%).
subur
Berdasarkan hasil uji Fisher Exact,
di
Kecamatan
Tombariri
diperoleh nilai probabilitas sebesar
memperoleh hasil OR = 17,2. yang
0,428. Hal ini berarti bahwa nilai
dilakukan oleh Faisal, dkk (2011) tentang
probabilitas > α, dimana α = 0,05 dan
faktor resiko hipertensi pada wanita
dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat
pekerja denga peran ganda di Kabupaten
hubungan antara lama penggunaan pil
Bantul tahun 2011, menunjukan bahwa
kelurga berencana dengan kejadian
pekerja peran ganda yang menggunakan
hipertensi pada WUS di wilayah kerja
kontrasepsi hormonal beresiko 2,61 kali
Puskesmas Tareran. Hasil perhitungan
menderita
dibandingkan
diatas menunjukan nilai odds ratio<1
ganda
yaitu 3,30 (batas atas 56,63 dan batas
Hasil
dengan
penelitian
hipertensi
pekerja
lain
peran
yang
menggunakan kontrasepsi non hormonal.
bawah
Penggunaan
perhitungan
kontrasepsi
oral
0,19)
berdasarkan
hasil
tersebut,
dapat
menyebabkan peningkatan tekanan darah
dinyatakan bahwa wanita usia subur
pada
yang
sejumlah
mungkin
pengguna.
berhubungan
Hal
ini
dengan
menggunakan
pil
keluarga
berencana dengan lama penggunaan
≥1 tahun 3,30 kali lebih beresiko terkena
progesteron yang bersifat androgenik
hipertensi
atau esterogen yang meretensi air dan
dibandingkan
yang
menggunaakan pil keluarga berencana <1
elektrolit (Gan dkk, 1987).
tahun. Penelitian yang sama dilakukan oleh Sugiharto (2007) tentang faktor-
KESIMPULAN 1.
Terdapat hubungan bermakna
faktor resiko hipertensi grade II pada
antara penggunaan pil keluarga
masyarakat (studi kasus di Kabupaten
berencana
Karanganyar) memperoleh hasil bahwa
hipertensi pada wanita usia subur
penggunaan pil KB 12 tahun berturut-
di
turut 5,38 kali lebih beresiko terkena
Tareran
hipertensi.
Selatan.
Hasil penelitian kohort prospektif
2.
dengan
wilayah
kerja
kejadian
Puskesmas
Kabupaten
Minahasa
Tidak ada hubungan bermakna
pada 68.297 wanita, usia 25-42 tahun di
tetapi mempunyai resiko antara
Amerika Serikat diikuti selama 4 tahun
lama penggunaan pil keluarga
menunjukan hubungan yang signifikan
berencana
antara penggunaan pil KB dengan darah
pada wanita usia subur di wiayah
tinggi dengan RR 1,8 dan pada kelompok
kerja
yang pernah memiliki risiko 1,2 kali
Kabupaten Minahasa Selatan.
(Chasan-Taber dkk, 1996). Menurut
Bustan,
resiko
meninggi
hipertensi
akan
lamanya
pakai
dengan
dengan
hipertensi
Puskesmas
Tareran
SARAN 1. Bagi
Puskesmas
Tareran
Kabupaten Minahasa Selatan
yakni meninggi 5 kali dibanding
Perlunya melakukan penyuluhan
dengan pemakaian 1 tahun (Bustan,
kesehatan
2007).
umumnya atau lebih khusus pada Sistem
darah
dan
sirkulasi
wanita
kepada
usia
masyarakat
subur
dipengaruhi oleh kontrasepsi hormonal.
dampak
Tidak sedikit akseptor yang mengalami
penggunaan
kenaikan tekanan darah dari yang ringan
berencana
sampai berat. Perubahan ini reversibel,
konsultasi pribadi kepada setiap
tapi kadang-kadang menetap meskipun
pasangan usia subur yang akan
obat telah dihentikan. Hal ini antara lain
menggunakan alat kontrsepsi.
dapat disebabkan oleh peningkatan renin
atau
tentang
bahaya pil
serta
dari
keluarga memberikan
2. Bagi Wanita Usia Subur
karena
Perlu meningkatkan pengetahuan
perubahan kardiodinamik jantung akibat
tentang penyakit-penyakit yang
darah.
Dugaan
lain
ialah
dapat diderita saat menggunakan kontrasepsi. Tekanan darah wanita usia
subur
secara
sebaiknya
teratur.
dikontrol
Berkonsultasilah
dengan petugas kesehatan apabila hendak mengikuti program keluarga
M. J. 1996.Prospective study of Oral Contraceptives and Hypertension Among Women in the United States. Circulation American Health Association, 94: (483-489) Available from http://ncbi.nlm.nih.gov/pubmed /8759093 Diakses pada 23 September 2014
berencana. Usahakanlah untuk tetap menjaga Pentingnya
pola
hidup
sehat.
mengkonsumsi
obat
antihipertensi bagi wanita usia subur yang menderita hipertensi. 3. Bagi Penelitian Selanjutnya Perlu diteliti lebih lanjut mengenai jenis kontrasepsi lainnya terhadap kejadian
hipertensi
juga
perlu
dilakukan lagi penelitian mengenai faktor-faktor resiko lain yang dapat saja berpengaruh pada peninggkatan tekanan darah atau hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes A, Sjamsuir M. St. 1992. Catatan Kuliah Farmakologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Anies.
2006.
Waspada
Ancaman
Penyakit Tidak Menular. Jakarta: PT Elex Media Komputindo BKKBN. 2012. Indonesia Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia. Jakarta: BKKBN Bustan M. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta Chasan-Taber L, Willet W. C, Manson J. E, Spiegelman D, Hunter D, Curhan G, Colditz G. A, Stampfer
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawasi Utara, 2013. Profil Kesehatan Sulawasi Utara. Manado Faisal E, Djarwoto B, Murtiningsih B. 2012. Faktor Resiko pada Wanita Pekerja dengan Peran Ganda Kabupaten Bantul Tahun 2011. Berita Kedokteran Masyarakat 28(2):55-62 Availabel from http://jurnal.ugm.ac.id/index.ph p/bkm/article/download/3388/2 937 diakses pada 6 September 2014
Gan, S., Setiabudy, R., Sjamsudin, U., Bustami, Z. 1987. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Bagian Farmakologi FKUI Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Jakarta: Badan Penelitan dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Langi G. 2012. Analisis Hubungan Penggunaan Pil KB Dengan Kejadian Hipertensi Pada Wanita Usia Subur Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanawangko. Manado: Buletin Ilmiah Ikatan Dokter Indonesia, 1(1): 26-38 Notoatmodjo S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Puskesmas Tareran. 2013. Profil Puskesmas Tareran. Tareran Sugiharto A. 2007. Faktor-faktor Resiko Hipertensi Grade II Pada Masyarakat, (Online), (http://eprints.undip.ac.id/16523/1/ Aris_Suguharto.pdf, diakses 22 April 2014)