HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI PIL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO Septya S. Kaunang* Billy J. Kepel** Nancy S.H. Malonda* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK World Health Organization (WHO) mencatat pada tahun 2012 sedikitnya 839 juta kasus hipertensi, diperkirakan menjadi 1,15 milyar pada tahun 2025 atau sekitar 29% dari total penduduk dunia, dimana penderitanya lebih banyak pada wanita (30%) dibanding pria (29%). Di Sulawesi Utara prevalensi hipertensi pada tahun 2013 sebanyak 27%. Penggunaan kontrasepsi pil dapat meningkatkan kejadian hipertensi. Hal ini terjadi sebab kontrasepsi pil mengandung hormon estrogen dan progesteron yang akan meningkatkan tekanan darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara penggunaan kontrasepsi pil dengan kejadian hipertensi pada wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas Bahu Kota Manado. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain case control study. Peneleitian ini dilaksanakan pada 28 Juni sampai 28 Juli 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita usia subur (usia 15-49 tahun) di wilayah kerja Puskesmas Bahu yang berjumlah 6.716 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 142 responden dengan 71 responden kasus dan 71 responden kontrol dengan menggunakan teknik purposive sampling dan matching pada umur dan status gizi. Variabel yang diteliti adalah penggunaan kontrasepsi pil pada wanita usia subur. Analisis bivariat menggunakan uji chi square (CI=95%, α=0,05). Pengguna kontrasepsi pil sebanyak 44 responden (33%). Rata-rata tekanan darah sistolik adalah 121 mmHg dan rata-rata tekanan darah diastolik adalah 85,3 mmHg. Hasil uji statistik penggunaan kontrasepsi pil dengan kejadian hipertensi, dengan nilai p=0,001 ; OR=3,458 ; (CI(95%)=1,613-7,413). Terdapat hubungan antara penggunaan kontrasepsi pil dengan kejadian hipertensi pada wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas Bahu dan pengguna kontrasepsi pil 3,458 kali lebih berisiko menderita hipertensi. Kata Kunci: Hipertensi, Kontrasepsi Pil, Wanita Usia Subur ABSTRACT The World Health Organization (WHO) reported that in 2012 at least there were 839 million cases of hypertension and it is estimated to be 1.15 billion by 2025, or about 29% of the total world population, where the sufferer more in women (30%) than men (29%). In North Sulawesi, the prevalence of hypertension was 27% in 2013. The use of contraceptive pills can increase the incidence of hypertension. This happens because the contraceptive pills containing the hormones estrogen and progesterone, which increases blood pressure. The purpose of this research is to analyse the relationship between the use of contraceptive pills with the incident of hypertension in women in reproductive age in the work-area of Bahu Community Health Center, Manado. This study was an observational analytical study with case-control study design. This study held on June 28 until July 28, 2014. The population in this study is the whole woman in reproductive age (15-49 years) in the work-area of Bahu Community Health Center were 6.716 people. The sample in this study were 142 respondents with 71 cases respondents and 71 control respondents by using purposive sampling technique and matching on age and nutritional status. The variables examined is the use of the contraceptive pill in women in reproductive age. Bivariate analysis using chi square test (CI=95%, α=0,05). The number of contraceptive pill users was 44 respondents (33%). The average of systolic blood pressure was 121 mmHg and an average of diastolic blood pressure is 85,3 mmHg. The bivariate analysis between the use of contraceptive pills with the incident of hypertension, with p value = 0.001; OR = 3,458; (CI (95%) = 1,613-7,413). There is a relationship between the use of contraceptive pills with the incident of hypertension in women of fertile age in the work-area of Bahu Community Health Center and contraceptive pill users 3,458 times more suffered from hypertension. Keywords: Hypertension, Contraceptive Pill, Woman in Reproductive Age
PENDAHULUAN
Soladoye,2008). Berdasarkan hasil pelayanan
Salah satu penyakit tidak menular yang
mandiri BKB-PP Kota Manado tahun 2013
banyak ditemukan pada masyarakat saat ini
terdapat 135 pengguna kontrasepsi oral pil
salah satunya adalah hipertensi.
dari 793 pengguna alat kontrasepsi (BKB-
World
Health Organization (WHO) mencatat pada tahun 2012 sedikitnya 839 juta
PP,2013).
kasus
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
hipertensi, diperkirakan menjadi 1,15 milyar
wanita yang menggunakan pil KB selama 12
pada tahun 2025 atau sekitar 29% dari total
tahun
penduduk dunia, dimana penderitanya lebih
hipertensi sebesar 5,38 kali dibandingkan
banyak pada wanita (30%) dibanding pria
wanita yang tidak menggunakan pil KB
(29%) (Triyanto,2014).
selama 12 tahun berturut-turut di Kabupaten
berturut-turut
berisiko
terkena
Secara Nasional berdasarkan hasil
Karanganyar (Sugiharto,2007). Berdasarkan
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
data laporan bulanan kesakitan tahun 2013,
2007
hipertensi
menunjukkan
tingginya
prevalensi
merupakan
penyakit
tertinggi
penyakit tidak menular, dimana hipertensi
kedua setelah nasopharingitis akuta (common
menempati urutan pertama sebesar 31,7%
cold). Berkaitan dengan latar belakang di atas
(Depkes,2008).
peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan
Prevalensi
hipertensi
berdasarkan
pengukuran
tekanan
darah
antara penggunaan kontrasepsi pil dengan
berdasarkan
Riskesdas
tahun
2013
kejadian hipertensi pada wanita usia subur
menunjukkan penurunan dari 31,7% pada
(15-49 tahun) di wilayah kerja Puskesmas
tahun 2007 menjadi 25,8% tahun 2013
Bahu Kota Manado.
(Kemenkes,2013).
Berdasarkan
uraian
permasalahan
Hipertensi disebabkan oleh faktor umur,
diatas, maka rumusan masalah penelitian ini
jenis kelamin, genetik, kebiasaan merokok,
adalah apakah terdapat hubungan antara
konsumsi alkohol, obesitas, stress, konsumsi
penggunaan kontrasepsi pil dengan kejadian
garam dan penggunaan pil KB. Penggunaan
hipertensi pada WUS di wilayah kerja
kontrasepsi pil (pil KB) dapat meningkatkan
Puskesmas Bahu Kota Manado?
kejadian hipertensi (Everett,2008). Hal ini dapat
terjadi
kontrasepsi
pil
adalah untuk menganalisis hubungan antara
estrogen
dan
penggunaan kontrasepsi pil dengan kejadian
progesteron yang akan meningkatkan tekanan
hipertensi pada WUS di wilayah kerja
darah yang dihubungkan dengan hipertropi
Puskesmas Bahu Kota Manado, dengan tiga
jantung dan
tujuan khusus berikut:
mengandung
sebab
Tujuan umum dalam penelitian ini
hormon
peningkatan
respon
presor
angiotensin II dengan melibatkan jalur Renin Angiotensin System (RAS) (Olatunji dan
1. Mengetahui
gambaran
pengguna
kebijakan
untuk
mengelolah
penyakit
kontrasepsi pil pada WUS di wilayah
hipertensi dan penyakit tidak menular lainnya
kerja Puskesmas Bahu Kota Manado
yaitu:
2. Mengetahui gambaran hipertensi pada
1.
Mengembangkan dan memperkuat
WUS di wilayah kerja Puskesmas Bahu
kegiatan
Kota Manado
secara aktif (skrining)
3. Menganalisis penggunaan
hubungan kontrasepsi
antara
pil
2.
dengan
Meningkatkan terhadap
hipertensi pada WUS di wilayah kerja Puskesmas Bahu Kota Manado
deteksi
dini
hipertensi
akses
pelayanan
masyarakat deteksi
dini
melalui Posbindu PTM 3.
Meningkatkan
akses
penderita
pengobatan
hipertensi
TINJAUAN PUSTAKA
terhadap
Hipertensi
melalui revitalisasi Puskesmas untuk
Hipertensi
pengendalian
PTM
melalui
ketika tekanan darah di pembuluh darah
peningkatan
sumberdaya
tenaga
meningkat secara kronis. Hal tersebut dapat
kesehatan yang professional dan
terjadi karena jantung bekerja lebih keras
kompeten dalam upaya pengendalian
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
PTM khususnya tatalaksana PTM di
oksigen dan nutrisi tubuh (Kemenkes,2013).
fasilitas pelayanan kesehatan dasar
Seventh
seperti
Report
adalah suatu keadaan
of
the
Joint
National
Puskesmas,
peningkatan
Committee VII (JNC VII) on Prevention,
manajemen
Detection, Evaluation and Treatment of High
secara
Blood
promotif dan preventif) dan holistik,
Pressure
memberikan
klasifikasi
pengendalian
komprehensif
tekanan darah tinggi sebagai berikut.
serta
peningkatan
Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC-
sarana
dan
VII 2003
PTM
(terutama
ketersediaan
prasarana
promotif-
preventif, maupun sarana diagnostik dan
pengobatan
(Kemenkes
RI,
Klasifikasi Sistolik Diastolik Tekanan Darah (mmHg) (mmHg) Normal <120 and <80 Pre Hipertensi 120-139 or 80-89 Stadium 1 140-159 90-99 Stadium 2 ≥160 ≥100 Sumber:American Heart Association,2003
Penggunaan Kontrasepsi Pil
Faktor penyebab hipertensi dibedakan atas
kontrasepsi mencakup pil kombinasi yang
tidak faktor yang dapat diubah yaitu umut,
berisi hormon estrogen dan progesteron, dan
jenis kelamin dan genetik dan faktor yang
pil hanya progesteron
dapat diubah yaitu kebiasaan merokok,
progesteron (Everett,2008).
konsumsi alkohol, obesitas, stress, konsumsi
Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Pil
garam dan penggunaan pil KB. Kementerian
dengan Hipertensi
Kesehatan Republik Indonesia telah membuat
2012).
Salah satu metode kontrasepsi hormonal adalah kontrasepsi pil (Handayani,2010). Pil
yang berisi hormon
Penggunaan
kontrasepsi
oral
pil
dapat
timbangan
berat
badan
dan
mictoise
meningkatkan tekanan darah sehingga dapat
staturmeter. Data yang diperoleh dilakukan
meningkatkan
stroke
analisis deskriptif (analisis univariat) untuk
(Handayani,2010). Kontrasepsi oral yang
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel
mengandung
penelitian
pula
risiko
hormon
estrogen
dan
berdasarkan
frekuensi
dan
progesteron akan menyebabkan terjadinya
distribusinya dengan menggunakan program
peningkatan tekanan darah yang dihubungkan
komputer,
dengan hipertropi jantung dan peningkatan
mengetahui hubungan antara penggunaan
respon
kontrasepsi
presor
angiotensin
II
dengan
dan
analisis
hormonal
bivariat
dengan
untuk
kejadian
melibatkan jalur Renin Angiotensin System
hipertensi pada WUS di wilayah kerja
(Olatunji dan Soladoye,2008).
Puskesmas Bahu dengan menggunakan uji statistik
penelitian
observasional penelitian case
ini
adalah
analitik
Square
penelitian
dengan
control.
desain
Penelitian
Ratio
(OR)
dengan
Kota
PEMBAHASAN
yang terbagi
atas
bantuan
lima
PENELITIAN
kelurahan yaitu Kelurahan Bahu, Kelurahan
Analisis Univariat
Kleak,
1. Karakteristik Responden
Batukota,
program
ini HASIL
Kelurahan
tingkat
komputer.
dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Bahu Manado,
dengan
kemaknaan α = 0,05 dan perhitungan Odds
METODE PENELITIAN Jenis
Chi
Kelurahan
DAN
Winangun I, dan Kelurahan Winangun II.
Distribusi kearakteristik responden dapat
Penelitian ini dilakasanakan pada bulan April-
dilihat pada tabel 2. Distribusi responden
Oktober 2014.
berdasarkan kelompok umur diketahui bahwa
Populasi dalam penelitian ini adalah
paling banyak responden berumur >35 tahun
seluruh WUS (15-49 tahun) yang ada di
(80,30%), responden pada kelompok umur
wilayah
21-35 tahun sebanyak 19,70%
kerja
Puskesmas
Bahu
yang
dan tidak
berjumlah 6.716 orang dengan matching pada
terdapat responden pada kelompok umur <21
umur dan status gizi. Besar sampel dalam
tahun. Pengelompokkan umur responden
penelitian ini adalah 142 dengan 71 kasus dan
berdasarkan usia reproduktif yang berisiko,
71 kontrol, dengan teknik pengambilan
yaitu <21 tahun (terlalu muda) dan >35 tahun
sampel secara purposive.
Variabel bebas
(terlalu tua) merupakan usia reproduksi
(Independen): penggunaan kontrasepsi pil.
berisiko sedangkan 21-35 tahun merupakan
Variabel terikat (Dependen): hipertensi
usia
Kuesioner, alat ukur tekanan darah adalah
bertambahnya umur, risiko terkena hipertensi
sphygmomanometer air raksa dan stetoskop,
menjadi
reproduksi
sehat.
semakin
Seiring
dengan
besar.
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Karakteristik Umur
Status Gizi
Tempat Tinggal
Pekerjaan
> 35 tahun 21 - 35 tahun < 21 tahun Gemuk (IMT ≥ 25) Tidak Gemuk (IMT < 25) Bahu Kleak Batukota Winangun I Winangun II Ibu Rumah Tangga (IRT) Pegawai Negeri Sipil (PNS) Swasta/Karyawan Wiraswasta < Rp. 1.250.000
Penghasilan Rata-Rata Keluarga per ≥ Rp. 1.250.000 Bulan Penelitian yang dilakukan oleh Nurwidayanti
dan Wahyuni (2013) menunjukkan bahwa
Kasus n % 57 80,30 14 19,70 0 21 29,58
Kontrol n % 57 80,30 14 19,70 0 21 29,58
Total n 114 28 0 42
% 80,30 19,70 29,58
50
70,42
50
70,42
100
70,42
15 19 14 12 11 52 8 4 7 32
21,13 26,76 19,72 16,90 15,49 73,24 11,27 5,63 9,86 45,07
15 19 14 12 11 48 14 6 3 34
21,13 26,76 19,72 16,90 15,49 67,61 19,72 8,45 4,23 47,89
30 38 28 24 22 97 22 10 10 66
21,13 26,76 19,72 16,90 15,49 68,31 15,49 7,04 7,04 46,48
39
54,93
37
52,11
76
53,52
tinggi dibandingkan dengan seorang yang badannya normal (Depkes,2006).
karakteristik umur lebih dari 40 tahun
Distribusi
responden
berdasarkan
berisiko 4,96 kali menderita hipertensi. Hal
tempat tinggal, diketahui bahwa sebagian
ini disebabkan oleh perubahan struktur pada
besar
pembuluh darah besar, sehingga lumen
Kelurahan
menjadi lebih sempit dan dinding pembuluh
(26.76%)
darah menjadi lebih kaku, sebagai akibatnya
bertempat tinggal di Kelurahan Winangun II
adalah meningkatnya tekanan darah sistolik
yaitu 22 responden (15,49%), sedangkan
(Depkes,2006).
responden
untuk Kelurahan Bahu, Kelurahan Batukota,
berdasarkan status gizi, responden dengan
dan Kelurahan Winangun I masing-masing
status gizi tidak gemuk (IMT<25) sebanyak
sebanyak 21,13%, 19,72% dan 16,90%.
70,42%
responden dan 29,58% responden
Distribusi responden berdasarkan pekerjaan,
dengan status gizi gemuk (IMT ≥ 25) baik
pekerjaan WUS terbanyak yaitu Ibu Rumah
pada kelompok kasus maupun kelompok
Tangga (IRT) yaitu sebanyak 100 responden
kontrol.
(70,42%),
Distribusi
Risiko relatif untuk menderita
hipertensi pada orang gemuk lima kali lebih
responden
bertempat
Kleak dan
baik
yaitu
paling
pada
tinggal
di
38
responden
sedikit
responden
kelompok
kasus
maupun kelompok kontrol masing-masing 52 responden
(73,24%)
dan
48
responden
(67,61%). Pekerjaan WUS yang terendah
Wiraswasta yaitu 3 responden (4,23%) pada
pada kelompok kasus yaitu Swasta/Karyawan
kelompok kontrol. Pekerjaan WUS dalam
sebanyak
dan
penelitian ini dapat dikatakan hanya sedikit
atau tidak memiliki pengaruh yang berarti
ini sebanyak 31%. Pengguna kontrasepsi pil
terhadap kejadian hipertensi
pada kelompok kasus terdapat 31 responden
4
responden
(5,63%)
Dilihat dari pendapatan keluarga per
dan 13 responden pada kelompok kontrol.
bulan berdasarkan Upah Minimum Provinsi
3. Hipertensi
(UMP) tahun 2012 sebagian besar responden
Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah
memiliki pendapatan
per
pada responden baik pada kelompok kasus
bulan (53,52%) yang terbagi atas kelompok
maupun kelompok kontrol diperoleh rata-rata
kasus
tekanan darah sistolik responden 121 mmHg
(54,93%)
≥Rp.1.250.000
dan
kelompok
kontrol
(52.11%). Diketahui juga responden dengan
dan
penghasilan
per bulan
responden 85,3 mmHg. Hasil penelitian ini
(46,48%) yang terbagi atas kelompok kasus
menunjukkan sebanyak 98,59% responden
(45,07%) dan kelompok kontrol (47,89%).
telah menderita hipertensi ≥ 1 tahun, 1,41%.
2. Penggunaan Kontrasepsi Pil
lainnya telah menderita hipertensi <1 tahun.
Responden
darah
diastolik
Untuk konsumsi obat antihipertensi, sebanyak
responden
56,34% responden kelompok kasus yang
(73%), yang terdiri atas 53 responden kasus
sementara mengkonsumsi obat antihipertensi
dan 51 responden kelompok kontrol. Hampir
dan 43.66% tidak sementara mengkonsumsi
70% akseptor KB menggunakan metode
obat anti hipertensi.
kontrasepsi hormonal, sebab metode ini dapat
4.
diandalkan, dengan mudah dapat kembali
Kontrasepsi
subur dan mereka tetap memegang kendali
Hipertensi
(Everett,2008).
Perhitungan menggunakan uji Chi-square
ini
program KB
tekanan
dalam
penelitian
peserta
rata-rata
sebanyak
104
Jenis kontrasepsi hormonal
Hubungan Pil
dengan
Kejadian
dengan
implant (Handayani,2010).
Pada penelitian
menghasilkan nilai probabilitas sebesar 0,001
ini
kasus
dengan kesalahan (α) 0,05.
kelompok
sebesar
program
Penggunaan
terdiri atas kontrasepsi pil, suntik/injeksi dan
responden
bantuan
Antara
komputer
71,70% menggunakan kontrasepsi pil dan
Tabel 3. Hubungan Antara Penggunaan
sebagian
Kontrasepsi Pil dengan Kejadian Hipertensi
besar
menggunakan sebesar 50,98%.
kelompok
kontrasepsi
suntik
kontrol yaitu
Pengguna kontrasepsi pil
dalam penelitian ini pada kelompok kasus terdapat sebanyak 53,52% dan sebanyak 26,76% responden pada kelompok kontrol. Hasil penelitian ini menunjukkan pengguna kontrasepsi pil (≥ 1 tahun) dalam penelitian
Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan
Kecamatan
bahwa terdapat hubungan antara penggunaan
responden 90 sampel, yang dilakukan oleh
kontrasepsi pil dengan hipertensi pada wanita
Langi (2012),
usia subur di wilayah kerja Puskesmas Bahu
pengguna kontrasepsi pil berisiko 17,2 kali
Kota Manado. Hipertensi terjadi 2-3 kali lebih
menderita hipertensi daripada WUS yang
sering pada wanita yang
menggunakan
tidak menggunakan kontrasepsi pil. Hasil
kontrasepsi oral dibanding wanita dengan usia
penelitian kasus kontrol di Jakarta Barat oleh
yang
menggunakan
Kurniawati
(2010)
kontrasepsi oral (Sanif,2009). Hal ini dapat
pemakaian
pil
terjadi
hubungan bermakna dengan tekanan darah
sama
tetapi
dengan
tidak
melibatkan
jalur
Renin
Angiotensin System (RAS), kontrasepsi pil
Tombariri
dengan
jumlah
menunjukkan bahwa WUS
menunjukkan
kombinasi
bahwa
mempunyai
tinggi, dengan risiko sebesar 3,05 kali.
yang mengandung hormon estrogen dan progesteron yang akan meningkatkan tekanan
KESIMPULAN DAN SARAN
darah yang dihubungkan dengan hipertropi
Kesimpulan
jantung dan
Berdasarkan
peningkatan
respon
presor
hasil
penelitian
yang
angiotensin II (Olatunji dan Soladoye,2008).
dilaksanakan pada WUS di wilayah kerja
Berdasarkan
hasil
analisis
statistik
Puskesmas Bahu Kota Manado dan dari hasil
menunjukkan
bahwa
terdapat
hubungan
antara penggunaan kontrasepsi pil dengan
analisis data diperoleh : 1. Pengguna
kontrasepsi
pil
dalam
kejadian hipertensi menunjukkan nilai p<0,05
penelitian ini sebanyak 44 responden
(p = 0,001),dan hasil perhitungan statistik
(33%).
diperoleh OR >1 yaitu OR=3,458 (CI(95%)=
2. Rata-rata
tekanan
darah
sistolik
1,613–7,413) maka dapat dikatakan bahwa
responden adalah 121 mmHg dan rata-
wanita usia subur pengguna kontrasepsi pil di
rata tekanan darah diastolik responden
wilayah kerja Puskesmas Bahu 3,458 kali
adalah 85,3 mmHg.
lebih berisiko menderita hipertensi daripada
3. Terdapat hubungan antara penggunaan
WUS yang tidak menggunakan kontrasepsi
kontrasepsi
pil. Penelitian kasus kontrol tentang faktor-
hipertensi pada WUS di wilayah kerja
faktor
Puskesmas
risiko
masyarakat
hipertensi
(studi
grade
kasus
di
II pada Kabupaten
Karanganyar) yang dilakukan oleh Sugiharto
pil
dengan
Bahu
dan
kejadian
pengguna
kontrasepsi pil 3,458 kali lebih berisiko menderita hipertensi.
(2007) pada 310 sampel, menunjukkan bahwa
Saran
penggunaan pil KB selama 12 tahun berurut-
1. Bagi Puskesmas Bahu
turut berisiko 5,38 kali menderita hipertensi.
Perlu
Hasil penelitian kasus kontrol tentang analisis
(penyuluhan
hubungan
pembagian poster dan sejenisnya) sebagai
penggunaan
pil
KB
dengan
kejadian hipertensi pada wanita usia subur di
upaya
dilakukan
promosi
kesehatan,
pencegahan
dan
kesehatan
sosialisasi
dan
pengendalian
hipertensi dan memberi informasi tentang kelebihan
dan
kekurangan
pemakaian
berbagai metode kontrasepsi, serta bidan/ perawat sebagai pelaksana pelayanan KB
Kementerian Kesehatan RI. 2012. Masalah Hipertensi di Indonesia, Available from http://www.depkes.go.id/index.php?v w=2&id=1909 Diakses pada 27 Februari 2013
perlu melakukan skrining terhadap WUS untuk memastikan bahwa tidak terdapat kontraindikasi bagi pemakaian kontrasepsi pil serta memberi informasi kepada WUS tentang kontrasepsi hormonal dan nonhormonal. 2. Bagi Wanita Usia Subur Perlu dilakukan kontrol tekanan darah secara aktif yaitu 6 bulan sekali, terutama bagi penderita
hipertensi
dan
meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran untuk menjaga pola hidup sehat. 3. Bagi Penelitian Selanjutnya Perlu
dilakukan
penggunaan
jenis
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Republik Indonesia Kurniawati H. 2010. Hubungan Pemakaian Kontrasepsi Pil KB Kombinasi dengan Tekanan Darah Tinggi pada Wanita Pasangan Usia Subur di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan Kota Administrasi Jakarta Barat Tahun 2010. Depok : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Langi
penelitian
tentang
kontrasepsi
hormonal
lainnya terhadap kejadian hipertensi
DAFTAR PUSTAKA Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Manado. 2013. Laporan Pelayanan KB Mandiri BKB-PP. Manado Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Penyakit Hipertensi. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, Republik Indonesia Everett S. 2004. Handbook of Contraception and Reproductive Sexual Health,2nd. Terjemahan oleh Nike Budi Subekti. 2007. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Handayani S. 2010 . Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Pustaka Rihama
GG. 2012. Analisis Hubungan Penggunaan Pil KB dengan Kejadian Hipertensi pada Wanita Usia Subur di Kecamatan Tombariri. Manado : Fakultas Kesehatan Masyarakat Unsrat
Olatunji LA., Soladove AO. 2008. Oral Contraceptive Induced Blood Pressure Is Prevented By Renin Angiotensin Suppression In Female Rats But Not By Sympathetic Nervous System Blokade. Indian Journal of Experimental Biology, 46(11):749-54 Puskesmas Bahu. 2013. Profil Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang. Manado Sanif E. 2009. Hipertensi Pada Wanita. Available from http://www.jantunghipertensi.com/hip ertensi/78.html Diakses pada tanggal 24 September 2014 Sugiharto A. 2007. Faktor-Faktor Risiko Hipertensi Grade II Pada Masyarakat (Studi Kasus di Kabupaten Karanganyar). Semarang : Universitas Diponegoro Triyanto E. 2014. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara Terpadu. Yogyakarta : Graha Ilmu