HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERORANGAN DENGAN INFESTASI CACING USUS PADA SISWA SEKOLAH DASAR YAYASAN PENDIDIKAN IMANUEL AKAS KECAMATAN DAMAU KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD Listra A. Nusa*, Jootje M. L. Umboh*, Victor D. Pijoh** *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ** Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Latar belakang: Infeksi kecacingan adalah penyakit yang berbasis lingkungan, salah satunya adalah penyakit cacing usus yang ditularkan melalui tanah. Faktor higiene dan sanitasi lingkungan merupakan faktor penting dari transmisi penyakit ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara higiene perorangan dengan infestasi cacing usus pada siswa SD YPK Imanuel Akas Kecamatan Damau Kabupaten Kepulauan Talaud. Metode penelitian: Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasi analitik dengan desain cross sectional study yang dilaksanakan pada bulan Maret – April 2013. Populasi adalah seluruh siswa SD YPK Imanuel Akas yang berjumlah 86 orang dengan restriksi populasi menggunakan kriteria inklusi dan ekslusi. Sampelnya adalah total populasi ( 66 siswa). Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuisioner dan alat pemeriksaan laboratorium (parasitologi). Analisis bivariat menggunakan uji statistik berupa Chi-square dengan derajat kepercayaan CI 95% dan tingkat kemaknaan 5% ( α = 0,05). Program aplikasi statistinya adalah SPSS ver. 19 for windows. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan Angka kejadian kecacing berdasarkan jenis cacing sebesar 73,3% Ascaris lumbricoides dan 26,7% Trichuris trichiura. Berdasarkan jumlah penderita kecacingan positif 22,7% dan negatif 77,3%. Dari hasil uji statistik didapatkan nilai probabilitas untuk hubungan variabel higiene penggunaan alas kaki 0,749 (p>0,05), kebiasaan mencuci tangan 0,789 (p>0,05), kebiasaan menggunting kuku 0,683 (p>0,05), dan kebiasaan mandi 0,143 (p>0,05). Kesimpulan dan saran: Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara higiene perorangan dengan infestasi cacing usus. Berdasarkan hasil penelitian saran yang dapat diajukan adalah bahwa diperlukan penyuluhan khusus serta penyediaan media informasi kesehatan tentang manfaat dan cara mencuci tangan yang baik bagi orang tua dan siswa. Kata kunci: Higiene Perorangan, Infestasi Cacing Usus, Siswa Sekolah Dasar. Abstrak Background: Helminthic infections is an environmental-based disease and one type of its is the interestinal helminthic infections which transmitted through soil, that it is frequently called soil transmitted helminths. Personal hygiene and sanitation are important factors influencing the transmission of this disease. The objective of this research was to know the relationship between personal hygiene and intestinal worm infestation in students of state elementary school YPK Imanuel Akas, Damau Sub District, Talaud Archipelago Regency. Research Methods: subdistrict this study was an observasionally analytic research with a cross- sectional study design conducted in March-April 2013. The population was all of the studens of state elementary school Imanuel education foundation Akas which is restricted with inclusion and exclusion criteria. The sample was total sample (66 students).research instrumets were questionairre and parasitoligic laboratory. Bivariate analysis was done using Chi-square test with the confidence interval of 95% at the significance level of 5% (α=0,05). The statistical application programme used was SPSS version 19 for windows. Results: The result of the research showed number of worm occur based on kind of worm is 73,3% Ascaris Lumbricoides and 26% Trichuris trichiura. Based on the quantity of positive worm sufferer 22,7% and the negative is 77,3%. The statistical test indicated the probability for the relationship between the variabel hygiene of the shoes 0,749(p> 0,05), hand washing habit 0,789 (p>0,005, nail cleanliness 0,683 (p>0,05), and bathing habit 0,143 (p>0.05). conclusion And Suggested: it can be consluded that no relationships between personal higiene and intestinal worm infestation. Based research result were that it is neccessary to carry out special health education on and the provision of information media about hand washing.
Keywords: Personal Hyginene, Intestinal Worm Infestation, Elementary School Students
PENDAHULUAN Higiene perorangan adalah upaya menjaga kebersihan diri untuk mencegah penyakit akibat pengaruh lingkungan dalam rangka mencapai derajat kesehatan yang optimal. Higiene perorangan yang kurang merupakan salah satu faktor yang menyebabkan infeksi kecacingan. Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh individu dan kebiasaan. Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum (Kep- Menkes, 2006). Penyakit cacing merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat Indonesia, dari hasil penelitian ternyata prevalensi penyakit cacing masih tinggi yaitu 60-70%. Tingginya prevalensi ini disebabkan oleh iklim tropis dan kelembaban udara tinggi di Indonesia yang merupakan lingkungan yang baik untuk perkembangan cacing serta kondisi sanitasi dan higiene yang buruk. Penyakit yang disebabkan oleh infestasi cacing tidak langsung menyebabkan kematian, namun menyebabkan tingginya morbiditas. Penyakit cacing dapat mengakibatkan menurunnya kondisi kesehatan, gizi, kecerdasan dan produktifitas penderitanya sehingga secara ekonomi banyak menyebabkan kerugian karena menyebabkan kehilangan karbohidrat dan protein serta kehilangan darah, sehingga menurunkan sumber daya manusia. Penelitian lestari dkk, (2009) pada murid sekolah dasar di daerah kumuh perkotaan Medan menunjukkan 50,86% anak positif cacing usus baik infeksi tunggal maupun campuran. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara prevalensi kecacingan di Sulawesi Utara pada tahun 2010 yaitu 13,6%. Untuk desa akas tidak terdapat data angka kecacingan dikarenakan belum perna diadakan survei tentang kejadian kecacingan. Berdasarkan paparan diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “ hubungan higiene perorangan dengan infestasi cacing usus pada siswa SD YPK Imanuel Akas Kecamatan Damau Kabupaten Kepulauan Talaud”. Adapun pertimbangan pertimbangan pemilihan lokasi ini adalah karena sekolah ini secara geografis teletak di daerah pesisir pantai penelitian sejenis belum perna dilakukan di lokasi ini. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara higiene perorangan dengan infestasi cacing usus pada siswa SD YPK Imanuel Akas Kecamatan Damau Kabupaten Kepulauan Talaud. Tujuan khusus: mengetahui gambaran kejadian infestasi cacing usus dan jenis cacing pada siswa SD YPK Imanuel Akas, mengetahui gambaran kebiasaan mencuci tangan , penggunaan alas kaki, kebiasaan menggunting kuku, dan kebeiasaaan mandi, dan mengetahui hubungan dari masing-masing variabel independen dan dependen . METODE Penelitian ini bersifat observasi analitik dengan pendekatan cross sectional study. Penelitian dilaksanakan mulai dari bulan maret sampai bulan april 2013. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa SD YPK Imanuel Akas yang berjumlah 86 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD YPK Imanuel Akas ( total sampel). Jumlah siswa yang menjadi subjek penelitian sebanyak 66 orang. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah higiene perorangan siswa dimana yang diukur yaitu: kebiasaan mencuci tangan, penggunaan alas kaki, kebiasaan menggunting kuku dan kebiasaan mandi. Variabel terikat adalah infestasi cacing usus. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner untuk mendapatkan data mengenai higiene perorangan. Sedangkan untuk data mengenai infestasi cacing diukur dengan pemeriksaan feses di laboratorium parasitologi. Data yang diperoleh dari hasil penelitian diolah dengan program spss ver. 19 lalu dianalisis dengan uji chi-square dan uji fischer exactuntuk mengeTetahui variabel yang diteliti yaitu higiene perorangan dengan infestasi cacing usus.
HASIL PENELITIAN a. Hasil pemeriksaan kejadian kecacingan
Berdasarkan pemeriksaan infeksi cacing usus yang dilakukan terhadap 66 responden dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel. 1 hasil pemeriksaaan kejadian kecacingan pada siswa SD YPK Imanuel Akas Kejadian Kecacingan n % Positif
15
22,7
Negatif
51 77,3 Total 66 100 Tabel 1 menunjukkan bahwa sebanyak 51 responden (77,3%) dinyatakan negatif kecacingan dan 15 orang responden (22,7%) positif kecacingan. b. Jenis-Jenis cacing pada siswa SD YPK Imanuel Akas Berdasrkan hasil pemeriksaan jenis-jenis cacing usus yang dilakukan terhadap 66 responden dapat dilihat pada tabel berrikut ini. Tabel 2. Jenis-jenis cacing pada siswa SD YPK Imanuel Akas Jenis cacing n % Ascaris lumbricoides
11
73,3
Trichuris trichiura
4
26,7
15
100
Total
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa kejadian kecacingan pada anak Sekolah Dasar YPK Imanuel Akas adalah Ascaris lumbricoides sebanyak 11 orang (73,3%) dan Trichuris trichiura sebanyak 4 orang. Analisis Statistik Higiene Perorangan Siswa SD YPK Imanuel Akas Dengan Infestasi Cacing Usus. a. Hubungan Kebiasaan Mencuci Tangan Deengan Infestasi Cacing Usus Hasil uji hubungan kebiasaan mencuci tangan dengan infestasi cacing usus yang dilakukan dengan menggunakan uji chi-square ditunjukkan pada tabel 3. Tabel 3 Tabulasi Silang Hubungan Antara Kebiasaan Mencuci Tangan Dengan Infestasi Cacing Usus Pada Siswa Sekolah Dasar YPK Imanuel Akas Cacingan Total Positif Negatif p N % n % n % Tidak baik 11 16,7 31 47 42 63,6 Baik 4 6 20 30,3 24 36,4 0,789 Total 15 22,7 51 77,3 66 100 Dari Tabel3 dapat diketahui hasi uji Chi-Squarediperoleh nilai probabilitas sebesar 0,78 (p > 0,05) yang berarti tidak terdapat hubungan yang bemakna antara kebiasaan mencuci tangan dengan infestasi cacing usus. Kebiasaan mencuci tangan
b. Hubungan antara penggunaan alas kaki dengan infestasi cacing usus Hasil uji hubungan penggunaan alas kaki dengan infestasi cacing usus yang dilakukan dengan menggunakan uji chi-square ditunjukkan pada tabel 4. Tabel 4 Tabulasi Silang Hubungan Antara Penggunaan Alas Kaki Dengan Infestasi Cacing Usus Cacingan Total Penggunaan Alas P Positif Negatif Kaki n % n % n % Tidak baik 5 7,6 14 21,2 19 28,8 Baik 10 15,2 37 56 47 71,2 0,749 Total 15 22,8 51 77,2 66 100
Dari Tabel 4 dapat diketahui bahwa berdasarkan hasil uji Fisher’s Exact Test(karena uji Chi-Square tidak dapat memenuhi syarat) diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,749 (p>0,05) atau tidak terdapat hubungan yang signifikan. c. Hubungan kebiasaan menggunting kuku dengan infestasi cacing usus Hasil uji hubungan kebiasaan menggunting kuku dengan infestasi cacing usus yang dilakukan dengan menggunakan uji chi-square ditunjukkan pada tabel 5. Tabel 5 Tabulasi Silang Hubungan Antara Kebiasaan Menggunting Kuku Dengan Infestasi Cacing Usus. Cacingan Kebiasaan menggunting kuku
Total
Tidak baik
Positif n % 12 18,2
Negatif n % 44 66,7
n 56
% 84,8
Baik Total
3 15
7 51
10 66
15,2 100
4,5 22.7
10,6 77.3
p
0,683
Dari Tabel 5 dapat diketahui hasil uji Fisher’s Exact Test (karena uji Chi-Square tidak dapat memenuhi syarat) diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,683(p>0,05) atau tidak terdapat hubungan yang signifikan. d. Hubungan kebiasaan mandi dengan infestasi cacing usus Hasil uji hubungan kebiasaan mandi tangan dengan infestasi cacing usus yang dilakukan dengan menggunakan uji chi-square ditunjukkan pada tabel 6 Tabel 6Tabulasi Silang Hubungan Antara Kebiasaaan Mandi Dengan Infestasi Cacing Usus Pada Siswa Sekolah Dasar YPK Imanuel Akas Cacingan Total p Positif Negatif n % n % n % Tidak baik 8 12,1 30 45,5 38 57,6 Baik 7 10,6 21 31,8 28 42,4 0,143 Total 15 22,7 51 77,3 66 100 Dari Tabel6 dapat diketahui hasil uji chi-squre diperoleh p > 0,005 berarti tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara kebiasaan menggunting kuku dengan infestasi cacing usus pada siswa Sekolah Dasar YPK Imanuel Akas. Kebiasaan mandi
PEMBAHASAN Jika dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ottay (2009) terhadap responden yang berada ditempat pembuangan akhir sampah Sumompo Kota Manado menunjukkan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan cacing yang dilakukan terhadap 72 sampel, ternyata terdapat 18 responden positif cacingan (25%) dan sebanyak 54 responden yang negatif kecacingan (75%).Penelitian Sungkar (2011) pada anak panti asuhan di daerah Pondok Gede Bekasi menunjukkan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan cacing yang dilakukan terhadap 115 responden, terdapat 43 responden positif terinfeksi cacing (37,4%) dan sebanyak 72 responden (63,6%) negatif kecacingan.Hasil penelitian diatas menunjukkan persentase yang lebih tinggi dari pada apa yang ditemukan dari penelitian ini yaitu hanya 22,7%. Hasil pemeriksaan tinja menunjukkan bahwa jenis cacing terbanyak pada Siswa Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Imanuel Akas yaitu Ascaris lumbricoides sebanyak 11 responden (73,3%), dan infestasi Trichuris trichiura sebanyak 4 responden (26,7%).Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh zukhriadi (2008) di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Sibolga Kota bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan cacing yang dilakukan terhadap 67 responden, ternyata terdapat 40 responden yang terinfeksi cacing Ascaris lumbricoides (59,7%), 2 responden terinfeksi cacing Trichuris trichiura (3%), dan 25 responden terinfeksi cacing campuran yaitu cacing Ascaris dan Trichuris (37,3%).
a. Hubungan antara kebiasaan mencuci tangan dengan infestasi cacing usus Kebiasaan mencuci tangan tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan kejadian kecacingan. Berdasarkan hasil penelitian Terdapat kecenderungan bahwa siswa yang punya kebiasaan mencuci tangan yang tidak baik lebih besar persentasenya terinfeksi cacing usus dibanding dengan siswa yang mempunyai kebiasaan mencuci tangan yang baik. Walaupun tidak terdapat hubungan yang signifikan akan tetapi harus tetap menjaga kebersihan diri untuk pencegahan. Kebiasaan cuci tangan sebelum makan memakai air dan sabun mempunyai peranan penting dalam kaitannya dengan pencegahan infeksi kecacingan, karena dengan mencuci tangan dengan air dan sabun dapat lebih efektif menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan secara bermakna mengurangi jumlah mikroorganisme penyebab penyakit seperti virus, bakteri dan parasit lainnya pada kedua tangan. b. Hubungan antara penggunaan alas kaki dengan infestasi cacing usus. Berdasarkan hasil penelitian pada 66 orang siswa Sekolah Dasar YPK Imanuel Akas dengan kebiasaan menggunakan alas kaki setiap kali bermain diluar rumah dan bermain saat istirahat sekolah lebih banyak yang terinfeksi cacing di bandingkan dengan yang tidak menggunakan alas kaki saat bermain diluar rumah dan bermain saat istirahat sekolah. Kontaknya tangan anak dengan tanah ini sangat memungkinkan anak terinfeksi cacing tambang melalui tangan. Walaupun anak selalu menggunakan alas kaki namun apabila selalu bermain menggunakan media dan mainan tanah sementara mainan atau pola bermainnya selalu membuat tangan anak kontak dengan tanah, maka anak akan berpeluang terinfeksi cacing tambang. Meskipun penelitian yang dilakukan di Sekolah Dasar YPK Imanuel Akas tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara variabel penggunaan alas kaki dengan infeksi cacing dikarenakan tidak ditemukannya cacing tambang pada pemeriksaan laboratorium. UntukmenghindariinfeksidaricacingNecatorAmericanusdanAncylostomaduodenaleantara lain dengan memakai sandal atausepatu (Sutanto dkk, 2008). c. Hubungan antara kebiasaan menggunting kuku dengan infestasi cacing Kebiasaan menggunting kuku tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan kejadian penyakit cacingan pada murid Sekolah Dasar YPK Imanuel Akas. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Endriani,dkk (2010)tidak ada hubungan yang bermakna antara kebersihan kuku dengan infestasi cacing usus denga p= 0,213. Meskipun tidak didapatkan hubungan yang signifikan antara kebersihan kuku dengan infestasi cacing usus akan tetapi harus tetap menjaga kebersihan diri untuk tindakan pencegahan. Salah satu usahapencegahan penyakit cacingan yaitu memelihara kebersihan diri dengan baikseperti memotong kuku.Kebersihan perorangan penting untuk pencegahan, kukusebaiknya selalu dipotong pendek untuk menghindari penularan cacing daritangan ke mulut (Gandahusada, 2000dalamYulianto 2007). d. Hubungan antara kebiasaan mandi dengan infestasi cacing usus. Kebiasaan mandi tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan infestasi cacing usus. Hasi ini juga sama dengan penelitian Sofiana (2007)pada anak sekolah dasar MI Asas Islam Kalibening Salatiga menemukan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan mandi dengan infestasi cacing di peroleh p=0.909.kebersihan diri harus tetap dijaga sehingga dapat mencegah terjadinya infeksi kecacingan terutama infeksi oleh cacing Oxyuriasi vermicularis. KESIMPULAN 1. Angka kecacingan adalah 22,7% dengan jenis cacing yang terindentifikasi yaitu cacing Ascaris lumbricoides (16.6%) dan Trichuris trichiura (6%). 2. Tidak terdapat hubungan antara penggunaan alas kaki dengan infestasi cacing usus 3. Tidak terdapat hubungan antara kebiasaan mencuci tangan dengan infestsi cacing usus 4. Tidak terdapat hubungan antara kebiasaan menggunting kuku dengan infestasi cacing usus 5. Tidak terdapat hubungan antara kebiasaan mandi dengan infestasi cacing usus
SARAN 1. Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Talaud Dan Puskesmas Damau Disarankan Dengan tingginya angka kecacingan sebesar 22,7% perlu dilakukan pemberantasan kecacingan, pemeriksaan, pengobatan dan program pembinaan kesehatan anak sekolah seperti penyuluhan kesehatan secara berkala tiap 6 bulan sekali pada semua siswa/murid sekolah dasar. 2. Diharapkan peran serta orang tua dalam usaha pencegahan dan pengobatan penyakit cacing. 3. Disarankan kepada pihak sekolah untuk meningkatkan kerjasama antara kepala sekolah dan guru untuk memberi bimbingan, pengarahan tentang higiene perorangan kepada anak dalam upaya menurunkan angka penyakit cacing. 4. Perlu penelitian lanjut mengenai prevalensi cacing usus serta hubungan antara higiene dengan infestasi cacing di sekolah-sekolah di wilayah Kecamatan Damau Kabupaten Kepulauan Talaud dengan jumlah sampel yang lebih besar. DAFTAR PUSTAKA Aryadini, R, D., Utami, S., W, N Wilis., Nuri., Wicaksono. Y. 2012.Hubungan Higiene Sanitasi Terhadap Keberhasilan Terapi Menggunakan Tablet Ekstrak Biji Pinang (Areca catechu L) Pada Ascariasia Di Sekolah Dasar Kecamatan Mumbulsari, Kabupaten Jamber. Universitas Jember. Jurnal Medika Planta, Vol. 1 No. 5 Djarismawati dan Mardiana.(2008)Prevalensi Cacing Usus Pada Murid Sekolah Dasar Wajib Belajar Pelayanan Gerakan Terpadu Pengentasan Kemiskinan Daerah Kumuh Di Wilayah DKI Jakarta. Jakarta. Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol. 7 No 2 Endriani, Mifbakhudin, Suyano. ( 2011) Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Usia 1-4 Tahun. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol 7 No 1. http://jurnal.unimus.ac.id Irianto.(2009). Parasitologi. Berbagai Penyakit Yang Mempengaruhi Kesehatan Manusia. Bandung : CV.Yrama Widya. Keputusan Menteri Kesehatan RI, (2006) Pedoman Pengendalian Cacingan, Permenkes No.424/MENKES/SK/VI/2006. (online). http://id.scribd.com/mobile/doc/41791580/kepmenkes424-cacingan Lestari, S., Arrasyid, N, K., Dan Fujiati, I,I. (2009) Status Gizi, Infeksi Kecacingan Dengan Prestasi Belajar Pada Anak Sekolah Dasar Di Daerah Kumuh, Perkotaan Kota Medan. Laporan Penelitian Hibah Penelitian Strategi Nasional. Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara. Info Pangan Dan Gizi, Vol. XIX . No. 2. Tahun 2010. Hal 11-12. Ottay R, I. (2009)Hubungan Antara Perilaku dengan kejadian penyakit kecacingan di tempat pembuangan sampah Sumompo. Jurnal Biomedik, Vol 2. No. 1. 1 Maret 2010. Proverawati, A. & Rahmawati, E. (2012) Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS). Yogyakarta: Nuha Medika. Sungkar S, D. (2011) Infeksi Parasit Usus Pada Anak Panti Asuhan Di Pondek Gede, Bekasi. Jakarta: Universitas Indonesia. Jurnal Indon Med Assos, Vol. 61 nomor. 9. Sofiana, l. (2010) Hubungan Perilaku Dengan Infeksi Soil Transmitted Helminths Pada Anak Sekolah Dasar MI Asas Islam Kalibening Salatiga. Yogyakarta. Universitas Ahmad Dahlan. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol 4 No 2 Hal 76-143. Saryono.(2011). Metode Penelitiapn Kesehatan: Yogyakarta: Mitra Cendikia Safar.(2010). Parasitologi Kedokteran: Protozologi, Entomologi, Dan Helmintologi. Bandung: CV. Yrama Widya. Sutanto, I., Ismid,I, S., Sjarifuddin, P., Sungkar, S. ed. 2008. Perasitologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku FKUI. Widoyono. 2008. Penyakit Tropis Epidemiologi,Penularan,Pencegahan,Dan Pemberantasanya. Jakarta: Erlangga. Yulianto, E 2007. Hubungan Higiene Sanitasi Dengan Kejadian Penyakit Cacingan Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Rowosari 01 Kecamatan Tembalang Kota Semarang Tahun Ajaran 2006/2007, Skripsi, Semarang Universitas Negeri Semarang. Zukhriadi, R, R. (2008) Hubungan Higiene Perorangan Siswa Dengan Infeksi Kecacingan Anak Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Sibolga Kota Sibolga, Tesis, Medan, Universitas Sumatera Utara. (online) http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/8622/08E00343.pdf