FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN IPA DI KELAS V SDN 1 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO
JURNAL
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti ujian sarjana pada jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
OLEH RIYANTI BUMULO NIM. 151 411 145
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 2015
.lvrnu I lliy6n11
lJu nut k.t
LEMBAB PE,NGESAHAN JURNAL Skripsiyang brrjudul Faktr-faktorYang Mempengamhi Mirat Belajar IPA Di Kelas V SDN
I
Siswa Pada Pelajarn*
Tapa Kabupater Bon* Bolango
Oleh Riyanti Bumuls
Pernbimbing
Dr* I{IP.
Pembimbing
tr
tin M*kcginfao S.fdo M.Pd
Gsm*r A bdutlahls.Si,hf .Pd NrP. 198?1?2$ 30*8rX 2 0S3
9s7fs1CI1988031001
Mengetahui Ketua Jurus*n Pcndidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas llmu Pendidikan Lrniv*rsitas Nryeri Garcntale
Dr. Hj.
NIP.l ,
f unt san
P e nol i d i
inut i irotr
II
usain, S.Pd, M.Pd 14 198703 2 00t
I-)asar,2$15
Jurnal Riyanti Bumulo
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN IPA DI KELAS V SDN 1 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO Riyanti Bumulo¹, Djotin Mokoginta², Gamar Abdullah³ Riyanti Bumulo Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Rumusan masalah pada penelitian ini meliputi (1) bagaimanakah minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA pada siswa kelas V SDN 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango? Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA pada siswa kelas V SDN 1 Tapa dan untuk mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA pada siswa kelas V SDN 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif-kuantitatif. Penelitian deskriptif dilakukan melalui wawancara dengan guru wali kelas V dan membagikan angket untuk siswa Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif tujuannya adalah untuk menggambarkan kondisi yang ada sesuai masalah yang diteliti. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas V SDN 1 Tapa diantaranya faktor internal (faktor dari dalam diri siswa) yang meliputi kematangan, latihan, motivasi, kecerdasan atau intelegensy, dan fakto eksternal (dari luar diri siswa) yang meliputi keluarga, guru, dan penggunaan alat-alat belajar mengajar Kata kunci : Faktor-faktor, Minat belajar
1. PENDAHULUAN Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau disebut juga dengan sains merupakan mata pelajaran yang mempelajari peristiwaperistiwa yang terjadi di alam. Pelajaran IPA di SD memuat materi tentang pengetahuan-pengetahuan alam yang dekat dengan kehidupan siswa sekolah dasar. Siswa diharapkan dapat mengenal dan mengetahui pengetahuan-pengetahuan alam tersebut dalam kehidupan sehariharinya. Oleh karena itu pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. IPA juga merupakan salah satu disiplin ilmu yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa faktafakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan dan memiliki sifat ilmiah. Pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan pemahaman untuk mengembangkan kompetensi siswa agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran IPA merupakan suatu wahana untuk mengembangkan siswa berpikir rasional dan ilmiah. Pendidikan IPA dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman lebih mendalam tentang alam sekitar. Siswa wajib untuk mempelajari IPA terutama siswa SD. Untuk membelajarkan siswa sesuai dengan cara gaya belajar mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal ada berbagai model pembelajaran. Dalam prakteknya, guru harus ingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling tepat
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
Jurnal Riyanti Bumulo
untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu,dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa,sisfat materi bahan ajar,fasilitas-fasilitas yang tersedia,dan kondisi guru itu sendiri. Guru harus menyadari bahwa tidak semua bahan pelajaran menarik perhatian siswa sebagaimana juga tidak semua siswa tertarik perhatiannya terhadap bahan pelajaran yang sama. Karena itu mutlak diperlukan kecakapan guru untuk dapat berikan motivasi,membangkitkan minat perhatian siswa,terhadap bahan pelajaran yang sedang diajarkannya. Dalam proses belajar minat sangat diperlukan,sebab seseorang yang tidak memiliki minat belajar tidak mungkin melakukan aktivitas belajar. Minat adalah “gejala yang tertarik pada sesuatu yang selanjutnya minat seseorang akan mencerminkan tujuannya”. Apabila siswa yang berminat terhadap suatu pelajaran tertentu dapat dilihat dan diamati partisipasinya dalam menekuni pelajaran tersebut. Minat ini memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar.tanpa adanya minat maka ia tidak dapat menguasai pelajaran yang diberikan gurunya. Dari penjelasan di atas menunjukan bahwa, minat merupakan salah satu faktor dalam memperoleh hasil belajar. Sebab tanpa adanya minat yang tinggi,siswa merasa terpaksa dan terbebani dalan kegiatan belajar. Oleh karena itu disamping ini proses belajar akan terwujud bila dalam dirinya terdapat keseriusan. Begitu juga kondisi fisiologis berupa kesehatan,semangat dan potensinya yang normal. Akan tetapi semua ini tidak berjalan dengan normal,seperti terganggunya kesehatan,mudah pusing atau adanya kelainan-kelainan alat indera tubuhnya,maka tidak dapat membangkitkan minat belajar dengan baik.
Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa rendahnya minat siswa terdapat faktorfaktor yang mempengaruhi secara garis besar dibagi dua yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal) dan faktor dari luar diri siswa (eksternal). Dan faktor inilah yang akan diteliti lebih lanjut. Sedangkan kaitanya dalam pembelajaran IPA yakni,kita tahu bersama bahwa pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang diajarkan dari tingkat SD, SMP,SMA bahkan sampai dibangku perkuliahan pun ada.mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang menurut siswa sangat membosankan untuk dipelajari karena mata pelajaran ini membahas tentang peristiwa yang terjadi di alam dan banyak dialami oleh siswa. Berdasarkan pengamatan di lapangan bahwa pada saat pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ini berlangsung masalah yang ditemukan antara lain kurangnya penggunaan metode dan media pembelajaran dalam pelajaran IPA. Hal ini mengakibatkan merasa jenuh atau bosan bahkan tidak bisa konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran sehingga dapat menyebabkan menurunnya minat belajar. Materi yang dirasa terlalu banyak juga dapat menyebabkan siswa malas untuk mempelajari materi tersebut. Metode yang kurang tepat dan bersifat menonton juga dapat mempengaruhi minat belajar siswa. Selain itu siswa kurang bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran yang disebabkan oleh beberapa faktor internal dari siswa. Faktor-faktor yang dialami dan dihayati oleh siswa dan hal ini akan sangat berpengaruh terhadap proses belajar. Hal tersebut diatas tentunya dapat mengakibatkan para siswa akan merasa bosan dan menganggap bahwa pelajaran IPA itu membosankan. Dari masalah-masalah diatas masih banyak permasalahan-permasalahan lain yang bisa ditemukan yang dapat menyebabkan menurunnya minat belajar siswa. Apabila hal ini diabaikan dan tidak ditindaklanjuti
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
Jurnal Riyanti Bumulo
maka akan berdampak kurang baik terhadap perkembangan intelektual, emosional dan kepribadian siswa yang masih berada pada fase operasionalkonkret. Oleh karena itu,kita perlu mencari solusi bagaimana caranya agar siswa mudah mengerti dan mudah memahami materi yang diberikan,termotivasi dalam mengerjakan soal-soal latihan,serta aktif dalam proses belajar mengajar berlangsung. 2. LANDASAN TEORI Sebelum membahas mengenai minat belajar maka kita harus mengetahui pengertian minat belajar. Kata minat secara etimologi berasal dari bahasa Inggris ”interest” yang berarti kesukaan, perhatian (kecenderungan hati pada sesuatu), keinginan. Jadi, dalam proses belajar siswa harus mempunyai minat atau kesukaan untuk mengikuti kegiatan belajar yang berlangsung. Karena dengan adanya minat akan mendorong siswa untuk menunjukan perhatian, aktivitasnya dan partisipasinya dalam mengikuti kegiatan belajar yang berlangsung. Menurut Slameto dalam Hamalik (2010:11), minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitasnya, tanpa ada yang menyuruh. Minat merupakan dorongan dari dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara selektif, yang menyebabkan dipilihnya suatu obyek atau kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan,dan lamakelamaan mendatangkan kepuasan dalam dirinya. Menurut Taufani dalam Wisudawati (2012:39) bahwa minat merupakan suatu kecenderungan yang menyebabkan seseorang berusaha untuk mencari atau mencoba aktivitas-aktivitas dalam bidang tertentu. Minat bukan bawaan dari lahir, melainkan dapat dipengaruhi oleh bakat. Minat diciptakan atau dibina agar tumbuh dan terasa sehingga menjadi kebiasaan. Menurut Slameto dalam Hamalik (2010:180), minat adalah kecenderungan
yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, yaitu kegiatan yang diminati seseorang akan diperhatikan terus-menerus dan disertai dengan rasa senang. Minat dapat menjadi sebab suatu kegiatan dan sebagai hasil dari keikutsertaan dalam suatu kegiatan. Tidak adanya minat dapat mengakibatkan siswa tidak menyukai pelajaran yang ada sehingga sulit berkonsentrasi dan sulit mengerti isi mata pelajaran dan akhirnya berpengaruh terhadap hasil belajar. Minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada yang lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap objek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap objek tersebut. Selain pengertian minat yang dikemukakan di atas, Hamalik (2010 :33), juga menerangkan bahwa minat yaitu mengacu pada rasa menyukai dan menumbuhkan perhatian terhadap lapangan kerja yang akan dipilihnya. sebaliknya rangsangan dari pekerjaan itu sendiri pada giliranya menimbulkan respons dari pihak individu terhadap pekerjaan tersebut. dalam hal ini insentif yang disediakan oleh vokasi itu akan menentukan daya tarik untuk memilih pekerjaan tersebut. seseorang yang berminat terhadap suatu pekerjaan baru akan memberikan kepuasan atas keinginannya atau akan menolak jabatan itu karena tidak memberikan kesempatan dan tidak bermakna (nilai) bagi dirinya. Belajar sebagai perubahan perilaku terjadi setelah siswa mengikuti atau mengalami proses belajar mengajar, yaitu berupa hasil dalam bentuk penguasaan kemampuan dalam waktu tertentu. Menurut Hakim dalam Hamalik (2012:4) belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningka
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
Jurnal Riyanti Bumulo
tan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan dan daya pikir. selanjutnya, perubahan tingkah laku yang merupakan bias dari proses belajar, oleh Djamarah 2012 dalam Hamalik (2012:4) dikatakan sebagai hasil dari pengalaman dan latihan.
Menurut Slameto dalam Hamalik (2010 : 58) “bahwa kematangan adalah sesuatu tingkah atau fase dalam pertumbuhan seseorang di mana alat-alat tubuhnya sudah siap melaksanakan kecakapan baru”. Berdasarkan pendapat tersebut, maka kematangan adalah suatu organ atau alat tubuhnya dikatakan sudah matang apabila dalam diri makhluk telah mencapai kesanggupan untuk menjalankan fungsinya masingmasing kematangan itu datang atau tiba waktunya dengan sendirinya, sehingga dalam belajarnya akan lebih berhasil jika anak itu sudah siap atau matang untuk mengikuti proses belajar mengajar.
Berdasarkan pendapat di atas, maka secara singkat dapat dikatakan bahwa seseorang yang belajar dengan minat akan mendorong siswa belajar lebih baik daripada belajar tanpa minat. minat ini timbul apabila murid tertarik akan sesuatu karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasa bahwa sesuatu yang akan dipelajari dirasakan bermakna bagi dirinya. Namun demikian , minat tanpa adanya usaha yang baik maka belajar juga sulit untuk berhasil. b)
Latihan Oleh karena telah terlatih dan sering mengulangi sesuatu, maka kecakapan dan pengetahuan yang dimiliki siswa dapat menjadi semakin dikuasai. Sebaliknya tanpa latihan pengalamanpengalaman yang telah dimiliki dapat hilang atau berkurang. Oleh karena latihan dan seringkali mengalami sesuatu, maka seseorang dapat timbul minatnya pada sesuatu. Semakin besar minat siswa, maka semakin besar pula perhatiannya, sehingga memperbesar hasratnya untuk mempelajari sesuatu.
c)
Motivasi Motivasi merupakan pendorong bagi siswa untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat medorong seseorang, sehingga akhirnya orang itu menjadi spesialis dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu. Tidak mungkin seseorang mau berusaha mempelajari sesuatu dengan sebaik-baiknya jika ia tidak mengetahui betapa penting dan faedahnya hasil yang akan dicapai dari belajarnya bagi dirinya (Purwanto, 2006: 103-104).
d)
Kecerdasan atau Intelegensi
Seseorang akan berminat dalam belajar manakala ia dapat merasakan manfaat terhadap apa yang dipelajari, baik untuk masa kini maupun masa yang akan datang dan dirasakan apa kesesuaian dengan kebutuhannya yang sedang dihadapi, sehingga minat belajar dapat diuraikan dalam beberapa faktor. Adapun menurut Purwanto dalam Hamalik ( 2012: 103-104), faktor-faktor itu menjadi dua, yaitu faktor individu atau internal (faktor dari dalam diri siswa, meliputi kematangan / pertumbuhan, latihan, kecerdasan, motivasi dan pribadi). Faktor social atau eksternal (faktor diri dari luar diri siswa, terdiri dari faktor keluarga / keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, dan alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh berkembangnya minat maupun sebaliknya mengurangi minat belajar dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Faktor Internal Faktor internal adalah faktor yang berada dalam diri siswa antara lain: a)
Kematangan
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
Jurnal Riyanti Bumulo
Faktor ini berkaitan dengan Intelegency Quotient (IQ) seseorang yaitu kemampuan untuk dengan cepat menangkap dan memahami sesuatu bahan pelajaran baru. 3. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di SDN I Tapa, Kecamatan Tapa Kabupaten Bone bolango Khususnya pada siswa kelas V. Penelitian ini dikatakan baik apabila mempunyai objek penelitian, karena dengan adanya objek penelitian maka akan diketahui arah, maksud, dan tujuan penelitian. agar mudah bagi seorang peneliti dalam menyusun dan melaksanakan suatu penelitian. Penelitian tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Siswa Kelas V dalam Belajar IPA (Studi Kasus di SDN I Tapa, Kecamatan Tapa Kabupaten Bone bolango Tahun Ajaran 2015-2016) ini dilakukan mulai bulan April sampai bulan Juni 2015. SDN 1 Tapa Kabupaten Bone bolango telah di bangun diatas tanah 2,292 M2 yang berbentuk huruf L dengan ruang kelas ada 6 ruangan, ditambah dengan 1 ruangan untuk perpustakaan,1 ruang UKS serta ruangan guru dan ruangan kepala sekolah.dan juga terdapat kamar mandi ada 3 buah, 1 untuk laki-laki, 1 untuk perempuan, 1 untuk guru. Halaman sekolah juga cukup besar untuk lokasi olahraga, terdapat juga taman sekolah serta tempat upacara dengan berpagaran tembok yang dicat dengan warna kuning dan coklat dengan rapi, dibagian-bagian sudut halaman dan didepan ruangan-ruangan kelas juga ditanami tanaman hias yang tertata rapi serta dilengkapi dengan tempat sampah. Disetiap ruangan kelas juga tertata rapi kelas 1V dan kelas V saling berdekatan dan berseblahan dengan kantin, dibelakang sekolah terdapat lahan tapi lahan tersebut dalam keadaan kosong, dan di depan sekolah terdapat masjid Al-muhajirin.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif, sebagaimana deskriptif sederhana dan juga menyelidiki kenyataan yang terjadi sebagaimana adanya tanpa adanya manipulasi. Kuantitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Deskriptif, yaitu metode penelitian yang dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek/obyek penelitian (seorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain), proses yang sedang berlangsung, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Mengingat bahwa pendekatan yang dipilih dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif, maka kehadiran peneliti mutlak diperlukan berdasarkan pendekatan penelitian yang digunakan. Adapun kehadiran peneliti dilokasi penelitian diawali dengan penjajakan lokasi penelitian untuk mendapatkan data awal, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan observasi dan wawancara untuk mendapatkan data penelitian. Data diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti, lembar observasi, angket, pedoman wawancara, dokumentasi. Sumber data yang diteliti merupakan objek atau subjek, data ini berupa kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati, sumber data berupa orang (informan) yang diwawancarai, hal atau situasi yang diperoleh Yunus (2006 : 24). Sumber data utama dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, dan siswa.
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
Jurnal Riyanti Bumulo
Prosedur atau teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, pemberian angket,wawancara, dan dokumentasi.
Dokumentasi ini digunakan sebagai bukti fisik pelaksanaan penelitian berupa data foto-foto penelitian, data hasil observasi dan hasil angket.
1. Observasi Observasi yang dilakukan terdiri dari observasi awal dan observasi pada saat pembelajaran. Observasi awal dilakukan untuk memperoleh gambaran umum yang ada dilapangan. Observasi pada saat pembelajaran dilakukan setelah observasi awal. Observasi pada saat pembelajaran dilakukan untuk memperoleh informasi tentang minat belajar siswa pada pelajaran IPA di kelas V SDN 1 Tapa Kecamatan Tapa,Kabupaten Bone Bolango Observasi ini akan dilakukan sebanyak 2 kali dengan menggunakan pedoman observasi yang telah dikembangkan oleh peneliti.
Data hasil penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan tekhnik statistik deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa pada pelajaran IPA di kelas V SDN 1 Tapa Kecamatan Tapa, Kabupaten Bone Bolango.
2. Angket Angket (kuesioner) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono,2009:199). Responden yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 1 Tapa Kecamatan Tapa,Kabupaten Bone Bolango dimana dalam mengisi pertanyaan dilihat dari bagaimana cara guru membangkitkan minat belajar siswa. Adapun dalam mengisi pertanyaan, siswa dapat memilih jawaban yang telah disiapkan sebagaimana yang pernah dilihat atau dialami oleh siswa. Alternatif jawaban yang telah dipersiapkan dalam penelitian ini terdiri dari dua pilihan yaitu ya atau tidak. 3. Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data. 4. Dokumentasi
Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut: a. Ketentuan Skor Untuk pilihan a = diberi skor 4 Untuk pilihan b = diberi skor 3 Untuk pilihan c = diberi skor 2 Untuk pilihan d = diberi skor 1 b. Perhitungan Analisis Data Dalam perhitungan analisis data, dapat dilakukan dengan menggunakan rumus, yaitu sebagai berikut: P=
100%
Dimana : f = Frekuensi yang sedang dicari N = Jumlah frekuensi/ banyaknya individu P = Angka persentase 100% = Bilangan tetap Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan peneliti, sebagaimana yang dikemukakan oleh Moleong dalam Yunus Misna (2000:25) yaitu sebagai berikut: 1. ketekunan pengamatan, artinya menemukan keadaan ciri-ciri, unsurunsur dalam situasi yang sangat relevan dengan permasalahan yang diteliti. 2. Trangulasi adalah bentuk pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding utama terhadap data itu.
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
Jurnal Riyanti Bumulo
3. Auditrial, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang merupakan konsep yang dimanfaatkan untuk pemeriksaan ketergantungan dan kepastian data.dalam teknik ini sasarannya adalah pemeriksaan terhadap catatan lapangan.
mata pelajaran IPA baik pada faktor internal dan eksternal. Pada faktor internal yaitu meliputi kematangan, latihan, motivasi, kecerdasan atau intelegensy, pribadi. Sedangkan pada faktor eksternal yaitu meliputi keluarga, guru, penggunaan alat belajar.
Untuk lebih mempercepat proses pelaksanaan penelitian maka ditetapkan tahap-tahap penelitian sebagai berikut:
Pada faktor internal peneliti akan membahas tentang faktor kematangan yang dimaksud disini yaitu kematangan emosi merupakan aspek yang sangat dekat dengan kepribadian. Bentuk kepribadian inilah yang akan dibawa individu dalam kehidupan sehari-hari bagi diri dan lingkungan mereka. Seseorang dapat dikatakan telah matang emosinya apabila telah dapat berpikir secara objektif. Kematangan emosi merupakan ekspresi emosi yang bersifat kontruktif dan interaktif. Individu yang telah mencapai kematangan emosi ditandai oleh adanya kemampuan didalam mengontrol emosi, mampu berpikir realistik, memahami diri sendiri dan mampu menampakkan emosi disaat dan tempat yang tepat. Menurut Feinberg dalam Jamal Ma’mur Asmani (2008:115), ada beberapa karakteristik atau tanda mengenai kematangan emosi seseorang untuk dapat menerima dirinya sendiri, menghargai orang lain, menerima tanggung jawab, percaya pada diri sendiri, sabar dan mempunyai rasa humor.
1.
2.
Tahap pra lapangan ; a) Observasi / pengamatan di lokasi. b) menyusun rencana lapangan. Tahap pekerjaan lapangan ; a) memahami latar penelitian persiapan diri. b) mengumpulkan data observasi dan wawancara, dan angket. c) melakukan analisis. d) membuat laporan
4. PEMBAHASAN Penelitian ini bertolak dari upaya untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA di SDN 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango. Seperti yang dikemukakan di bab 1, bahwa rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu faktor-faktor apakah yang mempengaruhi minat belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada siswa kelas V SDN 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango. Sebelum melakukan pengumpulan data terlebih dahulu diadakan penyiapan lembar angket untuk siswa dan lembar wawancara untuk guru yang akan digunakan sebagai alat pengumpul data. Setelah melihat data hasil angket dari siswa peneliti akan menjelaskan sesuai dengan kenyataan yang diisi oleh siswa pada lembaran angket yang sudah dibagikan. Dalam pembahasan ini peneliti akan membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa pada
5. PENUTUP Berdasarkan analisis data hasil penelitian angket dan wawancara tentang minat siswa kelas V dalam belajar IPA serta faktorfaktor yang mempengaruhinya, maka dapat dirumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Guru dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa pada pelajaran IPA di kelas V SDN 1 Tapa Kabupaten Bone bolango yaitu faktor eksternal, (1). faktor keluarga dan, (2). faktor penggunaan alat-alat belajar mengajar.
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015
Jurnal Riyanti Bumulo
Setelah peneliti melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa kelas V SDN 1 Tapa, Kecamatan Tapa Kabupaten Bonebolango Tahun Ajaran 2014/2015 dan menganalisis hasilnya, maka dengan penuh kerendahan hati penulis ingin mengajukan saran-saran sebagai berikut : a. Sekolah hendaknya menyediakan fasilitas atau media pembelajaran secara lengkap, dan memberikan dukungan kepada siswa untuk lebih giat dalam belajar IPA. b. Guru jangan pernah bosan untuk selalu memberikan semangat dan nasehat untuk siswa, dan memberikan pelajaran yang menyenangkan untuk siswa. c. Siswa-siswi harus lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran IPA dan tekun belajar dimana saja dan kapan saja, cintailah semua mata pelajaran yang ada di SDN 1 Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango, dan hormatilah guru-guru yang ada di sekolah. d. Pada seluruh orang tua siswa agar mendorong dan membimbing anaknya untuk belajar di rumah karena peran orang tua sangat dibutuhkan untuk mencapai pembelajaran yang optimal.
Kilo Saridin Adam., 2010 Buku Rujukan Tesis. Gorontalo: tidak diterbitkan. Mohune Fatmawaty., 2014. Skripsi Meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem peredaran darah manusia melalui penerapan metode inquiri di kelas V SDN 1 Tapa Kab. Bone bolango. Gorontalo: tidak diterbitkan. Putra Rizema Sitiatava., 2013. Pendidikan Berbasis Bakat Siswa. Yogjakarta: Diva Pres.
6. REFERENSI Anonim., 2014. Panduan Karya tulis Ilmiah. Gorontalo. Amali Feni., 2013. Skripsi Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas V SDN 4 Telaga Kab Gorontalo.Gorontalo:tidak diterbitkan Hamalik Oemar Dr.Prof., 2012. Proses belajar mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Hamalik Oemar Dr.Prof., 2010. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Asmani Ma’mur 2012. Tujuh Tips Aplikasi Pakem. Jogjakarta: Diva Press
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015