KEMAMPUAN SISWA MENGUNGKAPKAN PENDAPAT MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DI KELAS IV SDN 2 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO Hartati Raden Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pembimbing I
: Dra. Hj. Evi Hasim, M.Pd
Pembimbing II : Wiwy T. Pulukadang, S.Pd, M.Pd
ABSTRAK
Hartati Raden. 2013. Kemampuan Siswa Mengungkapkan Pendapat Menggunakan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas IV SDN 2 Tapa Kabupaten Bone Bolango. Skripsi. Jurusan Pendidikan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Hj. Evi Hasim, M.Pd Pembimbing II Wiwy T. Pulukadang, S.Pd, M.Pd. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana mendeskripsikan Kemampuan siswa mengeluarkan pendapat menggunakan media audio visual pada siswa kelas IV SDN 2 Tapa Kabupaten Bone Bolango? Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan siswa mengungkapkan pendapat menggunakan media audio visual di kelas IV SDN 2 Tapa Kabupaten Bone Bolango. Metode penelitian dengan menggunakan teknik desriptif dalam hal ini pengumpulan data menggunakan hasil wawancara siswa dan guru, serta dokumentasi guna melengkapi informasi yang diperoleh. Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa dengan media audio visual kemampuan siswa mengungkapkan pendapat cukup meningkat yakni; aspek pilihan kata kriteria mampu 11 orang atau 44 %, kurang mampu 8 orang atau 32 %, tidak mampu 6 orang atau 24 %. aspek struktur kalimat kriteria mampu 11 orang atau 44 %, kurang mampu 9 orang atau 36 %, tidak mampu 5 orang atau 20 %. aspek kelancaran kriteria mampu 10 orang atau 40 %, kurang mampu 7 orang atau 28 %, tidak mampu 8 orang atau 32 % dan aspek keberanian kriteria mampu 8 orang atau 32 %, kurang mampu 9 orang atau 36 % dan tidak mampu 8 orang atau 32 %. Berdasarkan analisis data pada kemampuan siswa dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan media audio visual kemampuan siswa mengeluarkan pendapat dapat ditingkatkan.
Kata Kunci : Kemampuan, Mengeluarkan Pendapat, Media Audio Visual
I.
PENDAHULUAN metode pembelajaran yang diberikan pastinya ada manfaat atau
kelemahannya, sehingga para guru harus memahami berbagai
metode
pembelajaran agar guru dapat memilih dan menggunakan metode yang tepat sesuai dengan materi dan tujuan pembelajarannya. Metode pembelajaran yang digunakan diharapkan mampu meningkatkan kemampuan peserta didik dalam proses berpikir dan mengeluarkan pendapat. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik yaitu menggunakan media audio visual. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengadakan penelitian dengan judul
“Kemampuan Siswa Mengungkapkan Pendapat
Menggunakan Media Audio Visual Di Siswa Kelas IV SDN 2 Tapa Kabupaten Bone Bolango”. Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut : 1. Siswa belum mampu mengungkapkan pendapat menggunakan media audio visual. 2. Siswa belum mampu menguraikan kalimat dengan baik dan benar. 3. Siswa belum mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : bagaimana mendeskripsikan Kemampuan siswa mengungkapkan pendapat menggunakan media audio visual di kelas IV SDN 2 Tapa Kabupaten Bone Bolango. Adapun yang menjadi tujuan utama dalam penelitian ini adalah Mendeskripsikan
Kemampuan
siswa
mengungkapkan
pendapat
dengan
menggunakan media audio visual di kelas IV SDN 2 Tapa Kabupaten Bone Bolango. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi siswa sebagai teknik yang kemampuan siswa dalam mengeluarkan pendapat. 2. Bagi guru, sebagai solusi atas masalah penggunaan model pembelajaran khususnya dalam keterampilan berbicara atau mengeluarkan pendapat. 3. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan untuk menentukan kebijakan kualitas proses belajar mengajar pada pembelajaran bahasa Indonesia di SDN 2 Tapa Kabupaten Bone Bolango. 4. Bagi peneliti, sebagai referensi atau bahan pembanding penelitian berikutnya dengan topik atau masalah yang sama.
II. KAJIAN TEORI Menurut Burhan Nurgiyantoro (2005: 276), berbicara adalah aktivitas berbahasa kedua yang dilakukan manusia dalam kehidupan berbahasa, setelah mendengarkan. Berbicara adalah berkata, bercakap, berbahasa, melahirkan pendapat dengan perkataan (KBBI, 2005: 148). Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan (Tarigan, 2003: 15). Hampir sama yang disampaikan oleh Azhar Arsjad, dkk. (2003) kemampuan berbicara
adalah
kemampuan mengucapkan
bunyi-bunyi
artikulasi
atau
mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Faktor-faktor yang terdapat dalam proses pembicaraan adalah sebagai berikut (1) Misi pembicaraan; Pembukaan dipengaruhi oleh misi pembicaraan. Yang dimaksudkan dengan misi pembicaraan adalah tujuan pembicaraan atau diskusi yang dibebankan kepada isi pembicaraan untuk disampaikan kepada pendengar. (2) Sifat pembicaraan; Pembukaan dipengaruhi oleh sifat apakah resmi atau tidak sama sekali. Pembukaan didepan forum resmi, misalnya pertemuan atau rapat dinas yag dihadiri oleh pejabat kantor bersangkutan dan para pejabat pemerintah. Pada forum resmi sifatnya sangat formal yang biasanya akan mengikuti tatanan yang benar-benar mencerminkan keseriusan dari acaranya. Pembicaraan atau pidato dapat diselipin dengan sedikit humor, dan bisa dilakukan dengan santai tapi dengan tidak menghilangkan keseriusan acara. (3) Lawan Bicara; Lawan bicara turut menentukan pembukaan pembicaraan, lawan bicara atau pendengar bisa dikategorikan dalam dua bagian yaitu kelompok atau perseorangan. Pembicaraan dengan perseorangan atau seseorang, pembukaan bisa di warnai dengan gaya yang sifatnya kekeluargaan, apalagi keduanya sudah akrab. Menurut (Fikri, 2012) Pengertian pendapat secara umum diartikan sebagai buah gagasan, pikiran, atau ide. Mengeluarkan pendapat berarti mengemukakan gagasan atau pikiran-pikiran dan ide-ide. Sedangkan yang dimaksud dengan hakekat kemerdekaan mengemukakan pendapat, yaitu kebebasan setiap individu atau setiap manusia untuk mengeluarkan pikiran, gagasan, atau ide-ide, baik
secara lisan maupun tulisan dan sebagainya tanpa ada paksaan dan tekanan dari pihak manapun. Menurut (Fikri, 2012) Menyampaikan pendapat adalah hak setiap warga negara untuk menyampaikan pikiran dengan lisan dan tulisan, serta sikap-sikap lain secara bebas dan bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pada hakekatnya mengeluarkan pendapat sebagai perwujudan hak dan tanggung jawab berdemokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Mengeluarkan pendapat sangat penting bagi kehidupan demokrasi karena akan membawa dampak positif antara lain kepekaan masyarakat menjadi meningkat dalam menyikapi berbagai permasalahan sosial yang timbul dalam kehidupan sehari-hari, membiasakan masyarakat untuk berfikir kritis dan responsip, merasa ikut memiliki dan ikut bertanggung jawab atas kemajuan bangsa dan negara, serta meningkatkan demokrasi dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Djamarah (2010:120) mengemukakan bahwa kata media berasal dari bahasa latin, medius,yang secara harfiah berarti, tengah, perantara, atau pengantar. Dengan demikian media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Lebih lanjut Aswan Zain (2010:121) menambahkan bahwa media adalah alat bantu apa saja yang dapat disajikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran. Beberapa pakar/ahli media menyatakan definisi media dengan berbagai batasan-batasan tertentu. Gagne (dalam Nunuk Suryani, 2012:135) mengartikan media sebagai berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Sedangkan Rusel (dalam Nunuk Suryani,
2012:135) menyatakan bahwa media adalah saluran komunikasi termasuk film, televisi, diagram, materi tercetak, komputer, dan instruktur.” Menurut Purnamawati dan Eldarni (dalam Wawan Junaidi, 2012:Online), Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar”. Dijabarkan juga oleh Djamarah (dalam Wawan Junaidi, 2012:Online), Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran”. Menurut Leo Agung (2012:136) bahwa media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajikan informasi belajar kepada siswa. Jika program media itu didesain dan dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan dapat diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru. Brown (dalam Leo Agung, 2012:136) menambahkan bahwa media pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Selanjutnya Latuheru (dalam Leo Agung, 2012:137) menegaskan kembali bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar
proses interaksi komunikasi pendidikan antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna. Hamalik (dalam Nunuk Suryani, 2012:146) mengemukakan bahwa penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru siswa, membangkitkan motivasi dan ransangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Dengan demikian, secara umum media pembelajaran berfungsi sebagai berikut: 1) Alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif. 2) Bagian integral dari keseluruhan situasi belajar mengajar. 3) Meletakkan dasar-dasar yang konkret dari konsep yang abstrak sehingga dapat mengurangi pemahaman yang bersifat verbalisme. 4) Membangkitkan motivasi belajar peserta didik. 5) Mempertinggi mutu belajar mengajar. Menurut Sadiman (dalam Leo Agung, 2012:146) menyampaikan fungsi media secara umum, adalah sebagai berikut: 1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat visual. 2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra, missal objek yang terlalu besar untuk dibawa ke kelas dapat diganti dengan gambar atau slide yang bisa ditampilkan lewat film, video, foto atau film bingkai. 3) Meningkatkan kegairahan belajar, memungkinkan siswa belajar sendiri berdasarkan minat dan kemampuannya, dan mengatasi sikap pasif siswa.
4) Memberikan ransangan yang sama, dapat menyamakan pengalaman dan persepsi siswa terhadap isi pelajaran. Menurut Nunuk Suryani (2012:149) Secara umum tujuan penggunaan media pembelajaran adalah: 1. Agar proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dapat berjalan dengan tepat guna dan berdaya guna. 2. Untuk mempermudah bagi guru/pendidik dalam menyampaikan informasi materi kepada peserta didik. 3. Untuk mempermudah bagi siswa dalam menyerap atau menerima serta memahami materi yang telah disampaikan oleh guru/pendidik. 4. Untuk dapat mendorong keinginan siswa untuk mengetahui lebih banyak dan mendalam tentang materi atau pesan yang disampaikan oleh guru/pendidik. 5. Untuk menghindarkan salah pengertian atau salah paham antara siswa yang satu dengan yang lain terhadap materi atau pesan yang disampaikan oleh guru/pendidik. Menurut Sudjana, dkk (dalam Nunuk Suryani, 2012:149) menyatakan tentang tujuan pemanfaatan media pembelajaran adalah: 1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi. 2. Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami. 3. Metode mengajar akan lebih bervariasi. 4. Siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar.
Menurut Nurbiana Dhieni (2009:11.31)
bahwa media Audio Visual
adalah media yang dapat menyampaikan pesan melalui visual berupa gambar dan tulisan dan sekaligus juga melalui suara-suara atau bunyi yang diperdengarkan. Jadi media ini mengandalkan kemampuan penglihatan dan pendengaran dari para penggunanya. Media ini termasuk media yang cukup banyak memberikan pengalaman belajara kepada siswa, karena mampu mengaktifkan kedua indera siswa yaitu penglihatan dan pendengarannya secara lebih maksimal ketika belajar. Selanjutnya Djamarah dan Aswan Zain (2010:124) mengemukakan bahwa audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsure gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media auditif (mendengar) dan visual (melihat). Suprijanto (2005:171) menambahkan bahwa media audio visual merupakan sebuah alat bantu audiovisual yang berarti bahan atau alat yang dipergunakan dalam situasi belajar untuk membantu tulisan dan kata yang diucapkan dalam menularkan pengetahuan, sikap, dan ide. III. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Tapa Kabupaten Bone Bolango. SDN 2 Tapa merupakan salah satu sekolah yang berada di wilayah kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, penelitian kualitatif sebagaimana pendapat Amirul Hadi (2008) dengan mengutip pendapat Bogdan dan Taylor adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang – orang dan perilaku orang yang diamati. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dalam hal ini survai. Penelitian deskriptif dengan pola survai menurut Suryabrata (2003) bertujuan membuat pencandraan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam penelitian ini penulis bertindak mengumpul data dan mengamati. Sebagai pengumpul data penulis bertindak langsung menghubungi sumber – sumber yang sedianya dapat memberikan informasi yang penulis butuhkan. Sumber data sebagaimana batasan bisri (2009) dalam penelitian ini berupa batasan bahan pustaka yang meliputi buku dan dokumentasi resmi. Selain itu adalah berupa hasil pengumpulan data dari pada responden. Untuk lebih jelasnya berikut akan dipaparkan sumber-sumber data penelitian berikut ini : a. Data Primer Data primer didapatkan melalui wawancara atau pengumpulan data langsung kepada para informan. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini petugas lapangan mis: kepala sekolah, guru pamong, dan staf dewan guru b. Data Sekunder Data sekunder adalah data penelitian yang didapatkan melalui hasil penelusuran dokumen resmi pada instansi-instansi resmi yang berhubungan dengan penelitian ini.
Adapun teknik-teknik yang digunakan dalam proses pengumpulan data yaitu : 1. Observasi, yaitu peneliti atau pengamat melihat langsung situasi (obyek) penelitian. Data observasi ini berupa penjelasan yang sesuai dengan fakta, cermat dan sistematis mengenai keadaan kegiatan serta konteks yang sesuai dengan permasalahan tentang mengungkapkan pendapat. 2. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data melalui interaksi langsung dengan para informan yang mengetahui persis permasalahan yang sedang diteliti yakni bagaimana mendeskripsikan kemampuan siswa mengungkapkan pendapat menggunakan media audio visual. 3. Dokumentasi adalah sejumlah data yang dikumpulkan dari hasil proses pembelajaran tentang mengungkapkan pendapat. Data dalam penelitian kualitatif yang berupa kalimat-kalimat atau paragraph, dan dinyatakan dalam bentuk narasi bersifat tentang situasi atau peristiwa, interaksi maupun perilaku dari subjek yang dikumpulkan dan ditulis dalam transkrip atau catatan-catatan lapangan. Proses ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai kebenaran data yang penulis temukan dilapangan. Cara yang penulis lakukan dalam proses ini adalah menyesuaikan atau membandingkan hasil pengumpulan dan pengolahan data dengan beberapa informan yang menurut penulis dapat memberikan pertimbangan terhadap masalah ini.
Dalam penelitian ini, penulis melalui tahap-tahap sebagai berikut : 1. Persiapan, dalam tahap ini penulis melakukan studi awal untuk mengecek layak tidaknya permasalahan, pengecekan sumber data pendukung penelitian, serta pembuatan instrumen penelitan. 2. Pelaksanaan, dalam tahap ini penulis mulai mengadakan langkah penelitian seperti pengumpulan data, pengolahan dan pengujian keabsahan data sebelum penarikan kesimpulan penelitian. 3. Penarikan kesimpulan hasil penelitian.
IV.
HASIL PENELITIAN Untuk mendapatkan gambaran tentang kemampuan siswa mengungkapkan
pendapat menggunakan media audio visual di kelas IV SDN 2 Tapa Kabupaten Bone Bolango. Penelitian ini diadakan di jalan Abdullah Amu No. 35 Desa Kramat Kecamatan Tapa dengan tahap-tahap sebagai berikut; Tahap pertama dilakukan observasi awal pada hari selasa tanggal 14 Mei dalam melakukan penelitian peneliti meminta izin kepada kepala sekolah untuk melakukan penelitian di SDN 2 Tapa sekaligus mewawancarai kepala sekolah untuk mengetahui situasi sekolah tersebut. Tahap kedua dilakukan pada hari rabu tanggal 22 Mei, pada tahap ini peneliti mewawancarai guru kelas IV di SDN 2 Tapa untuk mengetahui bagaimana cara guru dalam menerapkan pelajaran kepada siswa khususnya pelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan media audio visual dan
bagaimana respon siswa tentang model pembelajaran media audio visual yang diterapkan oleh guru. Tahap ketiga dilakukan pada hari jum’at tanggal 24 Mei, dalam tahap ini peneliti mewawancarai siswa untuk mengetahui apakah siswa memahami apa yang diajarkan oleh guru dengan menggunakan media audio visual serta mengetahui bagaimana kemampuan siswa dalam mengeluarkan pendapat. Agar mengetahui kemampuan siswa peneliti mengambil hasil observasi, hasil wawancara, dokumentasi serta tes dari proses pembelajaran. Dari hasil pengamatan yang dilakukan di kelas IV SDN 2 Tapa Kabupaten Bone Bolango pada proses pembelajaran mengenai materi mengeluarkan pendapat dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa tidak mengerti dengan materi tersebut. Hal tersebut dibuktikan yakni: 1) aspek pilihan kata kriteria mampu mencapai 11 orang atau 44 %, kurang mampu 8 orang atau 32%, dan tidak mampu sejumlah 6 orang atau persentas 24 %. 2) aspek struktur kalimat kriteria mampu mencapai 11 orang atau 44 %, kurang mampu 9 orang atau 36 % dan tidak mampu sejumlah 5 orang atau persentas 20 %. 3) Aspek kelancaran 10 orang mampu atau 40 % kriteria mampu, kurang mampu 28 % atau 7 orang dan 8 orang tidak mampu atau 32 %. Pada aspek keberanian kriteria mampu 32 % atau 8 orang, kurang mampu 9 orang atau 36 % sedangkan tidak mampu 8 atau 32 %. Dari gambaran di atas terlihat masih belum tercapainya indikator penilaian. Namun setelah dihubungankan dengan proses pembelajaran pada peneliti menemukan permasalahan baik yang berasal dari dalam diri siswa ataupun dari luar diri siswa diantaranya: (a) kurangnya motivasi belajar siswa
disaat pembelajaran berlangsung, (b) kemampuan daya intelektual yang rendah sehingga menyebabkan siswa agak sulit untuk memahami materi yang diajarkan, (c) kebiasaan belajar yang tidak baik seperti belajar sambil bermain, (d) sarana prasarana pembelajaran yang masih kurang memadai untuk menunjang proses pembelajaran,(e) media yang ditampilkan kurang menarik perhatian siswa. Berdasarkan uraian-uraian tersebut, maka pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih belum mencapai indikator yang telah ditentukan, hal tersebut menjadi bahan masukan untuk guru agar dalam membelajarkan siswa harus dapat memahami karakteristik siswa yang berbeda-beda, selain itu guru harus merencakan sebuah pembelajaran yang menyenangkan sehingga menarik perhatian siswa untuk belajar. V.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan kajian teori dan pembahasan yang dipaparkan pada bab II dan
bab IV, maka dalam penelitian ini penulis dapat menarik kesimpulan bahwa usaha-usaha guru dalam meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan media audio visual sudah berhasil dengan baik. Hal ini dapat dilihat yakni: 1) aspek pilihan kata kriteria mampu mencapai 11 orang atau 44 %, kurang mampu 8 orang atau 32%, dan tidak mampu sejumlah 6 orang atau persentas 24 %. 2) aspek struktur kalimat kriteria mampu mencapai 11 orang atau 44 %, kurang mampu 9 orang atau 36 % dan tidak mampu sejumlah 5 orang atau persentas 20 %. 3) Aspek kelancaran 10 orang mampu atau 40 % kriteria mampu, kurang mampu 28 % atau 7 orang dan 8 orang tidak mampu atau
32 %. Pada aspek keberanian kriteria mampu 32 % atau 8 orang, kurang mampu 9 orang atau 36 % sedangkan tidak mampu 8 atau 32 %. Melaksanakan penilaian ada yang dilakukan pada awal pembelajaran, proses pembelajaran, dan pada akhir pembelajaran. Penilaian dapat berupa pertanyaan lisan dan tulisan. Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut: 1.
Kiranya hasil penelitian ini dijadikan bahan informasi dan masukan serta memperluas pengetahuan dan pemahaman siswa tentang perlunya penerapan media yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
2.
Hasil penelitian ini hendaknya dapat mendorong bagi rekan-rekan guru untuk
dapat
meningkatkan
kemampuan
siswa
dalam
proses
pembelajaran. 3.
Kiranya guru dan orang tua harus memperhatikan anaknya dan mau bekerja sama dengan pihak sekolah.